BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT
(Studi Deskriptif di Desa Krimun Kabupaten Indramayu)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh: IBNU KAUTSAR
0901462
JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Oleh
Ibnu Kautsar
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pegetahuan Sosial
© Ibnu Kautsar 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT
(Studi Deskriptif Analitis di Desa Krimun Kabupaten Indramayu)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I,
Prof. Dr. H. Idrus Affandi S.H. NIP. 19540404 198101 1 002
Pembimbing II,
Dr. Cecep Darmawan S.Pd S.IP M.Si. NIP. 19690929 199402 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
vi
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR BAGAN ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
1. Manfaat Teoritis ... 8
2. Manfaat Praktis ... 8
E. Penjelasan Istilah ... 9
F. Metode Penelitian……….. 10
G. Teknik Pengumpulan Data………... 11
vii
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14
A. Tinjauan Umum Tentang Nilai ... 14
1. Pengertian Nilai ... 14
2. Struktur Hierarki Nilai ... 17
3. Kategorisasi Nilai... 18
B. Kajian Tentang Kearifan Lokal ... 19
1. Hakikat Tentang Kearifan Lokal ... 19
2. Local Genius Sebagai Local Wisdom ... 20
3. Dimensi-dimensi Kearifan Lokal ... 23
C. Gambaran Umum Tentang Masyarakat Adat ... 25
1. Hakikat Masyarakat Adat ... 25
2. Susunan Masyarakat Adat ... 26
D. Gambaran Umum Tentang Partisipasi……….. 30
1. Hakikat Partisipasi ... 30
2. Tipologi Partisipasi………. 31
E. Gambaran Umum Tentang Pembangunan……… 33
1. Hakikat Pembangunan………. 33
2. Teori-teori Pembangunan………. 34
F. Kajian Tentang Masyarakat ... 37
viii
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Unsur-unsur Masyarakat ... 38
3. Ciri atau Karakteristik Masyarakat ……….. ... 39
BAB III METODE PENELITIAN ... 41
A. Metode Penelitian dan Pendekatan Penelitian ... 41
1. Metode Penelitian ... 41
2. Pendekatan Penelitian ... 42
B. Teknik Pengumpulan Data ... 43
1. Observasi ... 43
2. Wawancara ... 44
3. Studi Dokumentasi ... 45
4. Studi Literatur ... 46
C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 46
1. Lokasi Penelitian ... 46
2. Subjek Penelitian ... 47
D. Instrumen Penelitian ... 48
E. Tahap-tahap Penelitian………... 49
1. Tahap Pra Penelitian ... 49
2. Tahap Pelaksanaan ... 50
F. Tahap Pengolahan Data……….. 51
ix
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Display Data……….. 51
3. Kesimpulan/Verifikasi……… 52
G. Analisis Data……… 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 54
1. Letak Secara Umum Desa Krimun ... 54
2. Visi Misi Desa Krimun……….... 54
3. Struktur Organisasi Desa Krimun ... 55
4. Penduduk ... 55
5. Lembaga Pemerintahan ... 59
6. Lembaga Ekonomi... 59
7. Lembaga Pendidikan ... 60
8. Lembaga Keamanan……… 60
9. Sarana dan Prasarana ... 60
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61
1. Sejarah Masyarakat Dayak Bumi Segandu ... 61
x
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Peranan Nilai-nilai Kearifan Lokal Masyarakat Dayak Bumi
Segandu dalam Meningkatkan Partisipasi Pembangunan
Masyararakat ke Generasi Berikutnya ... 67
4. Kendala yang ditemui dalam Pewarisan Nilai-nilai Kearifan
Lokal Dari Masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam
Meningkatkan Partisipasi Pembangunan ... 69
5. Upaya Mengatasi Kendala Pewarisan Nilai Kearifan Lokal
Masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam Meningkatkan
Partisipasi Pembangunan ... 71
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72
1. Sejarah Terbentuknya Masyarakat Dayak Bumi Segandu ... 72
2. Nilai-nilai Kearifan Lokal yang Terkandung dalam Masyarakat
Dayak Bumi Segandu yang Kaitannya Dengan Peningkatan
Pembangunan
Masyarakat………...78
3. Peranan Nilai-nilai Kearifan Lokal Masyarakat Dayak Bumi
Segandu dalam Meningkatkan Partisipasi Pembangunan
Masyararakat ke Generasi Berikutnya ... 82
4. Kendala yang ditemui dalam Pewarisan Nilai-nilai Kearifan Lokal
Dari Masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam Meningkatkan
xi
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Upaya Mengatasi Kendala Pewarisan Nilai Kearifan Lokal Masyarakat
Dayak Bumi Segandu dalam Meningkatkan Partisipasi Pembangunan
Masyarakat... 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...97
A. Kesimpulan...97
1. Kesimpulan Umum………...97
2. Kesimpulan Khusus………97
B. Saran………..99
DAFTAR PUSTAKA...101 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR BAGAN
xiii
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Klasifikasi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 56
Tabel 4.2 Klasifikasi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 56
Tabel 4.3 Klasifikasi Penduduk Menurut Agama Yang Di anutnya ... 57
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia merupakan wilayah yang memiliki beragam kebudayaan
dan masyarakat yang multikultural. Setiap wilayah memiliki corak dan
kekhasannya masing-masing, berbeda-beda sesuai dengan letak geografisnya.
Salah satu di antaranya adalah wilayah Indramayu. Indramayu merupakan salah
satu wilayah yang terletak di sebelah utara Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini
berbatasan dengan wilayah Jawa Tengah. Posisinya yang berbatasan antara dua
wilayah yang memiliki corak kebudayaan berbeda menyebabkan Indramayu
sangat berbeda dengan dengan tempat-tempat lain yang termasuk ke dalam
Provinsi Jawa Barat.
Indramayu merupakan salah satu kota tertua di Jawa Barat, hari jadi
Kabupaten Indramayu ditetapkan pada tanggal 7 Oktober 1527. Menurut
Wikipedia, Kabupaten Indramayu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Indramayu yang merupakan pusat
pemerintahan, sedangkan titik keramaian justru berada di kecamatan Jatibarang
dan Haurgeulis karena di Jatibarang terdapat pusat pasar dan memiliki akses yang
mudah seperti Jalur Pantura dan Stasiun Kereta Api. Hal yang sama juga terjadi
untuk Kecamatan Haurgeulis. Meski tidak dilewati secara langsung oleh Jalur
Pantura, namun kecamatan ini dilalui oleh Jalur Kereta Api. Kabupaten ini
berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Cirebon di tenggara, Kabupaten
Majalengka dan Kabupaten Sumedang di selatan, serta Kabupaten Subang di
barat. Kabupaten Indramayu terdiri atas 33 kecamatan, yang dibagi lagi atas
sejumlah 315 desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan
Indramayu.
Indramayu dilintasi jalur pantura, yakni jalur utama dan terpadat di Pulau
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kereta api lintas utara Pulau Jawa, dengan salah satu stasiun terbesarnya adalah
Stasiun Jatibarang yang berada di kota Jatibarang, sekitar 19 km ke selatan dari
pusat Kota Indramayu. Beberapa kecamatan-kecamatan penting di Wilayah
Kabupaten Indramayu diantaranya adalah Indramayu, Jatibarang, Haurgeulis,
Patrol, Karangampel, dan Terisi.
Walaupun Indramayu berada di Jawa Barat yang notabene adalah tanah
Pasundan yang berbudaya dan berbahasa Sunda, namun sebagian besar penduduk
Indramayu berbahasa Jawa khas Indramayu. Masyarakat setempat menyebutnya
dengan Basa Dermayon, yakni dialek Bahasa Jawa yang hampir serupa dengan
Dialek Cirebon. Di bagian selatan dan barat daya kabupaten ini, beberapa wilayah
menggunakan bahasa Sunda. Hal ini mengingat sejarah kabupaten Indramayu
yang dulu pernah masuk ke dalam wilayah kerajaan Cirebon (di utara) sehingga
mengharuskan warganya berbahasa Jawa. Kemudian di Kerajaan Galuh dan
Sumedang Tandang yang berada Wilayah Selatan juga mempengaruhi
masyarakatnya berbahasa Sunda Khas Indramayu. Atas dasar inilah, diterapkan
penggunaan dua bahasa yakni bahasa Jawa dan bahasa Sunda di Indramayu.
Indramayu memiliki adat dan kebudayaan yang beragam diantaranya
yaitu, masyarakat dayak bumi segandu (takmad), pesta laut nadran, mapag sri,
sedekah bumi, memitu atau tingkeban, puputan, cukuran, baritan, rasulan, ruatan
atau ngaruat, ngunjung, mapag tamba, jaringan, sintren, tari topeng, tari trebang
randu kentir, berokan, rudat, sisingaan atau singa barong, dan sandiwara. Begitu
pun dengan upacara adat atau tradisional yang masih perlu digali nilai-nilai
budayanya dan menjadi tradisi yang kuat, yang dilakukan oleh masyarakat
tersebut. Upacara adat atau tradisional merupakan salah satu bentuk ungkapan
budaya yang saat ini masih dipertahankan. Sebagaimana dijelaskan dalam pasal
32 ayat (1) yang berbunyi: “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di
tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.” Hal ini menunjukkan
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah upacara tradisional sebagai cerminan penghargaan terhadap kebudayaan
bangsa. Dengan dilestarikannya suatu tradisi, generasi penerus dapat mengetahui
warisan budaya nenek moyangnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Sunjata
(2008: 415) bahwa “Dengan mengamati suatu tradisi yang dilakukan oleh
sekelompok masyarakat pendukungnya dapat diketahui tujuan, fungsi, makna, dan
nilai-nilai budaya yang terkandung dalam tradisi yang dilakukannya itu.”
Berkenaan dengan kebudayaan menurut Koentjaraningrat (2009: 144)
mengemukakan bahwa “Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar.”
Sedangkan, menurut Widagdho dkk (2010: 21) “Kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, dan tindakan dan hasil karya manusia untuk
memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam
kehidupan bermasyarakat.”
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa kebudayaan merupakan
sesuatu hal yang sangat berharga yang tercipta dari suatu sistem nilai-nilai luhur
yang berkembang di masyarakat. Nilai-nilai luhur inilah yang dijadikan bahan
untuk menciptakan kebudayaan melalui suatu proses belajar.
Kebudayaan merupakan salah satu pencerminan dari karakteristik dalam
sebuah masyarakat, salah satunya adalah masyarakat Indramayu. Oleh sebab itu
kebudayaan dan masyarakat memiliki keterikatan yang saling erat. Seperti koin
uang dengan dua sisi, dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan, di mana ada
masyarakat di situ juga ada kebudayaan.
Masyarakat Indramayu memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan
daerah lain, di mana ada dalam kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan masyarakat
Indramayu seperti halnya gotong royong, dan kerja sama. Ini merupakan
nilai-nilai budaya kewarganegaraan (civic culture). Hal ini bisa dilihat dalam
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan oleh masyarakat dalam upaya menjaga kebudayaan serta nilai-nilai
yang ada di masyarakat.
Suatu kebudayaan akan terus berkembang dan tidak akan musnah jika di
dalam masyarakat terjadi proses penanaman nilai-nilai kebudayaan kepada setiap
anggota masyarakat mulai dari anak sampai orang tua. Penanaman nilai tersebut
dilakukan sebagai upaya untuk menyadarkan setiap anggota masyarakat bahwa
kebudayaan itu penting bagi kehidupan manusia. Sebagai salah satu subsistem
dari kebudayaan.
Budaya kewarganegaraan (civic culture) wajib dipelihara oleh setiap
masyarakat. Hal ini disebabkan agar nilai-nilai luhur ini terus ada, supaya tidak
hilang dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga identitas warga
negara tetap terlihat. Selaras dengan yang diungkapkan Winataputra dan
Budimansyah (2007: 220) tentang budaya kewarganegaraan (civic culture)
sebagai berikut.
Budaya kewarganegaraan (civic culture) merupakan budaya yang menopang kewarganegaraan yang berisikan seperangkat ide-ide yang dapat diwujudkan secara efektif dalam representasi kebudayaan untuk tujuan pembentukan identitas warga negara.”
Dalam menerapkan nilai-nilai luhur yang ada dalam kebudayaan,
masyarakat menyalurkannya dalam bentuk kegiatan yaitu upacara adat. Upacara
atau pesta adat merupakan bentuk kegiatan manusia dalam hidup bermasyarakat
yang didorong oleh hasrat untuk memperoleh ketenteraman batin atau mencari
keselamatan. Dengan memenuhi tata cara yang ditradisikan masyarakat, bentuk
upacara atau pesta adat yang berkaitan dengan adat dan kehidupan beragama,
mencerminkan sistem kepercayaan akan pikiran serta pandangan hidup
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masyarakat pada kurun waktu tertentu yang secara keseluruhan melibatkan
masyarakat sebagai pendukungnya.
Berkenaan dengan upacara tradisional/adat, Wanganea dkk (1985: 2)
mengungkapkan sebagai berikut.
“Upacara tradisional/adat adalah kegiatan sosialisasi dimana rasa keterlibatan bersama dari para warga masyarakat pendukungnya, mendorong mereka untuk
mengambil peranan dalam hal ini mempertebal rasa solidaritas kelompok.”
Salah satu nilai kearifan lokal yang terdapat di Kabupaten Indramayu
adalah masyarakat Dayak Bumi Segandu. Masyarakat Dayak Bumi Segandu
merupakan sebuah komunitas di mana dalam komunitas tersebut dikepalai
seorang kepala suku/adat. Banyak keunikan yang terjadi dalam kegiatan
sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat Dayak Bumi Segandu. Salah satu
diantaranya adalah tidak memakai pakaian saat beraktivitas, misalkan pergi ke
sawah dan ladang.
Menurut penjelasan warga komunitas ini, penamaan suku Dayak ini
mengandung makna sebagai berikut: kata Suku artinya kaki, yang mengandung
makna bahwa setiap manusia berjalan dan berdiri di atas kaki masing-masing
untuk mencapai tujuan sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan masing-masing.
Kata Dayak berasal dari kata ayak atau ngayak yang artinya memilih atau
nyaring. Makna kata Dayak di sini adalah menyaring, memilah, dan memilih
mana yang benar dan mana yang salah. Kata Hindu artinya kandungan atau rahim.
Filosofinya adalah bahwa setiap manusia dilahirkan dari kandungan sang Ibu
(perempuan). Sedangkan kata Budha, asal dari kata wuda, yang artinya telanjang.
Makna filosofinya adalah bahwa setiap manusia dilahirkan dalam keadaan
telanjang.
Selanjutnya adalah kata Bumi Segandu Indramayu. Bumi mengandung
makna wujud, sedangkan Segandu bermakna sekujur badan. Gabungan kedua kata
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun Indramayu mengandung pengertian In maknanya adalah inti, Darma
artinya orang tua, dan kata ayu maknanya perempuan.
Makna filosofinya adalah bahwa ibu (perempuan) merupakan sumber
hidup karena dari rahimnyalah kita semua dilahirkan. Jadi penyebutan kata suku
pada komunitas ini bukan dalam konteks terminologi suku bangsa (etnik) dalam
pengertian antropologis, melainkan penyebutan istilah yang diambil dari makna
kata-kata dalam bahasa daerah (Jawa). Demikian juga dengan kata Dayak bukan
dalam pengertian suku bangsa (etnik) Dayak yang berada di daerah Kalimantan,
kendati pun dari sisi penampilan ada kesamaan, yakni mereka (kaum laki-laki)
sama-sama tidak mengenakan baju serta mengenakan aksesoris berupa kalung dan
gelang (tangan dan kaki).
Lebih jauh, pemimpin komunitas ini menjelaskan tentang pemakaian kata
Hindu-Budha pada sebutan komunitas ini. Kendatipun komunitas ini
menggunakan kata Hindu-Budha bukan berarti bahwa mereka adalah penganut
agama Hindu ataupun Budha. Penggunaan kata Hindu karena komunitas ini
meneladani prikehidupan kelima tokoh Pandawa, yang terdiri atas: Yudistira,
Bima (Wirekudara), Arjuna (Permadi), Nakula dan Sadewa, serta tokoh Semar,
yang dipandang sebagai seorang mahaguru yang sangat bijaksana. Adapun
penyebutan kata Budha karena mereka mengambil inti ajaran aji rasa (tenggang
rasa) dan kesahajaan yang merupakan inti ajaran agama Budha.
Hal itu yang menarik peneliti untuk mengkaji penelitian ini adalah bahwa
kehidupan manusia saat ini jauh berubah dari kehidupan masyarakat sebelumnya.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa manusia ke
dalam kehidupan modern dan globalisasi.
Penanaman nilai kearifan lokal tentu sangat berpengaruh besar pada
pembangunan, di mana dalam hal ini kita bisa lihat bagaimana simbiosis
mutualisme antara kearifan lokal dan pembangunan yang bisa saling
menguntungkan satu sama lainnya. Kearifan lokal dapat meningkatkan
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap nilai kearifan lokal yang dapat dijadikan wisata maupun pembangunan
dari segi meningkatkan rasa toleransi antarpenduduk desa.
Dengan berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengangkat judul
“Peranan Nilai-nilai Kearifan Lokal Masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam Meningkatkan Pembangunan (Studi Deskriptif Analitis di Desa Krimun
Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu).
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, peneliti merumuskan suatu
masalah pokok di dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimana latar belakang sejarah terbentuknya masyarakat
Dayak Bumi Segandu?
2. Apa saja nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam
masyarakat Dayak Bumi Segandu yang kaitannya dengan
peningkatan partisipasi pembangunan?
3. Bagaimana peranan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Dayak
Bumi Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan ke
generasi berikutnya?
4. Apa kendala yang ditemui dalam pewarisan nilai-nilai kearifan
lokal dari masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam meningkatkan
partisipasi pembangunan?
5. Apakah upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala dalam
proses pewarisan nilai kearifan lokal dari masyarakat Dayak
Bumi Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan?
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, secara umum penelitian ini
bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana peranan nilai-nilai kearifan lokal dari
masyarakat dayak bumi segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan
masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Adapun secara khusus yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk
mengungkapkan hal-hal sebagai berikut.
1. Latar belakang sejarah terbentuknya masyarakat Dayak Bumi
Segandu.
2. Nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam masyarakat
Dayak Bumi segandu yang kaitannya dengan peningkatan
partisipasi pembangunan
3. Peranan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Dayak Bumi
Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan ke
generasi berikutnya.
4. Kendala yang ditemui dalam pewarisan nilai-nilai kearifan lokal
dari masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam meningkatkan
partisipasi pembangunan.
5. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala dalam proses
pewarisan nilai kearifan lokal dari masyarakat Dayak Bumi
Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan.
C. Manfaat
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan mata
nilai-Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nilai kearifan lokal seperti yang ada di masyarakat Dayak Bumi Segandu
Losarang.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut.
a. Sebagai bahan untuk mengungkapkan dan menggambarkan
tentang nilai kearifan lokal yang dapat meningkatkan
pembangunan di masyarakat Dayak Bumi Segandu.
b. Menjaga kekayaan budaya Indramayu yang dimiliki untuk
dipertahankan dan dilestarikan.
c. Sebagai daya tarik wisata daerah Losarang.
D. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kekeliruan dan salah penafsiran dalam mengartikan
istilah-istilah, peneliti membatasi pengertian dari setiap istilah tersebut sebagai
berikut.
1. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang mempunyai ukuran, berharga, dan dapat
dibuktikan kebenarannya.
2. Kearifan Lokal
Kearifan lokal adalah gagasan-gagasan, nilai-nilai, pandangan-pandangan
setempat yang bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam, dan
diikuti oleh anggota masyarakatnya.
3. Masyarakat Hukum Adat
Masyarakat Hukum Adat yaitu kesatuan manusia yang hidup di suatu
daerah dan mempunyai aturan yang jelas serta mempunyai pemimpin
sebagai pemilik dari aturan-aturan yang ditetapkan dalam suatu daerah
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
individu dari masyarakat hukum dan tidak serta merta ingin melepaskan
suatu ikatan dalam keanggotaannya
4. Partisipasi
Partisipasi adalah ikut serta dalam sebuah kegiatan yang dapat bermanfaat
bagi individu atau kelompok masyarakat.
5.
PembangunanPembangunan adalah proses membangun menuju kearah yang lebih baik
dan terencana.
6. Masyarakat
“Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat continue dan terikat oleh
suatu rasa identitas bersama.” (Koentjaraningrat, 2009: 118).
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Moleong (2012: 6) mendefinisikan kualitatif sebagai berikut.
Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang dialami dan dengan memanfaatkan berbagai metode alami.
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti memandang bahwa pendekatan
kualitatif sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang penulis lakukan
karena permasalahan tentang nilai-nilai kearifan lokal yang akan diteliti
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif analitis. Danial dan Wasriah (2009: 63) mendefinisikan metode
deskriptif analitis sebagai berikut. “Metode deskriptif adalah metode yang
bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik suatu situasi, kondisi objek
bidang kajian pada suatu waktu secara akurat.”
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti memandang bahwa metode
deskriptif ini dipakai supaya penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dapat
menggambarkan secara akurat, bagaimana masyarakat Dayak Bumi Segandu
mewariskan nilai-nilai kearifan lokal yang dapat dilanjutkan pada generasi
berikutnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik mengumpul data dengan cara mengadakan dialog, Tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh. Wawancara atau interview dilakukan dimana saja selama dialog ini dapat dilakukan, misalnya sambil berjalan, duduk santai disuatu tempat, di lapangan, di kantor, di bengkel, di kebun, atau dimana saja” (Danial dan Wasriah, 2009:71).
Dalam pelaksanaannya nanti di lapangan, peneliti akan melakukan
wawancara kepada sesepuh Masyarakat Dayak Bumi Segandu, tokoh agama,
pemerintah desa dan masyarakat Desa Krimun.
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Observasi merupakan alat yang digunakan untuk mengamati, dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/ merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu.
Adapun observasi yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah
terhadap nilai-nilai kearifan di masyarakat Dayak Bumi Segandu yang sampai
sekarang masih dilakukan.
3. Studi Literatur
Danial dan Wasriah (2009: 80) menyatakan bahwa: “Studi literatur adalah teknik penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan
tujuan penelitian.”
Berkaitan dengan studi literatur, dalam penelitian ini penulis membaca,
mempelajari, dan mengkaji literatur-literatur yang berhubungan dengan nilai-nilai
kearifan lokal yang dilakukan oleh masyarakat Dayak Bumi Segandu.
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian,
seperti peta, data statistik, gambar, dan sebagainya” (Endang Danial, 2009:
79).
Studi dokumen yang akan diambil oleh peneliti yaitu berupa
gambar-gambar kegiatan dari masyarakat Dayak Bumi Segandu, dan data-data dari
pemerintah desa tentang sejarah masyarakat Dayak Bumi Segandu.
G. Lokasi dan Subjek Penelitian
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah Desa
Krimun, yang terletak di Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu,
Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian itu dipilih karena di Krimun ini
terdapat komunitas yang unik dibandingkan dengan komunitas yang lain
seperti biasanya. Masyarakat Dayak Bumi Segandu ini dalam kegiatannya
tidak hanya dimasukan unsur budaya saja, tetapi ada unsur sosial dan
kemasyarakatan juga.
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi
atas permasalahan yang peneliti teliti. Adapun yang menjadi subjek dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Sesepuh/tokoh masyarakat Dayak Bumi Segandu.
b. Tokoh agama.
c. Pemerintah Desa Krimun.
d. Masyarakat Krimun.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan perolehan data didapat
selain dari sumber data yang telah ditetapkan di atas, selama data tersebut
41
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2011: 8) mengemukakan bahwa
metode penelitian kualitatif ini disebut juga metode penelitian naturalistic
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).
Menurut Arikunto (2010: 27) maksudnya adalah bahwa penelitian
ini terjadi adalah apa adanya, situasi normal, yang tidak di manipulasi
keadaan dan kondisinya, menekankan pada deskripsi secara alami
Menurut Sugiyono (2011: 213) dalam penelitian kualitatif ini bersifat holistic, jumlah teori yang harus dimiliki oleh peneliti kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang di lapangan. Pada penelitian ini peneliti sebagai “human instrument” yang bersifat “perspective emic” artinya memperoleh data bukan sebagaimana seharusnya, bukan berdasarkan sebagaimana yang terjadi di lapangan yang dialami, dirasakan, dan difikirkan oleh partisipan atau sumber data.
Metode deskriptif dipandang tepat digunakan dalam penelitian ini.
Alasan penggunaan metode deskriptif yaitu Pertama, metode deskriptif tidak
terbatas hanya sampai pengumpulan data saja, tetapi meliputi analisis data
dan menginterpretasikan tentang arti data tersebut. Dengan menggunakan
metode tersebut, pembahasan masalah dan analisis data menjadi efektif serta
akan mudah dipahami. Kedua, metode deskriptif dapat mendeskripsikan
data atau informasi hasil pendapat ahli, observasi dan wawancara yang
selanjutnya dapat ditarik suatu kesimpulan sehingga memiliki hasil yang
maksimal. Ketiga, peneliti bermaksud untuk menggambarkan fenomena
serta membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian mengenai suatu
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
aktivitas yang berkaitan dengan nilai-nilai kearifan lokal dari masyarakat
Dayak Bumi Segandu Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu.
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini,
maka pendekatan yang cocok digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif.
Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor
dalam Basrowi (2008: 1) yang menyatakan bahwa.
Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau atau hipotesis, tetapi perlu memamdangnya sebagai bagian dari kesatuan utuh.
Berdasarkan definisi di atas menunjukan bahwa pada dasarnya
dalam penelitian kualitatif yang menjadi alat peneliti utama adalah peneliti
itu sendiri, hal ini memungkinkan penelitian dapat dilakukan secara
mendalam dan memperoleh data secara akurat.
Peneliti memandang bahwa pendekatan kualitatif sangat tepat
digunakan dalam penelitian ini. Peneliti bermaksud untuk menggambarkan
hasil penelitian atau fenomena-fenomena yang diteliti, kemudian
menggambarkannya kedalam bentuk uraian-uraian yang menunjukan
bagaimana masyarakat Dayak Bumi Segandu menjaga dan melestarikan
nilai-nilai kearifan lokal yang masih asli.
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti berharap
dapat melakukan penelitian secara mendalam, maksimal dan mendapatkan
data yang akurat dan valid terhadap aktivitas dari masyarakat Dayak Bumi
Segandu dalam menjaga dan melestarikan sekaligus juga meningkatkan
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang penulis lakukan di lapangan pada waktunya nanti menjadi penelitian
yang ilmiah dan empirik.
B. Teknik Pengumpulan Data
Supaya data yang diperoleh dari lapangan akurat dan valid, maka
peneliti bertindak sebagai instrumen utama (key instrument) atau terjun
langsung ke lapangan dan menyatu dengan sumber data dalam situasi yang
alamiah (natural setting), berbagai sumber, dan berbagai cara.
Marshall dan Rossman (Sugiyono, 2011: 225) menyatakan bahwa
“the fundamental methods relied on by qualitative researchers for
gathering information are, participation in the setting, direct observation, in-depth interviewing, document review,” maksudnya adalah bahwa dalam penelitian kualitatif dalam pengumpulan data dilakukan pada situasi yang alamiah, sumber data yang utama, dan teknik pengumpulan data lebih banyak daripada observasi berperan serta, wawancara mendalam dan dokumentasi.
1. Observasi
Menurut Nasution (Sugiyono, 2011: 226) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil maupun yang sangat jauh dapat di observasi dengan jelas.
Menurut Faisal (Sugiyono, 2011: 226) observasi dapat
diklasifikasikan menjadi observasi berpartisipasi, observasi yang secara
terang-terangan dan tersamar , dan observasi yang tak berstruktur.
Dari beberapa pengertian di atas, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan observasi partisipatif yang mana peneliti mengamati secara
langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang
digunakan sumber data penelitian. Dengan melakukan pengamatan secara
lebih dekat peneliti dapat mengetahui seluk beluk kegiatan yang dilakukan
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peroleh pun lebih lengkap, akurat, dan dapat dipercaya dan dapat
dipertanggung jawabkan.
Adapun obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang di
observasi menurut Spradley (Sugiyono, 2011: 229) dinamakan situasi sosial,
yang terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan
activities (aktivitas).
Berdasarkan pendapat di atas peneliti dapat mengobservasi ketiga
komponen tersebut, pertama tempat (place) yaitu Desa Krimun Kecamatan
Losarang, kedua pelaku (actor) yaitu masyarakat dayak bumi segandu itu
sendiri, dan yang terakhir adalah aktivitas (activities) yaitu kebiasaan yang
dilakukan oleh masyarakat Dayak Bumi Segandu dengan ritual-ritual
uniknya.
Dalam melakukan penelitian ini, observasi dilakukan secara
langsung dan tidak langsung. Observasi dilakukan melakukan bagaimana
tata cara proses pelaksanaan ritual-ritual dari masyarakat Dayak Bumi
Segandu dan untuk mengetahui berbagai hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian ini.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Lincoln dan Guba (Moleong, 2012: 186)
menegaskan.
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.
Ada berbagai macam cara pembagian jenis wawancara yang
dikemukakan dalam kepustakaan, yaitu wawancara pembicaraan informal,
pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, dan wawancara baku
terbuka Patton (Moleong, 2012: 187). Sementara Guba dan Lincoln
(Moleong, 2012: 188) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu
wawancara tim atau panel, tertutup dan terbuka, riwayat secara lisan, dan
terstruktur dan tidak terstruktur.
Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara yang
dilakukan secara bebas sistematis. Wawancara ini dilakukan kepada kepala
Suku Dayak Bumi Segandu, masyarakat Dayak Bumi Segandu, aparat Desa
Krimun, dan masyarakat Desa Krimun.
3. Studi dokumentasi
Guba dan Lincoln (Moleong, 2012: 216) mendefinisikan antara
record dan dokumen sebagai berikut.
Record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik.
Pembahasan disini diarahkan pada dokumen dalam arti jika peneliti
menemukan record, tentu saja perlu dimanfaatkan. Dokumen biasanya
dibagi atas dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen yang sudah
lama digunakan dalam penelitian dijadikan sebagai sumber data yang
dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan.
Dokumen ini merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Studi dokumentasi ini merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Sebagaimana Bogdan (Sugiyono, 2011: 240) “In most tradition of
qualitative research, the phrase personal document is used broadly to refer
to any first person narrative produced by an individual which describes his
or her own actions, experience and belief.”
Menurut Sugiyono (2011: 240) hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Selain itu juga dapat didukung oleh dokumen berupa foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti melakukan studi
dokumentasi dengan cara mengumpulkan sejumlah dokumen yang
diperlukan sebagai bahan data dan informasi yang sesuai dengan masalah
penelitian, seperti profil tentang Desa Krimun itu sendiri, foto-foto,
gambar-gambar, dan dokumen-dokumen lainnya yang dapat mendukung dalam
penelitian ini.
4. Studi Literatur
Studi literatur atau studi kepustakaan adalah penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku,
majalah-majalah, autobiografi, karya-karya ilmiah yang berkenaan dengan
masalah dan tujuan penelitian.
C. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Krimun Kecamatan Losarang
Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Alasan pemilihan tempat ini,
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ada, yaitu masyarakat Dayak Bumi Segandu. Di mana masyarakat Dayak
Bumi Segandu ini sangat unik dalam berbagai hal diantaranya dalam hal
berbusana. Hampir sama dengan Suku Baduy yang ada di banten
masyarakat Dayak Bumi Segandu pun mempunyai tata cara kehidupan
tersendiri dalam menjaga nilai-nilai kearifan lokal.
2. Subyek Penelitian
Pengambilan subjek dalam penelitian ini dilakukan secara
snowball sampling. Menurut Sugiyono (2011: 219) bahwa.
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sampel sumber data akan semakin besar, seperti bola salju yang menggelinding, lama-lama menjadi besar.
Dari pernyataan tersebut, bahwa snowball sampling merupakan
teknik pengambilan sampel sumber data yang bermula jumlahnya sedikit
tetapi lama-lama menjadi besar, misalkan dari data tersebut kita belum
mendapatkan apa yang diharapkan dan tidak memuaskan maka mencari
orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data untuk
memperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan.
Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Satu orang sesepuh Suku Dayak Bumi Segandu, sebagai yang
dituakan dan yang mengetahui sejarah Suku Dayak tersebut.
2. Tiga orang anggota dari Suku Dayak Bumi Segandu, sebagai
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Satu orang staf/aparat pemerintah Desa Krimun, sebagai aparat
pemerintah yang memiliki kebijakan bagaimana cara dalam
meningkatkan pembangunan desa.
4. Dua orang masyarakat Desa Krimun, sebagai juru bicara untuk
membantu proses penelitian.
3. Instrumen penelitian
Ada tiga hal yang dikemukakan Guba dan Lincoln (Moleong, 2012:
168) yaitu mencakup ciri-ciri umum, kualitas yang diharapkan, dan
kemungkinan peningkatan manusia sebagai instrumen.
Menurut Sugiyono, (2010: 222) yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Instrumen dalam penelitian kualitatif dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah penelitian itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian selanjutnya terjun ke lapangan.
Menurut Sugiyono (2011: 222) peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Menurut Sugiyono (2011: 223) dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya belum jelas. Selain itu dalam memandang realitas, penelitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistic (menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisah-pisahkan ke dalam variabel-variabel penelitian.
Dengan demikian dalam penelitian kualitatif ini belum dapat
dikembangkan instrumen sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali.
Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif “the research is the key
instrument.” Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam
penelitian kualitatif.
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalahnya, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa, dalam
penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas pasti,
maka yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu
peneliti terjun langsung ke lapangan dengan mengamati ritual-ritual yang
dilakukan oleh masyarakat dayak bumi segandu, setelah itu diharapkan
masalah yang dipelajari menjadi jelas, dan dapat dikembangkan menjadi
instrumen.
4. Tahap-tahap penelitian
Keberhasilan dalam suatu penelitian diperlukan tahap-tahap atau
proses yang harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku, baik
dari awal sampai akhir penelitian agar sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Adapun beberapa mekanisme dalam melakukan penelitian
antara lain, sebagai berikut.
a. Tahap pra penelitian
Pada tahap ini, peneliti menyusun rangan penelitian dengan terlebih
dahulu melakukan pra penelitian ke Desa Krimun Kecamatan Losarang
Kabupaten Indramayu pada bulan Mei 2013. Tujuannya adalah untuk
mengetahui kondisi secara umum dari desa Krimun terutama yang berkaitan
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini dilakukan guna mendapatkan data tentang bagaimana nilai-nilai kearifan
lokal yang dimiliki oleh masyarakat Dayak Bumi Segandu untuk
meningkatkan partisipasi pembangunan yang ada di desa Krimun.
Setelah mengadakan pra penelitian selanjutnya peneliti mengajukan
rancangan penelitian yang memuat latar belakang masalah, permasalahan,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, pendekatan dan metode penelitian,
teknik pengumpulan data, lokasi dan subjek penelitian. Kemudian peneliti
memilih dan menentukan lokasi yang dijadikan sebagai sumber data atau
lokasi penelitian yang disesuaikan dengan keperluan dan kepentingan fokus
penelitian. Setelah lokasi penelitian ditetapkan, selanjutnya penulis
mengupayakan perizinan dari instansi yang tekait, prosedur perizinan yang
penulis tempuh adalah sebagai berikut.
a. Peneliti mengajukan surat permohonan untuk melakukan
penelitian kepada ketua jurusan PKn FPIPS UPI Bandung.
b. Mengajukan surat rekomendasi permohonan izin untuk
mengadakan penelitian, dari Dekan FPIPS UPI Bandung atas
nama Pembantu Dekan I untuk disampaikan kepada Rektor UPI
Bandung.
c. Rektor UPI Bandung Pembantu Rektor I mengeluarkan surat
permohonan izin untuk disampaikan kepada Kepala Kesbang
dan Polinmas Kabupaten Indramayu.
d. Kepala Kesbang dan Polinmas Kabupaten Indramayu
mengeluarkan surat permohonan izin untuk disampaikan kepada
Camat Losarang Kabupaten Indramayu.
e. Camat Losarang Kabupaten Indramayu mengeluarkan surat
permohonan izin untuk disampaikan Kepala Desa Krimun.
f. Kepala Desa Krimun memberikan izin kepada peneliti untuk
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Tahap pelaksanaan
Setelah selesai tahap persiapan penelitian, dan persiapan-persiapan
yang menunjang telah lengkap, maka peneliti langsung terjun ke lapangan
untuk melaksanakan penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti
menekankan bahwa instrumen yang utama adalah peneliti sendiri (key
instrument). Peneliti sebagai instrumen utama dibantu oleh pedoman
observasi dan pedoman wawancara antara peneliti dengan responden.
Pedoman wawancara yang penulis persiapkan untuk sesepuh masyarakat
Dayak Bumi Segandu Losarang, tokoh agama, tokoh budaya Kabupaten
Indramayu, pemerintah desa, dan masyarakat Desa Krimun.
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi
yang diperlukan agar dapat menjawab permasalahan penelitian yang tidak
dapat penulis ketahui. Setiap selesai melakukan penelitian di lapangan,
peneliti menuliskan kembali data-data yang terkumpul kedalam catatan
lapangan, dengan tujuan supaya dapat mengungkapkan data secara
mendetail dan lengkap.
D. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menurut Miles dan
Huberman (Sugiyono, 2011: 246-252) adalah sebagai berikut.
1. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, flowchart dan
sejenisnya. Miles and Humberman (Sugiyono 2011: 249) menyatakan “the
most frequent form of display data for qualitative research databin the past
has been narrative text.”
Display data pada penelitian ini dipergunakan untuk menyusun
informasi mengenai aktivitas masyarakat dayak bumi segandu untuk
menghasilkan suatu gambaran dan hasil penelitian secara tersusun. Data
yang diperoleh dari lapangan pasti banyak sekali, oleh karena itu supaya
peneliti tidak terjebak dalam tumpukan data dari lapangan yang banyak,
peneliti melakukan display data. Display data yang dilakukan lebih banyak
dituangkan dalam bentuk uraian singkat.
3. Kesimpulan / Verifikasi
Kesimpulan / Verifikasi dalam penelitian ini merupakan hasil dari
penelitian yang telah dilaksanakan sehingga dapat menyimpulkan apa yang
terjadi dan bagaimana cara masyarakat dayak bumi segandu
mempertahankan kearifan lokal melalui ritual-ritual yang mereka lakukan.
a. Analisis Data
Menurut Sugiyono (2011: 243) dalam penelitian kuantitatif, teknik analisa data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai macam sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali.
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
disimpulkan apakah hipotesis tersebut bisa diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.
Dipihak lain analisis data kualitatif menurut Seiddel (Moleong,
2012: 248) prosesnya berjalan sebagai berikut.
(1) mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri, (2) mengumpulkan, memilah milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya, (3) berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis dari data yang
terkumpul dan dari berbagai sumber, dengan mengategorikan agar lebih
97
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
Masyarakat Dayak Bumi Segandu merupakan contoh kearifan lokal
yang wajib dilestarikan oleh masyarakat Indramayu secara umum dan
masyarakat Desa Krimun secara khususnya. Dalam pelaksanaan nilai-nilai
kearifan lokal masyarakat Dayak Bumi Segandu di Desa Krimun Kabupaten
Indramayu tentunya mengandung nilai-nilai budaya kewarganegaraan (civic
culture) di dalamnya. Nilai-nilai budaya kewarganegaraan (civic culture)
tersebut, seperti semangat kebersamaan, kekeluargaan, gotong royong yang
membentuk karakter dan identitas warga negara dijadikan sebagai pedoman
dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat.
2. Kesimpulan Khusus
Secara khusus, penelitian ini dapat dirumuskan dalam beberapa
kesimpulan sebagai berikut.
a. Masyarakat Dayak Bumi Segandu merupakan salah satu budaya
masyarakat di Desa Krimun yang sampai saat ini masih dilestarikan.
Masyarakat Dayak Bumi Segandu merupakan aset budaya di
Kabupaten Indramayu yang dapat bermanfaat bagi kemajuan
Kabupaten Indramayu baik dari segi budaya maupun segi pariwisata
sebagai objek wisata kebudayaan.
b. Proses pewarisan nilai budaya pada tradisi dari nilai-nilai kearifan
lokal masyarakat Dayak Bumi Segandu dari generasi tua ke generasi
muda dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat Desa
Krimun Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. Di lingkungan
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dayak Bumi Segandu sejak dini dengan cara membiasakan anak untuk
menaati adat istiadat yang berlaku. Di lingkungan sekolah, guru
memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada anak didiknya
ketika dalam pembelajaran mata pelajaran PKn, dan seni budaya. Di
lingkungan masyarakat, generasi muda dapat melestarikan adanya
masyarakat Dayak Bumi Segandu agar tidak punah.
c. Masyarakat Dayak Bumi segandu merupakan salah satu identitas
budaya bangsa yang keberadaannya dilindungi oleh hukum.
Masyarakat Dayak Bumi Segandu merupakan budaya lokal di Desa
Krimun yang di dalamnya terdapat kearifan lokal yang menjadi
pedoman dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Nilai yang
terkandung dalam masyarakat Dayak Bumi Segandu merupakan
kearifan lokal yang memiliki nilai-nilai budaya kewarganegaraan (civic
culture) yang dijadikan landasan oleh masyarakat Dayak Bumi
Segandu sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan bermasyarakat
dan bernegara.
d. Kendala-kendala dalam pewarisan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat
Dayak Bumi Segandu ada dua macam, yaitu (1) faktor internal dan (2)
faktor eksternal. Pertama, faktor internal yaitu kurangnya pemahaman
generasi penerus terhadap makna yang sesungguhnya dari nilai-nilai
kearifan lokal pada masyarakat Dayak Bumi Segandu itu sendiri dan
kurangnya kesadaran orang tua untuk menanamkan nilai-nilai kearifan
lokal pada masyarakat Dayak Bumi Segandu kepada anaknya. Kedua,
faktor eksternal yaitu adanya pengaruh budaya luar dalam bentuk
tayangan-tayangan di televisi, pergaulan hidup sehari-hari dan akses
internet yang mudah. Cara mengatasi kendala upaya melestarikan
nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Dayak Bumi Segandu dilakukan
oleh orang tua di keluarga, guru di sekolah, masyarakat, dan lembaga
pemerintah Desa Krimun. Upaya yang dilakukan oleh orang tua adalah
Ibnu Kautsar, 2014
PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sedangkan upaya yang dilakukan guru dengan mengaitkan tradisi pada
masyarakat Dayak Bumi Segandu seperti kungkum, mepe, dan
ngajirasa dalam sumber pembelajaran PKn dan seni budaya. Upaya
yang dilakukan masyarakat yaitu dengan ikut berpartisipasi dalam
pelaksanaan tradisi pada masyarakat Dayak Bumi Segandu. Terakhir
upaya yang dilakukan pemerintah Desa Krimun, yaitu dengan
melestarikan dan menjaga agar nilai-nilai kearifan lokal pada
masyarakat Dayak Bumi Segandu tidak punah.
e. Tradisi-tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Dayak Bumi Segandu
masih relevan dengan kehidupan sekarang. Hal ini dapat terlihat dari
nilai-nilai budaya yang tersirat dalam tradisi seperti ngajirasa,
kungkum, dan mepe yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan
masyarakat sehingga tumbuh ikatan solidaritas yang kokoh diantara
anggota masyarakat, juga sebagai ajang silaturahmi antara rakyat dan
pemerintah desa. Dapat dipahami bahwa faktor-faktor tersebut yang
membuat kebudayaan masyarakat Dayak Bumi Segandu di Desa
Krimun masih dilestarikan oleh masyarakatnya. Hal ini merupakan
suatu kearifan budaya lokal yang mencerminkan pola kehidupan,
nilai-nilai luhur, norma-norma, dan peraturan masyarakat desa Krimun.
Selain itu, tradisi yang ada di masyarakat dayak bumi segandu
merupakan warisan turun temurun dari leluhur dayak bumi segandu
yang dilaksanakan dan dilestarikan oleh seluruh warga masyarakat
Desa Krimun pada umumnya serta masyarakat Dayak Bumi Segandu
secara khususnya dan sebagai aset warisan budaya Desa Krimun.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka penulis
mengemukakan beberapa saran sebagai berikut