LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA DAN MEMAHAMI BERBAGAI BENTUK ENERGI (IPA)
DENGAN METODE EKSPRIMEN MURID KELAS V SDN 3 JURIT TAHUN PEMBELAJARAN 2010
Oleh
NURPI HENDRAYANINIM. 813619097
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
MATARAM
2010
LEMBAR IDENTITAS PENGESAHAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA DAN MEMAHAMI BERBAGAI BENTUK ENERGI (IPA)
NIM : 813619097
Program Studi : Sl PGSD
Tempat Mengajar: SDN 8 JURIT
Tanggal Pelaksanaan:
N
o Hari / Tanggal Waktu Mata Pelajaran Siklus 1 Selasa, 16 September 2010 07.30- 08.10 B. Indonesia I/I 2 Senin, 24 September 2010 07.30- 08.10 IPA I/II 3 Selasa, 14 Oktober 2010 07.30- 08.10 B. Indonesia II/I 4 Senin, 21 Oktober 2010 07.30- 08.10 IPA II/II
Jurit, 10 Desember 2010
Menyetujui
Supervisor Mahasiswa,
Drs. Cedin Atmaja, M. Si Nurpi Hendrayani
NIP 195612311983011003 NIM.
813619097
Ucapan Terima Kasih
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rakhmat-Nya sehingga penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini ini dapat diselesaikan
dengan baik. Laporan ini dapat berjalan sesuai dengan rencana, oleh karena itu dalam
kesempatan ini tidak lupa diucapkan terima kasih banyak kepada:
1. Bapak Drs. L.M Tauhid, M.Pd selaku kepala UPBJJ UT Mataram
3. Bapak Kepala Sekolah Dasar Negeri 3 Jurit
4. Semua pihak yang telah ikut memberikan sumbangsihnya.
Mudah-mudahan amal baik semua pihak mendapat imbalan yang setimpal dari
yang Mahakuasa.
Akhirnya, penulis mengharapkan semoga laporan yang sederhana ini dapat
memberikan sumbangan ilmu pengetahuan yang berharga bagi peningkatan mutu
proses pembelajaran berikutnya..
Jurit, 10 Desember 2010
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Kata Pengantar ... iv
Daftar Isi ... v
Daftar Lampiran ... ... vi
I. PENDAHULUAN. ... ... ... 1
A. Latar Belakang ... ... 1
B. Rumusan Masalah... 5
C. Tujuan Perbaikan... 6
D. Manfaat ... ... 7
A. Subjek Penelitian... 11
B. Deskrepsi Perbaikan... 11
1. Tahap Perencanaan Tindakan ... 12
2. Tahap Pelaksanaa Tindakan ... 13
3. Tahap Refleksi ... 15
4. Analisis Data ... 15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16
A. Siklus Pertama ... 16
B. Pelaksanaan Tindakan dan Evaluasi Siklus Pertama... 18
C. Refleksi Siklus Pertama... 22
D. Siklus Kedua ... 24
E. Pelaksanaan Tindakan dan Evaluasi Siklus Kedua ... 27
F. Refleksi Siklus Kedua ... 30
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 34
A. Simpulan ... 35
B. Saran ... 36
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional
Indonesia berlandaskan Pancasila yang bertujuan untuk membentuk pribadi-pribadi yang
hidup, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat
kebangsaan sehingga dapat melahirkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri dan bertanggungjawab atas pembangunan bangsa. Untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, guru mempunyai tugas dan peranan yang
sangat penting. Tugas seorang guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa
tetapi lebih jauh dari itu yaitu turut mengambil bagian dalam upaya pembentukan pribadi
moral anak didik agar menjadi manusia pembangunan sesuai dengan palsafah Pancasila
dan UUD 1945.
Pendidikan nasional yang berbasis kompetensi adalah pendidikan yang
menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan.
Kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan, sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional,
mencakup komponen pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas,
kesehatan, akhlak, ketakwaan, dan kewarganegaraan.
Dalam upaya mencapai tujuan Nasional seperti yang diharapkan di atas,
Departemen Pendidikan Nasional menetapkan kebijakan untuk menyempurnakan
Kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 atau dikenal dengan Kurikulum Berbasis
Kompetensi ( KBK ).
Sekolah Dasar (SD) sejak tahun 2004/2005 telah menerapkan Kurikulum 2004
( KBK ). Sesuai dengan tujuan kurikulum KBK itu, maka sekolah dan guru harus
mengembangkan kurikulum tersebut agar apa yang diinginkannya dapat dicapai dengan
cara yang efektif dan efisien. Salah satunya komponen pengembangan kurikulum yang
sangaat penting adalah penetapan Strategi pengajaran yang tepat dan sesuai dengan
Strategi pembelajaran dirasakan sangat sesuai dengan kurikulum 2004 untuk
bidang studi bahaasa Indonesia adalah Strategi Pembelajaran dengan sistem kebersamaan
(Cooperativ Learning). Dalam penerapannya dapat digunakan metode pengajaran yang
bervariatif tetapi harus tetap dengan cara saling membagi tugas dan hasil untuk
kepentingan bersama. Metode tersebut adalah metode Pembelajaran permainan ular
tangga dan eksprimen. Pembelajaran tidak hanya dibutuhkan strategi tetapi juga
diperlukan media pengajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Dalam hal ini
penulis melakukan aksi penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran dengan
menerapkan Strategi Pembelajaran permainan ular tangga dan eksprimen.
Jadi, tugas seorang guru adalah mendidik, mengajar dan melatih siswanya agar
mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik. Guru harus menguasai strategi atau
berbagai kemampuan mengajar. Salah satu bagian dari pengembangan Pembelajaran
permainan ular tangga dan eksprimen.
Dalam Undang-undang Dasar 45 tentang sistem pendidikan Nasional pada pasal
4 menegaskan bahwa pendidiakan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa dan berbudi pekerti luhur, serta memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatann jasmani dan rohani, berkepribadian yang
mantap serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Selain hal tersebut, dalam
PP no. 28 tahun 1990 pasal 3 disebutkan “pendidikan dasar bertujuan untukl
memmebrikan bekal kemampuan dasar pada peserta didik untuk mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi, warga negara dan umat manusia serta mempersiapkann
Guru sebagai salah satu komponen penting sekolah harus memiliki kemampuan
profesional yang memadai agar mampu mencapai tujuan pendidikan Nasional. Guru tidak
mungkin berarti apa-apa tanpa kehadiran peserta didik (siswa), karena objek utama
pengembangan adalah siswa, terutama sekali kemampuan profesional, keluasan dan
kedalaman wawasan yang digunakan sebagai landasan dalam mengambil keputusan.
Guru harus kaya dengan inovasi kreatif dalam memilih strategi (metode) pembelajaran
yang digunakan. Laporan perbaikan salah satu hal yang membantu dalam usaha
meningkatkan kemampuan guru melakukan penelitian tindakan kelas.
Berangakat dari komponen-komponen yang dijabarkan di atas, maka salah satu
yang menjadi persoalan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah mata pelajaran bahasa
Indonesia dan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Bahasa Indonesia dan Ilmu
Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang sangat penting di dalam
mempersiapkan murid untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dari
pembelajaran kedua mata pelajaran tersebut menunjukkan tingkat penguasaan siswa
yang sangat rendah. Hal tersebut terbukti dari nilai siswa setelah beberapa kali diadakan
ulangan (evaluasi).
Terhadap kenyataan tersebut di atas, tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja (terus
menerus). Dalam hal ini, guru sebagai tenaga pengajar harus bertanggung jawab di dalam
mengartarkan peserta didik agar mampu menguasai materi pelajaran serta keterampilan
yang mendukung materi pelajaran tersebut. Salah satu di antara metode peningkatan
tersebut, tentunya harus dikembalikan kepada tugas seorang guru yaitu melalui penelitian
Memperbaiki pembelajaran terutama pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu
Pengetahuan Alam di SDN 8 Jurit merupakan tujuan utama dari penelitian tindakan kelas
ini.
Berdasarkan uraian dan temuan peneliti (guru) mata pelajaran Bahasa Indonesia
dan Ilmu Pengetahuan Alam seperti yang disebutkan di atas, dapat dipetakan
permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru adalah sebagai berikut :
1. Siswa SDN 8 Jurit kurang bergairah dalam pembelajaran/ kurang memperhatikan
guru yang sedang menerangkan;
2. Penanda utama kekuranggairahan siswa tersebut dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam adalah rendahnya partisipasi dan inisiatif
siswa selama proses pembelajaran berlangsung;
3. Kurangnya keberanian mengemukakan pendapat (mengancungkan tangan)
termasuk tidak berani tampil di depan kelas;
4. Guru belum maksimal menggunakan media dan strategi pembelajaran yang
bervariasi; dan
5. Guru membutuhkan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kegairahan
siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam
sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
Jika dicermati secara seksama, akar permasalahan di atas adalah kurangnya
kemampuan menguasai materi bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam termasuk
kurangnya keberanian siswa untuk tampil di muka kelas. Karena itu, masalah utama yang
penguasaan materi oleh siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu
Pengetahuan Alam agar terjadi interaksi positif dalam pembelajaran, yang sekaligus dapat
meningkatkan hasil belajar siswa baik menggunakan strategi Pembelajaran permainan
ular tangga dan eksprimen.
B. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian meta masalah pada bagian pendahuluan di atas, dapat
dirumuskan masalah utama yang akan dikaji melalui penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut. (1) bagaimana meningkatkan kemampuan berbicara dengan media permainan ular tangga dan mamahami berbagai bentuk energi (IPA) dengan metode
eksprimen murid kelas V SDN 3 Jurit tahun ajaran 2010-2011?
2. Pemecahan Masalah
Untuk mencapai hasil yang memuaskan, guru harus mengelola kegiatan
pengajaran Bahasa Indonesia dan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masing-masing
melalui penggunaan strategi permainan ular tangga dan mamahami berbagai bentuk
energi (IPA) dengan metode eksprimen murid kelas V SDN 3 Jurit tahun ajaran
2010-2011 dengan sebaik-baiknya. Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam mengelola
kegiatan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Persiapan
Pertama kali guru harus membentuk kelompok-kelompok siswa. Jumlah
kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari bahan tertentu yang sudah
diberikan.
2. Aktivitas Belajar-Mengajar
a. Kelompok-kelompok siswa disiapkan dan diatur tempat duduknya agar
suasana menjadi menarik.
b. Setelah kelompok diatur, guru memberikan deskripsi materi baik mata
pelajaran bahasa Indonesia maupun mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Kegiatan ini dapat diulangi kembali untuk meningkatkan antusaisme siswa
untuk menciptakan suasana belajar. Kelompok yang sudah menyelesaikan diskusinya
berdasarkan waktu yang disepakati diberikan penghargaan di hadapan semua kelompok.
Dalam aktivitas ini guru memiliki peranan yang sangat penting. Sebelum guru
memberikan tugas kepada siswa, ia harus memahami dan dapat menjelaskan materi agar
apa yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik.
Jadi berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka hipotesis tindakan penelitian
ini adalah sebagai berikut : melalui penggunaan strategi permainan ular tangga dan mamahami berbagai bentuk energi (IPA) dengan metode eksprimen murid kelas V SDN
3 Jurit tahun ajaran 2010-2011 akan dapat ditingkatkan.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan aktivitas penguasaan materi
oleh siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan strategi (metode) eksprimen.
D. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Hasil yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas yang diadakan adalah
sebagai berikut :
Bagi Siswa :
1. Meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam menggunakan strategi
Diskusi;
2. Meningkatkan keberanian untuk tampil di muka kelas;
3. Meningkatkan kreativitas berpikir dan bernalar siswa;
4. Meningkatkan gairah siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu
Pengetahuan Alam; dan
5. Menghilangkan kejenuhan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu
Pengetahuan Alam.
Bagi guru :
1. Tersusunnya prosedur pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan
Alam yang benar-benar dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan
pemahaman siswa serta meningkatkan keberaniannya tampil di depan kelas;
2. Tersusunnya topik-topik. pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan
Alam yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan minat siswa, yang
menarik, yang memberikan wawasan dan pengetahuan baru, serta yang
Bagi Sekolah :
1. Akan meningkatkan kualitas lulusan;
2. Meningkatkan kredibilitas sekolah yang bersangkutan; dan
3. Meningkatkan grade sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Strategi
Di dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat
belajar secara efektif dan efisien, menggena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu
langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau
Untuk memenuhi salah satu kompetensi guru dalam sistem instruksional yang
modern, maka perlu diuraikann masing-masing teknik penyajian secara mendalam dan
terinci. Untuk mendalami tentang teknik penyajian pelajaran, maka perlu dijelaskan arti
teknik penyajian tersebut.
Strategi penyajian pembelajaran adalah suatu teknik pengetahuan tentang
cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain adalah
sebagai teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajika bahan
pelajaran kepada siswa di dala kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami
dan digunaka oleh siswa dengan baik. Di dalam kenytaa casra atau metode merngajar
atau teknik penyajian yang digunakan guru untuk menyampaikann informasi atau
massage lisan kepada siswa dalam menguasai pengetahuann, keterampilann serta sikap.
Metode yang digunakan untuk memecahkan suatu masaalah yang dihadapi ataupun untuk
mernjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yanh digunakan untuk tujuann
agar isswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam
menghadapi segala ersoalan.
Rumusan instruksiona yang dibat oleh guru tidak selalu hanya satu tujuann,
kadang-kadang banyak atau mungkin bahkan beberapa tujua. Untuk encapai hal tersebut,
maka guru memkerlukan beberapa teknikk penyajian pula yang digunakan agar ada yang
bervariasi. Dalam mencapai tujuan teknik penyajian dipandangs eabagai suatu alat atau
sebagai suatu cara yang harus digunakan oleh guru agar rtujuan dari pelajaran itu
tercapai. Sudahn sewajarnya pula bila setiap teknik mengajar hanya dapat digunakan di
dalam situasi dan tujuan teertentu, kalau situasi dan tujuan berubahh, maka cara
beberapa macamteknik penyajian dengan baik, sehingga ia mampu memilihh teknik
yang paling efektif untuk mencapai suatu tujuan tersebut, tanpa terasa mengubah situasi
pengajaran.
1. Media
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam penelitian ini maka peranan
media sangatlah penting, untuk itu perlu pemahaman lebih mendalam mengenai
media pembelajaran.
Kata media berasal dari babasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti
‘tengah’,’perantara’, atau ‘pengantar’. Dengan kata lain media adala perantara atau
pengantar pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan. Suparman (1997)
mendefinisikan media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau
informasi dan pengirim kepada penerima pesan. (Fathurrobman dan Sutikno dalam
Strategi Belajar Mengajar). Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan
sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi
yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. Sedangkan menurut EACT
dalam http II wijayalabs. blogspot. coml2007/1 1 / media pembelajaran .html ) media
adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. Djamrah
(1995:136) ( http II wjayalabs. blogspot. corn /2007 /11 / mediapembelajaran.html)
media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna
mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan ( http : //anak-ciremai. blogspot. corn /
2006 / 06/ rnakalah-ilmupendidikan-tentang-media-html) memberi batasan media
pembelajaran sebagai suatu benda, alat, metode untuk memngkatkan efektifitas
Jadi, kesimpulannya media adalah sesuatu yang dapat merangsang peserta didik
untuk menyampaikan informasi dalam pendidikan yang dapat menunjang proses
belajar mengajar di kelas (dalam Fabrizan, 2010).
2. Fungsi Media
Menurut Fathurrohrnan dalam bukunya yang berjudul Sategi Belajar Mengajar
halaman 67, fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran adalah:
a. Menarik perhatian siswa
b. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran
c. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk
kata-kata tertulis atau lisan)
d. Mengatasi keterbatasan ruang
e. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif
f. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan
g. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar
h. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah
belajar
i. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta
j. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Sedangkan fungsi atau manfaat media menurut Harjanto (1997:245) yang
dikutip dalam (www.wijayalabs. blogspot. corn 2007 / 11 / media pembelajaran.html)
adalah sebagai berilcut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (tahu kata-kata tapi tidak
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya mdera
c. Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi
sikap pasif siswa
d. Dapat menimbulkan presepsi yang sama terhadap suatu masalah.
3. Persyaratan Pemilihan Media
Media yang akan dipergunakan oleh guru pada proses pembelajaran pada
prinsipnya harus dapat meningkatkan efektivitas dan kelancaran proses pembelajaran.
Adapun beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam rnemilih alat bantu
pembelajaran (media), (dikutip dalam skripsi Sapiin hal. 13) yaitu antara lain:
1. Wawasan dan kemampuan guru
2. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (sesuai dengan materi yang akan
diajarkan)
3. Fasilitas yang tersedia
4. Sederhana dan mudah dimengerti
5. Menggunakan bahan yang mudah didapat
6. Dapat memotivasi anak dalam pembelajaran
7. Dapat mengganti objek yang sesungguhnya
8. Menarik perhatian, sesuai dan seimbang.
Sedangkan menurut (Sudjana dkk, 2002 :4) syarat pemilihan media adalah
sebagai berikut
a. Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran
c. Kemudahan memperoleh media
d. Keterampilan guru dalam menggunakannya
e. Tersedia waktu untuk menggunakannya
f. Sesuai dengan taraf berpikir siswa
Berdasarkan beberapa faktor di atas, dapat dikatakan bahwa pemilihan media
permainan ular tangga sudah termasuk di dalamnya. Dengan memanfaatkan
permainan ular tangga, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu, siswa
juga bisa belajar sambil bermain. Tentu hal ini akan sangat menyenangkan bagi siswa.
2.3.3 Ular Tangga
Ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh 2
orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di berapa
kotak digambar sejumlah “tangga” atau “ular” yang menghubungkannya dengan
kotak lain. (http://id.wikipedia.org/wiki/Ular_tangga).
Dalam permainan ular tangga,, terdapat istilah dadu. Dadu adalah sebuah obbjek
kecil yang umumnya berbentuk kubus yang digunakan untuk menghasilkan rangka
atau simbol acak. (http: I/id. wikipedia. org / wild / Ular_tangga). Dadu digunakan
dalam permainan ular tangga. Selain dadu, juga digunakan plastik yang menyerupai
kerucut kecil yang digunakan untuk menjalankan permainan.
Permainan ular tangga sangat sederhana. Pemain melempar dadu untuk
rnenghasilkan angka. Ketika mata dadu jatuh pada nomor tertentu, maka disitulah
kerucut kecil diletakkan.
Dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka segala sesuatu
memerlukan eksprimentasi. Begitu juga dalam cara : baik mengajar, dalam evaluasi,
tidak ketinggalan juga adalah dalam tarap penelitian. Yang dimaksud dengan eksprimen
dalam tulisan ini berangkat dari pendapat Roetiyah (2001 : 80) menyatakan suatu cara
mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi
oleh guru.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan
mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih daam cara berpikir yang ilmiah.
Dengan eksprimenn siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang
dipealajarinya.
Dalam pelakaan teknik eksprimen itu efesien dan efektif, perlu peneliti
memperhatikan hal-hal sebagai berikut..
a. Dalam eksprimen setiap siswa harus mengadakan percobaann,
maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaann harus cukup bagi
setiap siswa.
b. Agar eksprimen iyu tidak gagal dan siswa menemuka bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membawa apa-apa
(membehayakan), maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang
digunakan harus baik dan bersih.
c. Siswa dalam eksprimen adaah seasng belajar dan berlatihh, maka perlu
pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa
dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih objek
eksprimen.
Deskripsi di atas sangat sinkron dengan permasalah yang terjadi dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, yakni menghasilkan peserta didik (murid) mahir
dalam menghadapi suatu teknik percobaan (teknik). Karena teknik eksprimen akan lebih
menuntut kreativitas percobaan dengan sangat teliti dan berhati-hati.
BAB III
METODE ATAU PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. SUBJEK PENELITIAN
Pelakasanaan kegiatan perbaikan pembelajaran dalam penelitian tindakan
kelas ini dilakukan di kelas II semester satu (I) Sekolah Dasar Negeri 3 Jurit sejak
tanggal 6 September 12 Oktober 2010 dengan jadwal sebai berikut.
1. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam
<> Bahasa Indonesia, pada hari Selasa, 7 September 2010 untuk siklus I/I (siklus pertama pada pertemua pertama).
<> Ilmu Pengetahuan Alam, pada hari Senin, 15 September 2010 untuk siklus I/II (siklus pertama pertemuan Kedua).
2. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam
masing-masing sebagai berikut.
<> Bahasa Indonesia, pada hari Selasa, 3 Oktober 2010 untuk siklus II/I (siklus Kedua pada pertemua pertama).
<>. Ilmu Pengethuan Alam, pada hari Senin, 9 Oktober 2010 untuk siklus II/II (siklus Kedua pertemua Kedua).
b. Metode Observasi
Peneliti melakukan pengamatan/observasi terhadap objek penelitian pada saat
pelaksanaan tindakan berlangsung. Untuk lebih memudahkan dalam perekaman data
atau informasi yang diperoleh melalui observasi, peneliti menggunakan instrumen
observasi yaitu ceck list atau bisa disebut daftar cek. Cek list atau daftar cek terdiri
dari daftar item yang berisi nama-nama subyek dan faktor-faktor yang diselidiki.
Tabel 1: Format Observasi
Nama Subyek
Aspek Yang Dinilai Keterangan
Disipli
n Tekun DlmPemb Konsentrasi Kreatifitas Penampilan SB B C KB SKB
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup
KB : Kurang Baik
SKB : Sangat Kurang Baik
Indikator penilaian:
1. Disiplin
SB : Siswa sangat menaati semua peraturan permainan
B : Siswa menaati peraturan permainan
C : Siswa sesekali tidak menaati peraturan permainan
KB : Siswa kurang menaati peraturan permainan
SKB : Siswa tidak menaati peraturan permainan
2 . Tekun dalam pembelajaran
SB : Siswa segera memperhatikan dan melaksanakan dengan baik instruksi
dan arahan guru
B : Siswa memperhatikan dan melaksanakan instruksi dan arahan guru
C : Siswa sesekali tidak memperhatikan dan melaksanakan instruksi dan
arahan guru
KB : Siswa kurang memperhatikan dan kadang tidak melaksanakan instruksi
dan arahan guru
SKB : Siswa tidak memperhatikan dan tidak melaksanakan instruksi dan
arahan guru
SB :Siswa memperhatikan dengan seksama penampilan teman di depan kelas
B : Siswa memperhatikan penampilan teman di depan kelas
C : Siswa sesekali tidak memperhatikan penampilan teman di depan kelas
KB : Sebagian siswa kurang memperhatikan penampilan teman di depan kelas
SKB : Siswa tidak memperhatikan penampilan teman di depan kelas
4. Kreativitas siswa
SB : Siswa mempunyai kreatifitas yang tinggi dalam melaksanakan perintah soal
yang diberikan oleh guru
B : Siswa cukup kreatif dalam melaksanakan perintah soal yang diberikan oleh guru
C : Siswa kurang kreatif dalam melaksanakan perintah soal yang diberikan oleh guru
KB : Siswa tidak kreatif dalam melaksanakan perintah soal yang diberikan oleh guru
SKB : Siswa sama sekali tidak kreatif dalam melaksanakan perintah soal yang
diberikan oleh guru
5. Penampilan
SB : Siswa tampil sangat percaya diri di depan kelas
B : Siswa tampil percaya diri di depan kelas
C : Siswa sesekali tampil kurang percaya diri di depan kelas
KB : Sebagian siswa tampil kurang percaya diri di depan kelas
SKB : Siswa sama sekali tampil tidak percaya diri di depan kelas
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam. Proses pelaksanaan
tindakannya melalui dua tahap secara berdaur ulang (dalam 2 siklus) mulai dari (1)
perencanaan, (2) tindakan dan pengamatan, dan (3) refleksi.
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti dan teman sejawat secara kolaboratif mengadakan kegiatan
sebagai berikut : (1) mengamati teknik (metode) pembelajaran yang digunakan guru
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2) mengidentifikasi
faktor-faktor hambatan yang ditemui guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan
Ilmu Pengetahuan Alam, (3) merumuskan altematif tindakan yang akan dilaksanakan
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai upaya untuk
meningkatkan aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir
siswa dalam pembelajaran Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Alam, (4) menyusun rancangan
pelaksanaan pembelajaran Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan strategi
permainan ular tangga dan metode eksprimen dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam rangka meningkatkan aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir siswa dalam pembelajaran., yang meliputi (1)
memilih topik yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan minat siswa, yang
menarik perhatian siswa, yang mampu memberikan wawasan dan pengetahuan baru, serta
yang menantang kreativitas berpikir, (2) memilih prosedur atau strategi pembelajaran
kreatif, dan (3) mengatur tata letak tempat duduk yang dapat menimbulkan suasana aman,
nyaman dan rileks, sehingga siswa tidak merasa terhalangi untuk belajar.
Tabel 1. Rencana Tindakan
N
o Tahap Fokus Penelitian Tindakan Penelitian
1. Persiapan tindakan
Menyusun rencana tindakan untuk tahap pelaksanaan pembelajaran
Menyusun RPP menulis pusi bebas
Melaksanakan tindakan dengan menerapkan metode Copy the Master pada pelakasanaan pembelajaran menulis puisi bebas terhadap pembelajaran menulis puisi bebas dengan Metode Copy the Master (MC the M)
4. Refleksi Berdiskusi dengan kolaborator tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan metode Copy the Master yang
Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peran guru adalah (1) merancang intervensi
yang berkaitan dengan pelaksanaan teknik (metode) dalam pembelajaran bahasa
dengan praktisi (guru) sehingga diperoleh kesepakatan tentang rancangan tindakan yang
dilaksanakan, (2) bekerjasama dengan praktisi dalam melaksanakan tindakan yang
direncanakan, (3) peneliti berperan sebagai pendamping praktisi untuk memberikan
pengarahan, motivasi dan stimulasi agar praktisi dapat melaksanakan perannya
berdasarkan rencana, (4) melakukan pemantauan komperhensif terhadap pelaskanaan
tindakan dengan menggunakan instrumen pengumpul data yang telah dibuat sehingga
diperoleh data emperik pelaksanaan tindakan pembelajaran, kendala yang dihadapi, serta
kesempatan dan peluang yang berkaitan dengan teknik (metode) permaianan ular tangga
dan metode eksprimen dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam. Data tersebut akan dijadikan bahan refleksi.
3. Tahap Refleksi
Peneliti mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan.
Hal-hal yang dibahas adalah (1) analisis tentang tindakan yang dilakukan, (2) mengulas dan
menjelaskan perbedaan rencana dengan pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan,
(3) melakukan intervensi, pemaknaan dan penyimpulan data yang telah. diperoleh, serta
melihat hubungannya dengan teori dan rencana yang telah ditetapkan.
4. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian tindakan masuk pada tahap refleksi. Pada tahap
refleksi, peneliti menganalisis hasil latihan (siklus demi siklus) yang telah dilaksanakan.
Hal-hal yang dilakukan adalah (1) analisis tentang tindakan yang dilakukan, (2) mengulas
dan menjelaskan perbedaan rencana dengan pelaksanaan tindakan yang telah
diperoleh, serta melihat hubungan antara teori dan rencana yang telah ditetapkan.
Data pengamatan aktivitas guru dan siswa selama KBM dianalisis dengan
menggunakan persentase (%), yakni menghitung banyaknya frekuensi banyak
yang muncul selama KBM berlangsung sesuai dengan jenis kegiatan dengan
frekuensi aktivitas keseluruhan dikali 100%
f
P = ... x 100% N
Keterangan:
P = Persentase
F = Banyaknya aktivitas guru atau siswa yang muncul
N = Jumlah aktivitas keseluruhan
Selain itu untuk menganalisis data tentang respon siswa digunakan
penarikan, kesimpulan yang didasarkan atas persentase. Persentase respon siswa
didefenisikan sebagai frekuensi siswa yang memberikan jawaban yang sama
dibagi dengan banyaknya siswa dikali 100% dengan rumus:
n
P = ... x 100% N
Keterangan:
P = persentase
n = jumlah aktivitas yang muncul
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan diuraikan hasil yang diperoleh selama pemberian
tindakan. Terutama pada setiap siklus yang dilaksanakan. Pembahasan difokuskan pada
peningkatan penguasaan materi bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam hal
ini, sebelum dan sesudah diberikan latihan berdaur ulang. Sebelum dideskripsikan hasil
pelaksanaan tindakan, berikut diuraikan proses pelaksanaan tindakan dalam penelitian
ini. Adapun proses pelaksanaan tindakannya adalah sebagai berikut: (1) Persiapan,
Pertama kali guru harus membentuk kelompok-kelompok siswa. Jumlah anggata dalam
tiap-tiap kelompok antara 5 – 6 oarang. Selanjutnya setiap kelompok bertanggung jawab
untuk mempelajari bahan tertentu yang sudah diberikan, dan (2) Aktivitas Belajar-Mengajar : a. Kelompok-kelompok siswa disiapkan dan diatur tempat duduknya agar
suasana menjadi menarik, dan b. Setelah kelompok diatur, guru memberikan deskripsi
materi baik mata pelajaran bahasa Indonesia maupun mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam.
A. SIKLUS PERTAMA
1. Perencanaan Tindakan Siklus Pertama
Pada tahap ini peneliti dan teman sejawat secara kolaburatif mengadakan kegiatan
sebagai berikut : (1) mengamati teknik (metode) pembelajaran yang digunakan guru
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2) mengidentifikasi
Ilmu Pengetahuan Alam, (3) merumuskan altematif tindakan yang akan dilaksanakan
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai upaya untuk
meningkatkan aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir
siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam, (4) menyusun
rancangan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam
dengan strategi permainan ular tangga dan metode eksprimen dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam rangka meningkatkan aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir siswa dalam pembelajaran.,
yang meliputi (1) memilih topik yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan minat
siswa, yang menarik perhatian siswa, yang memberikan wawasan dan pengetahuan baru,
serta yang menantang kreativitas berpikir, (2) memilih prosedur atau strategi
pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam yang benar-benar efektif,
efisien, dan kreatif, dan (3) mengatur tata letak tempat duduk yang dapat menimbulkan
suasana aman, nyaman dan rileks, sehingga siswa tidak merasa terhalangi untuk belajar.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peran peneliti adalah (1) merancang intervensi
yang berkaitan dengan pelaksanaan teknik (metode) dalam pembelajaran bahasa
Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan cara mengomunikasikan dan bernegosiasi
dengan praktisi sehingga diperoleh kesepakatan tentang rancangan tindakan yang
dilaksanakan, (2) bekerjasama dengan praktisi dalam melaksanakan tindakan yang
direncanakan, (3) peneliti berperan sebagai pendamping praktisi untuk memberikan
pengarahan, motivasi dan stimulasi agar praktisi dapat melaksanakan perannya
tindakan dengan menggunakan instsmmen pengumpul data yang telah dibuat sehingga
diperoleh data emperik pelaksanaan tindakan pembelajaran, kendala yang dihadapi, serta
kesempatan dan peluang yang berkaitan dengan teknik (metode) permainan ular tangga
dan metode eksprimen dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam. Data tersebut akan dijadikan bahan refleksi.
Melalui hasil kajian melalui refleksi, diskusi dengan teman sejawat dan mengadakan wawancara dengan beberapa murid (siswa) dapat ditarik beberrapa hal
penyebab tidak memadainya hasil yang diperoleh siswa baik dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia mauopun dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai
berikut.
a. Pada saat menyampaikan materi pelajaran, guru tidak menggunakan media
pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
b. guru kurang memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar.
Jadi, melihat kenyataan di atas, maka pada tahap implementasi ini, seorang guru
harus berpedoamann pada rancangan yang sudah dibuat dalam skenario pembelajaran.
3. Tahap Refleksi
Peneliti mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan.
Hal-hal yang dibahas adalah (1) analisis tentang tindakan yang dilakukan, (2) mengulas dan
menjelaskan perbedaan rencana dengan pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan,
(3) melakukan intervensi, pemaknaan dan penyimpulan data yang telah. diperoleh, serta
B. PELAKSANAAN TINDAKAN DAN EVALUASI SIKLUS PERTAMA
Secara umum pada tahap pelaksanaan tindakan, peran peneliti adalah: (1) merancang intervensi yang berkaitan dengan pelaksanaan teknik (metode) permaianan
ular tangga dan metode eksprimen dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan cara mengomunikasikan sehingga diperoleh kesepakatan
tentang rancangan tindakan yang dilaksanakan; (2) peneliti mempersiapkan diri untuk melaksanakan tindakan yang direncanakan.; (3) peneliti memberikan pengarahan, motivasi dan stimulus agar siswa dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik serta dapat
melaksanakan perannya berdasarkan rencana; (4) peneliti melakukan pemantauan komperhensif terhadap pelaskanaan evaluasi dengan menggunakan instsmmen
pengumpul data yang telah dibuat sehingga diperoleh data emperik pelaksanaan tindakan
pembelajaran, kendala yang dihadapi, serta kesempatan dan peluang yang berkaitan
dengan teknik permaianan ular tangga dan metode eksprimen dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam. Data tersebut akan dijadikan bahan
refleksi. Adapun pelaksanaan kegiatan termasuk hasil yang dapat dijaring pada siklus
pertama dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Kegiatan dan Data pada Siklus Pertama Pertemuan Pertama Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam
Guru/pelaksana tindakan pertama-tama memberikan kesempatan kepada
masing-masing siswa untuk menjawab semua soal yang telah diberikan. Hal ini dilakukan untuk
Melalui latihan tersebut, setelah diadakan pemeriksaan dengan seksama. Maka
diperoleh data mengenai kemampuan penguasaan materi bahasa Indonesia.
Hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelas (Siklus I)
No Kegiatan Kategori
SB B C KB SKB
1 Disiplin
2 Tekun
3 Konsentrasi
4 Kreativitas
5 Penampilan
Keterangan:
Ketika pembelajaran berlangsung, siswa memperhatikan pembelajaran dan
terlihat senang ketika pembelajaran berlangsung. Semua instruksi dan arahan guru
dilaksanakan. Jika ada hal yang kurang jelas atau yang kurang dimengerti siswa bertanya
kepada guru. Siswa tidak terlihat ragu- ragu ketika mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru
2. Hasil Aktivitas Guru Siklus I
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru di Kelas
Berikut ini adalah hasil observasi aktivitas guru di kelas yang diobservasi oleh
rekan sesama peneliti
Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I
N o
1 Guru membuat RPP
2 Membuka kegaitan pembelajaran
3 Membawa alat bantu
4 Memperkenalkan alat bantu
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran
6 Menyampaikan materi pembelajaran
7 Memberikan kesempatan bertanya
8 Memberikan penekanan terhadap materi
9 Guru terlihat senang ketika KBM
10 Menyiapkan LKS
11 Menutup kegiatan PBM
Keterangan:
Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar, guru terlebih dahulu membuat
RPP. Ketika pembelajaran berlangsung, guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan
menyapa dan mengabsen siswa. Guru juga memperkenalkan alat bantu serta
menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran. Ketika pembelajaran berlangsung, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Guru terlihat senang dan percaya
diri ketika pembelajaran berlangsung. Ketika pembelajaran harnpir selesai, guru menutup
kegiatan pembelajaran dengan memberi penguatan materi dan ucapan salam.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, maka ada beberapa hal penting
yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Siswa sudah mempunyai pengetahuan dasar dalam berbicara / bercerita sehingga
meskipun hanya sedikit dijelaskan pengantar materi, siswa dapat menerima dan
mengerjakan tugas dengan baik.
2. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan
Tabel l. Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran Bahasa Indonesia Sebelum Perbaikan
No Nama Siswa L/P
1 Ajrun Tajudin L 7
2 Ardiansyah Omo L 8
3 Johan Saputra Herman L 8
4 Pirawansyah See L 5
16 Rahmawati H.M Natsir P 6
17 Rosmawati Amiruddin P 6
18 Etikus Endang Abdullah P 6
19 Miranti M. Amir P 8
Jumlah 116
Rerata 6.10
2. Kegiatan dan Data Pada Siklus Pertama Pertemuan Kedua
Guru/pelaksana tindakan pertama-tama memberikan kesempatan kepada
masing-masing siswa untuk menjawab semua soal yang telah diberikan. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh gambaran awal tentang kemampuan penguasaan materi Ilmu Pengetahuan
Melalui latihan tersebut, setelah diadakan pemeriksaan dengan seksama. Maka
diperoleh data mengenai kemampuan penguasaan materi Imu Pengetahuan alam.
Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sebelum Perbaikan
No Nama Siswa L/P
1 Ajrun Tajudin L 6
2 Ardiansyah Omo L 8
3 Johan Saputra Herman L 8
4 Pirawansyah See L 7
16 Rahmawati H.M Natsir P 6
17 Rosmawati Amiruddin P 5
18 Etikus Endang Abdullah P 5
19 Miranti M. Amir P 8
Jumlah 121
Rerata 6.36
C. REFLEKSI SIKLUS PERTAMA
1. Refleksi Siklus Pertama Pertemuan Pertama
Dari table 1 di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa sekolah
Lombok Timur dalam mata pelajaran bahasa Indonesia mendapat nilai bervariasi.
Ada siswa yang mendapat nilai cukup baik (80), ada siswa yang mendapat nilai
baik (70), ada juga siswa yang mendapat nilai cukup (60), dan nilai dalam
kategori kurang (50). Dari 19 siswa yang memiliki nilai cukup baik (80) hanya
tiga orang siswa atau sekitar (15,78%), siswa yang berkemampuan baik (70) hanya
empat orang siswa atau sekitar (21,05%). Sementara itu, yang berkemampuan
cukup (60) tercatat empat orang siswa atau sekitar (21,05%), dan sisanya
sebanyak 9 orang siswa berkemampuan kurang (50) atau sekitar (47,361%). lebih
jelasnya dapat dilihat prosentase berikut ini.
1. 80 <> 3 : 19 x 100 = 15,78%
2. 70 <> 4 : 19 x 100 = 21,05%
3. 60 <> 4 : 19 x 100 = 21, 05%
4. 50 <> 8 : 19 x 100 = 47, 36%.
Barometer penentuan ini dilihat berdasarkan data hasil ulangan yang
dilakukan sebelum siklus kedua dilakukan.
2. Refleksi Siklus Pertama Pertemuan Kedua
Dari table 2 di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa sekolah Dasar
Negeri kelas V Semester satu (I) Suralaga dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
mendapat nilai bervariasi. Ada siswa yang mendapat nilai cukup baik (80), ada siswa
yang mendapat nilai baik (70), ada siswa yang mendapat nilai cukup (60), dan ada juga
cukup baik (80) hanya tiga orang siswa atau sekitar (15,78%) siswa yang mendapat nilai
berkemampuan baik (70) hanya lima orang siswa atau sekitar (26,31%). Sementara itu,
siswa yang berkemampuan cukup (60) tercatat tujuh orang atau sekitar (36,84%), dan
sisanya sebanyak empat orang berkemampuan kurang (50) atau sekitar (21,05%).
Lebih jelasnya dapat dilihat prosentase berikut ini.
1. 80 <> 3 : 19 x 100 = 15,78%
2. 70 <> 5 : 19 x 100 = 26,31%
3. 60 <> 7 : 19 x 100 = 36,84%
4. 50 <> 4 : 19 x 100 = 21,05%.
Barometer penentuan ini dilihat berdasarkan data hasil ulangan yang dilakukan
sebelum siklus kedua dilakukan.
Setelah gambaran awal kemampuan penguasaan materi mata pelajaran bahasa
Indonesia oleh siswa seperti yang telah dideskripsikan di atas diperoleh, pemberian
tindakan berupa bermain peran (diskusi) mulai dilaksanakan. Kegiatan pemberian
tindakan ini diawali dengan pemberian berbagai deskripsi situasi yang menggambarkan
materi-materi kepada masing-masing kelompok yang telah dibentuk. Adapun deskripsi
yang disiapkan guru yaitu materi yang akan didiskusikan sesuai dengan perencanaan
yang telah dibuat sebelumnya. Perlu dipahami bahwa hasil penjelasan pada tahap ini
sekaligus merupakan gambaran kemapuan siswa setelah diberi tindakan.
Berkaiatan dengan hal tersebut di atas, kegiatan guru dan siswa berikutnya setelah
memperoleh masing-masing deskripsi penjelasan materi situasi yang menggambarkan
(berdaur ulang). Dengan demikian, akan diketahui proses perkembangan kemampuan
siswa setelah diadakan/penjelasan beberapa kriteria yang menyangkut masalah materi
pelajaran dengan mengacu kepada beberpa masalah yang menjadi suatu catatan adalah
sebagai berikut.
1. menjelaskan materi pelajaran dengan sejelas-jelasnya sambil mengadakan
tanya jawab, terutama materi- materi yang dianggap kurang jelas.
2. memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan
3. memotivasi siswa dalam menghadapi kegiatan belajar.
Untuk aktivitas proses pembelajaran, dapat digambarkan bahwa hampir semua
aktivitas pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai rencana. Beberapa hal yang masih
menjadi catatan adalah: (1) terdapat tiga kegiatan yang pelaksanaannya kurang optimal,
yaitu guru memberikan penjelasan tentang maksud serta cara kerja siswa dalam
pembelajaran baik bahasa Indonesia maupun dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang
dianggap kurang jelas, dan apakah semua perintah dan arahan guru dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh dalam diskusi dan (2) terdapat satu pelaksanaan kegiatan tidak sesuai
dengan yang direncanakan, yaitu guru membentuk kelompok-kelompok siswa yang
terdiri atas 6 – 7 orang per kelompok (masih terdapat kelompok yang anggotanya 8
orang).
D. SIKLUS KEDUA
1. Perencanaan Tindakan Siklus Kedua
Pada tahap ini peneliti dan teman sejawat secara kolaburatif mengadakan kegiatan
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2) mengidentifikasi
faktor-faktor hambatan yang ditemui guru dalam pembelajaran Bahasa dan Ilmu
Pengetahuan Alam, (3) merumuskan altematif tindakan yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai upaya untuk meningkatkan
aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir siswa dalam
pembelajaran Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Alam, (4) menyusun rancangan pelaksanaan
pembelajaran Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan strategi permaianan ular tangga dan metode eksprimen dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam rangka meningkatkan aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir siswa dalam pembelajaran., yang meliputi (1) memilih
topik yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan minat siswa, yang menarik
perhatian siswa, yang memberikan wawasan dan pengetahuan baru, serta yang
menantang kreativitas berpikir, (2) memilih prosedur atau strategi pembelajaran bahasa
Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam yang benar-benar efektif, efisien, dan kreatif, dan
(3) mengatur tata letak tempat duduk yang dapat menimbulkan suasana aman, nyaman
dan rileks, sehingga siswa tidak merasa terhalangi untuk belajar.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peran peneliti adalah (1) merancang intervensi
yang berkaitan dengan pelaksanaan teknik (metode) dalam pembelajaran bahasa
Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan cara mengomunikasikan dan bernegosiasi
dengan praktisi sehingga diperoleh kesepakatan tentang rancangan tindakan yang
direncanakan, (3) peneliti berperan sebagai pendamping praktisi untuk memberikan
pengarahan, motivasi dan stimulasi agar praktisi dapat melaksanakan perannya
berdasarkan rencana, (4) melakukan pemantauan komperhensif terhadap pelaskanaan
tindakan dengan menggunakan instsmmen pengumpul data yang telah dibuat sehingga
diperoleh data emperik pelaksanaan tindakan pembelajaran, kendala yang dihadapi, serta
kesempatan dan peluang yang berkaitan dengan teknik (metode) permaianan ular tangga
dan metode eksprimen dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam. Data tersebut akan dijadikan bahan refleksi.
3. Tahap Refleksi
Peneliti mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan.
Hal-hal yang dibahas adalah (1) analisis tentang tindakan yang dilakukan, (2) mengulas dan
menjelaskan perbedaan rencana dengan pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan,
(3) melakukan intervensi, pemaknaan dan penyimpulan data yang telah. diperoleh, serta
melihat hubungannya dengan teori dan rencana yang telah ditetapkan.
Pada tahap ini peneliti (guru) secara kolaboratif merencanakan berbagai kegiatan
untuk siklus kedua. Kegiatan-kegiatan ini dirancang berdasarkan hasil refleksi siklus
pertama. Adapun kegiatan-kegiatan dimaksud adalah sebagai berikut: (1)
mengidentifikasi hal-hal yang belum optimal dilakukan pada siklus pertama, termasuk
faktor penyebabnya; (2) merumuskan altenatif tindakan yang akan dilaksanakan untuk
memperoleh hasil yang dihaarpkan; (3) menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran,
yang meliputi: (a) menyampaikan kompetensi dasar yang ingin dicapai, (b) memilih
prosedur atau tata laksana pembelajarannya (sebagai penyempurnaan kegiatan serupa
suasana aman, nyaman dan rileks sehingga siswa tidak merasa terhalangi untuk belajar;
serta (4) menyusun dan menyiapkan langkah-langakah pemebelajaran dengan
pembelajaran kebersamaan dengan metode permaianan ular tangga dan Eksprimen.
E. PELAKSANAAN TINDAKAN DAN EVALUASI SIKLUS KEDUA
Secara umum pada tahap pelaksanaan tindakan, peran peneliti adalah: (1) merancang intervensi yang berkaitan dengan pelaksanaan teknik (metode) permainan ular
tangga dan metode eksprimen dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan cara mengomunikasikan sehingga diperoleh kesepakatan
tentang rancangan tindakan yang dilaksanakan; (2) peneliti mempersiapkan diri untuk melaksanakan tindakan yang direncanakan.; (3) peneliti memberikan pengarahan, motivasi dan stimulus agar siswa dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik serta dapat
melaksanakan perannya berdasarkan rencana; (4) peneliti melakukan pemantauan komperhensif terhadap pelaskanaan evaluasi dengan menggunakan instsmmen
pengumpul data yang telah dibuat sehingga diperoleh data emperik pelaksanaan tindakan
pembelajaran, kendala yang dihadapi, serta kesempatan dan peluang yang berkaitan
dengan teknik permaianan ular tangga dan metode eksprimen dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam. Data tersebut akan dijadikan bahan
refleksi. Adapun pelaksanaan kegiatan termasuk hasil yang dapat dijaring pada siklus
pertama dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Kegiatan dan Data pada Siklus Kedua Pertemuan Pertama
Jika pada siklus pertama pertemuan pertama, anggota peneliti/pelaksana
Indonesia, maka pada tahap ini kegiatan tersebut tidak dilakukan. Pada tahap ini
pelaksana tindakan melakukan: (1) Kelompok-kelompok siswa (yang sudah dibentuk)
disiapkan dan diatur tempat duduknya agar suasana menjadi menarik; (2) guru
membagikan naskah soal hasil jawaban siswa pada siklus pertama; (3) siswa diminta
kembali mempelajari soal-soal tersebut berdasarkan masukan dari guru; dan (4) siswa
berlatih kembali menjawab soal-soal tersebut secara kelompok.
Perbaikan hasil tes siswa secara (berdaur ulang), dapat dilihat pada tabel berikut.
Sedangkan, untuk latihan, konsepnya sama dengan kegiatan serupa pada siklus pertama,
yakni latihan dilakukan di dalam kelas (dalam ruangan). Pada kegiatan ini diperoleh data
sebagai berikut.
Guru/pelaksana selanjutnya memberikan kesempatan kepada masing-masing
siswa untuk menjawab semua soal yang telah diberikan. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh gambaran awal tentang kemampuan penguasaan materi bahasa Indonesia.
Melalui latihan tersebut, setelah diadakan pemeriksaan dengan seksama. Maka
diperoleh data mengenai kemampuan penguasaan materi bahasa Indonesia.
Hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelas (Siklus II)
No Kegiatan Kategori
SB B C KB SKB
1 Disiplin
2 Tekun
3 Konsentrasi
4 Kreativitas
5 Penampilan
Ketika pembelajaran berlangsung, siswa memperhatikan pembelajaran dan
terlihat senang ketika pembelajaran berlangsung. Semua instruksi dan arahan guru
dilaksanakan. Jika ada hal yang kurang jelas atau yang kurang dimengerti siswa bertanya
kepada guru. Siswa tidak terlihat ragu- ragu ketika mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru
2. Hasil Aktivitas Guru Siklus II
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru di Kelas
Berikut ini adalah hasil observasi aktivitas guru di kelas yang diobservasi oleh
rekan sesama peneliti
Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II
N o
Kegiatan Ya Kadang-kadang Tidak
1 Guru membuat RPP
2 Membuka kegaitan pembelajaran
3 Membawa alat bantu
4 Memperkenalkan alat bantu
5 Menyampaikan tujuan pembelajaran
6 Menyampaikan materi pembelajaran
7 Memberikan kesempatan bertanya
8 Memberikan penekanan terhadap materi
9 Guru terlihat senang ketika KBM
10 Menyiapkan LKS
11 Menutup kegiatan PBM
Keterangan:
Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar, guru terlebih dahulu membuat
menyapa dan mengabsen siswa. Guru juga memperkenalkan alat bantu serta
menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran. Ketika pembelajaran berlangsung, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Guru terlihat senang dan percaya
diri ketika pembelajaran berlangsung. Ketika pembelajaran harnpir selesai, guru menutup
kegiatan pembelajaran dengan memberi penguatan materi dan ucapan salam.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, maka ada beberapa hal penting
yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Siswa sudah mempunyai pengetahuan dasar dalam berbicara / bercerita sehingga
meskipun hanya sedikit dijelaskan pengantar materi, siswa dapat menerima dan
mengerjakan tugas dengan baik.
2. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan
Tabel 4.5 Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran Bahasa Indonesia Sesudah Perbaikan pada siklus kedua pertemua pertama
No Nama Siswa L/P
1 Ajrun Tajudin L 8
2 Ardiansyah Omo L 8
3 Johan Saputra Herman L 8
4 Pirawansyah See L 8
5 Kamarudin Ismail L 7
6 Almunawara Sulaiman L 7
7 Fiqirawan Mustakim L 7
8 Mulyadin Sudirman L 8
9 Anita Burhan P 7
10 Amirullah Ambotang L 7
11 Rizkika Hidayat P 6
12 Gita Findan P 8
14 Fitrianingsih Juhari P 8
15 Jusniarti Fatmah P 8
16 Rahmawati H.M Natsir P 8
17 Rosmawati Amiruddin P 8
18 Etikus Endang Abdullah P 8
19 Miranti M. Amir P 8
Jumlah 145
Rerata 7.63
2. Kegiatan dan Data pada Siklus kedua Pertemuan Kedua
Guru/pelaksana tindakan pertama-tama memberikan kesempatan kepada
masing-masing siswa untuk menjawab semua soal yang telah diberikan. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh gambaran perkembangan tentang kemampuan penguasaan materi Ilmu
Pengetahuan Alam.
Melalui latihan tersebut, setelah diadakan pemeriksaan dengan seksama. Maka
diperoleh data mengenai kemampuan penguasaan materi Imu Pengetahuan Alam.
Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut.
Tabel 4.6 Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sesudah Perbaikan
No Nama Siswa L/P
1 Ajrun Tajudin L 9
2 Ardiansyah Omo L 10
3 Johan Saputra Herman L 10
14 Fitrianingsih Juhari P 9
15 Jusniarti Fatmah P 10
16 Rahmawati H.M Natsir P 9
17 Rosmawati Amiruddin P 9
18 Etikus Endang Abdullah P 8
19 Miranti M. Amir P 10
Jumlah 166
Rerata 8.73
F. REFLEKSI SIKLUS KEDUA
1. Refleksi Siklus Kedua Pertemuan Pertama
Setelah diadakan siklus kedua, siswa setelah menyempurnakan soal-soal yang
telah diberikan dan dilanjutkan dengan berlatih untuk menjawab soal-soal tersebut yang
telah disempurnakan. Pada tahapan kegiatan ini, masing-masing siswa memperolah hasil
berbeda. Karena kegiatan ini sifatnya mengulang kegiatan serupa pada siklus pertama,
kegiatan ini menjadi lebih lancar. Pada tahapan ini juga terjadi peningkatan hasil. Jika
pada kegiatan serupa di siklus pertama diketahui delapan siswa memperoleh skor kurang
baik (50), empat siswa mendapat skor cukup (60), empat siswa mendapat nilai bagus
(70), dan tiga siswa mendapat nilai sangat bagus (80). Maka, pada kegiatan ini (siklus
kedua) pada pertemuan pertama diperoleh data: tidak satu pun siswa yang memperoleh
skor kurang (50), hanya satu siswa yang mendapat nilai cukup (60), apalagi kurang atau
sangat kurang. Di sini tercatat (13) tiga belas siswa mendapat nilai sangat baik (80), dan
sisanya lima orang siswa mendapat nilai baik (70). Dengan demikian, berangkat dari
kenyataan/ permasalahan di atas dapat dikatankan bahwa dalam pembelajaran materi
bahasa Indonesia dengan menggunakan teknik diskusi dapat dikatakan berhasil.
Untuk aktivitas proses pembelajaran, dapat digambarkan bahwa hampir semua
belum sempurna pelaksanaanya pada siklus pertama disempurnakan. Pada tahap ini
sudah tidak adalagi kegiatan yang pelaksanaannya kurang optimal meskipun masih
terdapat satu pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan yang direncanakan, yaitu dosen
membentuk kelompok-kelompok siswa yang terdiri atas 6 – 7 orang per kelompok (masih
terdapat kelompok yang anggotanya 8 orang). Yang terakhir ini memang sengaja
dibiarkan karena memang tidak diperlukan pembentukan kelompok tambahan.
2. Refleksi Siklus Kedua Pertemuan Kedua
Kegiatan pada pertemuan kedua ini merupakan kegiatan penutup untuk siklus
kedua pada pertemuan kedua. Pada tahap ini diperoleh hasil sebagai berikut. Setelah
diadakan siklus kedua pertemuan kedua, siswa setelah menyempurnakan soal-soal yang
telah diberikan dan dilanjutkan dengan berlatih untuk menjawab soal-soal tersebut yang
telah disempurnakan. Pada tahapan kegiatan ini, masing-masing siswa memperolah hasil
berbeda. Karena kegiatan ini sifatnya mengulang kegiatan serupa pada siklus pertama,
kegiatan ini hasilnya menjadi lebih baik. Pada tahapan ini juga terjadi peningkatan hasil.
Jika pada kegiatan serupa di siklus pertama diketahui empat siswa memperoleh skor
kurang baik (50), tujuh siswa mendapat skor cukup (60), lima siswa mendapat nilai bagus
(70), dan tiga siswa mendapat nilai sangat bagus (80). Maka, pada kegiatan ini (siklus
kedua) pada pertemuan kedua diperoleh data: tidak satu pun siswa yang memperoleh skor
kurang (50), bahkan cukup juga sama sekali tidak ada. hanya satu siswa yang mendapat
nilai baik (70). Di sini tercatat (14) empat belas orang siswa mendapat nilai terbaik
(10-9), dan tujuh orang siswa mendapat skor sangat baik (80), dan sisanya hanya satu orang
permasalahan di atas dapat dikatan bahwa dalam pembelajaran materi Ilmu Pengetahuan
Alam dengan menggunakan teknik eksprimen dapat dikatakan berhasil.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan: Setelah siswa diberi tindakan
sebayak satu kali (dua siklus), kemampuannya menguasai maupun pemahannya
terhadap materi baik pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan
Alam dengan pendekatan pemainan ular tangga dan eksprimen tergolong
berkategori baik dan sangat (terbaik) tercatat lebih dari 75%. Berdasarkan tabel 1
setelah siklus kedua dilaksanakan, yang memperoleh skor rerata 8 – 7 sebanyak 18
orang siswa (90,47%). Artinya, kemampuan dalam penguasaan materi tergolong
sangat baik. Sedangkan, berdasarkan tabel 2, siswa yang memperoleh skor rerata
10 – 9 - dan 8 sebayak 18 orang siswa (90,47%). Artinya, siswa sudah menguasai
materi dengan baik
Eksposisi ini menunjukkan bahwa penelitian ini sudah berhasil. Hal ini
ditandai dengan telah tercapainya indikator keberhasilan penelitian, yakni siswa
yang memiliki kemampuan penguasaan materi dan pemahaman sangat baik
minimal 75%. Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh ditujukkan bahwa
siswa yang menguasai materi sudah di atas 70% yaitu 90,47%. Dengan demikian,
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Kegiatan penelitian ini adalah penelitian terapan yang berupa penelitian untuk
peningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
tindakan kelas. Beberapa hal yang patut digarisbawahi sebagai simpulan adalah:
1. Tatacara penggunaan strategi permaianan ular tangga dan Eksprimen
untuk meningkatkan kemampuan penguasaan dan pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan
Alam dengan beberapa tahapan. Tahapan yang dimaksud adalah: (a)
persiapan, (b) aktivitas belajar mengajar, dan (c) tahap pelakasanaan
tindakan.
2. Setelah siswa diberi tindakan sebayak satu kali (dua siklus),
kemampuannya menguasai maupun pemahannya terhadap materi baik
pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam
dengan pendekatan permaian ular tangga dan eksprimen tergolong
berkategori baik dan sangat (terbaik) tercatat lebih dari 75%.
Berdasarkan tabel 4. 5 dan 4.6 setelah siklus kedua dilaksanakan, yang memperoleh skor rerata 8 – 7 sebanyak 18 orang siswa (90,47%).
Artinya, kemampuan dalam penguasaan materi tergolong sangat baik.
Sedangkan, berdasarkan tabel 2, siswa yang memperoleh skor rerata
10 – 9 - dan 8 sebayak 18 orang siswa (90,47%). Artinya, siswa sudah
2. Eksposisi ini menunjukkan tingkat keberhasilan yang ditandai dengan
telah tercapainya indikator keberhasilan penelitian, yakni siswa yang
memiliki kemampuan penguasaan materi dan pemahaman sangat baik
minimal 75%. Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh
ditujukkan bahwa siswa yang menguasai materi sudah di atas 70%
yaitu 90,47%.
5.2 Saran-saran
1. Agar memiliki nilai guna yang optimal, semua hasil penelitian ini harus segera
disoialisasikan dan ditindaklanjuti. Terutama yang berhubungan dengan bagaimana
memanfaatkan berbagai strategi pembelajran, salah satunya adalah dengan strategi
permaian Ular Tangga dan Eksprimen.
2. Guru-guru Sekolah Dasar harus terus menggiatkan pelaksanaan penelitian tindakan
semacam ini, sehingga nantinya akan diperoleh berbagi strategi dalam upaya
peningkatan kualitas pembelajaran, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 1993. Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud _______. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Depdikbud
Elang, Kusnadi. 2002. Materi Pokok Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Universitas Terbuka.
Jehan, W. George 1997. Teknik Berbicara yang Meyakinkan dan Efektif. Jakarta : Gunung Jati
N.K., Roetiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rinneka Cipta
Nurhadi dan Gerrad Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang : Universitas Malang
Sibarani, R. 1992. Hakikat Bahasa. Bandung : PT. Aditya Bakti
Taufik, Agus. 2002. Teori-teori Belajar dan Implikasi dalam Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wardani, I.G.K. dkk. 2004. Materi Pokok Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : 5/I
Waktu : 2 x 30 menit (2 jam pelajaran) Tema : Lingkungan
A. Standar Kompetensi: Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat, dan membaca cerita atau puisi.
B. Kompetensi Dasar: Menemukan hal-hal penting pada cerita legenda yang dibaca.
C. Indikator:
Membaca sebuah cerita legenda.
Mencatat hal-hal yang mengesankan dari cerita legenda yang dibaca. Mencatat hal-hal penting dari cerita legenda yang dibaca.
Membuat sinopsis cerita legenda yang dibaca.
D. Hasil Belajar:
Hal-hal mengesankan dari cerita legenda yang dibaca. Hal-hal penting dari cerita legenda yang dibaca. Sebuah sinopsis cerita legenda yang telah dibaca.
E. Metode Pembelajaran:
1 Prakegiatan Klasikal 3 menit
a.Guru menyapa siswa, memeriksa kehadiran siswa, dan mengondisikan siswa agar siap menerima pelajaran.
b.Guru menyiapkan media dan sumber belajar.
2 Kegiatan Awal Klasikal 5 menit