• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN LEMBAR KERJA PADA MICROSOFT EXCEL 2007 UNTUK ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PROYEK APARTEMEN (YSQ 3 SPREADSHEET) The Making of Spreadsheet on Microsoft Excel 2007 For Investment Analysis on the Feasibility of Apartment Project (YSQ 3 Spreadsheet)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBUATAN LEMBAR KERJA PADA MICROSOFT EXCEL 2007 UNTUK ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PROYEK APARTEMEN (YSQ 3 SPREADSHEET) The Making of Spreadsheet on Microsoft Excel 2007 For Investment Analysis on the Feasibility of Apartment Project (YSQ 3 Spreadsheet)"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN LEMBAR KERJA

PADA MICROSOFT EXCEL 2007

UNTUK ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

PROYEK APARTEMEN (YSQ 3 SPREADSHEET)

The Making of Spreadsheet on Microsoft Excel 2007 For Investment Analysis

on the Feasibility of Apartment Project (YSQ 3 Spreadsheet)

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana teknik pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Oleh :

ETTY MARETNAWATI

NIM I 0105072

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

PEMBUATAN LEMBAR KERJA

PADA MICROSOFT EXCEL 2007

UNTUK ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

PROYEK APARTEMEN (YSQ 3 SPREADSHEET)

The Making of Spreadsheet on Microsoft Excel 2007 For Investment Analysis

on the Feasibility of Apartment Project (YSQ 3 Spreadsheet)

Disusun Oleh :

ETTY MARETNAWATI

NIM I 0105072

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Persetujuan Dosen Pembimbing

Dosen Pembimbing I

Ir. Siti Qomariyah, M. Sc NIP. 19580615 198501 2 001

Dosen Pembimbing II

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PEMBUATAN LEMBAR KERJA

PADA MICROSOFT EXCEL 2007

UNTUK ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

PROYEK APARTEMEN (YSQ 3 SPREADSHEET)

The Making of Spreadsheet on Microsoft Excel 2007 For Investment Analysis

on the Feasibility of Apartment Project (YSQ 3 Spreadsheet)

Disusun Oleh :

ETTY MARETNAWATI

NIM I 0105072

Telah dipertahankan di hadapan tim penguji pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima guna memenuhi

sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Teknik.

Pada hari : Kamis

Tanggal : 04 Februari 2010

1. Ir. Siti Qomariyah, M. Sc NIP. 19580615 198501 2 001

(………)

2. Ir. Agus P. Saido, M. Sc NIP. 19550501 198601 1 001

(………)

3. Fajar S. Handayani, ST, MT NIP. 19750922 199903 2 001

(………)

4. Ir. Adi Yusuf Muttaqien, MT NIP. 19581127 198803 1 001

(………)

Mengetahui,

a.n. Dekan Fakultas Teknik UNS Pembantu Dekan I

Ir. Noegroho Djarwanti, MT NIP. 19561112 198403 2 007

Disahkan,

Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS

(4)

ABSTRAK

Etty Maretnawati. 2010. Pembuatan Lembar Kerja pada Microsoft Excel 2007 untuk Analisis Kelayakan Investasi Proyek Apartemen (YSQ 3 Spreadsheet). Skripsi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

Manajemen konstruksi sebagai pengendali dari setiap segmen dalam tubuh proyek konstruksi memegang peranan vital demi kesuksesan suatu proyek, termasuk pada proyek pembangunan apartemen. Perencanaan sebagai bagian dari manajemen konstruksi berperan sebagai kompas perjalanan proyek yang akan dikerjakan. Dalam prakteknya pekerjaan ini disebut pra-studi kelayakan yang dilengkapi dengan arus uang dan rencana pembayaran kembali kredit. Salah satu unsur esensial dalam menentukan kebijakan terhadap sebuah proyek konstruksi adalah perencanaan struktur dan ekonomi teknik yang menyertainya. Hal ini perlu diperhitungkan dengan cermat sehingga dalam implementasinya nanti berjalan lancar tanpa gangguan yang diakibatkan oleh kegagalan perencanaan. Salah satunya adalah dengan perencanaan ekonomi teknik yang dilakukan dengan analisis kelayakan investasi. Metode penilaian kelayakan investasi antara lain: Net Present Value (NPV), Revenue-Cost Ratio (RCR), Rate of Return (ROR), Rate of Return on Investment Before Tax (RIb) dan Rate of Return on Investment After Tax (RIa), dan Rate of Return on Equity

(RE). Setelah itu dilakukan analisis titik impas.

Penelitian ini berupa pembuatan lembar kerja untuk menganalisis kelayakan investasi bangunan apartemen, yang selanjutnya disebut sebagai YSQ 3 Spreadsheet, dengan mengambil kasus pada proyek Apartemen Solo Paragon. Lembar kerja ini dirancang dengan membuat formulasi dalam lembar kerja Excel 2007 sesuai dengan rumus-rumus analisis investasi yang sudah ada. Formulasi rumus-rumus-rumus-rumus tersebut dirancang menjadi urut-urutan proses analisis kelayakan investasi yang aplikatif. YSQ 3

Spreadsheet terdiri dari dua belas lembar yang dapat menampilkan hasil hitungan secara otomatis pada lembar output setelah pengisian data pada lembar input selesai dilakukan user.

Penelitian menunjukkan bahwa hasil program YSQ 3 Spreadsheet tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan manual, sehingga penggunaan YSQ 3 Spreadsheet dapat mempercepat dan mempermudah dalam analisis kelayakan investasi apartemen. Dengan harga jual minimum, pihak pemasaran apartemen Solo Paragon dapat menentukan sendiri harga jual minimum untuk mendapatkan keuntungan dari proyek tersebut.

Kata kunci: investasi, layak, lembar kerja

(5)

Etty Maretnawati. 2010. The Making of Spreadsheet on Microsoft Excel 2007 For Investment Analysis on the Feasibility of Apartment Project (YSQ 3 Spreadsheet). Skripsi. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret.

Construction management as controller of each segment in construction project body holds to play a part vital after fruitfulness a project, including on apartment development project. Planning as part of construction management projects tripping compass which will be worked. In practice it was called pre study feasibility, that proveded by cash flow and repayment schedule. One of essential element in determine policy to construction project is structured planning and economic tech one espouse it. It need carefully been taken into account so deep its implementation unmolested well-oiled following one begat by planning failing. One of it is with tech economic planning one did by investment analysis on the feasibility. Investment feasibility method for example: Net Present Value (NPV), Revenue Cost Ratio (RCR), Rate of Return (ROR), Rate of Return on Investment Before Tax (RIb) and Rate of Return on Investment After Tax (RIa), and Rate of Return on Equity (RE). Afterwards done by break even point.

This research as makings of spreadsheet for investment analysis on the feasibility of apartment project, one that hereinafter referred to as YSQ 3 Spreadsheet, with take case on Solo Paragon Apartment project. This spreadsheet designed by makes formulation in spreadsheet of Excel 2007 according to formula analysis existing investments. That formulation are designed as medley process for investment analysis on the feasibility. YSQ 3 Spreadsheet consisting of twelve sheet who can feature self acting calculation result on output sheet after data stuffing on input sheet all through is done user .

Research points out that result programs YSQ 3 Spreadsheet not far in contrast to manual count result, so YSQ 3 Spreadsheet can hasten and watering down deep for investment analysis on the feasibility of apartment project. At the price minimum sell, the marketing of Solo Paragon apartment can own determine minimum sell price to get gain of that project.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, petunjuk, dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir

dengan judul Pembuatan Lembar Kerja pada Microsoft Excel 2007 untuk

Analisis Kelayakan Investasi Proyek Apartemen (YSQ 3 Spreadsheet).

Penyusunan Tugas Akhir ini bertujuan untuk melengkapi salah satu syarat yang

harus ditempuh guna meraih gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Melalui penyusunan Tugas

Akhir ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis,

sehingga dapat menjadi bekal di kemudian hari.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini tidak mungkin dapat

terselesaikan tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: Ir. Siti

Qomariyah, M. Sc dan Ir. Agus P. Saido, M. Sc selaku dosen pembimbing I dan II

yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga Tugas Akhir

ini dapat diselesaikan dengan baik; Ir. Sofa Marwoto selaku pembimbing akademis;

Agustina Dian Saptorini selaku teman seperjuangan skripsi atas diskusi, ide, dan

kerjasamanya; teman-teman Teknik Sipil 2005; dan semua pihak yang telah

berkenan membantu dalam penyusunan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tugas

akhir ini. Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak pada umumnya dan bagi mahasiswa pada khususnya.

Surakarta, Januari 2010

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

2.2.1. Pengertian Studi Kelayakan ... 6

2.2.2. Tujuan dan Manfaat Studi Kelayakan ... 6

2.2.3. Aspek Studi Kelayakan ... 7

2.3. Input Kelayakan Investasi... 9

2.3.1. Besaran-besaran Fisik Teknologis ... 9

2.3.2. Besaran-besaran Tekno Ekonomi... 10

2.4. Analisis Ekonomi Teknik ... 15

(8)

2.4.2. Rumus atau Persamaan yang Digunakan

dalam Analisis Ekonomi Proyek ... 16

2.5. Nilai Sewa Minimum Bangunan ... 17

2.6. Metode Penilaian Investasi ... 18

2.6.1. Metode Nilai Sekarang Netto (Net Present Value) ... 18

2.6.2. Metode Revenue-Cost Ratio (RCR) ... 19

2.6.3. Metode Laju Pengembalian (Rate of Return) ... 19

2.6.4. Tingkat Pengembalian Investasi (Rate of Return on Investment = RI) ... 20

2.6.5. Tingkat Pengembalian Modal (Rate of Return on Equity = RE) ... 21

2.7. Titik Impas (Break Even Point) ... 22

2.8. YSQ 1 Spreadsheet ... 22

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. YSQ 3 Spreadsheet ... 25

3.2. Studi Kasus ... 25

3.3. Sumber Data ... 25

3.4. Pembuatan YSQ 3 Spreadsheet ... 25

BAB 4 PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PROGRAM YSQ 3 SPREADSHEET 4.1. YSQ 3 Spreadsheet ... 29

4.1.1. Rencana Lembar Kerja ... 29

4.1.2. Formula Excel yang Digunakan dalam Lembar Kerja ... 30

(9)

4.2.7. Lembar NPV, RCR, ROR, RIb dan RIa, dan RE ... 46

BAB 5 IMPLEMENTASI YSQ 3 SPREADSHEET PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN SOLO PARAGON 5.1. Implementasi Program YSQ 3 Spreadsheet ... 59

5.2. Pengujian Implementasi Program YSQ 3 Spreadsheet ... 82

(10)

A. Total Biaya Proyek ... 88

B. Perhitungan Pendapatan dan Pengeluaran Tahunan ... 89

C. Perhitungan Harga Jual Minimum ... 89

D. Harga Jual Minimum yang Diinginkan (R) ... 90

E. Rekapitulasi Pendapatan Tahunan dan Pengeluaran Tahunan ... 90

5.2.2.5. Harga Jual Minimum ... 90

5.2.2.6. Analisis Penilaian Kelayakan Investasi Proyek ... 91

A. Metode Nilai Sekarang Netto (Net Present Value) ... 91

B. Metode Hubungan Pendapatan-Biaya (Revenue Cost-Ratio) ... 92

C. Metode Laju Pengembalian (Rate of Return) ... 93

D. Tingkat Pengembalian Investasi Sebelum Pajak (RIb) dan Tingkat Pengembalian Investasi Setelah Pajak (RIa) ... 94

E. Tingkat Pengembalian Modal Sendiri (RE) ... 95

5.2.2.7. Analisis Titik Impas (Break Even Point) ... 96

5.2.2.8. Output ... 97

BAB 6 UJI KEANDALAN DAN KELAYAKAN KASUS APARTEMEN SOLO PARAGON 6.1. Pengumpulan Data ... 99

6.1.1. Luas Persil ... 99

6.1.2. Harga Satuan Tanah ... 99

6.1.3. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) ... 99

6.1.4. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) ... 99

6.1.5. Rencana Anggaran Biaya ... 100

6.1.6. Tingkat Suku Bunga ... 100

6.2. Uji Secara Manual ... 100

(11)

6.2.1.1. Luas Lantai Kotor ... 100

6.2.1.2. Luas Lantai Bersih ... 100

6.2.1.3. Jumlah Lantai ... 100

6.2.1.4 Koefisien Dasar Bangunan (KDB) ... 101

6.2.1.5 Koefisien Lantai Bangunan (KLB) ... 102

6.2.2. Analisis Tekno Ekonomi ... 102

6.2.2.2. Perhitungan Pendapatan dan Pengeluaran Tahunan ... 103

A. Data Pembiayaan Proyek ... 103

B. Pendapatan Tahunan ... 103

C. Biaya Tahunan ... 104

D. Perhitungan Jual Minimum ... 107

E. Harga Jual Minimum yang Diinginkan (R) ... 107

6.2.3. Harga Jual Tiap Tipe Apartemen ... 108

6.2.4. Analisis Penilaian Kelayakan Investasi ... 109

6.2.4.1. Metode Nilai Sekarang Netto (Net Present Value) ... 109

6.2.4.2. Metode Hubungan Pendapatan-Biaya (Revenue-Cost Ratio) ... 110

6.2.4.3. Metode Rate of Return) (ROR) ... 112

6.2.4.4. Tingkat Pengembalian Investasi (RI) ... 113

A. Tingkat Pengembalian Investasi Sebelum Pajak (RIb) ... 113

B. Tingkat Pengembalian Investasi Setelah Pajak (RIa) ... 114

6.2.4.5. Tingkat Pengembalian Modal Sendiri (RE) ... 115

6.2.5. Analisis Titik Impas (Break Even Point) ... 115

(12)

6.4. Perbandingan Hasil Perhitungan Manual dengan YSQ 3 Spreadsheet ... 118

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ... 120

7.2. Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 121

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tampilan menu utama YSQ 1 Spreadsheet ... 23

Gambar 3.1. Diagram alir penelitian ... 27

Gambar 3.2. Diagram alir analisis investasi apartemen Solo Paragon ... 28

Gambar 4.1. Tampilan lembar menu utama YSQ 3 Spreadsheet ... 32

Gambar 4.2. Tampilan lembar input YSQ 3 Spreadsheet ... 33

Gambar 4.3. Input of text procedure ... 37

Gambar 4.4. Input of text values ... 37

Gambar 4.5. Input of selection ... 37

Gambar 4.6. Tampilan lembar KDB dan KLB YSQ 3 Spreadsheet ... 38

Gambar 4.7. Tampilan lembar tekno ekonomi YSQ 3 Spreadsheet ... 40

Gambar 4.8. Tampilan lembar jual minimum YSQ 3 Spreadsheet ... 45

Gambar 4.9. Tampilan lembar NPV YSQ 3 Spreadsheet ... 46

Gambar 5.4. Tampilan lembar tekno ekonomi YSQ 3 Spreadsheet ... 67

(14)

Gambar 5.12. Tampilan lembar output YSQ 3 Spreadsheet ... 81

Gambar 5.13. Menu utama YSQ 3 Spreadsheet ... 85

Gambar 5.14. Input ... 86

Gambar 5.15. Perhitungan KDB dan KLB ... 87

Gambar 5.16. Perhitungan total biaya proyek ... 88

Gambar 5.17. Perhitungan pendapatan dan pengeluran proyek ... 89

Gambar 5.18. Perhitungan harga jual minimum ... 89

Gambar 5.19. Harga jual minimum yang diinginkan ... 90

Gambar 5.20. Rekapitulasi pendapatan tahunan dan pengeluaran tahunan ... 90

Gambar 5.21. Harga jual minimum ... 91

Gambar 5.22. Perhitungan Net Present Value (NPV) ... 92

Gambar 5.23. Perhitungan Revenue-Cost Ratio (RCR) ... 93

Gambar 5.24. Perhitungan Rate of Return (ROR) ... 94

Gambar 5.25. Perhitungan RIb dan RIa ... 95

Gambar 5.26. Perhitungan tingkat pengembalian modal sendiri (RE) ... 96

Gambar 5.27. Perhitungan Break Even Point (BEP) ... 97

Gambar 5.28. Output ... 98

Gambar 6.1. Cash flow perkembangan modal pinjaman ... 104

Gambar 6.2. Cash flow bunga modal pinjaman tahunan ... 105

Gambar 6.3. Cash flow perkembangan modal sendiri ... 106

Gambar 6.4. Cash flow bunga modal sendiri tahunan ... 106

Gambar 6.5. Cash flow analisis Net Present Value ... 110

Gambar 6.6. Cash flow analisis Revenue-Cost Ratio ... 111

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Data apartemen beserta letaknya pada lembar input ... 83

Tabel 5.1. Tipe dan luas unit apartemen beserta letaknya

pada lembar input ... 83

Tabel 6.1. Rekapitulasi pendapatan tahunan dan pengeluaran tahunan

dengan perhitungan manual ... 107

Tabel 6.2. Harga jual minimum tiap tipe apartemen Solo Paragon ... 108

Tabel 6.3. Hasil perhitungan dengan variasi koefisien untuk mendapatkan

harga jual minimum yang diinginkan ... 116

Tabel 6.4. Perbandingan hasil perhitungan manual

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Apartemen kini telah menjadi pilihan dari masyarakat modern di kota-kota besar.

Tipikal masyarakat modern yang mengharapkan kepraktisan dan efisiensi waktu

disertai dengan kultur kota besar yang serba cepat dapat terpenuhi dengan

keberadaan hunian vertikal ini. Apartemen menjamur di pusat kota dan distrik yang

berkembang menjadi investasi dan gaya hidup penghuninya.

Manajemen konstruksi sebagai pengendali dari setiap segmen dalam tubuh proyek

konstruksi memegang peranan vital demi kesuksesan suatu proyek, termasuk pada

proyek pembangunan apartemen. Perencanaan sebagai bagian dari manajemen

konstruksi berperan sebagai kompas perjalanan proyek yang akan dikerjakan. Dalam

prakteknya pekerjaan ini disebut pre-feasibility planning (pra-studi kelayakan) yang

dilengkapi dengan cash flow dan repayment schedule (arus uang dan rencana

pembayaran kembali kredit). Salah satu unsur esensial dalam menentukan kebijakan

terhadap sebuah proyek konstruksi adalah perencanaan struktur dan ekonomi teknik

yang menyertainya. Hal ini perlu diperhitungkan dengan cermat sehingga dalam

implementasinya nanti berjalan lancar tanpa gangguan yang diakibatkan oleh

kegagalan perencanaan.

Dengan meningkatnya kebutuhan perhitungan yang kompleks dalam menganalisis

investasi suatu proyek konstruksi bangunan komersial diperlukan suatu sarana

pendukung teknologi informasi yang memudahkan perencana menjelaskan kepada

owner atau investor mengenai proyek yang akan mereka laksanakan. Kombinasi

antara ilmu teknik sipil dengan pengetahuan populer lainnya berhasil melahirkan

berbagai produk yang berguna bagi dunia teknik sipil sendiri maupun ilmu yang

dikombinasikan dengannya. Program rekayasa komputer yang canggih telah

(17)

yang terjadi dalam dunia konstruksi. Meskipun demikian, aplikasi program tersebut

mempunyai karakter yang berbeda dengan program bisnis pada umumnya. Insinyur

pemakainya dituntut harus memahami apa saja yang dikerjakan komputer,

batasan-batasan yang harus dipenuhi, dan bertanggung jawab penuh terhadap setiap

keputusan yang diambil.

Penilaian terhadap kelayakan investasi suatu proyek dapat menggunakan beberapa

metode, antara lain: Net Present Value (NPV), Revenue–Cost Ratio (RCR), Rate of

Return (ROR), Rate of Return on Investment Before Tax (RIb) dan Rate of Return on

Investment After Tax (RIa), dan Rate of Return on Equity (RE),. Metode tersebut

membutuhkan data dan beberapa tahap perhitungan, sehingga penilaian kelayakan

investasi suatu proyek dapat dilaksanakan dengan baik.

Perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan spreadsheet.

Spreadsheet merupakan suatu program pengolah data berbentuk tabular, dengan data

yang disusun dalam baris dan kolom. Yang membedakan fitur spreadsheet seperti

Excel adalah kemampuan untuk membuat rumus matematika formula dan

melaksanakan fungsi. Masing-masing nilai dapat memiliki suatu hubungan yang

telah terdefinisi dengan nilai yang lainnya. Jika salah satu nilai diubah, maka nilai

yang lain juga perlu diubah. Aplikasi spreadsheet merupakan program komputer

yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk membuat dan memanipulasi

lembar kerja secara elektronik. Pada suatu spreadsheet, masing-masing nilai

menempati suatu sel. Pengguna dapat mendefinisikan tipe data pada sel dan

hubungannya dengan sel-sel yang lain. Selain itu pada spreadsheet juga terdapat

beberapa perintah tambahan yang memudahkan dalam menyelesaikan persoalan.

Penelitian ini berupa pembuatan lembar kerja untuk menganalisis kelayakan investasi

proyek bangunan apartemen dengan menggunakan YSQ Spreadsheet. YSQ

Spreadsheet merupakan sebuah program aplikasi penilaian kelayakan investasi suatu

proyek dengan software Microsoft Excel 2007. Pada penelitian sebelumnya, YSQ 1

Spreadsheet telah dibuat untuk menganalisis kelayakan investasi proyek bangunan

(18)

2009). Sedangkan dalam penelitian ini, akan dibuat program YSQ 3 Spreadsheet

untuk menganalisis kelayakan investasi proyek bangunan apartemen. Pada saat yang

bersamaan dengan pembuatan YSQ 3 Spreadsheet, YSQ 2 Spreadsheet dibuat untuk

menganalisis kelayakan investasi proyek bangunan mal.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan

adalah:

a. Bagaimana membuat YSQ 3 Spreadsheet untuk menghitung nilai jual minimum

apartemen per m²?

b. Bagaimana membuat YSQ 3 Spreadsheet sebagai alat bantu analisis kelayakan

investasi apartemen dengan metode Net Present Value (NPV), Revenue–Cost

Ratio (RCR), Rate of Return (ROR), Rate of Return on Investment Before Tax

(RIb) dan Rate of Return on Investment After Tax (RIa), dan Rate of Return on

Equity (RE)?

c. Bagaimana membuat YSQ 3 Spreadsheet untuk menghitung berapa persen unit

apartemen yang terjual sehingga terjadi titik impas (break even point) sesuai

dengan tingkat suku bunga yang berlaku?

1.3. Batasan Masalah

a. Pemrograman menggunakan Microsoft Excel 2007 karena Microsoft Excel 2007

memiliki tambahan berbagai fasilitas sehingga lebih sempurna dibandingkan

dengan versi sebelumnya.

b. Kalibrasi YSQ 3 Spreadsheet menggunakan kasus pada proyek pembangunan

Apartemen Solo Paragon di kota Surakarta.

(19)

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat lembar kerja untuk menganalisis

kelayakan investasi bangunan apartemen, yang selanjutnya diberi nama YSQ 3

Spreadsheet.

1.5. Manfaat Penlitian

a. Bagi Penulis

Untuk menerapkan teori-teori yang telah diperoleh, khususnya mengenai

rekayasa sipil dalam perencanaan proyek agar didapat hasil yang efektif dan

efisien.

b. Bagi Pihak Lain

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta bahan acuan bagi pihak-pihak

yang ingin melakukan penelitian mengenai masalah yang sama ataupun terkait

(20)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Apartemen merupakan sebuah model tempat tinggal yang hanya mengambil sebagian

kecil ruang dari suatu bangunan. Suatu gedung apartemen dapat memiliki puluhan

bahkan ratusan unit apartemen. Istilah apartemen digunakan secara luas di Amerika

Utara, sementara istilah flat digunakan di Britania Raya dan negara-negara

persemakmuran (Wikipedia Bahasa Indonesia).

Menurut Salim Basalamah dkk (1994), proyek adalah kegiatan yang dilakukan

dengan tujuan untuk mewujudkan sasaran program sebagai bagian dari usaha

merealisasikan tujuan umum yang telah dicanangkan, kegiatan mana dijalankan

dengan memanfaatkan sumber daya ekonomi dengan kombinasi yang mematuhi

norma kapasitas ekonomi yang optimal.

Menurut Iman Soeharto (1997), kegiatan proyek adalah satu kegiatan sementara yang

berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber dana tertentu dan

dimaksudkan untuk menghasilkan produk (deliverable) yang kriteria mutunya telah

digariskan dengan jelas.

Menurut Iman Soeharto (1995), analisis kelayakan diperlukan sebagai bahan

pengambil keputusan tentang sehat tidaknya suatu investasi dengan menyiapkan

studi kelayakan sebelum implementasi membangun proyek. Keputusan untuk

melakukan investasi yang menyangkut sejumlah besar dana dengan harapan

mendapatkan keuntungan bartahun-tahun dalam jangka panjang, seringkali

berdampak besar bagi kelangsungan usaha suatu perusahaan.

Investasi sangat diperlukan oleh semua negara untuk memperluas kesempatan kerja

(21)

adalah kegiatan menarik dana kemudian menggunakannya untuk membeli barang

modal pada saat sekarang ini, dan mengusahakan terwujudnya laba di masa

mendatang. Karena investasi itu berhadapan dengan masa mendatang yang penuh

ketidakpastian, maka sebelum melaksanakan investasi perlu dilakukan studi

kelayakan guna menentukan apakah program investasi itu dapat dilaksanakan dengan

menguntungkan.

2.2. Dasar Teori

2.2.1. Pengertian Studi Kelayakan

Menurut Salim Basalamah (1994), studi kelayakan proyek diartikan sebagai

pengkajian menyeluruh dan teliti terhadap rencana pengeluaran modal guna menilai

apakah rencana investasi tersebut memenuhi syarat untuk dilaksanakan atau tidak,

yang didasarkan atas hasil perbandingan antara nilai biaya investasi yang

bersangkutan dengan manfaat yang akan diperoleh investor tersebut. Arti kelayakan

proyek pada kegiatan mengkaji suatu gagasan dikaitkan dengan tingkat keberhasilan

tujuan yang hendak diraih. Menurut Iman Soeharto (1997), apabila kegiatan tersebut

adalah investasi membangun proyek fasilitas berupa unit produksi baru, maka untuk

menilai kelayakan perlu dilakukan serangkaian kegiatan mulai dari mengembangkan,

menganalisis, dan menyaring prakarsa atau gagasan yang timbul sampai kepada

menelusuri berbagai aspek proyek serta unit usaha hasil proyek.

2.2.2. Tujuan dan Manfaat Studi Kelayakan

Menurut Suad Husnan dan Suwarsono (1994), tujuan dilakukannya studi kelayakan

adalah untuk menghindari keterlanjutan penanaman modal yang terlalu besar untuk

kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan

Manfaat studi kelayakan menurut Salim Basalamah (1994) adalah:

a. Memandu pemilik dana/investor untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang

(22)

b. Memperkecil resiko keputusan investasi, sekaligus memperbesar peluang

keberhasilannya.

c. Mengungkapkan alternatif investasi yang didukung oleh hasil kuantitas yang

teruji kecermatannya, sehingga manajer mudah mengambil keputusan akurat.

d. Mengungkap keseluruhan aspek proyek seutuhnya, sehingga keputusan

menerima atau menolak sebuah usulan proyek tidak hanya dikhususkan atas

finansial saja, melainkan atas seluruh aspek berpengaruh.

2.2.3. Aspek Studi Kelayakan

Umumnya, suatu studi kelayakan proyek perlu membahas aspek-aspek: pasar, teknis,

keuangan, hukum, dan ekonomi negara. Hal-hal yang dikaji dari setiap aspek secara

ringkas sebagai berikut: (Suad Husnan dan Suwarsono, 2000)

a. Aspek pasar

1. Studi/pengujian pendahuluan (yang pernah dilakukan)

2. Optimasi skala produksi

3. Ketepatan proses produksi yang dipilih

4. Ketepatan pemilihan sarana produksi (mesin-mesin dan perlengkapan)

5. Perlengkapan dan pekerjaan tambahan

6. Penanganan limbah produksi

7. Ketepatan tata letak fasilitas produksi

8. Kesesuaian lokasi dan tapak produksi

9. Tata kala kerja

10.Kajian sosial terhadap teknologi yang dipakai

c. Aspek keuangan

(23)

2. Sumber-sumber anggaran

3. Taksiran penghasilan, biaya, dan rugi/laba

4. Manfaat dan biaya

5. Proyeksi keuangan

d. Aspek manajemen

1. Manajemen selama masa pembangunan proyek

2. Manajemen dalam masa pengoperasian (bentuk dan struktur organisasi,

deskripsi dan spesifikasi jabatan, personalia, jumlah SDM)

e. Aspek hukum

1. Bentuk badan hukum/badan usaha

2. Jaminan terhadap pinjaman

3. Surat-surat legal: akta, sertifikat, izin yang diperlukan

f. Aspek ekonomi dan sosial; terutama kajian pengaruh proyek terhadap:

1. Penghasilan negara

2. Devisa (yang bisa dihemat dan yang bisa diperoleh)

3. Penambahan dan pemerataan kesempatan kerja

4. Industri lain terkait

5. Kondisi sosial masyarakat sekitar

Menurut Salim Basalamah (1994), kegiatan ekonomi menyangkut pula aspek hukum.

Pembelian tanah, pembelian gedung, penjualan saham, pemasangan mesin,

pemasaran hasil produksi, pendirian agen penjualan, semuanya mempunyai aspek

hukum. Penelitian aspek hukum sepantasnya dilakukan oleh ahli hukum termasuk

seorang notaris. Banyak usaha pendirian proyek (swasta) terhenti atau gagal karena

melupakan aspek hukum ini.

Menurut Iman Soeharto (1997), aspek yang perlu dikaji dalam studi kelayakan

investasi dari perusahaan swasta akan lebih menekankan pada aspek finansial,

sedangkan proyek yang diselenggarakan oleh pemerintah (seperti: perbaikan

perkampungan, jembatan, jalan, dan lain-lain) lebih menekankan pada aspek sosial

(24)

2.3. Input Kelayakan Investasi

Hartono Poerbo (1998) menggunakan besaran fisik teknologis dan

besaran-besaran tekno ekonomi sebagai input dalam melakukan analisis kelayakan investasi.

2.3.1. Besaran-besaran Fisik Teknologis

Menurut Hartono Poerbo (1998), besaran-besaran fisik teknologis antara lain:

1. Luas lantai kotor (gross floor area)

Luas lantai kotor adalah luas seluruh lantai bangunan. Luas lantai bangunan tinggi

sangat tergantung dari program bangunan yang tergantung pula pada jenis proyek.

Lokasi dan bentuk tanah turut menentukan luas lantai yang dapat dibangun. Bentuk

denah untuk suatu jenis proyek menentukan pula luas lantai yang dapat dicapai.

2. Luas lantai bersih (netto floor area)

Luas lantai bersih adalah jumlah luas lantai yang dibatasi oleh dinding/kulit luar

gedung yang beratap (covered-area), termasuk ruang-ruang dalam tanah (basement)

dikurangi luas lantai untuk inti gedung.

3. Efisiensi lantai (floor efficiency)

Efisiensi lantai adalah presentasi luas lantai yang disewakan terhadap luas lantai

kotor. Makin besar efisiensi lantai, makin besar pula pendapatan gedung.

4. Jumlah lantai

Sebenarnya yang membatasi jumlah lantai yang dapat dibangun pada suatu lokasi

tidak dapat diputuskan hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tekno

ekonomi saja. Daya dukung tanah juga membatasi tinggi bangunan yang dapat

dibangun di samping peraturan-peraturan tata kota. Peraturan tata kota harus dibuat

berdasarkan analisis tekno ekonomi, building engineering, dan kualitas lingkungan

(25)

5. Koefisien dasar bangunan (KDB) atau kepadatan bangunan (building density)

Koefisien Dasar Bangunan adalah perbandingan luas lantai dasar bangunan terhadap

luas tanah bangunan atau luas persil. Koefisien dasar bangunan dibatasi oleh

peraturan tata kota yang berlaku. Peraturan tata kota menentukan batas presentase

luas tanah yang boleh dibangun karena semakin mahal harga tanah dan semakin

sempit lahan yang tersedia maka semakin tinggi bangunan yang direncanakan.

Batasan-batasan tersebut mempengaruhi efek finansial suatu proyek. Kepadatan

bangunan tergantung dari lokasi tanah, negara, dan waktu.

KDB = ´100%

6. Koefisien lantai bangunan (KLB)

Koefisien lantai bangunan adalah perbandingan total luas lantai kotor bangunan

terhadap luas tanah bangunan atau luas persil, disebut juga floor area ratio.

Perbandingan ini sangat tergantung tinggi bangunan ekonomis atas

pertimbangan-pertimbangan makro perkotaan dan ekonomi perkotaan (urban economics).

KLB = ´100%

2.3.2. Besaran-besaran Tekno Ekonomi

Menurut Hartono Poerbo (1998), besaran-besaran fisik teknologis antara lain:

1. Biaya modal (capital cost)

Biaya modal adalah jumlah semua pengeluaran yang dibutuhkan mulai dari pra studi

sampai proyek selesai dibangun. Biaya modal dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Biaya langsung (direct cost)

Biaya ini merupakan biaya yang diperlukan untuk pembangunan suatu

proyek. Biaya langsung pada proyek gedung misalnya biaya pembebasan

lahan dan biaya konstruksi. Biaya tanah (land cost) berupa pengadaan tanah.

Pendapatan dari suatu proyek biasa berasal dari sewa/sewa beli. Jika berasal

dari sewa, maka bangunan berikut tanahnya tetap menjadi pemilik pengusaha

(26)

penyewa dan tanah menjadi milik pengusaha bangunan atau keduanya

menjadi milik penyewa setelah jangka waktu yang diperhitungkan.

b. Biaya tidak langsung (indirect cost)

Biaya ini mencakup tiga komponen, yaitu:

1) Kemungkinan/hal yang tak diduga (contingencies) dari biaya langsung

Kemungkinan/hal yang tidak pasti ini apabila dikelompokkan dapat

menjadi tiga, yaitu:

a) Biaya/pengeluaran yang timbul tetapi tidak pasti

b) Biaya yang timbul namun belum terlihat

c) Biaya yang timbul akibat ditetapkannya harga pada waktu yang akan

datang (misal kemungkinan adanya kenaikan harga)

Biaya ini merupakan presentase dari biaya langsung, bisa 5%, 10%, 15%

sesuai yang ditulis oleh Robert J. Kodoatie (1994). Hal ini tergantung dari

pihak pemilik dan perencana. Semakin berpengalaman pemilik atau

perencana, besarnya presentase semakin kecil.

2) Biaya teknik (engineering cost)

Biaya teknik adalah biaya untuk pembuatan desain mulai dari studi awal

sampai biaya perencanaan dan pengawasan selama masa konstruksi.

Biaya ini dapat ditentukan berdasarkan presentase dari biaya langsung

atau ditentukan berdasarkan harga yang pasti.

3) Bunga (interest)

Bunga berpengaruh terhadap biaya langsung, biaya kemungkinan, dan

biaya teknik, sehingga harus dipertimbangkan selama masa konstruksi.

2. Modal sendiri (equity)

Modal sendiri adalah jumlah modal yang ditanam untuk suatu proyek untuk

membiayai pekerjaan-pekerjaan pra konstruksi, seperti pengadaan tanah,

perencanaan, penasehat, biaya-biaya hukum equity tersebut.

3. Modal pinjaman (borrowed capital loan)

Modal pinjaman adalah pembiayaan proyek yang berasal dari:

(27)

b. Dana dari pasar uang dan modal (hasil penjualan saham-saham, obligasi,

surat berharga, dan lain-lain.

Untuk pemberian kredit orang mengharapkan bunga dan pembelian saham orang

mendapat deviden.

4. Biaya tahunan (annual cost)

Umur ekonomis proyek dimulai setelah proyek selesai dibangun atau setelah masa

konstruksi selesai. Selama pemanfaatan proyek masih diperlukan biaya sampai umur

proyek selesai dan merupakan beban yang masih harus dipikul oleh pihak investor.

Biaya tahunan terdiri dari:

a. Biaya operasi dan pemeliharaan

Biaya operasi dan pemeliharaan diperlukan agar dapat memenuhi umur

proyek sesuai yang direncanakan pada detail desain.

Kelompok ini terdiri dari:

1) Biaya pemeliharaan gedung

2) Biaya listrik, telepon, dan AC

3) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

4) Asuransi gedung dan peralatan

5) Biaya personal dari badan pengelola gedung

b. Biaya depresiasi

Depresiasi adalah turunnya atau penyusutan suatu harga/nilai dari sebuah

benda karena pemakaian dan kerusakan atau keusangan benda itu. Sedangkan

menurut Hartono Poerbo (1998), depresiasi adalah nilai ganti rugi per tahun

yang harus dikeluarkan atas beban pendapatan sebelum pajak yang besarnya

tergantung dari umur ekonomis suatu gedung dan jenis gedung.

Metode perhitungan depresiasi ada bermacam-macam. Metode penyusutan

atau depresiasi berdasarkan waktu adalah sebagai berikut:

1) Metode garis lurus (straight line method)

2) Metode jumlah angka tahun (sum of years digit method)

3) Metode saldo menurun atau saldo menurun ganda (declining double

(28)

Tetapi untuk keperluan analisis pendahuluan, cukup digunakan sistem garis

lurus (straight line method) (Hartono Poerbo, 1998).

c. Pengembalian modal sendiri (return on quantity) berikut bunganya

Setiap penanaman modal pasti mengharapkan modalnya kembali berikut

keuntungannya yang presentasinya lebih tinggi daripada tingkat bunga di

pasaran uang dan modal, sebab setiap investasi mengandung resiko

(investment risk). Pada proyek pemerinmtah yang mayoritas bersifat

non-profit oriented, biaya return on equity berikut bunganya tidak diperhitungkan

karena aspek keuntungan masa depan tidak terlalu diperhitungkan. Berbeda

dengan mayoritas proyek swasta atau sebagian proyek pemerintah yang

bersifat profit oriented, biaya return on equity berikut bunganya akan

diperhitungkan sebagai komponen biaya tahunan yang dibebankan kepada

pemakai inti atau fasilitas yang disediakan. Jangka waktu pengembalian

modal sendiri dapat diperhitungkan selama umur ekonomis (economic life)

suatu proyek. Menurut Hartono Poerbo (1998), pengembalian modal sendiri

dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Pengembalian modal sendiri = F

n

Bunga modal sendiri diperhitungkan dengan jangka waktu selama umur

ekonomis proyek, dengan rumusan:

BMS = MS × (A/P,i,n) – 1/n × MS (2.4)

dengan:

BMS = bunga modal sendiri

MS = modal sendiri

d. Pengembalian modal pinjaman berikut bunganya

Apabila pemilik proyek menggunakan modal pinjaman sebagai sumber

pembiayaan proyek, biaya pengembalian modal berikut bunganya akan

dibebankan kepada pemakai unit atau fasilitas yang disediakan. Dengan kata

(29)

bunganya akan dibebankan kepad user. Pengembalian modal pinjaman dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Pengembalian modal pinjaman = F

n´

Bunga modal pinjaman diperhitungkan dengan jangka waktu selama umur

ekonomis proyek, dengan rumusan:

BMP = MP × (A/P,i,n) – 1/n × MP (2.6)

dengan:

BMP = bunga modal pinjaman

MP = modal pinjaman

e. Biaya pajak

Pajak penghasilan merupakan besarnya presentase pajak yang dibebankan

terhadap laba kena pajak, besarnya tergantung peraturan suatu negara pada

waktu tertentu. Laba kena pajak (taxible profit) adalah pendapatan tahunan

dikurangi biaya operasi dan pemeliharaan, biaya depresiasi, dan biaya bunga.

5. Suku bunga

Bunga atas pinjaman adalah sejumlah uang sebagai imbalan atas jasa pemberian

modal pinjaman yang dapat dinikmati oleh pemberi pinjaman. Hal ini juga berkaitan

dengan perubahan nilai uang terhadap waktu. Suku bunga dinyatakan dalam %

pertahun.

6. Masa konstruksi

Untuk proyek-proyek komersil yang dibiayai dengan modal pinjaman yang

dikenakan bunga meskipun proyek belum menghasilkan pendapatan, masa

konstruksi harus diusahakan sesingkat mungkin, agar beban bunga selama masa

periode sekecil-kecilnya. Kreditur umumnya memberi keringanan berupa

(30)

Ada juga yang memberikan penangguhan pembayaran pokok kreditnya saja dan

bunganya harus dibayar.

7. Masa pelunasan kredit (pay out time)

Masa pelunasan kredit adalah jangka waktu kredit dikurangi masa konstruksi.

Panjang jangka waktu kredit tergantung situasi, kondisi, dan jenis proyek.

8. Sewa gedung (lease rate)

Sewa gedung merupakan pendapatan gedung. Di Indonesia, nilai sewa umumnya

diperhitungkan dengan harga per m² per bulan. Nilai sewa dapat diperhitungkan atas

dasar luas lantai netto atau bruto. Bila satu lantai disewa seluruhnya oleh satu

penyewa, maka diperhitungkan atas dasar luar lantai kotor, jadi sewanya lebih murah

per meter perseginya. Bila satu lantai disewa oleh beberapa penyewa, maka sewa per

meter persegi dihitung atas dasar luas lantai netto, jadi sewanya lebih tinggi sedikit.

Dalam sewa gedung termasuk service charge dan pajak pertambahan nilai (PPN).

2.4. Analisis Ekonomi Teknik

2.4.1. Pengertian Dasar

Menurut Robert J. Kodoatie (1994), ekonomi teknik adalah suatu obyek yang

menarik karena ilmu ini merupakan perpaduan antara ilmu ekonomi dan ilmu teknik.

Ekonomi teknik pada rekayasa pembangunan dipakai sebagai alat untuk menentukan

kelayakan suatu proyek serta untuk mengevaluasi dalam pengambilan kebijakan

pembangunan dari sudut pandang ekonomi. Prinsipnya merupakan suatu analisis

tentang alternatif proyek yang diajukan sesudah melalui/bersamaan dengan analisis

teknis, sosial dan lingkungan, dan lainnya, sehingga proyek dapat diketahui apakah

(31)

2.4.2. Rumus atau Persamaan yang Digunakan dalam Analisis Ekonomi Proyek

Menurut Donald G. Newnan (1988), beberapa rumus penting yang merupakan dasar

analisis akonomi proyek yang berdasarkan/menggunakan bunga berganda (interest

compound) dan metode penggandaan yang berperiode (discrete compounding):

1. Mencari nilai yang akan datang (F) apabila diketahui nilai sekarang (P) dengan

tingkat suku bunga i dan periode n.

F = P(1 + i)n atau F = P(F/P,i,n) (2.7)

2. Mencari nilai sekarang (P) apabila diketahui nilai yang akan datang (F) dengan

tingkat suku bunga i dan periode n.

n

tingkat suku bunga i dan periode n.

i

suku bunga i dan periode n.

(32)

7. Mencari nilai tahunan (A) apabila diketahui tingkat kenaikan (G) dengan tingkat

suku bunga i dan periode n.

ú

2.5. Nilai Sewa Minimum Bangunan

Investasi yang ditanamkan pada suatu proyek pada jangka waktu tertentu diharapkan

akan kembali dengan mendapatkan keuntungan yang disesuaikan dengan suku bunga

tertentu yang berlaku pada saat itu. Prinsip penentuan harga suatu barang atau jasa

atau penetuan sewa minimal adalah:

Pendapatan = Pengeluaran

Apabila biaya sewa minimum yang didapat lebih rendah daripada nilai sewa pada

suatu waktu, maka proyek layak dalam arti mudah dipasarkan dan menarik bagi

investor. Menurut Hartono Poerbo (1998), apabila nilai sewa yang didapat dari

perhitungan lebih tinggi dari nilai sewa di pasaran, maka dilakukan perhitungan

ulang dengan perubahan-perubahan pada faktor:

1. Investasi total (kualitas bahan dan sistem struktur ditinjau kembali) dan lain-lain

perubahan yang dapat menekan biaya.

2. Jangka waktu pembayaran kembali modal pinjaman dan modal sendiri

diperpanjang.

3. Suku bunga dirundingkan kembali untuk diturunkan.

4. Jangka waktu konstruksi diperpendek dengan jalan mengubah bahan struktur dan

atau teknik membangun.

5. Selama masa konstruksi diusahakan ada pandapatan bangunan yang masuk agar

tidak terjadi bunga berbunga yang terlalu besar sehingga perkembangan kredit

(33)

2.6. Metode Penilaian Investasi

Suatu proyek dinilai layak dikerjakan apabila memenuhi syarat-syarat dasar penilaian

kelayakan investasi, yang terdiri dari:

1. Net Present Value (NPV) > 0

2. Revenue–Cost Ratio (RCR) > 1

3. Rate of Return (ROR) > MARR

2.6.1. Metode Nilai Sekarang Netto (Net Present Value)

Kriteria nilai sekarang netto didasarkan pada konsep mendiskonto seluruh aliran kas

ke nilai sekarang. Dengan mendiskonto semua aliran kas masuk dan keluar selama

umur proyek (investasi) ke nilai sekarang, kemudian menghitung angka netto, maka

akan diketahui selisihnya dengan memakai dasar yang sama, yaitu harga (pasar) saat

ini. Berarti sekaligus dua hal telah diperhatikan, yaitu faktor nilai waktu dari uang

dan (selisih) besar aliran kas masuk dan keluar. Dengan demikian sangat membantu

pengambilan keputusan untuk menentukan pilihan. NPV menunjukkan jumlah

lump-sum yang dengan arus diskonto tertentu memberikan angka berapa besar nilai usaha

(Rp) tersebut pada saat ini.

I

Jika NPV > 0, usulan investasi diterima

(34)

Jika NPV = 0, nilai investasi sama walaupun usulan investasi diterima maupun

ditolak.

2.6.2. Metode Revenue–Cost Ratio (RCR)

Ukuran ini menggambarkan besarnya resiko proyek. Metode ini menganalisis suatu

proyek dengan membandingkan revenue terhadap nilai cost. Menurut Hartono

Poerbo (1998), ratio atau perbandingan ini harus lebih besar dari 1. Semakin besar

selisinya terhadap 1, semakin kecil resiko proyek atau resiko investasi.

I

RCR = perbandingan biaya-pendapatan

(C)t = aliran kas masuk tahun ke-t

Ada tiga kemungkinan nilai R/C yang terjadi, yaitu:

Bila nilai R/C < 1, proyek tidak dipilih (underisable)

Bila nilai R/C = 1, proyek marginal (marginal project)

Bila nilai R/C > 1, proyek diambil (justified)

2.6.3. Metode Laju Pengembalian (Rate of Return)

Robert J. Kodoatie (1994) mengemukakan bahwa laju pengembalian (Rate of Return)

adalah besarnya tingkat bunga (discound interest rate) yang menjadikan biaya

pengeluaran dan pemasukan sama besarnya. Menurut Husnan dan Suwarsono (1999),

(35)

tingkat keuntungan yang disyaratkan), maka investasi dikatakan menguntungkan,

kalau lebih kecil dikatakan merugikan.

å

å

2.6.4. Tingkat Pengembalian Investasi (Rate of Return on Investment = RI)

Menurut Hartono Poerbo (1998) ukuran ini menggambarkan daya tarik dan

fasibilitas proyek. Ada dua macam analisis tingkat pengembalian investasi, yaitu:

a. Tingkat pengembalian investasi sebelum pajak (RIb) adalah jumlah nilai sekarang

dari keuntungan sebelum pajak dibagi nilai sekarang dari investasi total.

)

i = perubahan nilai uang terhadap waktu

n1 = masa pelunasan kredit

n2 = masa konstruksi

b. Tingkat pengembalian investasi setelah pajak (RIa) adalah jumlah nilai sekarang

dari keuntungan setelah pajak dibagi nilai sekarang dari investasi total.

(36)

dengan:

i = perubahan nilai uang terhadap waktu

n1 = masa pelunasan kredit

n2 = masa konstruksi

Kedua perbandingan tersebut dihitung selama umur ekonomis proyek dan hasil

baginya harus lebih besar dari 1 (satu) jika proyekya layak. Semakin tinggi nilai RIb

dan RIa maka semakin menarik pula proyeknya bagi investor.

Untuk gedung-gedung bertingkat banyak, kriteria ini digunakan untuk pertimbangan

pemutusan jumlah lantai yang akan dibangun, di samping kriteria fisik teknologis

yang lain.

2.6.5. Tingkat Pengembalian Modal (Rate of Return on Equity = RE)

Menurut Hartono Poerbo (1998) ukuran ini menggambarkan profitabilitas

penanaman modal atau penyertaan modal. Lebih–lebih jika modal yang didapat

berasal dari dana–dana yang ada dalam masyarakat yang berasal dari penjualan

saham–saham di pasar uang dan modal. Tingkat pengembalian modal (RE) adalah

jumlah nilai sekarang selama umur ekonomis proyek dari pembayaran-pembayaran

pengembalian modal berikut keuntungannya, ditambah pemupukan modal setelah

kredit lunas, dibagi jumlah nilai sekarang dari modal yang ditanam.

)

i = perubahan nilai uang terhadap waktu

n1 = masa pelunasan kredit

n2 = masa konstruksi

(37)

Jangka waktu pengembalian modal sendiri diperhitungkan selama masa umur

ekonomis suatu proyek, atau lebih pendek lagi jika diinginkan.

2.7. Titik Impas (

Break Even Point

)

Setiap usaha mempunyai resiko dan ketidakpastian. Analisis titik impas dapat

digunakan untuk mengetahui besarnya resiko, sehingga dapat dijadikan suatu

alternatif cara dalam rangka proses pemutusan. Titik impas dicapai apabila keadaan

usaha telah menghasilkan pendapatan yang dapat menutup semua pengeluaran.

Jadi, pada suatu titik impas terdapat suatu kapasitas minimum yang harus tercapai

agar usaha tidak rugi. Analisis ini dapat digunakan pula untuk mengatahui berapa

persen ruangan harus tersewakan agar semua pengeluaran sudah dapat ditutup dari

pendapatan gedung, yang disebut faktor okupansi. Makin rendah faktor okupansi

impasnya makin kecil resiko investasi proyek.

Analisis titik impas dilakukan apabila proyek benar-benar sudah diputuskan untuk

dibangun.

2.8. YSQ 1

Spreadsheet

YSQ 1 Spreadsheet adalah lembar kerja yang dirancang sebagai alat bantu analisis

investasi dengan software Microsoft Excel 2007. Pembuatan program YSQ 1

Spreadsheet dilakukan dengan pembuatan formulasi dalam lembar kerja Excel 2007

(38)

Gambar 2.1. Tampilan menu utama YSQ 1 Spreadsheet

YSQ 1 Spreadsheet sebagai alat bantu kelayakan investasi dirancang terdiri dari

sepuluh sheet, yaitu:

a. Lembar pertama adalah halaman muka yang dinamakan lembar menu utama.

b. Lembar kedua adalah lembar isian input dari data hitungan maupun data fisik

proyek yang sudah ada.

c. Lembar ketiga adalah lembar untuk mendapatkan nilai dari koefisien dasar

bangunan dan koefisien luas bangunan, dan menampilkan apakah proyek

memenuhi persyaratan minimum KDB dan KLB sesuai peraturan daerah tempat

proyek berlangsung.

d. Lembar keempat dirancang untuk mendapatkan besaran-besaran tekno ekonomi

yang digunakan dalam proyek.

e. Lembar kelima dirancang untuk mendapatkan rincian besaran nilai sewa/jual

minimal dari unit-unit pendapatan.

f. Lembar keenam untuk mengetahui pada tahun ke berapa terjadi titik impas dari

(39)

g. Lembar ketujuh dirancang untuk menganalisis kelayakan investasi dengan

metode NPV.

h. Lembar kedelapan dirancang untuk menganalisis kelayakan investasi dengan

metode IRR.

i. Lembar kesembilan dirancang untuk menganalisis kelayakan investasi dengan

metode BCR.

j. Lembar yang terakhir adalah lembar kesimpulan/output dari kelayakan investasi

proyek.

YSQ 1 Spreadsheet dirancang sebagai alat bantu analisis investasi bangunan

bertingkat banyak secara otomatis menampilkan hasil akhir (output) setelah user

terlebih dahulu memasukkan data pada sel-sel isian data yang terletak pada lembar

input. Oleh karena itu pembuatan lembar-lembar sesudah lembar input dirancang

untuk selalu menggunakan data-data dari lembar input dalam penghitungan

(40)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. YSQ 3

Spreadsheet

YSQ Spreadsheet adalah lembar kerja yang dibuat sebagai alat bantu analisis

investasi suatu proyek. Penelitian ini berupa pembuatan lembar kerja yang digunakan

untuk menganalisis kelayakan investasi apartemen dengan software Microsoft Excel

2007, yang selanjutnya disebut dengan nama YSQ 3 Spreadsheet. Pembuatan YSQ 3

Spreadsheet dilakukan dengan membuat formula dalam lembar kerja Excel 2007

sesuai dengan rumus-rumus analisis investasi yang sudah ada.

(Catatan: dalam waktu yang bersamaan dengan pembuatan YSQ 3 Spreadsheet, YSQ

2 Spreadsheet dibuat untuk menganalisis kelayakan investasi mal)

3.2. Studi Kasus

Perancangan dan pembuatan YSQ 3 Spreadsheet menggunakan kasus pada proyek

pembangunan Apartemen Solo Paragon.

3.3. Sumber Data

Pembuatan YSQ 3 Spreadsheet menggunakan data sekunder berupa investasi awal

dan gambar proyek, data suku bunga, dan data-data lain yang berhubungan dengan

analisis yang diasumsikan secara wajar sesuai dengan kondisi yang berlaku.

3.4. Pembuatan YSQ 3

Spreadsheet

Tahapan dari pembuatan YSQ 3 Spreadsheet adalah sebagai berikut:

a. Membuat YSQ 3 Spreadsheet untuk menghitung besaran-besaran fisik teknologis

(41)

1. Luas persil

2. Luas lantai kotor

3. Luas lantai bersih

4. Koefisien dasar bangunan

5. Koefisien luas bangunan

b. Membuat YSQ 3 Spreadsheet untuk menghitung besaran-besaran tekno ekonomi.

c. Membuat YSQ 3 Spreadsheet untuk menghitung nilai jual minimum, dengan

ketentuan pendapatan ≥ pengeluaran

d. Membuat YSQ 3 Spreadsheet untuk menganalisis kelayakan investasi dengan

metode:

1. net present value

2. revenue–cost ratio

3. rate of return

4. rate of return on investment

5. rate of return on equity

e. Membuat YSQ 3 Spreadsheet untuk menganalisis titik impas

f. Pengumpulan data lapangan berupa:

1. Suku bunga yang berlaku

2. Investasi awal proyek

3. Denah tapak dan bangunan

g. Menguji YSQ 3 Spreadsheet

(42)

Tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3.1. Diagram alir penelitian Tidak

Ya

Analisis studi kelayakan Apartemen Solo Paragon dengan perhitungan manual

Mulai

Studi pustaka

Pengumpulan data studi kasus proyek Apartemen Solo Paragon

Kesimpulan

Selesai Sesuai Merancang

YSQ 3 Spreadsheet

Perbaikan

Spreadsheet

Aplikasi Spreadsheet

pada studi kasus Membuat

(43)

Gambar 3.2. Diagram alir analisis investasi apartemen Solo Paragon

Menghitung KDB dan KLB

Perhitungan harga jual minimum per m² Pendapatan = Pengeluaran

Analisis penilaian kelayakan investasi proyek

(44)

BAB 4

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN

YSQ 3 SPREADSHEET

4.1. YSQ 3

Spreadsheet

4.1.1. Rencana Lembar Kerja

YSQ 3 Spreadsheet adalah lembar kerja yang dirancang sebagai alat bantu analisis

investasi apartemen dengan software Microsoft Excel 2007. Pembuatan YSQ 3

Spreadsheet dilakukan dengan membuat formulasi dalam lembar kerja Excel 2007

sesuai dengan rumus-rumus analisis investasi yang sudah ada.

YSQ 3 Spreadsheet sebagai alat bantu kelayakan investasi dirancang terdiri dari dua

belas sheet, yaitu:

a. Lembar pertama adalah halaman muka yang dinamakan lembar menu utama.

b. Lembar kedua adalah lembar isian input dari data hitungan maupun data fisik

proyek yang sudah ada. Studi ini menggunakan data proyek Apartemen Solo

Paragon.

c. Lembar ketiga adalah lembar untuk mendapatkan nilai dari koefisien dasar

bangunan dan koefisien luas bangunan, dan menampilkan apakah proyek

memenuhi persyaratan minimum KDB dan KLB yang disyaratkan daerah tempat

proyek berlangsung.

d. Lembar keempat dirancang untuk mendapatkan besaran-besaran tekno ekonomi

yang digunakan dalam proyek. Sekaligus untuk mendapatkan harga jual minimal

per m2.

e. Lembar kelima dirancang untuk mendapatkan harga jual tiap unit apartemen.

f. Lembar keenam dirancang untuk menganalisis NPV (Net Present Value)

g. Lembar ketujuh dirancang untuk menganalisis RCR (Revenue–Cost Ratio)

(45)

i. Lembar kesembilan dirancang untuk mendapatkan tingkat pengembalian investasi

sebelum pajak (RIb) dan tingkat pengembalian investasi setelah pajak (RIa).

j. Lembar kesepuluh untuk mengetahui tingkat pengembalian modal sendiri (RE).

k. Lembar kesebelas dirancang untuk menganalisis titik impas (BEP).

l. Lembar yang terakhir adalah lembar kesimpulan/output dari kelayakan investasi

proyek.

4.1.2. Formula Excel yang Digunakan dalam Lembar Kerja

Yang membedakan fitur spreadsheet seperti Excel adalah kemampuan untuk

membuat rumus matematika formula dan melaksanakan fungsi. Selain itu pada

spreadsheet juga terdapat beberapa perintah tambahan yang memudahkan dalam

menyelesaikan persoalan.

Ada enam fungsi dalam fitur excel yang digunakan dalam YSQ 3 Spreadsheet, yaitu:

1. Hyperlink

Memudahkan user untuk membuka halaman lain atau file lain dengan cara

menghubungkannya menggunakan shape.

2. IF

Menghasilkan sebuah pernyataan atau nilai jika salah satu kondisi yang ditetapkan

bernilai BENAR dan nilai lain bernilai SALAH.

3. SUM

Menjumlahkan semua angka pada suatu barisan sel tertentu.

4. VLOOKUP

Mencari nilai pada barisan nilai kolom pertama dan menghasilkan nilai pada baris

yang sama dari barisan nilai pada kolom yang lainnya.

5. PMT

Mencari nilai serangkaian arus kas yang besarnya sama pada periode tertentu dari

suatu nilai sekarang pada tingkat bunga tertentu.

6. PV

Mencari nilai sekarang dari serangkaian arus kas yang besarnya sama pada

(46)

Untuk operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian tidak digunakan

fungsi secara khusus. Pada formula bar, user hanya tinggal mengetikkan symbol =

(sama dengan) kemudian klik sel yang akan dioperasikan dan selanjutnya

mengetikkan tanda baca yang mewakili operasi yang diinginkan. Untuk operasi

penjumlahan menggunakan tanda “+”, penggurangan menggunakan tanda “−“,

perkalian menggunakan tanda “/”, dan perkalian menggunakan tanda “*”.

4.2. Pembuatan YSQ 3

Spreadsheet

Lembar kerja ini dibuat hanya pada satu workbook dan tidak berhubungan dengan

workbook yang lain. Untuk selanjutnya lembar kerja ini diberi nama YSQ 3

Spreadsheet. Berikut pembuatan YSQ 3 Spreadsheet.

4.2.1. Lembar Menu Utama

Halaman pertama dari YSQ 3 Spreadsheet adalah halaman muka berupa menu utama

yang berisikan pilihan-pilihan menu yang bisa dipilih user. Ada sebelas menu pilihan

pada menu utama ini, dimulai dari menu input sampai dengan menu output seperti

yang ditunjukkan pada Gambar 4.1. Dengan mengklik shape sesuai pilihan, maka

(47)

Gambar 4.1. Tampilan lembar menu utama YSQ 3 Spreadsheet

4.2.2. Lembar Input

YSQ 3 Spreadsheet dirancang sebagai alat bantu analisis investasi apartemen secara

otomatis menampilkan hasil akhir (output) setelah user terlebih dahulu memasukkan

data pada sel-sel isian data yang terletak pada lembar input. Oleh karena itu

pembuatan lembar-lembar sesudah lembar input dirancang untuk selalu

menggunakan data-data dari lembar input dalam penghitungan analisisnya.

Pada Gambar 4.2. di bawah ini dapat kita lihat tampilan lembar input YSQ 3

(48)

Gambar 4.2. Tampilan lembar input YSQ 3 Spreadsheet

Penjelasan rancangan dari lembar ini adalah sebagai berikut:

· Sel D4 menampilkan nama proyek yang dikerjakan.

· Sel G6 menunjukkan bahwa pendapatan proyek berasal dari penjualan.

(49)

Sel ini akan digunakan pada lembar tekno ekonomi.

· Sel G8 menampilkan persentase modal sendiri dari keseluruhan biaya modal.

Sel ini akan digunakan pada lembar tekno ekonomi.

· Sel G9 menampilkan persentase modal pinjaman dari keseluruhan biaya modal,

didapat dari 100% dikurangi persentase modal sendiri (hasil muncul secara

otomatis).

Sel ini akan digunakan pada lembar tekno ekonomi.

· Sel G10 menampilkan lamanya masa pelunasan kredit.

Sel ini akan digunakan pada lembar tekno ekonomi, NPV, RCR, ROR, RIb dan

RIa, dan RE.

· Sel G11 atau I11 menampilkan persentase tingkat suku bunga.

Sel ini akan digunakan pada lembar tekno ekonomi, NPV, RCR, dan ROR.

· Sel G12 atau I12 menampilkan persentase bunga modal sendiri.

Sel ini akan digunakan pada lembar tekno ekonomi.

· Sel G13 atau I13 menampilkan persentase perkembangan kredit.

Sel ini akan digunakan pada lembar NPV, ROR, RIb dan RIa, dan RE.

· Sel G15 menunjukkan bahwa jenis bangunan adalah apartemen.

· Sel G16 menunjukkan bahwa usia ekonomis bangunan apartemen adalah 40

tahun.

· Sel G17 menampilkan luas persil apartemen.

Sel ini akan digunakan pada lembar KDB dan KLB.

· Sel G18 menampilkan jumlah lantai apartemen.

· Sel G19 menampilkan luas per lantai apartemen.

Sel ini akan digunakan pada lembar KDB dan KLB.

· Sel G20 menampilkan luas total lantai apartemen, yang didapat dari hasil kali

antara jumlah lantai dengan luas lantai apartemen (hasil muncul secara otomatis).

Sel ini akan digunakan pada lembar KDB dan KLB.

· Sel G21 menampilkan luas lahan untuk fasilitas apartemen.

Sel ini akan digunakan pada lembar tekno ekonomi.

· Sel G22 menampilkan harga tanah apartemen (dalam rupiah per m2).

Sel ini akan digunakan pada lembar tekno ekonomi.

(50)

Sel ini akan digunakan pada lembar tekno ekonomi, NPV, ROR, RIb dan RIa, dan

RE.

· Sel G24 menampilkan nilai batas maksimum Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

yang disyaratkan di tempat proyek dikerjakan sesuai dengan Rancangan Umum

Tata Ruang dan Kota (RUTRK) setempat.

Sel ini akan digunakan pada lembar KDB dan KLB.

· Sel G25 menampilkan nilai batas maksimum Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

yang disyaratkan di tempat proyek dikerjakan sesuai dengan Rancangan Umum

Tata Ruang dan Kota (RUTRK) setempat.

Sel ini akan digunakan pada lembar KDB dan KLB.

· Untuk biaya proyek

1. Biaya bangunan akan dihitung pada lembar tekno ekonomi.

2. Sel E30 menampilkan persentase biaya tidak langsung terhadap pendapatan

proyek.

Sel ini akan digunakan pada lembar tekno ekonomi.

3. Biaya tanah akan dihitung pada lembar tekno ekonomi.

4. Sel E32 menampilkan besarnya cadangan biaya (dalam rupiah).

Sel ini akan digunakan pada lembar tekno ekonomi.

· Untuk pendapatan tahunan proyek

Sel F36 menampilkan pendapatan proyek yang didapat dari hasil kali luas total

lantai apartemen dengan harga jual. Harga jual dinotasikan dengan huruf “r”.

(hasil muncul secara otomatis).

Sel ini akan digunakan pada lembar tekno ekonomi.

· Untuk pengeluaran tahunan proyek

1. Biaya operasional dan pemeliharaan gedung dan halaman

Sel E41 menampilkan nilai persentase BOP terhadap pendapatan proyek. Hasil

BOP ini akan dihitung pada lembar tekno ekonomi.

Sel ini akan digunakan pada lembar tekno ekonomi.

2. Penyusutan gedung

Sel E43 menunjukkan bahwa penyusutan gedung dapat dihitung dengan

straight line method atau dengan memasukkan nilianya secara langsung. Jika

(51)

penyusutan akan diisikan pada sel E44. Penyusutan gedung ini akan dihitung

pada lembar tekno ekonomi.

Sel ini akan digunakan pada lembar tekno ekonomi.

3. Biaya bunga modal pinjaman

Akan dihitung pada lembar tekno ekonomi menggunakan rumus.

4. Pembayaran pokok modal pinjaman

Akan dihitung pada lembar tekno ekonomi menggunakan rumus.

5. Cadangan pajak

Sel E50 menampilkan nilai persentase cadangan pajak.

Sel ini akan digunakan pada lembar tekno ekonomi.

Cadangan pajak ini akan dihitung pada lembar tekno ekonomi menggunakan

rumus.

6. Biaya bunga modal sendiri

Akan dihitung pada lembar tekno ekonomi menggunakan rumus.

7. Pembayaran pokok modal sendiri

Akan dihitung pada lembar tekno ekonomi menggunakan rumus.

· Sel I29 sampai dengan sel I53 menampilkan tipe apartemen

Sel ini akan digunakan pada lembar jual minimum.

· Sel J29 sampai dengan sel J53 menampilkan luas masing-masing tipe apartemen

(dalam m2).

Sel ini akan digunakan pada lembar jual minimum.

4.2.3. Pengisian Data

Secara umum ada tiga tipe cara pengisian data pada lembar input, yaitu:

a. Input of text procedure (misal pengisian nama proyek)

(52)

Gambar 4.3. Input of text procedure (dalam lingkaran)

b. Input of values (misal pengisian besar biaya bangunan)

Adalah pengisian data berupa angka atau nilai.

Gambar 4.4. Input of text values (dalam lingkaran)

c. Input of selection (misal pengisian tingkat suku bunga)

User memilih entri data yang sudah disediakan dengan cara meng-klik kiri cell,

kemudian memilih dari beberapa pilihan data yang disediakan. Pada program excel,

fitur ini dinamakan drop down list.

Gambar 4.5. Input of selection (dalam lingkaran)

Seluruh data yang dimasukkan dalam input cukup angkanya saja, tanpa

mencantumkan satuan besarnya. Misal data mentah biaya bangunan = Rp

100.000.000.000,00, user hanya perlu memasukkan angka = 10000000000 (tanpa

(53)

4.2.4. Lembar KDB dan KLB

Proyek bangunan yang akan dikerjakan harus memenuhi syarat KDB dan KLB yang

ditentukan peraturan tata kota daerah tempat proyek berlangsung. Lembar KDB dan

KLB YSQ 3 Spreadsheet memaparkan kelayakan hasil analisis KDB dan KLB

proyek yang direncanakan. Data-data yang digunakan pada lembar ini berasal dari

lembar input.

Berikut ini adalah contoh tampilan halaman KDB dan KLB.

Gambar 4.6. Tampilan lembar KDB dan KLB YSQ 3 Spreadsheet

Penjelasan rancangan dari lembar ini adalah sebagai berikut:

· Sel D9 menampilkan persentase KDB proyek.

Sel ini merupakan hasil bagi antara luas lantai dasar bangunan dengan luas persil.

Data-data tersebut merupakan link dari lembar input.

· Sel F9 menunjukkan apakah proyek memenuhi persyaratan KDB atau tidak,

Gambar

Gambar 2.1. Tampilan menu utama YSQ 1 Spreadsheet
Gambar 3.1. Diagram alir penelitian
Gambar 4.6. Tampilan lembar KDB dan KLB YSQ 3 Spreadsheet
Gambar 4.7. Tampilan lembar tekno ekonomi YSQ 3 Spreadsheet
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Kalasan yang

Khalid Ibrahim Jindan, Teori Politik Islam, Telaah Kritis Ibnu Taimiyyah tentang Pemerintahan Islam, terj.. Khalid Ibrahim Jindan, Teori Politik Islam, Telaah Kritis Ibnu

Namun perlu diketahui juga bahwa pada penelitian ini informasi tidak selalu menjadi pengaruh terhadap perilaku agar menjadi baik, terbukti bahwa pada penelitian ini terdapat

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada return, abnormal return , dan

bahwa ritual mopo’a huta dala m praktiknya menggelar tarian (dayango) diiringi tabuhan towohu (gendang) selama beberapa malam. Pada puncak ritual digelar sesajian yang

Nah dari blog itu lama kelamaan berkembang, karena masyarakat minatnya juga tinggi, kita pasang internet di kampung ini, terus kita kasih banyak pelatihan ke warga,

Ada beberapa PNS dosen tidak melakukan pengurusan tugas dan izin belajar sesuai prosedur. Hal ini berimbas pada tidak diterbitkannya SK Tugas Belajar dan SK Izin

Jadi, yang dimaksud dengan pendisiplinan shalat tahajud yang diterapkan pada Pondok Pesantren Al Falah Putera dalam penelitian ini adalah suatu proses melatih