Rejuvenasi Gerakan Mahasiswa Dalam Mengisi Pembangunan Nasional Oleh : Luky Hariyanto
Mahasiswa adalah manusia terpelajar yang memiliki pemikiran objektif, rasional dan kritis, secara definisi mereka adalah pelajar yang paling tinggi levelnya. Sebagai pelajar dengan level tertinggi maka dari itu mereka hanya tinggal menyempurnakan pembelajarannya sehingga menjadi manusia terpelajar yang paripurna. Pada tataran implementasi sejatinya mahasiswa memiliki kemampuan lebih dalam menerjemahkan ide atau gagasan, mereka adalah penyeru suara idea of progress. Sehingga terlihat dirinya sebagai penentu arah bangsa kedepan.
Dalam tugas pokok mahasiswa seperti yang tertera pada Tri Dharma Perguruan Tinggi menunjukkan bahwa peran yang diambil mahasiswa sangatlah berefek besar bagi masyarakat. Dikarenakan mahasiswa sebagai penyalur aspirasi masyarakat maka orientasi kepentingannya tidak terbatas pada gerakan yang menguntungkan pribadi tapi gerakan yang bersifat universal sehingga seluruh lapisan masyarakat merasakan akibat dari perbuatannya.
Mengingat perkembangan gerakan mahasiswa, fase-fase pergolakan yang terjadi di Indonesia sangatlah beragam berawal dari era kebangkitan nasional hingga era reformasi. Gerakan mahasiswa pada masa lampau menyajikan bagaimana peran aktif elemen pemudanya berbondong-bondong mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengan amanat penderitaan rakyat. Sehingga pada masa pasca reformasi ini mahasiswa dituntut harus kembali merumuskan gerakannya yang menuju pada sebuah maslahat.
Sungguh ironis sekarang seakan para mahasiswa kehilangan taring gerakannya dalam mengisi pembangunan nassional, pola geraknya hanya melingkupi pada kebijakan pemerintahan bahkan dianggap mengambil isu elitis yang justru tidak menyentuh pada tataran akar rumput permasalahan masyarakat seperti ekonomi, pengangguran, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya.
Dalam menopang pembangunan nasional bukan hanya tugas Negara akan tetapi diperlukan seluruh elemen masyarakat begitu pula mahasiswa yang merupakan bagian dari masyarakat. Maka dari itu harus ada pola baru dalam gerakan mahasiswa yang menyentuh langsung pada permasalahan di masyarakat. Perlu ada pola penyegaran baru yang dirasa sebagai penyeimbang dari kinerja pemerintah yang program kerjanya kian tak terasa bagi masyarakat.
Aspek masalah yang terjadi di masyarakat sangat kompleks sehingga Rejuvenasi gerakan mahasiswa terlihat lebih efektif dalam membantu serta mempercepat pertumbuhan bangsa ke arah yang sesuai. Semisal dalam program kuliah kerja nyata atau kegiatan mahasiswa (Organisasi Intern & Ekstern), mahasiswa dituntut harus membantu apa yang menjadi keresahan masyarakat sehingga efeknya benar-benar terasa. Sebagai contoh mengadakan pelatihan teknologi modern untuk mengurangi generasi gagap teknologi, Workshop kewirausahaan dan pendirian koperasi tingkat desa untuk mempermudah peluang buka usaha serta diberikan uang pinjaman, mengadakan peduli pendidikan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan bermasyarakat, mengadakan program lingkungan sehat untuk mereorientasi pandangan masyarakat pentingnya menjaga lingkungan dan masih banyak lagi gerakan- gerakan yang bisa dilakukan.
Dengan melihat perkembangan opini masyarakat kepada mahasiswa akhir-akhir ini yang kurang baik, maka dari itu kita harus mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap mahasiswa. Opini yang menguat mengatakan bahwa mahasiswa kini sudah terlena oleh hal-hal politis serta mementingkan pribadi seperti demo bayaran, dan diperparah lagi oleh apatisme mahasiswanya. Sehingga untuk membentuk dan membangun citranya kembali mahasiswa wajib melakukan hal – hal yang maslahat bagi masyarakat. Gerakan ini dinamakan Gerakan Turun Tangan atau Mahasiswa Turun Tangan.
Bangkit Mahasiswa !!!