• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT

(Studi Deskriptif di Desa Krimun Kabupaten Indramayu)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari

syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh: IBNU KAUTSAR

0901462

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

Oleh

Ibnu Kautsar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pegetahuan Sosial

© Ibnu Kautsar 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT

(Studi Deskriptif Analitis di Desa Krimun Kabupaten Indramayu)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Idrus Affandi S.H. NIP. 19540404 198101 1 002

Pembimbing II,

Dr. Cecep Darmawan S.Pd S.IP M.Si. NIP. 19690929 199402 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(4)

vi

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

1. Manfaat Teoritis ... 8

2. Manfaat Praktis ... 8

E. Penjelasan Istilah ... 9

F. Metode Penelitian……….. 10

G. Teknik Pengumpulan Data………... 11

(5)

vii

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

A. Tinjauan Umum Tentang Nilai ... 14

1. Pengertian Nilai ... 14

2. Struktur Hierarki Nilai ... 17

3. Kategorisasi Nilai... 18

B. Kajian Tentang Kearifan Lokal ... 19

1. Hakikat Tentang Kearifan Lokal ... 19

2. Local Genius Sebagai Local Wisdom ... 20

3. Dimensi-dimensi Kearifan Lokal ... 23

C. Gambaran Umum Tentang Masyarakat Adat ... 25

1. Hakikat Masyarakat Adat ... 25

2. Susunan Masyarakat Adat ... 26

D. Gambaran Umum Tentang Partisipasi……….. 30

1. Hakikat Partisipasi ... 30

2. Tipologi Partisipasi………. 31

E. Gambaran Umum Tentang Pembangunan……… 33

1. Hakikat Pembangunan………. 33

2. Teori-teori Pembangunan………. 34

F. Kajian Tentang Masyarakat ... 37

(6)

viii

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Unsur-unsur Masyarakat ... 38

3. Ciri atau Karakteristik Masyarakat ……….. ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Metode Penelitian dan Pendekatan Penelitian ... 41

1. Metode Penelitian ... 41

2. Pendekatan Penelitian ... 42

B. Teknik Pengumpulan Data ... 43

1. Observasi ... 43

2. Wawancara ... 44

3. Studi Dokumentasi ... 45

4. Studi Literatur ... 46

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 46

1. Lokasi Penelitian ... 46

2. Subjek Penelitian ... 47

D. Instrumen Penelitian ... 48

E. Tahap-tahap Penelitian………... 49

1. Tahap Pra Penelitian ... 49

2. Tahap Pelaksanaan ... 50

F. Tahap Pengolahan Data……….. 51

(7)

ix

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Display Data……….. 51

3. Kesimpulan/Verifikasi……… 52

G. Analisis Data……… 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian ... 54

1. Letak Secara Umum Desa Krimun ... 54

2. Visi Misi Desa Krimun……….... 54

3. Struktur Organisasi Desa Krimun ... 55

4. Penduduk ... 55

5. Lembaga Pemerintahan ... 59

6. Lembaga Ekonomi... 59

7. Lembaga Pendidikan ... 60

8. Lembaga Keamanan……… 60

9. Sarana dan Prasarana ... 60

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 61

1. Sejarah Masyarakat Dayak Bumi Segandu ... 61

(8)

x

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Peranan Nilai-nilai Kearifan Lokal Masyarakat Dayak Bumi

Segandu dalam Meningkatkan Partisipasi Pembangunan

Masyararakat ke Generasi Berikutnya ... 67

4. Kendala yang ditemui dalam Pewarisan Nilai-nilai Kearifan

Lokal Dari Masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam

Meningkatkan Partisipasi Pembangunan ... 69

5. Upaya Mengatasi Kendala Pewarisan Nilai Kearifan Lokal

Masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam Meningkatkan

Partisipasi Pembangunan ... 71

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72

1. Sejarah Terbentuknya Masyarakat Dayak Bumi Segandu ... 72

2. Nilai-nilai Kearifan Lokal yang Terkandung dalam Masyarakat

Dayak Bumi Segandu yang Kaitannya Dengan Peningkatan

Pembangunan

Masyarakat………...78

3. Peranan Nilai-nilai Kearifan Lokal Masyarakat Dayak Bumi

Segandu dalam Meningkatkan Partisipasi Pembangunan

Masyararakat ke Generasi Berikutnya ... 82

4. Kendala yang ditemui dalam Pewarisan Nilai-nilai Kearifan Lokal

Dari Masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam Meningkatkan

(9)

xi

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Upaya Mengatasi Kendala Pewarisan Nilai Kearifan Lokal Masyarakat

Dayak Bumi Segandu dalam Meningkatkan Partisipasi Pembangunan

Masyarakat... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...97

A. Kesimpulan...97

1. Kesimpulan Umum………...97

2. Kesimpulan Khusus………97

B. Saran………..99

DAFTAR PUSTAKA...101 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

xii

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

(11)

xiii

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Klasifikasi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 56

Tabel 4.2 Klasifikasi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 56

Tabel 4.3 Klasifikasi Penduduk Menurut Agama Yang Di anutnya ... 57

(12)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia merupakan wilayah yang memiliki beragam kebudayaan

dan masyarakat yang multikultural. Setiap wilayah memiliki corak dan

kekhasannya masing-masing, berbeda-beda sesuai dengan letak geografisnya.

Salah satu di antaranya adalah wilayah Indramayu. Indramayu merupakan salah

satu wilayah yang terletak di sebelah utara Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini

berbatasan dengan wilayah Jawa Tengah. Posisinya yang berbatasan antara dua

wilayah yang memiliki corak kebudayaan berbeda menyebabkan Indramayu

sangat berbeda dengan dengan tempat-tempat lain yang termasuk ke dalam

Provinsi Jawa Barat.

Indramayu merupakan salah satu kota tertua di Jawa Barat, hari jadi

Kabupaten Indramayu ditetapkan pada tanggal 7 Oktober 1527. Menurut

Wikipedia, Kabupaten Indramayu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Indramayu yang merupakan pusat

pemerintahan, sedangkan titik keramaian justru berada di kecamatan Jatibarang

dan Haurgeulis karena di Jatibarang terdapat pusat pasar dan memiliki akses yang

mudah seperti Jalur Pantura dan Stasiun Kereta Api. Hal yang sama juga terjadi

untuk Kecamatan Haurgeulis. Meski tidak dilewati secara langsung oleh Jalur

Pantura, namun kecamatan ini dilalui oleh Jalur Kereta Api. Kabupaten ini

berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Cirebon di tenggara, Kabupaten

Majalengka dan Kabupaten Sumedang di selatan, serta Kabupaten Subang di

barat. Kabupaten Indramayu terdiri atas 33 kecamatan, yang dibagi lagi atas

sejumlah 315 desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan

Indramayu.

Indramayu dilintasi jalur pantura, yakni jalur utama dan terpadat di Pulau

(13)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kereta api lintas utara Pulau Jawa, dengan salah satu stasiun terbesarnya adalah

Stasiun Jatibarang yang berada di kota Jatibarang, sekitar 19 km ke selatan dari

pusat Kota Indramayu. Beberapa kecamatan-kecamatan penting di Wilayah

Kabupaten Indramayu diantaranya adalah Indramayu, Jatibarang, Haurgeulis,

Patrol, Karangampel, dan Terisi.

Walaupun Indramayu berada di Jawa Barat yang notabene adalah tanah

Pasundan yang berbudaya dan berbahasa Sunda, namun sebagian besar penduduk

Indramayu berbahasa Jawa khas Indramayu. Masyarakat setempat menyebutnya

dengan Basa Dermayon, yakni dialek Bahasa Jawa yang hampir serupa dengan

Dialek Cirebon. Di bagian selatan dan barat daya kabupaten ini, beberapa wilayah

menggunakan bahasa Sunda. Hal ini mengingat sejarah kabupaten Indramayu

yang dulu pernah masuk ke dalam wilayah kerajaan Cirebon (di utara) sehingga

mengharuskan warganya berbahasa Jawa. Kemudian di Kerajaan Galuh dan

Sumedang Tandang yang berada Wilayah Selatan juga mempengaruhi

masyarakatnya berbahasa Sunda Khas Indramayu. Atas dasar inilah, diterapkan

penggunaan dua bahasa yakni bahasa Jawa dan bahasa Sunda di Indramayu.

Indramayu memiliki adat dan kebudayaan yang beragam diantaranya

yaitu, masyarakat dayak bumi segandu (takmad), pesta laut nadran, mapag sri,

sedekah bumi, memitu atau tingkeban, puputan, cukuran, baritan, rasulan, ruatan

atau ngaruat, ngunjung, mapag tamba, jaringan, sintren, tari topeng, tari trebang

randu kentir, berokan, rudat, sisingaan atau singa barong, dan sandiwara. Begitu

pun dengan upacara adat atau tradisional yang masih perlu digali nilai-nilai

budayanya dan menjadi tradisi yang kuat, yang dilakukan oleh masyarakat

tersebut. Upacara adat atau tradisional merupakan salah satu bentuk ungkapan

budaya yang saat ini masih dipertahankan. Sebagaimana dijelaskan dalam pasal

32 ayat (1) yang berbunyi: “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di

tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam

memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.” Hal ini menunjukkan

(14)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah upacara tradisional sebagai cerminan penghargaan terhadap kebudayaan

bangsa. Dengan dilestarikannya suatu tradisi, generasi penerus dapat mengetahui

warisan budaya nenek moyangnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Sunjata

(2008: 415) bahwa “Dengan mengamati suatu tradisi yang dilakukan oleh

sekelompok masyarakat pendukungnya dapat diketahui tujuan, fungsi, makna, dan

nilai-nilai budaya yang terkandung dalam tradisi yang dilakukannya itu.”

Berkenaan dengan kebudayaan menurut Koentjaraningrat (2009: 144)

mengemukakan bahwa “Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,

tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan

milik diri manusia dengan belajar.”

Sedangkan, menurut Widagdho dkk (2010: 21) “Kebudayaan adalah

keseluruhan sistem gagasan, dan tindakan dan hasil karya manusia untuk

memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam

kehidupan bermasyarakat.”

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa kebudayaan merupakan

sesuatu hal yang sangat berharga yang tercipta dari suatu sistem nilai-nilai luhur

yang berkembang di masyarakat. Nilai-nilai luhur inilah yang dijadikan bahan

untuk menciptakan kebudayaan melalui suatu proses belajar.

Kebudayaan merupakan salah satu pencerminan dari karakteristik dalam

sebuah masyarakat, salah satunya adalah masyarakat Indramayu. Oleh sebab itu

kebudayaan dan masyarakat memiliki keterikatan yang saling erat. Seperti koin

uang dengan dua sisi, dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan, di mana ada

masyarakat di situ juga ada kebudayaan.

Masyarakat Indramayu memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan

daerah lain, di mana ada dalam kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan masyarakat

Indramayu seperti halnya gotong royong, dan kerja sama. Ini merupakan

nilai-nilai budaya kewarganegaraan (civic culture). Hal ini bisa dilihat dalam

(15)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan oleh masyarakat dalam upaya menjaga kebudayaan serta nilai-nilai

yang ada di masyarakat.

Suatu kebudayaan akan terus berkembang dan tidak akan musnah jika di

dalam masyarakat terjadi proses penanaman nilai-nilai kebudayaan kepada setiap

anggota masyarakat mulai dari anak sampai orang tua. Penanaman nilai tersebut

dilakukan sebagai upaya untuk menyadarkan setiap anggota masyarakat bahwa

kebudayaan itu penting bagi kehidupan manusia. Sebagai salah satu subsistem

dari kebudayaan.

Budaya kewarganegaraan (civic culture) wajib dipelihara oleh setiap

masyarakat. Hal ini disebabkan agar nilai-nilai luhur ini terus ada, supaya tidak

hilang dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga identitas warga

negara tetap terlihat. Selaras dengan yang diungkapkan Winataputra dan

Budimansyah (2007: 220) tentang budaya kewarganegaraan (civic culture)

sebagai berikut.

Budaya kewarganegaraan (civic culture) merupakan budaya yang menopang kewarganegaraan yang berisikan seperangkat ide-ide yang dapat diwujudkan secara efektif dalam representasi kebudayaan untuk tujuan pembentukan identitas warga negara.”

Dalam menerapkan nilai-nilai luhur yang ada dalam kebudayaan,

masyarakat menyalurkannya dalam bentuk kegiatan yaitu upacara adat. Upacara

atau pesta adat merupakan bentuk kegiatan manusia dalam hidup bermasyarakat

yang didorong oleh hasrat untuk memperoleh ketenteraman batin atau mencari

keselamatan. Dengan memenuhi tata cara yang ditradisikan masyarakat, bentuk

upacara atau pesta adat yang berkaitan dengan adat dan kehidupan beragama,

mencerminkan sistem kepercayaan akan pikiran serta pandangan hidup

(16)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masyarakat pada kurun waktu tertentu yang secara keseluruhan melibatkan

masyarakat sebagai pendukungnya.

Berkenaan dengan upacara tradisional/adat, Wanganea dkk (1985: 2)

mengungkapkan sebagai berikut.

“Upacara tradisional/adat adalah kegiatan sosialisasi dimana rasa keterlibatan bersama dari para warga masyarakat pendukungnya, mendorong mereka untuk

mengambil peranan dalam hal ini mempertebal rasa solidaritas kelompok.”

Salah satu nilai kearifan lokal yang terdapat di Kabupaten Indramayu

adalah masyarakat Dayak Bumi Segandu. Masyarakat Dayak Bumi Segandu

merupakan sebuah komunitas di mana dalam komunitas tersebut dikepalai

seorang kepala suku/adat. Banyak keunikan yang terjadi dalam kegiatan

sehari-hari yang dilakukan oleh masyarakat Dayak Bumi Segandu. Salah satu

diantaranya adalah tidak memakai pakaian saat beraktivitas, misalkan pergi ke

sawah dan ladang.

Menurut penjelasan warga komunitas ini, penamaan suku Dayak ini

mengandung makna sebagai berikut: kata Suku artinya kaki, yang mengandung

makna bahwa setiap manusia berjalan dan berdiri di atas kaki masing-masing

untuk mencapai tujuan sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan masing-masing.

Kata Dayak berasal dari kata ayak atau ngayak yang artinya memilih atau

nyaring. Makna kata Dayak di sini adalah menyaring, memilah, dan memilih

mana yang benar dan mana yang salah. Kata Hindu artinya kandungan atau rahim.

Filosofinya adalah bahwa setiap manusia dilahirkan dari kandungan sang Ibu

(perempuan). Sedangkan kata Budha, asal dari kata wuda, yang artinya telanjang.

Makna filosofinya adalah bahwa setiap manusia dilahirkan dalam keadaan

telanjang.

Selanjutnya adalah kata Bumi Segandu Indramayu. Bumi mengandung

makna wujud, sedangkan Segandu bermakna sekujur badan. Gabungan kedua kata

(17)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun Indramayu mengandung pengertian In maknanya adalah inti, Darma

artinya orang tua, dan kata ayu maknanya perempuan.

Makna filosofinya adalah bahwa ibu (perempuan) merupakan sumber

hidup karena dari rahimnyalah kita semua dilahirkan. Jadi penyebutan kata suku

pada komunitas ini bukan dalam konteks terminologi suku bangsa (etnik) dalam

pengertian antropologis, melainkan penyebutan istilah yang diambil dari makna

kata-kata dalam bahasa daerah (Jawa). Demikian juga dengan kata Dayak bukan

dalam pengertian suku bangsa (etnik) Dayak yang berada di daerah Kalimantan,

kendati pun dari sisi penampilan ada kesamaan, yakni mereka (kaum laki-laki)

sama-sama tidak mengenakan baju serta mengenakan aksesoris berupa kalung dan

gelang (tangan dan kaki).

Lebih jauh, pemimpin komunitas ini menjelaskan tentang pemakaian kata

Hindu-Budha pada sebutan komunitas ini. Kendatipun komunitas ini

menggunakan kata Hindu-Budha bukan berarti bahwa mereka adalah penganut

agama Hindu ataupun Budha. Penggunaan kata Hindu karena komunitas ini

meneladani prikehidupan kelima tokoh Pandawa, yang terdiri atas: Yudistira,

Bima (Wirekudara), Arjuna (Permadi), Nakula dan Sadewa, serta tokoh Semar,

yang dipandang sebagai seorang mahaguru yang sangat bijaksana. Adapun

penyebutan kata Budha karena mereka mengambil inti ajaran aji rasa (tenggang

rasa) dan kesahajaan yang merupakan inti ajaran agama Budha.

Hal itu yang menarik peneliti untuk mengkaji penelitian ini adalah bahwa

kehidupan manusia saat ini jauh berubah dari kehidupan masyarakat sebelumnya.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa manusia ke

dalam kehidupan modern dan globalisasi.

Penanaman nilai kearifan lokal tentu sangat berpengaruh besar pada

pembangunan, di mana dalam hal ini kita bisa lihat bagaimana simbiosis

mutualisme antara kearifan lokal dan pembangunan yang bisa saling

menguntungkan satu sama lainnya. Kearifan lokal dapat meningkatkan

(18)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap nilai kearifan lokal yang dapat dijadikan wisata maupun pembangunan

dari segi meningkatkan rasa toleransi antarpenduduk desa.

Dengan berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengangkat judul

“Peranan Nilai-nilai Kearifan Lokal Masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam Meningkatkan Pembangunan (Studi Deskriptif Analitis di Desa Krimun

Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu).

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, peneliti merumuskan suatu

masalah pokok di dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Bagaimana latar belakang sejarah terbentuknya masyarakat

Dayak Bumi Segandu?

2. Apa saja nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam

masyarakat Dayak Bumi Segandu yang kaitannya dengan

peningkatan partisipasi pembangunan?

3. Bagaimana peranan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Dayak

Bumi Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan ke

generasi berikutnya?

4. Apa kendala yang ditemui dalam pewarisan nilai-nilai kearifan

lokal dari masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam meningkatkan

partisipasi pembangunan?

5. Apakah upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala dalam

proses pewarisan nilai kearifan lokal dari masyarakat Dayak

Bumi Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan?

(19)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, secara umum penelitian ini

bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana peranan nilai-nilai kearifan lokal dari

masyarakat dayak bumi segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan

masyarakat.

2. Tujuan Khusus

Adapun secara khusus yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk

mengungkapkan hal-hal sebagai berikut.

1. Latar belakang sejarah terbentuknya masyarakat Dayak Bumi

Segandu.

2. Nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam masyarakat

Dayak Bumi segandu yang kaitannya dengan peningkatan

partisipasi pembangunan

3. Peranan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Dayak Bumi

Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan ke

generasi berikutnya.

4. Kendala yang ditemui dalam pewarisan nilai-nilai kearifan lokal

dari masyarakat Dayak Bumi Segandu dalam meningkatkan

partisipasi pembangunan.

5. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala dalam proses

pewarisan nilai kearifan lokal dari masyarakat Dayak Bumi

Segandu dalam meningkatkan partisipasi pembangunan.

C. Manfaat

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan mata

(20)

nilai-Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nilai kearifan lokal seperti yang ada di masyarakat Dayak Bumi Segandu

Losarang.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut.

a. Sebagai bahan untuk mengungkapkan dan menggambarkan

tentang nilai kearifan lokal yang dapat meningkatkan

pembangunan di masyarakat Dayak Bumi Segandu.

b. Menjaga kekayaan budaya Indramayu yang dimiliki untuk

dipertahankan dan dilestarikan.

c. Sebagai daya tarik wisata daerah Losarang.

D. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kekeliruan dan salah penafsiran dalam mengartikan

istilah-istilah, peneliti membatasi pengertian dari setiap istilah tersebut sebagai

berikut.

1. Nilai

Nilai adalah sesuatu yang mempunyai ukuran, berharga, dan dapat

dibuktikan kebenarannya.

2. Kearifan Lokal

Kearifan lokal adalah gagasan-gagasan, nilai-nilai, pandangan-pandangan

setempat yang bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam, dan

diikuti oleh anggota masyarakatnya.

3. Masyarakat Hukum Adat

Masyarakat Hukum Adat yaitu kesatuan manusia yang hidup di suatu

daerah dan mempunyai aturan yang jelas serta mempunyai pemimpin

sebagai pemilik dari aturan-aturan yang ditetapkan dalam suatu daerah

(21)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

individu dari masyarakat hukum dan tidak serta merta ingin melepaskan

suatu ikatan dalam keanggotaannya

4. Partisipasi

Partisipasi adalah ikut serta dalam sebuah kegiatan yang dapat bermanfaat

bagi individu atau kelompok masyarakat.

5.

Pembangunan

Pembangunan adalah proses membangun menuju kearah yang lebih baik

dan terencana.

6. Masyarakat

“Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat continue dan terikat oleh

suatu rasa identitas bersama.” (Koentjaraningrat, 2009: 118).

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Moleong (2012: 6) mendefinisikan kualitatif sebagai berikut.

Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang dialami dan dengan memanfaatkan berbagai metode alami.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti memandang bahwa pendekatan

kualitatif sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang penulis lakukan

karena permasalahan tentang nilai-nilai kearifan lokal yang akan diteliti

(22)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif analitis. Danial dan Wasriah (2009: 63) mendefinisikan metode

deskriptif analitis sebagai berikut. “Metode deskriptif adalah metode yang

bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik suatu situasi, kondisi objek

bidang kajian pada suatu waktu secara akurat.”

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti memandang bahwa metode

deskriptif ini dipakai supaya penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dapat

menggambarkan secara akurat, bagaimana masyarakat Dayak Bumi Segandu

mewariskan nilai-nilai kearifan lokal yang dapat dilanjutkan pada generasi

berikutnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik mengumpul data dengan cara mengadakan dialog, Tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh. Wawancara atau interview dilakukan dimana saja selama dialog ini dapat dilakukan, misalnya sambil berjalan, duduk santai disuatu tempat, di lapangan, di kantor, di bengkel, di kebun, atau dimana saja” (Danial dan Wasriah, 2009:71).

Dalam pelaksanaannya nanti di lapangan, peneliti akan melakukan

wawancara kepada sesepuh Masyarakat Dayak Bumi Segandu, tokoh agama,

pemerintah desa dan masyarakat Desa Krimun.

(23)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi merupakan alat yang digunakan untuk mengamati, dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/ merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu.

Adapun observasi yang akan peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah

terhadap nilai-nilai kearifan di masyarakat Dayak Bumi Segandu yang sampai

sekarang masih dilakukan.

3. Studi Literatur

Danial dan Wasriah (2009: 80) menyatakan bahwa: “Studi literatur adalah teknik penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan

tujuan penelitian.”

Berkaitan dengan studi literatur, dalam penelitian ini penulis membaca,

mempelajari, dan mengkaji literatur-literatur yang berhubungan dengan nilai-nilai

kearifan lokal yang dilakukan oleh masyarakat Dayak Bumi Segandu.

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian,

seperti peta, data statistik, gambar, dan sebagainya” (Endang Danial, 2009:

79).

Studi dokumen yang akan diambil oleh peneliti yaitu berupa

gambar-gambar kegiatan dari masyarakat Dayak Bumi Segandu, dan data-data dari

pemerintah desa tentang sejarah masyarakat Dayak Bumi Segandu.

G. Lokasi dan Subjek Penelitian

(24)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah Desa

Krimun, yang terletak di Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu,

Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian itu dipilih karena di Krimun ini

terdapat komunitas yang unik dibandingkan dengan komunitas yang lain

seperti biasanya. Masyarakat Dayak Bumi Segandu ini dalam kegiatannya

tidak hanya dimasukan unsur budaya saja, tetapi ada unsur sosial dan

kemasyarakatan juga.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi

atas permasalahan yang peneliti teliti. Adapun yang menjadi subjek dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Sesepuh/tokoh masyarakat Dayak Bumi Segandu.

b. Tokoh agama.

c. Pemerintah Desa Krimun.

d. Masyarakat Krimun.

Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan perolehan data didapat

selain dari sumber data yang telah ditetapkan di atas, selama data tersebut

(25)

41

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2011: 8) mengemukakan bahwa

metode penelitian kualitatif ini disebut juga metode penelitian naturalistic

karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).

Menurut Arikunto (2010: 27) maksudnya adalah bahwa penelitian

ini terjadi adalah apa adanya, situasi normal, yang tidak di manipulasi

keadaan dan kondisinya, menekankan pada deskripsi secara alami

Menurut Sugiyono (2011: 213) dalam penelitian kualitatif ini bersifat holistic, jumlah teori yang harus dimiliki oleh peneliti kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang di lapangan. Pada penelitian ini peneliti sebagai “human instrument” yang bersifat “perspective emic” artinya memperoleh data bukan sebagaimana seharusnya, bukan berdasarkan sebagaimana yang terjadi di lapangan yang dialami, dirasakan, dan difikirkan oleh partisipan atau sumber data.

Metode deskriptif dipandang tepat digunakan dalam penelitian ini.

Alasan penggunaan metode deskriptif yaitu Pertama, metode deskriptif tidak

terbatas hanya sampai pengumpulan data saja, tetapi meliputi analisis data

dan menginterpretasikan tentang arti data tersebut. Dengan menggunakan

metode tersebut, pembahasan masalah dan analisis data menjadi efektif serta

akan mudah dipahami. Kedua, metode deskriptif dapat mendeskripsikan

data atau informasi hasil pendapat ahli, observasi dan wawancara yang

selanjutnya dapat ditarik suatu kesimpulan sehingga memiliki hasil yang

maksimal. Ketiga, peneliti bermaksud untuk menggambarkan fenomena

serta membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian mengenai suatu

(26)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aktivitas yang berkaitan dengan nilai-nilai kearifan lokal dari masyarakat

Dayak Bumi Segandu Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu.

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini,

maka pendekatan yang cocok digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif.

Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor

dalam Basrowi (2008: 1) yang menyatakan bahwa.

Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau atau hipotesis, tetapi perlu memamdangnya sebagai bagian dari kesatuan utuh.

Berdasarkan definisi di atas menunjukan bahwa pada dasarnya

dalam penelitian kualitatif yang menjadi alat peneliti utama adalah peneliti

itu sendiri, hal ini memungkinkan penelitian dapat dilakukan secara

mendalam dan memperoleh data secara akurat.

Peneliti memandang bahwa pendekatan kualitatif sangat tepat

digunakan dalam penelitian ini. Peneliti bermaksud untuk menggambarkan

hasil penelitian atau fenomena-fenomena yang diteliti, kemudian

menggambarkannya kedalam bentuk uraian-uraian yang menunjukan

bagaimana masyarakat Dayak Bumi Segandu menjaga dan melestarikan

nilai-nilai kearifan lokal yang masih asli.

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti berharap

dapat melakukan penelitian secara mendalam, maksimal dan mendapatkan

data yang akurat dan valid terhadap aktivitas dari masyarakat Dayak Bumi

Segandu dalam menjaga dan melestarikan sekaligus juga meningkatkan

(27)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang penulis lakukan di lapangan pada waktunya nanti menjadi penelitian

yang ilmiah dan empirik.

B. Teknik Pengumpulan Data

Supaya data yang diperoleh dari lapangan akurat dan valid, maka

peneliti bertindak sebagai instrumen utama (key instrument) atau terjun

langsung ke lapangan dan menyatu dengan sumber data dalam situasi yang

alamiah (natural setting), berbagai sumber, dan berbagai cara.

Marshall dan Rossman (Sugiyono, 2011: 225) menyatakan bahwa

“the fundamental methods relied on by qualitative researchers for

gathering information are, participation in the setting, direct observation, in-depth interviewing, document review,” maksudnya adalah bahwa dalam penelitian kualitatif dalam pengumpulan data dilakukan pada situasi yang alamiah, sumber data yang utama, dan teknik pengumpulan data lebih banyak daripada observasi berperan serta, wawancara mendalam dan dokumentasi.

1. Observasi

Menurut Nasution (Sugiyono, 2011: 226) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil maupun yang sangat jauh dapat di observasi dengan jelas.

Menurut Faisal (Sugiyono, 2011: 226) observasi dapat

diklasifikasikan menjadi observasi berpartisipasi, observasi yang secara

terang-terangan dan tersamar , dan observasi yang tak berstruktur.

Dari beberapa pengertian di atas, dalam penelitian ini peneliti

menggunakan observasi partisipatif yang mana peneliti mengamati secara

langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang

digunakan sumber data penelitian. Dengan melakukan pengamatan secara

lebih dekat peneliti dapat mengetahui seluk beluk kegiatan yang dilakukan

(28)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peroleh pun lebih lengkap, akurat, dan dapat dipercaya dan dapat

dipertanggung jawabkan.

Adapun obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang di

observasi menurut Spradley (Sugiyono, 2011: 229) dinamakan situasi sosial,

yang terdiri atas tiga komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan

activities (aktivitas).

Berdasarkan pendapat di atas peneliti dapat mengobservasi ketiga

komponen tersebut, pertama tempat (place) yaitu Desa Krimun Kecamatan

Losarang, kedua pelaku (actor) yaitu masyarakat dayak bumi segandu itu

sendiri, dan yang terakhir adalah aktivitas (activities) yaitu kebiasaan yang

dilakukan oleh masyarakat Dayak Bumi Segandu dengan ritual-ritual

uniknya.

Dalam melakukan penelitian ini, observasi dilakukan secara

langsung dan tidak langsung. Observasi dilakukan melakukan bagaimana

tata cara proses pelaksanaan ritual-ritual dari masyarakat Dayak Bumi

Segandu dan untuk mengetahui berbagai hal-hal yang berkaitan dengan

penelitian ini.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan

jawaban atas pertanyaan itu. Lincoln dan Guba (Moleong, 2012: 186)

menegaskan.

(29)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

Ada berbagai macam cara pembagian jenis wawancara yang

dikemukakan dalam kepustakaan, yaitu wawancara pembicaraan informal,

pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, dan wawancara baku

terbuka Patton (Moleong, 2012: 187). Sementara Guba dan Lincoln

(Moleong, 2012: 188) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu

wawancara tim atau panel, tertutup dan terbuka, riwayat secara lisan, dan

terstruktur dan tidak terstruktur.

Wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara yang

dilakukan secara bebas sistematis. Wawancara ini dilakukan kepada kepala

Suku Dayak Bumi Segandu, masyarakat Dayak Bumi Segandu, aparat Desa

Krimun, dan masyarakat Desa Krimun.

3. Studi dokumentasi

Guba dan Lincoln (Moleong, 2012: 216) mendefinisikan antara

record dan dokumen sebagai berikut.

Record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik.

Pembahasan disini diarahkan pada dokumen dalam arti jika peneliti

menemukan record, tentu saja perlu dimanfaatkan. Dokumen biasanya

dibagi atas dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen yang sudah

lama digunakan dalam penelitian dijadikan sebagai sumber data yang

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan.

Dokumen ini merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa

(30)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Studi dokumentasi ini merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Sebagaimana Bogdan (Sugiyono, 2011: 240) “In most tradition of

qualitative research, the phrase personal document is used broadly to refer

to any first person narrative produced by an individual which describes his

or her own actions, experience and belief.”

Menurut Sugiyono (2011: 240) hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Selain itu juga dapat didukung oleh dokumen berupa foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti melakukan studi

dokumentasi dengan cara mengumpulkan sejumlah dokumen yang

diperlukan sebagai bahan data dan informasi yang sesuai dengan masalah

penelitian, seperti profil tentang Desa Krimun itu sendiri, foto-foto,

gambar-gambar, dan dokumen-dokumen lainnya yang dapat mendukung dalam

penelitian ini.

4. Studi Literatur

Studi literatur atau studi kepustakaan adalah penelitian yang

dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku,

majalah-majalah, autobiografi, karya-karya ilmiah yang berkenaan dengan

masalah dan tujuan penelitian.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Krimun Kecamatan Losarang

Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Alasan pemilihan tempat ini,

(31)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ada, yaitu masyarakat Dayak Bumi Segandu. Di mana masyarakat Dayak

Bumi Segandu ini sangat unik dalam berbagai hal diantaranya dalam hal

berbusana. Hampir sama dengan Suku Baduy yang ada di banten

masyarakat Dayak Bumi Segandu pun mempunyai tata cara kehidupan

tersendiri dalam menjaga nilai-nilai kearifan lokal.

2. Subyek Penelitian

Pengambilan subjek dalam penelitian ini dilakukan secara

snowball sampling. Menurut Sugiyono (2011: 219) bahwa.

Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit itu tersebut belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sampel sumber data akan semakin besar, seperti bola salju yang menggelinding, lama-lama menjadi besar.

Dari pernyataan tersebut, bahwa snowball sampling merupakan

teknik pengambilan sampel sumber data yang bermula jumlahnya sedikit

tetapi lama-lama menjadi besar, misalkan dari data tersebut kita belum

mendapatkan apa yang diharapkan dan tidak memuaskan maka mencari

orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data untuk

memperoleh data yang sesuai dengan yang diinginkan.

Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Satu orang sesepuh Suku Dayak Bumi Segandu, sebagai yang

dituakan dan yang mengetahui sejarah Suku Dayak tersebut.

2. Tiga orang anggota dari Suku Dayak Bumi Segandu, sebagai

(32)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Satu orang staf/aparat pemerintah Desa Krimun, sebagai aparat

pemerintah yang memiliki kebijakan bagaimana cara dalam

meningkatkan pembangunan desa.

4. Dua orang masyarakat Desa Krimun, sebagai juru bicara untuk

membantu proses penelitian.

3. Instrumen penelitian

Ada tiga hal yang dikemukakan Guba dan Lincoln (Moleong, 2012:

168) yaitu mencakup ciri-ciri umum, kualitas yang diharapkan, dan

kemungkinan peningkatan manusia sebagai instrumen.

Menurut Sugiyono, (2010: 222) yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Instrumen dalam penelitian kualitatif dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah penelitian itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian selanjutnya terjun ke lapangan.

Menurut Sugiyono (2011: 222) peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Menurut Sugiyono (2011: 223) dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya belum jelas. Selain itu dalam memandang realitas, penelitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistic (menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisah-pisahkan ke dalam variabel-variabel penelitian.

Dengan demikian dalam penelitian kualitatif ini belum dapat

dikembangkan instrumen sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali.

Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif “the research is the key

instrument.” Jadi peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam

penelitian kualitatif.

(33)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalahnya, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa, dalam

penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas pasti,

maka yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu

peneliti terjun langsung ke lapangan dengan mengamati ritual-ritual yang

dilakukan oleh masyarakat dayak bumi segandu, setelah itu diharapkan

masalah yang dipelajari menjadi jelas, dan dapat dikembangkan menjadi

instrumen.

4. Tahap-tahap penelitian

Keberhasilan dalam suatu penelitian diperlukan tahap-tahap atau

proses yang harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku, baik

dari awal sampai akhir penelitian agar sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Adapun beberapa mekanisme dalam melakukan penelitian

antara lain, sebagai berikut.

a. Tahap pra penelitian

Pada tahap ini, peneliti menyusun rangan penelitian dengan terlebih

dahulu melakukan pra penelitian ke Desa Krimun Kecamatan Losarang

Kabupaten Indramayu pada bulan Mei 2013. Tujuannya adalah untuk

mengetahui kondisi secara umum dari desa Krimun terutama yang berkaitan

(34)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini dilakukan guna mendapatkan data tentang bagaimana nilai-nilai kearifan

lokal yang dimiliki oleh masyarakat Dayak Bumi Segandu untuk

meningkatkan partisipasi pembangunan yang ada di desa Krimun.

Setelah mengadakan pra penelitian selanjutnya peneliti mengajukan

rancangan penelitian yang memuat latar belakang masalah, permasalahan,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, pendekatan dan metode penelitian,

teknik pengumpulan data, lokasi dan subjek penelitian. Kemudian peneliti

memilih dan menentukan lokasi yang dijadikan sebagai sumber data atau

lokasi penelitian yang disesuaikan dengan keperluan dan kepentingan fokus

penelitian. Setelah lokasi penelitian ditetapkan, selanjutnya penulis

mengupayakan perizinan dari instansi yang tekait, prosedur perizinan yang

penulis tempuh adalah sebagai berikut.

a. Peneliti mengajukan surat permohonan untuk melakukan

penelitian kepada ketua jurusan PKn FPIPS UPI Bandung.

b. Mengajukan surat rekomendasi permohonan izin untuk

mengadakan penelitian, dari Dekan FPIPS UPI Bandung atas

nama Pembantu Dekan I untuk disampaikan kepada Rektor UPI

Bandung.

c. Rektor UPI Bandung Pembantu Rektor I mengeluarkan surat

permohonan izin untuk disampaikan kepada Kepala Kesbang

dan Polinmas Kabupaten Indramayu.

d. Kepala Kesbang dan Polinmas Kabupaten Indramayu

mengeluarkan surat permohonan izin untuk disampaikan kepada

Camat Losarang Kabupaten Indramayu.

e. Camat Losarang Kabupaten Indramayu mengeluarkan surat

permohonan izin untuk disampaikan Kepala Desa Krimun.

f. Kepala Desa Krimun memberikan izin kepada peneliti untuk

(35)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Tahap pelaksanaan

Setelah selesai tahap persiapan penelitian, dan persiapan-persiapan

yang menunjang telah lengkap, maka peneliti langsung terjun ke lapangan

untuk melaksanakan penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti

menekankan bahwa instrumen yang utama adalah peneliti sendiri (key

instrument). Peneliti sebagai instrumen utama dibantu oleh pedoman

observasi dan pedoman wawancara antara peneliti dengan responden.

Pedoman wawancara yang penulis persiapkan untuk sesepuh masyarakat

Dayak Bumi Segandu Losarang, tokoh agama, tokoh budaya Kabupaten

Indramayu, pemerintah desa, dan masyarakat Desa Krimun.

Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi

yang diperlukan agar dapat menjawab permasalahan penelitian yang tidak

dapat penulis ketahui. Setiap selesai melakukan penelitian di lapangan,

peneliti menuliskan kembali data-data yang terkumpul kedalam catatan

lapangan, dengan tujuan supaya dapat mengungkapkan data secara

mendetail dan lengkap.

D. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menurut Miles dan

Huberman (Sugiyono, 2011: 246-252) adalah sebagai berikut.

1. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

(36)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, flowchart dan

sejenisnya. Miles and Humberman (Sugiyono 2011: 249) menyatakan “the

most frequent form of display data for qualitative research databin the past

has been narrative text.”

Display data pada penelitian ini dipergunakan untuk menyusun

informasi mengenai aktivitas masyarakat dayak bumi segandu untuk

menghasilkan suatu gambaran dan hasil penelitian secara tersusun. Data

yang diperoleh dari lapangan pasti banyak sekali, oleh karena itu supaya

peneliti tidak terjebak dalam tumpukan data dari lapangan yang banyak,

peneliti melakukan display data. Display data yang dilakukan lebih banyak

dituangkan dalam bentuk uraian singkat.

3. Kesimpulan / Verifikasi

Kesimpulan / Verifikasi dalam penelitian ini merupakan hasil dari

penelitian yang telah dilaksanakan sehingga dapat menyimpulkan apa yang

terjadi dan bagaimana cara masyarakat dayak bumi segandu

mempertahankan kearifan lokal melalui ritual-ritual yang mereka lakukan.

a. Analisis Data

Menurut Sugiyono (2011: 243) dalam penelitian kuantitatif, teknik analisa data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Sedangkan dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai macam sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali.

(37)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disimpulkan apakah hipotesis tersebut bisa diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.

Dipihak lain analisis data kualitatif menurut Seiddel (Moleong,

2012: 248) prosesnya berjalan sebagai berikut.

(1) mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri, (2) mengumpulkan, memilah milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya, (3) berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa analisis data

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis dari data yang

terkumpul dan dari berbagai sumber, dengan mengategorikan agar lebih

(38)

97

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Masyarakat Dayak Bumi Segandu merupakan contoh kearifan lokal

yang wajib dilestarikan oleh masyarakat Indramayu secara umum dan

masyarakat Desa Krimun secara khususnya. Dalam pelaksanaan nilai-nilai

kearifan lokal masyarakat Dayak Bumi Segandu di Desa Krimun Kabupaten

Indramayu tentunya mengandung nilai-nilai budaya kewarganegaraan (civic

culture) di dalamnya. Nilai-nilai budaya kewarganegaraan (civic culture)

tersebut, seperti semangat kebersamaan, kekeluargaan, gotong royong yang

membentuk karakter dan identitas warga negara dijadikan sebagai pedoman

dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat.

2. Kesimpulan Khusus

Secara khusus, penelitian ini dapat dirumuskan dalam beberapa

kesimpulan sebagai berikut.

a. Masyarakat Dayak Bumi Segandu merupakan salah satu budaya

masyarakat di Desa Krimun yang sampai saat ini masih dilestarikan.

Masyarakat Dayak Bumi Segandu merupakan aset budaya di

Kabupaten Indramayu yang dapat bermanfaat bagi kemajuan

Kabupaten Indramayu baik dari segi budaya maupun segi pariwisata

sebagai objek wisata kebudayaan.

b. Proses pewarisan nilai budaya pada tradisi dari nilai-nilai kearifan

lokal masyarakat Dayak Bumi Segandu dari generasi tua ke generasi

muda dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat Desa

Krimun Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. Di lingkungan

(39)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dayak Bumi Segandu sejak dini dengan cara membiasakan anak untuk

menaati adat istiadat yang berlaku. Di lingkungan sekolah, guru

memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada anak didiknya

ketika dalam pembelajaran mata pelajaran PKn, dan seni budaya. Di

lingkungan masyarakat, generasi muda dapat melestarikan adanya

masyarakat Dayak Bumi Segandu agar tidak punah.

c. Masyarakat Dayak Bumi segandu merupakan salah satu identitas

budaya bangsa yang keberadaannya dilindungi oleh hukum.

Masyarakat Dayak Bumi Segandu merupakan budaya lokal di Desa

Krimun yang di dalamnya terdapat kearifan lokal yang menjadi

pedoman dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Nilai yang

terkandung dalam masyarakat Dayak Bumi Segandu merupakan

kearifan lokal yang memiliki nilai-nilai budaya kewarganegaraan (civic

culture) yang dijadikan landasan oleh masyarakat Dayak Bumi

Segandu sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan bermasyarakat

dan bernegara.

d. Kendala-kendala dalam pewarisan nilai-nilai kearifan lokal masyarakat

Dayak Bumi Segandu ada dua macam, yaitu (1) faktor internal dan (2)

faktor eksternal. Pertama, faktor internal yaitu kurangnya pemahaman

generasi penerus terhadap makna yang sesungguhnya dari nilai-nilai

kearifan lokal pada masyarakat Dayak Bumi Segandu itu sendiri dan

kurangnya kesadaran orang tua untuk menanamkan nilai-nilai kearifan

lokal pada masyarakat Dayak Bumi Segandu kepada anaknya. Kedua,

faktor eksternal yaitu adanya pengaruh budaya luar dalam bentuk

tayangan-tayangan di televisi, pergaulan hidup sehari-hari dan akses

internet yang mudah. Cara mengatasi kendala upaya melestarikan

nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Dayak Bumi Segandu dilakukan

oleh orang tua di keluarga, guru di sekolah, masyarakat, dan lembaga

pemerintah Desa Krimun. Upaya yang dilakukan oleh orang tua adalah

(40)

Ibnu Kautsar, 2014

PERANAN NILAI NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK BUMI SEGANDU DALAM MEMELIHARA PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT (studi deskriptif didesa krimun kabupaten indramayu)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sedangkan upaya yang dilakukan guru dengan mengaitkan tradisi pada

masyarakat Dayak Bumi Segandu seperti kungkum, mepe, dan

ngajirasa dalam sumber pembelajaran PKn dan seni budaya. Upaya

yang dilakukan masyarakat yaitu dengan ikut berpartisipasi dalam

pelaksanaan tradisi pada masyarakat Dayak Bumi Segandu. Terakhir

upaya yang dilakukan pemerintah Desa Krimun, yaitu dengan

melestarikan dan menjaga agar nilai-nilai kearifan lokal pada

masyarakat Dayak Bumi Segandu tidak punah.

e. Tradisi-tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Dayak Bumi Segandu

masih relevan dengan kehidupan sekarang. Hal ini dapat terlihat dari

nilai-nilai budaya yang tersirat dalam tradisi seperti ngajirasa,

kungkum, dan mepe yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan

masyarakat sehingga tumbuh ikatan solidaritas yang kokoh diantara

anggota masyarakat, juga sebagai ajang silaturahmi antara rakyat dan

pemerintah desa. Dapat dipahami bahwa faktor-faktor tersebut yang

membuat kebudayaan masyarakat Dayak Bumi Segandu di Desa

Krimun masih dilestarikan oleh masyarakatnya. Hal ini merupakan

suatu kearifan budaya lokal yang mencerminkan pola kehidupan,

nilai-nilai luhur, norma-norma, dan peraturan masyarakat desa Krimun.

Selain itu, tradisi yang ada di masyarakat dayak bumi segandu

merupakan warisan turun temurun dari leluhur dayak bumi segandu

yang dilaksanakan dan dilestarikan oleh seluruh warga masyarakat

Desa Krimun pada umumnya serta masyarakat Dayak Bumi Segandu

secara khususnya dan sebagai aset warisan budaya Desa Krimun.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka penulis

mengemukakan beberapa saran sebagai berikut

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan di kawasan Mebidangro berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan.Sedangkan dilihat dari

Salah satu isu utama terkait dengan perempuan adalah permasalahan aborsi. Aborsi didefinisikan sebagai pengguguran kandungan secara sengaja baik oleh sang calon ibu

[r]

Dimana pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen seperti kebutuhan, persepsi terhadap karakteristik merek,

4.13 Hasil Daftar Checklist Responden Penelitian mengenai Kebutuhan dan Kesulitan Guru Reguler Saat Ini di SD Cangkuang 12 dalam Upaya Meningkatkan Layanan

Akan tetapi setelah amandemen UUD 1945 menurut Pasal 20 Ayat 1 UUD 1945 pasca amandemen menyatakan bahwa “Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk

b1 Excel1 Double Path Analysis Method TRANSJAKARTA 2018 Master Utama AE1 CF1090 (Petunjuk Lotus) b2 Excel2 Double Path Analysis Method TRANSJAKARTA 2018 Master Utama AE1

Berdasarkan hasil pengolahan data MT dengan variasi waktu dan jumlah crosspower dapat diketahui bahwa tujuan dari proses ini ialah mendapatkan kurva resistivitas yang