BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal
Hasil belajar IPA Siswa kelas V SD Negeri 2 Danyang sebelum diadakan
tindakan masih banyak siswa yang hasil belajarnya belum tuntas.Ketuntasan
klasikal belajar siswa kelas V hanya 70% dengan rata-rata kelas hanya 74. Hal ini
belum sesuai dengan tujuan ayang akan dicapai pada setiap Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) atau jauh dari ketuntasan belajar pada ata pelajaran IPA yaitu 73.
Hasil belajar IPA selangkapnya dapat dilihat pada tabel 9. Di bawah ini:
Tabel 9.
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 2 Danyang Pra Siklus
No. Ketuntasan Frekuensi Prosentase
1. Tuntas 15 56%
2. Tidak Tuntas 12 44%
Jumlah 27 100%
Nilai Maksimum 85
Nilai Minimum 55
Nilai Rata-Rata 70
Berdasarkan tabel 5, tampak bahwa ketuntasan belajar siswa sebelum
diadakan tindakan hanya 15 siswa dan siswa yang tidak tuntas 12 siswa. Terlihat
pula ketimpangan yang cukup besar antara nilai tertinggi 85 dengan nilai terendah
55. Rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas V disebabkan oleh guru kelas V SD
Negeri 2 Danyang yang kurang kreatif, dalam kelgiatan mengajar hanya
berceramah saja tanpa disertai media apapun, metode kurang bervariasi serta
kurang melibatkan siswa, mendominasi waktu dalam kegiatan belajar mengajar,
membatasi kreatifitas siswa. Selain itu siswa dalam mengikuti mengikuti pelajaran
berani bertanya, konsentrasi siswa dalam pembelajarn rendah, sebagian besar
siswa tidak dapat memnjawab pertanyaan guru, hanya siswa tertentu saja yang
aktif dalam diskusi kelas. Ketika proses berlangsung sebagaian besar siswa
tampak sudah menguasi pelajaran. Setiap pertanyaan yang diajukan guru kepada
siswa hampir semua menjawab benar tetapi begitu pelajaran berakhir pada hari
berikutnya ditanya sudah tidak ada yang bisa menjawab. Dari hasil analisis
data hasil bejar pra siklus dijadikan sebgai sempel penelitian.Penelitian
dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap siklusnya dilakukan 2 kali pertemuan
dengan penerapan Pendekatan Scientific dengan Model Examples Non Examples
dalam pembelajaran IPA.
4.1.2 Pelaksanaan Siklus 1 1) Perencanaan
Hasil evaluasi pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang
tepat untuk meningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA. Dalam
perencanaan siklus 1 guru: 1) menyusun rencana pembelajaran dengan
menerapakan pendekatan scientific dengan model examples non examples atau
sumber masalahnya pada pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya.
2) menyiapakan mendia yang digunakan yaitu gambar bagian-bagian tumbuhan.
3) menyiapkan lembar kerja siswa. 4) menyiapkan test akhir tiap siklus dengan
materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. 5) menyiapkan lembar observasi
kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dalam pemblajaran mengunakan
pendekatan scientific dengan model examples non examples. 6) menyiapakan soal
perbaiakan dan pengayaan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan sisklus satu dilakukan slama dua kali pertemuan yang
dilaksanakan sesuai jadwal pelajaran kelas V SD Negeri 2 Danyang.Dalam
pembelajaran yang dilakukan dinilai oleh observer atau guru kelas.Pada pertama
dan kedua dilaksanakan secara bersamaan pada tanggal 4 Desember 2014.
Kegiatan awal pembelajaran memberikan penjelasan tentang pelajaran yang akan
siswa kelas V belum pernah mengikuti pembelajaran melalui pendekatan
scientific dengan model examples non examples. Pembelajaran yang dilakukan
dengan langkah-langkah antara lain: 1) mengabsen siswa. 2) menyampiakan
tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. 3) melakukan apersepsi, mengajak
siswa menyanyikan lagu tik-tik bunyi hujan dan mengajukan pertanyaan
mengenai materi yang dibahas. 4) mengajak siswa untuk membaca bacaan. 5)
bertanya jawab mengenai bacaan. 6) menjelaskan materi pembelajaran dengan
gambar yang sudah ditetapkan. 7) membagi siswa ke dalam kelompok kecil. 8)
membagikan lembar kerja siswa. 9) meminta siswa dalam kelompok untuk
mengamati dan menganalisis gambar yang sudaah ditentukan. 10) meminta siswa
untuk melaporkan hasil temuannya. 11) meminta siswa membuat rangkuman hasil
temuannya. 12) memberikan soal evaluasi.
3) Hasil Tindakan
Selain kegiatan pembelajaran guru, aktivitas belajar siswa juga dinilai oleh
observer yang sudah ditetapkan. Hasil penilaian aktivitas belajar siswa selama
mengikuti pembelajaran mengunakan pendekatan scientific dengan model
examples non examples pada siklus 1 tersaji pada Tabel 10 di bawah ini:
Tabel. 10
Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 2 Danyang Selama Mengikuti Proses Pembelajaran Melalui Pendekatan Scientific dengan
Model Examples Non Examples. Siklus 1
Pertemuan Sub Tema Total
Keterangan Kriteria (Depdiknas, 2003)
No. Kriteria Nilai
1. Baik Sekali 90 – 100
2. Baik 80 – 90
3. Cukup 70 – 80
4. Kurang 60 – 70
Tabel 6 menunjukkan aktivitas belajar siswa selama mengikuti
pembelajaran melalui pendekan scientific dengan model examples non examples
pada siklus 1 memperoleh skor 65 dengan nilai presentase 85% dikatakan baik.
Hasil belajar IPA siswa yang dilakuakan pada akhir siklus 1 setelah
memperoleh tindakan meningkat dibandingkan hasil belajar pra siklus tersaji pada
tabel 11 dibawah ini:
Tabel 11
Hasil Belajar Siklus 1 Siswa Kelas V SD Negeri 2 Danyang
No. Ketuntasan Frekuensi Prosentase
1. Tuntas 20 74%
2. Tidak Tuntas 7 26%
Jumlah 27 100%
Nilai Maksimum 100
Nilai Minimum 60
Nilai Rata-Rata 80
Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 1 adalah 80
meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 70.Jumlah siswa yang
tuntas belajaranya pada siklus 1 meningkat menjadi 20 siswa, sementara itu pra
siklus hanya 15 siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1 sudah
ada yang mencapai nilai maksimum yaitu 100 nilai minimumnya 60. Perolehan
hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 2 Danyang melalui pendekatan
atau yang memenuhi KKM sudah terlihat meningkat. Hasil tes siklus 1 apabila
dianalsis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk Gambar 3
dibawah ini:
Gambar 3
Presentase Ketuntasan Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 2 Danyang Siklus 1
Siswa yang tuntas apada siklus 1 mencapai 85%, sedangkan siswa yang
belum tuntas hasil belajarnya 15% meningkan dibandingkan hasil belajar pra
siklus. Namun demikian hasil yang diperoleh pada siklus 1 sudah mencapai
standar yang telah ditetapkan pada indicator kinerja pada peniliatian ini.Indicator
keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apabila 27 siswa nilainya tuntas
dalam atau ketuntasan klasikal 80%. Dari data dapat diperoleh informasi bahwa
siwa yang telah tuntas pada siklus mencapai 85% (23 siswa), oleh karena itu
peneliti dilanjutkan dengan mempersiapkan siklus 2.
4) hasil Observasi
Pada siklus 1 kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan pendekan
scientific dengan model examples non examples di amati oleh observer.
Pengamatan yang dilakukan dengan lembar observasi kegiatan guru dan siwa
dalam proses belajar mengajar. Adapun pengamatan yang difokuskan pada
74%
26%
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1
1 Tuntas
kegiatan guru dalam menerapkan pendekatan scientif dengan model examples non
examples pada tabel.12 di bawah ini:
Tabel 12
Hasil Penilaian Kinerja Guru
Dalam Menggunakan Pendekatan Scientific dengan Model Examples Non Examples.
Siklus 1
Pertemuan Sub Tema Total
Skor
Pada siklus 1 kegiatan guru dam menggunakan pendekatan scientific
dengan model examples non examples setelah diamati oleh observer mendapat
skor 58 atau presentase 81% dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru baik.
5) Hasil Refleksi
Sebelum melakukan tindakan pada siklus 2 diakan refleksi proses
pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1. Refleksi bertujuan untuk
mendapatkan kritik dan saran dari observer, agar pada siklus 2 hasil evaluasi
pembelajaran mencapai target yang telah ditentukan. Hasil refleksi tersebut adalah
(1) Pembelajaran menggunakan pendekatan scientific dengan model examples
non examples masih kurang baik. Karena guru tidak membantu dalam
melakukan penemuan terhadap gambar yang diamati. Selain itu guru harus
menegur siswa yang ramai agar tidak memnggangu siswa lain. Hampir
semua kegiatan yang direncanakan dilakukan akan tetapi belum maksimal.
Sehingga pada pertemuan siklus 2 guru harus seoptimal mungkin
melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.
(2) Ketuntasan belajar siswa pada siklus 1 yaitu 74% siswa tuntas meningkat
dibandingkan dengan ketuntasan belajar siswa sebelum dilakuakan
tindakan yaitu 56%. Rata-rata siklus 1 mencapai 80 sedangkan rata-rata
pra siklus 70. Hasil belajar siswa siklus 1 belum sesuai dengan indicator
keberhasilan dalam penelitian ini yaitu ketuntasan klasikal mencapai 80%.
Sehingga per;u ada perbaikan dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan scientific dengan model examples non examples pada siklus 2.
4.1.3 Pelaksanaan Siklus 2 1) Perencanaan
Hasil evaluasi siklus 1 menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang
tepat untuk meningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA. Dalam
perencanaan siklus 2 guru: 1) menyusun rencana pembelajaran dengan
menerapakan pendekatan scientific dengan model examples non examples atau
sumber masalahnya pada pokok bahasan bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya.
2) menyiapakan mendia yang digunakan yaitu gambar bagian-bagian tumbuhan.
3) menyiapkan lembar kerja siswa. 4) menyiapkan test akhir tiap siklus dengan
materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya. 5) menyiapkan lembar observasi
kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dalam pemblajaran mengunakan
pendekatan scientific dengan model examples non examples. 6) menyiapakan soal
perbaiakan dan pengayaan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus 2 dilakukan selama dua kali pertemuan yang
pembelajaran yang dilakukan dinilai oleh observer atau guru kelas.Pada pertama
dan kedua dilaksanakansecara bersamaan pada tanggal 12 Desember 2014.
Kegiatan awal pembelajaran memberikan penjelasan tentang pelajaran yang akan
dilaksanakan, agar siswa mengerti pembelajaran yang akan dilakuakan.
Pembelajaran yang dilakukan dengan langkah-langkah antara lain: 1) mengabsen
siswa. 2) menyampiakan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. 3) melakukan
apersepsi, mengajak siswa menyanyikan lagu menanam jagung dan mengajukan
pertanyaan mengenai materi yang dibahas. 4) mengajak siswa untuk membaca
bacaan. 5) bertanya jawab mengenai bacaan. 6) menjelaskan materi pembelajaran
dengan gambar yang sudah ditetapkan. 7) membagi siswa ke dalam kelompok
kecil. 8) membagikan lembar kerja siswa. 9) meminta siswa dalam kelompok
untuk mengamati dan menganalisis gambar yang sudaah ditentukan. 10) meminta
siswa untuk melaporkan hasil temuannya. 11) meminta siswa membuat
rangkuman hasil temuannya. 12) memberikan soal evaluasi.
3) Hasil Tindakan
Hasil penilaian aktivitas belajar siswa selama mengikuti pelajaran
mengunakan pendekatan scientific dengan model examples non examples pada
siklus 2 tersaji pada Tabel 13 di bawah ini:
Tabel. 13
Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 2 Danyang Selama Mengikuti Proses Pembelajaran Melalui Pendekatan Scientific dengan
Model Examples Non Examples. Siklus 2
Pertemuan Sub Tema Total
Keterangan Kriteria (Depdiknas, 2003)
No. Kriteria Nilai
1. Baik Sekali 90 – 100
2. Baik 80 – 90
3. Cukup 70 – 80
4. Kurang 60 – 70
Tabel 9 menunjukkan aktivitas belajar siswa selama mengikuti
pembelajaran melalui pendekan scientific dengan model examples non examples
pada siklus 2 memperoleh skor 71 dengan nilai presentase 93% dikatakan baik
sekali.
Hasil belajar IPA siswa yang dilakuakan pada akhir siklus 2 setelah
memperoleh tindakan meningkat dibandingkan hasil belajar pra siklus tersaji pada
tabel 14 dibawah ini:
Tabel 14
Hasil Belajar Siklus 2Siswa Kelas V SD Negeri 2 Danyang
No. Ketuntasan Frekuensi Prosentase
1. Tuntas 23 85%
2. Tidak Tuntas 4 15%
Jumlah 27 100%
Nilai Maksimum 100
Nilai Minimum 60
Nilai Rata-Rata 89
Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 2 adalah 89
meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 70 dan silkus 1 adalah 80.
Jumlah siswa yang tuntas belajaranya pada siklus 2 meningkat menjadi 23 siswa,
sementara itu pra siklus hanya 15 siswa dan siklus 1 adalah 20 siswa. Tabel 10
diatas menunjuakan bahwa perolehan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 2
examples pada siklus 2 dengan jumlah siswa yang nilaianya <73 atau yang
memenuhi KKM sudah terilihat sangat meningkat. Hasil tes siklus 2 apabila
dianalsis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk Gambar 3
dibawah ini:
Gambar 4
Presentase Ketuntasan Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 2 Danyang Siklus 2
Gambar 2 menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa pada
siklus 2 sudah mencapai standar yang telah ditetapkan pada indicator kinerja pada
penelitian ini. Indicator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apabila telah
tercapai 80% keltuntasan hasil belajar siswa kelas V. dari data tersebut dapat
dieroleh informasi bahwa siswa yang telah tuntas pada siklus 2 mencapai 85% (23
siswa). Dari hasil data siklus 2 tersebut sudah menunjukkan keberhasilan
ketuntasan belajar siswa yang sudah sesuai dengan indicator keberhasilan
penelitian.
4) hasil Observasi
Kegiatan observasi terhadap kegiatan pembelajaran guru dalam
menerapkan pendekan scientific dengan model examples non examples pada
siklus 2 yang dinilai observer sudah menunjukan hasil yang lebih baik dari pada
siklus 1
.
85%
15%
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 2
1 Tuntas
Tabel 15
Hasil Penilaian Kinerja Guru
dalam Menggunakan Pendekatan Scientific dengan Model Examples Non Examples.
Siklus 2
Pertemuan Sub Tema Total
Skor
Nilai Aktivitas
Kriteria
Siklus 2 3. Indonesiaku, Bangsa yang
Cinta Damai
Pada siklus 2 kegiatan guru dam menggunakan pendekatan scientific
dengan model examples non examples setelah diamati oleh observer mendapat
skor 58 atau presentase 91% dapat dikatakan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru baik sekali.
5) Hasil Refleksi
Pada akhir kegiatan siklus 2 diadakan refleksi proses pembelajaran yang
telah dilakuakan. Refleksi bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari
observer. Hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Pada siklus 2 siswa sudah terbiasa terhadap pembelajaran yang telah
dilakauan kelihatan aktif dan siswa tidak ramai sendiri. Siwa sebelumnya
tidak berani bertanya menjadi berani tanya terhadap kesuliatan yang
(2) Pada siklus 2 iyang dilakuakan guru sudah bisa dikatan berhasil, yang
dapat ditunjukkan dari meningkatnya ketuntasan belajar siswa yaitu 23
siswa atau 85% siswa tuntas.
4.2 Hasil Analisis Data
Data yang diperoleh dari pengamatan dalam penelitian ini meliputi hasil
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran baik dari siklus 1 dan siklus 2 sebagian
berikut:
4.2.1 Hasil Penilaian Kegiatan Guru dalam Menerapkan Pendekatan Scientific
dengan
Model Examples Non Examples.
Setelah diamati atau dicatat oleh observer kinerja guru dalam mengajar
menggunakan pendekatan scientific dengan model examples non examples yang
tampak tabel 16 dan gambar 5 dibawah ini:
Tabel 16
Perbandingan Kegitan Guru mengajar menggunakan Pendekatan Scientific dengan
Model Examples Non Examples Siklus 1 dan Siklus 2
Aktifitas Mengajar Nilai Prosentanse Kriteria
Siklus 1 83% Baik
Siklus 2 92% Baik Sekali
Keterangan Kriteria (Depdiknas, 2003)
No. Kriteria Nilai
1. Baik Sekali 90 – 100
2. Baik 80 – 90
3. Cukup 70 – 80
Gambar 5
Perbandingan Kegitan Guru mengajar menggunakan Pendekatan Scientific
dengan
Model Examples Non Examples Siklus 1 dan Siklus 2
Dilihat dari hasil tersebut bahwa kegiatan guru mengajar menggunakan
pendekatan scientific dengan model examples non examples pada siklus 1 yaitu
81% dengan kategori baik, pada siklus 2 yaitu 92% dengan criteria baik sekali.
Dapat disimpulkan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan scientific
dengan model examples non examples pada pelajaran IPA siswa kelas V SD
Negeri 2 Danyang dari setiap pertemuan siklus mengalami peningkatan yang
ditunjukkan dari nilai prosentase kegitan guru mengajar. Jika dilihat dari seluruh
kegiatan pembelajaran yang direncanakan, maka dapat dikatakan kegiatan
pembelajaran siklus 2 berhasil.
4.2.2 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 2 Danyang Setelah diamati dan dicatat oleh observer mengenai masil belajar siswa
kelas V SD Negeri 2 danyang pada pembelajaran IPA diperoleh data seperti
tampak pada tabel 17 di bawah ini:
SIKLUS 1 SIKLUS 2
83%
92%
Tabel 17
Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 2 Danyang Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2
No. Ketuntasan
Dari tabel 17 dapat dilihat bahwa ada kenaikan hasil belajar dari pra siklus sampai
siklus 2. Nilai siswa yang diatas KKM dari pra siklus 15 siswa meningkat pada
siklus 1 menjadi 20 siswa, meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 23 siswa dari 27
siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar 6 di bawah ini:
Gambar 6
Berdasarkan gambar 6 dapat dilihat baha nilai rata-rata belajar siswa sebelum
tindakan kelas dilakasankan mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 70 dengan
ketuntasan klasikal 54% siswa tuntas dan setelah dilaksanakan tindakkan dengan
menggunakan pendekatan scientific dengan model examples non examples nilai
rata-rata siklus 1 menjadi 80 dengan ketuntasan belajar mencapai 74 % siswa
tuntas, sedangkan pada siklus 2 nilai rata-rata menjadi meningkat menjadi 89
dengan ketuntasan belajar mencapai 85% siswa tuntas hasil belajarnya.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui peningkatan hasil belajar
siswa. Sebelum diadakan tindakan (Pra Siklus) di kelas V SD Negeri 2 Danyang
menunjukkan hasil belajar yang rendah. Hal ini ditunjukkan dengan ketuntasan
belajar siswa dari 27 siswa hanya 15 siswa yang tuntas atau mencapai KKM (73)
dengan persentase 56% dan 12 siswa belum tuntas atau belum mencapai KKM
(73) dengan persentase 44%. Selain itu, rata-rata nilai siswa yang diperoleh hanya
70. Hal ini disebabkan, sesuai dengan yang diungkapkan dalam latar belakang
masalah yaitu pembelajaran belum maksimal karena belum ada inovasi terhadap
kondisi lingkungan kelas, pembelajaran yang bersifat konvensional, dimana
metode ceramah masih mendominasi proses kegiatan pembelajaran, siswa kurang
didorong untuk aktif atau cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran
sehingga mengakibatkan pembelajaran kurang menarik dan membosankan yang
mengakibatkan tingkat pemahaman siswa menjadi rendah dan berdampak
terhadap hasil belajar siswa. Setelah dilakukan tindakan menggunakan Pendekatan
Scientific dengan Model Examples Non Examples diperoleh peningkatan hasil
belajar IPA siswa. Adapun peningkatan hasil belajar siswa yang diperoleh pada
siklus I ketuntasan hasil belajar sebesar 74% tuntas dengan jumlah siswa 20 dan
26% belum tuntas dengan jumlah siswa 7. Rata-rata nilai siswa yang diperoleh
adalah sebesar 80 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Sedangkan
pada siklus II diperoleh ketuntasan hasil belajar sebesar 85% tuntas dengan
jumlah siswa 23 dan 15% belum tuntas dengan jumlah siswa 4. Pada siklus II
rata-rata nilai siswa yang diperoleh adalah sebesar 89 dengan nilai tertinggi 100
dan nilai terendah 70. Berdasarkan perolehan hasil nilai yang didapat pada siklus l
Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD
Negeri 2 Danyang tahun pelajaran 2014/2015.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azhar
(2014), dan Adi Kusuma (2011) yang menunjukkan bahwa melalui pendekatan
Scientific dengan model Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Selain itu penelitian ini sejalan dan sesuai dengan pendapat Slavin
dan Chotimah (2007:1) yang telah dikemukakan pada kajian teori dan pendapat
Buelh dalam Sofyan Adi (2011:8) yang mengemukakan keunggulan model
Examples Non Examples salah satunya mempengaruhi hasil belajar siswa.
Peningkatan ini disebabkan oleh adanya kelebihan-kelebihan penerapan
pendekatan Scientific dengan model Examples Non Examples sesuai dengan
pendapat yang telah dikemukakan sebelumnya. Penerapan pendekatan Scientific
dengan model Examples Non Examples menjadikan siswa lebih aktif dalam
proses pembelajaran. Siswa mengalami sendiri, menemukan sendiri
konsep-konsepnya dan menyimpulkan sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Pendekatan Scientific dengan model Examples Non Examples memberdayakan
seluruh komponen dalam pembelajaran, kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan dan meriah dengan variasi kegiatan dan tata ruang kelas, sehingga
siswa termotivasi dan meningkatkan hasil belajarnya. Kegiatan pembelajaran yang
demikian membuat siswa tertarik sehingga mudah untuk memahami materi
pembelajaran dengan baik. Karena siswa dapat memamahami materi
pembelajaran dengan baik, maka hasil belajar siswa pun meningkat. Namun pada
penelitian ini masih terdapat 4 siswa yang belum tuntas dari KKM yang sudah
ditentukan. Setelah mendapat informasi dari guru kelas, siswa yang belum tuntas
karena 2 siswa tersebut dalam sejarahnya pernah tinggal kelas dan 2 siswa lainya
tergolong kurang kemampuan akademiknya dibandingkan teman-temannya.
Selain itu temuan hal baru setelah menggunakan pendekatan Scientific
dengan model Examples Non Examples adalah siswa menjadi lebih antusias
terhadap pembelajaran karena kegiatan pembelajaran yang tidak membosankan,
variasi tata ruang dan suasana lebih hidup karena siswa dilibatkan secara aktif dari
Scientific dengan model Examples Non Examples juga menumbuhkan kerjasama
atau keakraban antar siswa yang sebelumnya kurang, menumbuhkan sikap
toleransi dan apresiatif melalui kegatan diskusi dan presentasi kelompok, serta