• Tidak ada hasil yang ditemukan

163063900 27 NURPI HENDRAYANI docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "163063900 27 NURPI HENDRAYANI docx"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA DAN MEMAHAMI BERBAGAI BENTUK ENERGI (IPA)

DENGAN METODE EKSPRIMEN MURID KELAS V SDN 3 JURIT TAHUN PEMBELAJARAN 2010

Oleh

NURPI HENDRAYANI

NIM. 813619097

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS TERBUKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH

MATARAM

2010

LEMBAR IDENTITAS PENGESAHAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA DAN MEMAHAMI BERBAGAI BENTUK ENERGI (IPA)

(2)

NIM : 813619097

Program Studi : Sl PGSD

Tempat Mengajar: SDN 8 JURIT

Tanggal Pelaksanaan:

N

o Hari / Tanggal Waktu Mata Pelajaran Siklus 1 Selasa, 16 September 2010 07.30- 08.10 B. Indonesia I/I 2 Senin, 24 September 2010 07.30- 08.10 IPA I/II 3 Selasa, 14 Oktober 2010 07.30- 08.10 B. Indonesia II/I 4 Senin, 21 Oktober 2010 07.30- 08.10 IPA II/II

Jurit, 10 Desember 2010

Menyetujui

Supervisor Mahasiswa,

Drs. Cedin Atmaja, M. Si Nurpi Hendrayani

NIP 195612311983011003 NIM.

813619097

Ucapan Terima Kasih

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rakhmat-Nya sehingga penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini ini dapat diselesaikan

dengan baik. Laporan ini dapat berjalan sesuai dengan rencana, oleh karena itu dalam

kesempatan ini tidak lupa diucapkan terima kasih banyak kepada:

1. Bapak Drs. L.M Tauhid, M.Pd selaku kepala UPBJJ UT Mataram

(3)

3. Bapak Kepala Sekolah Dasar Negeri 3 Jurit

4. Semua pihak yang telah ikut memberikan sumbangsihnya.

Mudah-mudahan amal baik semua pihak mendapat imbalan yang setimpal dari

yang Mahakuasa.

Akhirnya, penulis mengharapkan semoga laporan yang sederhana ini dapat

memberikan sumbangan ilmu pengetahuan yang berharga bagi peningkatan mutu

proses pembelajaran berikutnya..

Jurit, 10 Desember 2010

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... v

Daftar Lampiran ... ... vi

I. PENDAHULUAN. ... ... ... 1

A. Latar Belakang ... ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Perbaikan... 6

D. Manfaat ... ... 7

(4)

A. Subjek Penelitian... 11

B. Deskrepsi Perbaikan... 11

1. Tahap Perencanaan Tindakan ... 12

2. Tahap Pelaksanaa Tindakan ... 13

3. Tahap Refleksi ... 15

4. Analisis Data ... 15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16

A. Siklus Pertama ... 16

B. Pelaksanaan Tindakan dan Evaluasi Siklus Pertama... 18

C. Refleksi Siklus Pertama... 22

D. Siklus Kedua ... 24

E. Pelaksanaan Tindakan dan Evaluasi Siklus Kedua ... 27

F. Refleksi Siklus Kedua ... 30

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 34

A. Simpulan ... 35

B. Saran ... 36

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

Indonesia berlandaskan Pancasila yang bertujuan untuk membentuk pribadi-pribadi yang

(5)

hidup, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat

kebangsaan sehingga dapat melahirkan manusia-manusia pembangunan yang dapat

membangun dirinya sendiri dan bertanggungjawab atas pembangunan bangsa. Untuk

mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, guru mempunyai tugas dan peranan yang

sangat penting. Tugas seorang guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa

tetapi lebih jauh dari itu yaitu turut mengambil bagian dalam upaya pembentukan pribadi

moral anak didik agar menjadi manusia pembangunan sesuai dengan palsafah Pancasila

dan UUD 1945.

Pendidikan nasional yang berbasis kompetensi adalah pendidikan yang

menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan.

Kompetensi lulusan suatu jenjang pendidikan, sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional,

mencakup komponen pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas,

kesehatan, akhlak, ketakwaan, dan kewarganegaraan.

Dalam upaya mencapai tujuan Nasional seperti yang diharapkan di atas,

Departemen Pendidikan Nasional menetapkan kebijakan untuk menyempurnakan

Kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 atau dikenal dengan Kurikulum Berbasis

Kompetensi ( KBK ).

Sekolah Dasar (SD) sejak tahun 2004/2005 telah menerapkan Kurikulum 2004

( KBK ). Sesuai dengan tujuan kurikulum KBK itu, maka sekolah dan guru harus

mengembangkan kurikulum tersebut agar apa yang diinginkannya dapat dicapai dengan

cara yang efektif dan efisien. Salah satunya komponen pengembangan kurikulum yang

sangaat penting adalah penetapan Strategi pengajaran yang tepat dan sesuai dengan

(6)

Strategi pembelajaran dirasakan sangat sesuai dengan kurikulum 2004 untuk

bidang studi bahaasa Indonesia adalah Strategi Pembelajaran dengan sistem kebersamaan

(Cooperativ Learning). Dalam penerapannya dapat digunakan metode pengajaran yang

bervariatif tetapi harus tetap dengan cara saling membagi tugas dan hasil untuk

kepentingan bersama. Metode tersebut adalah metode Pembelajaran permainan ular

tangga dan eksprimen. Pembelajaran tidak hanya dibutuhkan strategi tetapi juga

diperlukan media pengajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Dalam hal ini

penulis melakukan aksi penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran dengan

menerapkan Strategi Pembelajaran permainan ular tangga dan eksprimen.

Jadi, tugas seorang guru adalah mendidik, mengajar dan melatih siswanya agar

mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik. Guru harus menguasai strategi atau

berbagai kemampuan mengajar. Salah satu bagian dari pengembangan Pembelajaran

permainan ular tangga dan eksprimen.

Dalam Undang-undang Dasar 45 tentang sistem pendidikan Nasional pada pasal

4 menegaskan bahwa pendidiakan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa dan berbudi pekerti luhur, serta memiliki

pengetahuan dan ketrampilan, kesehatann jasmani dan rohani, berkepribadian yang

mantap serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Selain hal tersebut, dalam

PP no. 28 tahun 1990 pasal 3 disebutkan “pendidikan dasar bertujuan untukl

memmebrikan bekal kemampuan dasar pada peserta didik untuk mengembangkan

kehidupannya sebagai pribadi, warga negara dan umat manusia serta mempersiapkann

(7)

Guru sebagai salah satu komponen penting sekolah harus memiliki kemampuan

profesional yang memadai agar mampu mencapai tujuan pendidikan Nasional. Guru tidak

mungkin berarti apa-apa tanpa kehadiran peserta didik (siswa), karena objek utama

pengembangan adalah siswa, terutama sekali kemampuan profesional, keluasan dan

kedalaman wawasan yang digunakan sebagai landasan dalam mengambil keputusan.

Guru harus kaya dengan inovasi kreatif dalam memilih strategi (metode) pembelajaran

yang digunakan. Laporan perbaikan salah satu hal yang membantu dalam usaha

meningkatkan kemampuan guru melakukan penelitian tindakan kelas.

Berangakat dari komponen-komponen yang dijabarkan di atas, maka salah satu

yang menjadi persoalan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah mata pelajaran bahasa

Indonesia dan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Bahasa Indonesia dan Ilmu

Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang sangat penting di dalam

mempersiapkan murid untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dari

pembelajaran kedua mata pelajaran tersebut menunjukkan tingkat penguasaan siswa

yang sangat rendah. Hal tersebut terbukti dari nilai siswa setelah beberapa kali diadakan

ulangan (evaluasi).

Terhadap kenyataan tersebut di atas, tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja (terus

menerus). Dalam hal ini, guru sebagai tenaga pengajar harus bertanggung jawab di dalam

mengartarkan peserta didik agar mampu menguasai materi pelajaran serta keterampilan

yang mendukung materi pelajaran tersebut. Salah satu di antara metode peningkatan

tersebut, tentunya harus dikembalikan kepada tugas seorang guru yaitu melalui penelitian

(8)

Memperbaiki pembelajaran terutama pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu

Pengetahuan Alam di SDN 8 Jurit merupakan tujuan utama dari penelitian tindakan kelas

ini.

Berdasarkan uraian dan temuan peneliti (guru) mata pelajaran Bahasa Indonesia

dan Ilmu Pengetahuan Alam seperti yang disebutkan di atas, dapat dipetakan

permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru adalah sebagai berikut :

1. Siswa SDN 8 Jurit kurang bergairah dalam pembelajaran/ kurang memperhatikan

guru yang sedang menerangkan;

2. Penanda utama kekuranggairahan siswa tersebut dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam adalah rendahnya partisipasi dan inisiatif

siswa selama proses pembelajaran berlangsung;

3. Kurangnya keberanian mengemukakan pendapat (mengancungkan tangan)

termasuk tidak berani tampil di depan kelas;

4. Guru belum maksimal menggunakan media dan strategi pembelajaran yang

bervariasi; dan

5. Guru membutuhkan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kegairahan

siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam

sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa.

Jika dicermati secara seksama, akar permasalahan di atas adalah kurangnya

kemampuan menguasai materi bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam termasuk

kurangnya keberanian siswa untuk tampil di muka kelas. Karena itu, masalah utama yang

(9)

penguasaan materi oleh siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu

Pengetahuan Alam agar terjadi interaksi positif dalam pembelajaran, yang sekaligus dapat

meningkatkan hasil belajar siswa baik menggunakan strategi Pembelajaran permainan

ular tangga dan eksprimen.

B. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian meta masalah pada bagian pendahuluan di atas, dapat

dirumuskan masalah utama yang akan dikaji melalui penelitian tindakan kelas ini adalah

sebagai berikut. (1) bagaimana meningkatkan kemampuan berbicara dengan media permainan ular tangga dan mamahami berbagai bentuk energi (IPA) dengan metode

eksprimen murid kelas V SDN 3 Jurit tahun ajaran 2010-2011?

2. Pemecahan Masalah

Untuk mencapai hasil yang memuaskan, guru harus mengelola kegiatan

pengajaran Bahasa Indonesia dan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masing-masing

melalui penggunaan strategi permainan ular tangga dan mamahami berbagai bentuk

energi (IPA) dengan metode eksprimen murid kelas V SDN 3 Jurit tahun ajaran

2010-2011 dengan sebaik-baiknya. Hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam mengelola

kegiatan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Persiapan

Pertama kali guru harus membentuk kelompok-kelompok siswa. Jumlah

(10)

kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari bahan tertentu yang sudah

diberikan.

2. Aktivitas Belajar-Mengajar

a. Kelompok-kelompok siswa disiapkan dan diatur tempat duduknya agar

suasana menjadi menarik.

b. Setelah kelompok diatur, guru memberikan deskripsi materi baik mata

pelajaran bahasa Indonesia maupun mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Kegiatan ini dapat diulangi kembali untuk meningkatkan antusaisme siswa

untuk menciptakan suasana belajar. Kelompok yang sudah menyelesaikan diskusinya

berdasarkan waktu yang disepakati diberikan penghargaan di hadapan semua kelompok.

Dalam aktivitas ini guru memiliki peranan yang sangat penting. Sebelum guru

memberikan tugas kepada siswa, ia harus memahami dan dapat menjelaskan materi agar

apa yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik.

Jadi berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka hipotesis tindakan penelitian

ini adalah sebagai berikut : melalui penggunaan strategi permainan ular tangga dan mamahami berbagai bentuk energi (IPA) dengan metode eksprimen murid kelas V SDN

3 Jurit tahun ajaran 2010-2011 akan dapat ditingkatkan.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan aktivitas penguasaan materi

oleh siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi

(11)

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan strategi (metode) eksprimen.

D. MANFAAT HASIL PENELITIAN

Hasil yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas yang diadakan adalah

sebagai berikut :

Bagi Siswa :

1. Meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam menggunakan strategi

Diskusi;

2. Meningkatkan keberanian untuk tampil di muka kelas;

3. Meningkatkan kreativitas berpikir dan bernalar siswa;

4. Meningkatkan gairah siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu

Pengetahuan Alam; dan

5. Menghilangkan kejenuhan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu

Pengetahuan Alam.

Bagi guru :

1. Tersusunnya prosedur pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan

Alam yang benar-benar dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan

pemahaman siswa serta meningkatkan keberaniannya tampil di depan kelas;

2. Tersusunnya topik-topik. pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan

Alam yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan minat siswa, yang

menarik, yang memberikan wawasan dan pengetahuan baru, serta yang

(12)

Bagi Sekolah :

1. Akan meningkatkan kualitas lulusan;

2. Meningkatkan kredibilitas sekolah yang bersangkutan; dan

3. Meningkatkan grade sekolah.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Strategi

Di dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat

belajar secara efektif dan efisien, menggena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu

langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

(13)

Untuk memenuhi salah satu kompetensi guru dalam sistem instruksional yang

modern, maka perlu diuraikann masing-masing teknik penyajian secara mendalam dan

terinci. Untuk mendalami tentang teknik penyajian pelajaran, maka perlu dijelaskan arti

teknik penyajian tersebut.

Strategi penyajian pembelajaran adalah suatu teknik pengetahuan tentang

cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain adalah

sebagai teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajika bahan

pelajaran kepada siswa di dala kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami

dan digunaka oleh siswa dengan baik. Di dalam kenytaa casra atau metode merngajar

atau teknik penyajian yang digunakan guru untuk menyampaikann informasi atau

massage lisan kepada siswa dalam menguasai pengetahuann, keterampilann serta sikap.

Metode yang digunakan untuk memecahkan suatu masaalah yang dihadapi ataupun untuk

mernjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yanh digunakan untuk tujuann

agar isswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam

menghadapi segala ersoalan.

Rumusan instruksiona yang dibat oleh guru tidak selalu hanya satu tujuann,

kadang-kadang banyak atau mungkin bahkan beberapa tujua. Untuk encapai hal tersebut,

maka guru memkerlukan beberapa teknikk penyajian pula yang digunakan agar ada yang

bervariasi. Dalam mencapai tujuan teknik penyajian dipandangs eabagai suatu alat atau

sebagai suatu cara yang harus digunakan oleh guru agar rtujuan dari pelajaran itu

tercapai. Sudahn sewajarnya pula bila setiap teknik mengajar hanya dapat digunakan di

dalam situasi dan tujuan teertentu, kalau situasi dan tujuan berubahh, maka cara

(14)

beberapa macamteknik penyajian dengan baik, sehingga ia mampu memilihh teknik

yang paling efektif untuk mencapai suatu tujuan tersebut, tanpa terasa mengubah situasi

pengajaran.

1. Media

Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam penelitian ini maka peranan

media sangatlah penting, untuk itu perlu pemahaman lebih mendalam mengenai

media pembelajaran.

Kata media berasal dari babasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

‘tengah’,’perantara’, atau ‘pengantar’. Dengan kata lain media adala perantara atau

pengantar pesan dan pengirim pesan kepada penerima pesan. Suparman (1997)

mendefinisikan media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau

informasi dan pengirim kepada penerima pesan. (Fathurrobman dan Sutikno dalam

Strategi Belajar Mengajar). Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan

sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi

yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. Sedangkan menurut EACT

dalam http II wijayalabs. blogspot. coml2007/1 1 / media pembelajaran .html ) media

adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. Djamrah

(1995:136) ( http II wjayalabs. blogspot. corn /2007 /11 / mediapembelajaran.html)

media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna

mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan ( http : //anak-ciremai. blogspot. corn /

2006 / 06/ rnakalah-ilmupendidikan-tentang-media-html) memberi batasan media

pembelajaran sebagai suatu benda, alat, metode untuk memngkatkan efektifitas

(15)

Jadi, kesimpulannya media adalah sesuatu yang dapat merangsang peserta didik

untuk menyampaikan informasi dalam pendidikan yang dapat menunjang proses

belajar mengajar di kelas (dalam Fabrizan, 2010).

2. Fungsi Media

Menurut Fathurrohrnan dalam bukunya yang berjudul Sategi Belajar Mengajar

halaman 67, fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran adalah:

a. Menarik perhatian siswa

b. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran

c. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk

kata-kata tertulis atau lisan)

d. Mengatasi keterbatasan ruang

e. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif

f. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan

g. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar

h. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah

belajar

i. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta

j. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Sedangkan fungsi atau manfaat media menurut Harjanto (1997:245) yang

dikutip dalam (www.wijayalabs. blogspot. corn 2007 / 11 / media pembelajaran.html)

adalah sebagai berilcut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis (tahu kata-kata tapi tidak

(16)

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya mdera

c. Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi

sikap pasif siswa

d. Dapat menimbulkan presepsi yang sama terhadap suatu masalah.

3. Persyaratan Pemilihan Media

Media yang akan dipergunakan oleh guru pada proses pembelajaran pada

prinsipnya harus dapat meningkatkan efektivitas dan kelancaran proses pembelajaran.

Adapun beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam rnemilih alat bantu

pembelajaran (media), (dikutip dalam skripsi Sapiin hal. 13) yaitu antara lain:

1. Wawasan dan kemampuan guru

2. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (sesuai dengan materi yang akan

diajarkan)

3. Fasilitas yang tersedia

4. Sederhana dan mudah dimengerti

5. Menggunakan bahan yang mudah didapat

6. Dapat memotivasi anak dalam pembelajaran

7. Dapat mengganti objek yang sesungguhnya

8. Menarik perhatian, sesuai dan seimbang.

Sedangkan menurut (Sudjana dkk, 2002 :4) syarat pemilihan media adalah

sebagai berikut

a. Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran

(17)

c. Kemudahan memperoleh media

d. Keterampilan guru dalam menggunakannya

e. Tersedia waktu untuk menggunakannya

f. Sesuai dengan taraf berpikir siswa

Berdasarkan beberapa faktor di atas, dapat dikatakan bahwa pemilihan media

permainan ular tangga sudah termasuk di dalamnya. Dengan memanfaatkan

permainan ular tangga, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu, siswa

juga bisa belajar sambil bermain. Tentu hal ini akan sangat menyenangkan bagi siswa.

2.3.3 Ular Tangga

Ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh 2

orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di berapa

kotak digambar sejumlah “tangga” atau “ular” yang menghubungkannya dengan

kotak lain. (http://id.wikipedia.org/wiki/Ular_tangga).

Dalam permainan ular tangga,, terdapat istilah dadu. Dadu adalah sebuah obbjek

kecil yang umumnya berbentuk kubus yang digunakan untuk menghasilkan rangka

atau simbol acak. (http: I/id. wikipedia. org / wild / Ular_tangga). Dadu digunakan

dalam permainan ular tangga. Selain dadu, juga digunakan plastik yang menyerupai

kerucut kecil yang digunakan untuk menjalankan permainan.

Permainan ular tangga sangat sederhana. Pemain melempar dadu untuk

rnenghasilkan angka. Ketika mata dadu jatuh pada nomor tertentu, maka disitulah

kerucut kecil diletakkan.

(18)

Dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka segala sesuatu

memerlukan eksprimentasi. Begitu juga dalam cara : baik mengajar, dalam evaluasi,

tidak ketinggalan juga adalah dalam tarap penelitian. Yang dimaksud dengan eksprimen

dalam tulisan ini berangkat dari pendapat Roetiyah (2001 : 80) menyatakan suatu cara

mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati

prosesnya serta menuliskan hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi

oleh guru.

Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan

menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan

mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih daam cara berpikir yang ilmiah.

Dengan eksprimenn siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang

dipealajarinya.

Dalam pelakaan teknik eksprimen itu efesien dan efektif, perlu peneliti

memperhatikan hal-hal sebagai berikut..

a. Dalam eksprimen setiap siswa harus mengadakan percobaann,

maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaann harus cukup bagi

setiap siswa.

b. Agar eksprimen iyu tidak gagal dan siswa menemuka bukti yang

meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membawa apa-apa

(membehayakan), maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang

digunakan harus baik dan bersih.

c. Siswa dalam eksprimen adaah seasng belajar dan berlatihh, maka perlu

(19)

pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa

dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih objek

eksprimen.

Deskripsi di atas sangat sinkron dengan permasalah yang terjadi dalam

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, yakni menghasilkan peserta didik (murid) mahir

dalam menghadapi suatu teknik percobaan (teknik). Karena teknik eksprimen akan lebih

menuntut kreativitas percobaan dengan sangat teliti dan berhati-hati.

BAB III

METODE ATAU PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. SUBJEK PENELITIAN

Pelakasanaan kegiatan perbaikan pembelajaran dalam penelitian tindakan

kelas ini dilakukan di kelas II semester satu (I) Sekolah Dasar Negeri 3 Jurit sejak

tanggal 6 September 12 Oktober 2010 dengan jadwal sebai berikut.

1. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam

(20)

<> Bahasa Indonesia, pada hari Selasa, 7 September 2010 untuk siklus I/I (siklus pertama pada pertemua pertama).

<> Ilmu Pengetahuan Alam, pada hari Senin, 15 September 2010 untuk siklus I/II (siklus pertama pertemuan Kedua).

2. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam

masing-masing sebagai berikut.

<> Bahasa Indonesia, pada hari Selasa, 3 Oktober 2010 untuk siklus II/I (siklus Kedua pada pertemua pertama).

<>. Ilmu Pengethuan Alam, pada hari Senin, 9 Oktober 2010 untuk siklus II/II (siklus Kedua pertemua Kedua).

b. Metode Observasi

Peneliti melakukan pengamatan/observasi terhadap objek penelitian pada saat

pelaksanaan tindakan berlangsung. Untuk lebih memudahkan dalam perekaman data

atau informasi yang diperoleh melalui observasi, peneliti menggunakan instrumen

observasi yaitu ceck list atau bisa disebut daftar cek. Cek list atau daftar cek terdiri

dari daftar item yang berisi nama-nama subyek dan faktor-faktor yang diselidiki.

Tabel 1: Format Observasi

Nama Subyek

Aspek Yang Dinilai Keterangan

Disipli

n Tekun DlmPemb Konsentrasi Kreatifitas Penampilan SB B C KB SKB

(21)

SB : Sangat Baik

B : Baik

C : Cukup

KB : Kurang Baik

SKB : Sangat Kurang Baik

Indikator penilaian:

1. Disiplin

SB : Siswa sangat menaati semua peraturan permainan

B : Siswa menaati peraturan permainan

C : Siswa sesekali tidak menaati peraturan permainan

KB : Siswa kurang menaati peraturan permainan

SKB : Siswa tidak menaati peraturan permainan

2 . Tekun dalam pembelajaran

SB : Siswa segera memperhatikan dan melaksanakan dengan baik instruksi

dan arahan guru

B : Siswa memperhatikan dan melaksanakan instruksi dan arahan guru

C : Siswa sesekali tidak memperhatikan dan melaksanakan instruksi dan

arahan guru

KB : Siswa kurang memperhatikan dan kadang tidak melaksanakan instruksi

dan arahan guru

SKB : Siswa tidak memperhatikan dan tidak melaksanakan instruksi dan

arahan guru

(22)

SB :Siswa memperhatikan dengan seksama penampilan teman di depan kelas

B : Siswa memperhatikan penampilan teman di depan kelas

C : Siswa sesekali tidak memperhatikan penampilan teman di depan kelas

KB : Sebagian siswa kurang memperhatikan penampilan teman di depan kelas

SKB : Siswa tidak memperhatikan penampilan teman di depan kelas

4. Kreativitas siswa

SB : Siswa mempunyai kreatifitas yang tinggi dalam melaksanakan perintah soal

yang diberikan oleh guru

B : Siswa cukup kreatif dalam melaksanakan perintah soal yang diberikan oleh guru

C : Siswa kurang kreatif dalam melaksanakan perintah soal yang diberikan oleh guru

KB : Siswa tidak kreatif dalam melaksanakan perintah soal yang diberikan oleh guru

SKB : Siswa sama sekali tidak kreatif dalam melaksanakan perintah soal yang

diberikan oleh guru

5. Penampilan

SB : Siswa tampil sangat percaya diri di depan kelas

B : Siswa tampil percaya diri di depan kelas

C : Siswa sesekali tampil kurang percaya diri di depan kelas

KB : Sebagian siswa tampil kurang percaya diri di depan kelas

SKB : Siswa sama sekali tampil tidak percaya diri di depan kelas

(23)

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir siswa dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam. Proses pelaksanaan

tindakannya melalui dua tahap secara berdaur ulang (dalam 2 siklus) mulai dari (1)

perencanaan, (2) tindakan dan pengamatan, dan (3) refleksi.

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti dan teman sejawat secara kolaboratif mengadakan kegiatan

sebagai berikut : (1) mengamati teknik (metode) pembelajaran yang digunakan guru

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2) mengidentifikasi

faktor-faktor hambatan yang ditemui guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan

Ilmu Pengetahuan Alam, (3) merumuskan altematif tindakan yang akan dilaksanakan

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai upaya untuk

meningkatkan aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir

siswa dalam pembelajaran Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Alam, (4) menyusun rancangan

pelaksanaan pembelajaran Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan strategi

permainan ular tangga dan metode eksprimen dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam rangka meningkatkan aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir siswa dalam pembelajaran., yang meliputi (1)

memilih topik yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan minat siswa, yang

menarik perhatian siswa, yang mampu memberikan wawasan dan pengetahuan baru, serta

yang menantang kreativitas berpikir, (2) memilih prosedur atau strategi pembelajaran

(24)

kreatif, dan (3) mengatur tata letak tempat duduk yang dapat menimbulkan suasana aman,

nyaman dan rileks, sehingga siswa tidak merasa terhalangi untuk belajar.

Tabel 1. Rencana Tindakan

N

o Tahap Fokus Penelitian Tindakan Penelitian

1. Persiapan tindakan

Menyusun rencana tindakan untuk tahap pelaksanaan pembelajaran

 Menyusun RPP menulis pusi bebas

Melaksanakan tindakan dengan menerapkan metode Copy the Master pada pelakasanaan pembelajaran menulis puisi bebas terhadap pembelajaran menulis puisi bebas dengan Metode Copy the Master (MC the M)

4. Refleksi Berdiskusi dengan kolaborator tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan metode Copy the Master yang

Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peran guru adalah (1) merancang intervensi

yang berkaitan dengan pelaksanaan teknik (metode) dalam pembelajaran bahasa

(25)

dengan praktisi (guru) sehingga diperoleh kesepakatan tentang rancangan tindakan yang

dilaksanakan, (2) bekerjasama dengan praktisi dalam melaksanakan tindakan yang

direncanakan, (3) peneliti berperan sebagai pendamping praktisi untuk memberikan

pengarahan, motivasi dan stimulasi agar praktisi dapat melaksanakan perannya

berdasarkan rencana, (4) melakukan pemantauan komperhensif terhadap pelaskanaan

tindakan dengan menggunakan instrumen pengumpul data yang telah dibuat sehingga

diperoleh data emperik pelaksanaan tindakan pembelajaran, kendala yang dihadapi, serta

kesempatan dan peluang yang berkaitan dengan teknik (metode) permaianan ular tangga

dan metode eksprimen dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam. Data tersebut akan dijadikan bahan refleksi.

3. Tahap Refleksi

Peneliti mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan.

Hal-hal yang dibahas adalah (1) analisis tentang tindakan yang dilakukan, (2) mengulas dan

menjelaskan perbedaan rencana dengan pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan,

(3) melakukan intervensi, pemaknaan dan penyimpulan data yang telah. diperoleh, serta

melihat hubungannya dengan teori dan rencana yang telah ditetapkan.

4. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian tindakan masuk pada tahap refleksi. Pada tahap

refleksi, peneliti menganalisis hasil latihan (siklus demi siklus) yang telah dilaksanakan.

Hal-hal yang dilakukan adalah (1) analisis tentang tindakan yang dilakukan, (2) mengulas

dan menjelaskan perbedaan rencana dengan pelaksanaan tindakan yang telah

(26)

diperoleh, serta melihat hubungan antara teori dan rencana yang telah ditetapkan.

Data pengamatan aktivitas guru dan siswa selama KBM dianalisis dengan

menggunakan persentase (%), yakni menghitung banyaknya frekuensi banyak

yang muncul selama KBM berlangsung sesuai dengan jenis kegiatan dengan

frekuensi aktivitas keseluruhan dikali 100%

f

P = ... x 100% N

Keterangan:

P = Persentase

F = Banyaknya aktivitas guru atau siswa yang muncul

N = Jumlah aktivitas keseluruhan

Selain itu untuk menganalisis data tentang respon siswa digunakan

penarikan, kesimpulan yang didasarkan atas persentase. Persentase respon siswa

didefenisikan sebagai frekuensi siswa yang memberikan jawaban yang sama

dibagi dengan banyaknya siswa dikali 100% dengan rumus:

n

P = ... x 100% N

Keterangan:

P = persentase

n = jumlah aktivitas yang muncul

(27)
(28)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan diuraikan hasil yang diperoleh selama pemberian

tindakan. Terutama pada setiap siklus yang dilaksanakan. Pembahasan difokuskan pada

peningkatan penguasaan materi bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam hal

ini, sebelum dan sesudah diberikan latihan berdaur ulang. Sebelum dideskripsikan hasil

pelaksanaan tindakan, berikut diuraikan proses pelaksanaan tindakan dalam penelitian

ini. Adapun proses pelaksanaan tindakannya adalah sebagai berikut: (1) Persiapan,

Pertama kali guru harus membentuk kelompok-kelompok siswa. Jumlah anggata dalam

tiap-tiap kelompok antara 5 – 6 oarang. Selanjutnya setiap kelompok bertanggung jawab

untuk mempelajari bahan tertentu yang sudah diberikan, dan (2) Aktivitas Belajar-Mengajar : a. Kelompok-kelompok siswa disiapkan dan diatur tempat duduknya agar

suasana menjadi menarik, dan b. Setelah kelompok diatur, guru memberikan deskripsi

materi baik mata pelajaran bahasa Indonesia maupun mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam.

A. SIKLUS PERTAMA

1. Perencanaan Tindakan Siklus Pertama

Pada tahap ini peneliti dan teman sejawat secara kolaburatif mengadakan kegiatan

sebagai berikut : (1) mengamati teknik (metode) pembelajaran yang digunakan guru

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2) mengidentifikasi

(29)

Ilmu Pengetahuan Alam, (3) merumuskan altematif tindakan yang akan dilaksanakan

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai upaya untuk

meningkatkan aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir

siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam, (4) menyusun

rancangan pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam

dengan strategi permainan ular tangga dan metode eksprimen dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam rangka meningkatkan aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir siswa dalam pembelajaran.,

yang meliputi (1) memilih topik yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan minat

siswa, yang menarik perhatian siswa, yang memberikan wawasan dan pengetahuan baru,

serta yang menantang kreativitas berpikir, (2) memilih prosedur atau strategi

pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam yang benar-benar efektif,

efisien, dan kreatif, dan (3) mengatur tata letak tempat duduk yang dapat menimbulkan

suasana aman, nyaman dan rileks, sehingga siswa tidak merasa terhalangi untuk belajar.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peran peneliti adalah (1) merancang intervensi

yang berkaitan dengan pelaksanaan teknik (metode) dalam pembelajaran bahasa

Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan cara mengomunikasikan dan bernegosiasi

dengan praktisi sehingga diperoleh kesepakatan tentang rancangan tindakan yang

dilaksanakan, (2) bekerjasama dengan praktisi dalam melaksanakan tindakan yang

direncanakan, (3) peneliti berperan sebagai pendamping praktisi untuk memberikan

pengarahan, motivasi dan stimulasi agar praktisi dapat melaksanakan perannya

(30)

tindakan dengan menggunakan instsmmen pengumpul data yang telah dibuat sehingga

diperoleh data emperik pelaksanaan tindakan pembelajaran, kendala yang dihadapi, serta

kesempatan dan peluang yang berkaitan dengan teknik (metode) permainan ular tangga

dan metode eksprimen dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam. Data tersebut akan dijadikan bahan refleksi.

Melalui hasil kajian melalui refleksi, diskusi dengan teman sejawat dan mengadakan wawancara dengan beberapa murid (siswa) dapat ditarik beberrapa hal

penyebab tidak memadainya hasil yang diperoleh siswa baik dalam mata pelajaran

bahasa Indonesia mauopun dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai

berikut.

a. Pada saat menyampaikan materi pelajaran, guru tidak menggunakan media

pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.

b. guru kurang memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar.

Jadi, melihat kenyataan di atas, maka pada tahap implementasi ini, seorang guru

harus berpedoamann pada rancangan yang sudah dibuat dalam skenario pembelajaran.

3. Tahap Refleksi

Peneliti mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan.

Hal-hal yang dibahas adalah (1) analisis tentang tindakan yang dilakukan, (2) mengulas dan

menjelaskan perbedaan rencana dengan pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan,

(3) melakukan intervensi, pemaknaan dan penyimpulan data yang telah. diperoleh, serta

(31)

B. PELAKSANAAN TINDAKAN DAN EVALUASI SIKLUS PERTAMA

Secara umum pada tahap pelaksanaan tindakan, peran peneliti adalah: (1) merancang intervensi yang berkaitan dengan pelaksanaan teknik (metode) permaianan

ular tangga dan metode eksprimen dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan cara mengomunikasikan sehingga diperoleh kesepakatan

tentang rancangan tindakan yang dilaksanakan; (2) peneliti mempersiapkan diri untuk melaksanakan tindakan yang direncanakan.; (3) peneliti memberikan pengarahan, motivasi dan stimulus agar siswa dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik serta dapat

melaksanakan perannya berdasarkan rencana; (4) peneliti melakukan pemantauan komperhensif terhadap pelaskanaan evaluasi dengan menggunakan instsmmen

pengumpul data yang telah dibuat sehingga diperoleh data emperik pelaksanaan tindakan

pembelajaran, kendala yang dihadapi, serta kesempatan dan peluang yang berkaitan

dengan teknik permaianan ular tangga dan metode eksprimen dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam. Data tersebut akan dijadikan bahan

refleksi. Adapun pelaksanaan kegiatan termasuk hasil yang dapat dijaring pada siklus

pertama dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Kegiatan dan Data pada Siklus Pertama Pertemuan Pertama Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam

Guru/pelaksana tindakan pertama-tama memberikan kesempatan kepada

masing-masing siswa untuk menjawab semua soal yang telah diberikan. Hal ini dilakukan untuk

(32)

Melalui latihan tersebut, setelah diadakan pemeriksaan dengan seksama. Maka

diperoleh data mengenai kemampuan penguasaan materi bahasa Indonesia.

Hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelas (Siklus I)

No Kegiatan Kategori

SB B C KB SKB

1 Disiplin 

2 Tekun 

3 Konsentrasi 

4 Kreativitas 

5 Penampilan 

Keterangan:

Ketika pembelajaran berlangsung, siswa memperhatikan pembelajaran dan

terlihat senang ketika pembelajaran berlangsung. Semua instruksi dan arahan guru

dilaksanakan. Jika ada hal yang kurang jelas atau yang kurang dimengerti siswa bertanya

kepada guru. Siswa tidak terlihat ragu- ragu ketika mengerjakan tugas yang diberikan

oleh guru

2. Hasil Aktivitas Guru Siklus I

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru di Kelas

Berikut ini adalah hasil observasi aktivitas guru di kelas yang diobservasi oleh

rekan sesama peneliti

Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I

N o

(33)

1 Guru membuat RPP 

2 Membuka kegaitan pembelajaran 

3 Membawa alat bantu 

4 Memperkenalkan alat bantu 

5 Menyampaikan tujuan pembelajaran 

6 Menyampaikan materi pembelajaran 

7 Memberikan kesempatan bertanya 

8 Memberikan penekanan terhadap materi 

9 Guru terlihat senang ketika KBM 

10 Menyiapkan LKS 

11 Menutup kegiatan PBM 

Keterangan:

Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar, guru terlebih dahulu membuat

RPP. Ketika pembelajaran berlangsung, guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan

menyapa dan mengabsen siswa. Guru juga memperkenalkan alat bantu serta

menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran. Ketika pembelajaran berlangsung, guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Guru terlihat senang dan percaya

diri ketika pembelajaran berlangsung. Ketika pembelajaran harnpir selesai, guru menutup

kegiatan pembelajaran dengan memberi penguatan materi dan ucapan salam.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, maka ada beberapa hal penting

yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Siswa sudah mempunyai pengetahuan dasar dalam berbicara / bercerita sehingga

meskipun hanya sedikit dijelaskan pengantar materi, siswa dapat menerima dan

mengerjakan tugas dengan baik.

2. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan

(34)

Tabel l. Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran Bahasa Indonesia Sebelum Perbaikan

No Nama Siswa L/P

1 Ajrun Tajudin L 7

2 Ardiansyah Omo L 8

3 Johan Saputra Herman L 8

4 Pirawansyah See L 5

16 Rahmawati H.M Natsir P 6

17 Rosmawati Amiruddin P 6

18 Etikus Endang Abdullah P 6

19 Miranti M. Amir P 8

Jumlah 116

Rerata 6.10

2. Kegiatan dan Data Pada Siklus Pertama Pertemuan Kedua

Guru/pelaksana tindakan pertama-tama memberikan kesempatan kepada

masing-masing siswa untuk menjawab semua soal yang telah diberikan. Hal ini dilakukan untuk

memperoleh gambaran awal tentang kemampuan penguasaan materi Ilmu Pengetahuan

(35)

Melalui latihan tersebut, setelah diadakan pemeriksaan dengan seksama. Maka

diperoleh data mengenai kemampuan penguasaan materi Imu Pengetahuan alam.

Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sebelum Perbaikan

No Nama Siswa L/P

1 Ajrun Tajudin L 6

2 Ardiansyah Omo L 8

3 Johan Saputra Herman L 8

4 Pirawansyah See L 7

16 Rahmawati H.M Natsir P 6

17 Rosmawati Amiruddin P 5

18 Etikus Endang Abdullah P 5

19 Miranti M. Amir P 8

Jumlah 121

Rerata 6.36

C. REFLEKSI SIKLUS PERTAMA

1. Refleksi Siklus Pertama Pertemuan Pertama

Dari table 1 di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa sekolah

(36)

Lombok Timur dalam mata pelajaran bahasa Indonesia mendapat nilai bervariasi.

Ada siswa yang mendapat nilai cukup baik (80), ada siswa yang mendapat nilai

baik (70), ada juga siswa yang mendapat nilai cukup (60), dan nilai dalam

kategori kurang (50). Dari 19 siswa yang memiliki nilai cukup baik (80) hanya

tiga orang siswa atau sekitar (15,78%), siswa yang berkemampuan baik (70) hanya

empat orang siswa atau sekitar (21,05%). Sementara itu, yang berkemampuan

cukup (60) tercatat empat orang siswa atau sekitar (21,05%), dan sisanya

sebanyak 9 orang siswa berkemampuan kurang (50) atau sekitar (47,361%). lebih

jelasnya dapat dilihat prosentase berikut ini.

1. 80 <> 3 : 19 x 100 = 15,78%

2. 70 <> 4 : 19 x 100 = 21,05%

3. 60 <> 4 : 19 x 100 = 21, 05%

4. 50 <> 8 : 19 x 100 = 47, 36%.

Barometer penentuan ini dilihat berdasarkan data hasil ulangan yang

dilakukan sebelum siklus kedua dilakukan.

2. Refleksi Siklus Pertama Pertemuan Kedua

Dari table 2 di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa sekolah Dasar

Negeri kelas V Semester satu (I) Suralaga dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

mendapat nilai bervariasi. Ada siswa yang mendapat nilai cukup baik (80), ada siswa

yang mendapat nilai baik (70), ada siswa yang mendapat nilai cukup (60), dan ada juga

(37)

cukup baik (80) hanya tiga orang siswa atau sekitar (15,78%) siswa yang mendapat nilai

berkemampuan baik (70) hanya lima orang siswa atau sekitar (26,31%). Sementara itu,

siswa yang berkemampuan cukup (60) tercatat tujuh orang atau sekitar (36,84%), dan

sisanya sebanyak empat orang berkemampuan kurang (50) atau sekitar (21,05%).

Lebih jelasnya dapat dilihat prosentase berikut ini.

1. 80 <> 3 : 19 x 100 = 15,78%

2. 70 <> 5 : 19 x 100 = 26,31%

3. 60 <> 7 : 19 x 100 = 36,84%

4. 50 <> 4 : 19 x 100 = 21,05%.

Barometer penentuan ini dilihat berdasarkan data hasil ulangan yang dilakukan

sebelum siklus kedua dilakukan.

Setelah gambaran awal kemampuan penguasaan materi mata pelajaran bahasa

Indonesia oleh siswa seperti yang telah dideskripsikan di atas diperoleh, pemberian

tindakan berupa bermain peran (diskusi) mulai dilaksanakan. Kegiatan pemberian

tindakan ini diawali dengan pemberian berbagai deskripsi situasi yang menggambarkan

materi-materi kepada masing-masing kelompok yang telah dibentuk. Adapun deskripsi

yang disiapkan guru yaitu materi yang akan didiskusikan sesuai dengan perencanaan

yang telah dibuat sebelumnya. Perlu dipahami bahwa hasil penjelasan pada tahap ini

sekaligus merupakan gambaran kemapuan siswa setelah diberi tindakan.

Berkaiatan dengan hal tersebut di atas, kegiatan guru dan siswa berikutnya setelah

memperoleh masing-masing deskripsi penjelasan materi situasi yang menggambarkan

(38)

(berdaur ulang). Dengan demikian, akan diketahui proses perkembangan kemampuan

siswa setelah diadakan/penjelasan beberapa kriteria yang menyangkut masalah materi

pelajaran dengan mengacu kepada beberpa masalah yang menjadi suatu catatan adalah

sebagai berikut.

1. menjelaskan materi pelajaran dengan sejelas-jelasnya sambil mengadakan

tanya jawab, terutama materi- materi yang dianggap kurang jelas.

2. memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, dan

3. memotivasi siswa dalam menghadapi kegiatan belajar.

Untuk aktivitas proses pembelajaran, dapat digambarkan bahwa hampir semua

aktivitas pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai rencana. Beberapa hal yang masih

menjadi catatan adalah: (1) terdapat tiga kegiatan yang pelaksanaannya kurang optimal,

yaitu guru memberikan penjelasan tentang maksud serta cara kerja siswa dalam

pembelajaran baik bahasa Indonesia maupun dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang

dianggap kurang jelas, dan apakah semua perintah dan arahan guru dilaksanakan dengan

sungguh-sungguh dalam diskusi dan (2) terdapat satu pelaksanaan kegiatan tidak sesuai

dengan yang direncanakan, yaitu guru membentuk kelompok-kelompok siswa yang

terdiri atas 6 – 7 orang per kelompok (masih terdapat kelompok yang anggotanya 8

orang).

D. SIKLUS KEDUA

1. Perencanaan Tindakan Siklus Kedua

Pada tahap ini peneliti dan teman sejawat secara kolaburatif mengadakan kegiatan

(39)

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam, (2) mengidentifikasi

faktor-faktor hambatan yang ditemui guru dalam pembelajaran Bahasa dan Ilmu

Pengetahuan Alam, (3) merumuskan altematif tindakan yang akan dilaksanakan dalam

pembelajaran Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai upaya untuk meningkatkan

aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir siswa dalam

pembelajaran Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Alam, (4) menyusun rancangan pelaksanaan

pembelajaran Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan strategi permaianan ular tangga dan metode eksprimen dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam rangka meningkatkan aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitas berpikir siswa dalam pembelajaran., yang meliputi (1) memilih

topik yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan minat siswa, yang menarik

perhatian siswa, yang memberikan wawasan dan pengetahuan baru, serta yang

menantang kreativitas berpikir, (2) memilih prosedur atau strategi pembelajaran bahasa

Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam yang benar-benar efektif, efisien, dan kreatif, dan

(3) mengatur tata letak tempat duduk yang dapat menimbulkan suasana aman, nyaman

dan rileks, sehingga siswa tidak merasa terhalangi untuk belajar.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peran peneliti adalah (1) merancang intervensi

yang berkaitan dengan pelaksanaan teknik (metode) dalam pembelajaran bahasa

Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan cara mengomunikasikan dan bernegosiasi

dengan praktisi sehingga diperoleh kesepakatan tentang rancangan tindakan yang

(40)

direncanakan, (3) peneliti berperan sebagai pendamping praktisi untuk memberikan

pengarahan, motivasi dan stimulasi agar praktisi dapat melaksanakan perannya

berdasarkan rencana, (4) melakukan pemantauan komperhensif terhadap pelaskanaan

tindakan dengan menggunakan instsmmen pengumpul data yang telah dibuat sehingga

diperoleh data emperik pelaksanaan tindakan pembelajaran, kendala yang dihadapi, serta

kesempatan dan peluang yang berkaitan dengan teknik (metode) permaianan ular tangga

dan metode eksprimen dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam. Data tersebut akan dijadikan bahan refleksi.

3. Tahap Refleksi

Peneliti mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan.

Hal-hal yang dibahas adalah (1) analisis tentang tindakan yang dilakukan, (2) mengulas dan

menjelaskan perbedaan rencana dengan pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan,

(3) melakukan intervensi, pemaknaan dan penyimpulan data yang telah. diperoleh, serta

melihat hubungannya dengan teori dan rencana yang telah ditetapkan.

Pada tahap ini peneliti (guru) secara kolaboratif merencanakan berbagai kegiatan

untuk siklus kedua. Kegiatan-kegiatan ini dirancang berdasarkan hasil refleksi siklus

pertama. Adapun kegiatan-kegiatan dimaksud adalah sebagai berikut: (1)

mengidentifikasi hal-hal yang belum optimal dilakukan pada siklus pertama, termasuk

faktor penyebabnya; (2) merumuskan altenatif tindakan yang akan dilaksanakan untuk

memperoleh hasil yang dihaarpkan; (3) menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran,

yang meliputi: (a) menyampaikan kompetensi dasar yang ingin dicapai, (b) memilih

prosedur atau tata laksana pembelajarannya (sebagai penyempurnaan kegiatan serupa

(41)

suasana aman, nyaman dan rileks sehingga siswa tidak merasa terhalangi untuk belajar;

serta (4) menyusun dan menyiapkan langkah-langakah pemebelajaran dengan

pembelajaran kebersamaan dengan metode permaianan ular tangga dan Eksprimen.

E. PELAKSANAAN TINDAKAN DAN EVALUASI SIKLUS KEDUA

Secara umum pada tahap pelaksanaan tindakan, peran peneliti adalah: (1) merancang intervensi yang berkaitan dengan pelaksanaan teknik (metode) permainan ular

tangga dan metode eksprimen dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan cara mengomunikasikan sehingga diperoleh kesepakatan

tentang rancangan tindakan yang dilaksanakan; (2) peneliti mempersiapkan diri untuk melaksanakan tindakan yang direncanakan.; (3) peneliti memberikan pengarahan, motivasi dan stimulus agar siswa dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik serta dapat

melaksanakan perannya berdasarkan rencana; (4) peneliti melakukan pemantauan komperhensif terhadap pelaskanaan evaluasi dengan menggunakan instsmmen

pengumpul data yang telah dibuat sehingga diperoleh data emperik pelaksanaan tindakan

pembelajaran, kendala yang dihadapi, serta kesempatan dan peluang yang berkaitan

dengan teknik permaianan ular tangga dan metode eksprimen dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam. Data tersebut akan dijadikan bahan

refleksi. Adapun pelaksanaan kegiatan termasuk hasil yang dapat dijaring pada siklus

pertama dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Kegiatan dan Data pada Siklus Kedua Pertemuan Pertama

Jika pada siklus pertama pertemuan pertama, anggota peneliti/pelaksana

(42)

Indonesia, maka pada tahap ini kegiatan tersebut tidak dilakukan. Pada tahap ini

pelaksana tindakan melakukan: (1) Kelompok-kelompok siswa (yang sudah dibentuk)

disiapkan dan diatur tempat duduknya agar suasana menjadi menarik; (2) guru

membagikan naskah soal hasil jawaban siswa pada siklus pertama; (3) siswa diminta

kembali mempelajari soal-soal tersebut berdasarkan masukan dari guru; dan (4) siswa

berlatih kembali menjawab soal-soal tersebut secara kelompok.

Perbaikan hasil tes siswa secara (berdaur ulang), dapat dilihat pada tabel berikut.

Sedangkan, untuk latihan, konsepnya sama dengan kegiatan serupa pada siklus pertama,

yakni latihan dilakukan di dalam kelas (dalam ruangan). Pada kegiatan ini diperoleh data

sebagai berikut.

Guru/pelaksana selanjutnya memberikan kesempatan kepada masing-masing

siswa untuk menjawab semua soal yang telah diberikan. Hal ini dilakukan untuk

memperoleh gambaran awal tentang kemampuan penguasaan materi bahasa Indonesia.

Melalui latihan tersebut, setelah diadakan pemeriksaan dengan seksama. Maka

diperoleh data mengenai kemampuan penguasaan materi bahasa Indonesia.

Hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelas (Siklus II)

No Kegiatan Kategori

SB B C KB SKB

1 Disiplin 

2 Tekun 

3 Konsentrasi 

4 Kreativitas 

5 Penampilan 

(43)

Ketika pembelajaran berlangsung, siswa memperhatikan pembelajaran dan

terlihat senang ketika pembelajaran berlangsung. Semua instruksi dan arahan guru

dilaksanakan. Jika ada hal yang kurang jelas atau yang kurang dimengerti siswa bertanya

kepada guru. Siswa tidak terlihat ragu- ragu ketika mengerjakan tugas yang diberikan

oleh guru

2. Hasil Aktivitas Guru Siklus II

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru di Kelas

Berikut ini adalah hasil observasi aktivitas guru di kelas yang diobservasi oleh

rekan sesama peneliti

Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II

N o

Kegiatan Ya Kadang-kadang Tidak

1 Guru membuat RPP 

2 Membuka kegaitan pembelajaran 

3 Membawa alat bantu 

4 Memperkenalkan alat bantu 

5 Menyampaikan tujuan pembelajaran 

6 Menyampaikan materi pembelajaran 

7 Memberikan kesempatan bertanya 

8 Memberikan penekanan terhadap materi 

9 Guru terlihat senang ketika KBM 

10 Menyiapkan LKS 

11 Menutup kegiatan PBM 

Keterangan:

Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar, guru terlebih dahulu membuat

(44)

menyapa dan mengabsen siswa. Guru juga memperkenalkan alat bantu serta

menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran. Ketika pembelajaran berlangsung, guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Guru terlihat senang dan percaya

diri ketika pembelajaran berlangsung. Ketika pembelajaran harnpir selesai, guru menutup

kegiatan pembelajaran dengan memberi penguatan materi dan ucapan salam.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, maka ada beberapa hal penting

yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Siswa sudah mempunyai pengetahuan dasar dalam berbicara / bercerita sehingga

meskipun hanya sedikit dijelaskan pengantar materi, siswa dapat menerima dan

mengerjakan tugas dengan baik.

2. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan

Tabel 4.5 Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran Bahasa Indonesia Sesudah Perbaikan pada siklus kedua pertemua pertama

No Nama Siswa L/P

1 Ajrun Tajudin L 8

2 Ardiansyah Omo L 8

3 Johan Saputra Herman L 8

4 Pirawansyah See L 8

5 Kamarudin Ismail L 7

6 Almunawara Sulaiman L 7

7 Fiqirawan Mustakim L 7

8 Mulyadin Sudirman L 8

9 Anita Burhan P 7

10 Amirullah Ambotang L 7

11 Rizkika Hidayat P 6

12 Gita Findan P 8

(45)

14 Fitrianingsih Juhari P 8

15 Jusniarti Fatmah P 8

16 Rahmawati H.M Natsir P 8

17 Rosmawati Amiruddin P 8

18 Etikus Endang Abdullah P 8

19 Miranti M. Amir P 8

Jumlah 145

Rerata 7.63

2. Kegiatan dan Data pada Siklus kedua Pertemuan Kedua

Guru/pelaksana tindakan pertama-tama memberikan kesempatan kepada

masing-masing siswa untuk menjawab semua soal yang telah diberikan. Hal ini dilakukan untuk

memperoleh gambaran perkembangan tentang kemampuan penguasaan materi Ilmu

Pengetahuan Alam.

Melalui latihan tersebut, setelah diadakan pemeriksaan dengan seksama. Maka

diperoleh data mengenai kemampuan penguasaan materi Imu Pengetahuan Alam.

Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Tabel 4.6 Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sesudah Perbaikan

No Nama Siswa L/P

1 Ajrun Tajudin L 9

2 Ardiansyah Omo L 10

3 Johan Saputra Herman L 10

(46)

14 Fitrianingsih Juhari P 9

15 Jusniarti Fatmah P 10

16 Rahmawati H.M Natsir P 9

17 Rosmawati Amiruddin P 9

18 Etikus Endang Abdullah P 8

19 Miranti M. Amir P 10

Jumlah 166

Rerata 8.73

F. REFLEKSI SIKLUS KEDUA

1. Refleksi Siklus Kedua Pertemuan Pertama

Setelah diadakan siklus kedua, siswa setelah menyempurnakan soal-soal yang

telah diberikan dan dilanjutkan dengan berlatih untuk menjawab soal-soal tersebut yang

telah disempurnakan. Pada tahapan kegiatan ini, masing-masing siswa memperolah hasil

berbeda. Karena kegiatan ini sifatnya mengulang kegiatan serupa pada siklus pertama,

kegiatan ini menjadi lebih lancar. Pada tahapan ini juga terjadi peningkatan hasil. Jika

pada kegiatan serupa di siklus pertama diketahui delapan siswa memperoleh skor kurang

baik (50), empat siswa mendapat skor cukup (60), empat siswa mendapat nilai bagus

(70), dan tiga siswa mendapat nilai sangat bagus (80). Maka, pada kegiatan ini (siklus

kedua) pada pertemuan pertama diperoleh data: tidak satu pun siswa yang memperoleh

skor kurang (50), hanya satu siswa yang mendapat nilai cukup (60), apalagi kurang atau

sangat kurang. Di sini tercatat (13) tiga belas siswa mendapat nilai sangat baik (80), dan

sisanya lima orang siswa mendapat nilai baik (70). Dengan demikian, berangkat dari

kenyataan/ permasalahan di atas dapat dikatankan bahwa dalam pembelajaran materi

bahasa Indonesia dengan menggunakan teknik diskusi dapat dikatakan berhasil.

Untuk aktivitas proses pembelajaran, dapat digambarkan bahwa hampir semua

(47)

belum sempurna pelaksanaanya pada siklus pertama disempurnakan. Pada tahap ini

sudah tidak adalagi kegiatan yang pelaksanaannya kurang optimal meskipun masih

terdapat satu pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan yang direncanakan, yaitu dosen

membentuk kelompok-kelompok siswa yang terdiri atas 6 – 7 orang per kelompok (masih

terdapat kelompok yang anggotanya 8 orang). Yang terakhir ini memang sengaja

dibiarkan karena memang tidak diperlukan pembentukan kelompok tambahan.

2. Refleksi Siklus Kedua Pertemuan Kedua

Kegiatan pada pertemuan kedua ini merupakan kegiatan penutup untuk siklus

kedua pada pertemuan kedua. Pada tahap ini diperoleh hasil sebagai berikut. Setelah

diadakan siklus kedua pertemuan kedua, siswa setelah menyempurnakan soal-soal yang

telah diberikan dan dilanjutkan dengan berlatih untuk menjawab soal-soal tersebut yang

telah disempurnakan. Pada tahapan kegiatan ini, masing-masing siswa memperolah hasil

berbeda. Karena kegiatan ini sifatnya mengulang kegiatan serupa pada siklus pertama,

kegiatan ini hasilnya menjadi lebih baik. Pada tahapan ini juga terjadi peningkatan hasil.

Jika pada kegiatan serupa di siklus pertama diketahui empat siswa memperoleh skor

kurang baik (50), tujuh siswa mendapat skor cukup (60), lima siswa mendapat nilai bagus

(70), dan tiga siswa mendapat nilai sangat bagus (80). Maka, pada kegiatan ini (siklus

kedua) pada pertemuan kedua diperoleh data: tidak satu pun siswa yang memperoleh skor

kurang (50), bahkan cukup juga sama sekali tidak ada. hanya satu siswa yang mendapat

nilai baik (70). Di sini tercatat (14) empat belas orang siswa mendapat nilai terbaik

(10-9), dan tujuh orang siswa mendapat skor sangat baik (80), dan sisanya hanya satu orang

(48)

permasalahan di atas dapat dikatan bahwa dalam pembelajaran materi Ilmu Pengetahuan

Alam dengan menggunakan teknik eksprimen dapat dikatakan berhasil.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan: Setelah siswa diberi tindakan

sebayak satu kali (dua siklus), kemampuannya menguasai maupun pemahannya

terhadap materi baik pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan

Alam dengan pendekatan pemainan ular tangga dan eksprimen tergolong

berkategori baik dan sangat (terbaik) tercatat lebih dari 75%. Berdasarkan tabel 1

setelah siklus kedua dilaksanakan, yang memperoleh skor rerata 8 – 7 sebanyak 18

orang siswa (90,47%). Artinya, kemampuan dalam penguasaan materi tergolong

sangat baik. Sedangkan, berdasarkan tabel 2, siswa yang memperoleh skor rerata

10 – 9 - dan 8 sebayak 18 orang siswa (90,47%). Artinya, siswa sudah menguasai

materi dengan baik

Eksposisi ini menunjukkan bahwa penelitian ini sudah berhasil. Hal ini

ditandai dengan telah tercapainya indikator keberhasilan penelitian, yakni siswa

yang memiliki kemampuan penguasaan materi dan pemahaman sangat baik

minimal 75%. Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh ditujukkan bahwa

siswa yang menguasai materi sudah di atas 70% yaitu 90,47%. Dengan demikian,

(49)
(50)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Kegiatan penelitian ini adalah penelitian terapan yang berupa penelitian untuk

peningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

tindakan kelas. Beberapa hal yang patut digarisbawahi sebagai simpulan adalah:

1. Tatacara penggunaan strategi permaianan ular tangga dan Eksprimen

untuk meningkatkan kemampuan penguasaan dan pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan

Alam dengan beberapa tahapan. Tahapan yang dimaksud adalah: (a)

persiapan, (b) aktivitas belajar mengajar, dan (c) tahap pelakasanaan

tindakan.

2. Setelah siswa diberi tindakan sebayak satu kali (dua siklus),

kemampuannya menguasai maupun pemahannya terhadap materi baik

pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam

dengan pendekatan permaian ular tangga dan eksprimen tergolong

berkategori baik dan sangat (terbaik) tercatat lebih dari 75%.

Berdasarkan tabel 4. 5 dan 4.6 setelah siklus kedua dilaksanakan, yang memperoleh skor rerata 8 – 7 sebanyak 18 orang siswa (90,47%).

Artinya, kemampuan dalam penguasaan materi tergolong sangat baik.

Sedangkan, berdasarkan tabel 2, siswa yang memperoleh skor rerata

10 – 9 - dan 8 sebayak 18 orang siswa (90,47%). Artinya, siswa sudah

(51)

2. Eksposisi ini menunjukkan tingkat keberhasilan yang ditandai dengan

telah tercapainya indikator keberhasilan penelitian, yakni siswa yang

memiliki kemampuan penguasaan materi dan pemahaman sangat baik

minimal 75%. Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh

ditujukkan bahwa siswa yang menguasai materi sudah di atas 70%

yaitu 90,47%.

5.2 Saran-saran

1. Agar memiliki nilai guna yang optimal, semua hasil penelitian ini harus segera

disoialisasikan dan ditindaklanjuti. Terutama yang berhubungan dengan bagaimana

memanfaatkan berbagai strategi pembelajran, salah satunya adalah dengan strategi

permaian Ular Tangga dan Eksprimen.

2. Guru-guru Sekolah Dasar harus terus menggiatkan pelaksanaan penelitian tindakan

semacam ini, sehingga nantinya akan diperoleh berbagi strategi dalam upaya

peningkatan kualitas pembelajaran, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1993. Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud _______. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :Depdikbud

Elang, Kusnadi. 2002. Materi Pokok Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Universitas Terbuka.

Jehan, W. George 1997. Teknik Berbicara yang Meyakinkan dan Efektif. Jakarta : Gunung Jati

N.K., Roetiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rinneka Cipta

Nurhadi dan Gerrad Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang : Universitas Malang

Sibarani, R. 1992. Hakikat Bahasa. Bandung : PT. Aditya Bakti

Taufik, Agus. 2002. Teori-teori Belajar dan Implikasi dalam Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.

Wardani, I.G.K. dkk. 2004. Materi Pokok Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka

(53)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : 5/I

Waktu : 2 x 30 menit (2 jam pelajaran) Tema : Lingkungan

A. Standar Kompetensi: Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat, dan membaca cerita atau puisi.

B. Kompetensi Dasar: Menemukan hal-hal penting pada cerita legenda yang dibaca.

C. Indikator:

 Membaca sebuah cerita legenda.

 Mencatat hal-hal yang mengesankan dari cerita legenda yang dibaca.  Mencatat hal-hal penting dari cerita legenda yang dibaca.

 Membuat sinopsis cerita legenda yang dibaca.

D. Hasil Belajar:

 Hal-hal mengesankan dari cerita legenda yang dibaca.  Hal-hal penting dari cerita legenda yang dibaca.  Sebuah sinopsis cerita legenda yang telah dibaca.

E. Metode Pembelajaran:

1 Prakegiatan Klasikal 3 menit

a.Guru menyapa siswa, memeriksa kehadiran siswa, dan mengondisikan siswa agar siap menerima pelajaran.

b.Guru menyiapkan media dan sumber belajar.

2 Kegiatan Awal Klasikal 5 menit

Gambar

Tabel 1. Rencana Tindakan
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelas (Siklus I)
Tabel  l.   Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran Bahasa
Tabel 2.   Kemampuan Penguasaan Materi Pelajaran
+4

Referensi

Dokumen terkait

“Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung

LEMBAGA PENJAMIN MUTU KETUA STKIP SENAT AKADEMIK. WAKIL KETUA I WAKIL KETUA II WAKIL KETUA III WAKIL

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 25 November 2013 dengan melakukan observasi kepada 5 perawat instalasi rawat inap kelas utama dan 5 perawat instalasi rawat inap kelas

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan peningkatan pengetahuan dan sikap antara pemberian edukasi melalui metode film

Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 73 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi

(2012) juga menyatakan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan pada kinerja karyawan. Dengan memiliki sumber daya manusia yang unggul,

Mengikuti definisi yang digunakan keduanya untuk pemolisian protes, yang dimaksud dengan ‘pemolisian konflik agama’ (the policing of religious conflict ) dalam riset ini

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam tahap persiapan antara lain: (a) Menyusun desain penelitian; (b) Membuat instrumen penelitian berupa kisi-kisi soal, soal tes literasi