• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Organisasi Internasional dalam Men

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Organisasi Internasional dalam Men"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Peran International Organization of Migration (IOM) dalam

Menangani Masalah Migran

Studi Kasus : Masalah Migran Suriah di Eropa Periode 2012-2015

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam mata kuliah Seminar Ilmu Hubungan Internasional

Alvan Neira Putra 2012 230 117

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(2)

Daftar Isi

Halaman

Bab I Pendahuluan……….. 3

1.1 Latar Belakang Masalah……….. 3

1.2 Masalah Pokok dan Pertanyaan Penelitian……….. 10

1.3 Tujuan Penelitian……….. 11

1.4 Manfaat Penelitian……… 11

1.5 Sistematika Penulisan……….. 12

Bab II Kerangka Teori……… 14

2.1 Kerangka Konseptual……….... 14

2.1.1 Teori Liberalis Institusionalis………. 16

2.1.2 Organisasi Internasional………. 18

2.1.3 Migrasi……… 20

2.1.4 Peran……… 23

2.2 Kerangka Pemikiran……… 25

2.3 Hipotesis………. 26

Bab III Metodologi Penelitian……… 27

(3)

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu Hubungan Internasional merupakan sesuatu yang kompleks. Ilmu ini mempelajari tentang bagaimana mengatur relasi/hubungan suatu bangsa dengan bangsa lain demi mencapai kepentingan nasionalnya. Dalam ruang lingkup Hubungan Internasional banyak terdapat kajian yang membahas isu-isu utama seperti Ekonomi, Politik, Keamanan hingga isu-isu kontemporer seperti Lingkungan, Gender dan hal lainnya.

Berkembangnya isu-isu kontemporer juga menunjukkan bahwa dunia telah dihadapkan pada transformasi baru setelah Perang Dingin (Cold War) dimana isu-isu baru mulai menjadi perhatian utama peneliti Hubungan Internasional. Semakin meluasnya fenomena ini juga didorong oleh peran teknologi dan globalisasi yang terjadi di seluruh dunia. Semakin meluasnya isu-isu kontemporer juga membawa perubahan pada semakin menguatnya peran aktor non-negara (non-state actor) dalam menangani setiap permasalahan yang ada (Budi Winarno, 2011)

(4)

saja tidak selalu membawa dampak positif tetapi banyak pula dampak negatif yang ditimbulkan akibat hal tersebut.

Dalam hal ini, salah satu permasalahan paling sering muncul ialah masalah migrasi. Perubahan politik global yang ditandai dengan adanya ketidakstabilan politik di berbagai negara yang mencakup masalah seperti krisis, perang dan bencana alam membuat banyak pihak turut serta terlibat dan masuk ke dalam ranah konflik tersebut. Berkembangnya tingkat eskalasi konflik dari waktu ke waktu membuat warga negara yang terlibat terpaksa harus meninggalkan daerahnya dengan tujuan mencari perlindungan.

Semakin berkembangnya permasalahan ini juga mengundang perhatian dari beberapa organisasi internasional antara lain UNHCR (United NationsHigh Commissioner for Refugees) dan IOM (International Organization of Migration).

Kedua organisasi internasional ini merupakan organisasi yang bertugas dalam menangani masalah kependudukan dalam hubungan internasional. Masalah kependudukan bila tidak segera diatasi bisa berkembang menjadi sebuah ancaman yang serius bagi suatu negara. Untuk itulah peran serta kedua organisasi ini menjadi sangat penting untuk mencegah agar permasalahan tersebut semakin meluas.

(5)

telah menjadi isu utama yang menjadi perhatian peneliti HI saat ini. Hal ini dikarenakan suatu tatanan masyarakat yang dinamis, banyak individu melakukan migrasi karena ingin memperoleh nasib yang lebih baik di negara mereka sebelumnya selain itu juga karena adanya keinginan untuk menetap atau tidak di daerah tujuan (Lee, 1996).

Fenomena migrasi ialah fenomena yang kompleks, karena hal ini menyangkut mobilitas penduduk yang melampaui batas-batas wilayah dan budaya (Ziotnik, 1992). Banyaknya arus lalu lintas manusia (movement of people) yang terjadi juga berpotensi menimbulkan permasalahan tersendiri seperti perdagangan manusia (human trafficking), penyelundupan (smuggling) dan narkotika. Pengawasan terhadap orang-orang asing tidak hanya dilakukan pada saat mereka memasuki suatu wilayah tetapi juga saat mereka berada di wilayah tersebut termasuk kegiatannya. Hal ini dilakukan untuk mencegah dampak negatif akibat arus pergerakan manusia tersebut.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendefinisikan migrasi sebagai :

“Migrasi ialah suatu perpindahan tempat tinggal dari suatu unit administrasi ke unit administrasi yang lain (United Nations, 1970)

(6)

maupun penyebabnya, hal ini termasuk kedalam pengungsi, migrasi ekonomi hingga kelompok individu yang ingin berkumpul kembali bersama keluarganya.

Salah satu dari beberapa penyebab migrasi yang terjadi ialah karena peperangan, banyak individu maupun kelompok individu melakukan migrasi karena alasan konflik peperangan. Dalam hal ini migrasi mencakup aspek perubahan tempat tinggal, tujuan migrasi dan adanya keinginan untuk menetap atau tidak di daerah tujuan (Dewi, 2012). Salah satu aspek fundamental yang penting ialah adanya keinginan untuk memperoleh harapan hidup yang lebih baik apabila mereka melakukan migrasi.

Salah satu contoh dari fenomena migrasi ini ialah konflik sipil di Suriah, suatu konflik yangbermula dari demonstrasi anti pemerintah secara damai hingga berkembang menjadi eskalasi konflik paling buruk setelah militer memutuskan untuk mengatasi konflik tersebut dengan kekerasan. Selain itu, konflik yang bertujuan untuk menggulingkan rezim pemerintahan dari Bashar Assad ini telah menimbulkan banyak korban jiwa dan membuat ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal tinggal, banyak dari mereka yang terpaksa mengungsi ke wilayah Timur Tengah dan sebagian lain ke wilayah Eropa untuk menghindari dampak peperangan yang semakin meluas.

(7)

tahun 2014 untuk mencari perlindungan (Bidinger, 2014). Negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Eropa menjadi negara utama tujuan para migran tersebut, hampir sekitar 1,1 juta jiwa dari migran berada di Lebanon hingga saat ini, sementara gelombang migran yang lain menempati daerah Irak, Yordania, Mesir, dan Turki (Orchard and Miller, 2014).

Sementara itu, banyak pula dari para migran yang memilih untuk mengungsi ke wilayah-wilayah Uni Eropa dan sekitarnya, hampir sekitar 123.000 jiwa migran telah berada di Eropa dan sekitar 31.000 jiwa telah mengajukan aplikasi status permohonan sebagai pencari suaka hingga saat ini (Orchard and Miller, 2014). Bukan tanpa alasan mereka memilih wilayah Eropa sebagai negara tujuan, selain karena kondisi geografis dan politik Timur Tengah yang tidak stabil dan riskan, negara-negara Eropa dianggap lebih terbuka terhadap pengungsi dan sebagian negara-negara-negara-negara Uni Eropa telah memberlakukan kuota bagi negara anggotanya untuk menanggulangi masalah imigran ini.

(8)

negara mayoritas terbesar sebagai penampung migran hingga saat ini (Orchard and Miller, 2014)

Sepanjang tahun 2012 hingga 2013, Jerman telah berkonstribusi sebesar 440 juta poundsterling dalam bantuan penanganan bagi para migran, bantuan tersebut mencakup bantuan yang bersifat humaniter dan perkembangan berkelanjutan, hal ini juga menjadikan Jerman sebagai negara pemberi bantuan terbesar untuk para migran Suriah dan negara-negara disekitarnya (Orchard and Miller, 2014). Bantuan tersebut bernama Germany’s Temporary Humanitarian Programme (THAP) atau Program Bantuan Humaniter Jerman yang dicanangkan sejak 2013 dengan tujuan untuk memberikan status legal bagi migran Suriah yang tinggal di negaranya.

(9)

Permasalahan lain yang timbul ialah, para migran ini juga hidup dalam keadaan yang tidak jelas. Banyak dari mereka yang masih tertahan di negara-negara perbatasan serta hidup dalam keadaan yang tidak pasti, menunggu status apakah mereka dapat diterima sebagai pencari suaka atau tidak. Dalam hal ini. penulis tertarik untuk mengangkat suatu masalah karena ingin mengetahui bagaimana peran aktor non-negara (non-state actor) dalam menangani suatu masalah yang berkaitan dengan isu-isu kontemporer. Salah satu organisasi internasional yakni International Organization of Migration (IOM) menaruh perhatian besar terhadap permasalahan ini. Sebagai salah satu organisasi yang berfokus pada bidang migrasi yang tersebar di seluruh dunia, IOM telah terlibat langsung dalam usahanya untuk mengurangi jumlah migrasi ilegal serta membantu migran untuk mendapatkan perlindungan internasional (Natalie and Newson, 2015).

(10)

humaniter, IOM juga menyediakan bantuan yang bersifat teknis dan administratif seperti fasilitas rehabilitasi mental untuk para migran, bantuan transportasi bagi yang ingin mengungsi ke negara lain hingga fasilitas pemindahan tempat tinggal sukarela (resettlement). IOM juga bekerjasama dengan organisasi internasional lain seperti UNHCR dan Palang Merah Internasional (ICRC) dalam proses mendistribusikan bantuan. Dalam perkembangan selanjutnya, IOM sampai saat ini masih mengupayakan evakuasi migran yang masih berada di zona berbahaya ke beberapa negara Eropa sebagai tempat transit sementara dalam jumlah kecil melalui program fasilitas transit darurat (Emergency Transit Facilities),(Orchard and Miller, 2014) dan membantu migran yang masih terjebak di daerah perbatasan menuju Eropa (International Rescue Committee, 2015).Dalam hal ini, IOM telah berperan secara nyata dan aktif dalam membantu menangani masalah migran yang tersebar di Eropa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka rumusan masalah yang akan di buat dalam penelitian ini ialah

(11)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dijabarkan dalam penelitian ini ialah:

 Mengetahui sejauh mana peran dan keterlibatan International Organization of Migration (IOM) dalam menangani permasalahan migran Suriah.

 Mengetahui bagaimana dan apa saja upaya yang telah dilakukan oleh International Organization of Migration (IOM) selama periode waktu yang ditentukan.

 Mengetahui sejauh mana efektivitas bantuan yang diberikan International Organization of Migration (IOM) dalam menangani masalah migran Suriah.

1.4 Manfaat Penelitian

Secara spesifik penelitian ini terbagi ke dalam beberapa manfaat, antara lain :

 Secara akademis, penelitian ini sebagai syarat untuk melanjutkan ke mata kuliah tingkat akhir yakni Skripsi ilmu hubungan internasional.

 Secara teoritis, penelitian ini dapat meningkatkan pengalaman mahasiswa terhadap ilmu pengetahuan dengan menerapkan konsep/teori ke dalam suatu permasalahan. Khususnya yang berkaitan dengan isu-isu kontemporer dalam hubungan internasional.

(12)

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh, penelitian ini akan diuraikan ke dalam beberapa bahasan Bab,antara lain:

Bab 1 Pendahuluan

Dalam bab ini, penelitian ini akanmembahas tentang Latar Belakang Masalah, pokok permasalahan ,tujuan penelitian, kegunaan serta sistematika penulisan. Masalah yang akan diangkat dalam fokus ini ialah bagaimana peran dan keterlibatan IOM dalam menangani masalah migran Suriah di Eropa

Bab II Kerangka Teori

Dalam Bab ini akan dibahas lebih lanjut tentang definisi konsep dan teori yang relevan dengan permasalahan yang akan diangkat. Konsep dan teori yang digunakan akan membantu penelitian ini dalam menjawab pertanyaan dari rumusan masalah.

Bab III Metode Penelitian

Pada Bab ini dibahas tentang metode penelitian makalah yang bersifat kualitatif dan sub-bab dari penulisan antara lain desain penelitian, pendekatan penelitian, metode penelitian, sifat penelitian, unit analisa, definisi/batasan konsep, teknik analisis/pengumpulan data dan hipotesis.

Bab IV Pembahasan

(13)

menampilkan data-data pendukung dari IOM sendiri terkait dengan distribusi bantuan untuk para migran Suriah di Eropa.

Bab V Daftar Pustaka

Bab II

Kerangka Teori

2.1 Kerangka Konseptual

(14)

Liberalisme awalnya berkembang pada tahun 1795 oleh Immanuel Kant dalam esainya yang berjudul Perpetual Peace (perdamaian abadi). Kant menegaskan dalam konsepnya tentang pentingnya suatu aturan yang sistematis dan mendalam tentang masalah perdamaian dunia guna mencapai tatanan dunia yang adil (Steans and Pettiford, 2009). Hal inilah yang mendorong berkembangnya inovasi dan perkembangan dalam pemikiran teori Liberal dalam Hubungan Internasional. Kaum Liberalisme sangat menjunjung tinggi sifat perdamaian dan keamanan karena hal tersebut mampu menguatkan tatanan internasional yang telah tercipta saat ini.

Salah satu cara Liberalisme dengan memberikan konstribusinya ialah dengan memberikan pemahaman tentang bagaimana Institusi dan tatanan dunia bekerja, atau disebut juga dengan Liberal Institusionalis (Jackson dan Sorensen, 2009). Kaum Liberal berpendapat bahwa keberadaan institusi internasional semakin dianggap penting sebagai pelengkap bagi keberadaan negara, hal ini disebabkan munculnya isu-isu baru (isu kontemporer) yang tidak lagi dapat ditangani oleh negara seorang diri. Berbagai institusi diciptakan untuk memecahkan setiap permasalahan khusus dan pihak-pihak yang mau bekerjasama di dalamnya secara signifikan, seperti perdagangan akan memperoleh keuntungan bersama (Steans and Pettiford, 2004).

(15)

tetapi juga menekankan pentingnya peran institusi atau organisasi internasional dalam suatu sistem HI. Peranan suatu institusi diharapkan bisa menjadi wadah pemangku kepentingan dan mengurangi masalah yang timbul akibat adanya ketidakpercayaan antar negara serta mengurangi ketakutan suatu negara terhadap negara lain.

2.1.1 Teori Liberalis Institusionalis

Robert Keohane dan Lisa L.Martin (1995) dalam bukunya yang berjudul “The Promise of Institusionalist Theory” menyatakan bahwa :

“Organisasi Internasional hadir untuk menjadi komponen penting dalam penciptaan perdamaian dengan operasional yang menjadi timbal balik balik mengingat politik internasional dibatasi oleh power dan perbedaan kepentingan negara-negara serta tidak mungkin jika menerapkan pemerintahan hierarkhi yang efektif”(h.50)

(16)

bahwa pembentukan institusi tersebut dapat mengurangi biaya serta memajukan kerjasama antar negara. Institusi disini terbagi menjadi dua yaitu institusi formal seperti PBB, WTO yang memiliki kemampuan untuk memonitor aktifitas negara anggotanya dan institusi tidak formal atau seringkali disebut dengan rejim. Rejim ini merupakan semacam persetujuan yang agak formal dimana suatu institusi yang membuat aturan kemudian ditaati oleh pemerintahannya. Rejim ini juga digunakan oleh negara untuk menghadapi aktifitas dan isu-isu bersama dalam hubungan internasional seperti perjanjian dalam bidang

transportasi, komunikasi dan lingkungan.

(17)

Keberadaan organisasi ini juga memberikan pandangan bahwa institusi dianggap semakin penting dalam mengakomodir kepentingan berbagai pihak. Suatu institusi diharapkan bisa membantu memelihara perdamaian dunia dan menciptakan stabilitas politik yang lebih baik. Dalam hal ini, peranan IOM sudah terlihat dengan fokus utama mereka dalam penanganan, bantuan serta melakukan kerja sama dengan aktor negara dan non-negara lainnya. Hal ini sesuai dengan prinsip Liberal Institusionalis sendiri yang berlandaskan pada keteraturan, kerjasama dan saling percaya dan menghormati satu sama lain.

2.1.2 Organisasi Internasional

Seiring dengan perkembangan bentuk pola kerja sama dalam Hubungan Internasional, peranan Organisasi Internasional menjadi semakin menonjol sebagai aktor non-negara. Walaupun negara tetap dianggap aktor paling dominan di dalam bentuk-bentuk kerjasama Internasional, namun perlu diakui bahwa eksistensi organisasi internasional non-pemerintah yang semakin hari semakin banyak jumlahnya.

(18)

guna mengusahakan tercapainya tujuan-tujuan yang diperlukan serta disepakati bersama, baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun antara sesama kelompok non-pemerintah pada negara yang berbeda.”(h.3).

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, Organisasi Internasional bersifat lintas-batas baik regional maupun internasional dan mempunyai tujuan-tujuan yang telah disepakati sebelumnya. Hal inilah yang menjadikan Organisasi Internasional tumbuh karena adanya kepentingan dari masyarakat internasional yang memerlukan suatu wadah atau alat untuk mencapai tujuannya, dengan melakukan kerjasama itulah diharapkan adanya manfaat timbal-balik yang akan mereka peroleh.

Kriteria persyaratan bagi setiap International Non-Governmental Organization (INGO) menurut “The Union of International Association” adalah:

 Tujuan organisasi internasional harus sepenuhnya bersifat/berciri Internasional dengan mencakup hubungan bilateral (antar dua negara), atau sekurang-kurangnya mencakup kegiatan organisasi pada 3 (tiga) negara.  Keanggotannya bersifat terbuka, mencakup individu-individu serta

kelompok-kelompok di wilayah atau negara yang termasuk dalam ruang lingkup organisasi tersebut

(19)

Dalam perkembangannya, Organisasi Internasional dibagi menjadi beberapa bidang kegiatan contohnya Bidang Ekonomi, Lingkingan Hidup, Kesehatan dan Keamanan. Salah satu contoh Organisasi Internasional yang akan dibahas pada penelitian ini ialah International Organization of Migration (IOM) yang bergerak di bidang kependudukan (migrasi). IOM sendiri pada awalnya ialah suatu organisasi antar-pemerintah yang ditujukan untuk menempatkan kembali pengungsi akibat perang dunia ke-2 dan selanjutnya menjadi organisasi yang menangani masalah migrasi di seluruh dunia. Dalam hal ini, IOM juga berfokus pada masalah perlindungan hak-hak migran, manajemen perbatasan, bantuan imigrasi dan visa. IOM juga seringkali dimintai bantuan oleh suatu negara atau turun langsung secara sukarela dalam membantu menangani tantangan-tantangan yang kompleks dalam manajemen migrasi.Sebagai salah satu organisasi internasional yang memiliki status sebagai pengamat di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), IOM juga memiliki badan konstitusi yang jelas seperti majelis, komite eksekutif, dan badan pengurus.

2.1.3 Migrasi

(20)

ke wilayah Eropa untuk menghindari dampak perang dan yang terakhir pada tahun 1991 ketika berlangsung perang Yugoslavia dimana jutaan rakyat Bosnia dan Herzegovina kehilangan tempat tinggal akibat perang dan sisanya terpaksa mengungsi ke sebagian wilayah Eropa.

Everest S.Lee (1995) mendefinisikan migrasi dalam arti luas sebagai perubahan tempat tinggal secara permanen dan tidak ada pembatasan mengenai jarak perpindahan, sifat ataukah perpindahan itu bersifat memaksa atau sukarela. Dalam hal ini, bisa dikatakan bahwa migrasi ialah suatu gerakan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan adanya tujuan untuk menetap di negara yang dituju.

Beberapa faktor suatu masyarakat melakukan migrasi antara lain didasari oleh faktor ekonomi antara lain adanya keinginan untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik di negara yang dituju, faktor demografi dimana suatu masyarakat melakukan migrasi karena naiknya kepadatan penduduk di suatu daerah hingga faktor fisik seperti peperangan, konflik etnis/politik dan bencana alam.

Isu-isu kontemporer dalam Hubungan Internasional juga telah menitikberatkan pada isu Migrasi ini, seiring dengan semakin meningkatnya interaksi antar aktor-aktor HI, batas-batas geografis negara menjadi tidak jelas dan perpindahan penduduk bisa dilakukan dengan mudah dan cepat. Untuk lebih jelasnya,para pelaku migrasi bisa dibedakan menjadi beberapa kelompok antara lain:

Settlers, yaitu migran yang ingin tinggal secara permanen di negara yang

dituju

(21)

Professionals, yaitu para pekerja migran yang berasal dari perusahaan-perusahaan yang sudah mapan yang berpindah dari satu negara ke negara lain  Undocumented workers, yaitu para migran yang bekerja secara ilegal di

negara yang dituju. Biasanya para migran ini sudah kadaluarsa izin tinggalnya, menggunakan visa wisata/ turis, dan masuk melalui proses penyelundupan (people smugling).

Asylum seekers and refugees, yaitu para pencari perlindungan yang telah

meninggalkan negara asal mereka untuk lari dari ancaman bahaya. Apabila klaim perlindungan telah dipenuhi oleh negara yang dituju, maka status mereka berubah menjadi pengungsi. Permasalahan migran Suriah yang terjadi di Eropa masuk dalam kategori ini (Yudhi Indrajati, n.d)

(22)

non-negara. Dalam hal ini, aktor non-negara juga mempunyai organisasi tertentu untuk menangani fenomena migrasi ini seperti UNHCR dan IOM.

2.1.4 Peran

Peran menurut Soekanto (2009) didefinisikan sebagai suatu proses dinamis kedudukan (status). Seorang individu atau kelompok dituntut untuk melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukan yang ia peroleh saat ini, apabila ia telah melakukan hal tersebut maka ia dianggap telah melakukan suatu proses peranan.

Dalam Hubungan Internasional, proses peranan dianggap penting karena beberapa hal yakni, dalam ilmu HI setiap aktor baik negara maupun non-negara memiliki status dan kedudukan yang sama dan segala proses interaksi yang terjadi didalamnya diatur oleh norma-norma sehingga diharapkan berbagai pihak bisa mentaati setiap hukum internasional yang berlaku, kemudian setiap aktor dalam HI memiliki suatu ekspektasi peran, yakni suatu proses bagaimana aktor-aktor HI bertindak dalam situasi tertentu sebagaimana yang diharapkan oleh orang lain, dalam hal ini masyarakat internasional. Konsep peran ini sangat penting karena setiap prosesnya memberikan suatu kerangka konseptual dalam studi perilaku di dalam organisasi (Satria, 2015)

(23)

yang memberi manfaat timbal balik untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama juga memiliki peran spesifik sesuai golongan organisasi tersebut seperti ruang lingkup, bidang kegiatan, pola kerjasama dan kewenangan (Rudy, T.May, 2005). Dalam hal ini setiap keberadaan organisasi internasional mempunyai peranan tersendiri, seperti IOM yang mempunyai peranan khusus di bidang migrasi. Sebagai role model dalam bidang ini, IOM diharapkan mampu untuk bertindak dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan fungsi yang diharapkan.

(24)

Dalam menentukan proses kerangka pemikiran,terlebih dahulu kita harus menganalisis dari masing-masing tingkat variabel yang ada. Variabel disini terbagi dalam dua jenis,yaitu Variabel Independen dan Variabel Dependen. Kedua variabel ini sangat penting dalam proses perumusan masalah penelitian dan saling mempengaruhi satu sama lain.

(25)

Berdasarkan pemaparan konsep dan teori yang telah dijabarkan diatas, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

Dalam hal ini, kehadiran International Organization of Migration (IOM) telah banyak berperan dalam membantu mengatasi permasalahan migran Suriah di Eropa dikarenakan IOM telah banyak memberikan bantuan untuk para migran, baik yang bersifat moril, finansial maupun teknis. Bantuan yang telah didistribusikan hingga saat ini juga efektif dalam membantu menanggulangi masalah migran yang masih terlantar serta mereka yang masih tertahan di berbagai wilayah perbatasan di sekitar negara Eropa.

(26)

Metodologi Penelitian

3.1 Desain Penelitian

Salah satu syarat agar penelitian bisa berjalan dengan baik dan benar ialah bagaimana penulis memahami suatu metodologi. Metodologi menurut Mohtar Mas’oed disini ialah suatu prosedur yang dipakai dalam mendeskripsikan, menjelaskan dan meramalkan suatu kajian ilmiah. Sedangkan desain penelitian yang dimaksud disini ialah bahwa suatu pengaturan dimana rancangan penelitian haruslah tersusun secara sistematis terlebih dahulu sebelum dibuatnya fakta. (Lexy.J, 2001). Desain penelitian dalam penelitian kualitatif disesuaikan seperti dengan kenyataan di lapangan.

(27)

3.2 Pendekatan Penelitian

Dalam bagian ini menjelaskan bagaimana suatu proses penelitian diteliti dan dipahami berdasarkan pada metodologi yang ada. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa suatu permasalahan yakni peran suatu Organisasi Internasional dengan pendekatan kualitatif karena pendekatan ini dapat digunakan untuk menganalisa, meneliti dan mengkonstruksikan obyek penelitian dengan lebih jelas serta untuk memastikan kebenaran data yang diperoleh. Metode penelitian kualitatif dilakukan karena objek suatu penelitian bisa berkembang dari waktu ke waktu dan juga kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika objek tersebut (Moleong, 2001).

3.3 Metode Penelitian

Dalam menyusun suatu rancangan penelitian, metode penelitian yang dimaksud ialah suatu cara atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisa data-data yang terjadi dalam suatu masalah (Tatang M, 1996).

(28)

studi kasus (study case) dimana study case sendiri merupakan metode yang menitikberatkan penelitian mendalam pada suatu kelompok atau organisasi dan kemudian data yang diperoleh selanjutnya dianalisa lebih lanjut. Studi kasus dalam penelitian ini ialah menganalisis suatu organisasi yang bergerak di bidang Migrasi, yakni IOM dalam peranannya dalam mengatasi suatu permasalahan.

3.4 Sifat Penelitian

Dalam penelitian ini, analisis suatu masalah yang akan penulis kemukakan lebih bersifat ke arah deskriptif-eksplanatif. Analisis bersifat eksplanatif disini berguna agar lebih bisa berfokus pada masalah yang akan diangkat serta kemudian bisa menjelaskan secara spesifik fenomena yang akan diteliti. Permasalahan yang akan diteliti lebih jauh yakni bagaimana suatu aktor dalam Hubungan Internasional yakni Organisasi Internasional dalam menangani permasalahan yang berkaitan dengan isu-isu kontemporer yakni migrasi.

3.5 Unit Analisa

(29)

Singkatnya, proses analisa data bertujuan untuk menemukan jawaban sementara atas suatu permasalahan penelitian yang dapat digunakan untuk merumuskan teori secara keseluruhan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Unit Analisa yakni Organisasi Internasional atau secara spesifik penulis ingin membahas tema tentang peranan International Organization of Migration (IOM) dalam penanganan masalah migran.

3.6 Batasan/Definisi Konsep

Mohtar Mas’oed (1994) mendefinisikan konsep sebagai sifat-sifat dari obyek yang akan dipelajari bagi studi tertentu. Sebuah konsep digunakan oleh peneliti untuk menyederhanakan kenyataan yang kompleks dengan mengkategorikan hal-hal yang kita temui berdasarkan dengan ciri-ciri yang relevan

Konsep yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Organisasi Internasional 2. Migrasi

3. Peranan

3.7 Metode Pengumpulan Data

(30)

dan Lofland (1984:47) mendefinisikan metode pengumpulan data sebagai sumber data utama dalam penelitian kualitatif yakni kata-kata dan tindakan selebihnya data tertulis, foto dan statistik.

Dalam penelitian kali ini, penulis menggunakan metode studi literatur/pustaka dan juga memperoleh sumber data dari dokumen pribadi, studi ilimiah, buku dan jurnal baik yang terdapat di internet dan perpustakaan untuk memperoleh data-data valid tentang penelitian yang akan dibahas. Sumber-sumber tertulis dianggap sebagai pedoman yang kaya akan data dan informasi yang mempermudah penulisan penelitian (Lexy J, 2001)

3.8 Metode Analisis Data

Patton (1980:289) mendefinisikan analisis data sebagai proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu kategori dan satuan uraian dasar. Berbeda dengan penafsiran data, teknik analisis data memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan yang sistematis di antara dimensi-dimensi uraian.

(31)

Daftar Pustaka

Buku

Steans, Jill & Lloyd Pettiford. (2009). Hubungan Internasional; Perspektif dan Tema. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

(32)

Robert, Jackson & Georg Sorensen (2009). Pengantar Studi Hubungan Internasional (Dadan Suryadipura : penerjemah). Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Winarno. Budi (2011). Isu-isu Global Kontemporer. Jakarta : PT Buku Seru

Keohane, Robert O & Lisa L Martin. (1995). “The Promise of Institutionalist Theory”. International Security 20

Indrajati, Yudhi (n.d). Modul Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Jakarta

Mas’oed, Mohtar (2000). Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi. Jakarta : LP3ES, 1990

Moleong, Lexy.J (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Tatang, M.Amirin (1986). Menyusun Rencana Penelitian . Jakarta : CV Rajawali.

Jurnal

(2015). IOM Regional Response to Syria Crisis. Reporting Period. July 2015

(2015). Syria Crisis IOM Appeal : Humanitarian Response Plan (HRP) Syrian Arab Republic, Regional Refugee and Resilience Plan (3RP)

International Rescue Committee. (2015). Europe’s Refugee Crisis: Policy Brief. London. Rescue.org

(33)

Dewi, Elisabeth (2012). Migrasi Internasional dan Politik Luar Negeri Indonesia. Jakarta : Universitas Katolik Parahyangan

Fitria (2015). Refugees Protection in Third World Countries : Indonesian Practices. Jakarta : Padjajaran Jurnal Ilmu Hukum Vol. 2 Nomor 1

Orchard, Cynthia & Andrew Miller (2014). Protection in Europe for Refugees in Syria. Refugees Studies Centre, Oxford : Forced Migration Policy Briefing 10

Natali, Claudia & Michael Newson (2015). Migration Policy Service. IOM & Eurasylum. Vol.5 Number 4

Bidinger, Sarah, et al (2013). Protecting Syrian Refugees : Laws, Policies and Global Responsibility Sharing. Boston University School of Law. 617-353-3131

Website

http://perilakuorganisasi.com/teori-institusional-institutional-theory-2.html diakses pada tanggal 17 April 2016 , 19.30 WIB

ala-robert-keohane/ diakses pada tanggal 17 April 2016. 19.45 WIB

http://www.materibelajar.id/2016/01/definisi-peran-dan-pengelompokan-peran.html diakses pada tanggal 17 April 2016, 19.47 WIB

http://www.diaryapipah.com/2012/05/pengertian-penelitian-kualitatif.html diakses pada tanggal 3 Mei 2016, 13.30 WIB

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Indonesia merupakan pasar yang sangat besar bagi produsen China dan seluruh dunia, apalagi dengan rata rata tingkat konsumsi yang tinggi dan didukung dengan kemampuan beli

Pengaturan peraturan perundang- undangan dalam Bidang usaha jasa konstruksi yang mencakup pekerjaan arsitektural dan/atau sipil dan/atau mekanikal dan/atau elektrikal

Semua permasalahan, had dan batasan ini hendaklah dikaji, diteliti dan diperhalusi sebelum Skim Pajak Gadai Islam Ar-Rahnu dapat dilaksanakan dengan seadilnya; baik

Uji toksisitas akut (LD50) dilakukan dengan menyuntikan radiofarmaka 99m Tc-Etambutol pada beberapa kelompok mencit dalam dosis yang ditingkatkan dari 67,5 µCi sampai dengan

bidang kesejahteraan sosial baik untuk anggotanya sendiri maupun masyarakat (organisasi selain organisasi politik), dan telah mempunyai struktur yang tetap (susunan

Standarisasi pallet di Asia dimulai pada tahun 1998 di Hongkong. Pengurus ECR mengesahkan standar pallet dalam rangka memberikan fasilitas perdagangan antar

Naskah drama Modus Spionase dalam proses penciptaannya melalui tahapan mengumpulkan data, bersumber pada peristiwa perilaku buruk seorang sipir kemudian dikembangkan

mengisi, mengirim dan meng- update data pokok pendidikan (Formulir BOS-01A, BOS-01B, BOS-01C, BOS-01D, dan BOS-01E) dengan menggunakan media internet, karena selama