• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN Hubungan Antara Kesa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN Hubungan Antara Kesa"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Menjaga Kebersihan Sekolah

Mu’azzatul Faridah

2011120009

STKIP Kebangkitan Nasional

Sampoerna School of Education (SSE)

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Saat ini tidak asing bagi kita mengenai isu program Green School. Green School

sendiri menurut Beaver (2009) adalah program sekolah yang didirikan dan direalisasikan dengan menekankan pada program kebersihan sekolah. Dalam program Green School

program yang diutamakan yaitu upaya untuk mendapatkan udara dan sinar matahari dengan baik serta menjaga dan melindungi setiap keamanan dan kenyamanan setiap fasilitas di lingkungan sekolah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Langdon (2007), Green School

adalah program yang tidak banyak mengeluarkan biaya pembangunan. Hal ini dikarenakan untuk mewujudkan program ini pemerintah tidak perlu membangun sekolah baru sehingga biaya yang digunakan untuk melaksanakan 100 sekolah dengan program Green School jauh lebih sedikit dibandingkan biaya untuk mengelola sekolah konvensional atau non-penghijauan. Selain itu Green School juga membantu untuk menghemat energi, melestarikan sumber daya dan mengurangi limbah. Dari penelitian mengenai Green School tersebut dapat dikatakan bahwa menjaga kebersihan sekolah merupakan hal yang sangat penting karena mempunyai banyak manfaat untuk berbagai belah pihak. Untuk membentuk dan mensukseskan program tersebut yang diperlukan adalah kerjasama dari berbagai komponen di sekolah.

(3)

stabilitas, kemampuan dan kefektifan dalam lingkungan hidup. Dari pernyataan di atas, kita melakukan tindakan dalam menjaga kebersihan seperti membuang sampah pada tempat yang telah disediakan, melakukan piket kelas dan menjaga fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah.

Nasby (1989) yang dikutip dalam buku karya Neisser dan Joppling mengungkapkan bahwa individu dengan kesadaran diri tinggi lebih mampu menanggapi perilaku ke dalam persepsi diri mereka. Salah satu penelitian dari O'Rourke, J (2009) juga menyatakan bahwa kesadaran diri berhubungan dengan aspek-aspek penting lain dalam kehidupan. Salah satunya adalah hubungan kesadaran diri terhadap lingkungan, kesehatan serta kedisiplinan. Seseorang akan melakukan suatu tindakan apabila mereka sadar bahwa hal tersebut dianggap penting dan berharga. Dari hasil penelitian-penelitian di atas peneliti berasumsi bahwa jika kedisiplinan berhubungan dengan kesadaran diri, maka dalam tindakan menjaga kebersihan lingkungan setiap individu juga memerlukan kesadaran diri dari setiap masing-masing individu. Hal ini dikarenakan kedisiplinan juga merupakan sebuah tindakan yang perlu dilakukan seseorang, maka sama halnya dengan menjaga kebersihan yang juga merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang.

(4)

B. Perumusan masalah

Fokus penelitian ini berkaitan dengan hubungan antara kesadaran diri dengan tindakan siswa untuk menjaga kebersihan sekolah sehingga tahu apakah benar kesadaran diri memang berhubungan dengan tindakan mereka dalam menjaga kebersihan sekolah. Selanjutnya, permasalahan pokok yang mampu mencakup banyak permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah kesadaran diri berhubungan dengan tindakan siswa dalam menjaga kebersihan sekolah?”.

C. Hipotesis

Merujuk dari fakta yang ada dari pengalaman observasi peneliti serta hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya tentang hubungan kesadaran diri dengan aspek-aspek lain dalam kehidupan, maka dugaan sementara untuk hasil penelitian ini adalah “kesadaran diri siswa berhubungan dengan tindakan siswa dalam menjaga kebersihan sekolah. Semakin siswa sadar akan pentingnya menjaga kebersihan maka siswa akan semakin bersedia untuk melakukan tindakan dalam menjaga kebersihan sekolah”.

D. Tujuan penelitian:

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tindakan siswa dalam menjaga kebersihan sekolah ada hubungannya dengan kesadaran diri yang mereka miliki.

E. Manfaat penelitian:

ď‚· Penelitian ini bermanfaat bagi sekolah untuk mengevaluasi sekolah dalam rangka meningkatkan kebersihan sekolah.

(5)

ď‚· Penelitian ini bermanfaat bagi siswa agar lebih peduli terhadap kesadaran kebersihan diri apabila memang hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran kebersihan diri mempengaruhi tindakan siswa dalam menjaga kebersihan sekolah.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Sebelum penelitian ini dilakukan, ada beberapa penelitian yang sudah mengangkat topik dan variabel yang hampir sama dengan penelitian ini, yaitu hubungan antara kesadaran diri dengan aspek kehidupan lain. Salah satunya yaitu Nasby (1989) yang menyebutkan bahwa seseorang yang mempunyai kesadaran diri tinggi akan mampu menanggapi dan menerapkan apa yang mereka tahu ke dalam tindakan yang akan mereka lakukan. Sebaliknya, orang dengan kesadaran rendah lebih cenderung mengabaikan setiap tindakan mereka, sehingga akan mengalami kesulitan dalam setiap pekerjaan mereka. Selain itu penelitian dari O'Rourke (2009) juga menyatakan bahwa kesadaran diri berhubungan dengan aspek-aspek lain dalam kehidupan. Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa kesadaran diri berhubungan dengan aspek kesehatan, lingkungan serta kedisiplinan. Seseorang akan melakukan suatu tindakan apabila mereka sadar bahwa hal tersebut dianggap penting dan berharga untuk dirinya. Penelitian ini menyatakan jika mereka sadar bahwa menjaga kedisiplinan dilakukan oleh banyak orang dan hal tersebut berdampak baik maka mereka akan semakin sadar dan akan mengikuti orang lain untuk melakukan hal tersebut. Dalam sebuah jurnal penelitian juga disebutkan bahwa banyak peneliti mempunyai pendapat yang telah diujikan, yaitu:

(6)

given significantly greater developmental opportunities that serve to enhance their abilities.”

Penelitian-penelitian di atas secara jelas menyebutkan bahwa kesadaran diri berhubungan dengan tindakan atau aspek kehidupan lain. Beberapa penelitian diatas menggunakan metode kualitatif dengan melakukan observasi dan interview. Hasil penelitian mereka tidak hanya dilakukan untuk sekedar mengetahui apakah kesadaran diri berhubungan dengan sebuah tindakan. Namun, penelitian mereka cenderung bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesadaran diri dapat berhubungan dan mempengaruhi sebuah tindakan.

Kesadaran diri

Kesadaran diri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional atau Emotional Intellegence, sehingga kesadaran diri berkaitan erat dengan kecerdasan emosional. Ada dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional (Goleman, 1995) dimana hal ini berkaitan dengan aspek yang ada di dalamnya. Faktor yang pertama datang dari internal yang merupakan faktor yang timbul dari dalam diri individu yang dipengaruhi oleh keadaan otak emosional seseorang. Serta faktor eksternal yang merupakan faktor yang datang dari luar individu dan mempengaruhi atau mengubah sikap pengaruh luar yang bersifat individu. Pengaruh tersebut dapat secara perorangan, secara kelompok, antara individu dengan kelompok atau sebaliknya, juga dapat bersifat tidak langsung yaitu melalui perantara misalnya media massa baik cetak maupun elektronik serta informasi yang canggih melalui internet.

(7)

Self-Confidence berarti mampu untuk menunjukkan apa saja yang ada pada dirinya dan mengambil keputusan untuk segala sesuatu terhadap dirinya.

Tindakan dalam menjaga kebersihan sekolah

Menurut Benjamin Bloom yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) ada 3 domain yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu perilaku, sikap dan tindakan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketiga hal tersebut antara lain pengalaman pribadi. Pengalaman yang sulit untuk dilupakan menjadi dasar pembentukan tindakan. Oleh karena itu, tindakan akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional yang dapat merekat lama dalam otak. Dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama terrekam sehingga hal tersebut mampu membentuk sebuah tindakan dengan baik.

Yang kedua yaitu kebudayaan. Pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) adalah salah satu hal yang membentuk kepribadian seseorang. Pengaruh dari orang lain dianggap penting untuk membentuk sebuah tindakan. Pada umumnya, individu melakukan hal yang sesuai dengan tindakan orang-orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dikarenakan individu tersebut enggan mendapatkan konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

Media massa juga mampu mempengaruhi sebuah tindakan dari individu. Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan ide setiap orang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal menjadikan individu berfikir sehingga tindakan akan terbentuk dari hasil pemikiran-pemikiran tersebut.

(8)

Faktor yang terakhir yaitu emosi diri. Terkadang suatu bentuk tindakan merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran emosi. Tindakan demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu masalah telah hilang, akan tetapi dapat pula menjadi kebiasaan sehingga tindakan tersebut akan bertahan lama.

Lebih lanjut, Notoatmodjo mengungkapkan beberapa tingkatan dalam sebuah tindakan, yaitu: (a). Persepsi (perception) yaitu mengenal dan memilih berbagai objek yang akan dilakukan. (b). Respon terpimpin yaitu melakukan segala sesuatu sesuai dengan urutan yang terstruktur. (c). Mekanisme yaitu melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis dan (d). Adaptasi yaitu suatu praktek atau tindakan yang yang sudah berkembang dan dilakukan dengan baik.

Selain itu, ada juga kriteria yang menjadi acuan peneliti dalam menjaga kebersihan sekolah yaitu sesuai dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah: Mencuci tangan dan menggosok gigi dengan bersih setiap akan atau sesudah melakukan pekerajan. Mengkonsumsi makanan yang bergizi, tidak jajan sembarangan dan makan sesuai dengan kriteria 4 sehat 5 sempurna. Menjaga kebersihan setiap tempat yang ada di sekolah, seperti membuang sampah pada tempatnya, mengelola sampah sesuai dengan tipenya dan atau melaksanakan piket kelas. Melakukan olahraga secara teratur, seperti senam secara rutin. Serta mengatur waktu istirahat dengan baik.

Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan perlu didukung sarana dan prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup (Indiarti, 2011) antara lain meliputi: Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan lingkungan hidup. Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan sekolah. Penghematan sumberdaya alam (listrik, air, dan ATK). Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat. Serta pengembangan sistem pengelolaan sampah.

Hubungan antar variabel

(9)

Teori Mayer (2005) yang dikutip dari buku Goleman menyebutkan bahwa ada 3 tindakan yang orang lakukan dalam menangani kesadaran diri, dalam penelitian ini tindakan yang dimaksud disini yaitu tindakan dalam menjaga kebersihan sekolah. Pertama, sadar diri. Dalam menjaga kebersihan, mereka peka akan suasana hati mereka ketika mengalaminya. Tahu tindakan yang tepat untuk mereka lakukan sesuai dengan kondisi yang mereka hadapi. Ketika mereka sadar bahwa menjaga kebersihan seperti membuang sampah, piket dan mencuci tangan adalah tindakan yang tepat atau tahu hal yang perlu dilakukan maka mereka akan melakukan tindakan-tindakan tersebut sesuai dengan kondisi disekitarnya.

Yang kedua, tenggelam dalam permasalahan. Dalam menjaga kebersihan, mereka adalah orang-orang yang dikuasai oleh emosi dan tak kuasa untuk melepaskan diri, seolah-olah suasana hati mereka telah mengambil alih kekusaan. Misalnya, ketika mereka melihat sampah mereka tahu dan sadar bahwa mereka harus membuangnya. Namun ketika mereka merasa malas atau tidak ingin membuangnya maka mereka akan membiarkan sampah tersebut tanpa ada tindakan apa pun. Hal ini dikarenakan mereka adalah orang-orang yang telah dikuasai oleh emosi mereka sehingga akan kesulitan dalam mengambil sebuah tindakan.

Yang terakhir yaitu Pasrah. Dalam menjaga kebersihan sekolah, mereka peka akan apa yang mereka lihat disekitarnya, seperti ketika mereka melihat sampah yang berserakan mereka sebenarnya tahu bahwa sampah tersebut harus dibuang namun mereka justru cenderung membiarkan sampah tersebut begitu saja tanpa ada usaha untuk mengambil tindakan yang tepat dalam menanggapinya.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya pada sub-bab penelitian sebelumnya, penelitian ini hanya bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kemauan tindakan siswa dalam menjaga kebersihan sekolah dengan tingkat kesadaran diri yang mereka miliki. Peneliti tidak akan menguraikan secara mendalam tentang hubungan antar dua variabel dan keberagaman tindakan sebagai hasil dari atribut penelitian, namun peneliti hanya ingin melihat tinggi rendahnya kesadaran diri berhubungan dengan kemauan siswa dalam melakukan tindakan sebagai atributnya.

(10)

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan pendekatan penelitian:

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan korelasi. Metode penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan korelasi adalah metode yang menghubungkan adanya hubungan antar variabel. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui adanya hubungan antara variabel pertama dan variabel kedua yaitu hubungan antara kesadaran diri dengan tindakan siswa dalam menjaga kebersihan sekolah. Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini peneliti hanya ingin mengetahui kebenaran hubungan antar variabel maka hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Peneliti tidak akan mencari tahu secara mendalam tentang hasil dari variabel seperti alasan dan proses di dalamnya. Di dalam penelitian ini pengumpulan data untuk menentukan pada tingkatan apa terdapat hubungan antara kesadaran diri dan tindakan siswa dalam menjaga kebersihan sekolah. Dari beberapa indikator di atas maka metode yang paling tepat digunakan untuk penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasi.

B. Variabel:

- Kesadaran diri sebagai variabel X.

- Tindakan siswa dalam menjaga kebersihan sekolah sebagai variabel Y.

C. Definisi operasional

(11)

memiliki pikiran positif (positive thinking) di dalam menilai sebuah fenomena kehidupan betapapun buruknya fenomena tersebut di mata orang lain.

Menurut Goleman (1997) Self awareness atau kesadaran diri, artinya mengetahui keadaan dalam diri dan hal-hal yang lebih disukai. Kompentensi yang pertama adalah mengenali emosi sendiri, mengetahui kekuatan dan keterbatasan diri, dan keyakinan akan kemampuan sendiri. Goleman mengungkapkan bahwa kesadaran emosional lebih mempengaruhi kesuksesan seseorang dibanding dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecerdasan emosional.

Sedangkan tindakan juga memiliki beberapa definisi yang telah diungkapkan oleh beberapa tokoh. Tindakan menurut Notoatmodjo (2007) adalah sebuah sistem dari suatu pengamatan yang muncul dari persepsi kemudian terdapat respon untuk mewujudkannya ke dalam suatu bentuk objek. Selain itu, Susanto mengungkapkan bahwa tindakan adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara teratur dan mempunyai tujuan dalam melakukannya.

Dari berbagai teori tentang kesadaran diri dan tindakan menjaga kebersihan sekolah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kesadaran diri dalam mengambil tindakan untuk menjaga kebersihan sekolah adalah kemampuan untuk mengetahui dan memahami emosi diri dalam mengambil suatu perbuatan atau gerakan dalam menjaga kebersihan sekolah dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi keadaan di lingkungan sekitarnya.

D. Populasi dan sampel penelitian

(12)

reliabel terhadap variabel yang akan diteliti. Jika subjek tidak memenuhi kriteria jumlah dari random sampling maka koefisien korelasi yang dihasilkan tidak akurat.

E. Instrumen dan teknik pengumpulan data

Salah satu karakteristik yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah dengan menggunakan kuesioner yang jawabannya dapat digeneralisasikan oleh peneliti. Kuesioner yang diberikan oleh peneliti berisi 15 pertanyaan singkat dengan model pilihan ganda tanpa ada jawaban benar atau salah. Semua jawaban berdasarkan apa yang dialami oleh partisipan. Kuesioner tersebut berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada apa yang telah dijelaskan di dalam kajian pustaka. Hasil kuesioner tersebut digunakan sebagai data bagi peneliti untuk mengetahui adanya hubungan antar variabel. Peneliti menggunakan metode pilihan ganda dimaksudkan untuk membuat para partisipan yang usianya masih sekitar 7 sampai 11 tahun dapat dengan mudah memahami dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner.

F. Prosedur penelitian

Hal pertama yang dilakukan peneliti adalah meneliti keadaan sekitar dengan melakukan observasi ke sekolah selama 8 hari untuk melihat masalah apa saja yang muncul di lapangan. Kemudian mengambil satu masalah yang menurut peneliti menarik dan layak untuk diteliti, yaitu kesadaran diri siswa dengan tindakan dalam menjaga kebersihan sekolah. Selanjutnya, peneliti memahami isu masalah yang telah ditemukannya dan menjadikannya sebagai perumusan masalah dan merumuskan hiphotesis.

(13)

Peneliti akan mengumpulkan data berupa kuesioner sebagai langkah selanjutnya. Dalam mengumpulkan kuesioner peneliti harus mendampingi partisipan dan menjelaskannya terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan supaya memudahkan partisipan dalam menjawab kuesioner. Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah membuat analisis dan kesimpulan berdasarkan data yang telah ada serta mengaplikasikan konsep yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti.

F. Analisis data:

Hasil dari penelitian ini yaitu berupa data statistik yang nantinya akan dianalisis menggunakan Ms. Excel untuk mengetahui koefisien korelasi antar variabelnya. Apabila terdapat hubungan antara kesadaran diri dan tindakan siswa dalam menjaga kebersihan sekolah, maka itu berarti ada rentangan skor pada suatu pengukuran yaitu kesadaran diri berkaitan dengan rentangan skor pada pengukuran yang lain yaitu tindakan dalam menjaga kebersihan sekolah.

Seperti yang dijelaskan Gay (1981) yang dikutip dalam bukunya Emzir bahwa jika dua variabel mempunyai hubungan yang tinggi, maka akan diperoleh koefisian korelasi mendekati +1,00 (atau -1,00) dan sebaliknya, koefisien korelasi mendekati 0,00 apabila tidak adanya atau rendahnya hubungan antar kedua variabel.

(14)

Anonim. (2009). Undang-Undang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU 32 thn 2009). Diakses pada tanggal 27 Mei dari situs: http://carapedia.com/perlindungan_pengelolaan_lingkungan_hidup_thn_2009_info182 1.html.

Beaver, R. (2009). Green School Primer: Lessons in sustainability. Mulgrave: The Graphic Image Studio Pty Ltd.

Bradberry, T. & Greaves, J. (2005). Emotional Intelligence. San Diego: Talent Smart.

Cameron, Mark, Sheppard & Sandra, M.(2006) Children & Schools. School Discipline and Social Work Practice: Application of Research and Theory to Intervention, 28.

Emzir. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan kualitatif. Jakarta Utara: PT Rajagrafindo Persada.

Fletcher, C., & Bailey, C. (2003). Assessing self-awareness: Some issues and methods.

Journal of Managerial Psychology, 18(5), 395-404.

Goleman, D.(1995). Emotional Intelligence: Mengapa EI Lebih Penting daripada IQ. Jakarta: PT Gramedia Utama.

Indiarti, W.S. (2011). Pengertian Sekolah Adiwiyata. Ganesa. Diambil pada tanggal 26 Mei dari situs: http://gerakanpramukaganesa.blogspot.com/2011/02/adiwiyata-adalah-program-terhadap.html.

Langdon, D. (2007). Cost of Green Revisited: Reexamining the feasibility and cost impact of sustainable design in the light of increased market adoption. United Technologies. Diakses tanggal 30 Mei dari situs http://www.centerforgreenschools.org/myths.aspx.

(15)

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-prinsip dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

O'Rourke. (2009). Understanding self-awareness: A heuristic study of the relationship with self and other, 3330526.

Sotedjo. (2005). Langkah-Langkah Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga. Jakarta: Azka Press.

Susanto, B.A. (1994). Teologi dan Praksis Komunitas Post Modern. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Wenke, D., Waszak, F., & Haggard, P. (2009). Action selection and action awareness.

Psychological Research, 73(4), 602-12. doi:10.1007/s00426-009-0240-4.

LAMPIRAN

(16)

1. Apa yang akan kamu lakukan jika melihat sampah di lingkungan sekolah? a. Membuangnya.

b. Membiarkannya.

c. Memberikan kepada teman.

2. Apakah kamu selalu melaksanakan piket atau tugas kamu setiap waktu? a. Ya.

b. Tidak.

c. Kadang-kadang.

3. Apakah jika kamu tahu bahwa menjaga kebersihan itu penting, maka kamu akan melakukan tindakan dalam menjaga kebersihan sekolah?

a. Ya. b. Tidak.

Referensi

Dokumen terkait

The Merdeka Belajar curriculum policy needs to be followed up by Islamic boarding schools to make plans in implementing the Merdeka Belajar curriculum so that it can

After analyzing the data gathered during the observation and interview, the researcher discovered that several factors influenced the English teacher's decision to switch

"Conversation Analysis and Language Alternation", John Benjamins Publishing Company,

The procedures for this national collaborative research were (1) The researchers asked for permission from the university, faculty, department and then the coordinator

Feedback Workshop for English Teachers in Designing Questions Based on Higher Order Thinking Skill", AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 2022

Therefore, the current study aims to find out whether there is an improvement in teacher competence and the quality of English language questions at the Junior High School level

Referring to the research questions or research objectives, this section will be devoted to discussing two key findings, that is the readiness of the teacher in promoting

"Mastery of STEM-Based Research Approach of Science Teachers In Jakarta", AL-ISHLAH: Jurnal.