• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepemimpinan adalah sesuatu yang berpera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kepemimpinan adalah sesuatu yang berpera"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Kepemimpinan adalah sesuatu yang berperan besar dalam suatu keberhasilan suatu organisasi. Berhasil atau tidaknya suatu organisasi bergantung terhadap bentuk atau model kepemimpinan pada organisasi itu sendiri. Istilah kepemimpinan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang dalam bahasa inggris di sebut dengan leadership. Susilo dan Muhid (2015) mengartikan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan individu dengan menggunakan kekuasaannya melakukan proses mempengaruhi, memotivasi, dan mendukung usaha yang memungkinkan orang lain memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi. 1Menurut

Euis dan Hersugondo (2008) Kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan orang lain melakukan tindakan untuk mencapai tujuan bersama.2 Colquit, LePine,

dan Wesson ( Euis dan Hersugondo, 2008 ) mendefinisikan kepemimpinan sebagai penggunaan kekuasaan dan pengaruh untuk mengarahkan aktifitas pengikut kearah pencapaian tujuan. Arah tersebut dapat mempengaruhi interpretasi kejadian pengikut, organisasi aktivitas pekerjaan mereka, komitmen mereka terhadap tujuan utama, hubungan mereka dengan pengikut, atau akses mereka pada kerjasama dan dukungan dari unit kerja lain. 3 kepemimpinan adalah suatu upaya

jenis pengaruh bukan paksaan untuk memotivasi orang dalam proses pencapaian tujuan. 4

Dengan mengacu pada berbagai pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan individu dengan menggunakan kekuasaannya melakukan proses mempengaruhi, memotivasi, dan mendukung usaha yang memungkinkan orang lain memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi.

Ada 2 bentuk kepemimpinan yang kami ketahui. Yaitu: 1. Gaya kepemimpinan transaksional.

1 Susiawa, Susilo dan Muhid, Abdul., Kepemimpinan Transmorfasional, Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi (2015) Jurnal Psikologi Indonesia, Volume 4, No 3, 307

2 Soliha, Euis Dan Hersugondo, Kepemimpinan Yang Efektif Dan Perubahan Organisasi, (2008) Fakultas Ekonomi Universitas Stikubank Semarang, Volume 7, No 2, 84

3 Susiawa, Susilo dan Muhid, Abdul., Kepemimpinan Transmorfasional, Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi (2015) Jurnal Psikologi Indonesia, Volume 4, No 3, 307

(2)

Kepemimpinan transaksional menurut Metcalfe (2000) pemimpin transaksional harus memiliki informasi yang jelas tentang apa yang dibutuhkan dan diinginkan bawahannya dan harus memberikan balikan yang konstruktif untuk mempertahankan bawahan pada tugasnya.5 Bass (2003:47) mengemukakan kepemimpinan

transaksional yang didefinisikan sebagai kepemimpinan yang melibatkan suatu proses pertukaran yang menyebabkan bawahan mendapat imbalan serta membantu bawahannya mengidentifikasikan apa yang harus dilakukan untuk memenuhi hasil yang diharapkan seperti kualitas pengeluaran yang lebih baik, penjualan atau pelayanan yang lebih dari karyawan, serta mengurangi biaya produksi.6

Dari beberapa pengertian yang disampaikan oleh beberapa ahli tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin memberikan imbalan atau iming-iming agar perhatian karyawannya meningkat sehingga berdampak kepada meningkatnya kinerja karyawan dan mencapai tujuan awal dari perusahaan tersebut.

Seorang pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan transaksional membantu karyawannya dalam meningkatkan motivasi kerja untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan dua cara, yang pertama yaitu seorang pemimpin mengenali apa yang harus dilakukan bawahan untuk mencapai hasil yang sudah direncanakan setelah itu pemimpin mengklarifikasikan peran bawahannya kemudian bawahan akan merasa percaya diri dalam melaksanakan pekerjaan yang membutuhkan perannya. Yang kedua adalah pemimpin mengklarifikasi bagaimana pemenuhan kebutuhan dari bawahan akan tertukar dengan penetapan peran untuk mencapai hasil yang sudah disepakati.7

Bass dan Avolio membahas empat macam transaksi, yaitu: a. Contingent Reward

Jika bawahan melakukan pekerjaan untuk kepentingan perusahaan dan hal itu menguntungkan perusahaan, maka dijanjikan akan mendapatkan imbalan yang setimpal.

b. Management By Expection active

5 Pradana, Taufan Dan Fuadati, Siti Rokhmi, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional Dan Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan, (2016), Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya, Volume 5, No 2, 3

6 Awan, Taruk Todingalo D, Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Terhadap Motivasi Kerja Karyawan, (2014),

E-Journal Administrasi Bisnis, Volume 2 No 3, 388

7 Awan, Taruk Todingalo D, Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Terhadap Motivasi Kerja Karyawan, (2014),

(3)

Menejer secara aktif dan ketat memantau pelaksanaan pekerjaan bawahannya agar mereka dapat bekerja dengan baik tanpa membuat kesalahan apapun, atau ketika karyawan melakukan kesalahan, kesalahan tersebut bisa cepat diketahui oleh menejer untuk cepat diperbaiki

c. Management By Exception Passive

Manajer baru bertindak ketika sudah terjadi kesalahan bawahan untuk mencapai tujuan, atau setelah timbul masalah yang sangat serius. Menejer berpandangan bahwa ia belum aakan bertindak jika belum timbul masalah yang serius. Menejer member kesempatan kepada bawahannya untuk berupaya memperbaiki kesalahannya.

d. Laisses-Faire

Menejer membiarkan bawahannya melakukan tugas pekerjaannya tanpa ada pengawasan dari dirinya.mutu kerjanya adalah semua adalah tanggung jawab karyawan. 8

2. Gaya kepemimpinan transformasional.

. Menurut Robbins dan Judge kepemimpinan transformasional adalah kemampuan seorang pemimpin menginspirasi para pengikutnya untuk mengenyampingkan kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan mereka mampu memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri pengikutnya9.

Gibson (1997) menjelaskan pengertian kepemimpinan trasformasional adalah bahwa pemimpin lebih menekankan sebagai pemberi inspirasi dan motivasi para pengikut untuk mencapai hasil-hasil yang lebih besar daripada yang direncanakan secara orisinil dan untuk imbalan internal yaitu penghargaan mereka pada diri sendiri. Menurut John (2006) kepemimpinan transformasional adalah kemampuan pemimpin yang memotivasi para pengikutnya untuk bekerja mencapai sebuah tujuan, bukan untuk kepentingan pribadi jangka pendek, dan untuk mencapai prestasi dan aktualisasi diri, bukan demi perasaan aman. Kepemimpinan trasformasional adalah seorang pemimpin yang menciptakan perubahan yang sangat signifikan baik terhadap pengikutnya maupun organisasi.Kepemimpinan ini mempunyai kemampuan untuk mengarahkan perubahan dalam misi, strategi, struktur dan budaya organisasi.10

8 Munandar, Ashar Sunyoto, Psikologi Industry Dan Organisasi, (Tangerang: UI-Press, 2014) 198-199

9 Humala, Rozik, Kepemimpinan Transformasional Dengan Komitmen Organisasi Karyawan, (2014), Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang, Volume 2, No 2, 231

(4)

Menurut Munawaroh (2011) mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional digambarkan sebagai gaya kepemimpinan yang dapat membangkitkan atau memotivasi karyawan, sehingga dapat berkembang dan mencapai kinerja pada tingkat yang tinggi, melebihi dari apa yang mereka perkirakan sebelumnya. Pengikut seorang pemimpin transformasional merasa adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan hormat terhadap pemimpin tersebut, dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari pada yang awalnya diharapkan terhadap mereka.11

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan transformasional adalah model kepemimpinan yang seorang pemimpin dapat menginspirasi, memberi motivasi kepada anak buah atau pegawainya untuk berkembang dan maju untu mencapai tujuan, dengan mengesampingkan urusan pribadi. Serta menciptakan perubahan yang signifikan untuk dirinya sendiri, pegawai, maupun organisasi yang dipimpinnya. Kepemimpinan ini dapat memunculkan sesuatu yang baru dari sesuatu yang lama.

Ada beberapa karkteristik yang dimiliki oleh gaya kepemimpinan transformasional, menurut Bass dalam (Rozik, 2014), ada 4 karakteristik dari kepemimpinan transformasional yaitu:

(1) Kharisma, yaitu seorang pemimpin mempengaruhi para pengikutnya dengan menimbulkan emosi-emosi yang kuat dan identifikasi dengan pemimpin.

(2) Perhatian yang di individualisasi (Individualized Consideration), yaitu memberi dukungan, membesarkan hati, dan memberi pengalaman-pengalaman tentang pengembangan kepada para pengikut.

(3) Inspirasi, yaitu sejauh mana seorang pemimpin mengkomunikasikan sebuah visi yang menarik, menggunakan simbol-simbol untuk memfokuskan usaha-usaha bawahan dan memodelkan perilaku-perilaku yang sesuai.

(4) Stimulus intelektual (Intellectual stimulation), yaitu sebuah proses dimana para pemimpin meningkatkan kesadaran para pengikut terhadap masalah-masalah dari sebuah perspektif yang baru. 12

11 Novitasari, Putrid, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Kaaryawan, Jurnal Ilmu Dan Riset Menejemen, (2016), Volume 5, No 9, 5

(5)

Berdasarkan hasil uraian data yang telah kami kumpulkan, dapat di ketahui bahwa kyai dan bu nyai disini menjadi role model dalam menjalankan kepemimpinan didalam pondok. Dalam kajian kepemimpinan Abuya Anis dan Umi Najiha termasuk dalam empat karakteristik dari kepemimpinan transformasional yang dikemukakan Bass, yaitu Karismatik, perhatian yang diindividualisasi, inspirasi, dan stimulus intelektual.

Hal ini terlihat dari cara Abuya dan Umi membimbing para santri dengan cara memberikan contoh pengamalan dalam kehidupan sehari-hari seperti belajar sabar, syukur dan ridho dalam kehidupan sehari-hari menjalankan tugas sebagai pemimpin. Abuya dan Umi juga selalu memberikan dukungan kepada seluruh santri sebagai bentuk perhatiannya terhadap santri. Seperti pada saat santri sowan karena ada masalah atau merasa kesulitan dalam menjalankan tugasnya sehingga santri merasa terpuruk Abuya dan Umi memberikan dukungan emosional agar santri bisa menyelesaikan masalahnya. Dan Abuya dan Umi tidak pernah lelah untuk selalu mengingatkan santri pada saat ngaji maupun ketika mengobrol santai ataupun ketika konsultasi masalah tugas dari pondok untuk melakukan semua hal dengan landasan untuk menuju ke Allah SWT, atau yang sering di sebut LILLAH. Hal ini terlihat dari motto yang dijunjung oleh Pondok Pesantren Sunan Ampel yaitu, WE DO THE BEST AS DEDICATION TO ALLAH.

Referensi

Dokumen terkait

Nors nėra įmanoma nustatyti baigtinio migracijos priežasčių sąrašo, tačiau migra- cijos procesą aiškinančios tokios teorijos kaip neoklasikinė ekonominė, naujoji eko-

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan vitamin E dan bakteri asam laktat berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kecernaan lemak kasar pada ayam kedu

Penelitian ini pengambilan datanya dengan melakukan wawancara pekerja di 3 gerai minimarket besar yang ada di Indonesia dikarenakan tempat ini teridentifikasi

Menimbang : Bahwa dalam rangka mendayagunakan potensi sumber daya yang ada di UPN “Veteran” umum memperoleh pemasukan tambahan pendapatan di luar kewajiban keuangan

Tercapainya pengelolaan dan pemeliharaan sarana rumah sakit dengan baik, bermutu, profesional dan memuaskan sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku

Titik-titik gambar ini disebut dengan piksel, yang merupakan koordinat spasial yang menunjukkan posisi titik dalam gambar dan nilai intensitas ( level keabuan) (Zhou

Pembangunan Kawasan Terpilih Pusat Pertumbuhan Desa (KTP2D) merupakan pendekatan pembangunan kawasan perdesaan dengan cara mengembangkan potensi unggulannya, yaitu suatu

2.4 Menentukan kriteria atau indikator sebagai data yang harus dikumpulkan untuk evaluasi pada OPPE Untuk memastikan bahwa informasi yang dihasilkan dari