• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Radio dalam Pembangunan Pertania

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peranan Radio dalam Pembangunan Pertania"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pendahuluan

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi (Changara, 2006). Radio merupakan salah satu bentuk dari media massa. Oleh karena itu, media radio digunakan dalam menyampaikan pesan, ataupun informasi dari suatu sumber kepada khalayak. Menurut Changara (2006) kelebihan media radio dibanding dengan media massa yang lainnya adalah cepat dan mudah dibawa kemana-mana, dan dapat didengar sambil mengerjakan pekerjaan yang lain, seperti mencuci, mengendarai mobil, memasak, menulis, dan semacamnya. Radio telah banyak dimanfaatkan kegunaannya bagi kehidupan masyarakat, dan telah menjadi media yang cukup populer untuk menyebarkan berbagai informasi. Diantaranya, kegunaan radio untuk pembangunan pertanian, yaitu sebagai media penyebar informasi, pesan, dan hasil dari pembangunan.

Menurut Syahyuti dalam Dewi (2008), pembangunan pertanian merupakan suatu upaya peningkatan produksi pertanian melalui ketahanan pangan yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Dalam proses pembangunan pertanian, radio mempunyai peran sebagai media yang menyampaikan informasi pertanian yang menunjang untuk peningkatan produksi pertanian serta untuk memberdayakan masyarakat petani dalam meningkatkan kesejahteraannya.

Radio dapat dijadikan sebagai media dalam pembangunan pertanian karena dinilai cukup efektif dalam proses penyebaran informasinya. Penyampaian informasi dalam media radio dilakukan dengan cara two way communication dan bersifat interaktif serta kemudahan dalam mengaksesnya karena relatif murah (Kifli, 2007). Kemudahan tersebut berdampak positif bagi masyarakat petani yang umumnya mereka memiliki keterbatasan dalam mengakses teknologi terbaru. Dengan melihat keunggulan dan kemudahan tersebut, penulis mengharapkan media radio dapat berperan banyak dalam meningkatkan pembangunan pertanian.

Tujuan

1. Mengetahui karakter radio sebagai salah satu media komunikasi. 2. Mengetahui peluang dan tantangan radio di era globalisasi.

3. Mengetahui peran dan efektivitas radio dalam pembangunan pertanian

Isi

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi (Changara, 2006). Media massa terbagi ke dalam dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio, televisi, film, dan media online (internet, termasuk di dalamnya media sosial).

(2)

media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.

Radio memiliki ciri khas atau karakteristik tersendiri. Karakteristik radio ini bisa juga menjadi keunggulan dan kelemahan media radio. Menurut Adam (2000) radio memiliki 4 karakteristik, yaitu:

1. Produksi audio

Karakteristik ini mengharuskan reporter radio untuk menguasai teknik penyiaran, karena keterbatasan produksi berupa suara saja harus mampu mewakili informasi yang biasanya disampaikan dalam bentuk foto, gambar grafis, atau visual bergerak.

2. Informasi muncul selintas

Sebagian besar siaran radio tak terdokumentasi, sehingga akan berlalu setelah disiarkan, kecuali pihak perusahaan mendokumentasikannya dalam bentuk rekaman. Sebagai tantangan adalah berita yang mengudara secara selintas dan sekali dengar ini harus dapat dicerna dan dimengerti informasinya oleh pendengar. Itulah sebabnya radio disebut sebagai medium yang wajib melakukan pengulangan agar pendengar semakin jelas dalam memahami materi yang disiarkan.

3. Unggul dalam kecepatan

Perkembangan teknologi komunikasi seperti perangakat satelit dan seluler semakin

memudahkan radio menampilkan kecepatannya menyiarkan informasi. Pesan yang disiarkan melalui radio lebih cepat terdistribusi kepada khalayak sehingga berita terbaru mengenai pertanian dan bidang lainnya.

4. Imajinatif

Suara yang dihasilkan dapat mengundang imajinasi pendengar, karena audience akan bersaha memvisualkan suara itu dalam benak masing-masing. Akibat kekuatan imajinasi yang tidak sesuai dengan realita, siaran radio lebih segera menyentuh perasaan daripada nalar.

Sebagai media informasi, terdapat beberapa fungsi dari radio itu sendiri, fungsi radio sebagai media adalah :

1. Fungsi bisnis

Sebagai media, radio seringkali hanya dipandang sebagai institusi sosial, politik, dan budaya belaka. Akan tetapi, perkembangan dewasa ini memperlihatkan media tidak lagi dilihat semata-mata sebagai institusi sosial dan politik, melainkan juga sebagai institusi ekonomi. Fakta menunjukkan bahwa media telah tumbuh bukan saja sebagai alat penyampai pesan-pesan sosial, politik dan budaya, tetapi juga sebagai perusahaan yang menekankan keuntungan ekonomi.

Radio merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa, radio juga memiliki industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan industri tersebut dengan masyarakat dengan institusi sosial lainnya.

(3)

berbagai acara, juga menyediakan ruang dan waktunya untuk para pemasang iklan sehingga dapat menutup biaya dalam produksi dan perkembangan radio tersebut..

2. Fungsi Informasi

Radio sebagai media massa utamanya menjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang terbuka dan jujur dan benar disampaikan media massa kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya dengan informasi, masyarakat yang terbuka dengan informasi, sebaiknya pula masyarakat akan menjadi masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan informasi dengan jujur kepada media massa. Selain itu, informasi yang banyak dimiliki oleh masyarakat, menjadikan masyarakat sebagai masyarakat dunia yang dapat berpartisipasi dengan berbagai kemampuannya (McQuail, 1987).

Melalui radio, banyak informasi pertanian yang dapat disalurkan kepada masyarakat. Informasi tersebut baik berupa penemuan inovasi baru dalam pertanian yang berguna dan mendukung bagi pembangunan pertanian sehingga akan mempercepat proses pembangunan. Salah satu aspek pembangunan ialah tersedianya sumberdaya manusia yang memiliki keahlian, pengetahuan, dan keterampilan lain mengenai sesuatu. Melalui radio, pemirsa yang semula tidak tahu akan inovasi baru bidang pertanian akan menjadi tahu dan mengenal, yang semula tahu menjadi lebih tahu, dan yang sudah tahu agar lebih menerapkan.

Di Indonesia banyak terdapat media komunitas, baik yang berupa media cetak ataupun yang berupa televisi komunitas yang dikembangkan beberapa warga masyarakat untuk menyebarluaskan informasi. Namun, yang paling banyak adalah yang berupa radio komunitas. Mengapa demikian karena dari berbagai bentuk media, radio siaranlah yang paling mudah dioperasikan dan paling murah biayanya dibandingkan dengan media cetak atau media televisi sehingga sangat efektif untuk menyiarkan informasi (Nurudin, 2007).

3. Fungsi Hiburan

Fungsi hiburan selalu dijalankan oleh setiap media massa, termasuk radio. Sebagai agent of change, media massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya. Sebagai agent of change yang dimaksud adalah juga mendorong agar perkembangan budaya itubermanfaat bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah, dengan demikian media massa juga berperan untuk mencegah berkembangnya budaya-budaya yang justru merusak peradaban manusia dan masyarakatnya.

4. Fungsi Komunikasi

Mencermati pengertian pers di atas maka dapat dipahami bahwa pers sebagai media komunikasi massa adalah lembaga/institusi (bisnis/sosial/kemasyarakatan) yang di dalamnya terdapat kegiatan junalistik yaitu mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia (McQuail, 1987).

(4)

pembangunan. Hal ini mengingat kegiatan pendidikan masyarakat perdesaan melalui penyelenggaraan penyuluhan pertanian belum dapat memenuhi aspirasi dan kepentingan masyarakat sasaran. Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa keadaan penyuluhan pertanian di Indonesia sampai pertengahan tahun 1990-an kurang memberi dukungan kepada kebutuhan petani-nelayan, penerapan prinsip-prinsip agribisnis, sumberdaya, keterpaduan antar lembaga, otonomi daerah dan peranserta masyarakat (Harun, 1996). Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan penyuluhan, banyak media yang bisa digunakan. Pertanyaan yang muncul sekarang, bukan pada banyak tidaknya media penyuluhan yang tersedia, tetapi bagaimana merencanakan dan membuat media visual dalam kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya. Penentuan jenis media visual yang efektif untuk suatu proses belajar mengajar merupakan langkah awal yang perlu dilakukan dalam perencanaan suatu pelatihan atau penyuluhan. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan penyuluhan, banyak media yang bisa digunakan. Pertanyaan yang muncul sekarang, bukan pada banyak tidaknya media penyuluhan yang tersedia, tetapi bagaimana merencanakan dan membuat media visual dalam kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya. Penentuan jenis media visual yang efektif untuk suatu proses belajar mengajar merupakan langkah awal yang perlu dilakukan dalam perencanaan suatu pelatihan atau penyuluhan.

Dengan berbagai teknologi yang telah berkembang, salah satunya yang dapat di optimalkan pemanfaatannya adalah melalui radio untuk media penyuluhan tentang pertanian. Di banyak negara berkembang di Asia, Afrika dan Amerika Latin, radio umumnya telah menjadi media massa utama dan memegang peran penting dalam pembangunan pertanian dan perdesaan. Penelitian di berbagai negara seperti dilaporkan menemukan bahwa media siaran radio efektif sebagai media pendidikan masyarakat perdesaan, seperti di India, Cina, Taiwan dan Filipina (Jahi, 1993); Depari dan MacAndrews, 1995). Menurut Schram (1964) dalam Depari, dan MacAndrews (1995), peranan utama yang dapat dilakukan media massa dalam pembangunan adalah membantu memperkenalkan perubahan sosial.

Siaran radio adalah media audio yang hanya mengandalkan bunyi dan suara untuk menyampaikan informasi dan pesan. Program audio akan sangat efektif bila dengan menggunakan bunyi dan suara kita dapat merangsang pendengar untuk menggunakan daya imajinasinya sehingga ia dapat menvisualkan pesan-pesan yang ingin disampaikan. Adapun tujuan dari siaran radio adalah untuk :

1. Menyebarluaskan inovasi/teknologi kepada masyarakat secara luas 2. Menarik perhatian masyarakat adanya teknologi atau inovasi

3. Mendorong petani dan masyarakat luas untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya

4. Memberikan hiburan kepada masyarakat khususnya petani dan keluarganya

(5)

kegiatan penyuluhan pertanian. Dengan cara seperti ini, maka diharapkan masyarakat, khususnya masyarakat pertanian dapat mengetahui pola siaran hal-hal yang berkaitan dengan pertanian yang sesuai dengan apa yang diperlukan oleh petani.

Media radio selain memiliki keunggulan dan efektif sebagai sarana dalam menyampaikan pesan pembangunan, juga memiliki hambatan. Dalam proses pembangunan, manusia ada kecenderungan untuk menginginkan sifat manusiawi, yaitu situasi tatap muka atau komunikasi antar pribadi (interpersonal communication). Agak lain halnya dengan televisi yang di samping suara, masih membawa gambar dari komunikator, sehingga penyajian pesan nampaknya menjadi lebih “manusiawi’ dengan terjadinya tatap muka yang semu (Susanto,1982). Selain itu, ada kelemahan radio yang menghambat penyampaian pesan, Bahwa radio juga memiliki kelemahan, terutama informasinya yang selintas membuat informasi yang disampaikan sulit diingat, karena siaran radio melalui pendengaran dan hanya sekali maka informasi tersebut tidak bisa di dokumentasikan oleh pendengarnya (Romli cit. Puspitasari, 2009).

Di beberapa kota besar di Indonesia seperti Semarang dan Palembang serta Surabaya, radio masih memiliki peluang menjadi salah satu media yang digemari oleh masyarakat. Akan tetapi, umumnya mayoritas khalayak yang mendengarkan siaran ialah para remaja-dewasa. Hal tersebut dapat menjadi kendala karena sasaran utama pembangunan pertanian ialah seluruh masyarakat khususnya yang terjun langsung dalam dunia pertanian, sementara kebanyakan remaja kurang tertarik dengan sektor pertanian. berikut data persentase pendengar radio di beberapa kota di Indonesia tahun 2009.

(6)

Berdasarkan survai lain, jumlah Penonton TV dan Pendengar Radio di Indonesia Potensi penonton tercatat oleh Nielsen sebanyak 12,2% atau sebanyak 46,7 juta orang dengan golongan usia 5 tahun keatas. Hitungan ini diketahui oleh Nielsen setelah melakukan survei di 10 kota atau sekitar 5,7 juta orang perharinya. Di Indonesia menurut Andini Wijendaru, executive public relation PT. AGB Nielsen Media Reasearch Indonesia, jumlah penonton TV di Indonesia mencapai 1,2% dari populasi 27 atau sebanyak 566 ribu orang. Sementara, fakta menunjukkan bahwa lebih dari 101 juta pendengar radio (Menurut AC Nielsen, Penetrasi Radio di Indonesia adalah 43% dari Jumlah Penduduk) secara nasional. Jumlah pendengar itu juga merupakan calon potensial pengguna radio news & information network, radio streaming, internet broadband, serta telephone and mobile phone. Dari data tersebut, menunjukkan bahwa jumlah pendengar radio lebih banyak dibandingkan penonton TV khususnya di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan jumlah pendengar radio yang mencapai 101 juta orang, sementara penonton televisi hanya 566 ribu orang per hari. Radio sebagai sarana komunikasi dan informasi yang up-to-date, dapat menyampaikan berita secara langsung, cepat dan aktual. Selan itu jangkauannya luas, mulai dari kota sampai ke desa terpencil sekalipun. Bahkan ke daerah yang belum dijamah tenaga listrik yang tidak memungkinkan menonton televisi juga bisa mendengarkan siaran radio. Sifat radio yang “mobilitas” inilah yang menjadikan salah satu alasan jumlah pendengar radio lebih banyak dibandingkan penonton televisi (Abdullah, 2012).

Keefektivan Radio dalam Penyampaian Pesan dan Informasi Hasil Pertanian yaitu radio merupakan media yang tepat untuk menyampaikan pesan dan informasi dalam pembangunan pertanian. Menurut Ariyani (2008), “Adapun alasan penggunaan media radio, yakni dapat menjangkau banyak orang dalam waktu yang sama, menumbuhkan pemikiran pada para pendengar tentang masalah yang sedang dihadapi, dan menyebarluaskan informasi secara cepat dalam keadaan darurat”.

Menurut Wiriatmaja (1977) dikutip dalam Ariyani (2008), cara yang dapat ditempuh untuk mencapainya adalah : (1) tumbuhkan kegemaran untuk mendengarkan radio secara berkelompok di pedesaan, (2) tumbuhkan kegemaran untuk mendengarkan radio secara berkelompok di pedesaan, (3) tumbuhkan kegemaran untuk berkorespondensi dengan studio radio atau dengan dewan pembina siaran pedesaan guna mengemukakan keinginan, keperluan, dan pendapatnya, (4) penyuluh juga harus sering berhubungan dengan studio radio, (5) acara-acara yang menarik supaya diumumkan terlebih dahulu, (6) mengirimkan secara teratur berita, cerita, dan pandangan tentang hal-hal yang terjadi setempat kepada studio radio, (7) usahakan partisipasi dari orang-orang daerah yang berbakat untuk mengisi acara radio.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kekuatan radio, yaitu daya langsung, daya tembus, dan daya tarik. Daya langsung radio siaran yaitu proses penyusunan dan penyampaian pesan yang relatif cepat. Daya tembus berkaitan dengan sifat radio siaran yang tidak mengenal jarak dan rintangan. Sedangkan daya tarik yaitu adanya tiga unsur yang ada pada radio, yaitu musik, kata-kata, dan efek suara (sound effect). Keunggulan tersebut mendukung untuk memudahkan dalam penyampaian pesan.

(7)

efektif dalam penyampaian informasi pembangunan pertanian karena aksesnya mudah dijangkau oleh masyarakat petani yang umumnya memiliki keterbatasan ekonomi.

Media radio selain memiliki keunggulan dan efektif dalam menyampaikan pesan pembangunan, juga memiliki hambatan. Dalam proses pembangunan, manusia ada kecenderungan untuk menginginkan sifat manusiawi, yaitu situasi tatap muka atau komunikasi antarpribadi (interpersonal communication). “ Karena radio merupakan suatu alat mati, maka radio sebenarnya tidak mempunyai sifat-sifat manusiawi tersebut”. Agak lain halnya dengan televisi yang di samping suara, masih membawa gambar dari komunikator, sehingga penyajian pesan nampaknya menjadi lebih “manusiawi’ dengan terjadinya tatap muka yang semu (Susanto, 1982).

Selain itu, ada kelemahan radio yang menghambat penyampaian pesan, “ Bahwa radio juga memiliki kelemahan, terutama informasinya yang selintas membuat informasi yang disampaikan sulit diingat, karena siaran radio melalui pendengaran dan hanya sekali maka informasi tersebut tidak bisa di dokumentasikan oleh pendengarnya” (Romli, 2004) dikutip dalam Puspitasari (2009). Hambatan-hambatan radio dalam komunikasi pembangunan dapat diatasi oleh beberapa cara. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas penyampaian esapesan pembangunan adalah dengan pendekatan manusiawi. Pendekatan manusiawi tersebut ialah pemanfaatan informasi oleh komunikator tentang situasi khalayak yang ingin dicapai. Menurut Susanto (1982), cara tersebut dapat berupa teknik penyajian, erudisi, relevansi, dan sifat lokal. Dengan cara tersebut merupakan unsur-unsur yang dapat mendekatkan komunikator dengan khalayak, terutama komunikator yang tidak berhadapan muka dengan khalayak.

Kesimpulan

Radio merupakan media komunikasi yang cukup efektif dalam pembangunan pertanian. Media radio telah dimanfaatkan dalam pembangunan pertanian dengan adanya program “Siaran Pedesaan” seperti yang telah dilakukan di Jawa Barat, Kolon Progo, Yogyakarta, dan di Sumatera Barat. Melalui program tersebut diharapkan dapat meningatkan tujuan pembangunan pertanian, yaitu meningkatkan produktivitas pertanian dengan teknologi dan inovasi serta mengurangi tingkat kemiskinan yang umumnya terjadi pada masyarakat petani. Radio merupakan media komunikasi yang efektif dalam pembangunan pertanian di pedesaan karena dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat petani karena biaya untuk mengaksesnya relatif murah. Selain itu, adanya faktor daya langsung, daya tembus, dan daya tarik yang memungkinkan keefektivitasan media radio dalam pembangunan pertanian. Selain efektif, radio juga mempunyai beberapa kelemahan dan hambatan, yaitu radio dinilai kurang bersifat manusiawi, karena tidak dapat menciptakan situasi tatap muka, kelemahan yang lain yaitu, informasi yang disiarkan oleh radio bersifat langsung dan hanya sekali sehingga tidak bisa di dokumentasikan oleh pendengarnya.

Saran

(8)

oleh komunikator, dan cenderung lebih mengarah sebagi fungsi hiburan terkait materi yang disiarkan.

Oleh karena itu, melihat jumlah pengguna radio yang tinggi, seharusnya antara pemerintah dan media dapat bekerja sama dalam membuat program siaran di radio sehingga lebih menarik dan efektif dalam menjalankan fungsinya sebagai institusi komunikasi yang juga berfungsi sebagai sarana pembangunan. Selain itu, media (radio) juga hendaknya lebih mengutamakan isi program yang bersifat mendidik pemirsa terkait dengan penyiaran inovasi pertanian dan hal yang terkait, bukan lebih mengedepankan fungsi hiburannya agar banyak pemirsa yang mendengarkan. Sebagai konsumen juga hendaknya tidak meninggalkan radio sebagai sarana komunikasi dalam pembangunan pertanian karena di dalamnya terdapat informasi penting terkait pertanian yang dapat menambah wawasan, mengubah sikap, dan berperilaku untuk bisa berpartisispasi dalam pembangunan pertanian.

Daftar Isi

Ariyani L. 2008. Keefektifan Program Siaran Radio Pertanian Ciawi (Studi Kasus: Iklan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu di Kecamatan Ciawi, Bogor). Skripsi Sarjana. Jurusan Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB.

Changara, H. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Dewi, S. P. 2008. Analisis Permasalahan Struktural Masyarakat Petani dan Peran Pemerintah Dalam Pembangunan Pertanian. Jurusan Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. Skripsi.

Hadi, A. P. 2007. Radio komunitas sebagai media alternative untuk pemberdayaan masyarakat pedesaan. Fakultas Pertanian Universitas Mataram, Mataram.

Kifli, G. C. 2007. Strategi Komunikasi Pembangunan Pertanian pada Komunitas Dayak di Kalimantan Barat. Forum Penelitian Agro Ekonomi 2: 117-125.

McQuail, D. 1987. Teori Komunikasi Massa ed. 2. Erlangga, Jakarta.

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa.PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Nasution, Z. 1988. Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan Penerapannya. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Puspitasari N. 2009. Persepsi Khalayak Pendengar Tentang Mutu Siaran Radio Pertanian Ciawi (Studi Kasus: Desa Cileungsi, Kecamatan Ciawi dan Desa Ciriung, Cibinong).Skripsi Sarjana. Jurusan Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB. Skripsi.

Rakhmat, J. 2004. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Rousydiy TAL. 1985. Dasar-Dasar Rhetorica Komunikasi dan Informasi. Medan: Firma Rainbow Medan. 413 hal.

(9)

MAKALAH

Tugas Mata Kuliah Dasar Penyuluhan KomunikasiPertanian

“Peranan Radio dalam Pembangunan Pertanian”

Oleh :

Aryochepridho

14/365092/PN/13668

Dosen Pengampu : 1. Ir. Roso Witjaksono, MS

2. Subejo, SP, M.Sc, Ph.D

Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan Sastra Anak-Anak Dalam Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar; Jurnal Ilmiah Guru “COPE” No.. Otonomi Guru dalam Pembelajaran

Pada konteks ini, Negara tidak serta merta memenuhi tuntutan hak konstitusional masyarakat adat, seperti hak atas wilayah adat (hak ulayat) misalnya, namun menyalurkan sentimen

(2008) Upaya meningkatkan hasil belajar fisika melalui model guided discovery dengan kegiatan laboratorium di Kelas VII SMP Negeri Cilacap.. Semarang:

Pengangguran total adalah pengangguran yang benar-benar tidak mendapat pekerjaan, karena tidak adanya lapangan kerja atau tidak adanya peluang untuk menciptakan lapangan

Pengujian yang dilakukan adalah pengujian pada data jadwal perkuliahan karena pada bagian inilah terdapat rule-rule yang sudah dibuat berdasarkan aturan sistem

Haiku pada mulanya adalah tiga baris awal pada haikai no renga atau hokku yang kemudian melepaskan diri sehingga menjadi puisi individu dan penyair haiku terkenal, Masaoka

Within the limits of the funding and time available to me, I have investigated each element of a Mesos-based big data stack, starting with a local cloud on Apache CloudStack

In this sense, heritability estimation based on GWAS data makes use of the realized genome similarity rather than the expected genome sharing in pedigree data analysis.. Although