Laporan Perjalanan Tutorial Keluarga Pendikar Ikhwan 018 ke-7
EVALUASI KEHADIRAN INDIVIDU
NO NAMA LENGKAP NIM HTW HT S I A Keterangan
1 Sabri (Tutor) F1061131005 1 0 0 0 0
2 Muhammad RoniRiansyah F1011141073 1 0 0 0 0
3 Yalenko Afirio I1011141048 1 0 0 0 0
4 Harjo C1011141014 1 0 0 0 0
5 Yudi Angga Pratama B1011141064 1 0 0 0 0
6 Abdul Alim A1011141069 1 0 0 0 0
7 Andri D1041141060 1 0 0 0 0
8 Marsudi Utomo D1011141035 1 0 0 0 0
9 Haidir Ali E1041141015 1 0 0 0 0
10 Muhammad Adji FaturNugraha G1011141062 1 0 0 0 0
11 Refly Rizaldy E0061141081 1 0 0 0 0
12 Arlondi Permana E0121141029 1 0 0 0 0
EVALUASI UKHUWWAH ISLAMIYAH
No AKTIFITAS NOMOR URUT ABSENSI
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Silaturrahim ke rumahanggota keluarga lain 1 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2 1,2
Ringkasa materi dakwah keluarga 018 di Mesjid Muhtadin
Sabtu, 18 Oktober 2014
Makna dan Fungsi Dua Kalimah Syahadat
“Asyhadu an laa ilaaha illallÄh wa asyhadu anna Muhammad RasuulullÄh”
Artinya:
”Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”.
1. Makna syahadat “la ilaha illallah”
Ketika seseorang mengucapkan syahadat ini, berarti dia mengakui dengan lisan dan hatinya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dan dijadikan tujuan ibadah kecuali Allah. Adapun semua sesembahan selain Allah adalah sesembahan yang batil dan tidak boleh dijadikan tujuan beribadah.
2. Makna syahadat “Muhammad adalah utusan Allah”
Pengakuan untuk menaati Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam semua syariat yang beliau bawa, baik bentuknya berita, perintah, maupun larangan. Ketika seseorang
mengucapkan syahadat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, berarti dia siap untuk melaksanakan konsekuensi berikut:
- Menaati semua perintahnya.
- Menjauhi semua larangannya.
- Membenarkan semua berita darinya.
3.
Fungsi syahadat dalam Islam
Syahadat merupakan gerbang pertama yang memasukkan seseorang ke dalam Islam, karena dalam syahadat terkandung pengakuan terhadap ke-Esa-an Allah dalam rububiyah dan
uluhiyah-Nya. Inilah inti dakwah para rasul. Allah berfirman,
“Tidaklah Kami utus seorang rasul pun sebelum kamu (Muhammad) kecuali Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku.
Karena itu, sembahlah Aku.” (QS. Al-Anbiya’:25)
Imam An-Nawawi mengatakan, “Ahlus sunnah sepakat bahwa seseorang tidak dianggap mukmin kecuali orang yang hatinya meyakini kebenaran Islam dengan seyakin-yakinnya, bersih dari segala keraguan, dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Jika salah satunya tidak ada maka dia tidak termasuk mukmin, kecuali jika dia tidak mampu mengucapkan
syahadatain karena cacat lisan atau dalam kondisi di ambang sekarat. Dalam keadaan demikian, tidak memungkinkan baginya untuk mengucapkan syahadat, sehingga dia tetap dikatakan sebagai seorang mukmin.