• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Globalisasi terhadap Lunturnya II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Globalisasi terhadap Lunturnya II"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Globalisasi terhadap Lunturnya Semangat

Kebangsaan Generasi Muda di Kota Pangkalpinang

Kelompok 3

Anggota :

1.

Angelica Elizabeth Eleanor

2.

Herlina

3.

Muhammad Brian Alan

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat berguna kedepannya.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pangkalpinang, 26 April 2017

Kelompok 3

(4)

DAFTAR ISI

B. Tinjauan Bagaimana Penerimaan Globalisasi di Kalangan Generasi Muda...6

C. Tinjauan Lunturnya Semangat Kebangsaan (Nasionalisme) Generasi Muda...7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pengaruh Globalisasi terhadap Lunturnya Semangat Kebangsaan Generasi Muda di Kota Pangkalpinang...12

B. Cara yang Dapat digunakan untuk Mencegah maupun Mengatasi Dampak Buruk dari Globalisasi terhadap Generasi Muda Sejak Dini...15

BAB V A. Kesimpulan...18

B. Saran...18

(5)
(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ‘Proses masuknya ke ruang lingkup dunia’. Secara umum, globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandang dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Hal ini tentunya berpegangan erat dengan yang namanya perkembangan zaman, dimana secara internasional manusia bergerak untuk lebih mengikuti perkembangan kebutuhan manusia dan berbagai variasi yang bisa mengatasinya secara lebih efektif dan efisien. Kita dapat mengambil banyak sekali sisi positif dari yang namanya globalisasi ini, dimana bibit-bibit unggul generasi muda bangsa bisa mengembangkan potensi beserta gambaran intelektual dan kreatifitas mereka sesuai berkembangnya zaman.

Semakin canggihnya teknologi, arus globalisasi pun semakin deras. Namun, dibalik sisi positif yaitu inovasi-inovasi baru karya manusia yang bisa mempermudah kehidupan sehari-hari, ada pula berbagai dampak negatif dari globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara secara umum.

Sebagai seorang generasi muda sudah sepatutnya kita memiliki yang namanya paham bela negara dan jiwa nasionalisme maupun patriotisme, rasa cinta tanah air dan kebanggaan terhadap zamrud khatulistiwa tempat kita dilahirkan ini. Hal ini didukung dengan adanya pendidikan kewarganegaraan di sekolah-sekolah, yang memperkenalkan siswa kepada rasa memiliki terhadap bangsa dan memberi pengertian terhadap bagaimana struktur sosial masyarakat secara hukum dan berbagai norma yang membentuk karakter siswa sebagai seorang pemuda dan pemudi Negara Indonesia. Hal ini juga didukung dengan adanya kegiatan atau ekstrakurikuler seperti Paskibra, Palang Merah Remaja, dan Pramuka.

(7)

lagi’, sedangkan yang namanya hedonisme malah begitu saja dibiarkan oleh orang tua.

Banyak pelajar yang justru lebih menyukai dan bercita-cita untuk meninggalkan Indonesia daripada membantu majunya bangsa dengan apa yang bisa disumbangkannya untuk negeri. Justru karena globalisasi, adanya media sosial dan canggihnya teknologi, sifat individualisme dalam kalangan pelajar meningkat drastis. Rasa apatis dan kerangka berpikir yang ‘rusak’ akibat terlalu banyak dipengaruhi perubahan-perubahan dari globalisasi dapat menimbulkan perpecahan diantara generasi muda Bangsa Indonesia.

Ini merupakan salah satu bukti belum siapnya generasi muda bangsa untuk menghadapi globalisasi secara luas. Belum bisa menyaring informasi yang didapat, masih banyak salah penggunaan media sosial dan alat elektronik yang sebenarnya berguna secara positif jika digunakan dengan benar. Globalisasi dapat menjadi pedang berbilah dua jika tidak digunakan dengan benar dan salah satu akibatnya adalah kepedulian seorang generasi muda sebagai individu yang lahir dan berkembang dalam suatu negara sebagai warga negara.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik meneliti mengenai “Pengaruh Globalisasi terhadap Lunturnya Semangat Kebangsaan Generasi Muda di Kota Pangkalpinang”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap lunturnya semangat kebangsaan generasi muda di Kota Pangkalpinang?

2. Bagaimana cara yang dapat digunakan untuk mencegah maupun mengatasi dampak buruk dari globalisasi terhadap generasi muda sejak dini?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian sekaligus pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui serta memahami pengaruh globalisasi terhadap generasi muda di Kota Pangkalpinang.

2. Untuk mengetahui serta memahami cara mengatasi dampak buruk dari globalisasi terhadap generasi muda di Kota Pangkalpinang.

(8)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian sekaligus pembuatan makalah ini adalah : 1. Dapat menambah ilmu serta kemampuan menulis bagi peneliti.

(9)
(10)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Globalisasi 1. Pengertian Globalisasi

a. Pengertian Globalisasi Secara Umum

Definisi globalisasi adalah suatu proses yang menyeluruh atau mendunia dimana setiap orang tidak terikat oleh negara atau batas-batas wilayah, artinya setiap individu dapat terhubung dan saling bertukar informasi dimanapun dan kapanpun melalui media elektronik maupun cetak. Pengertian globalisasi menurut bahasa yaitu suatu proses yang mendunia. Globalisasi dapat menjadikan suatu negara lebih kecil karena kemudahan komunikasi antarnegara dalam berbagai bidang seperti pertukaran informasi dan perdagangan.

b. Pengertian Globalisasi Menurut Para Ahli atau Pakar a) Menurut Para Pakar Internasional

1) Laurence E. Rothernberg mengatakan globalisasi ialah percepatan dari intensifikasi interaksi dan integrasi antara orang-orang, perusahaan dan pemerintah dari negara yang berbeda.

2) Anthony Giddens mengatakan bahwa globalisasi adalah intensifikasi hubungan sosial secara mendunia sehingga menghubungkan antara kejadian yang terjadi dilokasi yang satu dengan yang lainnya serta menyebabkan terjadinya perubahan pada keduanya.

3) Dr. Nayef R.F. Al-Rodhan mengatakan lobalisasi adalah proses yang meliputi penyebab, kasus, dan konsekuensi dari integrasi transnasional dan transkultural kegiatan manusia dan non-manusia.

4) Emanuel Ritcher mengatakan globalisasi adalah suatu jaringan kerja global yang mempersatukan masyarakat secara bersamaan yang sebelumnya tersebar menjadi terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.

(11)

6) Malcom Waters mengatakan globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang.

b) Menurut Para Pakar Indonesia

1) Selo Soemardjan mengatakan globalisasi merupakan sebuah proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama.

2) Achmad Suparman mengatakan globalisasi yaitu suatu proses yang menjadikan sesuatu benda atau perilaku sebagai ciri dari setiap individu di dunia tanpa dibatasi oleh wilayah.

2. Penyebab Globalisasi

Ada beberapa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya globalisasi. Faktor-faktor penyebab terjadinya globalisasi adalah sebagai berikut.

1) Perkembangan teknologi informasi komunikasi yang berperan untuk kemudahan dalam transaksi ekonomi antar negara.

2) Kerja sama ekonomi Internasional yang memudahkan terjadinya kesepakatan-kesepakatan antarnegara yang terjalin dengan erat.

3) Majunya ilmu pengetahuan pada teknologi transportasi yang mempermudah dalam jasa transport dan pengiriman barang keluar negeri.

3. Dampak Globalisasi

Dalam terjadi dan berlangsungnya globalisasi ada dampak yang ditimbulkan dari era globalisasi. Dampak globalisasi terbagi dua yaitu dampak positif globalisasi dan dampak negatif globalisasi. Dampak positif dan dampak negatif globalisasi adalah sebagai berikut.

a. Dampak Positif Globalisasi

1) Pembangunan semakin banyak

2) Semakin cepat dan mudahnya komunikasi.

3) Peningkatan pada ekonomi menjadi lebih produktif, efektif, dan efisien 4) Turisme dan pariwisata meningkat

(12)

5) Informasi dan ilmu pengetahuan mudah didapatkan. 6) Taraf hidup dari masyarakat meningkat.

7) Memacu meningkatkan kualitas diri. 8) Kemudahan dalam transportasi.

b. Dampak Negatif Globalisasi

1) Sikap solidaritas atau kepedulian, gotong royong, kesetiakawanan berkurang. 2) Kreativitas menurun karena individu kebanyakan bersikap konsumtif.

3) Budaya atau adat bangsa akan terkikis. 4) Informasi tidak terkendali dan tidak tersaring.

5) Perusahaan dalam negeri akan kalah saing dengan perusahaan luar negeri, hal ini mengakibatkan perusahaan dalam negeri sulit berkembang.

6) Perilaku dan sikap buruk banyak bermunculan. 7) Tenaga tani berkurang.

8) Sikap ala kebarat-baratan menjadi gaya hidup dan mudah terkontaminasi.

9) Munculnya sikap individualisme.1

B. Tinjauan Bagaimana Penerimaan Globalisasi di Kalangan Generasi Muda

Zaman sekarang, tak sedikit dari generasi muda yang terbawa arus globalisasi. Banyak dari mereka yang bergaya hidup kebarat-baratan. Misalnya, banyak dari mereka yang menggunakan pakaian yang tak sopan, dugem, bersikap konsumtif, tidak mampu menyaring informasi dengan baik, sehingga pengaruh-pengaruh buruk dapat dengan mudah masuk ke dalam dirinya, dan lain sebagainya.

Hal tersebut terjadi karena para generasi muda, menganggap jika tidak mengikuti perkembangan zaman, maka mereka akan dianggap tidak gaul. Jadi mereka akan melakukan berbagai cara agar mereka terlihat gaul. Mereka mengikuti perkembangan zaman tanpa menyaring baik-buruknya hal-hal tersebut. Itulah sebabnya mengapa globalisasi mudah diterima di kalangan generasi muda.

(13)

C. Tinjauan Lunturnya Semangat Kebangsaan (Nasionalisme) Generasi Muda

Pada era saat ini sudah tidak perlu dipungkiri lagi jika nilai nasionalisme sudah mulai luntur dikalangan para remaja. Rasa persatuan para pemuda diindonesia bisa dikatakan kian surut meninggalkan rasa nasionalismenya sebagai seorang pemuda yang berpegang teguh pada pendiriannya dan bertanggung jawab atas masa depan bangsanya. Kenyataannya pada kalangan remaja, aksi aksi brutal seperti tawuran pelajar atau tawuran massal merupakan hal yang sudah sering kita saksikan. Hal tersebut terjadi dikarenakan perilaku agresi dari seorang individu atau kelompok yang hanya mengandalkan pola fikir negatif dalam menyelesaikan masalah atau permasalahan yang sedang dihadapinya. Contohnya seperti membunuh, menghukum orang lain (bullying), tawuran, berkelahi, dan sebagainya yang didefinisikan sebagai suatu cara untuk melawan dengan sangat kuat (Purnomo, 2013)

Semakin memudarnya nilai nasionalisme ini dikarenakan oleh banyak factor salah satunya yakni factor kurangnya pendidikan yang menanamkan tentang bhineka tunggal ika, masih banyak anak anak muda yang bahkan tidak mengerti apa artinya bhineka tunggal ika, maka sangat perlu penanaman nilai-nilai kewarganegaan dengan memberi pendidikan kewarganegaraan, pendidikan pancasila, pendidikan moral dan etika sehingga mereka tidak mudah menyerap nilai-nilai. Memudarnya nilai nasionalisme juga dikarenakan semakin minimnya pemahaman generasi muda saat ini terhadap budaya dan sejarah bangsa. Generasi muda saat ini lebih cenderung meniru budaya luar dan mereka merasa bangga dengan budaya bangsa lain yang jika dilihat norma dan nilai dari bangsa lain tersebut sangat bertolak belakang dengan nilai dan norma pada bangsa Indonesia. Kesalahan mendidik anak bagi para orang tua juga dapat menyebabkan generasi muda yang tumbuh menjadi tidak memiliki rasa nasionalisme dengan menunjukkan sikap ementingkan kepentingan pribadi dan golongan dari pada kepentingan bangsa dan negara. Pengaruh –pengaruh tersebut sebenarnya tidak secara langsung berpengaruh pada rasa nasionalisme mereka, tetapi dapat mengurangi rasa nasionalisme anak bangsa sedikit demi sedikit. Sebelum rasa nasionalisme itu benar benar luntur ada baiknya jika kita berusaha untuk mengembalikan semangat nasionalisme itu mulai dari relasi yang paling terkecil dahulu yakni keluarga, tumbuhkan rasa cinta kepada bangsa dengan memberikan tauladan kepada anak-anak dan anggota keluarga lainnya sejak dini. Kemudian pada

(14)
(15)
(16)

kewarganegaraan, menggelar pameran kebudayaan atau pergelaran seni agar generasi muda bangsa ini dapat mengenal, mempelajari dan mencintai budaya budaya di Negara ini.2

2 Pahlawan Sospendidikan. 2016. Lunturnya Rasa Nasionalisme pada Generasi Muda. Dalam

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Kami melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Pangkalpinang.

B. Waktu Penelitian

Kami melakukan penelitian pada tanggal 4 dan 6 April 2018.

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian deskriptif-kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tarafnya menjelaskan, memaparkan, dan mengungkapkan suatu masalah atau keadaan apa adanya. Sedangkan penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan data yang dinyatakan dalam bentuk tanggapan dan perasaan serta opini.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang kami gunakan adalah sebagai berikut.

1. Wawancara

Wawancara adalah proses komunikasi langsung dengan responden atau informan. Wawancara juga dapat diartikan sebagai proses percakapan atau komunikasi yang berbentuk tanya jawab secara tatap muka.

2. Observasi

Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh pancaindra.

(18)

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan kami gunakan adalah model Miles dan Huberman. Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi data.

Reduksi data bisa dibantu dengan alat elektronik seperti : komputer , dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. Dengan reduksi , maka peneliti merangkum, mengambil data yang penting, membuat kategorisasi, berdasarkan huruf besar, huruf kecil dan angka. Data yang tidak penting dibuang.

2. Data Display (Penyajian Data)

(19)
(20)

3.Conclusion Drawing/verification

Langkah ketiga dalam analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan mengalami perubahan apabila tidak ditemukan buktibukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau bahkan gelap, sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, maupun hipotesis atau teori.3

F. Teknik Purposive Sampling

Purposive sampling adalah salah satu teknik sampling non random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian.

a. Langkah-langkah Purposive Sampling

Langkah dalam menerapkan teknik ini adalah sebagai berikut:

1. Tentukan apakah tujuan penelitian mewajibkan adanya kriteria tertentu pada sampel agar tidak terjadi bias.

2. Tentukan kriteria-kriteria.

3. Tentukan populasi berdasarkan studi pendahuluan yang teliti.

4. Tentukan jumlah minimal sampel yang akan dijadikan subjek penelitian serta memenuhi kriteria.

3 Jalinankata. 2015. Teknik Analisis Data Kualitatif. Dalam

(21)

BAB 4

PEMBAHASAN

A. Pengaruh Globalisasi terhadap Lunturnya Semangat Kebangsaan Generasi Muda di Kota Pangkalpinang

Globalisasi begitu cepat masuk dalam kehidupan generasi muda zaman sekarang. Proses masuknya globalisasi itu sangat mudah karena para generasi muda dengan tangan terbuka menerimanya. Karena arus globalisasi yang begitu kuat itu, para generasi muda kesulitan dalam menyaring mana hal yang baik, dan mana hal yang buruk. Padahal, globalisasi tidak semuanya mengandung hal-hal positif, melainkan tidak sedikit pula yang mengandung hal-hal negatif.

Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara kami dengan salah satu siswi kelas X MIA 1, Rifdah Dhiyaul Auliyah, yang mengatakan “Globalisasi diterima sebagian orang secara positif dan sebagian orang menerima secara negatif. Apapun dampak yang dirasakan, itu tergantung kepada pemikiran setiap orang yang berbeda-beda. Akan lebih baik jika pandai dalam memanfaatkannya. Jika disalahgunakan, akan menjadi tidak baik.”

Faktor-faktor penyebab terjadinya globalisasi dibagi menjadi dua eksternal dan internal,yaitu :

a. Eksternal

1) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknology (Iptek). 2) Penemuan sarana komunikasi yang semakin canggih. 3) Adnya kesepakatan internasional tentang pasar bebas.

4) Modernsisasi atau pembaruan di berbagai bidang yang dilakukan negara-negara di dunia mempengaruhi negara lain untuk mengadupsi atau meniru hal yang sama. 5) Keberhasilan perjuangan prodemokrasi di beberapa negara di dunia sedikit banyak memberi inspiransi bagi munculnya tuntutan tranparansi dan globalisasi di sebuah negara.

6) Meningkatnya peran dan fungsi lembaga-lembaga internasional. 7) Perkembangan HAM.

(22)

b.Internal

1) ketergantungan sebuah negara terhadap negara-negara lain di dunia. 2) Kebebasan pers.

3) Berkembangnya transparansi dan demokrasi pemerintahan.

4) Munculnya berbagai lembaga politik dan lembaga awadaya masyarakat. 5) Berkembangnya cara berpikir dan semakin majunya pendidikan masyarakat.4

Narasumber kami, Annisa Wardhani, X MIA 2, menyatakan pendapatnya mengenai faktor penyebab terjadinya globalisasi. Ia mengatakan “Menurut saya, faktor pendukung adanya globalisasi itu yang pertama adalah IPTEK yang sudah berkembang. Apalagi dimana-mana orang sudah tidak asing lagi dengan handphone. Dimana-mana membawa handphone, sosial media selalu aktif. Nah, dampaknya jika dari sisi remaja adalah adanya transaksi jual beli online, jasa titip online, banyaknya brand luar yang masuk ke Indonesia, dan mudahnya mendapat info melalui internet. Lalu, faktor kedua, pola berpikir semakin berkembang. Pemikiran remaja sekarang tidak seperti zaman dulu. Jadi, para remaja lebih mudah menerima hal-hal baru.”

Secara umum, globalisasi ada yang berdampak positif, adapula yang negatif. Dampak positif globalisasi adalah sebagai berikut.

1. Produksi global dapat ditingkatkan

2. Menigkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara 3. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri

4. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik 5. Menyediakan dan tambahan untuk pembangunan ekonomi

Sedangkan dampak negatifnya adalah sebagai berikut.

1. Lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan musyawarah mufakat, dan gotong royong.

2. Sedikitnya generasi muda yang melestarikan musik, tarian, dan budaya tradisional.

3. Remaja mengikuti cara berpakaian yang cenderung tidak memperlihatkan kesopanan.

4 Eddhobinggawan. 2014. Krisis yang disebabkan oleh Globalisasi. Dalam

https://perkembanganteknologikomunikasi.wordpress.com/category/globalisasi/, dimuat

(23)

4. Gaya hidup kebarat-baratan

(24)
(25)

5. Merasa dimudahkan dengan teknologi majuyang membuat mereka tidak membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka mahluk sosial.5

Pengaruh globalisasi terhadap lunturnya semangat kebangsaan generasi muda dapat kita lihat pada cara berpakaian. Banyak remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebriti yang cenderung ke budaya Barat.Merekamenggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak bnyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.

Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari-hari. Jika di gunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajaran dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya di internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.

Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang mengganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.

Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antar golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa.

5 Blogegi. 2017. Pengaruh Globalisasi terhadap Generasi Muda. Dalam

http://amaterasubandsmkn1kotobaruegiardofa.blogspot.co.id/2017/03/pengaruh-globalisasi-terhadap-generasi.html, pada 25/04/17.

(26)

Uraian tersebut didukung oleh pendapat dari narasumber kami, Riska Indah Cahyani, X MIA 3. Ia mengatakan “Menurut saya, globalisasi sangat berdampak buruk jika disalah gunakan. Misalnya dalam teknologi. Generasi muda sekarang lebih bersifat individualisme terhadap lingkungan sekitar. Sebab, seseorang tersebut merasa bahwa dirinya dapat melukakan berbagai hal dengan sendirinya. Selain itu, anak muda cenderung berpikir sempit dan pemalas karna sudah dibantu dengan teknologi yang lebih mudah daripada berpikir atau bekerja sekalipun. Itulah yang dapat meruntuhkan nasionalisme dalam diri seorang pemuda.”

Pengaruh globalisasi terhadap lunturnya semangat kebangsaan generasi muda juga berkaitan erat dengan ciri-ciri generasi muda yang sudah terpengaruh oleh globalisasi. Seperti pendapat narasumber kami, Ananda Lovinia, X MIA 4, yang mengatakan “Menurut saya, generasi muda merupakan orang yang masih memiliki pemikiran menemukan jati diri dan kita sebagai generasi muda jatuh pada masa globalisasi yang sangat merajalela dan hal tersebut tidak dapat kita hentikan atau kita abaikan. Nah, secara garis besar, generasi muda itu pasti memiliki perasaan ingin tahu yang tinggi. Pengaruh ada yang positif dan negatif. Apalagi, globalisasi pastilah unviversal. Pengaruh positif yang sangat kita rasakan adalah teknologi. Dengan teknologi, generasi muda pasti sudah tersentuh dengan alat teknologi. Bahkan, teknologi itu sangat bergengsi di kalangan generasi muda dalam belajar bersaing dengan negara lain. Ciri-ciri generasi muda sudah terpengaruh dengan globalisasi adalah secara garis besar generasi muda yang ada di Indonesia tidak dapat menyaring budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia. Dapat kita lihat secara jelas, seperti cara berpakaian, cara berpikir atau memandang, cara berbicara, dan cara berpenampilan pada umumnya.”

B. Cara yang Dapat digunakan untuk Mencegah maupun Mengatasi Dampak Buruk dari Globalisasi terhadap Generasi Muda Sejak Dini

(27)

1. Menyaring budaya asing yang masuk ke negara kita harus yang sesuai dengan kepribadian bangsa.

2. Mencintai atau membeli produk dalam negeri sendiri.

3. Meningkatkan produksi dalam negeri agar dapat bersaing dengan produksi negara negara maju.

4. Berusaha mengikuti perkembangan IPTEK

5. dan yang paling penting meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan YME.

6. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.

7. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.

8. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.

9. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.

10. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa. 6

Narasumber kami, Apreza Triamanda, X MIA 5, menyatakan pendapatnya mengenai cara mencegah sekaligus mengadapi era globalisasi secara individual. Ia mengatakan “Menurut saya, yang paling utama itu addalah harus pandai memilih pergaulan. Tetapi pikiran tetap harus terbuka karena adanya dampak positif juga. Intinya jangan terlalu terjerumus dan pandai dalam menyaring hal-hal yang ada. Yang berdampak positif dapat kita ambil, sedangkan yang berdampak negatif kita jauhi.”

Hal terpenting dari cara mencegah dan menghadapi era globalisasi ini adalah diri sendiri. Jika masing-masing dari kita sudah intropeksi diri dan berniat untuk menghindari dampak-dampak negatif dar globalisasi, namun tetap merasakan dampak positifnya dengan cara menyaring hal-hal yang masuk. Tentunya kita tidak boleh langsung menerima begitu saja tanpa kita saring. Karena globalisasi akan sangat

6 Yoga Rinanda. 2015. Dalam

http://arekkedele.blogspot.co.id/2012/10/cara-menghadapi-era-globalisasi.html, dimuat pada 26/04/17.

(28)

berbahaya apabila kita menyalahgunakannya. Sebaliknya, globalisasi akan sangat berguna apabila kita pandai dalam memanfaatkannya.

(29)

masuk, seperti pengaruh pergaulan bebas dan seks bebas dari buadaya barat harus kita hindari karena membawa pengaruh buruk. Pengaruh dari timur juga ada yang tidak baik, seperti pengaruh budaya dari Jepang yaitu membuat situs yang tidak baik. Jadi, sebagai generasi muda kita harus menyaring hal-hal tersebut terlebih dahulu.”

Jadi, semua kembali kepada diri kita masing-masing. Jika kita tidak pandai dalam menyaringnya, kita akan sangat mudah terkena dampak negatif dari globalisasi. Lain halnya apabila kita pandai dalam menyaringnya.

(30)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Globalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ‘Proses masuknya ke ruang lingkup dunia’. Secara umum, globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandang dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya.

(31)

globalisasi tidak semuanya mengandung hal-hal positif, melainkan tidak sedikit pula yang mengandung hal-hal negatif.

Hal terpenting dari cara mencegah dan menghadapi era globalisasi ini adalah diri sendiri. Jika masing-masing dari kita sudah intropeksi diri dan berniat untuk menghindari dampak-dampak negatif dar globalisasi, namun tetap merasakan dampak positifnya dengan cara menyaring hal-hal yang masuk. Tentunya kita tidak boleh langsung menerima begitu saja tanpa kita saring. Karena globalisasi akan sangat berbahaya apabila kita menyalahgunakannya. Sebaliknya, globalisasi akan sangat berguna apabila kita pandai dalam memanfaatkannya.

B. Saran

Dari hasil pembahasan diatas, dapat dilakukan beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya pergeseran kebudayaan yaitu :

1. Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-masing khususnya dan budaya bangsa pada umumnya.

2. Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita, hiburan dan informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran budaya. 3. Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

1. Aang Imam. 2015. Apa itu Globalisasi? Pengertian, Penyebab, dan Dampak Globalisasi. Dalam http://www.kuliah.info/2015/05/apa-itu-globalisasi-ini-pengertian.html, dimuat pada 24/04/18.

2. Pahlawan Sospendidikan. 2016. Lunturnya Rasa Nasionalisme pada Generasi Muda. Dalam http://pahlawankupendidikan.blogspot.co.id/2016/11/lunturnya-rasa-nasionalisme-pada.html, dimuat pada 24/04/17.

3. Jalinankata. 2015. Teknik Analisis Data Kualitatif. Dalam

https://jalinankata.wordpress.com/2015/11/18/tehnik-analisis-data-kualitatif/, dimuat pada 24/04/17.

(33)

5. Blogegi. 2017. Pengaruh Globalisasi terhadap Generasi Muda. Dalam

http://amaterasubandsmkn1kotobaruegiardofa.blogspot.co.id/2017/03/pengaruh-globalisasi-terhadap-generasi.html, pada 25/04/17.

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru bahasa Indonesia dan be- berapa siswa diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis karangan narasi siswa

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa Perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan motorik halus

Untuk mengajarkan keterampilan berpikir tingkat tinggi memang tidak mudah, contohnya kemampuan menarik kesimpulan, pertama-tama proses kognitif inferring harus dipecah ke

Pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi heuristik merupakan pembelajaran berpaham sistematis, yang menjadikan konflik kognitif sebagai titik awal proses

Jarak  adalah panjang lintasan sesungguhnya yang ditempuh oleh adalah panjang lintasan sesungguhnya yang ditempuh oleh suatu benda dalam waktu suatu benda dalam waktu tertentu

Keputusan dalam investasi berupa saham mengandung risiko tinggi, sehingga informasi tentang risiko sangat penting bagi investor maupun calon investor. Hasil penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan CAMEL, tingkat inflasi, dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan pada

Menurut Ballantine dalam kibtiyah (2013), menyatakan beberapa fungsi pendidikan dalam masyarakat, yaitu; fungsi sosialisasi, seleksi, latihan dan alokasi, inovasi