• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN daerah dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN daerah dalam"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

"EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PRINSIP GOOD GOVERNANCE"

OLEH

INDAH PERTIWI SIREGAR

170523099

PROGRAM STRATA 1 EKONOMI EKSTENSI

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

9. Efektivitas dan efisiensi dalam prinsip good governance

Good governance dapat diartikan sebagai suatu mekanisme pengelolaan sumber daya dengansubstansi dan implementasi yang diarahkan untuk mencapai pembangunan yang efisien danefektif secara adil. Salah satu prinsip dari good governance adalah efektivitas. Secara etimologis,efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya memiliki efek, pengaruh atau akibat. Konsep keefektifan digunakan untuk merujuk kepada derajat pencapaian tujuan sebagai upaya kerjasama. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan. Untuk mengukur keefektifan organisasi dapat ditinjau dari kemampuan organisasi mengelola sumber daya yang ada dan memberikan nilai tambah kepada sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi. Suatu pemerintah daerah yang efektif adalah pemerintah daerah yang mampu memberikan pelayanan yang responsif sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarkat. Agardapat meningkatkan kinerjanya, tata kepemerintahan membutuhkan dukungan struktur yang tepat.Tidak hanya efektivitas, melainkan efesiensi juga suatu prinsip dari good governance.

Efisiensi sendiri adalah sesuai dengan anggaran dan waktu yang telah ditetapkan. efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut Apabila membicarakan efektivitas danefisiensi maka harus dihubungkan dengan sasaran dan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Pengertian good governance menurut bank dunia adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaanlegal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha. Jadi, Unsur utama dalam goodgovernance adalah birokrasi yang efisien. Dengan adanya birokrasi yang efisien maka tugas dalam melayani publik akan lebih cepat dan rapi, karena apabila kita berkaca pada birokrasi saat ini banyak masyarakat merasa susah dan tidak efisien. Oleh karena itu cara agar membuat birokrasi yang efektif dan efisen adalah dengan dengan melakukan perubahan atau

(3)

Istilah good governance dimata para birokrat sejak berlangsungnya reformasi sudah tidak asing karena memang sudah sangat banyak sekali kegiatan berupa sosialisasi, seminar, worshop, bimbingan teknis dengan tema good governance yang dilaksanakan oleh pemerintah diberbagai tingkatan. Akan tetapi wujud dari good governance yang sesungguhnya belum kelihatan. Dapat diambil contoh yang sangat sederhana sebagai berikut ; penulis pada suatu kesempatan berjalan disuatu tempat yang ramai oleh

pengunjung. Sebuah mobil dinas berplat merah menurunkan penumpang seorang wanita separoh baya dengan penampilan mentereng berjalan menuju sebuah pusat perbelanjaan. Lalu seorang pengunjung lainnya disebelah penulis berciloteh kepada temannya yang laing enakya jadi ibuk pejabat kemana pergi pakai mobil yang dibeli dengan uang rakyat. Ciloteh masyarakat seperti yang dicontohkan diatas adalah merupakan sindiran terhadap prilaku sebagian pejabat yang menggunakan fasilitas pemerintah tidak menurut

semestinya.

Menurut para ahli ada beberapa ciri-ciri dari good governance yaitu akuntabilitas, pengawasan, tanggung jawab, professional, efisien dan efektif, transparan, partisipatif, jangkauan kedepan, kesetaraan dan penegakan hukum. Dari apa yang telah kejadian yang telah dicontohkan diatas jelas bahwa pemakaian kendaraan dinas untuk kegunaan diluar kegiatan kedinasan adalah tidak sesuai dengan prinsip-prinsip efisien dan efektif

sebagaimana ciri-ciri good governance. Kasus seperti itu banyak terjadi baik secara sadar dilakukan oleh pejabat maupun secara tidak .

Bila diamati apa akibat dari penyalah gunaan fasilitas negara berupa kendaraan dinas tersebut, pertama; akan mengganggu kelancaran tugas-tugas pemerintahan, kedua; kendaraan dinas tersebut juga disertai dengan biaya operasional lainnya seperti BBM, pemeliharaan, suku cadang dan lain-lain yang membebani keungan negara, bila tidak digunakan untuk kepentingan dinas itu berarti sama dengan melakukan korupsi.

(4)

membebebani keuangan negara atau daerah. Sementara pelaksana kegiatan mempunyai ruangan kantor yang dapat dijadikan tempat pertemuan. Kebiasaan melaksanakan kegiatan di hotel ini telah berlangsung sejak lama, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah. Salah satu kegiatan yang sering dilaksanakan di hotel adalah pembahasan APBD oleh DPRD bersama mitranya pemerintah daerah dan Pembahasan Kebijakan Umum Anggaran/ PPAS antara DPRD dan TAPD pemerintah daerah.

Pembahasan biasanya dilakukan selama berhari-hari diluar kota. Dengan diadakan diluar kota disamping menyediakan ruang pertemuan pihak hotel juga menyediakan kamar utuk menginap. Karena kegiatan dilaksanakan diluar kota maka masing-masing peserta juga mendapatkan uang perjalanan dinas selama berhari-hari. Bisa dihitung berapa

pemborosan keuangan negara akibat tidak diterapkannya prinsip-prinsip good governance.

Sebetulnya pada beberapa daerah sudah ada juga mencoba menerapkan aturan untuk tidak menggunakan fasilitas negara sesuai peruntukannya. Seperti yang dilakukan oleh Gubernur Sumatera Barat semasa Gawawan Fauzi untuk tidak membolehkan membawa pulang kendaraan dinas. Kendaraan dinas dipoolkan dikantor, bagi yang dinas keluar daerah dan membutuhkan waktu lama harus ada izin atasan. Namun kebijakan ini apakah masih berlaku sampai saat ini kita tidak tahu sebab kita melihat tidak ada kendaraan yang dipoolkan dikantor dan kita sering melihat adanya kendaraan dinas milik propinsi yang diparkir dihalaman rumah pejabat.

(5)

Dari janji-janjinya sewaktu kampanye dalam pencalonan sebagai presiden Presiden Jokowi akan berupaya memperbaiki sistem pemerintahan menjadi pemerintahan yang lebih baik (good governance). Beberapa hal yang akan dilakukan adalah merubah main set aparatur dan memberantas korupsi. Kita harus tetap optimis kedepan pemerintahan akan lebih baik. Kita mengapresiasi apa yang telah disampaikan oleh Menteri Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang melarang kegiatan pemerintah diadakan di hotel. Kita tunggu hasilnya apakah ini tidak hanya sekedar basa basi saja. Selanjutnya tentu kita tunggu gebrakan lainnya apakah akan ada kebijakan tentang pengelolaan fasilitas Negara seperti penggunaan kendaraan dinas seperti yang telah di uraikan diatas.

Efisiensi dan Efektivitas dalam Birokrasi

Penerapan Good Governance saat ini baik di tingkat pusat maupun daerah harus berpegang teguh dengan prinsip efisiensi, dan efektivitas. Penerapan prinsip efektivitas dan efisiensi ini dilakukan karena permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia masih memiliki beberapa kelemahan seperti petugas pelayanan kurang responsif, kurang informatif kepada masyarakat, kurang accessible, kurang koordinasi, terlalu birokratis, kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat dan inefisien. Efektivitas dan efisiensi secara bersama-sama sangat perlu diterapkan dalam penerapan Good Governance, karena suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum tentu efektif. Suatu pekerjaan yang efektif belum tentu efisien karena hasil dicapai itu telah menghabiskan banyak pikiran, tenaga, waktu, maupun benda lainnya. Hal ini disebabkan karena efektif adalah melakukan pekerjaan yang benar dan sesuai serta dengan cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan. Sedangkan efisien adalah hasil dari usaha yang telah dicapai lebih besar dari usaha yang dilakukan.

(6)

sebelumnya tercapai1[2]. Tujuan yang dimaksud adalah tujuan publik dalam pencapaian

tujuannya, bukan tujuan pemberi pelayanan (birokrat publik).

Efisiensi menunjukkan bagaimana mencapainya, yakni dibanding dengan usaha, biaya atau pengorbanan yang harus dikeluarkan. Adanya efisiensi diharapkan para birokrat dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan kepada masyarakat tidak boros. Dalam artian bahwa para birokrat secara berhati-hati agar memberikan hasil yang sebesar-besarnya kepada publik. Dengan demikian nilai efisiensi lebih mengarah pada penggunaan sumber daya yang dimiliki secara cepat dan tepat, tidak boros dan dapat dipertanggung jawabkan kepada publik.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa pada dasarnya penerapan prinsip tersebut adalah berdasarkan pada pendapat Gie. Penerapan prinsip efektivitas dan efisiensi ini dimaksudkan untuk menyelesaikan tugas pekerjaan birokrasi secara cepat dalam waktu singkat, ringkas dan tidak berbelit-belit (tidak lagi melalui banyak meja), berprestasi tinggi, tidak mengalami pemborosan atau keborosan waktu maupun dana dan daya, serta menghasilkan pelayanan yang berkualitas (Adisasmita, 2011:2)2[3].

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dan efisiensi

Birokrasi dikatakan efektif dan efisien apabila dalam realita pelaksanaannya birokrasi dapat berfungsi melayani sesuai dengan kebutuhan masyarakat artinya tidak ada hambatan yang terjadi dalam pelayanan tersebut, cepat dan tepat dalam memberikan pelayanan serta mampu memecahkan fenomena yang menonjol akibat adanya perubahan sosial yang sangat cepat dari faktor eksternal. Agar birokrasi dapat berjalan efektif dan efisien perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti dikemukakan Gie. Gie (1991) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dan efektivitas kerja adalah (1) motivasi kerja, (2) kemampuan kerja, (3) suasana kerja, (4) lingkungan kerja, (5) perlengkapan dan fasilitas dan (6) prosedur kerja. Mengacu pada faktor-faktor yang dikemukakan oleh Gie tersebut di atas, maka penulis yakin ada (1) sumber daya manusia, (2) lingkungan kerja yang benar-benar dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi penyedia pelayanan publik di Indonesia.

(7)

Sumber daya manusia ini mempengaruhi peningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam birokrasi, artinya suatu efektivitas dan efisiensi dapat tercapai ketika sumber daya manusia itu memiliki keinginan kuat untuk mencapainya. Dengan kata lain, memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai efektivitas dan efisiensi. Motivasi adalah suatu proses menstimulasi manusia untuk melakukan kegiatan dalam upaya mencapai sasaran atau sasaran-sasaran yang diinginkan secara efektif dan efisien (Adisasmita, 2011 :167). Dengan demikian motivasi diperlukan agar pegawai dapat melakukan pekerjaan dengan penuh semangat dan tanggung jawab. Motivasi meliputi jaminan keamanan dan kenyamanan dalam bekerja, penghargaan kerja kepada pegawai yang berprestasi. Gaji tidak berpengaruh kuat terhadap peningkatan efektivitas dan efisiensi pegawai hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Wakil Menteri Pendayagunaan sehingga motivasi yang dimaksud disini tidak termasuk gaji. Pegawai yang memiliki motivasi tinggi akan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensinya dalam bekerja.

Lingkungan meliputi lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal dan eksternal merupakan faktor-faktor yang membentuk, memperkuat atau memperlemah efektivitas pertanggungjawaban instansi atas wewenang dan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya (Adisasmita, 2011:85). Lingkungan internal disini termasuk budaya organisasi, perlengkapan dan fasilitas, serta prosedur kerja. Budaya organisasi (Tangkilisan, 2007:14) adalah seluruh pola perilaku anggota organisasi dan menjadi pegangan bagi setiap individu dalam berinteraksi, baik di dalam ruang lingkup internal maupun ketika berinteraksi dengan lingkungan eksternal3[4]. Perlengkapan dan

fasilitas yaitu peralatan yang dimiliki organisasi untuk dijalankan oleh individu dalam organisasi. Adanya perlengkapan dan fasilitas yang lengkap dapat menunjang kelancaran dalam pelaksanaan tugas pegawai yang pada akhirnya akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Prosedur kerja adalah perincian langkah-langkah dari serangkaian fungsi yang diarahkan untuk mencapai hasil yang dikehendaki. Prosedur kerja dapat diartikan sebagai rincian dinamika mekanisme organisasi yang detail (rinci) dan runtut. Seorang pegawai yang menjalankan pekerjaannya sesuai dengan prosedur kerja maka akan meningkatkan efektivitas dan efisiensinya dalam bekerja.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk tahap selanjutnya yaitu membentuk adonan jika akan membuat pempek kapal selam maka bentuknya adalah pastel diisi dengan telur/isi tumisan buah pepaya muda, jika pempek

Berdasarkan hasil yang dicapai dapat disimpulkan bahwa anggota kelompok Tani mitra di Kecamatan Bangkala, telah mengetahui pentingnya pengelolaan tanaman ubi

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya oleh Christina dan Ekawati (2014) dan Luo dan Hachiya (2005), yang menemukan bahwa kepemilikan investor

Perwakilan perusahaan yang hadir adalah direktur atau yang mewakili dengan membawa surat kuasa yang ditandatangani direktur. Demikianlah untuk maklum, atas perhatiannya

pengelasan dengan beban maksimum 250kg yang diharapkan berguna untuk.. membantu , mempermudah dan membuat pekerjaan yang dilakukan

Dalam karakteristiknya, twitter juga dapat disebut sebagai new media hal ini selaras dengan teori yang dikemukakan oleh McQuail (1987:17) yang menyatakan bahwa

a. Agar dapat terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran, b. Agar dapat terselenggaranya pertahanan dan keamanan, c. Agar dapat terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial,

Dan dari 15 (lima belas) perusahaan yang mendaftar tersebut terdapat 8 (delapan) perusahaan yang mengupload table kualifikasi, yaitu sebagai berikut :.. Sigma