Model Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
1. Model Pembelajaran Advance Organizer
Model mengajar Advance Organizer adalah salah satu model dalam rumpun pemprosesan informasi yang dikembangkan oleh David Ausubel (1963). Menurut Ausubel (1963, 1977), seseorang memperoleh pengetahuan terutama melalui penerimaan bukannya melalui penemuan. Konsep, prinsip, dan ide atau gagasan dipresentasikan dan diterima oleh seseorang, bukan melalui penemuan. Pandangan ini berbeda dengan Bruner, yang menyatakan bahwa belajar seseorang dilakukan melalui penemuan (discovery learning). Ausubel menekankan bahwa apa yang diketahui sebagai meaningful verbal learning, informasi verbal, ide-ide, dan hubungan diantara ide-ide, terjadi secara bersamaan. Rote mamorization tidak dianggap memiliki makna, karena bahan yang dipelajari melalui belajar cepat ini tidak berkaitan dengan pengetahuan yang sudah ada. Sayangnya, walaupun belajar secara cepat ini tidak efektif banyak pelajaran masih nampak sedikit mendasarkan padanya. Ausubel juga mengajukan suatu model pengajaran ekspositori (expository teaching) untuk mendorong kebermaknaan ini bukan melalui belajar cepat. Exposition artinya menjelaskan, atau menyajikan fakta-fakta dan ide-ide).
David Ausubel dalam Joyce, et al (2009:208) mengemukakan teorinya menyangkut tiga hal : 1. Bagaimana ilmu itu diorganisasikan artinya bagaimana seharusnya isi kurikulum itu
di tata.
3. Bagaimana guru seharusnya mengajarkan informasikan baru itu sesuai dengan teori tentang isi kurikulum dan teori belajar.
4. Sintaks
Model pembelajaran Advance Organizer terdiri dari tiga tahap.
Tabel 2.1: Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer
Tahap
Kegiatan Pembelajaran
Tahap-1 Penyajian
Advance Organizer 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Menyajikan Advance Organizer
3. Menumbuhkan kesadaran pengetahuan dan pengalaman mahasiswa yang relevan.
Tahap-2Penyajian
bahan pelajaran 1. Membuat organisasi secara tegas
2. Membuat urutan bahan pelajaran secara logis dan eksplisit
3. Memelihara suasana agar penuh perhatian
4. Menyajikan bahan
Tahap-3Penguatan
organisasi kognitif 1. Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi integratif
2. Meningkatkan kegiatan belajar (belajar menerima)
3. Melakukan pendekatan kritis guna memperjelas materi pelajaran
4. Mengklarifikasikan
(Hidayat: 2008)
TAHAP PERTAMA : PENYAJIAN ADVANCE ORGANIZER
Menyajikan Advance Organizer. Organizer harus dibangun berdasarkan konsep-konsep penting atau rancangan-rancangan suatu disiplin atau bidang kajian. Menyampaikan Advance organizer adalah gagasan dalam dirinya sendiri dan, seperti materi pelajaran, harus dieksplorasi secara terampil. Pertama, organizer harus dibangun sehingga pembelajar dapat menghayati kegunaannya. Fitur utama suatu organizer dengan demikian adalah, bahwa ia berada dalam tingkat abstraksi dan generalisasi yang paling tinggi daripada tugas pembelajaran itu sendiri. Tingkat abstraksi tertinggi adalah apa yang membedakan organizer dengan overview (pengenalan), yang ditulis (atau diucapkan) pada tingkat abstraksi yang sama sebagaimana materi pembelajaran. Hal ini disebabkan karena organizer tersebut, sebenarnya, merupakan preview (tampilan awal) dari materi pembelajaran. (joyce, et al., 2009:290).
TAHAP KEDUA : PENYAJIAN BAHAN PELAJARAN
Aunurrahman (2009:160) mengemukakan beberapa tugas yang harus diselesaikan pada tahap dua yaitu mengemukakan beberapa tugas yang harus diselesaikan pada tahap ini yaitu: Membuat organisasi secara tegas, membuat urutan bahan pelajaran secara logis dan eksplisit, memelihara suasana agar penuh perhatian, dan menyajikan bahan. Dalam membuat organisasi secara tegas dan membuat urutan bahan pelajaran secara logis dan eksplisit, model pembelajaran advance organizer dapat menggunakan media peta konsep dalam aplikasinya dan untuk mempertahankan perhatian dapat dilakukan dengan berbagai rangsangan (gerakan, sikap, nada suara) atau menggunakan media lain untuk melengkapi presentasi. Fase kedua dapat dikembangkan dalam bentuk diskusi, melakukan percobaan, ceramah, mahasiswa memperhatikan gambar-gambar, membaca teks, yang masing-masing diarahkan pada tujuan pengajaran yang ditunjukan pada langkah pertama.
TAHAP KETIGA : PENGUATAN ORGANISASI KOGNITIF
Pada tahap ketiga, Joyce, et al (2009:291) mengemukakan beberapa cara untuk memfasilitasi rekonsiliasi integratif yaitu (1) mengingatkan siswa tentang gagasan-gagasan (gambaran yang lebih besar); (2) meminta ringkasan tentang sifat-sifat penting materi pembelajaran baru; (3) mengulangi definisi-definisi yang tepat; (4) meminta perbedaan-perbedaan di antara aspek-aspek materi.
pengalaman pribadi mereka; (3) meminta siswa untuk memberikan materi secara lisan dan menerjemahkannya ke dalam istilah mereka sendiri dan kerangka acuan sendiri.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)
Model pembelajaran kooperatif GI merupakan metode pembelajaran dengan mahasiswa belajar secara kelompok, kelompok belajar terbentuk berdasarkan topik yang dipilih mahasiswa. Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur yang lebih rumit daripada pendekatan yang lebih berpusat pada guru. Dalam pembelajaran koo[eratif GI mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 2-6 orang mahasiswa yang heterogen. Kelompok memilih topik untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topic yang dipilih, selanjutnya menyiapkan dan mempresentasikan laporan di depan kelas.
Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan (Trianto, 2012). Model ini dikembangkan pertama kali oleh Thelan.
Menurut Slavin (dalam Vierwinto, 2012)membagi langkah-langkah pelaksanaan model investigasi kelompok meliputi 6 (enam) tahapan.
1) Mengidentifikasikan topik dan membuat kelompok
a) Para mahasiswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran.
b) Para mahasiswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih.
c) Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan mahasiswa dan harus bersifat heterogen.
d) Dosen membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan. 2) Merencanakan tugas yang akan dipelajari
a) Para simahaswa merencanakan tugas yang akan dipelajari (apa yang dipelajari?, bagaimana mempelajarinya?, siapa melakukan apa?, untuk tujuan atau kepentingan apa menginvestigasi topik tersebut?)
3) Melaksanakan investigasi
a) Para mahasiswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
c) Para mahasiswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis semua gagasan.
4) Menyiapkan laporan akhir
a) Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka.
b) Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi.
c) Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.
5) Mempresentasikan laporan akhir
a) Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk. b) Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif.
c) Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasn dan penampilan presentasu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.
6) Evaluasi
a) Para mahasiswa saling memberikan umpan balik menganai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka.
b) Dosen dan mahasiswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran mahasiswa. c) Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling
Tabel 01. Rancangan Sintaks Model GI di Kelas
Fase Kegiatan Pembelajaran
Mempusatkan perhatian mahasiswa.
Memotivasi mahasiswa (memfokuskan perhatian mahasiswa) dengan cara tanya jawab berkaitan dengan materi dalam kehidupan sehari-hari.
Menyampaikan tujuan pembelajaran Mengidentifikasi topik
dan membagi
mahasiswa ke dalam kelompok
Dosen memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memberikan kontribusi apa yang akan mereka selidiki Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas
Memberikan masukkan terhadap topik yang akan diteliti dan diinvestigasi sesuai materi yang akan dipelajari
Membentuk kelompok
Merencanakan tugas Mempersiapkan dan menata sumber belajar
Membuat penyelidikan Memfasilitasi, membimbing serta mengawasi mahasiswa yang sedang berfantasi dan berinvestigasi agar setiap kelompok dapat bekerja optimal
Mahasiswa mengumpulkan, menganalisi dan mengevaluasi informasi membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai sebuah masalah kelompok
Mempresentasikan
tugas akhir Mahasiswa memprentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain memberikan pertanyaan dan tanggapan Memberikan reinforcement pada kelompok yang
penampilannya baik dan memberikan motivais pada kelompok yang kurang baik
Memberikan penegasan terhadap masing-masing bahasan dari setiap kelompok
Evaluasi
pembelajaran Membantu mahasiswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dipelajari yang telah dipelajari Menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari Mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan dengan
menggunakan tes hasil belajar b)
(diadaptasi Trianto, 2011)
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pengertian model Pembelajaran Berbasis Masalah disini diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka (open-ended) untuk diselesaikan oleh peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru. Pembelajaran ini berbeda dengan pembelajaran konvensional yang jarang menggunakan masalah nyata atau menggunakan masalah nyata hanya di tahap akhir pembelajaran sebagai penerapan dari pengetahuan yang telah dipelajari. Pemilihan masalah nyata tersebut dilakukan atas pertimbangan kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi dasar. Ibrahim dan Nur (2000 : 13) dan Ismail (2000) mengemukakan angkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai berikut
Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
1. Orientasi masalah
Menginformasikan tujuan pembelajaran
Menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadi pertukaran ide yang terbuka
Mengarahkan pada pertanyaan atau masalah
Mendorong mahasiswa mengekspresikan ide-ide secara terbuka
2. Mengorg
anisasikan mahasiswa untuk belajar
Dosen memfasilitasi mahasiswa untuk memahami masalah nyata yang telah disajikan, yaitu mengidentifikasi apa yang mereka ketahui, apa yang perlu mereka ketahui, dan apa yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Mahasiswa berbagi peran/tugas untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Menguji pemahaman mahasiswa atas konsep yang ditemukan
3. Memban
tu
menyelidiki secara mandiri atau kelompok
Memberi kemudahan pengerjaan mahasiswa dalam mengerjakan/menyelesaikan masalah
Mendorong kerjasama dan penyelesaian tugas-tugas
Mendorong dialog, diskusi dengan teman
Membantu mahasiswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang berkaitan dengan masalah
Membantu mahasiswa merumuskan hipotesis
Membantu mahasiswa dalam memberikan solusi
4. Mengem
bangkan dan menyajikan hasil kerja
Membimbing mahasiswa mengerjakan lembar kegiatan (LK)
Membimbing mahasiswa menyajikan hasil kerja
dalam bentuk gagasan, model, bagan, atau Power Point slides.
5. Mengana
lisa dan mengevaluas
i hasil
pemecahan
Membantu mahasiswa mengkaji ulang hasil pemecahan masalah
Memotivasi mahasiswa untuk terlibat dalam pemcahan masalah
Dosen memfasilitasi mahasiswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses penyelesaian masalah yang dilakukan
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
Alamat: Jl. Sisingamangaraja-Teladan Telepon (061) 7869730 Medan-Idonesia
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
MATA KULIAH KODE Rumpun MK Bobot (sks) SEMESTER Tgl Penyusunan
Metodologi Penelitian MKK746369 Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan 3
OTORISASI Dosen Pengembang RPS Koordinator RMK Ka PRODI
Capaian Pembelajaran CPL- PRODI
Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila.
S 4
S 9 Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri.
P 1 Menguasai metoda pembelajaran dan metodologi penelitian pendidikan dan mengkombinasikan dengan keilmuan teknik-teknik statistik.
P 3 Menguasai prinsip evaluasi dan metodologi penelitian pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan di sekolah menengah.
KU 1 Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis,dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan/atau teknologi sesuai dengan bidang keahliannya.
KU 2 Dapat mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan, teknologi atau seni sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah untuk menghasilkan solusi, gagasan, desain, atau kritik seni serta menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir.
KU 3 Dapat mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis terhadap informasi dan data.
KK 3 Mampu melakukan evaluasi proses pembelajaran dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (action research) sesuai dengan kaidah metodologi penelitian pendidikan
CP - MK
1 Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip dan etika penelitian (KU8, KK3)
2 Mahasiswa mampu merumuskan masalah dan menyusun hipotesis penelitian (P3, KU1, KK3)
3 Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai metode penelitian (KK3)
4 Mahasiswa mampu mengumpulkan, mengolah data dan mengeinterpretasi hasilnya secara logis dan sistematis (S9, KU1)
5 Mahasiswa mampu menyusun proposan penelitian dan mempresentasikannya (S9, KU 2, KU8)
Deskripsi Singkat MK Pada mata kuliah ini mahasiswa belajar tentang prinsip-prinsip dan metode penelitian pendidikan yang akan digunakan kelak pada saat melakukan penelitian skripsi atau penelitian tugas akhir. Mahasiwa belajar mengenai pengeertian pengetahuan, ilmu, filsafat dan etika dalam penelitian, merumuskan masalah, membuat hipotesis, membuat rancangan penelitian sesuai dengan metode penelitian yang dipilih,
mengumpulkan dan mengolah data hasil pengukuran dan menyusun proposan penelitian.
Materi Pembelajaran / Pokok Bahasan
1. Pengertian Pengetahuan, ilmu, dan filsafat
2. Pendekatan ilmiah dan non ilmiah, tugas ilmu dan penelitian 3. Identifikasi masalah, tinjauan pustaka, dan Perumusan masalah
4. Metode penelitian (Metode Penelitian kualitatif, Metode Kuantitatif, dan Metode Kombinasi) 5. Kerangka Teoritis dan penyusunan hipotesis ; Dasar-dasar teori, variabel penelitian, dan hipotesis)
6. Pemilihan sampel, terminologi yang sering digunakan, alasan pemilihan sampel, karakteristik sampel, metode penentuan sampel. 7. Pengembangan instrumen pengumpul data ; spesifikasi instrumen, pengujian instrumen, analisis hasil pengujian, validitas dan reabilitas
instrumen, penentuan perangkat akhir instrumen
8. Pengumpulan data dan pengolahan data ; jenis data (kuantitatif, kualitatif) ; data sekunder, data primer, dan pengolahan data statistik 9. Rancangan eksperimen sederhana pembuatan proposal serta format penyusunannya.
Pustaka Creswell, J. W. (2012). Educational Research : Planning, Conducting, and Evaluating Quantitatif and Qualitatif Research (third edition). Boston : PEARSON
Sugiyono. (2013). Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi (STD). Bandung : Alfabeta
Sugiyono (2009). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D . Bandung : Alfabeta Sugiyono (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Suharsimi, A.(2013). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Media Pembelajaran LCD dan internet
Minggu 1-2 Mahasiswa mampu
menjelaskan tentang pengetahuan, ilmu, filsafat, dan prinsip dan etika dalam penelitian dan menyusunnya dalam sebuah karya tulis dan mempresentasikannya dengan penuh tanggung jawab.
Prinsip dan Etika Penelitian
Pengertian Pengetahuan, ilmu dan filsafat,
Pendekatan ilmiah dan non ilmiah
Tugas ilmu dan penelitian
Etika dalam penelitian
Diskusi dan
3 x 50’ Tanya jawab,Tugas Diskusi mandiri dan
presentasi
-Ketepatan menjelaskan tentang pengetahuan, ilmu dan filsafat
-Ketepatan menjelaskan etika dalam
3-4 Mahasiswa mampu merumuskan masalah dan menyusun hipotesis penelitian
Mengidentifikasi masalah penelitian (kajian pustaka)
Merumuskan masalah penelitian
Merumuskan hipotesis deskriptif, komparatif, asosiatif
Ceramah, Telaah literatur dan metode diskusi GI Tugas 2 : Mengkaji
3 x 50 Tanya jawab,Tugas mandiri, Makalah dan
presentasi
-Ketepatan menganilisis permasalahan dalam artikel jurnal
-Ketepatan menganilisis permasalahan dalam skripsi
-Ketepatan menganalisis hipotesis penelitian dalam skripsi
15 %
5-6 Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai metode penelitian
Jenis-jenis metode penelitiannya serta jenis penelitian yang tercakup di dalam setiap metode
Telaah literatur, ceramah dan
metode diskusi GI
Tugas 4 : Telaah Jurnal
3 x 50 Tanya jawab,Tugas mandiri, Makalah dan
presentasi
-Ketepatan uraian jenis penelitian dan metode yang digunakan
-Ketepatan analisis jurnal tentang penggunaan metode penelitian
10 %
7 Mahasiswa mampu mendesain sampel penelitian
Terminologi yang digunakan dalam pemilihan sampel, alasan pemilihan sampel Karakteristik sampel Metode dalam penentuan
sampel
Kuliah dan metode diskusi GI
Presentasi makalah Tugas 5 : presentasi makalah tentang
memilih dan
3 x 50 Tugas analisis Jurnal, Telaah literatur, membuat Makalah,
dan Presentasi
-Ketepatan desain sampel
-Ketepatan dalam menganalisis jurnal tentang metode penentuan sampel
Minggu
8 Evaluasi Tengah Semester
9 Mahasiswa mampu merancang penelitian eksperimen berdasarkan Desain penelitiannya : a. Rancangan eksperimen
Pola-pola eksperimen dikemukakan oleh John W. Best yang terdiri pada tiga kategori yaitu:
1. Pra eksperimen 2. Eksperimen semu 3. Eksperimen murni
b. Penelitian tindakan kelas
Merancang penelitian eksperimen
Merancang penelitian tindakan kelas
Kuliah dan metode diskusi GI
Presentasi makalah Tugas 6 : presentasi makalah tentang
rancangan penelitian eksperimen
Dan PTK
3 x 50 Tugas analisis Jurnal, Telaah literatur, membuat Makalah,
dan Presentasi
-Ketepatan rancangan penelitian eksperimen
-Ketepatan
mengaanalisis jurnal tentang rancangan penelitian yang digunakan
-Ketepatan rancangan PTK
10%
10 Mahasiswa mampu
mengembangkan instrumen pengumpul data penelitian
Jenis-jenis metode atau instrumen pengumpul data Penentuan metode dan
instrumen
tes dan non tes
3 x 50 Tugas analisis Jurnal, Telaah literatur, membuat Makalah,
dan Presentasi
-Ketepatan presentasi makalah tentang jenis-jenis metode atau instrumen pengumpul data
-Ketepatan
mengaanalisis jurnal tentang jenis instrumen pengumpul data yang digunakan
10%
11 Mahasiswa mampu menganalisis data dan menginterpretasi data yang diperoleh sesuai dengan metode penelitian yang diplih
Jenis-jenis data (kuantiitatif, kualitatif), data sekunder, data primen,
pengolahan data statistik
Kuliah dan diskusi
3 x 50 Tugas analisis Jurnal, Telaah literatur, membuat Makalah,
dan Presentasi
-Ketepatan pengolahan data dan
menginterpretasikan hasil pengukuran
-Menganalisis
pengolahan data dari jurnal yang dianalisis
Minggu
Ke-Kemampuan Akhir Yang Diharapkan
Bahan Kajian (Materi Ajar)
Metode Pembelajaran
Waktu Pengalaman Belajar Mahasiswa
Kriteria Penilaian (Indikator)
Bobot Nilai 12- 14 Mahasiswa mampu
merancang penelitian dalam bentuk proposal penelitian dan mempresentasikannya
Rancangan eksperimen sederhana
Sistematika penulisan proposal
Presentasi dan
tanya jawab 9 x 50 Membuat proposaldan mempresentasikannya
-Ketepatan sistematika penulisan
-Konsistensi dalam penulisan
-Kerapian penyajian proposan dan kesungguhan dalam mengerjakan proposal
10%
REFERENSI
Ibrahim, M. Dan Nur, M.(2000). Pengajaran Berdasarkan Masalah.Surabaya : Unesa University Press
Ismail. (2002). Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) : Apa
Bagaimana, dan Contoh pada Subpokok Bahasan Statistika. Proseding Seminar Nasional Paradigma Baru Pembelajaran MIPA. Kerjasama Dirjen Dikti Depdiknas dengan (JICA-IMSTEP)