• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMBER DAYA ALAM dan 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SUMBER DAYA ALAM dan 2"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

SUMBER DAYA ALAM

PERTANIAN BERKELANJUTAN

Oleh :

Nama : Ekal Kurniawan. NIM : A. 1411129. Jurusan : Agroteknologi

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS DJUANDA

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan paper mata kuliah Pertanian Berkelanjutan

ini yang berjudul “Sumber Daya Alam Pertanian Berkelanjutan “.

Penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin agar dapat menyelesaikan penulisan paper ini dengan sebaik mungkin dan sebenar-benarnya. Penulis menyadari penulisan paper ini jauh dari kesempurnaan baik materi, penganalisaan, dan pembahasan. Semua hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengalaman.

Penulis berharap paper ini dapat diterima oleh dosen mata kuliah Pertanian Berkelanjutan dan dipahami bagi para pembaca. Dan penulis juga mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak terutama yang bersifat membangun, guna terciptanya kesempurnaan penulisan paper ini. Dan bila didalamnya ada kesalahan dan kekurangan mohon dimengerti dan dimaafkan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan paper ini dapat berguna bagi semua pihak.

Bogor, 01 Mei 2016

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan ... 4

BAB II. PEMBAHASAN ... 5

2.1. Pertanian Berkelanjutan ... 5

A. Pengertian Pertanian Berkelanjutan ... 5

B. Makna Pertanian Berkelanjutan ... 5

2.2. Sumber Daya Alam ... 8

A. Pengertian Sumber Daya Alam... 8

B. Sumber Daya Alam di Indonesia ... 8

C. Sumber Daya Alam dalam Pertanian Berkelanjutan ... 10

BAB III. PENUTUP ... 15

3.1. Kesimpulan ... 15

3.2. Saran ... 16

(4)

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebelum dasawarsa 1970-an berkat Revolusi Hijau yang menekankan penggunaan masukan pupuk anorganik dan pestisida dalam jumlah besar, benih unggul, pengolahan tanah, dan pengelolaan air (irigasi dan drainasi), seakan-akan produksi pertanian seakan-akan mampu mencukupi kebutuhan bahan pangan manusia secara tak terbatas (Brady, 1990). Akan tetapi, sejak awal 1980-an bidang pertanian dalam arti luas (yang meliputi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan) menghadapi tantangan yang sangat berat di dalam memelihara kesinambungan (sustainability) produksinya pada tingkat yang dibutuhkan oleh manusia sejagat raya. Dari sisi permintaan, jumlah penduduk dunia dan tingkat konsumsi per kapita yang terus meningkat mengakibatkan kebutuhan akan bahan pangan (karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin) berl~pat ganda. Sementara itu, seiring dengan berkurangnya areal lahan dan perairan yang sesuai (suitable) dan produktif untuk budidaya tanaman dan hewan serta dinamika iklim global yang tidak menentu, membuat produksi pertanian berkurang atau tidak dapat memenuhi jumlah yang diperlukan oleh umat manusia. Oleh karena itu, tema pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) menjadi agenda pembangunan yang semakin penting dan strategis di hampir semua negara di dunia (Halwood, 1990).

(5)

2 Oleh karena itu perlu ada upaya untuk memperbaiki sistem konvensional ini dengan mengedepankan kaidah-kaidah ekosistem yang berkelanjutan. Berbagai potensi alam dari aspek penyuburan tanah sampai pengendalian hama dan penyakit belum termanfaatkan secara optimal karena tidak giatnya penelitian dan pengembangan dari sisi ini. Udara yang sebagian besar komponennya adalah gas nitrogen dan dapat difiksasi oleh sekelompok mikroba sebagai biofertilizer masih belum termanfaatkan secara optimali. Fenomena interaksi langsung tanaman - mikroba dalam bentuk nodul dan mikoriza juga potensial untuk dikembangkan sebagai aspek penyuburan. Demikian juga bahan organik dari bagian tanaman itu sendiri masih belum termanfaatkan dengan baik dalam sistim budi daya berkelanjutan. Predator, antagonist dan pesaing alami hama, penyakit dan gulma tanamanpun belum terkelola dengan optimal sehingga pencemaran senyawa sida masih tinggi yang di satu sisi mengancam kehidupan komponen ekosistem lain yang semestinya berperan dalam daur nutrien bagi tanaman. Tanaman sendiri menghasilkan berbagai senyawa anti hama, penyakit dan gulma namun belum termanfaatkan secara optimal. Dengan optimalisasi dan memadukan potensi alam yang ada kita dapat mengurangi pemakaian pupuk kimia namun tetap dapat menghasilkan panenan yang tinggi tanpa merusak lingkungan. Tentunya upaya terpadu ini harus dibarengi dengan perubahan sikap dari budaya instant ke budaya kesadaran jangka panjang.1

Paradigma pembangunan berkelanjutan mengandung makna bahwa pengelolaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan sekarang tidak boleh mengurangi kemampuan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan generasi yang akan datang. Konsep pembangunan berkelanjutan diharapkan dapat menjembatani antara kepentingan ekonomi, lingkungan, dan sosial. Sehingga terwujud keseimbangan meskipun kenyataannya masih jauh dari harapan.

Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumber daya tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) untuk proses produksi pertanian

1

(6)

3 dengan menekan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Keberlanjutan yang dimaksud meliputi : penggunaan sumber daya, kualitas dan kuantitas produksi, serta lingkungannya. Proses produksi pertanian yang berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan (Kasumbogo Untung, 1997).

Pada dasarnya sistem pertanian berkelanjutan merupakan sistem dari pertanian untuk mengatasi pengelolaan sumber daya alam untuk menunjang kebutuhan manusia. Dalam hal ini pertanian berkelanjutan tentunya perlu daya dukung lingkungan yang dapat termanfaatkan dengan baik. Kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup yang meliputi ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan. Keberadaan sumber daya alam di bumi tidak tersebar merata sehingga daya dukung lingkungan pada setiap daerah akan berbeda-beda. Oleh karena itu, pemanfaatannya harus dijaga agar terus berkesinambungan dan tindakan eksploitasi harus dihindari.

Dari beberapa urian diatas sangat jelas bahwa pentingnya sumber daya alam untuk dapat dimanfaatkan dalam sistem pertanian berkelanjutan untuk menunjang kehidupan saat ini dan kehidupan nanti.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka didapat beberapa rumusan masalah yang menjadi pertanyaan, yaitu sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan sistem pertenian yang berkelanjutan? 2. Apa saja yang disebut sumber daya alam yang dapat diperbaharui ?

(7)

4 1.3. Tujuan

Tujuan dari penulisan paper ini adalah:

1. Untuk mengetahui peran pertanian berkelanjutan.

2. Untuk menentukan bagaimana cara menstabilkan kelestarian alam.

(8)

5

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Pertanian Berkelanjutan

A. Pengertian Pertanian Berkelanjutan

Pertanian Berkelanjutan (Sustainable Agriculture) dapat didefinisikan sebagai sistem pertanian yang dapat membuahkan manfaat atau kesejahteraan bagi segenap umat manusia secara berkelanjutan (on a sustainable basis) melalui penggunaan sumberdaya secara efisien, penerapan IPTEK yang ramah dan sesuai dengan daya dukung lingkungan. Oleh karena itu, pertanian berkelanjutan adalah suatu sistem pertanian yang memproduksi bahan pangan dan serat yang secara sistematis dan terarah menuju tujuan-tujuan berikut (Pretty, 1996).

Dalam kepustakaan pembangunan pertanian, berbagai batasan atau definisi telah digunakan untuk mendeskripsikan apa itu sistem pertanian. Namun demikian, tidak ada satu definisipun yang dianggap memuaskan secara sempurna dan disepakati oleh setiap pihak yang terlibat dalam usaha sistem pertanian. Sistem pertanian dapat didefinisikan menurut berbagai kategori (Pretty, 1996). Pertama atas dasar kemungkinan produksi (production possibilities) produksi tinggi atau rendah, dan produksi pada lahan yang sesuai atau yang marginal. Kedua menurut penggunaan (konsentrasi) teknologi revolusi hijau (sistern pertanian monokultur) atau sistem pertanian yang kompleks dan beragam. Ketiga berdasarkan pada kesiapannya untuk menerima teknologi baru dari luar sistem pertanian modern atau tradisional. Keempat atas dasar kualitas sumberdaya alam yang tersedia sistem pertanian pada lahan yang kaya akan sumberdaya alam (subur) versus sistem pertanian pada lahan yang miskin sumberdaya alam. Kelima rnenurut penggunaan input dari luar (eternal input), penggunaan input luar tinggi versus rendah.

B. Makna Pertanian Berkelanjutan

(9)

6 development). Sejak awal 1980-an bertepatan dengan dikeluarkannya dokumen Strategi Konservasi Bumi (World Conservation Strategy) oleh IUCN (international Union for the Conservation of Nature), telah banyak dimunculkan berbagai definisi tentang pembangunan berkelanjutan oleh para pakar maupun organisasi keilmuan. Namun, definisi yang secara umum diterima oleh masyarakat internasional adalah definisi yang disusun oleh Brundtland Commission, yakni: "Pembangunan Berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan saat ini, tanpa rnenurunkan atau merusak kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya" (WCED, 1987). Lain halnya dengan kebanyakan definisi pembangunan berkelanjutan yang disusun oleh sebagian besar kelompok ultra konservasionis (deep ecologists), definisi di atas tidak melarang aktivitas pembangunan ekonomi, tetapi menganjurkannya dengan persyaratan bahwa laju (tingkat) kegiatan pembangunan tidak melampaui daya dukung (carrying capacity) lingkungan alam. Dengan demikian, generasi mendatang tetap memiliki aset sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan (environmental services) yang sama, atau kalau dapat lebih baik dari pada generasi yang hidup sekarang. Meskipun secara konsepsual definisi Pembangunan Berkelanjutan dari Brudtland Commission sangat menarik, tetapi menimbulkan pertanyaan atau kendala dalam penerapannya. Pengertian tentang kebutuhan (needs) jelas berbeda antara satu individu atau kelompok masyarakat (bangsa) dengan yang lainnya. Misalnya, bagi kaum miskin yang dimaksud kebutuhan cukup hanya berupa makanan, sandang, perumahan, kesehatan, dan pendidikan seadanya. Sedangkan, bagi kelas menengah ke atas, kebutuhan hidup mereka tidak hanya mencakup lima kebutuhan dasar tersebut tetapi perlu mobil, rumah mewah, dua televisi, telepon (termasuk hand phone), VCR dan VCD, dan kebutuhan sekunder atau tersier lainnya. Dengan demikian sangat wajar, jika kaum menengah ke atas yang jumlahnya kurang dari 20% dari total penduduk dunia mengkonsumsi lebih dari 80% pendapatan dunia pada tahun 1995 (Serageldln, 1996).

(10)

7 dalam bentuk kerangka segitiga Pembangunan Berkelanjutan (Environmentally Sustainable development Triangle) seperti disajlkan pada Garnbar 1 (Serageldin and Steer, 1994).

Apabila segitiga Pembangunan Berkelanjutan di atas dilihat dari perspektif (kerangka pikir ekonomi), maka tujuan ekonomis dapat disederhanakan menjadi pertumbuhan dan efisiensi ekonomi, tujuan ekologis menjadi pengelolaan sumberdaya alam, dan tujuan sosial menjadi pengentasan kemiskinan dan pemerataan hasil-hasil pemangunan.

Agar segenap tujuan Pembangunan berkelanjutan ini dapat tercapai, maka dalam konteks hubungan antara tujuan ekonomis dan sosial diperlukan kebijakan ekonomi yang meliputi: (l) intervensi pemerintah secara terarah (targeted intewensions), (2) pemerataan pendapatan, (3) penciptaan kesempatan kerja, dan (4) pemberian subsidi bagi kegiatan pembangunan yang memerlukannya.

Dalam konteks hubungan antara tujuan ekonomis dan ekologis, diperlukan kebijakan yang mencakup: (1) pengkajian lingkungan (environmental

A

(11)

8 assessrnenl) termasuk AMDAL bagi kegiatan-kegiatan pembangunan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak negatif penting terhadap lingkungan, (2) valuasi ekonomi sumberdaya dan ekosistem alam (economic valuation of natural resources), (3) internalisasi eksternalitas, (4) time and discount rates, (4) ketidakpastian dan resiko, dan (5) perhitungan pendapatan nasional (national income account).2

2.2. Sumber Daya Alam

A. Pengertian Sumber Daya Alam

Sumber daya alam yaitu segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah.

Sumber Daya Alam Menurut Suryanegara (1977) mengatakan bahwa secara definisi sumber daya alam adalah unsur – unsur lingkungan alam, baik fisik maupun hayati yang diperlukan manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna meningkatkan kesejahteraan hidup.

Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta revolusi industri telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini. Sumber daya alam mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya tidak tersebar merata.

B. Sumber Daya Alam di Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brazil. Fakta tersebut menunjukkan tingginya keanekaragaman sumber daya alam hayati yang dimiliki Indonesia dan hal ini, berdasarkan Protokol Nagoya, akan menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi yang

2

Jurnal. Volume 4 No.1. Dahuri R. PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI, SOSIAL DAN EKOLOGI. 1998. 1 Mei 2016

(12)

9 berkelanjutan (green economy). Protokol Nagoya sendiri merumuskan tentang pemberian akses dan pembagian keuntungan secara adil dan merata antara pihak pengelola dengan negara pemilik sumber daya alam hayati, serta memuat penjelasan mengenai mekanisme pemanfaatan kekayaan sumber daya alam tersebut. Kekayaan alam di Indonesia yang melimpah terbentuk oleh beberapa faktor, antara lain:

- Dilihat dari sisi astronomi, Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat hidup dan tumbuh dengan cepat.

- Dilihat dari sisi geologi, Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral. - Daerah perairan di Indonesia kaya sumber makanan bagi berbagai jenis

tanaman dan hewan laut, serta mengandung juga berbagai jenis sumber mineral.

Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10% dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12% dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut. Di bidang agrikultur, Indonesia juga terkenal atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas dari segi produksinya di dunia.

Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan tambang, seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, dan perak. Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar.3

3

(13)

10 C. Sumber Daya Alam dalam Pertanian Berkelanjutan

Sumber daya alam memiliki peranan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Untuk memudahkan pengkajiannya, pemanfaatan SDA dibagi berdasarkan asalnya, yaitu SDA hayati dan nonhayati. Dalam konteks ini sumber daya alam yang dapat menudukung pertanian berkelanjutan adalah sumber daya alam yang dapat dan terus memenuhi kebutuhan generasi ke generasi.

a. Sumber Daya Alam Hayati

Sumber daya alam hayati adalah Sumber Daya Alam yang berasal dari mahluk hidup, atau berhubungan dengan mahluk hidup. Sumber daya alam hayati diantaranya yaitu:

- Tumbuhan

Tumbuhan merupakan sumber daya alam yang sangat beragam dan melimpah. Organisme ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan oksigen dan pati melalui proses fotosintesis. Oleh karena itu, tumbuhan merupakan produsen atau penyusun dasar rantai makanan. Eksploitasi tumbuhan yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan bahkan kepunahan dan hal ini akan berdampak pada rusaknya rantai makanan. Kerusakan yang terjadi karena punahnya salah satu faktor dari rantai makanan akan berakibat punahnya konsumen tingkat di atasnya. Pemanfaatan tumbuhan oleh manusia diantaranya:

o Bahan makanan: padi, jagung,gandum,tebu

o Bahan bangungan: kayu jati, kayu mahoni o Bahan bakar (biosolar): kelapa sawit

o Obat: jahe, daun binahong, kina, mahkota dewa o Pupuk kompos.

- Hewan, peternakan, dan perikanan

(14)

11 keberlanjutannya, terutama untuk satwa langka, pelestarian secara in situ dan ex situ terkadang harus dilaksanakan. Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian exsitu adalah pelestarian dengan memindahkan hewan tersebut dari habitatnya ke tempat lain. Untuk memaksimalkan potensinya, manusia membangun sistem peternakan, dan juga perikanan, untuk lebih memberdayakan sumber daya hewan.

b. Sumber Daya Alam Non-hayati

Ialah sumber daya alam yang dapat diusahakan kembali keberadaannya dan dapat dimanfaatkan secara terus-menerus, contohnya: air, angin, sinar matahari, dan hasil tambang.

- Air

Air merupakan salah satu kebutuhan utama makhluk hidup dan bumi sendiri didominasi oleh wilayah perairan. Dari total wilayah perairan yang ada, 97% merupakan air asin (wilayah laut, samudra, dll.) dan hanya 3% yang merupakan air tawar (wilayah sungai, danau, dll.). Seiring dengan pertumbuhan populasi manusia, kebutuhan akan air, baik itu untuk keperluan domestik dan energi, terus meningkat. Air juga digunakan untuk pengairan, bahan dasar industri minuman, penambangan, dan aset rekreasi. Dalam pembangunan pertanian berkelanjutan fungsi air sangat besar dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Di bidang energi, teknologi penggunaan air sebagai sumber listrik sebagai pengganti dari minyak bumi telah dan akan terus berkembang karena selain terbaharukan, energi yang dihasilkan dari air cenderung tidak berpolusi dan hal ini akan mengurangi efek rumah kaca.

- Tanah

(15)

12 kualitas tanah. Tanah tersusun atas beberapa komponen, seperti udara, air, mineral, dan senyawa organik. Pengelolaan sumber daya nonhayati ini menjadi sangat penting mengingat pesatnya pertambahan penduduk dunia dan kondisi cemaran lingkungan yang ada sekarang ini. berubah-ubah dengan ketinggian dari permukaan tanah. Demikian juga massanya, akan berkurang seiring dengan ketinggian. Semakin dekat dengan lapisan troposfer, maka udara semakin tipis, sehingga melewati batas gravitasi bumi, maka udara akan hampa sama sekali.

Apabila makhluk hidup bernapas, kandungan oksigen berkurang, sementara kandungan karbon dioksida bertambah. Ketika tumbuhan menjalani sistem fotosintesa, oksigen kembali dibebaskan.

Udara terdiri dari 3 unsur utama, yaitu udara kering, uap air, dan aerosol. Kandungan udara kering adalah 78% Nitrogen, 20% Oksigen, 0,93% Argon, 0,03% Karbon Dioksida, 0,003% gas-gas lain (Neon, Helium, Metana, Kripton, Hidrogen, Xenon, Ozon, Radon). Uap air yang ada pada udara berasal dari evaporasi (penguapan) pada laut, sungai, danau, dan tempat berair lainnya. Aerosol adalah benda berukuran kecil, seperti garam, karbon, sulfat, nitrat, kalium, kalsium, serta partikel dari gunung berapi.

(16)

13 makanannya sendiri melalui proses yang dikenal dengan istilah fotosintesis. Proses ini melibatkan manfaat matahari, klorofil dan juga manfaat udara untuk mensuplai nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut. Bayangkan apabila tanaman tidak dapat melakukan proses fotosintesis, pastilah banyak tanaman akan mati. Kaitannya dengan pertanian berkelanjutan udara juga memeang peran penting dalam mendukung dalam keberlanjutannya pertanian.

2.3. Kualitas Lingkungan Sumber Daya Alam

Manusia hidup di bumi tidaklah sendirian, melainkan bersama mahluk lain yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Mahluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup. Kenyataan ini dapat kita lihat dengan mengandaikan di bumi ini tidak ada hewan dan tumbuhan. Dari manakah kita mendapat oksigen dan makanan? Sebaliknya seandainya tidak ada manusia, tumbuhan, hewan dan jasad renik akan dapat melangsungkan kehidupannya seperti terlihat dari sejarah bumi sebelum ada manusia. Karena itu anggapan bahwa manusia adalah mahluk yang paling berkuasa sebenarnya tidak benar.

Seharusnya kita menyadari bahwa kitalah yang membutuhkan mahluk hidup yang lain untuk kelangsungan hidup kita dan bukannya mereka yang membutuhkan kita untuk kelangsungan hidup mereka.

Secara sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia di suatu wilayah. Kualitas lingkungan itu dicirikan antara lain dari suasana yang membuat orang betah tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai keperluan hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar/fisik seperti makan minum, perumahan sampai kebutuhan rohani/spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan sebagainya.

(17)

14 - Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Komponen biotik merupakan makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia, sedangkan komponen abiotik terdiri dari benda-benda mati seperti tanah, air, udara, cahaya matahari. Kualitas lingkungan biofisik dikatakan baik jika interaksi antar komponen berlangsung seimbang.

- Lingkungan sosial ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam hubungan dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas lingkungan sosial ekonomi dikatakan baik jika kehidupan manusia cukup sandang, pangan, papan, pendidikan dan kebutuhan lainnya.

- Lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik berupa materi (benda) maupun nonmateri yang dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya. Lingkungan budaya dapat berupa bangunan, peralatan, pakaian, senjata. Dan juga termasuk non materi seperti tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan sebagainya. Standar kualitas lingkungan diartikan baik jika di lingkungan tersebut dapat memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya dalam menjalankan dan mengembangkan sistem budayanya.

(18)

15

BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pembangunan pertanian berkelanjutan bertujuan untuk menjamin keberlanjutan aspek ekonomi, ekologi, dan sosial dalam pembangunan. Namun tidak jarang faktor lingkungan diabaikan untuk memperoleh keuntungan ekonomi sesaat sehingga pembangunan berkelanjutan sulit terwujud. Keberlanjutan bisa dianggap sebagai pendekatan ekosistem dalam pertanian. Praktek yang bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang terhadap tanah, termasuk pengolahan tanah berlebih yang mampu memicu erosi, dan irigasi tanpa drainase yang cukup yang mampu menyebabkan salinisasi tanah.

Pertanian berkelanjutan merupakan sistem pertanian yang dapat membuahkan manfaat atau kesejahteraan bagi segenap umat manusia secara berkelanjutan (on a sustainable basis) melalui penggunaan sumberdaya secara efisien, penerapan IPTEK yang ramah dan sesuai dengan daya dukung lingkungan.

Agar segenap tujuan Pembangunan berkelanjutan ini dapat tercapai, maka dalam konteks hubungan antara tujuan menstabilkan alam perlu dilakukan tahap-tahap yang dianggap penting. Pertama atas dasar kemungkinan produksi (production possibilities) produksi tinggi atau rendah, dan produksi pada lahan yang sesuai atau yang marginal. Kedua menurut penggunaan (konsentrasi) teknologi revolusi hijau (sistern pertanian monokultur) atau sistem pertanian yang kompleks dan beragam. Ketiga berdasarkan pada kesiapannya untuk menerima teknologi baru dari luar sistem pertanian modern atau tradisional. Keempat atas dasar kualitas sumberdaya alam yang tersedia sistem pertanian pada lahan yang kaya akan sumberdaya alam (subur) versus sistem pertanian pada lahan yang miskin sumberdaya alam. Kelima rnenurut penggunaan input dari luar (eternal input), penggunaan input luar tinggi versus rendah.

(19)

16 bahan tambang, seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, dan perak. Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar. Produktivitas sumber daya alam Indonesia masi bisa menunjang kebutuhan generasi masa sekarang dan masa yang akan datang. Namun, tidak menutup kemungkinan sumber daya alam tidak akan tersedia bila manusia masih mengeksploitasi kekayaan alam secara berlebihan.

3.2. Saran

(20)

17

DAFTAR PUSTAKA

Salikin A. Karwan. 2003. SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN. Yogyakarta : Kanisus. Hal 3 – 6.

Aryantha, I.P. 2002, Development of Sustainable Agricultural System, One Day Discussion on The Minimization of Fertilizer Usage, Menristek-BPPT, 6th May 2002, Jakarta..

http://hayati.itb.ac.id/artikel/pertanianbermoral.pdf. 30 April 2016.

Jurnal. Volume 4 No.1. Dahuri R. PEMBANGUNAN PERTANIAN

BERKELANJUTAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI, SOSIAL

DAN EKOLOGI. 1998. 1 Mei 2016

http://listpdf.com/pe/pembangunan-pertanian-berkelanjutan-pdf.html.

Wikipedia. 2016. SUMBER DAYA ALAM. 01 Mei 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam.

Gambar

Gambar 1. Segitiga Konsep Pembangunan Berkelanjutan

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai Alat Pengawasan Pada Perum Perumnas Regional 1 Medan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab terjadinya selisih biaya yang tidak menguntungkan

Judul : Pelatihan ketrampilan membuat lenan rumah tangga dengan teknik patwork dan hiasan borci pada ibu-ibu pkk kelurahan sumurboto kecamatan banyu manik semarang. Program : Tahun :

Hasil Penelitian yang dilakukan Hikmah (2010: vii ) dengan judul “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Tipe Creative Problem Solving untuk Meningkatkan Ketuntasan

Desain pembelajaran tematik terpadu dikembangkan dengan metode yang digunakan adalah Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D).

Citra yang sudah diperoleh dari hasil pre-processing kemudian dikenai proses pencocokan citra dan dicari nilai jarak Euclideannya, yaitu perhitungan jarak dengan

Konsep Mind Mapping yang diterapkan pada aplikasi adalah dengan cara menggantikan tabel periodik unsur dengan sebuah objek yaitu almari kemudian memetakan

Namun demikian, dalam hal-hal tertentu keputusan RUPS yang berkaitan dengan sesuatu yang sangat mendasar bagi keberadaan, kelangsungan atau sifat suatu perseroan, Undang-undang ini

Tabel 5 Dis tribus i frekue nsi alasan masyarakat yang menjadi kendala perawat dalam pelaksanaan sistem rujukan di RSUD Banyudono.. No Kendala Frekuensi Persentase