• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TEH RAKYAT DI DESA MOJOTENGAH KECAMATAN REBAN KABUPATEN BATANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TEH RAKYAT DI DESA MOJOTENGAH KECAMATAN REBAN KABUPATEN BATANG"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

MOJOTENGAH KECAMATAN REBAN KABUPATEN BATANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

MARUTI NUGRAHENI

F0107010

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

v

Ð People with goals succeed because they know where they're going.

Earl Nightingale

Ð Patience, persistence and perspiration make an unbeatable combination for

success.

Napoleon Hill

Ð I prefer to be a dreamer among the humblest, with visions to be realized,

than lord among those without dreams and desires.

Kahlil Gibran

Ð All our dreams can come true, if we have the courage to pursue them.

Walt Disney

Ð Allah SWT is my Lord, Islam is my life, Qur’an is my guide, Muhammad

SAW is my role model, Heaven is my goal, and success about them are

my right.

(5)

commit to user

vi

Dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati, serta rasa syukur dan bangga

kupersembahkan karya ini kepada:

Orang tuakutersayang Dwi Djatmiko Nugroho dan Ratna Andarti,

yang selalu mendo’akanku, mendukungku, selalu menuntunku, memberiku nasihat, memberikan segalanya dengan penuh rasa sayang dan tanpa pamrih. Ucapan terima kasih pun tak cukup rasanya untuk membalas kebaikan kalian.

Ayahku engkaulah inspirasiku, aku bangga terhadapmu.

Adik-adikku yang pintar Marmita Nugraheni dan Andaru Nugrahanto,

mereka yang senantiasa menghiburku dalam suka dan duka, mengajakku bermain, membuat lelucon-lelucon nakal, tertawa bersama, saling bercerita dan berbagi

walau kadang mereka menyebalkan.

Keluargaku tersayang Eyang Shaleh Kakung dan Putri (Alm.),Eyang Tatung (Alm.), EyangPutri,Bu Pipik, Bu Ndari.

Terimakasih atas dukungan dan do’a kalian, kalian yang mengajariku tentang arti hidup, saling berbagi pengalaman untuk membuatku lebih tegar. Untuk kedua

(Alm.) kakekku tersayang, aku bangga menjadi cucumu.

Teman-temanku Ekonomi Pembangunan 2007, terimakasih dengan memberiku

kesempatan untuk mengenal kalian.

(6)

commit to user

vii

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TEH RAKYAT DI DESA

MOJOTENGAH KECAMATAN REBAN KABUPATEN BATANG”.

Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuihi salah satu syarat

dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Selama menyusun skripsi ini penulis tidak lepas dari beberapa pihak, maka

dari itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Guntur Riyanto, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang

dengan sabar telah membimbing penulis. Terima kasih atas kritik, saran dan

perhatiannya selama penulis menyelesaikan skripsi.

2. Bapak Drs. Sutomo, M.Si dan Ibu Dr. Yunastiti Purwaningsih, MP selaku

dosen pembimbing akademik yang telah memberikan dorongan dan

pengarahan selama studi kepada penulis serta memberi kesempatan untuk

diskusi kepada penulis.

3. Bapak dan ibu dosen pengampu yang telah memberikan ilmunya selama

penulis menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Teman-teman jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan 2007 yang telah

menjadi rekan yang menyenangkan selama penulis menuntut ilmu di Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Anak-anak kost “ANDRI House” Surya II. Mbak Irda, Mbak Tika (Tinci),

Meilita, dan Nita. Terima kasih telah memberi semangat untuk menyelesaikan

skripsi ini. Masa-masa kuliah selalu menjadi sangat menyenangkan ketika

bersama kalian.

6. Pihak-pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah

(7)

commit to user

viii

memperbaiki penulisan yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, Januari 2012

(8)

commit to user

ix

HALAMAN JUDUL... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

ABSTRAK ... v

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7

A. Kajian Teori ... 7

1. Teori Produksi ... 7

2. Faktor-Faktor Produksi ... 12

3. Usahatani ... 17

a. Definisi Usahatani ... 17

b. Analisis Kelayakan Usahatani ... 27

B. Penelitian Terdahulu ... 31

C. Kerangka Pemikiran ... 35

(9)

commit to user

x

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 38

B. Jenis dan Sumber Data ... 38

C. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 39

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 41

E. Metode Pengumpulan Data ... 42

F. Teknik Analisis Data ... 43

1. Uji Analisis Usahatani ... 43

2. Analisa Kelayakan Usahatani ... 44

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 48

1. Keadaan Geografis ... 48

B. Jumlah Populasi dan Karakteristik Sampel... 51

1. Jumlah Petani Teh (Populasi) ... 51

2. Tingkat Pendidikan ... 51

3. Umur Petani ... 52

4. Luas Lahan Teh ... 53

C. Analisis Data Dan Pembahasan ... 55

1. Analisis Usahatani Teh Rakyat... 55

2. Analisis Kelayakan Usahatani ... 57

3. Analisis Secara Ekonomis ... 61

BAB V PENUTUP... 61

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA

(10)

commit to user

xi

TABEL 2.1 Penelitian Terdahulu ... 32

TABEL 3.1 Sampel Petani Teh Desa Mojotengah Kecamatan Reban Kabupaten

Batang ... 41

TABEL 4.1 Jumlah Produksi Teh di Kecamatan Reban Tahun 2003-2009 ... 50

TABEL 4.2 Jumlah Produksi Teh di Desa Mojotengah Tahun 2003-2009 ... 51

TABEL 4.3 Jumlah Populasi di Desa Mojotengah Kecamatan Reban Kabupaten

Batang ... 52

TABEL 4.4 Prosentase Tingkat Pendidikan Desa Mojotengah Kecamatan Reban

Kabupaten Batang ... 52

TABEL 4.5 Jumlah Petani Sampel Berdasarkan Tingkat Umur di Desa

Mojotengah Kecamatan Reban Kabupaten Batang ... 53

TABEL 4.6 Jumlah Petani Sampel Berdasarkan Luas Lahan di Desa Mojotengah

Kecamatan Reban Kabupaten Batang ... 54

TABEL 4.7 Rata-rata Penerimaan, Biaya Produksi, dan Pendapatan Teh Rakyat

per Hektar per Tahun ... 55

TABEL 4.8 Analisis Kelayakan Usahatani Teh Rakyat Desa Mojotengah

(11)

commit to user

xii

GAMBAR 2.1 Tahapan Dari Suatu Proses Produksi (Kurva Produksi Total,

MP, dan AP) ... 10

(12)

commit to user

xiii

LAMPIRAN 1 Rekapitulasi Data Identifikasi Responden Dana Petani The Desa

Mojotengah, Kec. Reban, Kab. Batang ... 65

LAMPIRAN 2 Biaya Sarana Produksi Usaha Tanaman Teh Desa Mojotengah,

Kec. Reban, Kab. Batang (Perhitungan Secara Finansial dan

Ekonomis) ... 71

LAMPIRAN 3 Upah Tenaga Kerja Usaha Tanaman Teh Rakyat Desa

Mojotengah Kec. Reban, Kab. Batang ... 82

LAMPIRAN 4 Biaya Tenaga Kerja Usahatani Teh Rakyat Desa Mojotengah,

Kec. Reban, Kab. Batang ... 88

LAMPIRAN 5 Rata-Rata Biaya Produksi Usahatani Teh Rakyat Per Tahun

Desa Mojotengah, Kec. Reban, Kab. Batang (Perhitungan

Secara Finansial dan Ekonomis) ... 94

LAMPIRAN 6 TFC, TVC, Produksi, Penerimaan, dan Pendapatan Usaha

Tanaman Teh Rakyat Per Tahun Desa Mojotengah, Ke. Reban,

Kab. Batang (Perhitungan Secara Finansial dan Ekonomis) .. 105

LAMPIRAN 7 Analisis Usahatani Tanaman Teh Rakyat (BEP, RCR, NPV,

IPP, dan ROI) Per Hektar Per Tahun Desa Mojotengah, Ke.

Reban, Kab. Batang (Perhitungan Secara Finansial dan

(13)

commit to user

ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TEH RAKYAT DI DESA MOJOTENGAH KECAMATAN REBAN KABUPATEN BATANG

MARUTI NUGRAHENI

F0107010

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) besar pendapatan usahatani teh rakyat yang dilaksanakan oleh petani di Desa Mojotengah Kecamatan Reban Kabupaten Batang (2) untuk mengetahui apakah usahatani teh rakyat layak secara ekonomi untuk diusahakan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan diperoleh dengan cara survey sampling dengan teknik sampling acak (random sampling). Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui besarnya pendapatan usahatani teh adalah Total Revenue (TR) sedangkan untuk mengetahui kelayakan usahatani teh yaitu Break Even Point (BEP), Revenue Cost Ratio (RCR), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Return On Investment (ROI).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani teh rakyat di Desa Mojotengah Kecamatan Reban Kabupaten Batang adalah layak dan menguntungkan untuk diusahakan dengan tingkat RCR secara finansial sebesar 1,99 sedangkan secara ekonomis sebesar 1,20; BEP produksi secara finansial sebesar 1.914 sedangkan secara ekonomis sebesar 3.186 kg per hektar per tahun berarti lebih rendah dari rata-rata produksi sebesar 3.811,2 kg per hektar per tahun; BEP harga sebesar Rp 1.250,- per kg; nilai NPV layak secara finansial sebesar Rp 215.621.617,50,- (nilai positif) sedangkan secara ekonomis sebesar Rp 71.066.519,85,- (mengalami penurunan namun tetap bernilai positif) dengan tingkat suku bunga Bank sebesar 10%; IRR sebesar 11,17% per tahun; dan nilai ROI secara finansial sebesar 99,17% sedangkan secara ekonomis yaitu 19,60%. Apabila ROI mendekati 100% maka menunjukkan prospek yang baik dalam percepatan pengembalian modal.

Kesimpulan dari penelitian ini menurut hasil analisis kelayakan usaha dengan menggunakan perhitungan analisis kelayakan usaha yang meliputi RCR, BEP (baik BEP (Q), maupun BEP (Rp)), NPV, IRR, dan ROI usahatani teh di Desa Mojotengah, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang sangat layak secara ekonomis untuk diusahakan dan faktor produksi seperti luas lahan, biaya tenaga kerja, biaya pupuk ternyata sangat memiliki pengaruh terhadap jumlah produksi teh rakyat dan pendapatan.

(14)

commit to user

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE RESIDENTS’ TEA FARMING IN MOJOTENGAH VILLAGE, REBAN, BATANG

MARUTI NUGRAHENI

F0107010

The purpose of this study was to know (1) the income of the residents’ tea farming carried out by farmers in the Mojotengah village, Reban, Batang and (2) to know whether the residents’ tea farming is economically viable for the people to run.

This research uses descriptive quantitative research methods. The data used were obtained by sampling survey with a random sampling technique. Data analysis techniques used to determine the amount of the residents’ tea farming income is Total Revenue (TR), while to determine the feasibility of the tea farming is Break Even Point (BEP), Revenue Cost Ratio (RCR), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), and Return On Investment (ROI).

The result showed that tea farming in the village of Batang Reban Mojotengah district is fisible and profitable to cultivate with the level 1.99 RCR financially, economically while for 1.20; BEP financially production by 1.914 kg while economically by 3.186 kg per hectar per year is lower than the average production of 3.811,2 kg per hectar per year; BEP price of Rp 1.250,- per kg. Financially viable NPV of Rp 215.621.617,50,- (positive value) while economically of Rp 71.066.519,85,- (decrease but still positive value) with the Bank’s interest rate by 10%. An IRR of 11,17% per annum; and financially ROI value of 99,17% while that is economically 19,60%. If the ROI is close to 100% then it indicates a good prospect of acceleratingreturn on capital.

The conclusion of this study according to the results of the feasibility analysis using the calculation of business feasibility analysis which includes the RCR, BEP (either BEP(Q), and BEP(Rp)), NPV, IRR, and ROI is that the residents’ tea farming in the Mojotengah village, Reban, Batang is economically very feasible to run and factors of production such as land, labor costs, and fertilizer costs are turned out to have big influence on the residents’ tea total production and income.

(15)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan pertanian merupakan pembangunan yang

mengintegrasikan pertanian dengan industri dan jasa terkait dalam satu

kluster industri yang mencakup (input produksi), usahatani, pemasaran dan

pengolahan, serta jasa. Integrasi yang baik antara pertanian, industri dan

dan jasa dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani melalui

pengembangan sistem pertanian dan usaha-usaha agribisnis, semakin

berkembangnya aktivitas ekonomi pedesaan melalui pengembangan sistem

pertanian dan perusahaan-perusahaan pertanian yang mandiri.

Tujuan dan strategi pembangunan di pedesaan di Indonesia, secara

umum antara lain seperti tertuang dalam GBHN Tahun 1998, yaitu bahwa

“pembangunan masyarakat perdesaan perlu terus ditingkatkan, terutama

melalui pembangunan kemampuan sumberdaya manusia. Sejalan dengan

itu perlu ditingkatkan kemampuan masyarakat untuk berproduksi serta

mengelola dan memasarkan produksinya, sekaligus menciptakan lapangan

kerja. Dengan demikian, maka masyarakat pedesaan semakin mampu

menggerakkan dan memanfaatkan dengan sebaik-baiknya segala daya dan

dana bagi peningkatan pendapatan dan taraf hidupnya”.

Produk yang dihasilkan dapat mampu berdaya saing dan

(16)

commit to user

negeri diperlukan dukungan, saling keterkaitan dan sinergi dari

masing-masing sub sistem agribisnis. Saat ini, pembangunan pertanian tidak lagi

berorientasi semata-mata pada peningkatan produksi tetapi kepada

peningkatan produktivitas dan nilai tambah. Petani diharapkan tidak hanya

bekerja di on-farm saja tetapi, diarahkan dan dituntut bagaimana

menumbuhkembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan serta dapat

mengolah produk yang dihasilkan menjadi produk setengah jadi maupun

produk jadi.

Keberhasilan pembangunan khususnya pembangunan bidang

perkebunan sangat tergantung pada partisipasi petani dalam menerima

suatu inovasi yang kemudian menerapkannya dalam melaksanakan

usahataninya. Tujuan usaha perkebunan untuk menghasilkan produksi

perkebunan dengan mengorganisir faktor-faktor produksi, diharapkan hasil

maksimal. Pada kenyataannya petani perkebunan dihadapkan pada

keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan sumber daya. Keterbatasan ini

sangat berpengaruh kepada petani dalam mengambil keputusan untuk

melaksanakan usahataninya. Dari segi ekonomi, petani perkebunan selalu

membandingkan antara hasil yang diharapkan pada waktu panen dengan

biaya yang harus dikeluarkan. Suatu usaha perkebunan dapat mencapai

usaha maksimum bilamana dapat mengkombinasikan faktor-faktor

produksi secara optimal.

Pelaksanaan pembangunan sektor perkebunan pada prinsipnya

(17)

commit to user

ekonomi, dan sumber daya manusia yang terangkai dalam kebijaksanaan

agribisnis.

Daun teh merupakan salah satu komoditas yang memerlukan

penanganan pasca panen dan pengolahan lebih lanjut untuk menjadi

produk pangan yang siap untuk dikonsumsi. Selain itu daun teh merupakan

bahan baku utama pembuatan teh. Perubahan bahan baku daun teh menjadi

daun teh kering siap saji inilah yang dapat memberikan nilai tambah

produk teh. Melalui kegiatan pengolahan daun teh diharapkan dapat

memberikan nilai tambah produk, selanjutnya dapat meningkatkan

pendapatan yang diterima petani atau perajin. Oleh karena itu perlu dikaji

tingkat kelayakan usahanya, selain kelayakan usahataninya perlu juga

diketahui pengaruh sarana produksi, khususnya bahan baku, tenaga kerja

dan bahan bakar terhadap pendapatan bersih, karena selama ini petani teh

hanya melakukan kegiatan usaha, terutama di Desa Mojotengah

Kecamatan Reban Kabupaten Batang, yang masyarakatnya sebagian besar

bermatapencaharian sebagai petani.

Sebenarnya hasil usaha perkebunan teh yang dilaksanakan petani

bergantung pada kesediaan dan kemauan petani dalam mengadopsi dan

menerapkan teknologi serta faktor-faktor produksi yang digunakan.

Selanjutnya kombinasi antara faktor-faktor produksi tersebut akan

berpengaruh pada tingkat produksi dan pendapatan yang diterima petani.

(18)

commit to user

pengetahuan yang cukup serta dapat mengelola faktor-faktor produksi

yang ada maka produksi dan pendapatan petani teh akan meningkat.

Oleh karena itu perlu dikaji usaha perkebunan teh yang dilaksanakan

petani selama ini, baik dalam penerapan teknologi maupun penerapan

faktor-faktor produksi agar diperoleh hasil yang optimal (pendapatan),

baik tingkat produksi maupun tingkat pendapatannya.

Dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani perkebunan melalui

peningkatan produksi pertanian khususnya komoditas perkebunan,

Pemerintah Kabupaten Batang telah menetapkan Kecamatan Blado, Reban

dan Bawang sebagai daerah pengembangan budidaya teh, termasuk di

dalamnya Desa Mojotengah Kecamatan Reban. Hal ini dimaksudkan

selain sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

petani teh juga untuk melestarikan sumberdaya lahan dan lingkungan

hidup serta pemerataan pembangunan.

Desa Mojotengah merupakan salah satu desa penghasil teh di

Kecamatan Reban namun ketersediaan bahan baku teh tidak mencukupi

kebutuhan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diadakan sebuah

penelitian yang berjudul “ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI

TEH RAKYAT DI DESA MOJOTENGAH, KECAMATAN REBAN,

KABUPATEN BATANG”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat

(19)

commit to user

1. Berapa besar pendapatan usahatani teh rakyat yang dilaksanakan oleh

petani di Desa Mojotengah Kecamatan Reban Kabupaten Batang?

2. Apakah usahatani teh rakyat layak secara ekonomi untuk diusahakan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang akan

dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui besar pendapatan usahatani teh rakyat yang

dilaksanakan oleh petani di Desa Mojotengah Kecamatan Reban

Kabupaten Batang.

b. Untuk mengetahui apakah usahatani teh rakyat layak secara ekonomi

untuk diusahakan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dengan adanya penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau

pengetahuan bagi pembaca tentang kelayakan usahatani teh rakyat

terhadap produksi teh sehingga berpengaruh pada pendapatan petani teh

rakyat di Kabupaten Batang dan strategi apa saja yang harus dilakukan.

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi dan

(20)

commit to user

mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan perokonomian

Indonesia.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Batang, penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan informasi dan

masukan bagi lembaga-lembaga yang terkait dengan pembuatan

kebijakan yang berhubungan dengan perkembangan perkebunan teh

rakyat di Kabupaten Batang.

2) Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi

masyarakat tentang usahatani perkebunan khususnya bagi para petani

(21)

commit to user

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Teori Produksi

Produksi didefinisikan sebagai proses menciptakan atau menambah

nilai guna atau manfaat baru. Nilai guna atau manfaat baru mengandung

pengertian kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan

manusia. Produksi meliputi semua aktifitas menciptakan barang dan jasa.

Produksi adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat

dengan cara mengkombinasikan faktor-faktor produksi kapital, tenaga

kerja, teknologi, managerial skill. Produksi merupakan usaha untuk

meningkatkan manfaat dengan cara mengubah bentuk (form utility),

memindahkan tempat (place utility), dan menyimpan (store utility).

(Soeharno, 2007:67).

Proses produksi pertanian membutuhkan macam-macam faktor

produksi seperti modal, tenaga kerja, tanah, dan manajemen pertanian

yang berfungsi mengkordinasikan faktor-faktor yang ada sehingga

benar-benar mengeluarkan hasil produksi (output). Produksi diperoleh dengan

campur tangan tangan manusia yaitu tenaga kerja petani (labor). Faktor

produksi modal adalah sumber ekonomi diluar tenaga kerja yang dibuat

oleh manusia. Modal dilihat dalam arti uang atau dalam arti keseluruhan

(22)

commit to user

Modal diartikan sebagai barang dan jasa yang diinvestasikan dalam bentuk

bibit, obat-obatan serta faktor produksi lainnya. Teori produksi

mengandung pengertian mengenai usahatani yang dilakukan petani dalam

tingkat teknologi tertentu mampu mengkombinasikan berbagai macam

faktor produksi seefisien mungkin untuk menghasilkan produksi

maksimal.

Kegiatan produksi ditinjau jangka panjang (long run), yaitu suatu

produksi tidak hanya saja output dapat berubah, tetapi mungkin semua

input dapat diubah dan hanya teknologi dasar produksi yang tidak

mengalami perubahan. Secara umum fungsi produksi menunjukan bahwa

jumlah barang produksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang

digunakan. Jadi hasil produksi merupakan variabel tidak bebas, sedangkan

faktor produksi merupakan variabel bebas :

Q = f ( K, L )

dimana :

Q = Output K = capital/modal L = Labour/tenagakerja

Menurut Sugiarto et. al. (2002), produksi adalah suatu kegiatan

yang mengubah input menjadi output. Kegiatan tersebut dalam ekonomi

biasa dinyatakan dalam fungsi produksi. Analisis terhadap kegiatan

produksi perusahaan dikatakan berada dalam jangka pendek apabila

sebagian dari faktor produksi dianggap tetap jumlahnya (fixed input)

(23)

commit to user

perubahan yang artinya bahwa setiap faktor produksi dapat ditambah

jumlahnya kalau memang diperlukan.

Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis , yang dalam

teori ekonomi disebut Fungsi produksi. Fungsi Produksi adalah suatu

fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan antara tingkat output

dan kombinasi penggunaan input-input. Hubungan antara masukan dan

keluaran ini secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut (Budiono,

2002). :

Q = f ( X1 , X2, X3 …..Xn)

Dimana :

Q = Tingkat produksi (out put) dipengaruhi oleh faktor produksi X. X = berbagai input yang digunakan atau variable yang mempengaruhi Q.

Dalam teori ekonomi diambil pula satu asumsi dasar mengenai

sifat dari fungsi produksi, yaitu fungsi produksi dari semua produksi

dimana semua produsen dianggap tunduk pada suatu hukum yang disebut :

Teh Law of Diminishing Return ( Nilai Kepuasan yang Semakin Lama

Semakin Berkurang).

(24)

commit to user

C

Hukum kenaikan hasil yang berkurang merupakan kaidah yang

menunjukkan pola yang berlaku bagi perubahan marjinal product (MP)

dari suatu faktor produksi (Herlambang et al., 2001 dalam Sudantoko,

Djoko 2010).

Gambar 2.1

Tahapan Dari Suatu Proses Produksi (Kurva produksi total, MP, dan AP)

Sumber : Soeharno, TS., 2007:71

\

Ep = 0

Ep = 1

Ep < 0

(25)

commit to user

Terdapat beberapa tahapan dalam proses produksi, yaitu :

Tahap 1 : nilai Ep >1 , produk total , produk rata-rata menaik dan produk

marginal juga nilainya menaik kemudian menurun sampai nilainya sama

dengan produk rata-rata, merupakan daerah irasional karena produsen

masih dapat meningkatkan output melalui peningkatan input.

Tahap II : nilai Ep adalah 1 >Ep > 0, produk total menaik tetapi produk

rata-rata menurun dan produk marjinal nilainya juga menurun sampai 0

dan merupakan daerah rasional untuk membuat keputusan produksi dan

daerah ini terjadi efisiensi.

Tahap III : nilai Ep< 0 , produk total dan produk rata – rata menurun

sedangkan nilai produk marjinal negative, juga merupakan daerah

irrasional karena dengan penambahan input akan mengurangi output.

Sadono Sukirno (2002), menyatakan bahwa fungsi produksi

menunjukan sifat hubungan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat

produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan

istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output .

Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus , yaitu seperti

berikut :

Q = f ( K, L, R, T )

Dimana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja,

R adalah kekayaan alam , dan T adalah tingkat teknologi yang digunakan.

(26)

commit to user

faktor-faktor produksi tersebut yaitu secara bersama digunakan untuk

memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat produksinya. Dari

persamaan tersebut diatas artinya bahwa tingkat produksi suatu barang

tergantung kepada , jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan

alam, dan tingkat teknologi yang dipergunakan.

2. Faktor-Faktor Produksi

a. Biaya Produksi

Biaya penggunaan sumber daya mencakup biaya eksplisit dan biaya

implisit. Upah yang dibayarkan, pengeluaran untuk listrik, pembayaran

untuk bahan-bahan baku, bunga yang dibayarkan kepada para pemegang

obligasi perusahaan dan sewa bangunan.

Biaya implisit (Implicit Cost) berkenan dengan setiap keputusan yang jauh lebih sulit untuk dihitung. Biaya-biaya implisit ini tidak memasukkan pengeluaran-pengeluaran tunai dan oleh karena itu seringkali diabaikan dalam analisis pembuatan keputusan. Sewa yang bisa diterima seorang petani dari ladang jika la tidak menggunakan ladang tersebut merupakan biaya implisit dari kegiatan-kegiatan pertaniannya.

Mubyarto (1988), penyelenggara suatu usahatani diperlukan biaya

untuk menghasilkan suatu produk tertentu dalam hal ini produk usahatani.

Menurut sifatnya biaya usahatani dapat digolengkan menjadi 2 (dua), yaitu

biaya tetap dan biaya variabel/tidak tetap, sedangkan kedua biaya itu

disebut biaya produksi.

Selanjutnya biaya produksi yaitu semua pengeluaran yang

(27)

commit to user

produk. Dalam penelitian ini analisa yang dipergunakan adalah analisa

ekonomi/perusahaan, sehingga semua biaya produksi baik berupa sarana

produksi yang dibayar maupun tidak dibayar, tenaga kerja baik dari dalam

maupun dari luar keluarganya serta lain-lain diperhitungkan dan dinilai

dengan uang. Biaya tetap adalah semua biaya yang dipergunakan dalam

proses produksi berupa tanah, biaya modal, pajak tanah dan lain-lain.

Sedangkan biaya variabel/tidak tetap adalah biaya-biaya yang

dipergunakan untuk membeli suatu satuan variabel yang dipergunakan

untuk menghasilkan produk usahatani seperti pembelian bibit, pupuk,

obat-obatan, tenaga kerja dan lain sebagainya.

b. Biaya Sewa Tanah, Pajak dan Bunga Modal

Sukartawi (1990), tanah merupakan salah satu unsur mutlak yang

diperlukan dalam pelaksanaan usaha perkebunan yang dipakai untuk

menghasilkan produk usahatani. Pada penelitian ini dipergunakan analisa

ekonomi atau perusahaan, jadi tanah disini baik milik sendiri atau tanah

garapan yang dipergunakan untuk pelaksanaan uasah perkebunan teh di

perhitungkan dengan sewa. Adapun besarnya nilai sewa diperhitungkan

nilai yang berlaku lokal pada saat penelitian berlangsung.

Selanjutnya pajak tanah dimasukkan sebagai biaya, sebab dalam

analisa finansial merupakan sebagian pendapatan petani yang dibayarkan

kepada pemerintah. Adapaun besarnya pajak tanah ditentukan berdasarkan

(28)

commit to user

Bunga modal merupakan biaya atas penggunaan sejumlah uang

pada saat sekarang yang diperhitungkan dengan nilai uang saat yang akan

datang, yaitu pada saat usaha perkebunan teh telah berproduksi dan telah

memberikan penerimaan serta pendapatan, dalam hal ini diperhitungkan

samapi usaha perkebunan teh berumur 10 tahun. Besarnya tingkat bunga

diperhitungkan berdasarkan jumlah bunga yang berlaku pada saat

penelitian.

c. Biaya Tenaga Keja

Tenaga kerja usahatani diperoleh dari dalam keluarga dan luar

keluarga. Tenaga kerja dari dalam keluarga biasanya terdiri atas bapak,

ibu, dan anak. Untuk biaya tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga

diperhitungkan dalam pengeluaran biaya (Mubyarto, 1991). Pada

kenyataannya tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga tidak dihitung

biayanya. Petani memakai tenaga dari luar keluarga kalau memang tenaga

yang dipakai itu kurang dan harus cepat selesai.

Tenaga kerja yang berasal dari keluarga merupakan tenaga yang

diberi upah sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan dan sesuai dengan jam

kerja pada kegiatan produksi (Mubyarto, 1991). Satuan tenaga kerja yang

(29)

commit to user 1. Jumlah jam dan hari kerja total

Ukuran ini menghitung seluruh pencurahan dari sejak persiapan

sampai panen, dapat juga dengan menggunakan inventarisasi jam (1 hari

= 7 jam kerja) lalu dijadikan hari kerja total.

2. Jumlah setara pria

Jumlah kerja yang dicurahkan untuk seluruh proses produksi

diukur dengan ukuran dari kerja pria.

Jumlah hari kerja untuk seluruh proses produksi, diukur dengan

ukuran hari kerja pria menurut Mubyarto (1991), sebagai berikut :

a) Satu tenaga kerja pria = 1 hari kerja pria

b) Satu tenaga kerja wanita = 0,7 hari kerja pria

c) Satu tenaga kerja ternak/mesin = 2 hari kerja pria

d) Satu tenaga kerja anak = 0,5 hari kerja pria

Upah buruh yaitu yang dikeluarkan atau diberikan kapada orang lain

untuk menguasai sementara tenaga orang lain. Pada penelitian ini tenaga kerja

baik dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga diperhitungkan sebagi

biaya tanaga kerja, yaitu tenaga kerja efektif orang kerja (Hari Orang Kerja)

(Djuwari, 1976).

Selanjutnya dari masing-masing biaya tersebut di atas diperhitungkan

per hektarnya pada setiap tahun, dengan asumsi bahwa semua biaya dianggap

tetap sejak awal penelitian sesuai dengan perhitungan perusahaan semua biaya

(30)

commit to user d. Biaya Sarana Produksi

Mubyarto (1989), biaya sarana produksi, yaitu biaya yang

dipergunakan untuk membeli sejumlah faktor produksi pada pelaksanaan

usahatani nilam. Pada penelitian ini semua sarana produksi diperhitungkan

secara perusahaan. Biaya sarana produksi meliputi pembelian bibit, pupuk,

obat-obatan dan lain sebagainya.

e. Produksi dan Penerimaan

Setiap pelaksanaan usahatani mempunyai tujuan untuk

meningkatkan pendapatan, akan tetapi tujuan tersebut baru dapat dicapai

bila diikuti dengan peningkatan produksi dan meminimalkan penggunaan

faktor-faktor produksi sehingga penerimaan akan meningkat. Produksi

merupakan hasil dari usahatani teh yang berupa pucuk daun teh yang

dinyatakan dalam satuan berat (kg atau ton). Sedangkan penerimaan

merupakan hasil perkalian antara total produksi dengan harga persatuan

produksi (Mubyarto, 1988).

f. Pendapatan / Keuntungan

Hadi Darwanto (1984), keuntungan petani dapat dioptimalkan

dengan melakukan dua metode yaitu :

1. Mencari input optimal, yaitu jumlah input variabel, sehingga diperoleh

output tertentu yang dapat memberikan keuntungan maksimum.

2. Mencari output optimal atau tingkat produksi yang memberikan

(31)

commit to user

Nilai keuntungan adalah merupakan selisih dari nilai-nilai total

penerimaan. Nilai keuntungannya ditingkat produksi adalah merupakan

nilai uang dari total produksi dengan harga produksi tersebut.

3. Usahatani

c. Definisi Usahatani

Menurut Mosher (1987), dalam bahasa ekonomi, produksi

pertanian mengusahakan masukan (Input) untuk menghasilkan keluaran

(Output). Masukan adalah segala sesuatu yang diikutsertakan dalam proses

produksi, seperti penggunaan tanah, tenaga kerja petani beserta

keluarganya dan pekerja upahan, kegiatan petani dalam perencanaan dan

pengelolaan sarana produksi pertanian, alat–alat dan mesin pertanian dan

lainnya. Keluaran adalah hasil tanaman dan hasil ternak yang dihasilkan

oleh usaha tani.

(32)

commit to user

Menurut Ramlan (1984), kegiatan usahatani meliputi :

1) Penanaman

a) Bibit

Penyediaan bibit dapat dilakukan dengan perbanyakan

secara vegetatif, untuk mendapatkan bibit yang sama dengan

induknya.

Pada cara okulasi, mata kuncup dari pohon induk diambil

dan ditempelkan pada batang teh. Jika okulasi mulai tunas, maka

bagian bibit di atas tempelan yang berasal dari pohon induk

menjadi batang baru.

Enten (sambungan) dilakukan dengan cara mengambil

bagian muda dari pohon induk teh, dipotong lalu disambungkan

pada bibit yang telah dipersiapkan di persemaian.

Adapun cara stek adalah dengan cara mengambil bagian

dari pohon induk yang dapat ditanam dan stek tanaman teh

berupa sepotong ranting muda yang terdiri dari satu ruas dengan

dua buku dan sehelai daun dibuku yang atas.

b) Pembuatan lubang tanaman

Pekerjaan selanjutnya adalah membuat lubang-lubang

tanaman dengan ukuran 40 cm X 30 cm X 30 cm, lubang-lubang

tersebut dibiarkan terbuka beberapa waktu agar mendapatkan

penyiraman aerasi udara yang cukup. Jarak tanam antar barisan

(33)

commit to user

beragam antara 60-90 cm. Selain secara baris tunggal, jarak

tanam dapat pula secara baris berganda, dengan ketentuan jarak

tanam jarak tanam antar barisan minimal 100 cm dan jarak tanam

dalam barisan berganda beragam antara 50-75 cm dengan sistem

segitiga sama sisi. Lubang tanam dibuat 1-2 minggu sebelum

penanaman (Sultoni, 1992).

c) Pohon bayangan/pelindung

Untuk melindungi tanaman dari terik sinar matahari secara

langsung, melindungi tanaman dari angin dan serangan hama

maka tanaman teh perlu pohon bayangan atau pelindung.

Tanaman pelindung yang banyak dipakai adalah jenis Crotalaria

sp. dan Tephrosia sp. tanaman dapat berfungsi ganda, yaitu di

samping sebagai tanaman pelindung, juga dapat menambah

kesuburan tanah, baik dari sersahan daunnya maupun bintil-bintil

akarnya yang mengikat unsur hara N (Sultoni, 1992).

d) Teknis penanaman

Pada waktu penanaman, lubang tanam diperikasa terlebih

dahulu, kalau-kalau ada yang tertutup kembali oleh tanah galian

yang masuk akibat air hujan. Untuk memacu pertumbuhan

tanaman perlu di beri pupuk dasar, yaitu pupuk yang diberikan ke

dalam lubang sebelum penanaman. Pupuk dasar terdiri dari 11 g

(34)

commit to user

Setelah dilakukan penanaman lubang ditutup kembali

dengan tanah asal, tanah yang berasal dari bawah dikembalikan

ke bawah dan yang berasal dari atas dikembalikan kebagian atas,

tanah sedikit dipadatkan pada sekeliling lubang dengan tujuan

tanaman tidak roboh (Sultoni, 1992).

2) Pemeliharaan tanaman

a) Penyiangan

Penyiangan dilakukan untuk membuang tumbuh-tumbuhan

rumput atau tanaman pengganggu yang tidak perlu. Beberapa

tanaman yang tidak merugikan untuk sementara dapat ditahan

untuk membantu menutup tanah, tanaman tersebut antara lain

adalah : wedusan, sintrong (Ageratum conyzoides, Brechtitus

valerianopsis). Biasanya dalam kebun teh yang masih baru

penyiangan perlu sering diulang, munkin lama makin jarang

karena permukaan tanah semakin tertutup dengan tanaman teh

dan naungan (kalau menggunakan). Di kebun yang sudah tua

biasanya sudah jarang ditumbuhi gulma sehingga penyianganpun

jarang diperlukan. Hanya sesudah dilaksanakan pangkasan pohon

teh perlu diadakan penyiangan secukupnya (Soediardo, 1985).

b) Penyulaman

Bibit teh yang ditanam dikebun biasanya tidak semuanya

(35)

commit to user

sehat maka perlu secepatnya disulam. Tujuan penyulaman adalah

untuk mendapatkan jumlah tanaman yang tumbuh merata, sehat

dan sama umur, sesuai dengan jumlah tanaman yang diinginkan

yang berguna untuk meramalkan produksi yang akan diperoleh.

Penyulaman harus dilakukan secepat mungkin dan terus menerus

dilakukan sampai tanaman berumur dua tahun. Untuk dapat

melaksanakan penyulaman dengan baik, dua minggu setelah

penanaman perlu dilakukan sampai dua bulan menjelang musim

kemarau. Banyaknya bibit sulaman yang diperlukan pada tahun

pertama maksimal 10% dan pada tahun kedua maksimal 5%.

Pada tahun ketiga populasi tanaman menjadi penuh

(Setyamidjaja, 2000).

c) Pemupukan

Tanaman teh perlu dipupuk dengan pupuk yang

mengandung unsur hara N, P, K, Mg, dan Zn. Oleh karena itu,

pupuk yang digunakan untuk memupuk tanaman teh dapat

berupa pupuk majemuk atau pupuk campuran dari bahan baku

pupuk tunggal dengan imbangan N-P-K-Mg-unsur mikro sesuai

dengan rekomendasi pupuk bagi kebun atau lokasi setempat

(Setyamidjaja, 2000).

Waktu pemupukan yang tepat sangat penting karena irama

penyerapan hara pada setiap tanaman berbeda-beda. Tanaman teh

(36)

commit to user

dan cukup. Oleh karena itu hal yang penting untuk pedoman

waktu pemupukan adalah adanya curah hujan dan jangka waktu

di antara dua pemupukan, serta waktu penyerapan oleh tanaman

yang dimulai pada minggu kedua dan terakhir 3 bulan setelah

pemberian. Waktu pemupukan yang terbaik adalah pada kondisi

curah hujan 60-200 mm/minggu. Curah hujan yang kurang dari

60-200 mm/ minggu menyebabkan unsur hara dari pupuk belum

dapat diurai dengan sempurna, sebaliknya pada curah hujan yang

lebih dari 200 mm/minggu terjadi pelarutan pupuk yang besar

dan haranya larut bersama air (Sultoni, 1992).

d) Pemberian mulsa

Pemberian mulsa (serasah) bertujuan untuk menahan

terjadinya erosi, menekan pertumbuhan gulma, menambah bahan

organik di dalam tanah, dan menstabilkan suhu permukaan tanah.

Pemberian mulsa diutamakan dilakukan pada lahan-lahan yang

miring dan rendah kesuburannya.

Cara pemberian mulsa adalah dengan menebarkan bahan

mulsa setebal 3-5 cm merata di permukaan tanah degan tidak

menyentuh tanaman teh. Kebutuhan mulsa per hektar adala 10-20

ton bahan segar. Bahan mulsa dapat berupa sisa pemangkasan

pupuk hijau, daun lalang, jerami, rumput guatemala, dan

rumput-rerumputan berdaun lebar. Waktu pemberian mulsa yang baik

(37)

commit to user

sebelum mulsa disebarkan, tanah digarpu lebih dahulu

(Setyamidjaja, 2000).

e) Pemangkasan

Menurut Sultoni (1992), untuk dapat melakukan pemetikan

dengan muda dan diperoleh jumlah daun muda/pucuk yang

banyak, maka perdu/bidang petik teh harus rendah dan luas.

Perdu/bidang petik yang rendah dan luas diperoleh dengan jalan

pemangkasan. Adapun tujuan pemangkasan adalah :

a. Mengusahakan pertumbuhan/perkembangan tanaman teh agar

tetap pada fase vegetatif, menghindari fase generatif;

b. Mengusahakan agar perdu/bidang petik tetap rendah sehingga

pemetikan dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan efisien;

c. Membentuk frame/bidang petik seluas mungkin;

d. Merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru, sehingga mampu

menghasilkan pucuk yang banyak;

e. Mempermudah frame tanaman dan memperbaiki bentuk frame;

f. Membuang cabang-cabang yang tidak dihendaki yang

menghambat pertumbuhan tunas-tunas baru;

g. Membantu meringankan biaya pengendalian gulma dan penyakit;

h. Mengatur fluktuasi produksi harian pada masa flush dan masa

(38)

commit to user

Dengan demikian secara singkat dapat dikatakan bahwa

maksud pemangkasan adalah untuk meningkatkan produktivitas

tanaman teh.

Dalam budidaya tanaman teh dikenal ada 3 jenis pangkasan, yaitu :

a. Pangkasan bentuk (untuk membentuk kerangka);

b. Pangkasan produksi (untuk memperluas bidang petik dan mempertinggi produksi);

c. Pengkasan rehabilitasi (untuk memperbaiki kerangka yang rusak) (Soediardo, 1985).

3) Pemberantasan hama tanaman

Tanaman teh diganggu oleh berbagai hama yang merusak

perakaran, batang, ranting, daun dan buah. Gangguan hama yang

sangat besar pengaruhnya terhadap produksi daun adalah

beberapa hama yang merusak daun. Beberapa jenis hama penting

yang menjadi masalah diantaranya adalah Helopeltis antonii, ulat

jengkal, ulat penggulung daun, ulat penggulung pucuk, ulat api,

dan tungau jingga.

Penyakit pada tanaman teh juga merupakan salah satu

faktor yang dapat mengurangi produksi. Penyakit pada tanaman

teh antara lain adalah cacar daun, busuk daun, penyakit mati

ujung pada bidang petik, busuk akar, penyakit upas dan lain-lain.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan cara

mekanis dengan pengambilan/pemetikan bagian yang terserang

(39)

commit to user

penyakit tanaman dengan menggunakan inseksida dan pestisida

(Sultoni, 1992).

4) Pemungutan hasil

Hasil tanaman teh yang dipungut adalah kuncup dan

ranting muda beserta daun-daun. Pemetikan adalah perkerjaan

memungut sebagian dari tunas-tunas teh beserta daunnya yang

masih muda, untuk kemudia diolah menjadi produk teh kering

yang merupakan komoditi perdagangan. Pemetikan berfungsi

pula sebagai usaha membentuk kondisi tanaman teh agar mampu

berproduksi tinggi secara berkesinambungan. Adapun jenis

pemetikan yang dilakukan selama satu daur pangkas terdiri dari

pemetikan jendangan dan pemetikan produksi. Pemetikan

jendangan adalah pemetikan yang dilakukan pada tahap awal

setelah tanaman dipangkas untuk membentuk bidang petik yang

lebar dan rata dengan ketebalan lapisan daun pemeliharaan yang

cukup, agar tanaman mempunyai potensi produksi yang tinggi.

Biasanya pemetikan jendangan dilakuakan 6-10 kali petikan,

kemudian diteruskan dengan pemetikan produksi. Pemetikan

produksi adalah pemetikan yang berlangsung secara rutin hingga

tiba giliran pemangkasan produksi berikutnya. Sedangkan

(40)

commit to user

a. Pemetikan halus, yaitu pucuk yang dihasilkan terdiri dari

pucuk peko (p) dengan satu daun, atau pucuk burung (b)

dengan satu daun yang muda (m), bisa ditulis dengan rumus

p+1 atau b+1m;

b. Petikan medium, yaitu apabila pucuk yang dihasilkan terdiri

dari pucuk peko dengan dua duan, tiga daun muda serta pucuk

burung dengan satu, dua, tiga daun muda, ditulis dengan

rumus p+2, p+3, b+1m, b+2m, b+3m;

c. Petikan kasar, yaitu apabila pucuk yang dihasilkan terdiri dari

pucuk peko dengan empat daun atau lenih, dan pucuk burung

dengan beberapa daun tua, ditulis dengan rumus p+4 atau

lebih, b+(1-4t). Umumnya jenis petikan yang dikehendaki

adalah jenis petikan medium, dengan komposisi minimal 70%

pucuk medium, maksimal 10% pucuk halus, dan 20% pucuk

kasar (Sultoni, 1992).

d.

5) Standar perhitungan

Menurut Setyamidjaja (2000), untuk tanaman teh yang

sudah ada tanamannya maka standar harga input didasarkan pada

biaya riil yang sudah dilekuarkan pada tahun sebelumnya.

Sedangkan standar harga pada tahun dimana kegiatan pendataan

(41)

commit to user

harga jual riil yang diterima petani pada tingkat harga di pasar

lokal.

Selanjutnya produksi teh dihasilkan setiap 15 hari dengan

hasil rata-rata 453,26 kilogram per hektar, sebulan 906,52

kilogram per hektar, sehingga dalam satu tahun 10.878.24

kilogram per hektar.

d. Analisis Kelayakan Usahatani

1) Analisa biaya, penerimaan dan pendapatan

Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya biaya produksi,

penerimaan dan pendapatan usahatani teh. Total penerimaan atau Total

Revenue dihitung dengan rumus :

TR = P x Q

dimana :

TR = Total Revenue / Penerimaan (Rp/ha) P = Price / Harga (Rp/kg)

Q = Quantum / total produksi (kg/ha)

Biaya (cost) produksi yang dikeluarkan untuk usaha perkebunan

teh merupakan penjumlahan dari seluruh biaya diperhitungkan, meliputi

biaya tetap (sewa tanah, pajak) dan biaya variabel (biaya untuk

membeli sarana produksi dan membayar upah tenaga kerja).

Adapun pendapatan yang diterima oleh petani dari usaha

perkebunan teh adalah selisih antara total penerimaan dengan total

biaya yang dikeluarkan, dengan rumus :

(42)

commit to user atau Y = TR –TC

2) Analisa kelayakan usaha

Untuk mengetahui apakah usahatani teh yang dilakukan oleh petani

teh rakyat di Desa Mojotengah Kecamatan Reban Kabupaten Batang

layak atau tidak untuk diusahakan, maka dilakukan perhitungan analisis

kelayakan usaha dengan :

a) Break Even Point (BEP)

Titik impas atau Break Even Point (BEP) adalah keadaan

dimana suatu usaha memperoleh penerimaan yang besarnya sama

dengan besarnya biaya yang dikeluarkan, sehingga usaha tidak

memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Secara

matematik BEP dapat dirumuskan dengan BEP volume produksi dan

BEP harga.

BEP volume produksi atau BEPQ

BEP Q =

Jika harga pasar telah melebihi BEPRp , maka usahatani tersebut

layak dijalankan.

(43)

commit to user

Menurut Rukmono R (1999), Revenue Cost Ratio (R/C) adalah

perbandingan antara penerimaan kotor dengan biaya total yang telah

dikeluarkan.

Jika R/C > 1, maka usahatani tersebut layak dijalankan,

jika R/C ≤ 1, maka usahatani tersebut tidak layak dijalankan,

jika R/C = 1 maka usahatani masih bisa diusahakan.

c) Net Present Value (NPV)

Bahwa nilai uang sekrang tidak sama (lebih tinggi) dari nilai

uang dikemudian hari. Nilai uang sekarang dihitung dengan

menggunakan discount rate yang sedang berlaku (Kadariah, 1988).

NPV dihitung dengan rumus :

NPV = Net B x DF

dimana :

B = Benefit (keuntungan) dalam rupiah T = Umur ekonomi usahatani (tahun)

DF = Discount factor (tingkat bunga yang berlaku %)

Apabila NPV > 0 atau bernilai positif, berarti usahatani

(44)

commit to user

Apabila NPV < 0 atau bernilai negatif, berarti usahatani mengalami

kerugian (tidak layak).

d) Internal Rate of Return (IRR)

Internal rate of return adalah discount rate yang dapat

membuat besarnya Net Present Value (NPV) sama dengan nol (0),

atau dapat membuat Net Benefit Cost Ratio (BCR) sama dengan satu

(1). Dalam perhitungan IRR ini dirumuskan bahwa setiap benefit

netto tahunan secara otomatis diinvestasikan kembali dalam tahun

berikutnya, dan memperoleh rate of return yang sama dengan

investasi-investasi sebelumnya. Besarnya IRR tidak dtanamkan secara

lengsun dan harus dicari lagi dengan dicoba lagi. Tahapannya

mula-mula dipakai discount rate yang diperkirakan mendekati besarnya

IRR. Bila perhitungan tersebut masih memberikan nilai yang positif,

maka harus NPV discount rate yang lebih tinggi, dan seterusnya

sampai diperoleh NPV yang negatif (Kadariah, 1988), dengan

menggunakan rumus :

IRR = i1 +

dimana :

IRR = Internal rate of return

i1 = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1 i2 = Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2

(45)

commit to user

ROI digunakan untuk mengetahui total biaya produksi yang

dikeluarkan dan kapan akan kembali. Total biaya itu akan kembali

apabila produksi tersebut mengalami keuntungan, yaitu pendapatan

yang diperoleh lebih banyak daripada biaya yang dikeluarkan dalam

satu tahun periode usaha.

Produksi Biaya

Total

Bersih Pendapatan

ROI = X100%

Kaidah keputusan : apabila ROI mendekati 100%, maka menunjukkan

prospek yang baik dalam percepatan pengembalian modal (Rahardi,

1999).

B. Penelitian Terdahulu

Pada penelitian terdahulu , para peneliti telah melakukan berbagai

penelitian tentang efisiensi produksi/ekonomi sehingga akan sangat membantu

dalam mencermati masalah yang akan diteliti dengan berbagai pendekatan

spesifik sebagai rujukan utama, khususnya penelitian yang menggunakan

model fungsi produksi. Selain itu juga memberikan perbedaan penelitian ini

dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan. Berikut ini beberapa hasil

penelitian yang relevan yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu

(46)

commit to user Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti/ Penulis

Tahun Judul Metodologi

Research/Tehory - Mengaktifkan dan

(47)

commit to user teh di Indonesia jauh dibawah

pertumbuhan ekspor teh dunia.

- Diperlukan upaya untuk

meningkatkan ekspor teh Indonesia - Diperlukan upaya

untuk

meningkatkan komposisi produk teh

- Diperlukan upaya untuk - Mengaktifkan dan

memfungsikan

6. Valeriana Darwis (2007)

Deskriptif Perhitungan R/C sebesar 2,43

- Pengusahaan di rumah kaca lebih tinggi

(48)

commit to user

- Produktivitas dan pendapatan - Analisis biaya dan

pendapatan

- Pemanfaatan dana KUT berpengaruh nyata terhadap penggunaan sarana produksi pada usahatani padi - Produktivitas dan

pendapatan petani

- Relatif besarnya dampak bencana

Setiap pelaksanaan usahatani mempunyai tujuan untuk meningkatkan

pendapatan, akan tetapi tujuan tersebut baru dapat dicapai bila diikuti dengan

peningkatan produksi dan meminimalkan penggunaan faktor-faktor produksi

sehingga penerimaan akan meningkat. Produksi merupakan hasil dari

(49)

commit to user

(kg atau ton). Produksi teh rakyat yang merupakan variabel terikat dipengaruhi

oleh variabel-variabel bebas yang meliputi variabel luas lahan, modal, tenaga

kerja, bibit, pupuk organik, pestisida organik, dan penyuluhan.

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Keterangan :

Biaya (cost) produksi yang dikeluarkan untuk usaha perkebunan teh

merupakan penjumlahan dari seluruh biaya diperhitungkan, meliputi biaya tetap

(sewa tanah, pajak) dan biaya variabel (biaya untuk membeli sarana produksi dan

membayar upah tenaga kerja).

Pendapatan yang diterima oleh petani dari usaha perkebunan teh adalah

selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan.

Titik impas atau Break Even Point (BEP) adalah keadaan dimana suatu

usaha memperoleh penerimaan yang besarnya sama dengan besarnya biaya yang Analisis Biaya,

Penerimaan, dan Pendapatan

Analisis Kelayakan Usahatani

Biaya Pendapatan BEP RCR NPV IRR ROI

Layak Tidak Layak

(50)

commit to user

dikeluarkan, sehingga usaha tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami

kerugian.

Revenue Cost Ratio (R/C) adalah perbandingan antara penerimaan kotor

dengan biaya total yang telah dikeluarkan.

Net Present Value (NPV) merupakan nilai uang sekarang dihitung dengan

menggunakan discount rate yang sedang berlaku (Kadariah, 1988).

Internal rate of return (IRR) adalah discount rate yang dapat membuat

besarnya Net Present Value (NPV) sama dengan nol (0), atau dapat membuat Net

Benefit Cost Ratio (BCR) sama dengan satu (1).

Return On Investment (ROI) digunakan untuk mengetahui total biaya

produksi yang dikeluarkan dan kapan akan kembali.

Setelah beberapa analisis tersebut diperhitungkan, maka akan dapat

diketahui layak atau tidaknya usahatani teh rakyat di Desa Mojotengah

Kecamatan Reban Kabupaten Batang.

D. Hipotesis

Berdasarkan pada kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian ini

disusun sebagai berikut:

1. Diduga usahatani teh rakyat yang dilaksanakan oleh petani teh rakyat di Desa

Mojotengah Kecamatan Reban Kabupaten Batang dapat meningkatkan

pendapatan petani teh.

2. Diduga usahatani teh rakyat tergolong dalam kategori layak untuk diusahakan

(51)

commit to user

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berjudul, Analisis Usahatani Teh Rakyat Di Desa

Mojotengah, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang. Objek penelitian dalam

penelitian ini adalah para petani teh rakyat di Desa Mojotengah, Kecamatan

Reban, Kabupaten Batang.

B. Jenis dan Sumber Data

Menurut Arikunto (2006), data adalah segala fakta dan angka yang

dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi. Data yang

digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah:

1) Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

sumber atau tempat dimana penelitian akan dilakukan secara

langsung. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari informasi

yang diberikan responden dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

(kuesioner) yang diberikan kepada para petani teh rakyat dan

Koperasi di Desa Mojotengah Kecamatan Reban serta Dinas

(52)

commit to user 2) Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber penelitian yang diperoleh

secara tidak langsung, melalui media perantara. Diperoleh dengan

mengumpulkan data-data yang ada di Biro Pusat Statistik Kabupaten

Batang, data Pabrik Teh Kabupaten Batang yang telah ada dan

diambil keterkaitan dengan masalah yang diteliti dan sebagainya.

Sebagai suatu penelitian empiris, maka data sekunder dalam

penelitian ini juga dapat diperoleh dari artikel, jurnal, dan

penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan usahatani teh.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2006:130) populasi adalah keseluruhan dari

subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah para petani teh di

Desa Mojotengah Kecamatan Reban Kabupaten Batang.

Menurut Arikunto (2006:131) sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah

menggunakan metode area random sampling yaitu pengambilan sampel

berdasarkan wilayah dimana masing-masing bagian terambil sampelnya

secara acak. Penentuan sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut :

2

1 Ne

N n

+ ³

Keterangan :

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

(53)

commit to user

ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat

ditolerir atau diujikan (Slovin dalam Husein, 2000: 189).

2

Berdasarkan perhitungan di atas sampel minimal yang harus diteliti

sebanyak 83 petani teh. Dalam penelitian ini menggunakan metode area

random sampling, sampel yang diteliti sebanyak 100 petani teh rakyat yang

berada di Desa Mojotengah Kecamatan Reban Kabupaten Batang.

Tabel. 3.1

(54)

commit to user

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian. Variabel yang akan di bahas dalam penelitian

ini adalah :

1. Luas Lahan

Luas lahan adalah luas tanah yang digunakan petani untuk produksi teh

dalam satu musim tanam diukur dalam satuan hektar (Ha).

2. Biaya tenaga kerja

Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang digunakan untuk proses produksi

teh dalam satu masa tanam. Tenaga kerja diukur menggunakan satuan hari

orang bekerja (HOK).

3. Biaya pupuk

Pupuk adalah banyaknya jumlah pupuk yang digunakan petani dalam satu

musim tanam. Pupuk diukur menggunakan satuan kwintal (Kw).

4. Pendapatan petani

Adalah seluruh penerimaan yang diperoleh dari usahatani dalam satu kali

masa tanam. Diperhitungkan dari hasil penjualan produk, yaitu jumlah

produksi x harga per kesatuan (Rp/Kg).

5. Penerimaan bersih

Adalah selisih antara nilai produksi dengan biaya produksi dalam satu kali

(55)

commit to user

E. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan metode mencari data tentang

hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya (Arikunto, 2006:

231).

2) Metode Wawancara

Menurut Arikunto (2006:227) wawancara atau sering disebut

interview atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan

oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara

mengenai data tentang variabel, perhatian, sikap tantang sesuatu.

Dalam metode ini digunakan untuk membantu menjelaskan kepada

responden apabila responden kurang jelas dalam menjawab angket.

3) Metode Angket atau Kuesioner

Metode angket/kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam

arti laporan tentang diri pribadi atau hal lain yang ia ketahui

(Arikunto, 2006: 225).

F. Teknik Analisis Data

Analisa data merupakan suatu cara untuk mengolah data yang telah

(56)

commit to user

yang diberikan mudah dipahami. Hasil dari pengolahan data ini

digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan. Dalam

penelitian ini analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:

dak meyakinkan (inconclusive).

1. Uji Analisis Usahatani

3) Analisa biaya, penerimaan dan pendapatan

Analisis ini digunakan untuk menghitung besarnya biaya

produksi, penerimaan dan pendapatan usahatani teh. Total

penerimaan atau Total Revenue dihitung dengan rumus :

TR = P x Q

dimana :

TR = Total Revenue / Penerimaan (Rp/ha) P = Price / Harga (Rp/kg)

Q = Quantum / total produksi (kg/ha)

Biaya (cost) produksi yang dikeluarkan untuk usaha perkebunan

teh merupakan penjumlahan dari seluruh biaya diperhitungkan,

meliputi biaya tetap (sewa tanah, pajak) dan biaya variabel (biaya

untuk membeli sarana produksi dan membayar upah tenaga kerja).

Adapun pendapatan yang diterima oleh petani dari usaha

perkebunan teh adalah selisih antara total penerimaan dengan total

biaya yang dikeluarkan, dengan rumus :

Pendapatan = Total Penerimaan – Total Biaya

(57)

commit to user

2. Analisa kelayakan usahatani

Untuk mengetahui apakah usahatani teh yang dilakukan oleh

petani teh rakyat di Desa Mojotengah Kecamatan Reban Kabupaten

Batang layak atau tidak untuk diusahakan, maka dilakukan perhitungan

analisis kelayakan usaha dengan :

f) Break Even Point (BEP)

Titik impas atau Break Even Point (BEP) adalah keadaan

dimana suatu usaha memperoleh penerimaan yang besarnya sama

dengan besarnya biaya yang dikeluarkan, sehingga usaha tidak

memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian. Secara

matematik BEP dapat dirumuskan dengan BEP volume produksi dan

BEP harga.

BEP volume produksi atau BEPQ

BEP Q =

Jika harga pasar telah melebihi BEPRp , maka usahatani tersebut layak

(58)

commit to user g) Revenue Cost Ratio (RCR)

Menurut Rukmono R (1999), Revenue Cost Ratio (R/C) adalah

perbandingan antara penerimaan kotor dengan biaya total yang telah

dikeluarkan.

Jika R/C > 1, maka usahatani tersebut layak dijalankan,

jika R/C ≤ 1, maka usahatani tersebut tidak layak dijalankan,

jika R/C = 1 maka usahatani masih bisa diusahakan.

h) Net Present Value (NPV)

Bahwa nilai uang sekrang tidak sama (lebih tinggi) dari nilai

uang dikemudian hari. Nilai uang sekarang dihitung dengan

menggunakan discount rate yang sedang berlaku (Kadariah, 1988).

NPV dihitung dengan rumus :

NPV = Net B x DF

dimana :

B = Benefit (keuntungan) dalam rupiah T = Umur ekonomi usahatani (tahun)

DF = Discount factor (tingkat bunga yang berlaku %)

Apabila NPV > 0 atau bernilai positif, berarti usahatani

(59)

commit to user

Apabila NPV < 0 atau bernilai negatif, berarti usahatani mengalami

kerugian (tidak layak).

i) Internal Rate of Return (IRR)

Internal rate of return adalah discount rate yang dapat

membuat besarnya Net Present Value (NPV) sama dengan nol (0),

atau dapat membuat Net Benefit Cost Ratio (BCR) sama dengan satu

(1). Dalam perhitungan IRR ini dirumuskan bahwa setiap benefit

netto tahunan secara otomatis diinvestasikan kembali dalam tahun

berikutnya, dan memperoleh rate of return yang sama dengan

investasi-investasi sebelumnya. Besarnya IRR tidak dtanamkan secara

lengsun dan harus dicari lagi dengan dicoba lagi. Tahapannya

mula-mula dipakai discount rate yang diperkirakan mendekati besarnya

IRR. Bila perhitungan tersebut masih memberikan nilai yang positif,

maka harus NPV discount rate yang lebih tinggi, dan seterusnya

sampai diperoleh NPV yang negatif (Kadariah, 1988), dengan

menggunakan rumus :

IRR = i1 +

dimana :

IRR = Internal rate of return

(60)

commit to user j) Return On Investment (ROI)

ROI digunakan untuk mengetahui total biaya produksi yang

dikeluarkan dan kapan akan kembali. Total biaya itu akan kembali

apabila produksi tersebut mengalami keuntungan, yaitu pendapatan

yang diperoleh lebih banyak daripada biaya yang dikeluarkan dalam

satu tahun periode usaha.

Produksi Biaya

Total

Bersih Pendapatan

ROI = X100%

Kaidah keputusan : apabila ROI mendekati 100%, maka menunjukkan

prospek yang baik dalam percepatan pengembalian modal (Rahardi,

(61)

commit to user

47

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Keadaan Geografis

Desa Mojotengah merupakan desa yang terletak di Kecamatan

Reban Kabupaten Batang dengan dibatasi :

Sebelah Utara : Kecamatan Limpung

Sebelah Barat : Kecamatan Blado dan Pecalungan

Sebelah Selatan : Kabupaten Banjarnegara

Sebelah Timur : Kecamatan Limpung

Kabupaten Batang dibagi 15 kecamatan. Kecamatan Reban

meliputi 19 (sembilan belas) desa yaitu: Desa Pacet, Desa Mojotengah,

Desa Cablikan, Desa Ngroto, Desa Ngadirejo, Desa Reban, Desa

Tambakboyo, Desa Adinuso, Desa Kumesu, Desa Kepundung, Desa

Podomasan, Desa Semampir, Desa Wonosobo, Desa Sojomerto, Desa

Karanganyar, Desa Polodoro, Desa Kalisari, Desa Sukomangli, dan Desa

Wonoroja.

Kecamatan Reban mempunyai luas wilayah 1.925,9 Km2

sedangkan Desa Mojotengah mempunyai luas wilayah sekitar 1.925 Ha.

Dengan ketinggian kurang lebih 600 m sampai 1500 m dari permukaan

laut. (sumber data monografi Kecamatan Reban 2009).

Dalam tabel 4.1 dapat diketahui jumlah produksi teh di Kecamatan

Gambar

GAMBAR 2.2 Kerangka Pemikiran ................................................................
Gambar 2.1 Tahapan Dari Suatu Proses Produksi
  Tabel 2.1
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kromatogram menunjukkan bahwa minyak daun salam dari Sukabumi lebih harum ditandai dengan senyawa adanya nerolidol yang memiliki puncak peak lebih tinggi

Lebih lanjut, mikrokontroler merupakan sistem komputer yang mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik, berbeda dengan PC (Personal Computer) yang

Apakah Dinas Kesehatan memiliki peta kapasitas atau data kapasitas sumber daya yang dapat digunakan untuk penanggulangan krisis kesehatan. (SDM, Sarana

Sumber: Direktorat Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia: Jakarta Direktorat Diplomasi Publik.. “Presiden RI: Soft Power

Selain itu dalam kesetaraan gender, secara diskursus telah dipahami secara baik oleh sebagian guru dan juga siswa SMA N CMBBS, meski nilai-nilai islami yang menjadi dasar

Pertama, skripsi Istighfarotun (2007), berjudul Pemikiran Dakwah DR. Skripsi ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi tokoh. Metode penelitiannya

(Mystacoleucus Padangensis Blkr.) di danau Singkarak, komposisi jenis kepadatan dan keanekaragaman juvenil ikan pada padang lamun gugus pulau Pari, biodiversitas ikan karang di

Kompaktifikasi pada Calabi-Yau manifold menghasilkan, untuk setiap mani- fold K, sebuah string vakum yang konsisten untuk grup gauge tidak lebih besar dari E 6 ×E 8 dan N = 1