Jakarta (KM UIN Jakarta) Dalam Menyikapi Konversi Minyak Tanah ke
Gas 2007
S
Skkrriippssii
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh
ULMANTO NIM. 104033201108
P
P
R
R
O
O
G
G
R
R
A
A
M
M
S
S
T
T
U
U
D
D
I
I
I
I
L
L
M
M
U
U
P
P
O
O
L
L
I
I
T
T
I
I
K
K
F
F
A
A
K
K
U
U
L
L
T
T
A
A
S
S
I
I
L
L
M
M
U
U
S
S
O
O
S
S
I
I
A
A
L
L
D
D
A
A
N
N
I
I
L
L
M
M
U
U
P
P
O
O
L
L
I
I
T
T
I
I
K
K
U
U
N
N
I
I
V
V
E
E
R
R
S
S
I
I
T
T
A
A
S
S
I
I
S
S
L
L
A
A
M
M
N
N
E
E
G
G
E
E
R
R
I
I
S
S
Y
Y
A
A
R
R
I
I
F
F
H
H
I
I
D
D
A
A
Y
Y
A
A
T
T
U
U
L
L
L
L
A
A
H
H
J
J
A
A
K
K
A
A
R
R
T
T
A
A
2
i MAHASISWA DAN POLITIK
Studi Kasus: Gerakan Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta (KM UIN Jakarta) Dalam Menyikapi Konversi Minyak Tanah ke Gas 2007
Gerakan mahasiswa menjadi suatu fenomena yang menarik dalam dinamika perpolitikan di Indonesia, disetiap perubahan yang dialami oleh negara, gerakan mahasiswa selalu hadir didalam momentum tersebut bahkan menjadi garda terdepan suatu perubahan apa yang dialami Indonesia mulai dari zaman penjajahan sampai kemerdekaan. Organisasi KM UIN Jakarta menjadi salah satu bagian dalam pergerakan mahasiswa di Indonesia, sebagai organisasi gerakan KM UIN Jakarta menyikapi persoalan kebijakan pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla konversi minyak tanah ke gas 2007 yang menjadi kontroversi. Karena kebijakan ini membuat keributan dimasyarakat, maka aktivis KM UIN Jakarta serta kampus Jakarta lainya berinisiatif untuk mengadvokasi masyarakat pengguna minyak tanah dan mendapatkan renspon dengan baik kehadiran mahasiswa di masyarakat tersebut.
Dalam proses pendampingan masyarakat pengguna minyak tanah, maka terbentuklah nama yang disepakati masyarakat dan mahasiswa Forum Masyarakat Pengguna Minyak Tanah (FMPMT). Untuk memprotes kebijakan konversi minyak tanah ke gas, gerakan Massa sebuah tindakan yang dilakukan dengan cara demonstrasi terhadap penguasa yang terkait dalam kebijakan tersebut. Aksi yang dilakukan FMPMT disikapi oleh pemerintah dengan cara represif dan dibubarkan secara brutal lalu berakibatkan bentrok massa aksi dan aparat keamanan di Depo Plumpang Jakarta Utara tempat produksinya bahan bakar minyak. Bukan itu saja tetapi menangkapi para demonstran serta dibawa ke Polres Jakarta Utara dan menginterogasi juga mengintimidasi terhadap masyarakat dan mahasiswa. Tiga aktivis KM UIN Jakarta dikenakan pasal 160 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana), Penghasutan di muka umum dengan ancaman enam tahun penjara.
Penelitian ini mengupas bagaimana aktivis KM UIN Jakarta melakukan gerakan dalam menyikapi konversi minyak tanah ke gas. Sebagai organisasi gerakan mahasiswa setiap ada isu-isu kerakyatan atau kebijakan oleh penguasa maka mahasiswa harus punya tanggung jawab moral terhadap masyarakat dan negara, sebagai pemimpin yang datang maka mahasiswa harus tahu dan mengkritisi yang dilakukan penguasa agar tidak terjadi penyelewengan oleh para pejabat negara karena kekuasaan itu cenderung korup. Maka penelitian ini melihat bagaimana organisasi KM UIN Jakarta melakukan gerakan sosial, kontrol sosial serta melakukan advokasi pendampingan masyarakat yang terkena dampak tidak keadilan oleh pemerintah.
ii
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin segala puji hanyalah milik Allahu Rabbul
Izzati dan shalawat serta salam terucap kepada Rasullah junjungan tertinggi.
Dengan inayah dan ridha-Allah, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan
penyusun skiripsi ini yang merupakan tugas akhir dalam menempuh masa kuliah
jenjang Strata Satu (S1).
Terselesaikan skiripsi ini merupakan sumbangsih semua pihak yang telah
memberikan pelajaran, saran dan masukan berharga kepada penulis. Ucapkan
penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat selaku rektor
UIN Syarif Hidaytullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy selaku dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Bapak M. Zaki Mubarak, M.Si. selaku
Sekretaris Jurusan Studi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan kepada Ibu Gefarina Djohan, MA. selaku dosen
Penasehat Akademik
Ucapkan terimakasih khusus, penulis sampaikan kepada Ibu Haniah
Hanafie, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan kritik
dan pelajaran selama penulisan skripsi ini. Bimbingan yang beliau berikan
motivasi penulis untuk belajar lebih dalam lagi menulis karya ilmiah lebih baik
dan sistematis. Ucapkan terimakasih dan salam hormat penulis sampaikan kepada
seluruh dosen dan staf pengajar jurusan Ilmu Politik atas transfer ilmu dan
pengetahuan yang diberikan.
Terimakasih sedalam-dalamnya, penulis sampaikan kepada orang tua
iii
adikku Fadhila, dan adik kecilku yang baru lahir ke dunia Ghina, kepada keluarga
yang selalu mencurahkan kasih persaudaraan, penulis mengucapkan terima kasih
atas perhatian dan doanya.
Dalam penulisan skripsi ini, saya ucapkan terima kasih kepada
kawan-kawan seperjuangan Organisasi KM UIN Jakarta angkatan 1998 bang Mixil, bang
Hawa, bang Bogel. Angkatan 2000-an Borang, Joey, Ricky, Pedro, bang Ubs,
bung Adam, Pipo, Lupus, Fadly, Chapoenk, Faiz, Syifak, Panden, Encek, Aank,
Adit dan kawan-kawan KM UIN Jakarta lainya yang tidak saya tulis satu-persatu.
Serta kawan-kawan kelas PPI/IP A angkatan 2004 Abay, Hafiz, Mulyani, Yusri,
Imam, Iman, Agus Banpol dan yang lainya.
Akhirnya, penulis mengharap kritik dan saran atas kekurangan dan
kelemahan Skripsi ini. Segala kekurangan adalah proses menuju kebaikan dan
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Semoga bermanfaat.
Jakarta 28 November 2011
penulis
iv
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Metodologi Penelitian ... 7
E. Sistematika Penulisan ... 9
BAB II LANDASAN TEORI GERAKAN MAHASISWA DAN POLITIK ... 11
A. Pengertian Gerakan Mahasiswa ... 11
1. Pengertian Gerakan ... 14
2. Pengertian Mahasiswa ... 19
B. Pengertian kelompok kepentingan ... 21
BAB III IDENTITAS DAN AKTIVITAS POLITIK KOMUNITAS MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA (KM UIN JAKARTA) ... 24
A. Profil Organisasi KM UIN Jakarta ... 24
B. KM UIN Jakarta dengan Organisasi Lain di UIN Jakarta ... 27
C. Jaringan KM UIN dengan Kampus-Kampus Lainnya ... 29
v
MINYAK TANAH KE GAS 2007 ... 38
A. Gerakan Aktivis KM UIN Jakarta. ... 38
1. Pendampingan ke Masyarakat ... 40
2. Demonstrasi. ... 43
B. Konsistensi Sikap Politik Aktivis KM UIN Jakarta Selama Menyikapi Konversi Minyak Tanah ke Gas. ... 47
1. Resiko yang Diterima ... 48
2. Kelanjutan Gerakan ... 52
BAB V PENUTUP... 59
A. Kesimpulan ... 59
B. Saran ... 62
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gerakan mahasiswa di kebanyakan negara dengan pemerintahan
otoriter atau dalam transisi demokrasi memiliki peran yang sangat penting.
Sejarah perubahan politik di Indonesia adalah sejarah gerakan mahasiswa.
Hal tersebut terlihat pada tahun-tahun 1908, 1928, 1945, 1966, 1974, dan
1998. Mahasiswa di negara-negara yang tidak demokratis adalah kaum elit
terdidik yang dikategorikan sebagai kelas menengah yang tercerahkan. Studi
menunjukan bahwa kelas semacam itulah yang menjadi sumbu penyulut
proses demokratisasi.1
Gerakan reformasi tahun 1998 menjadi titik tolak perlawanan rakyat
yang dipelopori oleh mahasiswa dan kaum intelektual terdidik yang telah
jenuh melihat kondisi bangsa yang terpuruk di segala bidang; sosial, politik,
dan ekonomi yang lumpuh akibat krisis moneter yang melanda sebagian
masyarakat, membuat para aktivis dari kalangan mahasiwa dan kaum
intelektual terdidik merasa perlu untuk mempertanyakan cita-cita bangsa ini.
Jika melihat sejarah kehidupan kampus pada tahun 80-an, maka
teringat pada sebuah kata depolitisasi. Sebuah kata yang merantai segala
gerak mahasiswa yang mengkritik kebijakan dan sikap pemerintah yang tidak
sejalan dengan keinginan rakyat. Depolitisasi diterapkan oleh pemerintah
1
Imron, Gerakan Jalan Menatap Masa Depan Indonesia Meretas baru, artikel diakses dari http//www.kammi.or.id/last.lihatphp?d=materi&do=view&id=739, tanggal 1 Agustus 2010, pukul 20:19.
Soeharto sebagai alat untuk menutup segala aktivitas mahasiswa yang dapat
mengganggu jalannya roda pemerintahan saat itu. Kegiatan para mahasiswa
yang masih berjalan pada saat itu bersifat akademik dan rekreatif. Namun
beberapa mahasiswa mencoba menyuarakan kritik politiknya yang tercemin
dan terlontar dalam diskusi di kampus. Namun upaya mengalihkan kritik ke
dalam bentuk aksi tidak mendapat saluran karena tidak ada organisasi
mahasiswa atau dewan mahasiwa.2
Sebuah gerakan mahasiswa tidak akan lahir dalam situasi vakum.
Dinamisasi merupakan syarat yang tak bisa dihindarkan ketika mahasiwa
menuntut kembali peran politiknya dalam interaksi politik nasional.
Relevansi upaya mempertanyakan peran mahasiswa Indonesia memang tepat
pada waktunya, saat depolitisasi hampir titik jenuh. lebih dari tiga puluh
tahun mahasiwa berada dalam penjara keterlibatan politik yang menyebabkan
putusnya akar gerakan mahasiswa sebelumnya.
Sebagai institusi pendidikan Islam, posisi IAIN (Institut Agama Islam
Negeri) Syarif Hidayatullah Jakarta terus mengalami perubahan, tidak saja
karena perkembangan keilmuan yang terus mengalami pengayaan, tetapi
IAIN telah berubah menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) dengan sebuah
pertimbangan akademis. Sebagai lembaga yang berafiliasi kepada agama,
mulanya dimaknai sebagai lembaga dakwah Islam yang bertanggung jawab
terhadap syiar agama di masyarakat. Sehingga orientasi kepentingannya lebih
2
di fokuskan pada pertimbangan-pertimbangan dakwah.3 Di IAIN pengajaran
agama baik sejarah, tasawuf, filsafat, hanya terbatas pada tokoh-tokoh
tertentu. Itu akan mengakibatkan mahasiswa mempunyai pemikiran yang
sempit dan parsial terhadap Islam.4 Harun Nasution membuat suatu teks book
yang melihat Islam dari berbagai aspeknya diintegrasikan kedalam kurikulum
nasional untuk pengajaran Islam.
Sebagai sebuah institusi agama, UIN Jakarta sangat memiliki arti yang
penting terhadap tumbuhnya sikap terbuka. Sistem demokrasi selama ini
menjadi landasan negara ini, mulai diteriakan kembali setelah lama terpasung
dan hanya menjadi hiasan. UIN Jakarta kini mulai bisa menerima
pengaruh-pengaruh dari luar. Forum-forum kajian yang mengkaji berbagai topik,
semakin membuat para mahasiwa kaya akan pengetahuan. Demokrasi yang
lama terpasung akibat sistem yang tidak berjalan, mulai terbuka dengan
ditandai oleh munculnya organisasi-organisasi yang berorientasi pada
perjuangan rakyat salah satunya adalah Komunitas Mahasiswa UIN Jakarta
atau disingkat KM UIN Jakarta.
Pada awal tahun 1998 KM UIN Jakarta tergabung dalam aliansi
strategis membentuk Forum Komunikasi Mahasiswa se-Jabotabek tepatnya
tanggal 7 Maret 1998 di kampus Institut Sains dan Teknologi Nasional
(ISTN). Dengan nama Forum Kota. Dalam perjalanan yang sangat panjang,
pada 7 Mei 2008 KM UIN Jakarta melepaskan diri dari aliansi strategis
Forum Kota.
3
Fuad Jabali dan Jamhari, IAIN dan Modernisasi Islam di Indonesia (Jakarta: Logos, 2002), h. 10.
Organisasi KM UIN Jakarta sebagai gerakan mahasiswa banyak yang
telah diperbuat untuk mencita-citakan masyarakat kemerdekaan Rakyat 100%
itu adalah dasar perjuangan dari aktivis KM UIN Jakarta. Dalam menyikapi
isu-isu kerakyatan dan kebijakan pemerintah selalu dengan konfrontasi tanpa
ada kompromis. Aktivis KM UIN Jakarta pernah melakukan advokasi korban
SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) se-Jawa Barat karena disana
banyak merugikan masyarakat seperti penyakit akibat radiasi listrik tegangan
tinggi dan masyarakat minta ganti rugi kepada pemerintah untuk pindah
rumah dari kawasan tower SUTET.
Pernah juga mendampingi para pedagang kaki lima di Jakarta pada
tahun 2005 terkait penggusuran oleh pemerintah dengan sepihak tanpa solusi
yang ditawarkan Masyarakat bingung untuk berjualan, karena tidak ada lapak
untuk berdagang, maka para aktivis KM UIN Jakarta bersama pedagang kaki
lima menuntut haknya terhadap pemerintah agar bisa berdagang
menyambung kehidupan.
Dalam menyikapi kebijakan pemerintah aktivis KM UIN Jakarta
selalu merensponi kebijakan pemerintah yang diangap kontroversi dan
merugikan rakyat seperti kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) yang
dinaikan oleh pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla,
sebanyak tiga kali selama perode 2004-2009. Kenaikan harga TDL (Tarif
Dasar Listrik) pada 2006 yang menjadi polemik di masyarakat KM UIN
mendirikan Posko di USNI (Universitas Satya Negara Indonesia) dengan cara
mogok makan dan menjahit mulut untuk menolak kenaikan harga TDL.
Pernah juga mendirikan Posko Bersama Anti Korupsi di KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi) 2010, bersama-sama mahasiswa se-Jakarta dengan
nama KM RAYA (Komunitas Mahasiswa Raya) melakukan mogok makan
karena terkait pada waktu itu lembaga korupsi KPK dilemahkan serta
kriminalisasi kasus Bibit Samad Rianto dan Bibit Chandra berakhirnya di
SP3kan (Surat Penghentian Penuntutan Perkara) kasus Bibit dan Chandra
oleh Jaksa Agung.
Sebagai organisasi gerakan KM UIN Jakarta telah menjadi panggilan
untuk menyikapi kebijakan pemerintah, tentang konversi minyak tanah ke gas
dan mencoba untuk mempelajari dan berdiskusi. Di kalangan masyarakat juga
resah dengan kebijakan konversi minyak tanah ke gas karena pemerintah
terlalu cepat untuk mengganti minyak tanah dengan gas.
Disinilah KM UIN Jakarta bersama kampus lainya seperti Universitas
Kristen Indonesia (UKI), Sekolah Tinggi Teologi Jakarta (STTJ), Universitas
Mpu Tantular (UMT), dan Universitas Jagakarsa untuk bergerak turun
langsung untuk mendampingi masyarakat pengguna minyak tanah, tergabung
dalam Forum Masyarakat Pengguna Minyak Tanah (FMPMT)
Kebijakan konversi minyak tanah ke gas menjadi kontroversi, karena
banyak menimbulkan kerugian di masyarakat seperti gas yang meledak dan
banyak yang meningal. Kurangnya sosialisai mengakibatkan masyarakat
yang dirasakan masyarakat, tetapi minyak tanah menjadi sesuatu kebutuhan
yang primer bagi nelayan dan masyarakat yang belum ada listrik di
pelosok-pelosok daerah serta pegunungan-pegunungan. Disini terlihat pemerintah
terlalu terburu-buru untuk melakukan program ini tanpa melihat realitas
keadaan masyarakat yang sesungguhnya.
Dari berbagai penjelasan di atas penulis tertarik untuk mengangkat
tema besar tersebut ke dalam sebuah skripsi dengan judul: Mahasiswa dan
Politik Studi kasus Gerakan Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri
(KM UIN Jakarta) dalam Menyikapi Konversi Minyak Tanah ke Gas 2007.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk menghindari melebarnya pembahasan, penulis merasa perlu
untuk memberikan pembatasan dan perumusan masalah terhadap objek yang
dikaji. Lingkup masalah ini terbatas pada masalah: Gerakan Mahasiswa
Aktivis KM UIN Jakarta. Selanjutnya dibatasi pada Aktivis KM UIN Jakarta
dalam menyikapi konversi minyak tanah ke gas 2007.
Untuk memudahkan pembahasan ini, maka penulis membuat
perumusan masalah: Bagaimana Aktivis KM UIN Jakarta melakukan
Gerakan dalam menyikapi konversi minyak tanah ke gas 2007?
C. Tujuandan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penyusunan skripsi ini adalah
konversi minyak tanah ke gas 2007. Serta memberi pemahaman terhadap
mahasiswa dan masyarakat mengenai suatu dinamika politik yang terjadi
terhadap gerakan mahasiswa di Indonesia.
Manfaat dari penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan, serta
memberikan sumbangsih terhadap pemikiran dan wawasan ilmu sosial politik
yang lebih luas kepada penulis khususnya, dan pada masyarakat luas
umumya. Dan yang terpenting adalah penelitian ini dilakukan untuk
melengkapi salah satu persyaratan kelulusan pada program S1 Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik, Program Studi Ilmu politik dalam meraih gelar S. Sos (Sarjana
Sosial).
D. Metodologi Penelitian
1
1.. TTiippeeppeenneelliittiiaann
J
Jeenniissppeenneelliittiiaanniinniikkuuaalliittaattiiffyyaaiittuusseebbaaggaaiipprroosseedduurrppeenneelliittiiaannyyaanngg
m
meenngghhaassiillkkaann ddaattaa bbeerrssiiffaatt ddeesskkrriippttiiff bbeerruuppaa kkaattaa--kkaattaa tteerrttuulliiss aattaauu lliissaann
d
daarriioorraanngg--oorraannggddaannppeerriillaakkuunnyyaayyaannggddaappaattddiiaammaattii..
2
2.. MMeettooddeeppeenngguummppuullaannddaattaa
Metode pengumpulan data memilih wawancara, observasi dan
literatur. Wawancara dilakukan dengan mantan ketua CC (Central
Commite) KM UIN Jakarta periode 2006-2008, yaitu Mustholih “Borang”,
kedua aktivis KM UIN Jakarta, Hambali “Joey”, eks tahanan politik,
ke gas 2007. Yang ketiga Wawancara dengan CC (Central Committe)
aktivis KM UIN Jakarta periode (20011-2012) angkatan 2007 Fakultas
Syariah dan Hukum.
Adapun pertimbangan penulis untuk mewancarai mereka adalah,
penulis menganggap ketiga orang tersebut memiliki data dan informasi
yang berkaitan dengan materi dan pokok pembahasan yang dibahas oleh
penulis dalam skripsi ini.
Kedua, data sekunder (literatur yang mendukung), adalah
buku-buku yang berhubungan dengan wacana gerakan mahasiswa dan politik
maupun tidak, atau literatur yang mendukung berupa artikel, koran dan
data lain yang berkaitan dengan judul penelitian ini.
3
3.. MMeettooddeePPeemmbbaahhaassaann
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini bersifat
deskriptifanalitis, yaitu suatu pembahasan yang bertujuan untuk membuat
gambaran terhadap data-data yang telah tersusun dan terkumpul dengan
cara memberikan analisa terhadap data tersebut.5
Data yang terkumpul dianalisa dengan temuan data-data lainnya.
Langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan data, dan selanjutnya
mengadakan interpretasi dengan membaca kajian-kajian teoritis untuk
memahami hasil analisis, sehingga terwujud kesimpulan sebagai hasil
penelitian.
5
[image:17.595.132.515.258.556.2]Sementara teknik penulisan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah “(Skripsi, Tesis
dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality
Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
E. Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan sistematis, penulis
membagi menjadi lima bab yang didahului dengan kata pengantar, daftar isi
dan diakhiri dengan daftar pustaka. Adapun sistematika penulisan skripsi ini
yang dibagi ke dalam lima (5) bab, perinciannya sebagai berikut:
Dalam bab satu penulis memaparkan Pendahuluan, yang terdiri dari
latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan
penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Adapun bab dua berisi landasan teori gerakan mahasiswa dan politik,
yang memuat tentang pengertian gerakam mahasiswa, pengertian gerakan,
pengertian mahasiswa, pengertian kepentingan kelompok.
Dalam bab tiga berisi tentang identitas dan aktivitaspolitikKomunitas
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta (KM UIN Jakarta), profil
Organisasi KM UIN Jakarta, KM UIN Jakarta dengan organisasi lainya di
UIN Jakarta, jaringan KM UIN dengan kampus-kampus lainya, penyikapan
kebijakan pemerintah dan isu-isu kerakyatan.
Sedangkan bab empat berisi Gerakan aktivis Komunitas Mahasiswa
Universitas Islam Negeri Jakarta (KM UIN Jakarta) dalam menyikapi
pendampingan masyarakat, demonstrasi, konsistensi sikap politik aktivis KM
UIN Jakarta selama menyikapi konversi minyak tanah ke gas, resiko yang
diterima, kelanjutan bergerak.
Pada bab terakhir berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan
dan saran. Kesimpulan dan saran memberikan jawaban terhadap
permasalahan yang dihadapi serta merangkum hasil keseluruhan dari tema
BAB II
LANDASAN TEORI GERAKAN MAHASISWA DAN POLITIK
A. Pengertian Gerakan Mahasiswa
Gerakan mahasiswa belum menjadi bagian khusus yang diakui dan
juga suatu disiplin akademis. Tetapi kepustakaan yang dibidang ini banyak
sekali dan variasi untuk dipandang sebagai suatu bidang studi.1 Aktivitas
politik mahasiswa sebagai suatu unsur atau golongan masyarakat yang
mengemban fungsi sebagaimana golongan lainya, maka kita justru sedang
berada dalam kerancuan sikap. Sebabnya berpangkal kepada pengakuan
terhadap mahasiswa sebagian golongan masyarakat yang mempunyai hak dan
tanggung jawab penuh sebagaimana golongan lainya di dalam masyarakat.2
Oleh karena itu mahasiswa yang merasa dirinya harus memasuki
dunia politik, maka mereka harus keluar dari golongan dan lingkungannya.
Mereka itu secara individual memasuki organisasi politik yang di kuasai dan
di bangun oleh orang dewasa. Segenap pertanyaan yang dihadapkan kepada
kebijaksanaan kemahasiswaan dan terhadap masa depan gerakan mahasiswa,
berangkat dari asumsi bahwa sebagai unsur dari kehidupan masyarakat yang
dinamik dan sedang menuju kehidupan modern, mahasiswa merupakan
golongan masyarakat yang hak dan kewajiban yang sama seperti golongan
lainya.3
1
Philip G Albach, Politik dan Mahasiswa, Perspektif dan Kecendrungan Masa Kini, (Jakarta: PT Gramedia, 1988), h. 3.
2 Ibid, h. ix. 3Ibid. h. x.
Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta (KM UIN
Jakarta) salah satu organisasi gerakan mahasiswa yang ada di Indonesia.
Menjadi suatu fenomenal apa yang dilakukan gerakan mahasiswa ini, isu-isu
kerakyatan dan kebijakan pemerintah yang menjadi perhatian dalam
menentukan sikap terhadap penguasa. Dari pola-pola gerakan yang dilakukan
adalah aksi-aksi demonstrasi, propaganda-propaganda lewat selebaran atau
spanduk, live in atau turun lansung kekantong-kantong masyarakat.
Gerakan politik mahasiswa tergolong tekanan (pressure) politik.
Gerakan mahasiswa berada di luar struktur dan lembaga politik. Dari sana
mereka melakukan desakan supaya aspirasi dan perjuangan mereka dipenuhi
lewat kebijaksanaan yang di hasilkan oleh dan melalui lembaga-lembaga
politik yang beroperasi. Jadi mahasiswa tersebut tidak mengadakan kegiatan
politik secara langsung. Politik mahasiswa ini lebih merupakan bagian dari
aktivitas masyarakat yang ditunjukan kepada lembaga-lembaga politik dalam
rangka memperjuangkan aspirasi dan kepentingannya.4
Jauh berbeda dengan keadaan itu ialah proses terhentinya politik
mahasiswa sedang berkembang. Karena lembaga politik di dalam masyarakat
mereka ini belum berfungsi sepenuhnya, maka gerakan politik mahasiswa
dipandang sebagai alternatif terhadap pelaksanaan fungsi lembaga yang
bersangkutan. Dengan begitu mahasiswa meletakan dirinya di tengah
gelanggang kehidupan politik. Perubahan yang mereka inginkan
diperjuangkan sendiri di dalam arena politik. Akibatnya ialah terjadinya
4
Fahruz Zaman Fadhly, Mahasiswa Menggugat, Potret Gerakan Mahasiswa Indonesia
perubahan politik, baik berupa perubahan sistem politik maupun berbentuk
perubahan pemerintah atau rezim.
Tidak berfungsinya lembaga politik untuk menghentikan gerakan
politik Indonersia dan besarnya dampak politik yang mungkin di timbulkan
oleh aktivitas seperti itu, mendorong para pengusa dan pemerintahan
masyarakat sedang berkembang untuk menggunakan kekuasaan. Tekanan
fisik pengawasan dan pengendalian serta hukum di manfaatkan untuk
menahan dan penyelesaikan gerakan mahasiswa.
Dalam teori gerakan sosial, yaitu titik yang menimbulkan efek
solidaritas ketika sekian banyak kepentingan bisa dipertemukan dan akhirnya
membentuk basis pendukung, itu bisa berupa jaringan organisasi, platform
organisai, momentum politik, atau bisa berupa kehadiran figur-figur
pemimpin. Dengan merebaknya aksi-aksi mahasiswa, pemerintah khawatir
gerakan mahasiswa akan menimbulkan efek solidaritas yang pada giliranya
akan memancing partisipasi masyarakat luas.
Apalagi ketika pemerintah transisi Habibie tengah menghadapi
problem legitimasi. Hal ini tampak dengan jelas aksi-aksi mahasiswa kembali
muncul dengan mengagendakan penolakan SI-MPR (Sidang Istimewa-
Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan pembentukan sebuah presidium
pemerintah transisi. Masyarakat dalam jumlah sangat besar terlibat di dalam
mobilisasi-mobilisasi massa.
Dari partisipasi aksi massa selama SI (Sidang Istimewa), masyarakat
sementara sebagian lagi bahkan terlibat langsung dalam aksi-aksi protes
menjadi bagian integral gerakan massa. Sebagai konsekuensinya, mereka
juga turut berhadap-hadapan dengan aparatur represif satuan keamanan.5
1. Pengertian Gerakan
Gerakan sosial suatu upaya yang kurang lebih keras dan
terorganisir yang dilakukan oleh orang-orang yang relatif besar jumlahnya,
entah untuk menimbulkan perubahan. Baik prilaku kolektif maupun
gerakan-gerakan sosial terjadi di luar kerangka institusional kehidupan
sehari-hari. Prilaku kolektif dan gerakan-gerakan sosial mendobrak
jaringan harapan-harapan yang lazim.
Meskipun mirip satu sama lain, prilaku kolektif dan
gerakan-gerakan sosial yang diorganisir KM UIN Jakarta berbeda dalam suatu segi
yang penting. Jika prilaku kolektif ditandai dengan spontanitas dan
ketiadaan struktur internal, gerakan-gerakan memiliki tatanan internal dan
merupakan tindakan bertutujuan. Potensi organisasional inilah yang
memungkinkan gerakan sosial dapat menantang institusi-institusi mapan.6
Berbicara tentang gerakan-gerakan sosial berarti bicara tentang
aktivitas kelompok-kelompok sosial dalam menyampaikan aspirasi mereka
kepada para pemimimpin masyarakat dan negara. Melalui
gerakan-gerakan sosial kelompok-kelompok yang ada dalam suatu masyarakat
dapat melibatkan politik. Dengan kata lain, gerakan-gerakan sosial
5Ibid, h. 237. 6
merupakan cara-cara kelompok yang ada dalam suatu masyarakat
berpartisipasi dalam kehidupan politik. Tetapi cara ini bersifat kurang
terorganisir, dan tidak kontinu.
Keterlibatan orang-orang dalam suatu gerakan sosial lebih
didasarkan atas rasa simpati mereka terhadap pandangan sosial atau
doktrin tertentu yang dianggap relevan untuk dibela. Dan keangotaan
mereka dalam suatu gerakan sosial hanya bersifat sementara. Ini berbeda
dengan dengan partai-partai politik yang memilki keanggotaan tetap.
Namun patut juga diperhatikan bahwa dalam gerakan-gerakan sosial yang
berskala besar terdapat juga kelompok-kelompok yang berbeda pandangan
politik.
Gerakan sosial bertujuan untuk mengubah masyarakat dengan
menentang nilai-nilai fundamental. Gerakan ini semacam gerakan
revolusioner yang memodifikasi kerangka skema nilai yang ada, ini
disebut reformasi. Reformasi mengubah kerangka nilai-nilai secara lebih
memadai.7
Gerakan massa, menjadi salah satu pola gerakan yang dilakukan
oleh aktivis KM UIN Jakarta terhadap masyarakat pengguna minyak
tanah, betapapun berlainan doktrin dan tetapi mempunyai cita-cita yang
sama, menghimpun pengikutnya yang pertama dan jenis orang tertentu.
Semuanya memikat jenis mentalitas tertentu pula. Tidak perlu diulang lagi
bahwa orang yang masuk menjadi anggota suatu gerakan revolusi yang
sedang mendapat nama berbuat demikian karena terpikat kemingkinan
melihat perubahan tiba-tiba dan hebat pada kehidupanya. Suatu gerakan
revolusi jelas dapat dijadikan alat pembawa perubahan.8
Gerakan massa melibatkan kegiatan perubahan secara revolusioner
dan gerakan perjuangan nasional secara sendiri-sendiri atau kerja sama.
Perbedaan dasar antara gaya tarik gerakan massa dan gaya tarik organisasi
praktis. Organisasi praktis menawarkan kesempatan untuk mengembankan
diri, dan daya tarik terutama terletak pada pengabdiannya kepada
kepentingan diri sendiri.
Gerakan massa menarik dan dapat mempertahankan pengikut,
bukan karena dapat memuaskan dorongan orang untuk mengembangkan
diri pribadi tetapi karena dapat memuaska orang yang ingin membebaskan
diri dari kepentingan diri pribadi.9 Gerakan massa, pada taraf sedang
aktif-aktifnya mencari pengikut, memusatkan perhatian bukan pada orang
yang ingin memperkuat dan mengembangkan diri pribadi tercinta, tetapi
pada orang yang berusaha menyingkirkan diri pribadi yang benci.
Bagi orang yang tidak puas, gerakan massa menawarkan sebuah
pengganti, untuk seluruh diri pribadi atau untuk berbagai unsur yang
membuat kehidupan dapat dipikul dan yang tidak dapat digalinya dari
sumber kepribadinya sendiri. Memang ada petualang di antara pengikut
awal gerakan massa, yang masuk menjadi angota dengan harapan gerakan
8
Eric Hoffer, Gerakan Massa, (Jakarta: Yayasan obor Indonesia, USIS, 1988), cet, pertama, h. xiii.
itu akan dapat membantu memutar roda nasipnya dan membawanya
kesinggasana kemasyuaran dan kekuasaan.
Di pihak lain, orang yang giat dalam yayasan, partai politik dan
organisai praktis lainya ada juga kadang-kadang menunjukan pengabdian
yang tulus. Namun demukian, bagaimanapun juga pertimbangan praktis
tidak pernah akan dapat bertahan lama, kecuali jika menarik untuk dapat
memuaskan kepentingan pribadi, sementara kekokohan dan perkembangan
gerakan massa tergantung pada kemampuanya mencetuskan dan
memuaskan dorongan untuk membuang jauh-jauh kepentingan diri sendiri.
Bila gerakan massa mulai menarik bagi orang lebih berminat
memupuk kedudukanya sendiri saja, ini suatu tanda bahwa gerakan itu
merangkul dan memilihara masa kini. Gerakan itu tidak dapat lagi
merupakan suatu gerakan massa tetapi menjadi suatu usaha. Dalam
gerakan ada beberapa tiga kriteria mengenai perubahan yang mendasar
dalam pergerakan yaitu adalah:
a. Evolusi merupakan suatu gerakan perubahan secara perlahan yang
mempunyai tahapan atau proses untuk mencapai suatu pertumbuhan,
peningkatan, perkembangan dan kemajuan. Ketika ingin maju dan
perttumbuhan berkembang adalah keharusan di era pada saat ini.
Sebab kemajuan dalam tindakan gerakan mahasiswa menuntut proses
berpikir, kritis, kreatif dan tata cara bertindak yang lebih maju pula.10
10
“Dalam paradigma berpikir yang evolusi, komunitas gerakan mahasiswa dibesarkan dalam semangat nasionalisme yang dikembangkan menuju neo nasionalisme untuk mencapai titik ideal. Ketika polarisasi berpikir masyarakat sudah mencapai tahapan ideal maka tidak mustahil cita-cita terbentuk civil society menjadi realita. Polarisasi gerakan yang bersifat evolusi sangat membutuhkan kemampuan reflektif, continue dan tidak tergesa-gesa. Karena dari proses itulah manusia bisa saling belajar dan coba memahami kehendak
ataupun kebutuhan bersama (take and give).”11
Mahasiswa sebagai agen perubahan menjadi garda terdepan
dalam sebuah perubahan dituntut untuk memberikan sumbangan
pemikiran, ide maupun gagasan pada terbentuknya negara yang
memberikan kontribusi terhadap masyarakat yang sejahtera. Sebagai
generasi penerus, mahasiswa harus belajar sungguh-sungguh untuk
masa depan bangsa dan negara.
b. Transformasi yaitu suatu pergerakan yang menghendaki adanya
proses perubahan terhadap suatu nilai yang kita yakini kebenaranya.
Oleh karena itu nilai-nilai yang berada pada tataran suprastrktur
seharusnya termanifestasikan secara riil pada empiric bekerja
berorganisasi.12 Dalam gerakan mahasiswa ketika meyakini suatu
perubahan maka jangan ragu untuk bertindak dalam menyikapinya.
“Dalam proses gerakan transformasi ada landasan atau
dasar pijakan bagi berlangsungnya proses transformasi yaitu pertama, Transedensi yang mengarah kepada moral teologis berpikir manusia yang memiliki ikatan kepada yang di atas. Kedua, Indepedensi yaitu sikap kemandirian yang tidak tergantung kepada pihak-pihak tertentu yang mendapat kooptasi dan menghegemoni gerakan mahasiswa. Ketiga, Emansipasi yang menuju pada kebebasan dalam bergerak.
11Ibid , h. 54. 12Ibid
Keempat, Liberalisasi yaitu sebagai sebuah semangat kebebasan yang di landasi rasa tanggung jawab sosial terhadap
sebuah aturan main yang telah disepakati secara bersama.”13
c. Akulturasi merupakan sebuah strategi untuk melakukan perubahan
sosial dalam masyarakat yang mengacu pada sebuah kebudayaan
terhadap kebudayaan lainya atau dengan kata lain saling
mempengaruhi antara dua kebudayaan yang mengakibatkan
terjadinya perubahan sosial pada kebudayaan tertentu, sebagai contoh
terjadinya proses akulturasi budaya kota karena semakin derasnya
arus informasi yang terjadi.14
“Suatu perubahan Akulturasi dimulai dengan
terhubungnya dua sistem kebudayaan atau lebih otonom dan hal tersebut terjadi melalui program komunikasi, imigrasi, ataupun urbanisasi. Dalam memahami definisi tersebut ketika kita mengkolaborasikan kedalam gerakan kebangsaan saat ini, kita dapat melihat adanya pergeseran nilai kebangsaan serta semangat nasionalisme pada bangsa Indonesia atau dengan
kata lain telah terjadi sebuah dekadensi moral.”15
2. Pengertian Mahasiswa
Peran mahasiswa awal pergerakan kemerdekaan sampai kepada
saat bangsa Indonesia memasuki era pembangunan ini sementara ada yang
berpandangan bahwa mahasiswa mempunyai posisi strategis dan peran
menentukan. Ada pula yang berpendapat bahwa posisi mahasiswa tidaklah
penting sedangkan peranan mereka hanyalah sebagai alat atau pembantu
bagi kekuatan yang sesungguhnya.
13Ibid , h. 60. 14Ibid
, h. 62. 15
Lalu ada yang meyakini bahwa tingkat strategis posisi mahasiswa
bervariasi mulai dari yang utama seperti diawal pergerakan kemerdekaan
sampai kepada dewasa ini yang hanya sebagai bagian dari masyarakat
luas. Begitu pula tentang peran mahasiswa, pandangan ketiga ini juga
melihat variasi yang besar, mulai dari perubahan pandangan masyarakat
seperti diantara tahun 1930-1960an, sampai saat ini.16
Posisi mahasiswa yang dimaksudkan adalah sebagai bagian dari
intelektual, karena kehadiran mereka dikalangan warga masyarakat yang
berkecimpung dengan ilmu pengetahuan dan lingkungan orang yang
menerapkan ilmu sebagai teknokrat. Mahasiswa adalah mereka yang
belajar dan menempuh latihan yang diberikan oleh kaum intelektual dan
intelektual teknokrat, untuk menempati posisi mereka kemudian hari.
Sebagaimana kaum intelektual, mahasiswapun berada posisi
terdepan dalam proses perubahan yang dialami oleh masyarakat.
Mahasiswa diterima masyarakat sebagai warga kelompok pembaru
kehidupan masyarakat. Sejalan dengan posisi mahasiswa didalam peta
masyarakat atau bangsa, dikenali dua peran pokok yang selalu tampil
mewarnai sejarah aktivitas mereka selama ini.
Pertama ialah sebagai kekuatan korektif terhadap penyimpangan
yang terjadi di dalam berbagai cetus kesadaran masyarakat luas akan
problema yang ada dan menumbuhkan kesadaran itu untuk menerima
16
alternatif perubahan yang dikemukan atau didukung oleh mahasiswa itu
sendiri, sehinga masyarakat berubah kearah kemajuan.
Dalam proses serah tugas seperti itu telah berlangsung bahwa
mahasiswa kembali ketugas utamanya yaitu studi dan mempersiapkan diri
untuk memasuki berbagai bidang profesi. Dan berkenan dengan posisi
serta peranya sebagai bagian kaum intelektual, mahasiswa kembali
kegiatan analisa dalam rangka memahami kelanjutan proses kehidupan
dan menentukan sikap terhadap proses tersebut.17
B. Kelompok Kepentingan
Kepentingan kelompok yang di bangun KM UIN Jakarta dan
masyarakat pengguna minyak tanah, dalam Forum Masyarakat Pengguna
Minyak Tanah (FMPMT) adalah suatu komunitas yang berusaha untuk
mempengaruhi kebijakan pemerintah saat konversi minyak tanah ke gas
2007. Kelompok-kelompok kepentingan bermunculan pada abad ke 19,
organisasi lebih longgar dibandingkan dengan partai politik dan tidak
memperjuangakan kursi dalam parlemen. Hanya memfokuskan diri pada
suatu masalah tertentu saja. Keanggotaanya terutama terdiri atas
golongan-golongan yang menganggap dirinya tertindas serta terpinggirkan.18
Pada dasarnya kelompok kepentingan ini adalah “protes” mengkritisi
kebijakan-kebijakan publik. Bahwa menyadari suara satu orang sangat kecil
17 Ibid, h. 9.
18
pengaruhnya, terutama di negara-negara yang berpenduduk jumlahnya besar.
Melalui kegiatan menggabungkan diri dengan orang lain menjadi suatu
kelompok, diharapkanya tuntutanya menjadi akan lebih didengar oleh
pemerintah. Tunjuan kelompok kepentingan ini adalah mempengaruhi
kebijakan pemerintah agar lebih menguntungkan kelompok tersebut.
Kelompok-kelompok ini berkembang menjadi gerakan sosial.19
Kelompok kepentingan berdasarkan solidaritas pada satu profesi,
sepekerjaan, kelompok ini biasanya tidak aktif secara politik dan tidak
mempunyai organisasi ketat, walaupun lebih mempunyai ikatan,
anggota-angotanya merasa mempunyai hubungan batin karena mempunyai hubungan
ekonomi dan massa konsumen.
Gabriel A. Almond dan Bingham G, powell dalam buku Comparative
Today: A World view (1992). Membagi kelompok kepentingan empat
kategori, yaitu
1. “Anomic kelompok ini tidak mempunyai organisasi secara invidu
yang terlibat mempunyai perasaan frustasi dan ketidakpuasan yang sama. Sekalipun tidak terorganisir dengan rapi, dapat saja kelompok-kelompok ini secara spontan mengadakan aksi massal jika tiba-tiba timbul frustasi dan kekecewaan mengenai suatu masalah. Ketidakpuasan ini melalui demonstrasi dan pemogakan yang tidak terkontrol dan kadang berakhir secara kekerasan.
2. Nonasosiasional kelompok ini tumbuh berdasarkan rasa solidaritas
pada sanak saudara, kerabat, agama, wilayah, kelompok etnis dan pekerjaan. Kelompok-kelompok ini biasanya tidak aktif secara politik dan tidak mempunyai organisasi yang ketat, walaupun lebih mempunyai ikatan dari pada anomic. Anggota-anggotanya merasa mempunyai hubungan batin karena mempunyai hubungan ekonomi, massa konsumen, kelompok etnis dan kedaerahan.
3. Institusional kelompok ini formal berada dalam atau bekerja sama
secara erat dengan pemerintahan seperti birokrasi dan militer.
4. Asosiasional kelompok terdiri atas serikat buruh, kamar dagang,
asosiasi etnis dan agama. Organisasi –organisa ini dibentuk dengan
satu tujuan yang eksplisit, mempunyai organisasi yang baik dengan
staf yang bekerja penuh waktu.”20
Forum Masyarakat Pengguna Minyak Tanah (FMPMT) dikategorikan
adalah kelompok Nonasosiasional yang tumbuh berdasarkan solidaritas
sama-sama masyarakat pengguna minyak tanah dan yang menolak konversi minyak
tanah ke gas, kebijakan ini dikeluarkan oleh pemerintah. Apa dilakukan
pengorganisiran KM UIN Jakarta terhadap masyarakat pengguna minyak
tanah adalah bentuk protes terhadap pemerintah karena membuat keresehan
dimasyarakat dan menjadi kontroversi.
BAB III
IDENTITAS DAN AKTIVITAS POLITIK KOMUNITAS
MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA (KM UIN JAKARTA)
A. Profil Organisasi KM UIN Jakarta
Organisasi bernama Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Jakarta yang disingkat menjadi KM UIN Jakarta didirikan tanggal 22 Mei
1998 di kota Jakarta yang berkedudukan di Ibukota Republik Indonesia. KM
UIN Jakarta berasaskan demokrasi Kerakyatan dan bersifat independen yang
terbuka bagi mahasiswa UIN Jakarta.
Pada 1998 KM UIN Jakarta, dulu yang bernama KM IAIN (Institut
Agama Islam Negeri) tergabung dalam aliansi strategis yaitu Forum Kota
(Forkot) bersama-sama kampus-kampus se-Jabodetabek untuk
menumbangkan rezim Orde Baru. Dalam perjalanannya bersama Forkot
selama 10 tahun yang dilalui sangat panjang, organisasi KM UIN Jakarta
menjadi suatu gerakan mahasiswa yang independen. Pada 7 mei 2008 KM
UIN Jakarta tidak tergabung lagi dengan Forkot karena sudah berbeda
pemikiran dan pandangan dalam bergerak.
Organisasi KM UIN Jakarta mempunyai visi untuk mewujudkan
Kemerdekaan Rakyat 100% dan misinya membangun jaring sektor mahasiswa
dan sektor rakyat. Mewujudkan kader yang berwawasan luas dalam
pengetahuan, berdikari dalam politik, mandiri dalam ekonomi, serta
mempunyai kepribadian dalam kebudayaan, dengan semangat radikalisme
dalam gerakan. Anggota KM UIN Jakarta adalah mahasiswa UIN Jakarta yang
telah menjadi syarat menjadi anggota organisasi.1 Struktur organisasi KM UIN
Jakarta sebagai berikut:
Keterangan: Central Committee, Sekretaris masing-masing diisi satu
orang anggota, dan jabatan yang lainya diisi beberapa anggota KM UIN
Jakarta.
1. Central Committee (CC) adalah pemimpin seluruh kegiatan organisasi
menentukan kebijakan organisasi yang bersifat taktis dan mengangkat dan
memberhentikan pengurus CC. Catatan bahwa kesepakatan atau keputusan
tertinggi organisasi secara strategis adalah forum KM UIN Jakarta.
1Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD ART)
2. Sekretaris adalah pelaksana operasional dan membantu menjalankan
agenda-agenda organisasi ketua CC.
3. Bendahara tugasnya adalah membantu menjalankan organisasi ketua CC
dan mengatur keuangan organisasi.
4. Jaringan Luar tugasnya adalah sebagai simpul atau perwakilan dari
organisasi KM UIN Jakarta untuk menghadiri rapat-rapat dengan kampus
atau organisasi lain.
5. Agitasi dan Propaganda tugasnya adalah yang membuat spanduk-spanduk
dan selebaran atas apa yang menjadi isu-isu KM UIN Jakarta dalam
menyikapi persoalan yang ada dikampus situasi lokal (sitlok) atau situasi
nasional (sitnas).
6. Kaderisasi tugasnya adalah mencari calon-calon untuk menjadi kader KM
UIN Jakarta dan mempersiapkan agenda pelatihan serta mempersiapkan
tempat, begitu juga yang mengisi tema-tema pelatihan KM UIN Jakarta.
KM UIN Jakarta mempunyai basis ditiap-tiap Fakultas yang ada di
UIN Jakarta, tiap Fakultas harus mencari kader-kader sendiri dengan cara
mendirikan stand dalam kampus, setelah mendapatkan calon kader maka
diadakan pelatihan, biasanya di tempat-tempat terbuka dan suasana yang alam.
Anggota KM UIN Jakarta adalah mahasiswa yang telah mengikuti pendidikan
yang diadakan organisasi. Pertama penerimaan anggota KM UIN Jakarta
tingkat I disebut Pendidikan Dasar Gerakan mahasiswa (PDGM) yang
KM UIN tingkat II disebut tingkat lanjutan Pelatihan Gerakan Mahasiswa
(PLGM) dan diselenggarahkan CC KM UIN Jakarta .
Materi-materi yang yang diberikan pendidikan tingkat I PDGM adalah
Logika Bergerak, ke KM UIN an dan Asas, SGM (Sejarah Gerakan
Mahasiswa), Manajemen dan Simulasi Aksi, Teknik Orasi, Sitnas (Situasi
Nasional), Screaning. Sedangkan pelatihan tingkat II PLGM adalah MDH
(Materialisme Dialektika Historis), 10 Step Pengorganisiran, Asas, Maping
Politik, Ekonomi Politik, Islam, Manajemen Organisasi, Analisa Media,
Sejarah Revolusi Dunia.2
Dalam menyikapi isu-isu nasional mekanismenya adalah bagaimana
organisasi yang mengagendakan rapat mengenai situasi nasional kalau ada
isu-isu yang kontroversi dimasyarakat maka aktivis KM UIN Jakarta
menyikapinya secara organisasi kalau itu isuhnya kerakyatan maka aktivis
KM UIN Jakarta turun langsung ketengah masyarakat dan melakukan
pengorganisiran.
B. KM UIN Jakarta dengan Organisasi Lain di UIN Jakarta
Organisasi KM UIN Jakarta salah satu organisasi extra kampus di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ada beberapa organisasi
extra yang ada di UIN Jakarta seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kesatuan Aksi Mahasiswa
Muslim Indonesia (KAMMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM),
Kesatuan Aksi Mahasiswa Jakarta (KAMJAK), Lingkaran Studi dan Aksi
Demokrasi Indonesia (LS-ADI) dan beberapa organisasi extra kampus yang
lainya.
Hubungan KM UIN Jakarta dengan organisasi extra kampus yang
lainya cukup baik, kadang melakukan diskusi bersama dan membuat aliansi
seperti Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta (KBM
UIN Jakarta) untuk menyikapi persoalan yang ada di kampus atau isu-isu
Nasional. Terkadang pernah terjadi pergesekan antara KM UIN dengan
organisasi yang lainya karena persoalan eksistensi dan saling menjatuhkan.
Pada saat Pemilu kampus sering terjadi benturan antara organisasi-organisasi
yang ada di UIN Jakarta.
KM UIN mempunyai koalisi yang membentuk partai politik di kampus
yaitu Partai BOENGA yang di deklakrasikan pertama kali pada hari Selasa, 10
April 2001 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM), Kesatuan Aksi Mahasiswa Jakarta (KAMJAK).3
HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) mempunyai partai kampus yaitu
PARMA (Partai Reformasi Mahasiswa), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia) mempunyai partai kampus PPM (Partai Persatuan Mahasiswa),
KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) mempunyai partai
kampus PIM (Partai Intelektual Muslim), IMM (Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah) mempunyai partai kampus Partai Progresif. Pemilu Raya
3
yang ada di kampus diselenggarakan satu tahun sekali di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Posisi KM UIN Jakarta dengan organisasi yang lainya di UIN Jakarta,
menjadi beda tersendiri karena sering melakukan aksi-aksi yang tidak pernah
dilakukan oleh organisasi yang lainya seperti mogok makan serta menjahit
mulut dan selalu konsisten dalam menyikapi kebijakan pemerintah dan isu-isu
kerakyatan yang merugikan masyarakat.
Radikalisme menjadi ciri khas organisasi KM UIN Jakarta sering
terjadi bentrokan antara aktivis mahasiswa dengan aparat keamanan,
aksi-aksinya yang extrim serta ada beberapa aktivis yang di pidanakan, radikalisme
secara menyeluruh habis-habisan, amat keras menuntut perubahan, dan maju
dalam berpikir atau bertindak. Pada prakteknya, radikal yang berbentuk
tindakan dan juga paham yang di kembangkan, cenderung dipandang sebagai
suatu upaya penyelewengan, keluar jalur dari utama, tak bersistem.4 Totalitas
menjadi keharusan setiap apa yang dikerjakan maka disetiap kerja-kerja
gerakan butuh seperti itu, untuk mendapatkan yang maksimal.
C. Jaringan KM UIN Jakarta dengan Kampus Lainnya
Di kampus-kampus lainya KM UIN punya aliansi yaitu Komunitas
Mahasiswa Raya (KM RAYA) terdiri dari UIN Jakarta, Universitas Bung
Karno (UBK), Sekolah Tinggi Manajemen Teknik Komputer Indonesia
(STMIK), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang (Untirta) kegiatanya
4
aliansi ini seperti aksi, diskusi, live in atau turun langsung dikantong-kantong
masyarakat dan melakukan kegiatan sosial.5
Aliansi KM RAYA didirikan 2009 dalam gagasan dan persepsi yang
sama antara kampus-kampus yang mempunyai pikiran yang kritis, radikal, dan
perubahan untuk rakyat Indonesia. Aliansi ini berproses untuk membuka
jaringan nasional untuk mengkuatkan barisan gerakan mahasiswa yang ada di
Indonesia. Karena tidak mudah untuk mempersatukan kampus-kampus di
Indonesia dan butuh waktu yang panjang dan pengorbanan yang tidak sedikit.
Ada beberapa aliansi mahasiswa yang pernah dibuat KM UIN Jakarta
yaitu pada tahun 2008 yaitu KPAB (Komunitas Perjuangan Anak Bangsa)
pada saat menyikapi kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM), pada 2009
Laskar Maftuh Fauzi (LMF) yang diambil dari nama mahasiswa Unas
(Universiatas Nasional) yang tewas dalam aksi menolak kenaikan harga BBM
2008 yang terjadi bentrok serta penyerangan kampus oleh aparat Polisi dan
memukuli mahasiswa lalu menimbulkan korban, lalu bersepakat mengambil
isu menolak pemilu 2009. Pada tahun 2010 Gema Satu (Gerakan Mahasiswa
Bersatu) waktu menyikapi kinerja pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
dan Boediono.
KM UIN Jakarta bukan hanya membangun sektor mahasiswa tetapi
juga membangun sektor rakyat pada saat ini aktivis KM UIN Jakarta
mendampingi masyarakat Bandung desa Pengalengan para petani sayur
tergabung dalam Forum Petani Sayuran Indonesia (FPSI). Yang menuntut
5
agar mencabut Perjanjian perdagangan bebas ACFTA (Asean-China Free
Trade Agreement) karena dapat merugikan dan petani belum siap untuk
bersaing sayuran dari China yang harganya sangat murah.
D. Penyikapan Terhadap Isu-Isu Kerakyatan dan Kebijakan Pemerintah
Menyikapi terhadap isu-isu kerakyatan KM UIN pernah melakukan
advokasi terhadap korban SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi)
warga yang menjadi korban adalah masyarakat tempat tinggalnya di tower
SUTET dan dampaknya kesehatan bagi masyarakat setempat warga menuntut
ganti rugi kepada pemerintah agar bisa pindah rumah dari kawasan tower
SUTET.
Ditahun 2005 pernah mendampingi para pedagang kaki lima yang saat
itu terkena penggusuran lapaknya seperti dipasar Senen, Pasar Minggu,
Kampung Melayu, Cawang dan Jatinegara aktivis KM UIN Jakarta bersama
pedagang kaki lima melakukan aksi di tiap wilayah-wilayah tersebut dan
akhirnya melakukan demonstrasi di Istana Negara untuk menuntut
dialokasikan tempat yang layak bagi para pedagang kaki lima.
Pada tahun 2006 KM UIN Jakarta tergabung dalam Jaringan Kota
(Jarkot) melakukan aksi mogok makan dan jahit di kampus USNI (Universitas
Satya Negara Indonesia) untuk menuntut tolak kenaikan harga Tarif Dasar
Listrik (TDL), sampai beberapa hari dan akhirnya pemerintah membatalkan
kebijakan tersebut, dikarenakan pertimbangan keluhan masyarakat yang
Dikenaikan harga Bahan Bakar Minyak pemerintah Susilo Bambang
Yudhoyono dan Jusuf Kalla, pada 2008 KM UIN Jakarta menggagas suatu
aliansi se-Jabodetabek yaitu Komunitas Perjuangan Anak Bangsa (KPAB)
yang menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), lalu melakukan
aksi besar di gedung DPR/MPR 23-24 Juni 2008 menginap didepan gerbang
tersebut dan akhirnya terjadi bentrokan antara mahasiswa dan apara keamanan
serta mengakibatkan luka di mahasiswa dan penangkapan di massa aksi.
Bahwa subsidi BBM tidak seharusnya dicabut. Pemerintah seharusnya justru
harus segera menasionalisasi perusahan-perusahan pertambangan sehingga
keuntunganya murni untuk negara, bukan terserap perusahan asing.
Kalau subsidi ditarik, harga-harga bahan kebutuhan pokok akan
melambung dan daya beli warga merosot. Meski mendapat bantuan tunai
langsung, raskin atau bantuan lainya, kemiskinan akan makin membelenggu
rakyat. Subsidi BBM dapat ditarik ketika perekonomian rakyat membaik, dan
itu dapat dilakukan jika pemerintah menasionalisasi perusahan pertambangan
serta menggunakan untuk kepentingan rakyat.6
Dalam kegiatan sosialnya KM UIN Jakarta juga membuat posko Situ
Gintung dikarenakan jebolnya situ dan mengakibatkan korban meninggal,
luka-luka dan hancurnya rumah warga terkena tumpahnya air Situ Gintung.
Bersama masyarakat membantu membersihkan lingkungan tersebut dan
mendistribusikan bantuan lewat pemberian dari masyarakat
6 “BBM, Tekan Spekulan, Kenaikan Harga BBM Jangan Ditunda,”
Korupsi di Indonesia sudah menjadi penyakit akut yang dilakukan oleh
pejabat-pejabat negara, saat itu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) adalah
lembaga yang Independen dan satu-satunya lembaga hukum yang menangani
persolan korupsi, karena sudah tidak percaya lagi dengan lembaga-lembaga
yang lain seperti Kepolisian dan Kejaksaan.
KM UIN Jakarta pernah membuat Posko Bersama Anti Korupsi di
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) pada tahun 2010 dan melakukan aksi
mogok makan, karena saat itu lembaga tersebut dilemahkan,
mengkrimanalisasikannya Bibit Samat Rianto dan Chandra Hamzah serta
dijadikan tersangka atas korupsi, dengan pressure masyarakat akhirnya Bibit
dan Chandra di SP3kan (Surat Penghentian penuntutan Perkara) oleh Jaksa
Agung.
Hampir sebulan aktivis KM UIN Jakarta dengan aliansi KM RAYA
menduduki kantor KPK di sana melakukan kegiatan-kegiatan seperti diskusi
setiap malam hari dengan tema persoalan korupsi di Indonesia dengan
menghadirkan tokoh-tokoh dan pakar di bidangnya serta melakukan
pergelaran rakyat dengan musik-musik perjuangan dan kebangsaan
Ditahun 2011 aktivis KM UIN Jakarta mendampingi petani sayuran
yang ada di Bandung Jawa Barat tepatnya di desa Pengalengan, dan
melakukan live in atau turun langsung ke desa tersebut, rata-rata warga di sana
aktivitasnya sebagai petani sayuran. Semenjak pemerintah Indonesia
melakukan perjanjian perdagangan bebas ACFTA (Asean-China Free Trade
Para petani mengalami kerugian yang besar dikarenakan pemerintah
mengimport sayuran dari China yang harganya lebih murah dan menjatuhkan
harga pasaran di Indonesia, serta membuat para petani lokal menjadi rugi tidak
sesuai dengan harga biaya produksi dengan harga jual, karena terlalu
murahnya sayuran yang di Import dari China.
Tepatnya pada 3 Oktober tergabung dalam Forum Petani Sayuran
Indonesia (FPSI) dan mahasiswa, 600 orang melakukan demonstrasi di kantor
Kementerian Perdagangan serta melakukan long march ke Istana Negara dan
menuntut pemerintah mencabut ACFTA karena membuat petani Indonesia
menjadi rugi atas perjanjian perdagangan bebas dengan China. Bukan para
petani saja yang mengalami kesulitan dengan perjanjian tersebut tetapi para
pengusaha lokal, besar maupun kecil, menjadi rugi karena barang-barang dari
China harganya sangat murah dan membuat merusak harga pasar di Indonesia
Yang dilakukan aktivis KM UIN Jakarta adalah gerakan massa untuk
menuntut suatu perubahan agar sesuatu yang diinginkan tercapai dan ideal
dalam keberlangsungan kehidupan masyarakat. Dalam kekonsistenan bergerak
dituntut untuk tetap idealisme dan non kompromis setiap menuntut suatu
keadilan. Dalam pengoganisiran massa aktivis KM UIN Jakarta dengan cara
live in atau turun langsung kemasyarakat agar kedekatan emosional terjadi dan
melakukan penyulusan pendidikan politik terhadap masyarakat agar menjadi
Kesengsarahan dan kemiskinan akibat eksploitasi dari kapitalis dalam
teori konflik Karl Marx.7 Maka itu, pemerintah yang sistemnya kapitalis harus
dilawan karena menindas rakyat miskin dan seharusnya mahasiswa dan rakyat
mengorganisir diri untuk melawan penindas tersebut agar tidak terjadi
kemiskinan yang permanen dialami oleh rakyat. Gerakan-gerakan sosial harus
dibangun menuju masyarakat yang ideal.
Gerakan mahasiswa menjadi sebuah kelompok gerakan sosial yang
terorganisir menuntut perubahan yang konstruktif serta menentang perubahan
yang dianggap destruktif. Posisi mahasiswa yang bebas dari kepentingan
politik karena tidak langsung ingin merebut kekuasaan atau menjadi agen dari
suatu kekuatan politik tertentu untuk merebut kekuasaan. Jadi gerakan lebih
bersifat moral dengan isu-isu yang dapat menyatukan berbagai kepentingan
masyarakat sehingga memperoleh dukungan yang dari rakyat8
Dalam prakteknya gerakan KM UIN Jakarta dalam peroganisiran
kampus-kampus dengan membentuk KM RAYA (Komunitas Mahasiswa
RAYA) adalah bagian dari mempersatukan gerakan mahasiswa, karena suatu
gerakan yang parsial menjadi sebuah gerakan yang tidak efektif dan akan
terlihat kecil dalam menuntut sebuah perubahan. Dalam mempersatukan
gerakan mahasiswa harus didasari dengan kepentingan bersama tidak ada
kepentingan politik didalamnya.
7
Rafael Raga Maran,Pengantar, Sosiologi Politik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), cet, pertama, h. 79.
8
Dalam kepimpinan gerakan mahasiswa harus dilakukan bersama-sama
tanpa harus ada yang ditokohkan keputusan diambil tertinggi lewat forum
bersama untuk menentukan sikap langkah gerakan untuk menuju perubahan
dalam isu-isuh kerakyatan dan kebijakan pemerintah.
Dalam sejarah gerakan mahasiswa Indonesia, mahasiswa harus
mengorganisir dan mempersatukan kekuatan itu salah satu unsur dalam
penggulingan Soekarno dan Soeharto, dalam era Reformasi harus menjadi
kekutan kontrol politik, sebagaimana kekuasan harus diawasi karena lingkaran
kekuasaan sangat menentukan kedepan bangsa ini disanalah
kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dan kepentingan-kepentingan
rakyat yang harus dipenuhi.
Suatu tindakan yang dilakukan gerakan KM UIN Jakarta dalam
perorganisiran rakyat dengan gerakan massa menarik dan dapat
mempertahankan pengikut, dalam memobilisasi massa suatu tindakan yang
radikal untuk menuntut suatu kehendak yang diinginkan. Keinginan
masyarakat yang merasa diabaikan oleh penguasa, maka rakyat akan cepat
menuntut agar dikembalikan hak-haknya sebagai manusia yang layak dalam
kehidupan.
Tindakan yang represif yang alami gerakan mahasiswa dalam suatu
demonstrasi-demonstrasi dijalan yang dilakukan aparat kepolisian bahkan
sampai penangkapan terhadap mahasiswa tidak akan membuat gentar untuk
mentuntut sebuah perubahan. Menjadi sebuah resiko sebagai aktivis
Dalam suasana demokrasi di Indonesia, gerakan mahasiswa menjadi
salah satu komponen pro demokrasi, ikut dalam memperjuangkan dalam
melawan kediktatoran rezim Orde Baru. Dalam aksi selalu menggunakan
aksi-aksi demonstrasi. KM UIN Jakarta pada tahun 1998 dalam aliansi mahasiswa
se-Jabodetabek yang bernama Forum Kota (Forkot), menjadi bagian
memperjuangkan demokrasi serta menumbangkan rezim Soeharto untuk
mencapainya demokrasi.
Paradigma berpikir secara evolutif komunitas gerakan mahasiswa
menjadi bagian semangat nasionalisme. Ketika mahasiswa turun langsung
ketengah masyarakat dan mendampingi rakyat yang tidak dapat keadilan dari
penguasa, maka mahasiswa harus memberi pelajaran politik, ketika polarisasi
masyarakat berpikir secara kritis maka tidak mustahil masyarakat hidup
menjadi sejahtera.
Gerakan mahasiswa membuat perubahan dalam negara dengan situasi
masyarakat perlahan menjadi membaik, dalam sejarah gerakan mahasiswa
membuat perubahan secara efektif dari era Orde Baru yang otoriter menjadi
demokratis pada era reformasi 1998. Dalam mengawal reformasi gerakan
mahasiswa selalu hadir dalam momentum disaat-saat krisisnya kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintah. Dalam menghadapi persoalan maka
mahasiswa menjadi bagian penting untuk mengkontrol, mengawasi,
mengkritisi dan menyikapinya. Kebuntuan-kebutuan yang dialami sistem
kenegaraan, gerakan mahasiswa menjadi salah satu elemen yang
BAB IV
GERAKAN AKTIVIS KOMUNITAS MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA (KM UIN JAKARTA) DALAM MENYIKAPI
KONVERSI MINYAK TANAH KE GAS 2007
A. Gerakan aktivis KM UIN Jakarta
Gerakan mahasiswa yang mengedepankan bentuk fenomena politik
utama dalam berbagai fase sejarah tertentu di berbagai bagian dunia semakin
memperoleh tempat dalam analisis tentang perubahan-perubahan politik.
Sebagai organisasi gerakan mahasiswa aktivis KM UIN Jakarta mengambil
peran untuk menyikapi konversi minyak tanah ke gas diterapkan oleh
pemerintah yang menjadi kontroversi. Pola gerakan aktivis KM UIN Jakarta
yaitu mulai dari mengamati, mendiskusikan fenomena sosial, dan melakukan
demonstrasi, kebijakan tersebut menjadi resah dikalangan masyarakat maka
dengan ini aktivis KM UIN Jakarta memutuskan mengambil sikap untuk
menolak konversi minyak tanah ke gas.
KM UIN Jakarta mempunyai visi untuk mewujudkan Kemerdekaan
Rakyat 100%, karena kebijakan pemerintah konversi minyak tanah ke gas
yang tak pro rakyat dan bertentangan visi KM UIN Jakarta maka menjadi isu
yang harus disikapi secara serius. Aktivis KM UIN Jakarta dan mahasiswa
Jakarta lainya seperti Universitas Kristen Indonesia (UKI), Universitas Mpu
Tantular (UMT), Universitas Jagakarsa, Sekolah Tinggi Teologi Jakarta
(STTJ) ikut dalam menyikapi konversi minyak tanah ke gas dan bergabung
didalamnya, polanya yaitu disebarkanya aktivis mahasiswa di
kantong-kantong masyarakat yang menggunakan minyak tanah untuk mengetahui
secara langsung yang dialami masyarakat dan berdiskusi dengan mereka apa
yang menjadi keresahan di masyarakat.1
Mahasiswa merupakan elit kaum muda sebab hanya sekelompok kecil
dari masyarakat kaum muda yang berkesempatan menikmati posisi sebagai
mahasiswa. Sebagai kaum terpelajar, penggagas dan pendobrak kekelaman
sejarah bangsa. Peran demikian terlaksana berkat kondisi subyektif dan
obyektif yang mengitarinya.
Kondisi subyektif yakni peranya sebagai intelektual. Disini mahasiswa
mampu melakukan pengamatan dan analisis atas kecenrungan yang tengah
berkembang dalam kehidupan bermasyarakat. Lantas berhasrat untuk
mengubahnya. Semangat dinamik semacan inilah yang menyala di kalangan
mahasiswa. Ini semua buah dari pendidikan yang diterima di bangku
perkulihan, diluar kelas maupun dari interaksi dengan pihak lain, termasuk
kedekatan mahasiswa dengan berbagai arus informasi dari dunia manapun.2
Gerakan awalnya dapat saja merupakan bentuk kemarahan,
keputusasaan atau balas dendam, ini berkaitan dengan psikologi sosial yang
bersifat empiris. Dengan bentuk semacam itu, kelas yang tertindas belum
mampu melihat jauh ke depan di luar akumulasi pengalamanya sehari-hari.
Bentuk yang kemudian diambil adalah kehendak sendiri, secara spontan.3
1Wawancara pribadi dengan Mustholih “Borang”, mantan CC (Cental Commite), aktivis KM UIN Jakarta periode 2006-2008, angkatan 2001, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, pada 10 Agustus 2011
2
Hariman Siregar, Gerakan Mahasiswa, Pilar Ke 5 Demokrasi (Jakarta:Teplok, Press, 2001), h. 2.
3
Tapi dalam kondisi-kondisi tertentu gerakan tersebut akan
berkembang. Gerakan semacam itulah yang disebut Lenin sebagai gerakan
spontan. Walaupun demikian, unsur spontan pada hakekatnya juga merupakan
bentuk dari emberio kesadaran. Dengan demikian, gerakan sosial memilki
kesamaan dengan gerakan spontan. Dari kedua gerakan tersebut belum
mampu melihat munculnya kondisi laten dari tatanan sosial ekonomi yang
ada. Sehingga dalam mencampai targetnya, gerakan sosial tidak merubah
tatanan sosial-ekonomi yang ada namun tetap berada dalam
batasan-batasanya.
Dalam pergerakan aktivis KM UIN Jakarta banyak menyikapi
persoalan-persoalan kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat atau isu-isu
kerakyatan selalu dengan pola-pola yang radikal dan tanpa kompromis.
Dengan aksi massa mempresure kekuasaan demi memperjuangan yang ingin
didapatkan yaitu kepentingan rakyat yang tertindas. Kebijakan konversi
minyak tanah ke gas yang kontroversi, aktivis KM