• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA POP UP BOOK UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA PADA SISWA SEKOLAH DASARAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA POP UP BOOK UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA PADA SISWA SEKOLAH DASARAK"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA POP UP BOOK UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Isti Khomah 1), Siti Istiyati 2), Joko Daryanto 3)

PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail:

1istikhomah221195@gmail.com 2siti_ipgsd@yahoo.co.id 3jokodaryanto@fkip.uns.ac.id

Abstrack: The objective of this research is to improve the Javanese script reading skill with the use of pop up book media of the four grade students in one of the elementary school in Boyolali in academic year 2017/2018. This research use the classroom action research with two cycles. Each cycle consist of four stages, namely: planning, implementation, observation, and reflection. The subjects of this research are teacher and four grade students in one of the elementary school in Boyolali which amounted to 32 students.The data of the research were collected through in-depth interview, observation, documentation, and test. They were validated by using content validity, data source triangulation, and data collection technique triangulation. Data analysis techniques use the interactive model of analysis as claimed by Miles and Huberman consisting of four components, namely: data collection, data reduction, data display, and conclusion drawing or verification. Thus, the use of Pop Up Book media could improve the Javanese script reading skill of the five grade students in one of the elementary schoo; in Boyolali

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa melalui penggunaan media pop up book pada siswa kelas IV salah satu SD Negeri di Boyolali tahun ajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru kelas IV dan siswa kelas IV salah satu SD Negeri di Boyolali yang berjumlah 32 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, obsevasi, dokumentasi dan tes. Uji validitas data menggunakan validitas isi, triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Data yang sudah terkumpul dianalisis menggunakan analisis interaktif menurut Miles dan Huberman yang terdiri atas empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Simpulan penelitian ini adalah penggunaan media pop up book dapat meningkatkan hasil keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa kelas IV salah satu SD negeri di Boyolali.

Kata kunci: media pop up book, keterampilan membaca aksara Jawa Bahasa Jawa merupakan salah satu

kebudayaan yang memiliki peran penting karena di dalamnya mengandung nilai-nilai luhur seperti nilai tata krama dan nilai keso-panan. Oleh karena itu, Bahasa Jawa sangat penting untuk tetap dijaga dan dilestarikan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh peme-rintah untuk melestarikan Bahasa Jawa salah satunya melalui jenjang pendidikan. Hal ini diwujudkan dengan menjadikan Bahasa Jawa sebagai mata pelajaran wajib setiap jenjang pendidikan di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini diperkuat dengan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 423.5/5/2010 dan No-mor 423.5/27/2011 tentang Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Jawa untuk jenjang pendi-dikan SD/ SDLB/ MI, SMP/ SMPLB/ MTs dan SMA/ SMALB/ SMK/ MA negeri dan swasta bahwa Bahasa Jawa sebagai muatan lokal wajib di Provinsi Jawa Tengah.

Rohmadi dan Hartono (2008 :190) berpendapat bahwa Bahasa Jawa merupakan mata pelajaran yang tidak hanya untuk me-lestarikan budaya daerah, tetapi juga diguna-kan sebagai media peningkatan budi pekerti siswa yang mengalami penurunan akhlak sopan santun. Mata pelajaran Bahasa Jawa memberikan pelajaran tentang tata cara ber-bicara atau biasa disebut unggah-ungguh ba-sa sesuai dengan orang yang akan diajak bi-cara, seperti menggunakan bahasa ngoko

(2)

Jawa itu penting dilaksanakan dalam semua jenjang pendidikan.

Pembelajaran Bahasa Jawa memiliki dua aspek penting yaitu aspek keterampilan bersastra dan keterampilan berbahasa. Keterampilan bersastra adalah keterampilan menghasilkan karya sastra yang ditujukan untuk menyampaikan gagasan atau ide piki-ran kepada opiki-rang lain baik secara tertulis ma-upun tidak tertulis, contohnya adalah apresiasi sastra. Keterampilan berbahasa ada-lah kemampuan seseorang dalam menggu-nakan bahasa meliputi mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (2008:1) bahwa ada empat macam keterampilan berbahasa yaitu men-dengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Demikian pula yang ada dalam mata pela-jaran Bahasa Jawa salah satunya yaitu kete-rampilan membaca. Membaca menurut Tari-gan (2008:7) adalah suatu proses yang dila-kukan oleh seorang pembaca untuk menyam-paikan pesan yang diperoleh kepada penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

Salah satu keterampilan membaca dalam mata pelajaran Bahasa Jawa adalah keterampilan membaca aksara Jawa. Sejarah aksara Jawa ini dikisahkan dalam Serat Aji Saka (J Kats, 1953: 3-20) bahwa setelah ke-matian Dewatacengkar, Aji Saka diangkat sebagai raja Kerajaan Medhangkamulan serta diberi gelar Prabu Jaka. Tidak lama setelah itu, Aji Saka ingat tentang dua abdi yang di-tinggalkannya di Pulau Majheti. Aji Saka ke-mudian mengutus abdinya yang lain bernama Duga dan Prayoga untuk menjemput Dora dan Sembada di Pulau Majheti.

Dora bertemu dengan Duga dan Pra-yoga di tengah perjalanannya yang membawa pesan dari Aji Saka. Duga dan prayoga me-minta Dora untuk kembali ke Majheti men-jemput Sembada dan membawa pulang keris atas perintah Aji Saka, tetapi saat Dora kem-bali dan menemui Sembada, hal yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan. Sembada me-nolak untuk ikut pergi ke Medhangkamulan karena yakin bahwa Aji Saka akan menepati janjinya untuk mengambil sendiri keris ter-sebut.

Dora dan Sembada akhirnya saling bertengkar dan terjadilah perang yang mene-waskan keduanya. Tidak lama kemudian, Aji

Saka mengutus Duga dan Prayoga untuk kembali ke Pulau Majheti menyusul Dora. Sesampainya di Pulau Majheti, mereka ter-kejut karena melihat kedua temannya tewas mengenaskan bertancap keris pusaka miliki Aji Saka. Duga dan Prayoga pun mengantar-kan kematian Dora dan Sembada dengan se-mestinya.

Duga dan Prayoga kembali ke Me-dhangkamulan untuk menceritakan segala sesuatu yang terjadi di Majheti kepada Aji Saka. Aji Saka sangat menyesal karena keja-dian tersebut terjasi karena kelalaiannya un-tuk menepati janji mengambil sendiri keris tersebut. Peristiwa tersebut menjadi alasan Aji Saka untuk membuat dua puluh huruf Jawa yang dinamakan aksara Jawa Nglegena untuk mengenang kedua abdinya. Menurut Hadiwirodarsono (2010:5) aksara Jawa ngle-gena adalah aksara atau huruf Jawa yang be-lum mendapat sandhangan sama sekali.

Membaca aksara Jawa merupakan salah satu standar kompetensi yang ada da-lam muatan lokal bahasa Jawa. Pembelaja-ran aksara Jawa yang dipelajari di kelas 4 adalah membaca aksara Jawa dengan penam-bahan sandhangan panyigeg wanda. Danusu-prapta (2003: 18) berpendapat bahwa “san-dhangan ialah tanda diakritik yang dipakai sebagai pengubah bunyi di dalam tulisan Jawa” dan menyatakan bahwa sandangan aksara Jawa dibedakan menjadi dua yaitu; (1) sandangan bunyi vokal atau sandhangan swara dan (2) sandangan konsonan atau san-dhangan panyigeg wanda (2003: 19). San-dhangan panyigeg wanda menurut Hadiwi-rodarsono (2010:7) ada 4 jenis yaitu: 1)

Pangkon, 2) Cecak, 3), Wignyan, 4)Layar.

(3)

yaitu lafal, intonasi, kelancaran dan kete-patan. Aspek penilaian yang masih perlu bimbingan adalah aspek kelancaran dan pela-falan dalam membaca aksara Jawa. Siswa masih banyak yang membaca dengan terbata-bata dan pelafalan yang kurang jelas. Pada hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa juga masih kesulitan dalam menggu-nakan sandhangan panyigeg wanda khusus-nya pada pangkon dan cecak. Data hasil uji pratindakan menunjukkan bahwa hanya 4 siswa atau 12,50 % siswa yang nilainya me-menuhi KKM, sedangkan 87,50% siswa ti-dak memenuhi nilai KKM yaitu sebanyak 28 siswa dari 32 siswa. KKM yang telah ditetap-kan adalah ≥ 75.

Banyak faktor yang menjadi penye-bab hasil keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa kelas IV ini masih rendah, salah satunya adalah siswa menganggap bahwa materi aksara Jawa itu sangat sulit terlebih lagi karena hurufnya yang rumit. Hal ini juga yang menyebabkan siswa sulit untuk meng-hafal aksara Jawa tersebut. Selain itu juga ka-rena pembelajaran yang berlangsung selama ini lebih didominasi oleh guru dengan meto-de ceramah dan kurang maksimal dalam menggunakan media yang telah tersedia.

Sutrisna Wibawa (2011: 1) menya-takan bahwa dalam pelaksanaan pembe-lajaran, pelajaran bahasa Jawa hendaknya dikemas dengan menarik dan lebih bermakna supaya tidak membosankan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka untuk menciptakan suatu proses pembelajaran bahasa Jawa yang menyenangkan bisa dilakukan dengan cara menggunakan media pembelajaran yang baik dan menarik. Media menurut Sukiman (2012: 29) adalah segala sesuatu yang dapat diguna-kan untuk menyampaidiguna-kan pesan dari pengi-rim kepada penepengi-rima yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses pembelajaran dapat berlang-sung dengan efektif.

Media yang dapat digunakan salah satunya adalah Pop Up Book. Menurut Con-rado, dkk (2014: 2) menyatakan bahwa “pa -per pop ups or movable books are three dimensional books that contain paper pieces that pop up out or move when the book is opened and fold completely flat when the

book is closed”. Buku Pop Up adalah buku

yang memiliki unsur tiga dimensi ketika buku tersebut dibuka dan rata kembali saat buku ditutup. Pop Up Book ini dilengkapi gambar yang dapat membuat anak lebih ter-tarik selama pembelajaran.

Pop Up Book memiliki kelebihan terutama pada penyajiannya yang sangat menarik. Kelebihan tersebut dapat dilihat dari bentuk gambar yang timbul atau ber-dimensi tiga, gambar yang dapat bergerak ketika buku dibuka dan gambar yang dapat diubah sesuai dengan kebutuhan materi da-lam buku tersebut. Dengan demikian pop up book dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Yuli-anti dkk dalam jurnal internasional (2017-:3751) yaitu “Pop up books can foster

interest in children’s learning” yang artinya

bahwa buku pop up dapat menumbuhkan mi-nat belajar siswa dalam pembelajaran.

Pop Up Book juga memiliki kele-bihan untuk memberikan penjelasan materi secara lebih baik agar lebih mudah ditangkap oleh siswa. Hal ini juga sesuai pendapat Van Dyk (2011: 6) yang menyatakan bahwa“Mo -vable and pop-up books were used to demon-strate visually complex system, particularly relating to medicine, mathematics, and

tech-nology”. Artinya bahwa pop up book ini

di-gunakan untuk menjelaskan sistem visual (yang dapat dilihat) secara kompleks, khu-susnya yang berkaitan dengan bidang kedok-teran, matematika, dan teknologi. Akan teta-pi, seiring dengan perkembangan zaman penggunaan pop up book dapat digunakan di bidang lain seperti bahasa seperti bahasa Ing-gris, bahasa Indonesia maupun bahasa dae-rah.

Tujuan dari penelitian ini adalah un-tuk meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa melalui media Pop Up Book

pada siswa kelas IV salah satu SD Negeri di Boyolali tahun ajaran 2017/2018.

METODE

(4)

yang berjumlah 32 siswa yang terdiri atas 19 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

Data kuantitatif dalam penelitian ini didapatkan dari nilai uji pratindakan materi membaca aksara Jawa kelas IV salah satu SD Negeri di Boyolali. Data kualitatif pada pene-litian ini adalah hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas IV salah satu SD Nege-ri di Boyolali terkait proses pembelajaran membaca aksara Jawa, dokumen yang berupa silabus pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), foto-foto, dan lain seba-gainya, serta hasil observasi mengenai pelsanaan kegiatan pembelajaran membaca ak-sara Jawa salah satu SD Negeri di Boyolali. Sumber data primer pada penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV salah satu SD Negeri di Boyolali tahun ajaran 2017/2018. Sumber data sekunder pada penelitian ini berasal dari silabus pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan doku-mentasi kegiatan selama proses penelitian dilaksanakan.

Teknik pengumpulan data yang digu-nakan adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi dengan teknik validitas be-rupa validitas isi, triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif Miles dan Hubberman yang meli-puti, pengumpulan data, reduksi data, penya-jian data, dan penarikan kesimpulan. Prose-dur peneltian ini dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Indi-kator kinerja penelitian ini adalah 80% (26 diperoleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa hasil keterampilan membaca aksara Jawa siswa kelas IV salah satu SD Negeri di Boyolali masih rendah. Hal ini didukung dari hasil uji pratindakan yang menunjukkan bah-wa hanya 11,11% atau 4 sisbah-wa yang menda-patkan nilai sesuai KKM dan sisanya seba-nyak 28 siswa atau 88,88% memperoleh nilai di bawah KKM. KKM yang telah ditetapkan adalah ≥ 75. Distribusi data hasil uji pratin- dakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1 Distribusi Nilai Keterampilan Mem- baca Pratindakan

Ketuntasan klasikal 4/32x 100% = 12,50%

Tabel 1 di atas adalah hasil keteram-pilan membaca siswa sebelum menggunakan media pop up book. Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan bahwa siswa yang mem-peroleh nilai sesuai dengan KKM ada 4 siswa atau 12,5% dan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM ada 28 siswa atau 87,50%. Nilai rata-rata kelas yaitu 50,75.

Hasil ketuntasan klasikal pada uji pratindakan belum mencapai indikator kiner-ja yang ditetapkan sehingga dilakukan tinda-kan selanjutnya pada siklus I. Pada siklus I ini pembelajaran sudah meng-gunakan media

pop up book. Adapun distribusi data pada si-klus I dapat dilihat pada tabel 2 sebagai beri-kut:

Ketuntasan Klasikal 18/32 x 100% = 56,25%

(5)

yang terjadi pada siklus I. Adapun distribusi data pada siklus II dapat kita lihat pada tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3 Distribusi Nilai Keterampilan Membaca Siklus II

No Interval Nilai

Frekuensi (fi)

Presentase (%)

1. 71-74 4 12,5

2. 75-78 11 34,5

3. 79-82 10 31,25

4. 83-86 6 18,75

5. 87-90 1 2

Jumlah 32

Nilai Rata-Rata 79,14

Ketuntasan klasikal 28/32 x 100% = 87,50%

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat kita ketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai sesuai KKM ada 28 siswa atau 87,50% dan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM ada 4 siswa atau 12,50 % dengan nilai rata-rata 79,14. Hasil ketuntasan klasikal pada siklus II sebesar 87,50% menunjukkan bahwa hasil tersebut sudah mencapai indi-kator kinerja yang ditetapkan yaitu 80% sehingga tindakan untuk meningkatkan kete-rampilan membaca aksara Jawa pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Boyolali berhasil dan dihentikan pada siklus II.

PEMBAHASAN

Pembelajaran membaca aksara Jawa menggunakan media pop up book dapat meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa siswa. Hal ini didukung dengan berbagai kelebihan yang dimiliki oleh media

pop up book seperti tampilan yang menarik, gambar-gambar yang muncul saat buku dibuka dan penggunaannya yang melibatkan siswa. Hasil keterampilan siswa pada uji pratindakan sebelum menggunakan media

pop up book menunjukkan bahwa bahwa rata-rata ketuntasan klasikal yang memenuhi KKM (≥75) hanya sebesar 12,5% atau 4 sis-wa dari 32 sissis-wa. Pada pembelajaran sebe-lum menggunakan pop up book siswa masih kesulitan dalam membaca aksara Jawa. Hal ini terbukti dari hasil uji pratindakan siswa tidak dapat membaca kata atau kalimat ber-huruf Jawa dengan struktur kalimat yang tepat sehingga kalimat yang terbentuk tidak bermakna. Selain itu pengucapannya masih terbata-bata dan pelafalan kata atau kalimat

tidak jelas. Oleh karena itu, dilakukan pem-belajaran menggunakan media pop up book

yang dilaksanakan dalam dua siklus.

Pembelajaran menggunakan media

pop up book ini terbukti dapat memberikan dampak positif terhadap berlangsungnya pembelajaran siswa seperti siswa menjadi aktif, antusias, dan berani menyampaikan pendapatnya. Beberapa bukti dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas siswa yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Pada saat pembelajaran, siswa terlihat lebih aktif dan antusias dalam membaca aksara Jawa, siswa menjadi semakin percaya diri dalam membaca aksara Jawa di depan kelas. Penggunaan media pop up book ini meli-batkan siswa secara langsung untuk aktif menggunakan media tersebut baik dalam membuka, menggeser, menempel maupun menutup media tersebut sehingga siswa ter-tarik mengikuti pembelajaran sampai selesai. Hal ini sesuai dengan pendapat Yulianti dkk (2017) bahwa penggunaan media pop up book dapat menumbukan minat belajar siswa yang akan membuat siswa aktif selama pem-belajaran berlangsung.

Penggunaan media pop up book ini juga dapat menciptakan suasana pembe-lajaran yang menyenangkan sehingga siswa tidak cepat bosan dan minat belajar siswa meningkat. Temuan ini sesuai dengan penda-pat Van Dyk (2011:5) bahwa media pop up book ini dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan karena siswa aktif ter-libat dalam penggunaan media pop up ter-sebut. Selain itu, media pop up book juga dapat membuat siswa lebih mudah menerima dan memahami materi aksara Jawa yang disampaikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Van Dyk (2011) bahwa media pop up book ini dapat mempermudah siswa da-lam memahami materi yang akan disam-paikan. Berdasarkan temuan-temuan tersebut maka siswa semakin semangat mengikuti pembelajaran dan dapat membaca aksara Jawa dengan lafal yang jelas, intonasi yang tepat, lancar dan tepat dalam pengucapan kata atau kalimat berhuruf Jawa.

(6)

men-capai kategori terampil membaca aksara Jawa. Pada penelitian ini masih ada sekitar 4 siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Ada satu siswa yang pendiam, ada siswa yang berasal dari luar pulau Jawa dan dua siswa lainnya sudah bisa akan tetapi harus banyak berlatih. Guru sudah mencoba melakukan cara untuk mengatasi hal tersebut antara lain sering melibatkan siswa dalam setiap tahap pembelajaran misalnya saat pe-nyampaian hasil diskusi kelompok, sering mengontrol langsung pada siswa tersebut saat pembelajaran sehingga dapat lebih intens dalam memberikan pengajaran. Hal ini ter-nyata belum dapat membuat siswa tersebut memperoleh nilai sesuai KKM yang telah ditetapkan, sehingga peneliti menyerahkan empat siswa tersebut kepada guru kelas untuk mendapatkan bimbingan lanjutan khu-susnya pada materi membaca aksara Jawa.

Berdasarkan pembahasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pop up book dalam pembelajaran Ba-

hasa Jawa dapat meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa siswa kelas IV salah satu SD Negeri di Boyolali tahun ajaran 2017/2018.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tinda-kan kelas yang telah dilakutinda-kan dalam dua siklus, diperoleh hasil keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa kelas empat meng-gunakan media pop up book mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pop up book dapat meningkatkan hasil keterampilan membaca aksara Jawa pada siswa kelas IV salah satu SD Negeri di Boyo-lali tahun ajaran 2017/2018. Pembelajaran menggunakan media pop up book dapat berjalan dengan baik dan lancar serta di-peroleh hasil sebanyak 28 siswa atau 87,50% siswa mendapatkan nilai lebih dari sama dengan 75 atau termasuk ke dalam kategori terampil.

DAFTAR PUSTAKA

Birmingham, Duncan. 2006. Pop-Up A Manual of Paper Mechanism. Diperoleh pada 4 Desember 2017 dari http://www.basearts.com/artquest/handouts/Pop%20up_a%20-manual%20of%20paper.pdf

Danusuprapta. 2002. Pedoman Penulisan Aksara Jawa. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.

Dyk, Van Stephen. 2011. Paper Engineering: Fold, Pull, Pop, and Turn. Diperoleh pada 4 Desember 2017 dari http://www.sil.si.edu/pdf/FPPT_brochure.pdf.

Hadiwirodarsono. 2010. Belajar Membaca dan Menulis Aksara Jawa. Surakarta: Kharisma. KATS, J. 1953. Punika Papethikan Saking Serat Jawi Ingkang Tanpa Sekar. Jakarta:

Nurhop-polep.

Rohmadi, Muhammad dan Lili Hartono. 2011. Kajian Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa Teori dan Pembelajarannya. Surakarta: Pelangi Press.

Ruiz, Conrado R, dkk. 2014. Multi-Style Paper Pop Up Designs from 3D Models. Diperoleh 4 Desember 2017 dari https://www.comp.nus.edu.sg/~lowkl/publications-/multistyle_popup_eg2014.pdf.

Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran . Yogyakarta: Pendagogia.

Sutrisna, Wibawa. 2011. Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Jawa di Sekolah.

Yogyakarta: FBS UNY.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.

Gambar

Tabel 2  Distribusi Nilai Keterampilan Membaca Siklus 1
Tabel 3 Distribusi Nilai Keterampilan Membaca Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan keterampilan menulis cerita pendek menggunakan media pop up siswa kelas IV SD

Penelitian ini bertujuan untuk untuk: (1) meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa dengan menggunakan pendekatan Active Learning berbantuan media Flash Cards,

Pada uji coba media pop up book, selain melihat nilai angket respon siswa dalam menggunakan media pop up book berbasis literasi digital, juga melihat hasil kemampuan

Hasil yang didapat adalah terwujudnya media pembelajaran pop up book dimana penggunaan media pop up book sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan hasil

Berdasarkan uji coba yang melibatkan peserta didik SD kelas V yang berjumlah 4 orang didapatkan data hasil uji coba terhadap media pop-up book yang dikumpulkan melalui dari lembar

Penyusunan skripsi dengan judul “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN POP UP BOOK PADA MATERI KEBERAGAMAN BUDAYA UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR” merupakan bagian dari penelitian dan

Hasil penelitian ini menunjukkan: 1 pengembangan Pop-Up Book sebagai media pembelajaran menulis teks prosedur bagi siswa smp kelas VII MTs N 7 Sleman; 2 kualitas Pop-Up Book untuk

3027 Sekolah Dasar” oleh Nurul Hikmah dan Maryam Isnaini Damayanti media Pop-Up Book valid dan praktis untuk dijadikan sebagai media pembelajaran membaca nyaring cerita peserta didik