• Tidak ada hasil yang ditemukan

Globalisasi dalam Perspektif Regional Gl

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Globalisasi dalam Perspektif Regional Gl"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Globalisasi dalam Perspektif Regional, Global, dan

Nation State

serta Dampaknya bagi Hubungan

Internasional

Oleh:

Muhammad Darmawan Ardiansyah (1112113000007)

Muchammad Chasif (1112113000058)

Muhammad Fahri Akbar (11121130000)

Dosen Pengampu

Rahmi Fitriyanti, S. Sos., M. Si.

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan...

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Globalisasi... B. Teori Globalisasi...

BAB III PEMBAHASAN

A. Fenomena Globalisasi Pasca Perang Dingin... B. Pengaruh Globalisasi bagi Kehidupan Manusia... C. Kemajuan Teknologi pada Era Globalisasi... D. Dampak Kemajuan Teknologi bagi Kehidupan Manusia... E. Globalisasi Dalam Perspektif Regional... F. Globalisasi Dalam Perspektif Global... G. Globalisasi Dalam Perspektif Nation State... H. Dampak Globalisasi bagi Konstelasi Global dalam Hubungan

Internasional...

BAB IV PENUTUP

(3)

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi menjadi satu kata yang menyatukan dunia dalam aspek ekonomi, budaya, politik, dan lainnya. Globalisasi merupakan barang baru di dunia ini, dan tak ada pada zaman dahulu kala. Dunia telah berubah. Globalisasi seakan puncak dari fase dunia, dimana antar masyarakat saling terhubung. Berbeda dari zaman dahulu ketika “dunia” yang dapat kenal hanya sekitar rumah, daerah, maupun wilayah bangsa.

Globalisasi merupakan bagian dari isu global kontemporer. Hal ini dikaitkan karena isu ini cakupannya global, dan merupakan kontemporer, karena globalisasi sendiri menurut para ahli menyeruak pada masa pasca Perang Dingin, dimana pada masa itu teknologi berkembang pesat, dan sejalan dengan berubahnya tatanan internasional.

Globalisasi mempengaruhi perilaku aktor internasional sejak kemunculannya. Atau bisa jadi aktor internasional yang menciptakan suasana globalisasi itu sendiri. Kita dapat memberi gambaran globalisasi dari perspektif regional, global, dan nation state, untuk mengetahui proses dan keteraturan para aktor internasional sebagai implikasi datangnya globalisasi, dan dampaknya bagi hubungan internasional.

Dengan mengetahui apa yang terjadi dampak globalisasi bagi hubungan internasional, maka kita dapat menemukan paradigma perkembangan perkancahan politik internasional pada khususnya, karena globalisasi sendiri tak terlepas dari peran aktor politik dalam menghadapi dunia kontemporer.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses munculnya globalisasi?

(4)

3. Bagaimana dampak globalisasi bagi konstelasi global dalam Hubungan Internasional?

C. Tujuan

1. untuk mengetahui bagaimana proses munculnya globalisasi.

2. untuk mengetahui bagaimana globalisasi dilihat dari perspektif regional, global, dan nation state.

(5)

BAB II

Landasan Teori

A. Pengertian Globalisasi

Globalisasi biasanya secara ringkas didefinisikan sebagai “the extension of social relations over the globe”.1Globalisasi dalam pendefinisianScholte, seperti yang dikutip Aleksius Jemadu, yaitu proses meningkatnya interdependensi antara aktor negara dan non-negara pada skala global sehingga hubungan sosial dalam suatu masyarakat secara signifikan dibentuk dan dipengaruhi dimensi hubungan sosial yang lebih luas pada skala dunia.2

Sedangkan dalam buku Yulius (ed.), menurut Scholte juga, Globalisasi bisa dimaknai dalam beberapa pengertian, yaitu sebagai internasionalisasi, liberalisasi, universalisasi, Westernisasi, dan deteriolisasi. Maksud internasionalisasi yang disebut diatas adalah meningkatnya intensitas interkasi lintas batas dan saling ketergantungan antar negara. Sedangkan makna Globalisasi dilihat dari Liberalisasi yaitu proses untuk memindahkan larangan-larangan yang dibuat oleh negara dalam rangka membentuk ekonomi dunia yang lebih terintegrasi. 3

Adapun dalam konsep universalisasi, yaitu menyebarnya berbagai macam obyek dan pengalaman dari masyarakat seluruh dunia. Westernisasi, dimakanai sebagai proses peniruan budaya, sistem politik, dan sistem ekonomi negara-negara Barat dalam panggung dunia.4 Deteritorialisasi, yaitu munculnya regulasi atau institusi yang melampaui teritorial negara-bangsa.5Adanya beberapa pengklasifikasian ini memberikan pandangan kita bahwa Globalisasi memang mencakup dalam aspek yang luas, tidak tertentu pada suatu hal saja.

1Anak Agung Banyu Permita dan Yanyan Mochammad Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, hal. 136.

2Aleksius Jemadu, Politik Global dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2008, hal. 28.

3Yulius P. Hermawan (ed.), Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional : Aktor, Isu dan Metodologi, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007, hal. 132. Dalam buku Aleksius Jemadu juga disebutkan penjelasan ini

4Ibid

(6)

Terdapat empat ciri dasar konsep Globalisasi menurut David Held yaitu :6 1. Meluasnya hubungan sosial (stretched social relations) : globalisasi membuat hubungan sosial yang melewat lintas batas negara dan kontinental. Memuat aspek ekonomi, budaya, dan politik.

2. Menigkatnya intesitas komunikasi (intensification of flows) : meluasnya hubungan sosial menjadikan komunikasi global semakin meningkat, apalagi dengan maraknya jejaring sosial.

3. Menigkatnya interprenetrasi (increasing interprenetation) : suatu budaya yang sebelumnya menjadi ciri dan hanya ada di suatu wilayah, jugatelah merembes ke wilayah belahan bumi lainnya.

4. Munculnya infrastruktur global (global insfratuctur) : pengaturan institusional yang bersifat formal dan informal yang diperlukan agar jaringan global bekerja.

Globalisasi seperti yang disebutkan sebelmnya mencakup banyak aspek, namun pada umumnya merujuk pada tiga tema, yaitu ekonomi, budaya, dan politik.7Tak dipungkiri ketiga dimensi itu dalam konstelasi globalisasi saling bertautan satu sama lain, dengan pemisalan penyebaran budaya suatu negara yang akan digunakan untuk kepentingan politik suatu negara lain.

B. Teori Globalisasi

Dalam karya yang berjudul A Globalizing Society?8, yang ditulis oleh

Cochrane dan Pain menjelaskan bahwa dalam memahami globalisasi dapat digunakan tiga macam teori untuk melihat globalisasi dari sudut pandang yang berbeda, teori tersebut yaitu:

1) Globalis:

6Yulius P. Hermawan (ed.), Op. Cit.

(7)

a) Globalis positif: Menurut pandangan mereka globalisasi akan memberikan manfaat yang sangat banyak bagi kehidupan manusia di seluruh dunia ini. Solidaritas manusia akan dapat mudah dijalin dengan kecanggihan teknologi mutakhir yang dapat menghubungkan setiap manusia di dunia.

b) Globalis negatif: Dalam pandangan mereka, globalisasi tidak lain dan tidak bukan hanyalah alat yang digunakan barat untuk menutupi kedok penjajahan mereka di era modern ini. Memang penjajahan di era modern ini tidak dapat dirasakan langsung oleh setiap manusia di dunia. Akan tetapi, dampak dari penjajahan hanya dapat diketahui dari dominasi barat terhadap negara-negara berkembang, baik dominasi politik, budaya, maupun ekonomi.

2) Tradisionalis: Menurut pandangan tradisionalis bahwa globalisasi hanyalah sebuah evolusi atau transformasi dari sistem kapitalisme yang menjadi sebuah fenomena penting yang telah mendominasi dunia selama ratusan tahun.

3) Transformasionalis: Para transformasionalis mempunyai pandangan yang moderat mengenai globalisasi. Mereka merupakan penengah dari globalis dan tradisionalis yang saling bertentangan. Pendapat mereka adalah globalisasi bukanlah hal yang perlu untuk dibesarkan, tetapi juga kita tidak bisa menghindari fenomena globalisasi itu sendiri yang merupakan sebuah fenomena baru yang muncul setelah perang dingin usai.

(8)

BAB III

Pembahasan

A. Fenomena Globalisasi Pasca Perang Dingin

Para ahli mengemukakan bahwa globalisasi berkembang pesat setelah masa perang dingin, dengan bubarnya Uni Soviet, sebagai representasi Blok Timur. Sejatinya jika ditinjau dari salah satu pengaruh Runtuhnya Uni Soviet, yaitu disebabkan semakin gencar dan meluasnya informasi yang ditopang teknologi komputer dan berakibat perubahan menkjubkan berskala global di bidang ekonomi-perdagangan, teknologi, lingkungan dan politik.9 Demokrasi menyebar ke negeri itu. Uni Soviet bubar karena globalisasi dan tak mampu menghadapinya.

Namun memang setelah pasca Perang Dingin Globalisasi benar-benar terlihat secara nyata, dengan perubahan tatanan kekuatan di dunia, tidak lagi bipolar. Setelah Perang Dingin mulai berkembang teknologi informasi dan munculnya kerja-sama antar-negara yang mulai merambah aspek seperti ekonomi, budaya, dan rendahnya aspek politik yang mendominasi selama Perang Dingin.10 Hal itulah yang membuat globalisasi dengan cepat merambah di penjuru dunia.

Dengan datangnya globalisasi maka fenomena multilateralisme, regionalisme, dan bilateralisme pun bermunculan.11Hal ini dikarenakan Perang Dingin berakhir karena telah terjadi perubahan sikap dan persepsi para aktor internasional, terhadap kerja sama internasional yang mulai menganggap penting kerja sama dalam berbagai aspek kegiatan dan multilevel.12 Tentunya meningkatnya kerja sama membuat komunikasi antar aktaor internasional semakin berkembang. Maka globalisasi pun semakin menyebar.

9Harlan Cleveland, Lahirnya Sebuah Dunia Baru (terj.), Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993, hal.12.

10Nuraeni S, Deasy Silvya, dan Arfin Sudirman, Regionalisme dalam Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hal. 20.

11Juwono Sudarsono et. al, Perkembangan Studi Hubungan Internasional dan tantangan Masa Depan, Jakarta: Pustaka Jaya, 1996, hal. 162.

(9)

Pasca Perang dingin dimana tatanan bipolaristik telah hilang, juga mempengaruhi mencuatnya globalisasi. Terbentuk multipolar dantak ada lagi negara adi kuasa yang dapat mengintervensi kebijakan negara lain.13 Globalisasi membuat negara-negara semakin mandiri dalam menentukan kebijakannya. Oleh karena itu negara dalam melakukan kerja sama dengan negara lainnya tak ada penghalang baginya.

Maraknya organisasi-organisasi internasional yang semakin berkembang juga membuat gobalisasi semakin hidup, dunia seakan tak ada tabir maupun tirai yang menutup belahan dunia lainnya. Terjadigejala penguatan intregasi regional secara ekonomi.14Kesalingtergantungan antar negara pasca perang dingin semakin besar. Inilah yang disebut desentralisasi sistem internasional.15

B. Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Manusia

Dengan adanya globalisasi dalam kehidupan manusia menjadikan manusia di seluruh dunia semakin terhubung antar belahan dunia, atau kalau dalam istilah Thomas L. Friedman dalam bukunya, Dunia telah datar. Tak bundar seperti dulu yang dimaknai bahwa lokasi di dunia ini semakin dekat, saling terhubung, dan tak bersekat.

Globalisasi membentuk “Global Village”, dimana dunia ini tak ubahnya seperti kampung global, kejadian yang terjadi di suatu belahan dunia akan sampai beritanya di belahan dunia lain. Apa yang menjadi perbincangan di suatu negara juga diperbincangkan di negara lain.

Globalisasi membawa implikasi positif bagi penyebaran teknologi ke seluruh dunia. Teknologi yang semakin melaju dalam kecanggihannya tak hanya dirasakan bagi negara maju saja. Dengan teknologi manusia di seluruh dunia semakin dapat terhubung, adanya social network menandai perluasan hubungan sosial di dunia.

13Ibid, hal.22.

(10)

Teknologi informasi sangat berpengaruh bagi masyrakat global dalam menciptakan kesadaran bersama mengenai lingkungan global dan norma bersama seperti ide tentang hak asasi manusia.16 Melalui kabar berita yang disebarkan dan telekomunikasi, semua manusia mulai menemukan hal yang perlu diperhatikan dari kejadian yang terjadi di luar batas teritori negaranya.

Tak hanya pengaruh positif saja yang ada, pengaruh negatif juga mengancam diri manusia. Globalisasi yang menimbulkan krisis multidimensional telah mempengaruhi perkembangan kepribadian manusia berupa krisis identitas dalam diri individu, dan kelompok masyarakat.17 Globalisasi membuat budaya yang kita anut sekarang hanya mengikuti dari Barat sana. Masyarakat kita hanya mengimpor “trend” budaya dari luar negeri tanpa melihat sejatinya nilai budaya itu.

Globalisasi juga membuat krisis yang terjadi di suatu negara akan merembet ke negara lainnya, Krisis moneter tahun 1998 contohnya. Pada tahun 1930 ketika Amerika Serikat dalam posisi krisis, tak ada satupun negara yang terkena imbasnya. Sekalipun begitu, memang globalisasi juga membawa kemajuan bagi negara berkembang.18

C. Kemajuan Teknologi pada Era Globalisasi

Di era globalisasi, perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan maupun teknologi sangat pesat sekali. Hal ini dapat kita lihat dari alat-alat modern yang serba canggih digunakan untuk membantu meringankan dan memudahkan kehidupan manusia. Akibat dari adanya perkembangan tersebut, tentu akan mendorong proses percepatan globalisasi yang akan mengubah pola interaksi manusia di seluruh dunia secara signifikan. Globalisasi ditandai dengan semakin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan.

Perbedaan perkembangan teknologi di setiap negara mengakibatkan persaingan di berbagai aspek kehidupan menjadi semakin ketat. Kecanggihan 16Harlan Cleveland, Op. Cit., hal 38.

(11)

teknologi yang didukung oleh sumber daya manusia yang mapan serta sumber daya alam yang memadai akan menjadi kekuatan tersendiri bagi sebuah negara untuk menghadapi persaingan antar bangsa di era globalisasi ini.

Pada tatanan dunia global dapat kita lihat perbedaan yang sangat mencolok antara negara maju dan negara berkembang dalam hal kepemilikan teknologi. Teknologi canggih yang hanya dimiliki oleh negara-negara maju tercipta karena didukung oleh sistem informasi yang memadai. Informasi yang lemah mengakibatkan keterbelakangan dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, inilah yang terjadi di negara-negara berkembang.

Apabila kita amati secara seksama, dapat dikatakan bahwa maju tidaknya suatu negara diukur dari seberapa banyak dia mempunyai informasi, karena dengan banyaknya informasi yang kita miliki, maka suatu negara akan lebih mudah dan cepat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat signifikan dapat mempercepat laju perekonomian serta meningkatkan daya saing sebuah negara di kancah internasional.

Hilbourne A. Watson dalam karyanya yang berjudul Globalization as Kapitalism in the Age of Electronics, mengatakan bahwa globalisasi adalah kapitalisme dalam era kemajuan teknologi.19 Menurutnya globalisasi adalah

sebuah bentuk baru dari kapitalisme yang muncul seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dari argumen di atas dapat kita simpulkan bahwa, globalisasi adalah kapitalisme yang dibungkus oleh topeng teknologi, yang dimana hanya pemilik teknologilah yang bisa berkehendak sesuka hati mereka. Contohnya saja eksploitasi besar-besaran yang terjadi di negara berkembang/terbelakang oleh negara maju. Seperti yang terjadi di Timor Leste, dimana Australia mengeksploitasi minyak bumi dan gas alam negara tersebut secara besar-besaran, dengan porsi 60% untuk Australia dan 40% untuk Timor Leste, dengan dalih

(12)

mereka berhak mendapat porsi yang lebih besar karena merekalah yang mempunyai teknologi.20

Globalisasi juga dapat dikatakan sebagai bentuk imperialisme yang baru, karena imperialisme modern tidak dilakukan oleh negara melainkan MNC/TNC. Contohnya saja perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang menancapkan taringnya di Indonesia, seperti Newmont, Freeport, Coca Cola, Exxonmobil, dan Chevron yang telah banyak menyedot kekayaan alam di negeri ini.21 Memang mereka tidak menjajah kita secara terang-terangan, akan tetapi dengan eksisnya perusahaan-perusahaan AS di indonesia menggambarkan dengan jelas bahwa secara finansial kita telah dijajah dan dibodohi.

Maka dari itu, penguasaan teknologi di era globalisasi sangatlah penting bagi sebuah negara, karena dengan menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan maka cita-cita negara menuju kesejahteraan sosial akan lebih mudah untuk dicapai. Tidak hanya itu, harkat dan martabat negara ini akan terangkat di mata internasional dan kontribusi kita di dunia internasional akan lebih diperhitungkan. D. Dampak Kemajuan Teknologi bagi Kehidupan Manusia

Kemajuan teknologi adalah sebuah anugerah tersendiri bagi kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat, masyarakat yang dulunya masih kental dengan adat tradisional, mulai bertransformasi menjadi masyarakat modern. Dengan perubahan tersebut secara tidak langsung perkembangan teknologi telah menuntun masyarakat menuju globalisasi.

Aspek yang paling terasa seiring berjalannya globalisasi di abad 21 ini adalah kemajuan di bidang teknologi dan informasi. Contoh sederhana dari aspek ini adalah bila pada masa dulu masyarakat masih mengandalkan burung merpati, maupun melalui seorang utusan untuk mengirimkan sebuah surat, maka kemudian berkembanglah telegram, lalu faksimile, kemudian telepon kabel, dan sekarang di 20 Informasi didapat pada saat pertemuan ketiga penyampaian materi mata kuliah Isu-isu Global Kontemporer oleh Rahmi Fitriyanti, S. Sos., M. Si, di UIN Jakarta tgl 18 maret 2014.

(13)

zaman yang lebih modern ini telah diciptakan smartphone/ponsel pintar yang mempunyai beragam jenis dan fitur-fitur canggih yang ada di dalamnya.

Tentu seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat cepat menyebabkan perubahan yang sangat signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, baik sosial, ekonomi, maupun budaya. Hal ini juga mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perubahan nilai-nilai sosial budaya yang telah lama tertanam dalam sebuah komunitas masyarakat.

Kemajuan teknologi seperti televisi, telepon, hp, dan internet tidak hanya beredar di wilayah perkotaan saja, bahkan masyarakat-masyarakat di pelosok desa pun dapat menikmati fasilitas ini. Dampak kemajuan teknologi bagi kehidupan manusia sangat besar sekali. Segala informasi apapun dapat kita akses dengan mudah, terlepas apakah informasi itu bersifat positif ataupun negatif.

Dampak teknologi bagi manusia telah merambah berbagai sektor kehidupan, contohnya saja dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat sekali. Akibat kemajuan tersebut kita dapat merasakan dampak positif maupun negatif yang diakibatkan olehnya, antara lain adalah kemudahan kita dalam menemukan informasi yang kita butuhkan melalui internet, kemudahan dalam berkomunikasi menggunakan layanan internet maupun smartphone.

Disamping itu ada hal negatif akibat kemajuan teknologi dan informasi, yaitu banyaknya terjadi kejahatan yang disebut sebagai Cyber Crime, banyaknya virus-virus komputer yang menyebar di dunia maya, terjadinya pencurian identitas seseorang, pembobolan rekening, penyadapan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung serta banyaknya hacker yang melumpuhkan situs-situs tertentu yang mengakibatkan jatuhnya nilai saham situs tersebut di bursa efek dunia.

(14)

akibat digunakannya robot sebagai penghasil produksi dari sebuah industri maka tenaga manusia mulai tidak dibutuhkan, hal ini menyebabkan pengangguran di mana-mana.

Pertumbuhan ekonomi yang signifikan tidak dibarengi dengan meningkatnya kesejahteraan manusianya. Pertumbuhan tersebut hanya dirasakan oleh sebagian kecil mereka yang mempunyai alat-alat produksi. Sedangkan rakyat biasa hanya bisa pasrah pada keadaan yang menimpa mereka. Kesenjangan sosial antara yang miskin dan yang kaya semakin jauh melebar dari hari kehari.

Aspek sosial dan budaya juga tidak dapat terlepas dari kemajuan teknologi. Contohnya saja lifestyle kehidupan remaja-remaja baik di kota besar maupun kota-kota kecil yang mulai terjangkit penyakit westernisasi. Westernisasi datang dengan menunggangi teknologi sebagai alat utama untuk mentransfer kebudayaan mereka ke negara-negara berkembang yang mereka tuju. Kebudayaan kita yang sarat dengan gotong royong mulai memudar dan sedikit demi sedikit berubah menjadi individualis.

Hal ini dapat kita lihat di perkotaan-perkotaan besar seperti Jakarta, yang di mana setiap orang sudah tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Mereka hanya peduli pada diri mereka sendiri. Segala sesuatu yang mereka lakukan sarat dengan materi, apabila tindakan itu tidak menghasilkan keuntungan bagi mereka maka dapat dipastikan mereka tidak akan mau melakukannya.

Sangat ironis sekali melihat realita kehidupan mayoritas penduduk ibukota yang mulai meninggalkan kultur budaya mereka sendiri. Budaya yang mereka miliki hanya dilakukan pada hari-hari besar tertentu saja. Toleransi terhadap sesama tidak dipedulikan lagi. Tawuran, pergaulan bebas, minum-minuman keras, pemerkosaan, pencurian, telah menjadi hal yang biasa di kalangan remaja-remaja ibukota, seakan-akan telah menjadi agenda wajib yang harus mereka lakukan. Inilah contoh dampak teknologi yang tidak disikapi dengan benar.

(15)

Atmosfer globalisasi telah mengguncang dunia akibat derasnya arus laju perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga mau tidak mau setiap negara harus menyikapi globalisasi sebagai fenomena global yang harus diterima. Globalisasi di setiap negara berbeda-beda, tergantung dari cara setiap negara dalam menyikapi globalisasi itu sendiri.

Dalam sudut pandang regional, cara menyikapi globalisasi dari berbagai regional wilayah di dunia pasti berbeda. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan dalam kemajuan teknologi dan ekonomi di negara-negara dalam regional tersebut. Apabila kita melihat dari sudut pandang regional ASEAN maka globalisasi dapat menghasilkan keuntungan maupun kerugian bagi negara-negara di Asia Tenggara.

Salah satu keuntungan yang dapat diperoleh oleh negara-negara ASEAN adalah kemudahan dalam melakukan transaksi ekspor impor dengan negara-negara yang telah membuat perjanjian dengan ASEAN. Sehingga pertumbuhan laju perekonomian negara-negara di ASEAN dapat berkembang dengan cepat. Dengan pertumbuhan ekonomi tersebut diharapkan dapat membawa kesejahteraan sosial di wilayah regional ASEAN.

Tentunya akan banyak keuntungan yang didapatkan oleh negara-negara ASEAN. Akan tetapi tidak sedikit juga kerugian yang kita dapatkan. Contohnya saja saat terjadi krisis ekonomi yang parah di wilayah Asia Tenggara, khususnya Indonesia yang paling parah terkena dampak krisis tersebut. IMF datang memberi bantuan kepada Indonesia agar terlepas dari jerat krisis ekonomi tersebut. Kedatangan IMF tentu murni bukan hanya untuk memberi bantuan, tetapi juga membawa unsur-unsur yang sarat dengan nilai politis.22

Tentunya dibutuhkan banyak persiapan bagi negara-negara di ASEAN untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi globalisasi perdagangan, budaya, dan aspek-aspek yang lainnya agar dapat bersaing secara kompetitif di kancah internasional. Sehingga globalisasi tidak hanya didominasi oleh negara-negara yang mempunyai teknologi dan kekuatan ekonomi saja, tetapi juga dapat dirasakan manfaatnya bagi seluruh negara-negara yang ada di dunia.

(16)

F. Globalisasi Dalam Perspektif Global

Globalisasi dalam perspektif ini merupakan perspektif dalam lingkup terluas dibandingkan dua perspektif lainnya. Globalisasi dalam perspektif global ini sangat mencerminkan makna globalisasi yang sesungguhnya karena konsep globalisasi akan dimaknai dengan perspektif global itu sendiri. Dalam perspektif global, globalisasi didefinisikan sebagai“the extension of social relations over the globe”.

Berikut penjelasan globalisasi dalam perspektif global sesuai dengan definisi diatas:

“Globalisasi dengan definisi sebagai ‘the extension of social relations over the globe’— telah memunculkan kecenderungan simliaritas dan uniformitas dari para individu, kelompok dan system social yang melewati atau bahkan menghapus batas tradisional negara (vanishing traditional borders). Baik secara sosial, ekonomi maupun politik, globalisasi memungkikan terjadinya pergeseran

citizenship dan kesetiaan dari keterikatan nasional ke dalam keterikatan global”23

Merunut kepada sejarah berkembangnya proses globalisasi secara garis besar globalisasi yang sedang bergulir saat ini adalah globalisasi yang mengacu kepada“Barat”. Artinya aspek-aspek seperti aspek ekonomi, sosial, politik, budaya yang diglobalisasikan adalah aspek-aspek yang berpatokan pada “Barat”. Munculnya pernyataan seperti ini dikarenakan adanya kemungkinan globalisasi di masa dan dari tempat yang berbeda akan menciptakan aspek-aspek globalisasi yang acuannya berbeda pula.

Globalisasi dalam perspektif global juga dapat kita ketahui dengan melihat pendapat-pendapat Hurrel tentang globalisasi yang mengungkapkan hal-hal berikut:pertama, adanya peningkatan dramatis dalam “density (kepadatan, jumlah, kuantitas)”, dan “depth (kedalaman dan kualitas)” dalam interdependensi ekonomi; kedua, bahwa teknologi informasi dan revolusi informasi sedang memainkan peran kritis di dalam penyebaran pengetahuan, teknologi dan ide;

ketiga, bahwa perkembangan globalisasi menciptakan infrastruktur material dalam

(17)

menguatkan interdependensi kemasyarakatan. Hal tersebut digabungkan dengan integrasi dan homogenisasi pengaruh dari kekuatan pasar, memfasilitasi meningkatnya arus atas nilai, pengetahuan dan ide serta meningkatnya kemampuan kelompok-kelompok tertentu dalam pengaturan melintasi batas nasional, menciptakan suatu masyarakat sipil transnasional dan pergerakan sosial transnasional; dan keempat, bahwa globalisasi sedang mengarahkan pada tumbuhnya kesadaran yang tidak terkira mengenai masalah-masalah global (seperti perubahan lingkungan hidup global) dan rasa memiliki pada suatu komunitas manusia yang satu.24

G. Globalisasi Dalam Perspektif Nation State

Globalisasi dalam perspektif Nation State tentu merupakan luang lingkup terkecil perspektif tentang globalisasi dibandingkan dua perspektif lainnya yaitu perspektif Regional dan perspektif global. Globalisasi dalam pespektif ini merupakan perspektif yang biasanya dicantumkan dibuku-buku pelajaran pada bab globalisasi yang mencantumkan keuntungan dan kerugian suatu negara-bangsa ketika dihadapkan dengan globalisasi.

Jika melihat pada globalisasi dalam perspektif global yang menekankan pada pergeseran identitas nasional ke dalam ikatan global. Maka globalisasi dalam perspektif nation-state memicu pergeseran identitas nasional ke dalam ikatan yang lebih spesifik seperti budaya, agama, dan etnis.

Kecenderungan-kecenderungan dalam perspektif nation-state di paragraph sebelumnya, pada akhirnya, memposisikan individu, kelompok masyarakat dan negara-bangsa ke dalam dua bentuk tindakan yang bertolak belakang dengan perspektif global yang telah dipaparkan sebelumnya pada bagian globalisasi dalam perspektif global yaitu fragmentation melalui secession (pemisahan diri) dan unification melalui fusi atau penggabungan.

Hal yang bertolak belakang antara globalisasi dalam perspektif global dan perspektif nation-state ini akan sangat menimbulkan masalah terutama bagi negara-bangsa yang terdiri dari masyarakat yang majemuk. Diantara masalah

(18)

dihadapi negara-bangsa dalam menghadapi globalisasi yaitu dalam hal semangat partikularisme domestik yang dimanifestasikan dalam dua bentuk tuntutan.

Pertama, tuntutan-tuntutan berkenaan dengan diskriminasi ekonomi, sosial, dan politik yang dialami oleh kelompok subnasional bagi tingkat representasi dan otonomi yang lebih besar dan signifikan terhadap pemerintah pusat. Kedua, tuntutan-tuntutan yang sangat ekstrim untuk melakukan pemisahan diri berdasarkan ikatan identitas yang lebih spesifik seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dari wilayah-wilayah negara-bangsa yang berdaulat dan ingin membentuk negara sendiri.25

H. Dampak Globalisasi bagi Konstelasi Global dalam Hubungan Internasional

Munculnya globalisasi beriringan dengan berubahnya tatanan dunia, semenjak Uni Soviet bubar dan apa yang dinamakan Blok Barat-Blok Timur sudah tiada lagi. Globalisasi menjadi pijakan bagi manusia modern pasca perang dingin dalam menemukan paradigma hubungan internasional yang baru.

Tatanan dunia berubah, corak perkembangan hubungan internasional terkena implikasinya, dengan membawa hal yang baru dalam perubahan isu dan aktor. Apakah globalisasi memang mempunyai pengaruh dalam yang kuat atau malah hanya menjadi imbas dari semakin terbukanya dunia terhadap perkembangan ide, ataukah memang kebetulan kedua kejadian tersebut muncul dengan tidak ada keterkaitannya sama sekali.

Dari peruraian bab sebelumnya dijelaskan bahwa memang ada keterkaitan jatuhnya Perang Dingin dengan mulai munculnya globalisasi. Globalisasi memakasa negara Blok Timur untuk mengubah keterkungkungan negara itu dari sistem politik dalam negeri yang kolot dan tak terbuka dengan kondisi global. Demokratisasi mendapatkan tempatnya.

(19)

Setelah Perang Dingin, dengan imbas globalisasi, isu-isu Hubungan Internasional bergeser dari isu High Politics ( isu politik dan keamanan) menjadi

Low Politics (misalnya, hak asasi manusia, ekonomi, lingkungan hidup, terorisme) .26 pertambahan isu seiring dengan kasus-kasus yang makin marak terjadi. Seperti terorisme yang mengatasnamakan Islam, yang setelah peristiwa

9/11 menjadi salah satu topik utama keamanan yang dibahas.

Jika dahulu Hubungan Internasional dikaitkan dengan Politik Internasional sebagai topik utama, maka sekarang tidak lagi. Internasionalisasi isu-isu lokal menjadi hal baru yang muncul dan menjadi kajian Hubungan Internasional.27 Konstelasi dunia Hubungan Internasional semakin beragam dan menjadi ciri era baru isu global kontemporer masa kini. Atas dasar itu, teori-teori baru di HI pun semakin bermunculan untuk mencoba menerangkan objek kajian yang terjadi.

(20)

BAB IV

Kesimpulan

Kondisi sosial dan politik di dalam sebuah negara tidaklah dapat terlepas dari gejolak sosial politik yang terjadi dalam level internasional. Hal ini dimungkinkan karena perilaku sebuah negara akan cenderung atau bahkan mengikuti situasi dan kondisi yang sedang terjadi dalam sistem anarki internasional.

Dalam level internasional inilah globalisasi dijadikan sebagai salah satu fenomena ataupun isu untuk mendukung dan menunjang masa depan dunia yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang sangat mutakhir, globalisasi dengan mudahnya menyebar hampir ke seluruh negara di dunia. Bahkan di negeri kita sendiri dapat kita rasakan sendiri bahwa globalisasi telah mencapai pelosok-pelosok desa di negeri ini. Walaupun penduduk desa sendiri tidak sadar dan tidak tahu bahwa mereka telah menjadi bagian dari globalisasi.

Bagi sebagian orang mungkin globalisasi adalah sesuatu yang positif, bermanfaat, dan berguna. Akan tetapi, tidak sedikit juga yang menentang globalisasi habis-habisan. Menurut pemikiran mereka globalisasi adalah salah satu alat barat untuk menjajah negara-negara berkembang di dunia. Globalisasi dicitrakan sebaik-baiknya dimata negara-negara berkembang seakan-akan globalisasi dapat dijadikan sebagai indikator kemajuan sebuah bangsa.

Bagi penulis (kami), globalisasi dapat berdampak positif maupun negatif. Tergantung bagaimana kita memandang globalisasi itu sendiri. Kita sebagai bangsa Indonesia harus mampu untuk menyikapi dan menanggapi fenomena globalisasi yang sedang terjadi di era modern ini. Kita harus mampu untuk memfilter serta membedakan mana budaya asing yang sesuai dengan budaya kita, dan mana budaya asing yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa kita.

(21)
(22)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Cleveland Harlan. Lahirnya Sebuah Dunia Baru (terj.). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993.

Gaban Farid. Panduan Meliput Isu Globalisasi. Jakarta: Aliansi Jurnalis Independen Indonesia, 2012.

Guru Mitra Tim. Ilmu Pengetahuan Sosial Sosiologi. Jakarta: Erlangga, 2007. Jemadu Aleksius. Politik Global dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2008.

P. Hermawan Yulius (ed). Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional: Aktor, Isu, dan Metodologi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Sudirman Arfin dan Silvya Deasy Nuraeni S. Regionalisme dalam Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Sudarsono Juwono et. al. Perkembangan Studi Hubungan Internasional dan Tantangan Masa Depan. Jakarta: Pustaka Jaya, 1996.

Yani Mochammad Yanyan dan Permita Banyu Agung Anak. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

Jurnal:

Fathurrahman Ayief. Globalisasi Langkah Menuju Westernisasi Global (Sebuah Kajian Politik Ekonomi Internasional). Jurnal online, hal. 5, diakses di

www.stainmetro.ac.id, pada tanggal 21 Maret 2014 pukul 11.45.

Sangganagara Harjoko. Pancasila di Tengah Globalisasi. Jurnal online, hal. 1, diakses di www.ebookbrowse.net, pada tanggal 21 Maret 2014 pukul 14.30. Internet:

Referensi

Dokumen terkait

Persaingan Bisnis yang semakin ketat di era globalisasi ini membuat perusahaan yang bergerak di bidang retail perlu memikirkan kembali sistem pengadaan barang yang telah

Teknik analisis data menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: (1) mereduksi data, (2) menyajikan data dan menganalisis data, (3) menarik kesimpulan berdasarkan

Prognosis trauma mata dapat sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka panjang karena munculnya sindrom erosi berulang. Namun trauma tembus

§ Pengetahuan umum tentang industri pariwisata termasuk, peran utama, fungsi dan hubungan diantara sektor yang berbeda tsb, dengan pengetahuan yang lebih rinci tentang topik

Dengan memperhatkan morfologi dari tanaman tebu, dalam budidaya tanaman tebu perlu pengolahan tanah yang baik sehingga tanah menjadi gembur, tanah yang gembur

Data digunakan adalah data sekunder ( time series ) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) dan melalui pengolahan data

Mahasiswa mampu menyelesaikan permasalah teknik sipil dengan berbagai metode Diferensial dan Deret (S.4, S.9, S.11, S.12, S.13, KK.3).. EVALUASI TENGAH SEMESTER (mg ke 8)

Saponin yang memiliki sifat antiinflammatory juga telah terbukti efektif untuk menyembuhkan edema (respon inflammatory ) pada tikus dan memiliki aktivitas antiinflammatory