• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Bilogi Laut Jenis Jeni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Bilogi Laut Jenis Jeni"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I BERAT JENIS ZAT PADAT DAN ZAT CAIR

Nama : Husnul Hatimah

NIM : 1308205019

Dosen : Drs. Ida Bagus Alit Paramartha, M.Si. Asisten Dosen : I Gede Cahya Pradhana

Mega Wahyu

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)

I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Menentukan Berat jenis zat padat yang berbentuk balok.

2. Menentukan berat jenis zat padat yang berbentuk tidak beraturan. 3. Mentukan berat jenis zat cair dengan gelas ukur dan neraca teknis. 4. Mengenal dan belajar menggunakan alat alat bersangkutan.

5. Melatih ketelitian dalam mengukur.

II. DASAR TEORI

Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni. Berat jenis suatu benda adalah suatu gaya yang bekerja pada benda tersebut yang di pengaruhi gaya gravitasi bumi dan massa benda tersebut. Massa dan berat sebenarnya adalah dua besaran yang berbeda. Berat suatu benda dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi dimana benda tersebut berada. Rumus untuk menentukan berat jenis adalah

= (2.1)

Sementara itu, fluida adalah zat alir atau zat dalam keadaan bisa mengalir.

Ada dua macam fluida yaitu cairan dan gas. Salah satu ciri fluida adalah kenyataan

bahwa jarak antara dua molekulnya tidak tetap, bergantung pada waktu. Ini

disebabkan oleh lemahnya ikatan antara molekul yang disebut kohesi.

Akibat yang lainnya adalah sifat kemampuannya untuk dimampatkan.Gas

bersifat mudah dimampatkan sedangkan zat cair sulit. Gas jika dimampatkan

dengan tekanan yang cukup besar akan berubah manjadi zat cair. Mekanika gas dan

zat cair yang bergerak mempunyai perbedaan dalam beberapa hal, tetapi dalam

keadaan diam keduanya mempunyai perilaku yang sama dan ini dipelajari dalam

statika fluida.

Tinjauan dalam statika fluida bersifat makroskopik dan karenanya ketika

kita mengambil elemen volume yang sangat kecil, maka volume ini masih jauh

(3)

Beberapa benda padat,jika dimasukkan ke dalam air, akan mengalami peristiwa yang berbeda-beda. Di antaranya :

1. Tenggelam

Benda dikatakan tenggelam jika benda tersebut turun sampai ke dasar air karena berat jenis benda lebih besar dari berat jenis air. Misalnya batu, besi dan tanah

2. Terapung

Benda dikatakan terapung jika benda itu berada di permukaan di air karena berat jenis benda lebih kecil daripada berat jenis air. Contohnya adalah gabus, tutup botol, kayu dan kapal laut.

3. Melayang

Benda dikatakan melayang jika benda itu berada di antara permukaan dan dasar air karena berat jenis benda sama dengan berat jenis air. Contohnya adalah kapal selam, penyelam, dan telur ayam yang melayang dalam air garam.

Peristiwa mengapung, tenggelam, dan melayang juga dapat dijelaskan berdasarkan konsep gaya apung dan berat benda. Pada suatu benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya dalam zat cair, bekerja gaya apung ( ). Dengan demikian, pada benda yang tercelup dalam zat cair bekerja dua buah gaya, yaitu gaya berat (w) dan gaya apung ( ). Pada benda yang mengapung dan melayang terjadi keseimbangan antara berat benda dan gaya apung. Sehingga berlaku:

= (2.2)

Pada benda yang tenggelam, beratnya lebih besar daripada gaya apung. Sehingga berlaku :

= (2.3)

(4)

lebih kecil dari pada volume balok. Artinya tidak seluruhnya berada terendam dalam cairan dengan perkataan lain benda mengapung. Agar benda melayang maka volume zat cair yang dipindahkan harus sama dengan volume balok dan rapat massa cairan sama dengan rapat rapat massa benda. Jika rapat massa benda lebih besar daripada rapat massa fluida, maka benda akan mengalami gaya total ke bawah yang tidak sama dengan nol. Artinya benda akan jatuh tenggelam.

Salah satu hukum hidrostatika yang lain adalah hukum archimedes yang

mengatakan bahwa setiap benda yang berada dalam satu fluida maka benda itu akan

mengalami gaya keatas, yang disebut gaya apung, sebesar berat air yang

dipindahkannya. Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat

diturunkan dari hukum newton juga. Bila FA>W maka benda akan terdorong keatas

akan melayang. Bila FA<W maka benda akan terdorong kebawah dan tenggelam.

Jika rapat massa fluida lebih kecil daripada rapat massa balok maka agar

balok berada dalam keadaan seimbang, volume zat cair yang dipindahkan harus

lebih kecil dari pada volume balok. Artinya tidak seluruhnya berada terendam

dalam cairan dengan perkataan lain benda mengapung. Agar benda melayang maka

volume zat cair yang dipindahkan harus sama dengan volume balok dan rapat

massa cairan sama dengan rapat rapat massa benda.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain : 1. Neraca teknis

2. Neraca Mohr 3. Piknometer 4. Anak timbangan 5. Air suling

6. Zat padat dan zat cair yang akan ditentukan 7. Gelas dan bangku

(5)

IV. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Menentukan berat jenis zat padat berbentuk balok

Pertama – tama, tebal benda diukur dengan jangka sorong. Lanjutkan dengan panjang dan lebar benda, diukur dengan jangka sorong. Terakhir, benda ditimbang dengan neraca teknis. Kemudian, pengukuran diulangi sampai 5 kali.

B. Menentukan berat jenis zat cair dengan gelas ukur dan neraca

Pertama – tama gelas ukur ditimbang dalam keadaan kosong. Lalu gelas ukur diisi dengan air sebanyak 300 ml kemudian gelas ukur ditimbang seetelah diisi zat cair. Rumus matematis:

= (4.1)

C. Menentukan berat jenis zat padat berbentuk tidak beraturan

Pertama – tama, benda ditimbang pada neraca teknis. Kemudian benda dimasukkan ke dalam gelas ukur yang berisi air suling dan kenaikan air dalam gelas ukur dicatat. Dari hasil yang pertama dan kedua dapat ditentukan volume benda dan FA dengan menggunakan rumus matematis:

= − = = . . (4.2)

V. DATA PENGAMATAN

5.1 Menentukan berat jenis zat padat berbentuk balok 5.1.1 Balok Hitam (Balok A)

No Tebal balok (m) Panjang balok (m) Lebar balok (m) Massa balok (kg)

1 0,036 0,092 0,058 0,1699

2 0,036 0,092 0,058 0,1699

3 0,036 0,092 0,058 0,1699

4 0,036 0,092 0,058 0,1699

(6)

5.1.2 Balok Orange (Balok B)

5.2 Menentukan berat jenis zat cair dengan gelas ukur dan neraca

No Massa gelas kosong (kg) Massa gelas diisi air 300 ml (kg)

1 0,1975 0,4848

2 0,1975 0,4848

3 0,1975 0,4848

4 0,1975 0,4848

5 0,1975 0,4848

(7)

VI. ANALISA DATA 6.1 Ralat

6.1.1 Menentukan berat jenis zat padat berbentuk balok 6.1.1.1 Ralat keraguan untuk tebal balok

6.1.1.1.1 Balok A 6.1.1.2 Ralat keraguan untuk panjang balok

6.1.1.2.1 Balok A 6.1.1.3 Ralat keraguan untuk lebar balok

(8)

∆ = 1

2. ( ) =

1

2. ( 0,001) = 0,0005

̅± ∆ = ( 0,054 ± 0,0005) 6.1.1.4 Ralat keraguan untuk massa balok

6.1.1.4.1 Balok A

6.1.2 Menentukan berat jenis zat cair

6.1.2.1 Ralat keraguan untuk massa gelas kosong = 0,1975

6.1.2.2 Ralat keraguan untuk massa gelas ditambah air 300 mL = 0,4848

(9)

6.1.3.2 Ralat data volume batu

6.2.1 Menentukan berat jenis zat padat berbentuk balok A Diketahui :

(10)

̅ ± ∆ = ( 0,062 ± 0,0005) m

̅ ± = (0,054 ± 0,0005) m

̅ ± ∆ = ( 0,038 ± 0,0005) m

± ∆ = ( 0,1233 ± 0,00005)kg Ditanya : ±∆ = ?

Penyelesaian :

± ∆ = ( ̅ ± ∆ ) ( ̅ ± ∆ ) ( ̅ ± ∆ )= (0,00013± 0,0000039)

± ∆ = ± ∆ ( ) = (0,1233 ± 0,00005) ( 9,8) = ( 1,20834 ± 0,00049) /

±∆ = ± ∆ ± ∆ =

( , ± , )

( , ± , ) = (9294,9± 282,61) N/m 3

6.3.3 Menentukan berat jenis zat cair dengan gelas ukur dan neraca Diketahui :

Massa gelas dalam keadaan kosong = ± ∆ = ( 0,1975 ± 0,00005)

Massa gelas dengan zat cair = ± ∆ = ( 0,4848 ± 0,00005) Volume zat cair sebanyak 300 ml = 0,3 L

Ditanya : ±∆ = ? Penyelesaian :

(11)

± ∆ = ( ± ∆ ) (g)

= (0,2873±0,00010) (9,8) = (2,81±0,00098)kg m/s2 ̅ ± ∆ = ± ∆ = ( , ± , ) /

, = (9,37 ± 0,00327) N/L 6.3.4 Menentukan berat jenis zat padat berbentuk tidak beraturan (batu)

(12)

sebesar ( 0,1975 ± 0,00005) dan massa gelas kosong ditambah dengan air 300 ml sebesar ( 0,4848 ± 0,00005) . Pada pengukuran percobaan berat jenis zat padat berbentuk tidak beraturan didapatkan bahwa masssa benda sebesar ( 0,0134 ± 0,00005) dan volumenya sebesar ( 0,02 ± 0,005) . Dari pengukuran yang dilakukan selanjutnya dapat ditentukan berat jenisnya.

Besarnya berat jenis yang diperoleh dari percobaan berat jenis zat padat yang berbentuk balok yaitu balok A sebesar (8763,26± 239,15) N/m3 dan balok B (9294,9± 282,61) N/m3. Berat jenis zat cair yang diperoleh yaitu sebesar (9,37 ± 0,00327) N/L dan berat jenis zat padat yang berbentuk tidak beraturan

didapatkan (6,566± 1,666) N/L.

Perbedaan besarnya berat jenis yang didapatkan, dipengaruhi oleh

perbedaan massa benda, volume benda, dan kerapatan partikel benda. Kerapatan partikel zat padat berbentuk balok lebih besar dari kerapatan zat padat berbentuk tidak beraturan dan kerapatan zat padat berbentuk tidak beraturan lebih besar dari kerapatn zat cair. Oleh sebab itu, zat padat berbentuk balok memiliki berat jenis yang terbesar, diikuti dengan zat padat berbentuk tidak beraturan, dan zat cair. Selain itu pula, ada faktor-faktor yang menyebabkan kekurangtelitian data yang kami dapatkan antara lain :

1. Ketidaktelitian dalam penggunaan alat. 2. Kesalahan dalam melakukan pengukuran.

3. Kerusakan pada alat pengukuran yang disebabkan usia alat yang sudah cukup lama sehingga ketelitiannya menjadi berkurang.

(13)

VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

matematis, massa jenis dirumuskan : v m

3. Berat jenis zat padat yang berbentuk balok untuk balok A adalah (8763,26± 239,15) N/m3 dan balok B adalah (9294,9± 282,61) N/m3. 4. Berat jenis zat cair adalah (9,37 ± 0,00327) N/L.

5. Berat jenis benda yang berbentuk tidak beraturan adalah (6,566± 1,666) N/L.

6. Bila FA>W maka benda akan terdorong keatas akan melayang. 7. Bila FA<W maka benda akan terdorong kebawah dan tenggelam.

8. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan permasalahan dalam praktikum yaitu :

 Ketidaktelitian dalam penggunaan alat.  Kesalahan dalam melakukan pengukuran.

 Kerusakan pada alat pengukuran yang disebabkan usia alat yang sudah

cukup lama sehingga ketelitiannya berkurang.

 Faktor lingkungan sekitar tempat praktikum.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Paramarta, Ida Bagus Alit dan I Gede Cahya Pradhana.2013. Penuntun Praktikum

Fisika Dasar 1. Bukit Jimbaran : Fakultas Mipa Universitas Udayana

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga

http://id.wikipedia.org/wiki/Massa_jenis (Diakses tanggal 5 Desember 2013)

http://yayat-arizonia.blogspot.com/2010/11/massa-jenis-adalah-pengukuran-massa.html

(Diakses tanggal 5 Desember 2013)

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kajian lepas menyarankan supaya aspek pengurusan sosio-emosi PPB diberi perhatian kerana ketidakselarasan di antara perkembangan kognitif dengan

hasil dari kelulusan ujan tersebut adalah berupa sebuah tesis yang berjudul “ Model Pembelajaran Kesenian Madihin Melalui Pendekatan Inquiry Discovery di SMP Negeri

Pengecer dan Penjual Langsung untuk diminum ditempat yang akan memperpanjang izinnya harus mengajukan permohonan perpanjangan izin kepada Bupati paling lambat 30 (tiga

Simpulan penelitian ini adalah penggunaan media pop up book dapat meningkatkan hasil keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa kelas IV salah satu SD negeri di Boyolali..

Penyajian konsep jalur metabolisme secara tersendiri biasanya diberikan setelah siswa/mahasiswa memahami karakteristik senyawa organik dan organik yang terlibat dalam

Film yang dirilis 15 Agustus 2012 di 8 negara, yakni USA, Hong Kong, Singapore, Taiwan, Jepang, German, Perancis, dan Korea Selatan, serta hak siar yang sudah

Menurut definisi Bank Dunia dalam Santiso (2001), tata kelola ( governance ) mencakup bentuk dari rejim politik suatu negara yakni proses dimana kekuasaan

Clean water &amp; community toilet; 49; 18% Mosque renovation; 143; 52% Health renovation; 20; 7% School renovation; 52; 19% Road improvement; 10; 4%.. BPI Reforestation