• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Cerpen kisah dan Novel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Cerpen kisah dan Novel"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

AKHIRNYA AKU BISA MERASAKAN Karya : Tidak ada keterangan

Adit, itulah nama panggilanku. Aku memiliki saudara kembar yaitu Adib. Dia sangat cerdas dan tanggap dalam menyelesaikan masalah. Sedangkan aku, aku adalah kebalikan dari Adib. Sering kali aku dibanding-bandingkan dengan kelebihan Adib.

Segalanya serba Adib, aku sendiri serasa tidak ada keunggulan sedikitpun selain menyusahkan orang di sekitarku. Adib selalu berucap demi

memberikan semangat bagi merupakan deskriminasi yang berlebihan menurutku. Ya sudahlah, membicarakan dan membandingkan aku dengan Adib. Setiap aku lewat, Akhirnya Adib dilarikan ke rumah sakit

terdekat, guru-guru yang

bersangkutan serta aku pun ikut ke rumah sakit tersebut.

Setiba di rumah, ternyata telah ada guru perwakilan dari sekolah yang

melaporkan kejadian tersebut pada orang tua kami. Belum sempat kasihan dan tidak dijaga”. Aku lagi-lagi hanya bisa mengelus dada mendengar celotehan para tetangga.

Aku sangat sayang pada orang tua dan adikku. Tugasku untuk menjaga adik telah aku selesaikan walau hanya sebentar, sedangkan tugas rumah seluruh isi rumah dan pergi ke rumah sakit untuk menjenguk serta menjaga seperti sedia kala, itu pun jika operasi berhasil.

(2)

donor mata dengan nilai rupiah yang salah satu organ yang sangat penting adanya dan kegunaannya. Aku hanya rumah dan merenung di kamar. Tuhan sangat sayang padaku, dan aku pun yakin atas hal tersebut. Aku berpikir, jika aku tak punya mata lagi apakah aku bisa menangis? Biarlah, aku habiskan air mataku untuk Adib, kebanggaan semua orang. Mungkin dengan cara ini aku bisa mendapat pujian dari semua orang yang kagum atas Adib. Aku bisa merasakan ada air mata dari ayahku, tapi aku tidak bisa merasakan air mata yang ada dalam mata sempat melihat di belakang sana ada ayahku yang dari sorotan matanya dengan peka, karena mungkin ini akhir aku melihat mereka yang telah berjasa dalam hidupku.

(3)

Hasil analisis cerpen 1. Tema

Tema atau pokok persoalan dalam cerpen Akhirnya Aku Bisa Merasakan adalah adanya dikriminasi pada saudara kembar sehingga salah satu darinya merasa memperoleh perlakuan yang tidak adil dari kedua orangtuanya. Hal ini terlihat pada kutipan berikut.

“Mama yang telah melahirkanku pun lebih mencintai Adib, ayah yang selalu memberi nafkah pada keluarga kami pun memberi oleh-oleh yang lebih istimewa kepada Adib. Ini merupakan deskriminasi yang berlebihan menurutku. Ya sudahlah, biar tak kepanjangan pikirku, aku positif saja dengan kehidupanku. 2. Alur/plot

Cerpen Akhirnya aku Bisa Merasakan” diawali dengan pemaparan atau pemberian informasi kepada pembaca tentang latar belakang tokoh si aku (Adit). Tokoh utama, si aku menyebutkan namanya adalah Adit yang memiliki saudara kembar (adiknya) bernama Adib. Namun Adit selalu dibandingkan dengan Adib karena Adib memiliki kelebihan dibanding Adit. Hal ini dapat kita baca pada kutipan berikut.

“Adit, itulah nama panggilanku. Aku memiliki saudara kembar yaitu Adib. Dia sangat cerdas dan tanggap dalam menyelesaikan masalah. Sedangkan aku, aku adalah kebalikan dari Adib. Sering kali aku dibanding-bandingkan dengan kelebihan Adib.”

Tahap berikutnya disebut dengan munculnya permasalahan. 3. Latar /setting

Dalam cerpen biasanya terdapat latar dan setting latar adalah tempat terjadinya suatu peritiwa sedangkan setting adalah waktu dan suasana sebuah peristiwa dalam cerita sedang berlangsung. Latar dalam cerita ada tiga macam, yakni: latar tempat, latar waktu, latar social.

- Latar tempat

Latar dalam cerpen di sini adalah di dalam rumah, halaman depan rumah, dan di rumah sakit. Hal ini dapat kita buktikan dengan adanyakutipan dibawah ini:

“Setiba di rumah, ternyata telah ada guru perwakilan dari sekolah yang melaporkan kejadian tersebut pada orang tua kami. Belum sempat mencium tangan kedua orang tuaku, mereka berdua langsung menuju ke rumah sakit tersebut. Sedangkan aku menjaga rumah demi keselamatan bersama.”

(4)

Latar waktu yang terjadi pada cerita ini adalah banyak sekali yakni, pagi, siang dan sore. hal tersebut seuai dengan kutipan dibawah ini.

“Tepat pukul 10.00 operasi dimulai, aku siap menghadapi alat-alat tajam yang akan mengambil mataku.”

“Akan tetapi, seketika aku menyapu halaman rumah malah gunjingan dari tetangga yang ku dapat. Mereka bilang “sudah adik sendiri terkena musibah, malah tidak kasihan dan tidak dijaga”. Aku lagi-lagi hanya bisa mengelus dada mendengar celotehan para tetangga.

- Latar Sosial

Latar social ini menggambarkan tentang kebiasaan dan keadaan masyarakat di tengah para tokoh dalam cerita. Dalam cerpen ini latar social digambarkan sebagai berikut.

“Tetangga yang biasanya tenteram dengan urusan mereka, kala ini merasa terundang untuk selalu membicarakan dan membandingkan aku dengan Adib. Setiap aku lewat, pastilah lirikan yang tidak menyenagkan didapati olehku. Akan tetapi seketika Adib lewat, sapaan demi sapaan selalu tercurahkan. Aku hanya bisa mengelus dada saja melihat fenomena ini.” 4. Penokohan

- Tokoh aku (Adit)

Tokoh aku dalam cerpen memiliki watak yang baik, pengertian dan sabar. Hal tersebut sesuai dengan kutipan berikut ini:

“Mama yang telah melahirkanku pun lebih mencintai Adib, ayah yang selalu memberi nafkah pada keluarga kami pun memberi oleh-oleh yang lebih istimewa kepada Adib. Ini merupakan deskriminasi yang berlebihan menurutku. Ya sudahlah, biar tak kepanjangan pikirku, aku positif saja dengan kehidupanku.’

- Tokoh Adib

tokoh Adib atau sadara kembar si aku ini adalah memiliki watak yang baik, pintar dan selalu memberi semangat pada kakaknya (si aku Adit). Hal ini digambarkan dalam kutipan berikut.

“Segalanya serba Adib, aku sendiri serasa tidak ada keunggulan sedikitpun selain menyusahkan orang di sekitarku. Adib selalu berucap demi memberikan semangat bagi kehidupanku, “Kak, lakukanlah semua itu dengan tanpa memandang orang lain bicara apa, asalkan yang kau lakukan benar”. Tidak ada sifat kesombongan dan kecongkaan yang tertanam dalam jiwa Adib, adikku.”

- Tokoh Ibu

Tokoh ibu dalam cerpen diatas memiliki watak yang jahat dan mempunyai sifat diskriminasi terhadap anak kandungnnya sendiri. Sang ibu sangat senang ketika Adit memberikan matanya kepada adiknya, Hal ini sesuai dengan kutipan berikut.

“Hari yang ditunggu-tunggu pun datang. Ibu sangat senang dengan datangnya hari ini, sedangkan aku sempat melihat di belakang sana ada ayahku yang dari sorotan matanya ingin mengucapkan sesuatu padaku. Namun apa boleh buat, kini waktuku untuk memberikan barang berhargaku untuk adikku.”

“Segalanya serba Adib, aku sendiri serasa tidak ada keunggulan sedikitpun selain menyusahkan orang di sekitarku. Adib selalu berucap demi memberikan semangat bagi kehidupanku, “Kak, lakukanlah semua itu dengan tanpa memandang orang lain bicara apa, asalkan yang kau lakukan benar”. Tidak ada sifat kesombongan dan kecongkaan yang tertanam dalam jiwa Adib, adikku

- Tokoh Ayah

(5)

menurutku. Ya sudahlah, biar tak kepanjangan pikirku, aku positif saja dengan kehidupanku.”

“Kini mimpi-mimpiku terasa telah terhapus, aku tak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Yang aku bisa kerjakan aku kerjakan, namun yang tak bisa ya aku tinggalkan. Dengan kecacatan yang aku derita ini, aku memutuskan untuk tinggal di kejauhan sana agar tidak membuat malu keluarga. Ayahku tidak setuju dengan pikiranku, namun yang membuat aku tambah mengelus dada adalah kerelaan ibu yang begitu memancarkan ketidaksayangannya dalam menyetujui keputusanku.

5. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang pada cerpen diatas adalah dengan menggunakan gaya bahasa sehari-hari yang mudah dipahami, sehingga pembaca cerpen ini dapat meresapi, menghayati dan memahami cerita dengan mudah.

6. Sudut Pandang

Dalam cerpen Akhirnya Aku Bisa Merasakan pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama yakni aku. Pengarang mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri pula. Dalam cerita kadang kala pengarang menjadi pencerita. Dalam cerpen pengarang menggunakan kata ganti aku

7. Pesan atau Amanat

Pesan atau amanat yang terkandung dalam cerpen diatas adalah:

- Sebagai orang tua seharusnya tidak boleh memperlakukan seorang anak dengan cara tidak adil

- Sebagai orang tua harus menerima kelebihan dan kekurangan dari sosok seorang anak yang dilahirkan dari rahim seorang ibu kandung

- Sesama saudara harus saling memberi semangat dan saling tolong menolong - Sesama anggota keluarga harus saling manghormati dan tolong menolong

(6)

CERPEN SANG IDOLA

Aku kesal setengah mati. Mataku tidak bisa mempercayai apa yang kulihat di tempat parkir saat bubaran sekolah. Anton, si Anton yang jagoan basket itu, yang jadi idola cewek-cewek seantero kelas satu dan dua, memboncengi Anita, si kutubuku yang sama sekali bukan siapa-siapa. Tapi ini kenyataan.

Dina, sahabatku yang setia, juga ikut mengumpat-umpat, “Hebat amat tuh si Anita, sampai bisa diboncengi Anton!”

“Udah ngerayu berbulan-bulan kali… akhirnya kena juga.” Tambah Yeni, sahabatku yang lainnya.

“Menurutku sih, jangan-jangan pakai guna-guna…” Ujarku sembarangan. “Tapi, kan bukan berarti mereka jadian kan.” Timpal Dina, masih berharap. Kami bertiga saling berpandangan, di depan pintu perpustakaan yang dekat lapangan parkir itu. Biasanya kami memang saling bersaing dalam kompetisi untuk mencari perhatian

Anton. Tapi kali ini, karena ada musuh baru, tiba-tiba kami merasa senasib. Persahabatan rasanya jadi semakin kuat.

Sebetulnya, selama ini, kami sering berusaha menunjukkan perhatian kami ke Anton. Setiap pertandingan bola basket, dimana Anton menjadi bintangnya, kami selalu hadir dan paling bersemangat memberikan dukungan. Antonpun tampaknya menyadari bahwa kami fans beratnya. Maka setiap ia berhasil mencetak angka, ia selalu berlari ke arah kami, memberikan tos sambil tersenyum, membuat kami yang duduk di bangku terdepan seakan meleleh.

(7)

mendekatinya duluan, aku beranalisa.

Saat istirahat siang, di kantin sekolah, suasana tempat kami berkumpul untuk bergosip jadi penuh bisik-bisik. Topik pembicaraan hangat sambil menghirup teh botol, apalagi kalau bukan, Anton dan Anita, AA!

“Tuh, lihat Din, sekarang Anita sudah berani dandan tuh!” Yeni memulai. mengenakan anting-anting panjang. Sejujurnya, ia jadi tampak lebih manis. Tapi bagi kami saat ini, ia tampak Lalu duduk di meja Anita, berhadapan dengannya dan membelakangi kami. Aku, Dina dan Yeni ternganga. Mereka berdua berbincang dengan asyik, mampu berkata apa-apa. Anton lebih tertarik pada Anita daripada kami mungkin ia tidak tahu sebabnya. Dina dan Yeni pun melakukan hal yang sama. Kami berjalan kembali ke kelas dengan masih sambil menggosipkan perpustakaan…” Aku mencoba menetralisir perasaan dag dig dugku.

“Ada apa Ton?” Tanyaku sambil pura-pura meneruskan baca novel yang mempertayakan lebih jauh. Naluriku

langsung memaksaku untuk

(8)

“Aku mau ngajak kamu ke acara khusus.”

“Acara apa?”

“Di Bentara Budaya ada acara baca puisi. Seru lho, ada Ben Alkhairy.” Bagaimana Anton bisa tahu aku suka acara baca puisi. Apalagi sampai tahu seniman favoritku, Ben Alkhairy. karena tidak tahu mau omong apa. “Ya udah Ran, aku mau balik dulu.” “Eh, sebentar Ton.” Aku menggamit sama dia. Kalian jadian?” Tanyaku lagi memberanikan diri. supaya dia mau bantu aku bikinin pe er. Kalau dia salah mengerti ya bukan salahku dong.” Pintu perpustakaan tiba-tiba terbuka. Anita melangkah masuk. Matanya tertumbuk pada Anton, lalu

ketangannya yang sedang

menggenggam tanganku. Anita berhenti melangkah, membetulkan letak kacamatanya. Kelihatannya ia tak percaya apa yang dilihatnya di

(9)

Anita mengangguk, menghapus air idola itu, saat aku membuka pintu. “Mmm… gimana ya Ton, mendadak aku ada tamu penting nih.”

Anton melihat ke dalam ruang tamu dari balik pundakku. Matanya tertumbuk pada seorang cowok yang sedang duduk santai. Cowok itu lalu melangkah ke sampingku.

“Hai, kamu pasti Anton. Kenalkan Aku Hartono.” Cowok itu mengulurkan tangan.

Anton membalas menyalaminya. Mukanya menunjukkan ia bingung. “Oke, kita ketemu di sana ya. Aku naik mobilnya Hartono.” Kataku lagi.

Anton tak punya pilihan. Maka ia segera menunggangi motornya kembali dan berlalu.

Aku menyusulnya bersama Hartono. Tiba di Bentara Budaya, Anton yang tiba lebih dahulu sudah duduk di salah satu meja. Wajahnya benar-benar tak sekenanya. Menjelang acara berakhir tiba-tiba Anita muncul. Anita, Hartono dan aku sibuk ngobrol. Akhirnya ia hanya duduk bersandar di kursinya, kehilangan minat sama “Iya, tapi lebih asyik obrolan kita ya…” Jawab Anita seru, “Tapi tadi waktu jemput kamu, dia benar-benar kaget dong?”

“Tentu saja. Tapi ini terakhir aku pura-pura jadi pacar Ranti ah. Nanti aku enggak laku!” Sahut Hartono sambil tertawa. Sebetulnya, Hartono adalah sepupuku yang kuliah di Bandung. Aku meminta bantuannya untuk mengerjai

“Makasih ya Har. Kamu baik deh.” Aku menepuk punggungnya.

“Bukan imbalan sih. Tapi enggak ada salahnya kan.”

(10)

Analisis Cerpen “Sang Idola” karya Chaer:1986

Cerpen sang idola menceritakan tentang kisah remaja disekolah antara persaingan, cinta dan persahabatan. Kehadiran Sang idola, Anton jagoan basket yang diidolakan cewek-cewek disekolah, menimbulkan persaingan antara Ranti, kedua sahabatnya dan Anita si kutubuku yang kuper.

Persaingan dengan kedua sabatnya tidak menimbulkan masalah, karena mereka bersaing sehat dan tetap sahabat. Tapi saingan baru mereka ini yang menimbulkan masalah besar. Cewek saingannya itu adalah Anita si kutubuku. Anton sering jalan bareng sama Anita, malah sering juga dibonceng saat berangkat sekolah. Penampillan Anita pun berubah. Yng semua cupu dan kuper berubah menjadi lebih manis dan menor pakai anting panjang. Mereka berdua tampak semakin dekat, dan Anton lebih tertarik pada Anita dari pada dengan Ranti dan kedua sahabatnya. Yang sangat mengagetkan ketika diperpus, Anton menghampiri Ranti dan duduk disampingnya. Anton bilang ingin bertemu dengannya karena kangen dan mengajaknya keluar nanti sore ke Bentara Budaya nonton acara baca puisi acara kesukaan Ranti. Ia setuju, dan sebelum Anton beranjak meninggalkan nya, Ranti bertanya tentang Anita. Ia bertanya apakah Anita tidak marah kalau lihat mereka jalan brdua. Anton menjelaskan kalau dia tidak ada apa-apa dengan Anita, dia mendekatinya supaya mau dibantu bikin PR saja. Anton juga bilang sebenarna sudah lama dia naksir sama Ranti papi belum sempat menyatakan.

Ternyata apa yang mereka bicarakan tadi didengar oleh Anita. Tiba-tiba Anita masuk dan melepaskan genggaman tanganya dengan Ranti, menyapa Nita lalu pergi, seperti tidak terjadi apa-apa. Anita duduk disebelah Ranti lalu menangis. Bukan rasa puas dan senang melihat Anita patah hati, tapi justru berbeda. Kemudian mereka berdua curhat dan Ranti menenangkan Anita yang hancur hatinya. Mereka berdua sepakat akan membalas.

Pukul lima sore Anton menjemput Ranti, tapi tidak beranjak pergi karena ada cowok dibelakang Ranti. Kemudian ia mengenalkanya dengan dengan sang idola basket itu, dan ternyata Ranti bilang itu adalah pacarnya. Ranti juga bilang mau mmengajak Hartono cowoknya itu ikut nonton. Lalu mereka berangkat bersama, tapi dang idola basket sendirian dengan motornya karena Ranti bersama dengan Hartono nak mobil. Dengan tak bersemangat Anton pun terpaksa berangkat.

Sampainya di Bentara Budaya, Anton hanya duduk bersandar tak bersemangat, sedangkan Ranti dan Hartono asyik berbincang. Tak lama kemudian Anita datang dan mereka bertiga asyik ngobrol, tapi Anton hanya bicara sedikit dan menjawab sekenanya saja. Ketika acara usai, mereka bertiga beranjak duluan dan berpamita pulang pada Anton dan mengucapkan terimakasih telah menemani mereka. Anton menjawabnya dengan anggukan lesu. Ketika masuk ke mobil, semuanya tertawa dan ternyata itu adalah sekenario mereka untuk membalas Anton, dengan bantuan Hartono sepupu Ranti yang kuliah di Bandung. Untuk membalasnya Tono minta agar Ranti mau ngejomblangin Tono ke Nita, dan Ranti setuju tapi memastikan bahwa Hartono tidak playboy seperti Anton, dan mereka tertawa bersama. Ranti berfikir, ia mesti memberi tahu kepada Dina dan Yeni sahabatnya.

Analisis Struktur

Alur

(11)

mmenghampiri Ranti, menyatakan kalau dia naksir Ranti sudah lama. Kemudian Anton ngajak Ranti keluar nonton acara baca puisi. Sang idola basket juga mengatakan ia dekat dengan Anita karena cima iseng agar dia mau Bantu Anton bikin PR. Anita mmendengarkan semua pembicaraan Anton dan patah hati.

Leraian digambarkan ketika Anton menjemput Ranti untuk nonton acara baca puisi. Selesaian digabarkan ketika Ranti menajak Hartono yang dkenalkan pada Anton sebagai cowoknya yang baru datang dari Bandung, mereka berangkat dan Anton kecewa tapi terpaksa berangkat. Anita juga hadir, lalu mereka bertiga asyik ngobrol dan Anton hanya diam. Setelah acara selesai, mereka bertiga berpamitan dan masuk mobil lalu tertawa bersama, karena telah membalas perlakuan Anton.

Tokoh dan Penokohan

Tokohnya yaitu Anton sebagai pemeran utama sekaligus lawan idola lalu menjadi lawan tokoh Ranti dan Anita, Yeni dan Dina sebagai sahabat Ranti, Hartono sebagai sepupu Ranti. Ranti dalam cerpen “Sang Idola” merupakan unsure yang sangat penting karena menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan kepada pembaca. Bahwa keberadaan teman adalah sangat penting, maka tidak perlu adanya persainganmemperoleh perhatian atau apapun dengan menorbankan persahabatan. Bukan sifat pendendam yang diperankan oleh Ranti, tapi untuk mempertahankan persahabatan dan menyadarkan Anton. Tokoh Anton bersifat sombong, playboy, suka mempermainkan dan memanfaatkan cewek. Anita bersifat baik, sabar, dan tidak pendendam.

Latar

Penulis lebih menekankan tempat dan suasana kejadian. Yaitu berawal dari sekolahan; kantin, parkiran dan perpustakaan. Lalu di Bentara Budaya pada acara baca puisi, suasananya menyenangkan.

Tema

Cerpen “Sang Idola” menceritakan tentang persaingan, cinta, dan persahabatan. Persaingan untuk memperoleh perhatian dari seorang cowok tidak sebanding dengan persahabatan sejati.

Amanat

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian sangat dibutuhkan cara atau media yang harus diinformasikan kepada para siswa tentang teknik pembuatan presentasi yang interaktif dan lebih menarik salah satunya

Hal ini dapat diperkuat dengan adanya penuturan dari Sulaksana dalam teorinya yang menyatakan bahwa komunikasi pemasaran juga dapat diartikan sebagai proses penyebaran

Penimbunan batubara pada temporary stockpile ini menggunakan pola pemadatan yaitu penimbunan dengan menumpuk batubara secara berurutan menjadi tumpukan – tumpukan kecil

Selain itu, pada periode ini hubungan persahabatan itu didasarkan pada adanya struktur pemerintahan yang sama di kedua negara bersama dengan kebijakan luar

Dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu, maka nilai S/C pada penelitian ini lebih baik, hal ini kemungkinan disebabkan oleh sebagian besar sistem pemeliharaan

Adapun tujuannya agar dosen lebih mudah mengajukan penilaian jenjang kepangkatan dan tidak salah dalam melakukan penilaian sesuai unsur yang ada maka diperlukan

Iklan Baris Iklan Baris JAKARTA UTARA Serba Serbi JAKARTA BARAT JAKARTA PUSAT RUPA-RUPA Rumah Dijual Rumah Dikontrakan JAKARTA SELATAN JAKARTA TIMUR JAKARTA TIMUR BODETABEK

(3) HTCK Kasetum Polri dengan Asisten Kapolri Bidang Perencanaan dan Anggaran (Asrena Kapolri), bersifat Horizontal dan bentuk hubungan adalah (garis) koordinasi