• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN CEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN CEN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN

CENGKEH

(Eugenia aromatic

L.

)

Shirly Kumala dan Dian Indriani

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jl Srengseng Sawah Jakarta Selatan Korespondensi: fskumala@yahoo.com

ABSTRACT

The effect of antibacterial from ethanol extrcat Eugenia aromatica towards Gram positive and negative bacteria have been carried out. This study using diffusion method. The results shows the concentration of the extract 10 % and 20 % that has the effect to inhibit the growth of bacteria (Staphylococcus aureus, Bacillus subtillis and Escherichia coli ,

Salmonella parathyposa.) while the 1 % concetrration has no effect. The diameter of inhibition zone of Ampicillin as positive control has more bigger than the extract. The statistic results show there are significant difference between the concentration extract and diameter of inhibition zone for each bacteria.

Keywords: antibacterial, positive Gram, negative Gram, clove

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian efek antibakteri ekstrak etanol daun cengkeh (Eugenia aromatica) dengan menggunakan penyari etanol 96% terhadap bakteri Gram positif (Staphylococcus aureus dan Bacillus snbtilis) dan bakteri Gram negatif (Escherichia coli

dan Salmonella paratyphi) dengan menggunakan metode difusi agar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun cengkeh menunjukkan efek antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Salmonella paratyphi. Efek antibakteri dimulai pada konsentrasi 10%, sedangkan pada konsentrasi 1% tidak memberikan efek. Hasil penelitian menunjukkan diameter daerah hambat yang lebih kecil bila dibandingkan dengan diameter daerah hambat dari antibiotika ampisilin yang digunakan sebagai kontrol positif.. Dari analisis data dalam penelitian menggunakan perhitungan analisis statistik anova satu arah, hasil yang diperoleh menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara konsentrasi ekatrak daun cengkeh dengan diameter daerah hambat terhadap masingmasing bakteri.

Kata kuncI: antibakteri, bakteri Gram positif, bakteri Gram negative, cengkeh

PENDAHULUAN

Penyakit infeksi masih merupakan suatu masalah yang cukup serius bagi negara berkembang Penemuan antibiotik baru masih dianggap lambat bila dibandingkan dengan masalah resistensi bakteri karena penggunaan antibiotik. Akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk mengubah pengobatan dari penggunaan

antibiotik dengan menggunakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat antibakteri. Hal ini mungkin disebabkan karena daya beli yang relatif rendah, sehingga pada umumnya masyarakat pedesaan menggunakan obat tradisional.

(2)

mempunyai sifat khas, karena semua bagiannya mulai dari akar, batang, daun, sampai kepada bunga, mengandung minyak minyak atsiri atau essential oil (1). Daun cengkeh sering digunakan dalam berbagai macam pengobatan, antara lain sebagai obat batuk, obat sakit perut, dan obat sakit gigi. Selain itu, minyak atsiri juga sering digunakan untuk mengobati infeksi pada kulit (2). Senyawa yang terdapat dalam daun cengkeh yaitu eugenol, berkhasiat sebagai antibakteri.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui daya antibakteri dari ekstrak daun cengkeh dengan metode difusi kertas cakram terhadap bakteri Gram positif (Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis) serta bakteri Gram negatif (Escherichia coli dan Salmonella paratyphi) dan penggunaan Ampisilin sebagai kcontrol positive. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi alternatif pengobatan menggunakan obat tradisional dengan harga relatif murah, khasiat cukup efektif, dan dapat disediakan oleh masyarakat. Selain itu juga untuk memberikan informasi ilmiah yang dapat digunakan untuk pengembangan daun cengkeh sebagai obat antibakteri.

METODOLOGI PENELITIAN

Bahan

Bahan yang akan diteliti aktivitas antibakterinya adalah daun cengkeh (Eugenia aromatica) yang diperoleh dari Balittro Bagor. Bakteri Gram positif yang digunakan adalah Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Bacillus subtilis ATCC 6633, serta bakteri Gram negatif adalah Escherichia coli ATCC 25922 dan Salmonella paratypi ATCC 2553.

Cakram kertas kosong diperoleh dari Oxoid Lot/Ch.-B229610. Untuk

antibiotika pembanding (standar) digunakan Ampisilin Lot/Ch.-B238718. Di samping itu juga digunakan

Pembuatan ekstrak: Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara maserasi, proses ekstraksi simplisia menggunakan 1 bagian simplisia dalam 10 bagian cairan penyari etanol 96%, dengan bantuan pengocokan atau pengadukan. Setelah itu disaring dan dipekatkan dengan vakum rotavapor pada suhu kurang dari 50o C hingga diperoleh suatu ekstrak kental. Selanjutnya ekstrak dibuat dalam konsentrasi 1%, 10% dan 20% dengan cara diencerkan dengan larutan phosphat buffer saline (3). Pembuatan stok bakteri: Bakteri uji diinokulasikan pada media agar miring nutrient, dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam Pembuatan suspensi bakteri, dari biakkan agar miring nutrient selama 24 jam, kemudian diambil menggunakan sengkelit dan dimasukkan ke dalam media kaldu pepton, inkubasi 37°C selama 24 jam. Setelah diinkubasi suspensi bakteri diukur transmitan 25% (4).

(3)

dengan masing-masing konsentrasi ekstrak, blangko (larutan PBS), dan diletakkan pula kertas cakram antibiotika ampisilin. Kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selarna 24 jam. Daerah terang di sekitar cakram menunjukkan adanya daerah hambatan bakteri(4, 5). Untuk percobaan blangko, sebagai pengganti larutan uji digunakan larutan PBS. Setelah diinkubasi tidak boleh terlihat adanya daerah hambatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Daun cengkeh yang digunakan dalam penelitian ini, telah dilakukan determinasi di Balittro Bogor Daun cengkeh (Eugenia aromatica) terlebih dahulu terlebih dahulu dibersihkan, dikeringkan dan diserbukkan. Ekstrak daun cengkeh dibuat secara ekstraksi maserasi menggunakan cairan penyari etanol 96%. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan rotavapor, pada suhu dibawah 40°C. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terurainya kandungan zat berkahasiat yang terdapat dalam ekstrak. Ekstrak kemudian dibuat menjadi konsentrasi 1%, 10%, dan 20% dengan

penambahan larutan buffer. Ekstrak yang didapat sebelum atau selama tidak digunakan disimpan, dalam lemari pendingin (5-10°C).

Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda difusi, yaitu dengan menggunakan kertas cakram. Kertas cakram diletakkan di atas media nutrient agar yang telah diinokulasikan dengan bakteri uji kemudian diteteskan dengan masing-masing konsentrasi ekstrak sebanyak 10 l.

Efek antibakteri ekstrak daun cengkeh (Eugenia aromatica) dapat dilihat pada tabel 1dan 2. Tabel 1 dan 2 menunjukkan bahwa ekstrak daun cengkeh dengan konsentrasi 1% tidak membentuk zona hambat pada bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923, Bacillus subtilis ATCC 6633, Escherichia coli ATCC 25922, dan Salmonella paratyphi ATCC 2533. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun cengkeh tidak mempunyai daya antibakteri pada konsentrasi paling kecil yaitu 1%, sedangkan pada konsentrasi 10% dan 20% terbentuk zona hambat yang berbeda. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak, semakin besar diameter zona hambat yang terbentuk.

Tabel 1

Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun Cengkeh (Eugenia aromatica) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis

Konsentrasi Diameter zona hambat (mm)

Staphylococcus aureus Bacillus subtilis

(4)

Tabel 2

Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun Cengkeh (Eugenia aromatica) terhadap bakteri Escherichia coli dan bakteri Salmonella paratyphi

Konsentrasi Diameter zona hambat (mm)

Escherichia coli Salmonella paratyphi

1%

0 0 0

0 0 0 10%

10 10 9

17 17 16,5 20%

15 14,5

14

18,5 19 19 Hasil penelitian (tabel 1 dan 2)

menunjukkan bahwa ekstrak daun cengkeh pada konsentrasi 1 % memberikan zona nol, yaitu tidak memberikan zona hambatan terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Bacillus subtilis, dan Salmonella paratyphi. Hal ini mungkin disebabkan karena pada konsentrasi 1%, kandungan zat aktif yang terdapat di dalam ekstrak sedikit sekali, sehingga tidak mempunyai effek menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Bacillus subtilis, dan Salmonella paratyphi, sedangkan

konsentrasi 10% dan 20% menunjukkan adanya zona hambat yang berbeda. Makin tinggi konsentrasi ekstrak, makin besar pula zona hambat yang terbentuk.

Efek antibakteri cakram antibiotika ampisilin sebagai kontrol positif dapat dilihat pada tabel 3. Pada tabel 3 dapat dilihat efek antibakteri ampisilin terhadap bakteri uji yang diameter daerah hambatnya. paling kecil adalah Bacillus subtilis ATCC 6633, kemudian Salmonella paratyphi ATCC 2533, Escherichia coli ATCC 25922, dan Staphylococcus aureus ATCC 25923.

Tabel 3

Zona hambat cakram ampisilin standar terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Bacillus subtilis, dan Salmonella paratyphi

Ampisilin 10 g Diameter Zona Hambat (mm)

S. aureus E. coli B. subtilis S. paratyphi

1 33 22 19 20

2 33 22 19 20

rata-rata 33 22 19 20

Pada penelitian ini digunakan penetapan blanko menggunakan larutan buffer, yaitu Phosfat Buffer Saline yang bersifat netral sehingga tidak mempengaruhi dalam penetapan. Bakteri uji yang digunakan dalam percobaan adalah

(5)

daun cengkeh yang dapat digunakan sebagai larutan uji pada berbagai konsentrasi mempunyai efek antibakteri sebanding atau lebih kecil dari cakram antibiotika ampisilin standar terhadap bakteri uji. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa ekstrak dari cengkeh memiliki sifat sebagai antibakteri. Dugaan ini karena daun cengkeh mengandung minyak atsiri yang komponen utamanya yaitu eugenol. Selain eugenol, juga mengandung berbagai bahan lainnya yang jumlahnya relatif sedikit, misalnya eugenol asetat, methil amil keton, kariofilen, furfurol, dan vanillin (1). Bahan-bahan tersebut hampir semuanya tergolong dalam golongan fenol yang pada dasarnya mempunyai sifat antibakteri.

Dari penelitian secara keseluruhan, diketahui bahwa diameter zona hambat yang terbentuk terlihat adanya variasi zona. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain besarnya inokulum, waktu inkubasi, konsentrasi ekstrak, dan daya antibakteri zat berkhasiat. Makin besar inokulum maka semakin kecil daya hambatnya, sehingga semakin kecil zona yang terbentuk. Konsentrasi ekstrak mempengaruhi kecepatan difusi zat berkhasiat. Makin besar konsentrasi ekstrak, maka makin cepat difusi, akibatnya makin besar daya antibakteri dan makin luas diameter zona hambat yang terbentuk (6). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa ekstrak dengan konsentrasi 20% mempunyai zona hambat yang lebih besar dibanding dengan ekstrak konsentrasi 10 %.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang komponen lain dari ekstrak daun cengkeh yang berkhasiat sebagai antibakteri agar dapat dikembangkan menjadi bahan baku obat antibakteri.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian daya antibakteri ekstrak daun cengkeh (Eugenia aromatica) terhadap bakteri Gram positif (Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis) dan bakteri Gram negatif (Escherichia coli dan Salmonella paratyphi) dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Daya antibakteri ekstrak daun cengkeh terhadap bakteri Gram positif (Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis), serta bakteri Gram negatif (Escherichia coli dan Salmonella paratyphi) pada konsentrasi 1% tidak memberikan zona hambatan.

2. Ekstrak daun cengkeh pada konsentrasi 10% dan 20% memiliki zona hambat terhadap bakteri Gram positif (Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis) sehingga dapat bersifat sebagai antibakteri.

3. Ekstrak daun cengkeh mempunyai efek antibakteri spektrum luas (bakteri Gram positif dan negatif. 4. Dari hasil Analisis Statistik Anova

bahwa ada perbedaan bermakna antar konsentrasi ekstrak daun cengkeh terhadap bakteri Gram positif (Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis) serta bakteri Gram negatif (Escherichia coli dan Salmonella paratyphi).

UCAPAN TERIMA KASIH

(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Ketaren S. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Jakarta: PN Balai Pustaka; 1985. hal. 28-29, 246-248. 2. Mardisiwoyo S dan

Rahamangunsudarso. Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang I. Jakarta: Balai Pustaka; 1987. hal. 116.

3. Harbone JB. Metode fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. Edisi II. Diterjemahkan oleh Padmawinata K dan Sudiro I. Bandung: Institut Teknologi Bandung; 1996. hal. 3-15, 123-57, 240-83.

4. Kumala S dan Henelda H. Isolasi dan penapisan kapang endofit ranting tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) dan uji aktivitas antibakteri metabolit sekunder terhadap Staphylococcus aureus dan

Escherichia coli . Disampaikan dalam Kongres Ilmiah Ilmiah XV ISFI 2007 Hotel Bumi Karsa, Komplek Bidakara. Jakarta; 2007.

5. Kumala S, Risma MT, dan Mulyadi D. Antimicrobial assay of Moringa oleifera Lamk extract toward

Staphylococus aureus and

Escherichia coli using Bioautography Method. Buku proceeding International conference on Traditional Medicine and Medicinal Plants. Surabaya: Airlangga University Press; 2007. hal. 71-80. 6. Lorian V. Antibiotic In Laboratory

Gambar

Tabel 3

Referensi

Dokumen terkait

02 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah

[r]

operasionalnya dengan baik, selain dibutuhkan manusia sebagai pengguna juga dibutuhkan kartu atau chip yang dapat berfungsi untuk menjalankan sistem yang terdapat

Selain itu alat ini juga dapat menghasilkan nada tinggi dan nada rendah yang keluar dari loud speaker, sehingga data digital pada suatu rangkaian elektronika dapat diketahui

Alat ini bekerja bila pemancar gelombang ultrasonic menerima sinyal yang berupa gerakan atau sensor mendapat halangan yang kemudian diterima oleh pemancar dan dilewatkan ke

Penangkapan nyamuk dilakukan dengan tiga cara yaitu (1) menggunakan umpan orang (2) menangkap nyamuk yang hinggap di dalam rumah dan di kandang sapi, dan (3)

Keputusan Menteri Keuangan Republik lndonesia Nomor 2791KMK.05/2008 tentang Penetapan Universitas Negeri Malang pada Departemen Pendidikan Nasional sebagai lnstansi

berwudhlu, Sholat jam 12.05, Panitia briving 12.00 jam, setelah sholat maba langsung membawa barang – barangnya dan menuju ke truk 12.30 semua MABA sudah harus di truk. 