• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN SINERGITAS PEMERINTAH MASYARAKAT D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN SINERGITAS PEMERINTAH MASYARAKAT D"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

“PERAN SINERGITAS PEMERINTAH, MASYARAKAT DAN MAHASISWA DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI”

OLEH :

NOPIYANTI 105610489314

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa

karena atas karunia dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah

mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi, walaupun dengan keterbatasan ilmu dan

wawasan serta berpedoman pada literatur yang ada dan daftar kepustakaan

akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini walaupun masih banyak

kekurangannya.

Dalam penyusunan tugas ini kami menyadari masih banyak kekurangan

dan kelemahan sehingga perlunya adanya saran dan sumbangan pikiran agar tugas

ini menjadi sempurna dan bermanfaat bagi kalangan akademisi guna menambah

wawasan.

Harapan kami semoga tugas ini dapat digunakan sebagai bahan ilmu

pengetahuan mengenai pembahasan yang ada pada makalah ini. Dan semoga

tugas ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk

pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Makassar, 12 Juni 2017

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI... ... iii BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah...3

C. Tujuan... 3

BAB II PEMBAHASAN... 4

A. Konsep Sinergitas... 4

B. Peran Sinergitas antara Pemerintah, Masyarakat, dan Mahasiswa dalam Pemberantasan Korupsi ... ... 6 BAB III PENUTUP... 10

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dewasa ini dalam perkembangan di dunia internasional telah tercapai sebuah kesepakatan mengenai adanya kerjasama dalam pemberantasan korupsi. Korupsi dianggap menggerogoti demokrasi, merusak aturan hukum yang merupakan dasar dari setiap masyarakat, memundurkan pembangunan, dan menjauhkan masyarakat dari manfaat persaingan bebas dan terbuka khususnya bagi kalangan kurang mampu. Masalah korupsi bukanlah hal yang baru di negeri ini. Sejak pemerintahan pertama terbentuk sejak saat itu pula benih-benih korupsi ada dalam oknum-oknum yang perlahan namun pasti menggerogoi kekayaan negara dan menyengsarakan rakyat.

Maraknya korupsi di Indonesia disinyalir terjadi di semua bidang dan sektor pembangunan. Apalagi setelah ditetapkannya pelaksanaan otonomi daerah, berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang diperbaharui dengan UU No. 32 Tahun 2004, disinyalir korupsi terjadi bukan hanya pada tingkat pusat tetapi juga pada tingkat daerah dan bahkan menembus ke tingkat pemerintahan yang paling kecil di daerah. Atas nama otonomi daerah, terjadi transformasi politik dan penyebaran kekuasaan yang tidak hanya terpusat seperti di kala orde baru, melainkan merambah kedaerah-daerah dengan kewenangan yang dimiliki Bupati/Walikota di wilayah kabupaten dan kota. Melalui otonomi daerah, para kepala daerah dapat leluasa menentukan kebijakan publiknya dalam mendorong roda perekonomian dan menggairahkan geliat investasi di daerah.

(5)

ditimbulkan. Belum lagi dengan rapuhnya aturan legal formal dan belum komprehensif pelembagaan penegakan hukum di daerah, semakin menambah carut-marutnya pelaksanaan otonomi di daerah.

Pemerintah Indonesia sebenarnya tidak tinggal diam dalam mengatasi praktek-praktek korupsi. Upaya pemerintah dilaksanakan melalui berbagai kebijakan berupa peraturan perundang-undangan dari yang tertinggi yaitu Undang-Undang Dasar 1945 sampai dengan Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Selain itu, pemerintah juga membentuk komisi-komisi yang berhubungan langsung dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi seperti Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Untuk mewujudkan penyelenggaraan yang bersih dan bebas dari korupsi, bukan hanya tanggung jawab dari penyelenggara semata tapi peran serta masyarakat menjadi penting untuk diberi ruang luas terhadap peran serta masyarakat. Pemberian ruang kepada masyarakat untuk berperan serta sesuai dengan prinsip keterbukaan dalam Negara Demokrasi. Prinsip ini mengharuskan penyelenggara Negara membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif.

Peran serta masyarakat tersebut adalah untuk melakukan kontrol sosial terhadap penyelenggara pemerintahan. Masyarakat hendaknya tidak hanya dijadikan objek penyelenggaraan negara tetapi harus dilibatkan juga sebagai subjek. Supaya pelaksanaan peran serta masyarakat berjalan dengan “tertib”. Perang serta masyarakat hendaknya tidak hanya dipandang dari satu sisi yaitu untuk memeberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarkat yang hendak menggunakan haknya untuk memperoleh dan menyampaikan informasinya tentang penyelenggara negara tetapi harus juga dipandang sebagai upaya untuk menertbikan pengggunaan hak tersebut. Dengan perkataan lain kebebasan menggunakan hak tersebut harus disertai dengan tanggungjawab untuk mengemukakan fakta dan kejadian yang sebenarnya dengan mentaati dan menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum serta hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(6)

menggunakan haknya, dan penciptaan ruang yang leluasa bagi masyarakat untuk berperan serta.

Selain pemerintah dan masyarakat sipil, upaya mahasiswa dalam memerangi korupsi juga memiliki peranan yang sangat penting. Karena mahasiswa sebagai agent of social control yang menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki tugas sebagai pengontrol sosial melalui perjuangannya dalam memerangi ketidak adilan dalam pimpinan bangsa. Di masa sekarang ini, mahasiswa dihadapkan pada tantangan yang tidak kalah besar dibandingkan dengan kondisi masa lampau. Kondisi yang membuat bangsa Indonesia terpuruk, yaitu masalah korupsi yang merebak di seluruh bangsa ini. Mahasiswa harus berpandangan bahwa korupsi adalah musuh utama bangsa Indonesia dan harus diperangi.

Memerangi korupsi mencakup pula mempertahankan dan memperkuat nilai-nilai etika dalam semua masyarakat. Karena itu sangat penting untuk menumbuhkan sinergitas diantara pemerintah, masyarakat, maupun mahasiswa dalam pemberantasan korupsi di Indonesia agar menjadikan pemerintahan yang bersih.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Apakah yang dimaksud sinergitas?

2. Bagaimana peran sinergitas antara pemerintah, masyarakat dan mahasiswa?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui yang dimaksud sinergitas.

(7)

BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Sinergitas

Sinergitas berasal dari kata sinergi, dapat disebut pula dengan sinergisme ataupun sinergisitas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sinergi berarti kegiatan atau operasi gabungan. Menurut Covey, sinergisitas sebagai:

“Kombinasi atau paduan unsur atau bagian yang dapat menghasilkan keluaran lebih baik dan lebih besar daripada dikerjakan sendiri-sendiri, selain itu gabungan beberapa unsur akan menghasilkan suatu produk yang lebih unggul. Oleh sebab itu, sinergitas dalam pembangunan berarti keterpaduan berbagai unsur pembangunan yang dapat menghasilkan keluaran lebih baik dan lebih besar. Covey meambahkan sinergitas akan mudah terjadi bila komponen-komponen yang ada mampu berpikir sinergi, terjadi kesamaan pandang dan saling menghargai”.

Najiyati dan Rahmat , mengartikan sinergi sebagai kombinasi atau paduan unsur atau bagian yang dapat menghasilkan keluaran lebih baik dan lebih besar. Jadi sinergi dapat dipahami sebagai operasi gabungan atau perpaduan unsur untuk menghasilkan output yang lebih baik. Sinergitas dapat terbangun melalui dua cara yaitu

1. Komunikasi

Sofyandi dan Garniwa, pengertian komunikasi dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu:

a. Pengertian komunikasi yang berorientasi pada sumber menyatakan bahwa, komunikasi adalah kegiatan dengan mana seseorang (sumber) secara sungguh-sungguh memindahkan stimuli guna mendapatkan tanggapan.

b. Pengertian komunikasi yang berorientasi pada penerima memandang bahwa, komunikasi sebagai semua kegiatan di mana seseorang (penerima) menanggapi stimulus atau rangsangan.

2. Koordinasi

(8)

unit-unit ke dalam satu usaha bersama yaitu bekerja kearah tujuan bersama”. berlangsung pada semua waktu mulai dari tahap perencanaan.

d) Dinamisme

Koordinasi harus secara terus-menerus diubah mengingat perubahan lingkungan baik intern maupun ekstern.

g) Perumusan wewenang dan tanggung jawab yang jelas

(9)

B. Peran Sinergitas antara Pemerintah, Masyarakat dan Mahasiswa dalam Pemberantasan Korupsi

1. Peran Pemerintah dalam Pemberantasan Korupsi

Dalam kaitan arah pemberantasan korupsi ke depan maka peraturan perundangan mengenai aparatur penegak hukum haruslah dilakukan harmonisasi, terutama berkaitan dengan 2 (dua) hal. Pertama, tugas dan fungsi penyelidikan/penyidikan. Semakin banyak penyelidik/penyidik tindak pidana korupsi adalah semakin baik dalam tugas pemberantasan korupsi. Kedua, tugas dan fungsi penuntutan tindak pidana korupsi.

Adapun kedua strategi mendasar yang dilakukan oleh kejaksaan dalam penegakan hukum, khususnya penanggulangan dan pemberantasan korupsi, yaitu:

a. Tindakan Represif

Pendekatan represif berupa penindakan dan penanganan terhadap terjadinya tindak pidana korupsi dilakukan secara profesional dan proporsional. Dalam melakukan penindakan hukum terhadap tindak pidana korupsi tersebut, Kejaksaan menerapkan prinsip optimalisasi dan berkualitas serta memprioritaskan kasus-kasus korupsi yang big fish dan still going on yaitu dengan mendahulukan penindakan untuk perkara besar dan perbuatan pidana yang dilakukan secara terus menerus serta mengusahakan semaksimal mungkin pengembalian atau penyelamatan keuangan negara. Upaya represif yang dilakukan Kejaksaan tersebut, setelah melalui serangkaian kegiatan penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan eksekusi sesuai standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku serta peraturan perundang-undangan yang ada.

b. Upaya Preventif

Tindakan preventif lain yang cukup strategis dalam rangka pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi di Indonesia antara lain:

(10)

2) Meningkatkan pengawasan terhadap pelayanan pemerintah, sehingga dapat diakses oleh publik yang transparan dan akuntabel.

3) Memperbaiki manajemen keuangan daerah termasuk manajemen pengadaan barang/jasa pemerintah.

4) Memperkuat komitmen anti korupsi, (termasuk melalui lembaga-lembaga pendidikan secara edukatif) terkait dengan integritas nasional bagi anggota masyarakat, pelaku usaha dan aparatur pemerintahan/negara.

2. Peran Masyarakat dalam Pemberantasan Korupsi

Pemerintahan yang baik dan bersih mempunyai delapan unsur, yang salah satunya adalah adanya peran serta masyarakat dalam laju pemerintahan. Dalam Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 yang menyebutkan bahwa masyarakat dapat berperan serta membantu upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan tindak pidana korupsi.

Adapun peran serta masyarakat dalam UU Pidana Korupsi dapat diwujudkan dalam bentuk:

a. Hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi.

b. Hak untuk memperoleh pelayanan dalam mencari, memperoleh dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana

d. Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporannya yang diberikan kepada penegak hukum dalam waktu paing lama 30 hari.

(11)
(12)

3. Peran Mahasiswa dalam Pemberantasan Korupsi

Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan korupsi adalah pembenahan terhadap diri dan kampusnya. Dengan kata lain, mahasiswa harus mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan korupsi.

Untuk mewujudkan hal tersebut, upaya pemberantasan korupsi dimulai dari awal masuk perkuliahan. Pada masa ini merupakan masa penerimaan mahasiswa, dimana mahasiswa diharapkan mengkritisi kebijakan internal kampus dan sekaligus melakukan pressure kepada

Selain itu, mahasiswa juga melakukan upaya edukasi terhadap rekan-rekannya ataupun calon mahasiswa untuk menghindari adanya praktik-praktik yang tidak sehat dalam proses penerimaan mahasiswa. Selanjutnya adalah pada proses perkuliahan. Dalam masa ini, perlu penekanan terhadap moralitas mahasiswa dalam berkompetisi untuk memperoleh nilai yang setinggi-tingginya, tanpa melalui cara-cara yang curang. Upaya preventif yang dapat dilakukan adalah dengan jalan membentengi diri dari rasa malas belajar. Hal krusial lain dalam masa ini adalah masalah penggunaan dana yang ada dilingkungan kampus. Untuk itu diperlukan upaya investigatif berupa melakukan kajian kritis terhadap laporan-laporan pertanggungjawaban realisasi penerimaan dan pengeluarannya. Sedangkan upaya edukatif penumbuhan sikap anti korupsi dapat dilakukan melalui media berupa seminar, diskusi, dialog. Selain itu media berupa lomba-lomba karya ilmiah pemberantasan korupsi ataupun melalui bahasa seni baik lukisan, drama, dan lain-lain juga dapat dimanfaatkan juga.

(13)

Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat, mahasiswa merupakan faktor pendorong dan pemberi semangat sekaligus memberikan contoh dalam menerapkan perilaku terpuji. Peran mahasiswa dalam masyarakat secara garis besar dapat digolongkan menjadi peran sebagai kontrol sosial dan peran sebagai pembaharu yang diharapkan mampu melakukan pembaharuan terhadap sistem yang ada. Salah satu contoh yang paling fenomenal adalah peristiwa turunnya orde baru dimana sebelumnya di dahului oleh adanya aksi mahasiswa yang masif di seluruh Indonesia.

Sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat melakukan peran preventif terhadap korupsi dengan membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil dan berpihak pada rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak adil dan tidak berpihak pada masyarakat. Kontrol terhadap kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan karena banyak sekali peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang hanya berpihak pada golongan tertentu saja dan tidak berpihak pada kepentingan masyarakat banyak. Kontrol tersebut bisa berupa tekanan berupa demonstrasi ataupun dialog dengan pemerintah maupun pihak legislatif.

Mahasiswa juga dapat melakukan peran edukatif dengan memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat baik pada saat melakukan kuliah kerja lapangan atau kesempatan yang lain mengenai masalah korupsi dan mendorong masyarakat berani melaporkan adanya korupsi yang ditemuinya pada pihak yang berwenang.

(14)

BAB III PENUTUP

Korupsi adalah tindakan yang harus diberantas segera karena mengancam keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Sehingga perlu peran serta semua lapisan masyarakat juga mahasiswa sebagai salah satu bagian masyrakat yang mempunyai pengaruh signifikan dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah dan menggerakkan lapisan masyarakat yang lain. Peran pemerintah dalam pemberantasan korupsi dapat dengan tindakan represif dan upaya preventif kemudian peran masyarakat membantu upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan tindak pidana korupsi sedangkan peran mahasiswa sebagai social control dapat melakukan peran preventif terhadap korupsi dengan membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak adil dan tidak berpihak pada masyarakat.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2012. Peran Serta Masyarkat dalam Memberantas Korupsi. http://gresnews.com/. Diakses tanggal 12 Juni 2017.

Fauziah. 2010. Peran dan Upaya Mahasiswa dalam Memberantas Korupsi. http://munajathati.wordpress.com/. Diakses tanggal 12 Juni 2017.

Risbiyantoro. 2005. Peranan Mahasiswa dalam Memerangi Korupsi. http://www.bpkp.go.id/. Diakses tanggal 12 Juni 2017.

Tampubolon, Samuel Mangapul. 2014. Peran Pemerintah dalam Upaya Pemberantasan Korupsi Kaitannya dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 (e-journal). http://ejournal.unsrat.ac.id/. Diakses tanggal 12 Juni 2017.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik hematoma subdural pada bayi kurang dari 1 tahun, telah dilakukan penelitian retrospektif pada bayi usia kurang dari 1

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “apakah penggunaan modul fisika online kelas X materi gerak melingkar efektif terhadap peningkatkan hasil

muthahhari.or.id/doc/artikel/ sqanak .htm (tidak diterbitkan).. Dua karakteristik ini disebut sebagai komponen inti kecerdasan spiritual. Anak yang merasakan kehadiran Tuhan atau

Kalkulus integral muncul dari permasalahan luas daerah: perhitungan rumit seperti limit Jumlah Riemann. Sepintas, keduanya tampak

market). Dalam penentuan klasifikasi pasar tradisional, penulis melakukan sedikit redefinisi dari clustering PKPLNyakni negara- negara dan entitas ekonomi yang masuk secara

Bentuk Gelombang Arus dan Tegangan Masukan Setelah dilakukan simulasi dari kedua tipe filter yang digunakan pada penyearah terkendali 1 phasa, maka diperoleh hasil

Strategi heuristik ini menekankan pada aktivitas siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan menjadikan “ heuriskein (saya menemukan)” sebagai acuan. Strategi

Indeks Massa tubuh (IMT) merupakan metode yang mudah dan sederhana untuk menilai status gizi pada seseorang, akan tetapi tidak dapat mengukur lemak tubuh secara