• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahasiswa dan politik studi kasus: gerakan komunikasi Universitas Islam Negeri Jakarta (KM UIN Jakarta) dalam menyikapi konversi minyak tanah ke gas 2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mahasiswa dan politik studi kasus: gerakan komunikasi Universitas Islam Negeri Jakarta (KM UIN Jakarta) dalam menyikapi konversi minyak tanah ke gas 2007"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

Jakarta (KM UIN Jakarta) Dalam Menyikapi Konversi Minyak Tanah ke

Gas 2007

S

Skkrriippssii

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Oleh

ULMANTO NIM. 104033201108

P

P

R

R

O

O

G

G

R

R

A

A

M

M

S

S

T

T

U

U

D

D

I

I

I

I

L

L

M

M

U

U

P

P

O

O

L

L

I

I

T

T

I

I

K

K

F

F

A

A

K

K

U

U

L

L

T

T

A

A

S

S

I

I

L

L

M

M

U

U

S

S

O

O

S

S

I

I

A

A

L

L

D

D

A

A

N

N

I

I

L

L

M

M

U

U

P

P

O

O

L

L

I

I

T

T

I

I

K

K

U

U

N

N

I

I

V

V

E

E

R

R

S

S

I

I

T

T

A

A

S

S

I

I

S

S

L

L

A

A

M

M

N

N

E

E

G

G

E

E

R

R

I

I

S

S

Y

Y

A

A

R

R

I

I

F

F

H

H

I

I

D

D

A

A

Y

Y

A

A

T

T

U

U

L

L

L

L

A

A

H

H

J

J

A

A

K

K

A

A

R

R

T

T

A

A

2

(2)
(3)
(4)
(5)

i MAHASISWA DAN POLITIK

Studi Kasus: Gerakan Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta (KM UIN Jakarta) Dalam Menyikapi Konversi Minyak Tanah ke Gas 2007

Gerakan mahasiswa menjadi suatu fenomena yang menarik dalam dinamika perpolitikan di Indonesia, disetiap perubahan yang dialami oleh negara, gerakan mahasiswa selalu hadir didalam momentum tersebut bahkan menjadi garda terdepan suatu perubahan apa yang dialami Indonesia mulai dari zaman penjajahan sampai kemerdekaan. Organisasi KM UIN Jakarta menjadi salah satu bagian dalam pergerakan mahasiswa di Indonesia, sebagai organisasi gerakan KM UIN Jakarta menyikapi persoalan kebijakan pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla konversi minyak tanah ke gas 2007 yang menjadi kontroversi. Karena kebijakan ini membuat keributan dimasyarakat, maka aktivis KM UIN Jakarta serta kampus Jakarta lainya berinisiatif untuk mengadvokasi masyarakat pengguna minyak tanah dan mendapatkan renspon dengan baik kehadiran mahasiswa di masyarakat tersebut.

Dalam proses pendampingan masyarakat pengguna minyak tanah, maka terbentuklah nama yang disepakati masyarakat dan mahasiswa Forum Masyarakat Pengguna Minyak Tanah (FMPMT). Untuk memprotes kebijakan konversi minyak tanah ke gas, gerakan Massa sebuah tindakan yang dilakukan dengan cara demonstrasi terhadap penguasa yang terkait dalam kebijakan tersebut. Aksi yang dilakukan FMPMT disikapi oleh pemerintah dengan cara represif dan dibubarkan secara brutal lalu berakibatkan bentrok massa aksi dan aparat keamanan di Depo Plumpang Jakarta Utara tempat produksinya bahan bakar minyak. Bukan itu saja tetapi menangkapi para demonstran serta dibawa ke Polres Jakarta Utara dan menginterogasi juga mengintimidasi terhadap masyarakat dan mahasiswa. Tiga aktivis KM UIN Jakarta dikenakan pasal 160 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana), Penghasutan di muka umum dengan ancaman enam tahun penjara.

Penelitian ini mengupas bagaimana aktivis KM UIN Jakarta melakukan gerakan dalam menyikapi konversi minyak tanah ke gas. Sebagai organisasi gerakan mahasiswa setiap ada isu-isu kerakyatan atau kebijakan oleh penguasa maka mahasiswa harus punya tanggung jawab moral terhadap masyarakat dan negara, sebagai pemimpin yang datang maka mahasiswa harus tahu dan mengkritisi yang dilakukan penguasa agar tidak terjadi penyelewengan oleh para pejabat negara karena kekuasaan itu cenderung korup. Maka penelitian ini melihat bagaimana organisasi KM UIN Jakarta melakukan gerakan sosial, kontrol sosial serta melakukan advokasi pendampingan masyarakat yang terkena dampak tidak keadilan oleh pemerintah.

(6)

ii

Alhamdulillahirabbil ‘Alamin segala puji hanyalah milik Allahu Rabbul

Izzati dan shalawat serta salam terucap kepada Rasullah junjungan tertinggi.

Dengan inayah dan ridha-Allah, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan

penyusun skiripsi ini yang merupakan tugas akhir dalam menempuh masa kuliah

jenjang Strata Satu (S1).

Terselesaikan skiripsi ini merupakan sumbangsih semua pihak yang telah

memberikan pelajaran, saran dan masukan berharga kepada penulis. Ucapkan

penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat selaku rektor

UIN Syarif Hidaytullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy selaku dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Bapak M. Zaki Mubarak, M.Si. selaku

Sekretaris Jurusan Studi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dan kepada Ibu Gefarina Djohan, MA. selaku dosen

Penasehat Akademik

Ucapkan terimakasih khusus, penulis sampaikan kepada Ibu Haniah

Hanafie, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan kritik

dan pelajaran selama penulisan skripsi ini. Bimbingan yang beliau berikan

motivasi penulis untuk belajar lebih dalam lagi menulis karya ilmiah lebih baik

dan sistematis. Ucapkan terimakasih dan salam hormat penulis sampaikan kepada

seluruh dosen dan staf pengajar jurusan Ilmu Politik atas transfer ilmu dan

pengetahuan yang diberikan.

Terimakasih sedalam-dalamnya, penulis sampaikan kepada orang tua

(7)

iii

adikku Fadhila, dan adik kecilku yang baru lahir ke dunia Ghina, kepada keluarga

yang selalu mencurahkan kasih persaudaraan, penulis mengucapkan terima kasih

atas perhatian dan doanya.

Dalam penulisan skripsi ini, saya ucapkan terima kasih kepada

kawan-kawan seperjuangan Organisasi KM UIN Jakarta angkatan 1998 bang Mixil, bang

Hawa, bang Bogel. Angkatan 2000-an Borang, Joey, Ricky, Pedro, bang Ubs,

bung Adam, Pipo, Lupus, Fadly, Chapoenk, Faiz, Syifak, Panden, Encek, Aank,

Adit dan kawan-kawan KM UIN Jakarta lainya yang tidak saya tulis satu-persatu.

Serta kawan-kawan kelas PPI/IP A angkatan 2004 Abay, Hafiz, Mulyani, Yusri,

Imam, Iman, Agus Banpol dan yang lainya.

Akhirnya, penulis mengharap kritik dan saran atas kekurangan dan

kelemahan Skripsi ini. Segala kekurangan adalah proses menuju kebaikan dan

kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Semoga bermanfaat.

Jakarta 28 November 2011

penulis

(8)

iv

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Metodologi Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORI GERAKAN MAHASISWA DAN POLITIK ... 11

A. Pengertian Gerakan Mahasiswa ... 11

1. Pengertian Gerakan ... 14

2. Pengertian Mahasiswa ... 19

B. Pengertian kelompok kepentingan ... 21

BAB III IDENTITAS DAN AKTIVITAS POLITIK KOMUNITAS MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA (KM UIN JAKARTA) ... 24

A. Profil Organisasi KM UIN Jakarta ... 24

B. KM UIN Jakarta dengan Organisasi Lain di UIN Jakarta ... 27

C. Jaringan KM UIN dengan Kampus-Kampus Lainnya ... 29

(9)

v

MINYAK TANAH KE GAS 2007 ... 38

A. Gerakan Aktivis KM UIN Jakarta. ... 38

1. Pendampingan ke Masyarakat ... 40

2. Demonstrasi. ... 43

B. Konsistensi Sikap Politik Aktivis KM UIN Jakarta Selama Menyikapi Konversi Minyak Tanah ke Gas. ... 47

1. Resiko yang Diterima ... 48

2. Kelanjutan Gerakan ... 52

BAB V PENUTUP... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 62

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gerakan mahasiswa di kebanyakan negara dengan pemerintahan

otoriter atau dalam transisi demokrasi memiliki peran yang sangat penting.

Sejarah perubahan politik di Indonesia adalah sejarah gerakan mahasiswa.

Hal tersebut terlihat pada tahun-tahun 1908, 1928, 1945, 1966, 1974, dan

1998. Mahasiswa di negara-negara yang tidak demokratis adalah kaum elit

terdidik yang dikategorikan sebagai kelas menengah yang tercerahkan. Studi

menunjukan bahwa kelas semacam itulah yang menjadi sumbu penyulut

proses demokratisasi.1

Gerakan reformasi tahun 1998 menjadi titik tolak perlawanan rakyat

yang dipelopori oleh mahasiswa dan kaum intelektual terdidik yang telah

jenuh melihat kondisi bangsa yang terpuruk di segala bidang; sosial, politik,

dan ekonomi yang lumpuh akibat krisis moneter yang melanda sebagian

masyarakat, membuat para aktivis dari kalangan mahasiwa dan kaum

intelektual terdidik merasa perlu untuk mempertanyakan cita-cita bangsa ini.

Jika melihat sejarah kehidupan kampus pada tahun 80-an, maka

teringat pada sebuah kata depolitisasi. Sebuah kata yang merantai segala

gerak mahasiswa yang mengkritik kebijakan dan sikap pemerintah yang tidak

sejalan dengan keinginan rakyat. Depolitisasi diterapkan oleh pemerintah

1

Imron, Gerakan Jalan Menatap Masa Depan Indonesia Meretas baru, artikel diakses dari http//www.kammi.or.id/last.lihatphp?d=materi&do=view&id=739, tanggal 1 Agustus 2010, pukul 20:19.

(11)

Soeharto sebagai alat untuk menutup segala aktivitas mahasiswa yang dapat

mengganggu jalannya roda pemerintahan saat itu. Kegiatan para mahasiswa

yang masih berjalan pada saat itu bersifat akademik dan rekreatif. Namun

beberapa mahasiswa mencoba menyuarakan kritik politiknya yang tercemin

dan terlontar dalam diskusi di kampus. Namun upaya mengalihkan kritik ke

dalam bentuk aksi tidak mendapat saluran karena tidak ada organisasi

mahasiswa atau dewan mahasiwa.2

Sebuah gerakan mahasiswa tidak akan lahir dalam situasi vakum.

Dinamisasi merupakan syarat yang tak bisa dihindarkan ketika mahasiwa

menuntut kembali peran politiknya dalam interaksi politik nasional.

Relevansi upaya mempertanyakan peran mahasiswa Indonesia memang tepat

pada waktunya, saat depolitisasi hampir titik jenuh. lebih dari tiga puluh

tahun mahasiwa berada dalam penjara keterlibatan politik yang menyebabkan

putusnya akar gerakan mahasiswa sebelumnya.

Sebagai institusi pendidikan Islam, posisi IAIN (Institut Agama Islam

Negeri) Syarif Hidayatullah Jakarta terus mengalami perubahan, tidak saja

karena perkembangan keilmuan yang terus mengalami pengayaan, tetapi

IAIN telah berubah menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) dengan sebuah

pertimbangan akademis. Sebagai lembaga yang berafiliasi kepada agama,

mulanya dimaknai sebagai lembaga dakwah Islam yang bertanggung jawab

terhadap syiar agama di masyarakat. Sehingga orientasi kepentingannya lebih

2

(12)

di fokuskan pada pertimbangan-pertimbangan dakwah.3 Di IAIN pengajaran

agama baik sejarah, tasawuf, filsafat, hanya terbatas pada tokoh-tokoh

tertentu. Itu akan mengakibatkan mahasiswa mempunyai pemikiran yang

sempit dan parsial terhadap Islam.4 Harun Nasution membuat suatu teks book

yang melihat Islam dari berbagai aspeknya diintegrasikan kedalam kurikulum

nasional untuk pengajaran Islam.

Sebagai sebuah institusi agama, UIN Jakarta sangat memiliki arti yang

penting terhadap tumbuhnya sikap terbuka. Sistem demokrasi selama ini

menjadi landasan negara ini, mulai diteriakan kembali setelah lama terpasung

dan hanya menjadi hiasan. UIN Jakarta kini mulai bisa menerima

pengaruh-pengaruh dari luar. Forum-forum kajian yang mengkaji berbagai topik,

semakin membuat para mahasiwa kaya akan pengetahuan. Demokrasi yang

lama terpasung akibat sistem yang tidak berjalan, mulai terbuka dengan

ditandai oleh munculnya organisasi-organisasi yang berorientasi pada

perjuangan rakyat salah satunya adalah Komunitas Mahasiswa UIN Jakarta

atau disingkat KM UIN Jakarta.

Pada awal tahun 1998 KM UIN Jakarta tergabung dalam aliansi

strategis membentuk Forum Komunikasi Mahasiswa se-Jabotabek tepatnya

tanggal 7 Maret 1998 di kampus Institut Sains dan Teknologi Nasional

(ISTN). Dengan nama Forum Kota. Dalam perjalanan yang sangat panjang,

pada 7 Mei 2008 KM UIN Jakarta melepaskan diri dari aliansi strategis

Forum Kota.

3

Fuad Jabali dan Jamhari, IAIN dan Modernisasi Islam di Indonesia (Jakarta: Logos, 2002), h. 10.

(13)

Organisasi KM UIN Jakarta sebagai gerakan mahasiswa banyak yang

telah diperbuat untuk mencita-citakan masyarakat kemerdekaan Rakyat 100%

itu adalah dasar perjuangan dari aktivis KM UIN Jakarta. Dalam menyikapi

isu-isu kerakyatan dan kebijakan pemerintah selalu dengan konfrontasi tanpa

ada kompromis. Aktivis KM UIN Jakarta pernah melakukan advokasi korban

SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) se-Jawa Barat karena disana

banyak merugikan masyarakat seperti penyakit akibat radiasi listrik tegangan

tinggi dan masyarakat minta ganti rugi kepada pemerintah untuk pindah

rumah dari kawasan tower SUTET.

Pernah juga mendampingi para pedagang kaki lima di Jakarta pada

tahun 2005 terkait penggusuran oleh pemerintah dengan sepihak tanpa solusi

yang ditawarkan Masyarakat bingung untuk berjualan, karena tidak ada lapak

untuk berdagang, maka para aktivis KM UIN Jakarta bersama pedagang kaki

lima menuntut haknya terhadap pemerintah agar bisa berdagang

menyambung kehidupan.

Dalam menyikapi kebijakan pemerintah aktivis KM UIN Jakarta

selalu merensponi kebijakan pemerintah yang diangap kontroversi dan

merugikan rakyat seperti kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) yang

dinaikan oleh pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla,

sebanyak tiga kali selama perode 2004-2009. Kenaikan harga TDL (Tarif

Dasar Listrik) pada 2006 yang menjadi polemik di masyarakat KM UIN

(14)

mendirikan Posko di USNI (Universitas Satya Negara Indonesia) dengan cara

mogok makan dan menjahit mulut untuk menolak kenaikan harga TDL.

Pernah juga mendirikan Posko Bersama Anti Korupsi di KPK (Komisi

Pemberantasan Korupsi) 2010, bersama-sama mahasiswa se-Jakarta dengan

nama KM RAYA (Komunitas Mahasiswa Raya) melakukan mogok makan

karena terkait pada waktu itu lembaga korupsi KPK dilemahkan serta

kriminalisasi kasus Bibit Samad Rianto dan Bibit Chandra berakhirnya di

SP3kan (Surat Penghentian Penuntutan Perkara) kasus Bibit dan Chandra

oleh Jaksa Agung.

Sebagai organisasi gerakan KM UIN Jakarta telah menjadi panggilan

untuk menyikapi kebijakan pemerintah, tentang konversi minyak tanah ke gas

dan mencoba untuk mempelajari dan berdiskusi. Di kalangan masyarakat juga

resah dengan kebijakan konversi minyak tanah ke gas karena pemerintah

terlalu cepat untuk mengganti minyak tanah dengan gas.

Disinilah KM UIN Jakarta bersama kampus lainya seperti Universitas

Kristen Indonesia (UKI), Sekolah Tinggi Teologi Jakarta (STTJ), Universitas

Mpu Tantular (UMT), dan Universitas Jagakarsa untuk bergerak turun

langsung untuk mendampingi masyarakat pengguna minyak tanah, tergabung

dalam Forum Masyarakat Pengguna Minyak Tanah (FMPMT)

Kebijakan konversi minyak tanah ke gas menjadi kontroversi, karena

banyak menimbulkan kerugian di masyarakat seperti gas yang meledak dan

banyak yang meningal. Kurangnya sosialisai mengakibatkan masyarakat

(15)

yang dirasakan masyarakat, tetapi minyak tanah menjadi sesuatu kebutuhan

yang primer bagi nelayan dan masyarakat yang belum ada listrik di

pelosok-pelosok daerah serta pegunungan-pegunungan. Disini terlihat pemerintah

terlalu terburu-buru untuk melakukan program ini tanpa melihat realitas

keadaan masyarakat yang sesungguhnya.

Dari berbagai penjelasan di atas penulis tertarik untuk mengangkat

tema besar tersebut ke dalam sebuah skripsi dengan judul: Mahasiswa dan

Politik Studi kasus Gerakan Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri

(KM UIN Jakarta) dalam Menyikapi Konversi Minyak Tanah ke Gas 2007.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk menghindari melebarnya pembahasan, penulis merasa perlu

untuk memberikan pembatasan dan perumusan masalah terhadap objek yang

dikaji. Lingkup masalah ini terbatas pada masalah: Gerakan Mahasiswa

Aktivis KM UIN Jakarta. Selanjutnya dibatasi pada Aktivis KM UIN Jakarta

dalam menyikapi konversi minyak tanah ke gas 2007.

Untuk memudahkan pembahasan ini, maka penulis membuat

perumusan masalah: Bagaimana Aktivis KM UIN Jakarta melakukan

Gerakan dalam menyikapi konversi minyak tanah ke gas 2007?

C. Tujuandan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penyusunan skripsi ini adalah

(16)

konversi minyak tanah ke gas 2007. Serta memberi pemahaman terhadap

mahasiswa dan masyarakat mengenai suatu dinamika politik yang terjadi

terhadap gerakan mahasiswa di Indonesia.

Manfaat dari penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan, serta

memberikan sumbangsih terhadap pemikiran dan wawasan ilmu sosial politik

yang lebih luas kepada penulis khususnya, dan pada masyarakat luas

umumya. Dan yang terpenting adalah penelitian ini dilakukan untuk

melengkapi salah satu persyaratan kelulusan pada program S1 Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik, Program Studi Ilmu politik dalam meraih gelar S. Sos (Sarjana

Sosial).

D. Metodologi Penelitian

1

1.. TTiippeeppeenneelliittiiaann

J

Jeenniissppeenneelliittiiaanniinniikkuuaalliittaattiiffyyaaiittuusseebbaaggaaiipprroosseedduurrppeenneelliittiiaannyyaanngg

m

meenngghhaassiillkkaann ddaattaa bbeerrssiiffaatt ddeesskkrriippttiiff bbeerruuppaa kkaattaa--kkaattaa tteerrttuulliiss aattaauu lliissaann

d

daarriioorraanngg--oorraannggddaannppeerriillaakkuunnyyaayyaannggddaappaattddiiaammaattii..

2

2.. MMeettooddeeppeenngguummppuullaannddaattaa

Metode pengumpulan data memilih wawancara, observasi dan

literatur. Wawancara dilakukan dengan mantan ketua CC (Central

Commite) KM UIN Jakarta periode 2006-2008, yaitu Mustholih “Borang”,

kedua aktivis KM UIN Jakarta, Hambali “Joey”, eks tahanan politik,

(17)

ke gas 2007. Yang ketiga Wawancara dengan CC (Central Committe)

aktivis KM UIN Jakarta periode (20011-2012) angkatan 2007 Fakultas

Syariah dan Hukum.

Adapun pertimbangan penulis untuk mewancarai mereka adalah,

penulis menganggap ketiga orang tersebut memiliki data dan informasi

yang berkaitan dengan materi dan pokok pembahasan yang dibahas oleh

penulis dalam skripsi ini.

Kedua, data sekunder (literatur yang mendukung), adalah

buku-buku yang berhubungan dengan wacana gerakan mahasiswa dan politik

maupun tidak, atau literatur yang mendukung berupa artikel, koran dan

data lain yang berkaitan dengan judul penelitian ini.

3

3.. MMeettooddeePPeemmbbaahhaassaann

Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini bersifat

deskriptifanalitis, yaitu suatu pembahasan yang bertujuan untuk membuat

gambaran terhadap data-data yang telah tersusun dan terkumpul dengan

cara memberikan analisa terhadap data tersebut.5

Data yang terkumpul dianalisa dengan temuan data-data lainnya.

Langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan data, dan selanjutnya

mengadakan interpretasi dengan membaca kajian-kajian teoritis untuk

memahami hasil analisis, sehingga terwujud kesimpulan sebagai hasil

penelitian.

5

[image:17.595.132.515.258.556.2]
(18)

Sementara teknik penulisan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah “(Skripsi, Tesis

dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality

Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

E. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan sistematis, penulis

membagi menjadi lima bab yang didahului dengan kata pengantar, daftar isi

dan diakhiri dengan daftar pustaka. Adapun sistematika penulisan skripsi ini

yang dibagi ke dalam lima (5) bab, perinciannya sebagai berikut:

Dalam bab satu penulis memaparkan Pendahuluan, yang terdiri dari

latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan

penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

Adapun bab dua berisi landasan teori gerakan mahasiswa dan politik,

yang memuat tentang pengertian gerakam mahasiswa, pengertian gerakan,

pengertian mahasiswa, pengertian kepentingan kelompok.

Dalam bab tiga berisi tentang identitas dan aktivitaspolitikKomunitas

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta (KM UIN Jakarta), profil

Organisasi KM UIN Jakarta, KM UIN Jakarta dengan organisasi lainya di

UIN Jakarta, jaringan KM UIN dengan kampus-kampus lainya, penyikapan

kebijakan pemerintah dan isu-isu kerakyatan.

Sedangkan bab empat berisi Gerakan aktivis Komunitas Mahasiswa

Universitas Islam Negeri Jakarta (KM UIN Jakarta) dalam menyikapi

(19)

pendampingan masyarakat, demonstrasi, konsistensi sikap politik aktivis KM

UIN Jakarta selama menyikapi konversi minyak tanah ke gas, resiko yang

diterima, kelanjutan bergerak.

Pada bab terakhir berisi tentang penutup yang meliputi kesimpulan

dan saran. Kesimpulan dan saran memberikan jawaban terhadap

permasalahan yang dihadapi serta merangkum hasil keseluruhan dari tema

(20)

BAB II

LANDASAN TEORI GERAKAN MAHASISWA DAN POLITIK

A. Pengertian Gerakan Mahasiswa

Gerakan mahasiswa belum menjadi bagian khusus yang diakui dan

juga suatu disiplin akademis. Tetapi kepustakaan yang dibidang ini banyak

sekali dan variasi untuk dipandang sebagai suatu bidang studi.1 Aktivitas

politik mahasiswa sebagai suatu unsur atau golongan masyarakat yang

mengemban fungsi sebagaimana golongan lainya, maka kita justru sedang

berada dalam kerancuan sikap. Sebabnya berpangkal kepada pengakuan

terhadap mahasiswa sebagian golongan masyarakat yang mempunyai hak dan

tanggung jawab penuh sebagaimana golongan lainya di dalam masyarakat.2

Oleh karena itu mahasiswa yang merasa dirinya harus memasuki

dunia politik, maka mereka harus keluar dari golongan dan lingkungannya.

Mereka itu secara individual memasuki organisasi politik yang di kuasai dan

di bangun oleh orang dewasa. Segenap pertanyaan yang dihadapkan kepada

kebijaksanaan kemahasiswaan dan terhadap masa depan gerakan mahasiswa,

berangkat dari asumsi bahwa sebagai unsur dari kehidupan masyarakat yang

dinamik dan sedang menuju kehidupan modern, mahasiswa merupakan

golongan masyarakat yang hak dan kewajiban yang sama seperti golongan

lainya.3

1

Philip G Albach, Politik dan Mahasiswa, Perspektif dan Kecendrungan Masa Kini, (Jakarta: PT Gramedia, 1988), h. 3.

2 Ibid, h. ix. 3Ibid. h. x.

(21)

Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta (KM UIN

Jakarta) salah satu organisasi gerakan mahasiswa yang ada di Indonesia.

Menjadi suatu fenomenal apa yang dilakukan gerakan mahasiswa ini, isu-isu

kerakyatan dan kebijakan pemerintah yang menjadi perhatian dalam

menentukan sikap terhadap penguasa. Dari pola-pola gerakan yang dilakukan

adalah aksi-aksi demonstrasi, propaganda-propaganda lewat selebaran atau

spanduk, live in atau turun lansung kekantong-kantong masyarakat.

Gerakan politik mahasiswa tergolong tekanan (pressure) politik.

Gerakan mahasiswa berada di luar struktur dan lembaga politik. Dari sana

mereka melakukan desakan supaya aspirasi dan perjuangan mereka dipenuhi

lewat kebijaksanaan yang di hasilkan oleh dan melalui lembaga-lembaga

politik yang beroperasi. Jadi mahasiswa tersebut tidak mengadakan kegiatan

politik secara langsung. Politik mahasiswa ini lebih merupakan bagian dari

aktivitas masyarakat yang ditunjukan kepada lembaga-lembaga politik dalam

rangka memperjuangkan aspirasi dan kepentingannya.4

Jauh berbeda dengan keadaan itu ialah proses terhentinya politik

mahasiswa sedang berkembang. Karena lembaga politik di dalam masyarakat

mereka ini belum berfungsi sepenuhnya, maka gerakan politik mahasiswa

dipandang sebagai alternatif terhadap pelaksanaan fungsi lembaga yang

bersangkutan. Dengan begitu mahasiswa meletakan dirinya di tengah

gelanggang kehidupan politik. Perubahan yang mereka inginkan

diperjuangkan sendiri di dalam arena politik. Akibatnya ialah terjadinya

4

Fahruz Zaman Fadhly, Mahasiswa Menggugat, Potret Gerakan Mahasiswa Indonesia

(22)

perubahan politik, baik berupa perubahan sistem politik maupun berbentuk

perubahan pemerintah atau rezim.

Tidak berfungsinya lembaga politik untuk menghentikan gerakan

politik Indonersia dan besarnya dampak politik yang mungkin di timbulkan

oleh aktivitas seperti itu, mendorong para pengusa dan pemerintahan

masyarakat sedang berkembang untuk menggunakan kekuasaan. Tekanan

fisik pengawasan dan pengendalian serta hukum di manfaatkan untuk

menahan dan penyelesaikan gerakan mahasiswa.

Dalam teori gerakan sosial, yaitu titik yang menimbulkan efek

solidaritas ketika sekian banyak kepentingan bisa dipertemukan dan akhirnya

membentuk basis pendukung, itu bisa berupa jaringan organisasi, platform

organisai, momentum politik, atau bisa berupa kehadiran figur-figur

pemimpin. Dengan merebaknya aksi-aksi mahasiswa, pemerintah khawatir

gerakan mahasiswa akan menimbulkan efek solidaritas yang pada giliranya

akan memancing partisipasi masyarakat luas.

Apalagi ketika pemerintah transisi Habibie tengah menghadapi

problem legitimasi. Hal ini tampak dengan jelas aksi-aksi mahasiswa kembali

muncul dengan mengagendakan penolakan SI-MPR (Sidang Istimewa-

Majelis Permusyawaratan Rakyat) dan pembentukan sebuah presidium

pemerintah transisi. Masyarakat dalam jumlah sangat besar terlibat di dalam

mobilisasi-mobilisasi massa.

Dari partisipasi aksi massa selama SI (Sidang Istimewa), masyarakat

(23)

sementara sebagian lagi bahkan terlibat langsung dalam aksi-aksi protes

menjadi bagian integral gerakan massa. Sebagai konsekuensinya, mereka

juga turut berhadap-hadapan dengan aparatur represif satuan keamanan.5

1. Pengertian Gerakan

Gerakan sosial suatu upaya yang kurang lebih keras dan

terorganisir yang dilakukan oleh orang-orang yang relatif besar jumlahnya,

entah untuk menimbulkan perubahan. Baik prilaku kolektif maupun

gerakan-gerakan sosial terjadi di luar kerangka institusional kehidupan

sehari-hari. Prilaku kolektif dan gerakan-gerakan sosial mendobrak

jaringan harapan-harapan yang lazim.

Meskipun mirip satu sama lain, prilaku kolektif dan

gerakan-gerakan sosial yang diorganisir KM UIN Jakarta berbeda dalam suatu segi

yang penting. Jika prilaku kolektif ditandai dengan spontanitas dan

ketiadaan struktur internal, gerakan-gerakan memiliki tatanan internal dan

merupakan tindakan bertutujuan. Potensi organisasional inilah yang

memungkinkan gerakan sosial dapat menantang institusi-institusi mapan.6

Berbicara tentang gerakan-gerakan sosial berarti bicara tentang

aktivitas kelompok-kelompok sosial dalam menyampaikan aspirasi mereka

kepada para pemimimpin masyarakat dan negara. Melalui

gerakan-gerakan sosial kelompok-kelompok yang ada dalam suatu masyarakat

dapat melibatkan politik. Dengan kata lain, gerakan-gerakan sosial

5Ibid, h. 237. 6

(24)

merupakan cara-cara kelompok yang ada dalam suatu masyarakat

berpartisipasi dalam kehidupan politik. Tetapi cara ini bersifat kurang

terorganisir, dan tidak kontinu.

Keterlibatan orang-orang dalam suatu gerakan sosial lebih

didasarkan atas rasa simpati mereka terhadap pandangan sosial atau

doktrin tertentu yang dianggap relevan untuk dibela. Dan keangotaan

mereka dalam suatu gerakan sosial hanya bersifat sementara. Ini berbeda

dengan dengan partai-partai politik yang memilki keanggotaan tetap.

Namun patut juga diperhatikan bahwa dalam gerakan-gerakan sosial yang

berskala besar terdapat juga kelompok-kelompok yang berbeda pandangan

politik.

Gerakan sosial bertujuan untuk mengubah masyarakat dengan

menentang nilai-nilai fundamental. Gerakan ini semacam gerakan

revolusioner yang memodifikasi kerangka skema nilai yang ada, ini

disebut reformasi. Reformasi mengubah kerangka nilai-nilai secara lebih

memadai.7

Gerakan massa, menjadi salah satu pola gerakan yang dilakukan

oleh aktivis KM UIN Jakarta terhadap masyarakat pengguna minyak

tanah, betapapun berlainan doktrin dan tetapi mempunyai cita-cita yang

sama, menghimpun pengikutnya yang pertama dan jenis orang tertentu.

Semuanya memikat jenis mentalitas tertentu pula. Tidak perlu diulang lagi

bahwa orang yang masuk menjadi anggota suatu gerakan revolusi yang

(25)

sedang mendapat nama berbuat demikian karena terpikat kemingkinan

melihat perubahan tiba-tiba dan hebat pada kehidupanya. Suatu gerakan

revolusi jelas dapat dijadikan alat pembawa perubahan.8

Gerakan massa melibatkan kegiatan perubahan secara revolusioner

dan gerakan perjuangan nasional secara sendiri-sendiri atau kerja sama.

Perbedaan dasar antara gaya tarik gerakan massa dan gaya tarik organisasi

praktis. Organisasi praktis menawarkan kesempatan untuk mengembankan

diri, dan daya tarik terutama terletak pada pengabdiannya kepada

kepentingan diri sendiri.

Gerakan massa menarik dan dapat mempertahankan pengikut,

bukan karena dapat memuaskan dorongan orang untuk mengembangkan

diri pribadi tetapi karena dapat memuaska orang yang ingin membebaskan

diri dari kepentingan diri pribadi.9 Gerakan massa, pada taraf sedang

aktif-aktifnya mencari pengikut, memusatkan perhatian bukan pada orang

yang ingin memperkuat dan mengembangkan diri pribadi tercinta, tetapi

pada orang yang berusaha menyingkirkan diri pribadi yang benci.

Bagi orang yang tidak puas, gerakan massa menawarkan sebuah

pengganti, untuk seluruh diri pribadi atau untuk berbagai unsur yang

membuat kehidupan dapat dipikul dan yang tidak dapat digalinya dari

sumber kepribadinya sendiri. Memang ada petualang di antara pengikut

awal gerakan massa, yang masuk menjadi angota dengan harapan gerakan

8

Eric Hoffer, Gerakan Massa, (Jakarta: Yayasan obor Indonesia, USIS, 1988), cet, pertama, h. xiii.

(26)

itu akan dapat membantu memutar roda nasipnya dan membawanya

kesinggasana kemasyuaran dan kekuasaan.

Di pihak lain, orang yang giat dalam yayasan, partai politik dan

organisai praktis lainya ada juga kadang-kadang menunjukan pengabdian

yang tulus. Namun demukian, bagaimanapun juga pertimbangan praktis

tidak pernah akan dapat bertahan lama, kecuali jika menarik untuk dapat

memuaskan kepentingan pribadi, sementara kekokohan dan perkembangan

gerakan massa tergantung pada kemampuanya mencetuskan dan

memuaskan dorongan untuk membuang jauh-jauh kepentingan diri sendiri.

Bila gerakan massa mulai menarik bagi orang lebih berminat

memupuk kedudukanya sendiri saja, ini suatu tanda bahwa gerakan itu

merangkul dan memilihara masa kini. Gerakan itu tidak dapat lagi

merupakan suatu gerakan massa tetapi menjadi suatu usaha. Dalam

gerakan ada beberapa tiga kriteria mengenai perubahan yang mendasar

dalam pergerakan yaitu adalah:

a. Evolusi merupakan suatu gerakan perubahan secara perlahan yang

mempunyai tahapan atau proses untuk mencapai suatu pertumbuhan,

peningkatan, perkembangan dan kemajuan. Ketika ingin maju dan

perttumbuhan berkembang adalah keharusan di era pada saat ini.

Sebab kemajuan dalam tindakan gerakan mahasiswa menuntut proses

berpikir, kritis, kreatif dan tata cara bertindak yang lebih maju pula.10

10

(27)

“Dalam paradigma berpikir yang evolusi, komunitas gerakan mahasiswa dibesarkan dalam semangat nasionalisme yang dikembangkan menuju neo nasionalisme untuk mencapai titik ideal. Ketika polarisasi berpikir masyarakat sudah mencapai tahapan ideal maka tidak mustahil cita-cita terbentuk civil society menjadi realita. Polarisasi gerakan yang bersifat evolusi sangat membutuhkan kemampuan reflektif, continue dan tidak tergesa-gesa. Karena dari proses itulah manusia bisa saling belajar dan coba memahami kehendak

ataupun kebutuhan bersama (take and give).”11

Mahasiswa sebagai agen perubahan menjadi garda terdepan

dalam sebuah perubahan dituntut untuk memberikan sumbangan

pemikiran, ide maupun gagasan pada terbentuknya negara yang

memberikan kontribusi terhadap masyarakat yang sejahtera. Sebagai

generasi penerus, mahasiswa harus belajar sungguh-sungguh untuk

masa depan bangsa dan negara.

b. Transformasi yaitu suatu pergerakan yang menghendaki adanya

proses perubahan terhadap suatu nilai yang kita yakini kebenaranya.

Oleh karena itu nilai-nilai yang berada pada tataran suprastrktur

seharusnya termanifestasikan secara riil pada empiric bekerja

berorganisasi.12 Dalam gerakan mahasiswa ketika meyakini suatu

perubahan maka jangan ragu untuk bertindak dalam menyikapinya.

“Dalam proses gerakan transformasi ada landasan atau

dasar pijakan bagi berlangsungnya proses transformasi yaitu pertama, Transedensi yang mengarah kepada moral teologis berpikir manusia yang memiliki ikatan kepada yang di atas. Kedua, Indepedensi yaitu sikap kemandirian yang tidak tergantung kepada pihak-pihak tertentu yang mendapat kooptasi dan menghegemoni gerakan mahasiswa. Ketiga, Emansipasi yang menuju pada kebebasan dalam bergerak.

11Ibid , h. 54. 12Ibid

(28)

Keempat, Liberalisasi yaitu sebagai sebuah semangat kebebasan yang di landasi rasa tanggung jawab sosial terhadap

sebuah aturan main yang telah disepakati secara bersama.”13

c. Akulturasi merupakan sebuah strategi untuk melakukan perubahan

sosial dalam masyarakat yang mengacu pada sebuah kebudayaan

terhadap kebudayaan lainya atau dengan kata lain saling

mempengaruhi antara dua kebudayaan yang mengakibatkan

terjadinya perubahan sosial pada kebudayaan tertentu, sebagai contoh

terjadinya proses akulturasi budaya kota karena semakin derasnya

arus informasi yang terjadi.14

“Suatu perubahan Akulturasi dimulai dengan

terhubungnya dua sistem kebudayaan atau lebih otonom dan hal tersebut terjadi melalui program komunikasi, imigrasi, ataupun urbanisasi. Dalam memahami definisi tersebut ketika kita mengkolaborasikan kedalam gerakan kebangsaan saat ini, kita dapat melihat adanya pergeseran nilai kebangsaan serta semangat nasionalisme pada bangsa Indonesia atau dengan

kata lain telah terjadi sebuah dekadensi moral.”15

2. Pengertian Mahasiswa

Peran mahasiswa awal pergerakan kemerdekaan sampai kepada

saat bangsa Indonesia memasuki era pembangunan ini sementara ada yang

berpandangan bahwa mahasiswa mempunyai posisi strategis dan peran

menentukan. Ada pula yang berpendapat bahwa posisi mahasiswa tidaklah

penting sedangkan peranan mereka hanyalah sebagai alat atau pembantu

bagi kekuatan yang sesungguhnya.

13Ibid , h. 60. 14Ibid

, h. 62. 15

(29)

Lalu ada yang meyakini bahwa tingkat strategis posisi mahasiswa

bervariasi mulai dari yang utama seperti diawal pergerakan kemerdekaan

sampai kepada dewasa ini yang hanya sebagai bagian dari masyarakat

luas. Begitu pula tentang peran mahasiswa, pandangan ketiga ini juga

melihat variasi yang besar, mulai dari perubahan pandangan masyarakat

seperti diantara tahun 1930-1960an, sampai saat ini.16

Posisi mahasiswa yang dimaksudkan adalah sebagai bagian dari

intelektual, karena kehadiran mereka dikalangan warga masyarakat yang

berkecimpung dengan ilmu pengetahuan dan lingkungan orang yang

menerapkan ilmu sebagai teknokrat. Mahasiswa adalah mereka yang

belajar dan menempuh latihan yang diberikan oleh kaum intelektual dan

intelektual teknokrat, untuk menempati posisi mereka kemudian hari.

Sebagaimana kaum intelektual, mahasiswapun berada posisi

terdepan dalam proses perubahan yang dialami oleh masyarakat.

Mahasiswa diterima masyarakat sebagai warga kelompok pembaru

kehidupan masyarakat. Sejalan dengan posisi mahasiswa didalam peta

masyarakat atau bangsa, dikenali dua peran pokok yang selalu tampil

mewarnai sejarah aktivitas mereka selama ini.

Pertama ialah sebagai kekuatan korektif terhadap penyimpangan

yang terjadi di dalam berbagai cetus kesadaran masyarakat luas akan

problema yang ada dan menumbuhkan kesadaran itu untuk menerima

16

(30)

alternatif perubahan yang dikemukan atau didukung oleh mahasiswa itu

sendiri, sehinga masyarakat berubah kearah kemajuan.

Dalam proses serah tugas seperti itu telah berlangsung bahwa

mahasiswa kembali ketugas utamanya yaitu studi dan mempersiapkan diri

untuk memasuki berbagai bidang profesi. Dan berkenan dengan posisi

serta peranya sebagai bagian kaum intelektual, mahasiswa kembali

kegiatan analisa dalam rangka memahami kelanjutan proses kehidupan

dan menentukan sikap terhadap proses tersebut.17

B. Kelompok Kepentingan

Kepentingan kelompok yang di bangun KM UIN Jakarta dan

masyarakat pengguna minyak tanah, dalam Forum Masyarakat Pengguna

Minyak Tanah (FMPMT) adalah suatu komunitas yang berusaha untuk

mempengaruhi kebijakan pemerintah saat konversi minyak tanah ke gas

2007. Kelompok-kelompok kepentingan bermunculan pada abad ke 19,

organisasi lebih longgar dibandingkan dengan partai politik dan tidak

memperjuangakan kursi dalam parlemen. Hanya memfokuskan diri pada

suatu masalah tertentu saja. Keanggotaanya terutama terdiri atas

golongan-golongan yang menganggap dirinya tertindas serta terpinggirkan.18

Pada dasarnya kelompok kepentingan ini adalah “protes” mengkritisi

kebijakan-kebijakan publik. Bahwa menyadari suara satu orang sangat kecil

17 Ibid, h. 9.

18

(31)

pengaruhnya, terutama di negara-negara yang berpenduduk jumlahnya besar.

Melalui kegiatan menggabungkan diri dengan orang lain menjadi suatu

kelompok, diharapkanya tuntutanya menjadi akan lebih didengar oleh

pemerintah. Tunjuan kelompok kepentingan ini adalah mempengaruhi

kebijakan pemerintah agar lebih menguntungkan kelompok tersebut.

Kelompok-kelompok ini berkembang menjadi gerakan sosial.19

Kelompok kepentingan berdasarkan solidaritas pada satu profesi,

sepekerjaan, kelompok ini biasanya tidak aktif secara politik dan tidak

mempunyai organisasi ketat, walaupun lebih mempunyai ikatan,

anggota-angotanya merasa mempunyai hubungan batin karena mempunyai hubungan

ekonomi dan massa konsumen.

Gabriel A. Almond dan Bingham G, powell dalam buku Comparative

Today: A World view (1992). Membagi kelompok kepentingan empat

kategori, yaitu

1. “Anomic kelompok ini tidak mempunyai organisasi secara invidu

yang terlibat mempunyai perasaan frustasi dan ketidakpuasan yang sama. Sekalipun tidak terorganisir dengan rapi, dapat saja kelompok-kelompok ini secara spontan mengadakan aksi massal jika tiba-tiba timbul frustasi dan kekecewaan mengenai suatu masalah. Ketidakpuasan ini melalui demonstrasi dan pemogakan yang tidak terkontrol dan kadang berakhir secara kekerasan.

2. Nonasosiasional kelompok ini tumbuh berdasarkan rasa solidaritas

pada sanak saudara, kerabat, agama, wilayah, kelompok etnis dan pekerjaan. Kelompok-kelompok ini biasanya tidak aktif secara politik dan tidak mempunyai organisasi yang ketat, walaupun lebih mempunyai ikatan dari pada anomic. Anggota-anggotanya merasa mempunyai hubungan batin karena mempunyai hubungan ekonomi, massa konsumen, kelompok etnis dan kedaerahan.

3. Institusional kelompok ini formal berada dalam atau bekerja sama

secara erat dengan pemerintahan seperti birokrasi dan militer.

(32)

4. Asosiasional kelompok terdiri atas serikat buruh, kamar dagang,

asosiasi etnis dan agama. Organisasi –organisa ini dibentuk dengan

satu tujuan yang eksplisit, mempunyai organisasi yang baik dengan

staf yang bekerja penuh waktu.”20

Forum Masyarakat Pengguna Minyak Tanah (FMPMT) dikategorikan

adalah kelompok Nonasosiasional yang tumbuh berdasarkan solidaritas

sama-sama masyarakat pengguna minyak tanah dan yang menolak konversi minyak

tanah ke gas, kebijakan ini dikeluarkan oleh pemerintah. Apa dilakukan

pengorganisiran KM UIN Jakarta terhadap masyarakat pengguna minyak

tanah adalah bentuk protes terhadap pemerintah karena membuat keresehan

dimasyarakat dan menjadi kontroversi.

(33)

BAB III

IDENTITAS DAN AKTIVITAS POLITIK KOMUNITAS

MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA (KM UIN JAKARTA)

A. Profil Organisasi KM UIN Jakarta

Organisasi bernama Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negeri

Jakarta yang disingkat menjadi KM UIN Jakarta didirikan tanggal 22 Mei

1998 di kota Jakarta yang berkedudukan di Ibukota Republik Indonesia. KM

UIN Jakarta berasaskan demokrasi Kerakyatan dan bersifat independen yang

terbuka bagi mahasiswa UIN Jakarta.

Pada 1998 KM UIN Jakarta, dulu yang bernama KM IAIN (Institut

Agama Islam Negeri) tergabung dalam aliansi strategis yaitu Forum Kota

(Forkot) bersama-sama kampus-kampus se-Jabodetabek untuk

menumbangkan rezim Orde Baru. Dalam perjalanannya bersama Forkot

selama 10 tahun yang dilalui sangat panjang, organisasi KM UIN Jakarta

menjadi suatu gerakan mahasiswa yang independen. Pada 7 mei 2008 KM

UIN Jakarta tidak tergabung lagi dengan Forkot karena sudah berbeda

pemikiran dan pandangan dalam bergerak.

Organisasi KM UIN Jakarta mempunyai visi untuk mewujudkan

Kemerdekaan Rakyat 100% dan misinya membangun jaring sektor mahasiswa

dan sektor rakyat. Mewujudkan kader yang berwawasan luas dalam

pengetahuan, berdikari dalam politik, mandiri dalam ekonomi, serta

mempunyai kepribadian dalam kebudayaan, dengan semangat radikalisme

(34)

dalam gerakan. Anggota KM UIN Jakarta adalah mahasiswa UIN Jakarta yang

telah menjadi syarat menjadi anggota organisasi.1 Struktur organisasi KM UIN

Jakarta sebagai berikut:

Keterangan: Central Committee, Sekretaris masing-masing diisi satu

orang anggota, dan jabatan yang lainya diisi beberapa anggota KM UIN

Jakarta.

1. Central Committee (CC) adalah pemimpin seluruh kegiatan organisasi

menentukan kebijakan organisasi yang bersifat taktis dan mengangkat dan

memberhentikan pengurus CC. Catatan bahwa kesepakatan atau keputusan

tertinggi organisasi secara strategis adalah forum KM UIN Jakarta.

1Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD ART)

(35)

2. Sekretaris adalah pelaksana operasional dan membantu menjalankan

agenda-agenda organisasi ketua CC.

3. Bendahara tugasnya adalah membantu menjalankan organisasi ketua CC

dan mengatur keuangan organisasi.

4. Jaringan Luar tugasnya adalah sebagai simpul atau perwakilan dari

organisasi KM UIN Jakarta untuk menghadiri rapat-rapat dengan kampus

atau organisasi lain.

5. Agitasi dan Propaganda tugasnya adalah yang membuat spanduk-spanduk

dan selebaran atas apa yang menjadi isu-isu KM UIN Jakarta dalam

menyikapi persoalan yang ada dikampus situasi lokal (sitlok) atau situasi

nasional (sitnas).

6. Kaderisasi tugasnya adalah mencari calon-calon untuk menjadi kader KM

UIN Jakarta dan mempersiapkan agenda pelatihan serta mempersiapkan

tempat, begitu juga yang mengisi tema-tema pelatihan KM UIN Jakarta.

KM UIN Jakarta mempunyai basis ditiap-tiap Fakultas yang ada di

UIN Jakarta, tiap Fakultas harus mencari kader-kader sendiri dengan cara

mendirikan stand dalam kampus, setelah mendapatkan calon kader maka

diadakan pelatihan, biasanya di tempat-tempat terbuka dan suasana yang alam.

Anggota KM UIN Jakarta adalah mahasiswa yang telah mengikuti pendidikan

yang diadakan organisasi. Pertama penerimaan anggota KM UIN Jakarta

tingkat I disebut Pendidikan Dasar Gerakan mahasiswa (PDGM) yang

(36)

KM UIN tingkat II disebut tingkat lanjutan Pelatihan Gerakan Mahasiswa

(PLGM) dan diselenggarahkan CC KM UIN Jakarta .

Materi-materi yang yang diberikan pendidikan tingkat I PDGM adalah

Logika Bergerak, ke KM UIN an dan Asas, SGM (Sejarah Gerakan

Mahasiswa), Manajemen dan Simulasi Aksi, Teknik Orasi, Sitnas (Situasi

Nasional), Screaning. Sedangkan pelatihan tingkat II PLGM adalah MDH

(Materialisme Dialektika Historis), 10 Step Pengorganisiran, Asas, Maping

Politik, Ekonomi Politik, Islam, Manajemen Organisasi, Analisa Media,

Sejarah Revolusi Dunia.2

Dalam menyikapi isu-isu nasional mekanismenya adalah bagaimana

organisasi yang mengagendakan rapat mengenai situasi nasional kalau ada

isu-isu yang kontroversi dimasyarakat maka aktivis KM UIN Jakarta

menyikapinya secara organisasi kalau itu isuhnya kerakyatan maka aktivis

KM UIN Jakarta turun langsung ketengah masyarakat dan melakukan

pengorganisiran.

B. KM UIN Jakarta dengan Organisasi Lain di UIN Jakarta

Organisasi KM UIN Jakarta salah satu organisasi extra kampus di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ada beberapa organisasi

extra yang ada di UIN Jakarta seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kesatuan Aksi Mahasiswa

Muslim Indonesia (KAMMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM),

(37)

Kesatuan Aksi Mahasiswa Jakarta (KAMJAK), Lingkaran Studi dan Aksi

Demokrasi Indonesia (LS-ADI) dan beberapa organisasi extra kampus yang

lainya.

Hubungan KM UIN Jakarta dengan organisasi extra kampus yang

lainya cukup baik, kadang melakukan diskusi bersama dan membuat aliansi

seperti Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta (KBM

UIN Jakarta) untuk menyikapi persoalan yang ada di kampus atau isu-isu

Nasional. Terkadang pernah terjadi pergesekan antara KM UIN dengan

organisasi yang lainya karena persoalan eksistensi dan saling menjatuhkan.

Pada saat Pemilu kampus sering terjadi benturan antara organisasi-organisasi

yang ada di UIN Jakarta.

KM UIN mempunyai koalisi yang membentuk partai politik di kampus

yaitu Partai BOENGA yang di deklakrasikan pertama kali pada hari Selasa, 10

April 2001 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari Unit Kegiatan

Mahasiswa (UKM), Kesatuan Aksi Mahasiswa Jakarta (KAMJAK).3

HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) mempunyai partai kampus yaitu

PARMA (Partai Reformasi Mahasiswa), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam

Indonesia) mempunyai partai kampus PPM (Partai Persatuan Mahasiswa),

KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) mempunyai partai

kampus PIM (Partai Intelektual Muslim), IMM (Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah) mempunyai partai kampus Partai Progresif. Pemilu Raya

3

(38)

yang ada di kampus diselenggarakan satu tahun sekali di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Posisi KM UIN Jakarta dengan organisasi yang lainya di UIN Jakarta,

menjadi beda tersendiri karena sering melakukan aksi-aksi yang tidak pernah

dilakukan oleh organisasi yang lainya seperti mogok makan serta menjahit

mulut dan selalu konsisten dalam menyikapi kebijakan pemerintah dan isu-isu

kerakyatan yang merugikan masyarakat.

Radikalisme menjadi ciri khas organisasi KM UIN Jakarta sering

terjadi bentrokan antara aktivis mahasiswa dengan aparat keamanan,

aksi-aksinya yang extrim serta ada beberapa aktivis yang di pidanakan, radikalisme

secara menyeluruh habis-habisan, amat keras menuntut perubahan, dan maju

dalam berpikir atau bertindak. Pada prakteknya, radikal yang berbentuk

tindakan dan juga paham yang di kembangkan, cenderung dipandang sebagai

suatu upaya penyelewengan, keluar jalur dari utama, tak bersistem.4 Totalitas

menjadi keharusan setiap apa yang dikerjakan maka disetiap kerja-kerja

gerakan butuh seperti itu, untuk mendapatkan yang maksimal.

C. Jaringan KM UIN Jakarta dengan Kampus Lainnya

Di kampus-kampus lainya KM UIN punya aliansi yaitu Komunitas

Mahasiswa Raya (KM RAYA) terdiri dari UIN Jakarta, Universitas Bung

Karno (UBK), Sekolah Tinggi Manajemen Teknik Komputer Indonesia

(STMIK), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang (Untirta) kegiatanya

4

(39)

aliansi ini seperti aksi, diskusi, live in atau turun langsung dikantong-kantong

masyarakat dan melakukan kegiatan sosial.5

Aliansi KM RAYA didirikan 2009 dalam gagasan dan persepsi yang

sama antara kampus-kampus yang mempunyai pikiran yang kritis, radikal, dan

perubahan untuk rakyat Indonesia. Aliansi ini berproses untuk membuka

jaringan nasional untuk mengkuatkan barisan gerakan mahasiswa yang ada di

Indonesia. Karena tidak mudah untuk mempersatukan kampus-kampus di

Indonesia dan butuh waktu yang panjang dan pengorbanan yang tidak sedikit.

Ada beberapa aliansi mahasiswa yang pernah dibuat KM UIN Jakarta

yaitu pada tahun 2008 yaitu KPAB (Komunitas Perjuangan Anak Bangsa)

pada saat menyikapi kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM), pada 2009

Laskar Maftuh Fauzi (LMF) yang diambil dari nama mahasiswa Unas

(Universiatas Nasional) yang tewas dalam aksi menolak kenaikan harga BBM

2008 yang terjadi bentrok serta penyerangan kampus oleh aparat Polisi dan

memukuli mahasiswa lalu menimbulkan korban, lalu bersepakat mengambil

isu menolak pemilu 2009. Pada tahun 2010 Gema Satu (Gerakan Mahasiswa

Bersatu) waktu menyikapi kinerja pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono

dan Boediono.

KM UIN Jakarta bukan hanya membangun sektor mahasiswa tetapi

juga membangun sektor rakyat pada saat ini aktivis KM UIN Jakarta

mendampingi masyarakat Bandung desa Pengalengan para petani sayur

tergabung dalam Forum Petani Sayuran Indonesia (FPSI). Yang menuntut

5

(40)

agar mencabut Perjanjian perdagangan bebas ACFTA (Asean-China Free

Trade Agreement) karena dapat merugikan dan petani belum siap untuk

bersaing sayuran dari China yang harganya sangat murah.

D. Penyikapan Terhadap Isu-Isu Kerakyatan dan Kebijakan Pemerintah

Menyikapi terhadap isu-isu kerakyatan KM UIN pernah melakukan

advokasi terhadap korban SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi)

warga yang menjadi korban adalah masyarakat tempat tinggalnya di tower

SUTET dan dampaknya kesehatan bagi masyarakat setempat warga menuntut

ganti rugi kepada pemerintah agar bisa pindah rumah dari kawasan tower

SUTET.

Ditahun 2005 pernah mendampingi para pedagang kaki lima yang saat

itu terkena penggusuran lapaknya seperti dipasar Senen, Pasar Minggu,

Kampung Melayu, Cawang dan Jatinegara aktivis KM UIN Jakarta bersama

pedagang kaki lima melakukan aksi di tiap wilayah-wilayah tersebut dan

akhirnya melakukan demonstrasi di Istana Negara untuk menuntut

dialokasikan tempat yang layak bagi para pedagang kaki lima.

Pada tahun 2006 KM UIN Jakarta tergabung dalam Jaringan Kota

(Jarkot) melakukan aksi mogok makan dan jahit di kampus USNI (Universitas

Satya Negara Indonesia) untuk menuntut tolak kenaikan harga Tarif Dasar

Listrik (TDL), sampai beberapa hari dan akhirnya pemerintah membatalkan

kebijakan tersebut, dikarenakan pertimbangan keluhan masyarakat yang

(41)

Dikenaikan harga Bahan Bakar Minyak pemerintah Susilo Bambang

Yudhoyono dan Jusuf Kalla, pada 2008 KM UIN Jakarta menggagas suatu

aliansi se-Jabodetabek yaitu Komunitas Perjuangan Anak Bangsa (KPAB)

yang menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), lalu melakukan

aksi besar di gedung DPR/MPR 23-24 Juni 2008 menginap didepan gerbang

tersebut dan akhirnya terjadi bentrokan antara mahasiswa dan apara keamanan

serta mengakibatkan luka di mahasiswa dan penangkapan di massa aksi.

Bahwa subsidi BBM tidak seharusnya dicabut. Pemerintah seharusnya justru

harus segera menasionalisasi perusahan-perusahan pertambangan sehingga

keuntunganya murni untuk negara, bukan terserap perusahan asing.

Kalau subsidi ditarik, harga-harga bahan kebutuhan pokok akan

melambung dan daya beli warga merosot. Meski mendapat bantuan tunai

langsung, raskin atau bantuan lainya, kemiskinan akan makin membelenggu

rakyat. Subsidi BBM dapat ditarik ketika perekonomian rakyat membaik, dan

itu dapat dilakukan jika pemerintah menasionalisasi perusahan pertambangan

serta menggunakan untuk kepentingan rakyat.6

Dalam kegiatan sosialnya KM UIN Jakarta juga membuat posko Situ

Gintung dikarenakan jebolnya situ dan mengakibatkan korban meninggal,

luka-luka dan hancurnya rumah warga terkena tumpahnya air Situ Gintung.

Bersama masyarakat membantu membersihkan lingkungan tersebut dan

mendistribusikan bantuan lewat pemberian dari masyarakat

6 “BBM, Tekan Spekulan, Kenaikan Harga BBM Jangan Ditunda,”

(42)

Korupsi di Indonesia sudah menjadi penyakit akut yang dilakukan oleh

pejabat-pejabat negara, saat itu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) adalah

lembaga yang Independen dan satu-satunya lembaga hukum yang menangani

persolan korupsi, karena sudah tidak percaya lagi dengan lembaga-lembaga

yang lain seperti Kepolisian dan Kejaksaan.

KM UIN Jakarta pernah membuat Posko Bersama Anti Korupsi di

KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) pada tahun 2010 dan melakukan aksi

mogok makan, karena saat itu lembaga tersebut dilemahkan,

mengkrimanalisasikannya Bibit Samat Rianto dan Chandra Hamzah serta

dijadikan tersangka atas korupsi, dengan pressure masyarakat akhirnya Bibit

dan Chandra di SP3kan (Surat Penghentian penuntutan Perkara) oleh Jaksa

Agung.

Hampir sebulan aktivis KM UIN Jakarta dengan aliansi KM RAYA

menduduki kantor KPK di sana melakukan kegiatan-kegiatan seperti diskusi

setiap malam hari dengan tema persoalan korupsi di Indonesia dengan

menghadirkan tokoh-tokoh dan pakar di bidangnya serta melakukan

pergelaran rakyat dengan musik-musik perjuangan dan kebangsaan

Ditahun 2011 aktivis KM UIN Jakarta mendampingi petani sayuran

yang ada di Bandung Jawa Barat tepatnya di desa Pengalengan, dan

melakukan live in atau turun langsung ke desa tersebut, rata-rata warga di sana

aktivitasnya sebagai petani sayuran. Semenjak pemerintah Indonesia

melakukan perjanjian perdagangan bebas ACFTA (Asean-China Free Trade

(43)

Para petani mengalami kerugian yang besar dikarenakan pemerintah

mengimport sayuran dari China yang harganya lebih murah dan menjatuhkan

harga pasaran di Indonesia, serta membuat para petani lokal menjadi rugi tidak

sesuai dengan harga biaya produksi dengan harga jual, karena terlalu

murahnya sayuran yang di Import dari China.

Tepatnya pada 3 Oktober tergabung dalam Forum Petani Sayuran

Indonesia (FPSI) dan mahasiswa, 600 orang melakukan demonstrasi di kantor

Kementerian Perdagangan serta melakukan long march ke Istana Negara dan

menuntut pemerintah mencabut ACFTA karena membuat petani Indonesia

menjadi rugi atas perjanjian perdagangan bebas dengan China. Bukan para

petani saja yang mengalami kesulitan dengan perjanjian tersebut tetapi para

pengusaha lokal, besar maupun kecil, menjadi rugi karena barang-barang dari

China harganya sangat murah dan membuat merusak harga pasar di Indonesia

Yang dilakukan aktivis KM UIN Jakarta adalah gerakan massa untuk

menuntut suatu perubahan agar sesuatu yang diinginkan tercapai dan ideal

dalam keberlangsungan kehidupan masyarakat. Dalam kekonsistenan bergerak

dituntut untuk tetap idealisme dan non kompromis setiap menuntut suatu

keadilan. Dalam pengoganisiran massa aktivis KM UIN Jakarta dengan cara

live in atau turun langsung kemasyarakat agar kedekatan emosional terjadi dan

melakukan penyulusan pendidikan politik terhadap masyarakat agar menjadi

(44)

Kesengsarahan dan kemiskinan akibat eksploitasi dari kapitalis dalam

teori konflik Karl Marx.7 Maka itu, pemerintah yang sistemnya kapitalis harus

dilawan karena menindas rakyat miskin dan seharusnya mahasiswa dan rakyat

mengorganisir diri untuk melawan penindas tersebut agar tidak terjadi

kemiskinan yang permanen dialami oleh rakyat. Gerakan-gerakan sosial harus

dibangun menuju masyarakat yang ideal.

Gerakan mahasiswa menjadi sebuah kelompok gerakan sosial yang

terorganisir menuntut perubahan yang konstruktif serta menentang perubahan

yang dianggap destruktif. Posisi mahasiswa yang bebas dari kepentingan

politik karena tidak langsung ingin merebut kekuasaan atau menjadi agen dari

suatu kekuatan politik tertentu untuk merebut kekuasaan. Jadi gerakan lebih

bersifat moral dengan isu-isu yang dapat menyatukan berbagai kepentingan

masyarakat sehingga memperoleh dukungan yang dari rakyat8

Dalam prakteknya gerakan KM UIN Jakarta dalam peroganisiran

kampus-kampus dengan membentuk KM RAYA (Komunitas Mahasiswa

RAYA) adalah bagian dari mempersatukan gerakan mahasiswa, karena suatu

gerakan yang parsial menjadi sebuah gerakan yang tidak efektif dan akan

terlihat kecil dalam menuntut sebuah perubahan. Dalam mempersatukan

gerakan mahasiswa harus didasari dengan kepentingan bersama tidak ada

kepentingan politik didalamnya.

7

Rafael Raga Maran,Pengantar, Sosiologi Politik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), cet, pertama, h. 79.

8

(45)

Dalam kepimpinan gerakan mahasiswa harus dilakukan bersama-sama

tanpa harus ada yang ditokohkan keputusan diambil tertinggi lewat forum

bersama untuk menentukan sikap langkah gerakan untuk menuju perubahan

dalam isu-isuh kerakyatan dan kebijakan pemerintah.

Dalam sejarah gerakan mahasiswa Indonesia, mahasiswa harus

mengorganisir dan mempersatukan kekuatan itu salah satu unsur dalam

penggulingan Soekarno dan Soeharto, dalam era Reformasi harus menjadi

kekutan kontrol politik, sebagaimana kekuasan harus diawasi karena lingkaran

kekuasaan sangat menentukan kedepan bangsa ini disanalah

kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dan kepentingan-kepentingan

rakyat yang harus dipenuhi.

Suatu tindakan yang dilakukan gerakan KM UIN Jakarta dalam

perorganisiran rakyat dengan gerakan massa menarik dan dapat

mempertahankan pengikut, dalam memobilisasi massa suatu tindakan yang

radikal untuk menuntut suatu kehendak yang diinginkan. Keinginan

masyarakat yang merasa diabaikan oleh penguasa, maka rakyat akan cepat

menuntut agar dikembalikan hak-haknya sebagai manusia yang layak dalam

kehidupan.

Tindakan yang represif yang alami gerakan mahasiswa dalam suatu

demonstrasi-demonstrasi dijalan yang dilakukan aparat kepolisian bahkan

sampai penangkapan terhadap mahasiswa tidak akan membuat gentar untuk

mentuntut sebuah perubahan. Menjadi sebuah resiko sebagai aktivis

(46)

Dalam suasana demokrasi di Indonesia, gerakan mahasiswa menjadi

salah satu komponen pro demokrasi, ikut dalam memperjuangkan dalam

melawan kediktatoran rezim Orde Baru. Dalam aksi selalu menggunakan

aksi-aksi demonstrasi. KM UIN Jakarta pada tahun 1998 dalam aliansi mahasiswa

se-Jabodetabek yang bernama Forum Kota (Forkot), menjadi bagian

memperjuangkan demokrasi serta menumbangkan rezim Soeharto untuk

mencapainya demokrasi.

Paradigma berpikir secara evolutif komunitas gerakan mahasiswa

menjadi bagian semangat nasionalisme. Ketika mahasiswa turun langsung

ketengah masyarakat dan mendampingi rakyat yang tidak dapat keadilan dari

penguasa, maka mahasiswa harus memberi pelajaran politik, ketika polarisasi

masyarakat berpikir secara kritis maka tidak mustahil masyarakat hidup

menjadi sejahtera.

Gerakan mahasiswa membuat perubahan dalam negara dengan situasi

masyarakat perlahan menjadi membaik, dalam sejarah gerakan mahasiswa

membuat perubahan secara efektif dari era Orde Baru yang otoriter menjadi

demokratis pada era reformasi 1998. Dalam mengawal reformasi gerakan

mahasiswa selalu hadir dalam momentum disaat-saat krisisnya kepercayaan

masyarakat terhadap pemerintah. Dalam menghadapi persoalan maka

mahasiswa menjadi bagian penting untuk mengkontrol, mengawasi,

mengkritisi dan menyikapinya. Kebuntuan-kebutuan yang dialami sistem

kenegaraan, gerakan mahasiswa menjadi salah satu elemen yang

(47)

BAB IV

GERAKAN AKTIVIS KOMUNITAS MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA (KM UIN JAKARTA) DALAM MENYIKAPI

KONVERSI MINYAK TANAH KE GAS 2007

A. Gerakan aktivis KM UIN Jakarta

Gerakan mahasiswa yang mengedepankan bentuk fenomena politik

utama dalam berbagai fase sejarah tertentu di berbagai bagian dunia semakin

memperoleh tempat dalam analisis tentang perubahan-perubahan politik.

Sebagai organisasi gerakan mahasiswa aktivis KM UIN Jakarta mengambil

peran untuk menyikapi konversi minyak tanah ke gas diterapkan oleh

pemerintah yang menjadi kontroversi. Pola gerakan aktivis KM UIN Jakarta

yaitu mulai dari mengamati, mendiskusikan fenomena sosial, dan melakukan

demonstrasi, kebijakan tersebut menjadi resah dikalangan masyarakat maka

dengan ini aktivis KM UIN Jakarta memutuskan mengambil sikap untuk

menolak konversi minyak tanah ke gas.

KM UIN Jakarta mempunyai visi untuk mewujudkan Kemerdekaan

Rakyat 100%, karena kebijakan pemerintah konversi minyak tanah ke gas

yang tak pro rakyat dan bertentangan visi KM UIN Jakarta maka menjadi isu

yang harus disikapi secara serius. Aktivis KM UIN Jakarta dan mahasiswa

Jakarta lainya seperti Universitas Kristen Indonesia (UKI), Universitas Mpu

Tantular (UMT), Universitas Jagakarsa, Sekolah Tinggi Teologi Jakarta

(STTJ) ikut dalam menyikapi konversi minyak tanah ke gas dan bergabung

didalamnya, polanya yaitu disebarkanya aktivis mahasiswa di

kantong-kantong masyarakat yang menggunakan minyak tanah untuk mengetahui

(48)

secara langsung yang dialami masyarakat dan berdiskusi dengan mereka apa

yang menjadi keresahan di masyarakat.1

Mahasiswa merupakan elit kaum muda sebab hanya sekelompok kecil

dari masyarakat kaum muda yang berkesempatan menikmati posisi sebagai

mahasiswa. Sebagai kaum terpelajar, penggagas dan pendobrak kekelaman

sejarah bangsa. Peran demikian terlaksana berkat kondisi subyektif dan

obyektif yang mengitarinya.

Kondisi subyektif yakni peranya sebagai intelektual. Disini mahasiswa

mampu melakukan pengamatan dan analisis atas kecenrungan yang tengah

berkembang dalam kehidupan bermasyarakat. Lantas berhasrat untuk

mengubahnya. Semangat dinamik semacan inilah yang menyala di kalangan

mahasiswa. Ini semua buah dari pendidikan yang diterima di bangku

perkulihan, diluar kelas maupun dari interaksi dengan pihak lain, termasuk

kedekatan mahasiswa dengan berbagai arus informasi dari dunia manapun.2

Gerakan awalnya dapat saja merupakan bentuk kemarahan,

keputusasaan atau balas dendam, ini berkaitan dengan psikologi sosial yang

bersifat empiris. Dengan bentuk semacam itu, kelas yang tertindas belum

mampu melihat jauh ke depan di luar akumulasi pengalamanya sehari-hari.

Bentuk yang kemudian diambil adalah kehendak sendiri, secara spontan.3

1Wawancara pribadi dengan Mustholih “Borang”, mantan CC (Cental Commite), aktivis KM UIN Jakarta periode 2006-2008, angkatan 2001, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, pada 10 Agustus 2011

2

Hariman Siregar, Gerakan Mahasiswa, Pilar Ke 5 Demokrasi (Jakarta:Teplok, Press, 2001), h. 2.

3

(49)

Tapi dalam kondisi-kondisi tertentu gerakan tersebut akan

berkembang. Gerakan semacam itulah yang disebut Lenin sebagai gerakan

spontan. Walaupun demikian, unsur spontan pada hakekatnya juga merupakan

bentuk dari emberio kesadaran. Dengan demikian, gerakan sosial memilki

kesamaan dengan gerakan spontan. Dari kedua gerakan tersebut belum

mampu melihat munculnya kondisi laten dari tatanan sosial ekonomi yang

ada. Sehingga dalam mencampai targetnya, gerakan sosial tidak merubah

tatanan sosial-ekonomi yang ada namun tetap berada dalam

batasan-batasanya.

Dalam pergerakan aktivis KM UIN Jakarta banyak menyikapi

persoalan-persoalan kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat atau isu-isu

kerakyatan selalu dengan pola-pola yang radikal dan tanpa kompromis.

Dengan aksi massa mempresure kekuasaan demi memperjuangan yang ingin

didapatkan yaitu kepentingan rakyat yang tertindas. Kebijakan konversi

minyak tanah ke gas yang kontroversi, aktivis KM

Gambar

gambaran terhadap data-data yang telah tersusun dan terkumpul dengan

Referensi

Dokumen terkait

Penulis menyusun contoh kalimat yang diterjemahkan dari bahasa Mandarin kedalam bahasa Indonesia, dan sebaliknya dari bahasa Indonesia kedalam bahasa Mandarin, dengan

[r]

KA YU rotan adalah material terbaik sebagai pengganti tulang manusia karena struktur kayu rotan memiliki rongga di bagian dalam sehingga darah, serabut saraJ, dan materi lain

[r]

P em biasaan dalam penyebutan suatu barang, pen aan sua.m ru- jukan yang berkenaan dengan elektronik, dan penye tan suatu peri- laku yang berkenaan dengan internet m erupakan ke

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Satuan Kerja Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Aceh Tamiang Sumber Dana APBK Aceh Tamiang Tahun Anggaran 2011 mengundang Penyedia

Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.503 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang

Makcik kamu ingin belikan buku untuk kamu.Beliau meminta kamu memilih buku yang kamu suka?. Tulis mesej bersama tiga sebab mengapa kamu memilih