• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Dan Distilasi Batch

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Dan Distilasi Batch"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

DISTILASI BATCH

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Dapat melakukan percobaan distilasi batch dengan sistem refluk. 2. Dapat mengkaji pengaruh perbandingan refluk (R) terhadap komposisi

etanol dalam distilat selama waktu operasi lima menit.

B. DASAR TEORI 1. Distilasi

Distilasi didefinisikan sebagai sebuah proses dimana campuran dua atau lebih zat liquid atau vapor dipisahkan menjadi komponen fraksi yang murni, dengan pengaplikasian dari perpindahan massa dan panas. Pemisahan campuran liquid dengan destilasi bergantung pada perbedaan volatilitas antar komponen. Komponen yang memiliki relative volatility yang lebih besar akan lebih mudah pemisahannya. Uap akan mengalir menuju puncak kolom sedangkan liquid menuju ke bawah kolom secara counter-current (berlawanan arah). Uap dan liquid akan terpisah pada plate atau packing. Sebagian kondensat dari Condensor dikembalikan ke puncak kolom sebagai liquid untuk dipisahkan lagi, dan sebagian liquid dari dasar bolom diuapkan pada Reboiler dan dikembalikan sebagai uap.

Pemisahan komponen-komponen dari campuran liquid melalui destilasi bergantung pada perbedaan titik didih masing-masing komponen. Juga bergantung pada konsentrasi komponen yang ada. Campuran liquid akan memiliki karakteristik titik didih yang berbeda. Oleh karena itu, proses destilasi bergantung pada tekanan uap campuran liquid.

(2)

lebih banyak komponen yang lebih mudah menguap relative terhadap fase cair, berarti menunjukkan adanya suatu pemisahan. Sehingga kalau uap yang terbentuk selanjutnya diembunkan dan dipanaskan secara berulang-ulang, maka akhirnya akan diperoleh komponen-komponen dalam keadaan yang relatif murni.

2. Packing

Packing umumnya dibagi menjadi tiga kelas.

1. Random atau dumped packing, merupakan packing yang berdiri sendiri yang memiliki bentuk specific geometry yang disusun secara acak pada sebuah kolom.

2. Structure atau schematically packing, merupakan packing yang terbentuk dari lapisan-lapisan dari kabel atau lembaran metal yang dilipat dengan pola tertentu.

3. Grid, packing jenis ini juga disusun secara schematically, bedanya pada packing ini disusun saling berseberangan sehingga dapat membentuk pola seperti berlian pada bagian yang kosong diantara keduanya.

Penggunaan packing pada percobaan ini adalah untuk memaksimalkan specific surface area, untuk menyebar surface area secara seragam, untuk membantu mendistribusikan uap dan liquid secara merata ke seluruh packed bed, untuk memudahkan melakukan pengeringan sehingga stagnan pockets liquid diminimalisasi dan untuk memaksimalkan wetting surface.

3. Distilasi Batch

Salah satu modus operasi distilasi adalah distilasi curah (batch distillation). Pada operasi ini, umpan dimasukkan hanya pada awal operasi, sedangkan produknya dikeluarkan secara kontinyu. Operasi ini memiliki beberapa keuntungan :

(3)

ukuran minimum agar dapat digunakan pada skala industrial. Di bawah batas minimum tersebut, harga peralatan akan lebih mahal dan tingkat kesulitan operasinya akan semakin tinggi.

2) Karakteristik umpan maupun laju operasi berfluktuasi sehingga jika dilaksanakan secara kontinu akan membutuhkan fasilitas pendukung yang mampu menangani fluktuasi tersebut. Fasilitas ini tentunya sulit diperoleh dan mahal harganya. Peralatan distilasi curah dapat dipandang memiliki fleksibilitas operasi dibandingkan peralatan distilasi kontinu. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa peralatan distilasi curah sangat cocok digunakan sebagai alat serbaguna untuk memperoleh kembali pelarut maupun digunakan pada pabrik skala pilot.

Perangkat praktikum distilasi batch membawa para pengguna untuk mempelajari prinsip-prinsip dasar pemisahan dengan operasi distilasi, seperti kesetimbangan uap cair dan pemisahan lewat multitahap kesetimbangan. Perangkat ini dapat juga dimanfaatkan untuk mempelajari dasar-dasar penilaian untuk kerja kolom distilasi pacing dan mempelajari perpindahan massa dalam kolom distilasi packing. Sebuah distilasi batch dapat dioperasikan dalam beberapa cara:

(4)

Gambar B.1 Skema Rektifier Distilasi Batch

b) Komposisi overhead konstan, dengan berbagai refluks. Jika diinginkan untuk mempertahankan komposisi overhead yang konstan dalam kasus biner campuran, jumlah refluks kembali ke kolom harus terus-menerus meningkat. Kolom secara bertahap habis dari komponen yang lebih ringan. Peningkatan refluks biasanya bertahap pada awalnya. Akhirnya, titik dicapai di mana ada sedikit komponen yang lebih ringan yang tersisa di dalam kolom dan rasio refluks telah mencapai nilai yang sangat tinggi.

(5)

operasi distilasi. Ada kemungkinan untuk mengoptimalkan rasio refluks untuk mencapai pemisahan yang diinginkan di waktu yang minimum. Operasi yang lebih kompleks mungkin melibatkan penarikan sidestreams, ketentuan untuk intercondensers, penambahan feed untuk tray, dan penambahan feed secara periodik ke dalam kolom.

4. Distilasi Batch dengan Sistem Refluks

Pada proses pemisahan secara distilasi, peningkatan efisiensi pemisahan dapat dilakukan dengan cara mengalirkan kembali sebagian produk hasil puncak dan/ atau hasil dasar, masuk kembali ke dalam kolom. Cara ini dikenal sebagai operasi distilasi dengan sistem refluks.

Secara refluk dimaksudkan untuk memberi kesempatan cairan refluk dan/ atau uap refluk untuk mengadakan kontak ulang dengan fasa uap maupun fasa cairannya dalam kolom sehingga:

a) Secara total, waktu kontak antarfasa semakin lama

b) Perpindahan massa dan perpindahan panas akan terjadi kembali c) Distribusi suhu, tekanan dan konsentrasi di setiap fasa semakin

uniform

d) Terwujudnya keseimbangan semakin didekati

Peningkatan efisiensi pemisahan dapat ditinjau dari sudut pandang:

a) Untuk mencapai kemurnian yang sama, jumlah stage ideal yang dibutuhkan semakin sedikit

b) Pada penggunaan jumlah stage ideal yang sama, kemurnian produk hasil pemisahan semakin tinggi

5. Rektifikasi dengan Refluks Konstan

(6)

yang lebih baik dari pada distilasi diferensial biasa, karena kolom rektifikasi menyediakan terjadinya serangkaian tahap kesetimbangan. Dengan jumlah tahap kesetimbangan yang lebih banyak, komposisi komponen yang mudah menguap di fasa uap akan semakin besar atau dengan kata lain, pemisahan yang diperoleh akan lebih baik. Kolom rektifikasi dapat berupa kolom dengan baki (plate) atau dengan isian (packing). Di puncak kolom, sebagian cairan hasil kondensasi dikembalikan ke dalam kolom sebagai refluks agar pada kolom terjadi kontak antar fasa uap-cair.

Jika nisbah refluks dibuat tetap, maka komposisi cairan dalam reboiler dan distilat akan berubah terhadap waktu. Untuk saat tertentu, hubungan operasi dan kesetimbangan dalam kolom distilasi dapat digambarkan pada diagram McCabe- Thiele. Perhatikan gambar 2 berikut ini.

(7)

Pada saat awal operasi (t=t0), komposisi cairan di dalam reboiler dinyatakan dengan x0. Jika cairan yang mengalir melalui kolom tidak terlalu besar dibandingkan dengan jumlah cairan di reboiler dan kolom memberikan dua tahap pemisahan teroritik, maka komposisi distilat awal adalah xD. Komposisi ini dapat diperoleh dengan membentuk garis operasi dengan kemiringan L/V dan mengambil dua buah tahap kesetimbangan antara garis operasi dan garis kesetimbangan seperti yang ditunjukan pada gambar 3. Pada waktu tertentu setelah operasi (t=t1), komposisi cairan di dalam reboiler adalah xW dan komposisi distilat adalah xD. Karena refluks dipertahankan tetap, maka L/V dan tahap teoritik tetap.

Secara umum, persamaan garis operasi adalah sbb :

V

Persamaan (1) jarang digunakan dalam praktek karena melibatkan besaran L dan V yaitu laju alir cairan dan uap yang mengalir di dalam kolom. Dengan mendefinisikan nisbah refluks, R, sebagian R = L/D, maka persamaan (1) dapat diubah menjadi :

1

Waktu yang diperlukan untuk distalasi curah menggunakan kolom rektifikasi dengan refluks konstan dapat dihitung melalui neraca massa total berdasarkan laju penguapan konstan, V, seperti ditunjukkan berikut ini :

6. Rektifikasi dengan Komposisi Distilat Konstan

(8)

sejumlah bahan yang mudah menguap dikeluarkan melalui distilat, maka komposisi cairan di dalam labu didih dan distilat akan menurun dengan berlangsungnya operasi. Untuk mempertahankan komposisi distilat, nisbah refluks ditingkatkan sedemikian rupa sehingga komposisi distilat dapat dipertahankan, hal ini dapat dilaksanakan dengan apabila jumlah tahap (teoritik) kolom sudah diketahui. Jadi, dengan mengukur komposisi cairan di dalam labu didi, dapat dilakukan perhitungan trial and error untuk mendapatkan suatu garis operasi yang sesuai dengan jumlah tahap teoritik kolom dan mencapai komposisi distilat yang dikehendaki. Pada dasarnya hal ini berlangsung secara dinamik dan harus diperbaharui setiap saat, namun secara praktis, perhitungan ini dapat dilakukan untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama, bergantung laju penurunan komposisi cairan di dalam labu didih.

C. PROSEDUR KERJA 1. ALAT

a. Pipet ukur (25 ml) b. Labu takar (25 ml) c. Ball filler

d. Picnometer (5 ml) e. Pipet tetes

f. Beaker glass (100 ml) g. Beaker glass (500 ml) h. Seperangkat alat distilasi

(9)

3. RANGKAIAN ALAT

4. SKEMA KERJA

Gambar C.2 Skema kerja distilasi batch 3

5

6

7

4

3

1 2

Keterangan: 1. Pemanas listrik 2. Labu didih 3. Termometer 4. Kolom distilasi 5. Kondensor 6. Refluks valve 7. Distilat

dipanaskan dan direfluks selama 1 jam

Campuran etanol-air

didinginkan selama proses distilasi berlangsung Etanol (uap)

(10)

D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. HASIL PENGAMATAN Tabel D.1 Tabel pengamatan

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1 Menimbang berat piknometer (5 ml) kosong

Berat piknometer = 14,46 gr 2 Menghitung densitas (air dan

etanol)

ρ air = 1,09 gr/ml ρ etanol = 0,854 gr/ml 3 Menghitung berat etanol metanol = 170,8 gr

4 Menghitung volume air Vair = 186,172 ml

5 Menghitung kebutuhan etanol dan air untuk membuat campuran etanol-air 500 ml

Didapatkan campuran etanol-air 500 ml ρ campuran = 0,98 gr/ml

6 Merangkai alat distilasi Alat distilasi siap beroperasi 7 Mengamati proses distilasi

ketika etanol mulai menguap dan menghasilkan produk di distilat.

Embun pertama kali muncul setelah pemanasan selama 36 menit dengan suhu atas 36oC dan suhu bawah 76oC.

Kondensasi pertama kali terjadi pada menit ke 45 dengan suhu atas 36oC dan suhu bawah 78oC. 8 Mencatat waktu dan suhu

termometer atas dan bawah

(11)

2. PEMBAHASAN

Percobaan pada praktikum distilasi batch ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi operasi pada sistem terhadap fraksi distilat yang dihasilkan pada produk atas kolom distilasi. Campuran etanol-air sebanyak 500 ml didistilasi dengan menggunakan distilasi batch skala laboratoium dengan packing sebagai bahan isian yang berupa polimer menyerupai kaca dengan bentuk pipa 0,5 cm dan panjang 1 cm. Pada percobaan ini packing diisikan secara penuh kedalam kolom distilasi. Pada sistem distilasi ini kolom dilengkapi dengan kumparan pemanas yang bertujuan untuk menjaga temperatur dalam kolom distilasi tetap sehingga fase uap dari bawah dapat naik melewati kolom dan refluk menuju ke kondensor.

Pada percobaan ini vaiabel yang digunakan adalah vaiabel refluk (refluk total, refluk sebagian, dan tanpa refluk). Tujuanya adalah dapat diketahuinya pengaruhnya terhadap fraksi etanol di produk atas. Pada percobaan ini Embun pertama kali muncul setelah pemanasan selama 36 menit dengan suhu atas 36oC dan suhu bawah 76oC. Kondensasi pertama kali terjadi pada menit ke 45 dengan suhu atas 36oC dan suhu bawah 78oC.

Dari hasil pengukuran densitas produk atas untuk kondisi di atas dengan variabel refluk didapatkan data sebagai berikut :

Tabel D.2 densitas dengan refluk berbeda ρrt (gr/ml)

Refluk total 0,828 Refluk sebagian 0,846 Tanpa refluk 0,848

(12)

Untuk mengetahui komposisi pada produk atas maka digunakan kurva kalibrasi hubungan densitas campuran dengan fraksi etanol dalam campuran tersebut. Berikut adalah kurva kalibrasi hubungan densitas campuran dengan fraksi etanol dalam campuran :

Gambar D.1 Kurva kalibrasi konsentrasi etanol vs densitas campuran

Dengan memasukan densitas campuran ke dalam persamaan kurva kalibrasi di atas maka fraksi etanol dalam campuran dapat diketahui. Berikut adalah data hasil perhitungan fraksi etanol dalam campuran :

Tabel D.3 Fraksi etanol dalam campuran

ρrt (gr/ml) Konsentrasi etanol

Refluk total 0,828 0.9817 Refluk sebagian 0,846 0.9896 Tanpa refluk 0,848 0.9887

Dari tabel diatas maka diketahui pengaruh refluk pada komposisi etanol dalam cairan produk atas. Semakin tinggi densitas menyebabkan fraksi etanolnya semakin turun (kemurnian etanolnya semakin turun). Hal

y = -983.99x4 + 3656.1x3 - 5093.6x2 + 3151x - 728.89

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1

0.8 0.85 0.9 0.95 1 1.05 1.1

Konsentrasi

(13)

ini dapat dijelaskan bahwa ada kemungkinan air dalam campuran ikut menguap pada suhu dibawah 100oC. Etanol memiliki titik didihnya lebih rendah yaitu sekitar 78oC akan menguap terlebih dahulu dibandingkan air. Etanol-air merupakan campuran yang immiscible yang memiliki titik didih di bawah komponen yng titik didihnya tinggi dan lebih besar dari titik didih komponen yang titik didihnya rendah. Sehingga campuran etanol-air memiliki titik didih antara 78-100oC. Hal inilah yang menyebabkan air ikut menguap.

Dari tabel dapat dilihat konsentrasi etanol dengan refluk total memiliki nilai paling kecil yaitu 0,9817. Refluk total artinya semua hasil atas kembali ke tahap pertama dengan nilai R tidak berhingga. Dengan refluk sebagian, konsentrasi etanol yang didapat paling besar yaitu 0,9896. Refluk sebagian memiliki nilai R diantara 0 dengan tak hingga. Percobaan tanpa refluk didapat konsentrasi etanol yang lebih rendah dari refluk sebagian dan lebih tinggi dari refluk total yaitu 0,9887. Tanpa refluks tidak akan ada rektifikasi yang dapat berlangsung dan kondensasi produk atas tidak akan lebih besar dari konsentrasi uap yang mengalir naik.

Semakin tinggi perbandingan refluks, maka kadar etanol dalam distilat semakin tinggi. Hal ini disebabkankarena sistem refluks memberi kesempatan sebagian cairan hasil kondensasi uapyang keluar agar dapat mengadakan kontak ulang kembali dengan fasa uapnya disepanjang kolom. Akibatnya, waktu kontak antar fase semakin lamadan perpindahan panas dan perpindahan massa terjadi kembali sehinggaterwujudnya keseimbangan semakin didekati dan komposisi etanol dalam distilatyang diperoleh semakin tinggi.

(14)

E. SIMPULAN DAN SARAN 1. SIMPULAN

a. Larutan etanol-air dapat dipisahkan secara distilasi batch dengan sistem refluks.

b. Semakin tinggi perbandingan refluks, maka kadar etanol dalam distilat semakin tinggi sehingga sistem refluks dapat meningkatkan efisiensi pemisahan larutan etanol-air.

2. SARAN

a. Sebaiknya hitung volume akhir distilat yang didapat agar data lebih akurat.

Gambar

Gambar B.1 Skema Rektifier Distilasi Batch
Gambar B.2. Diagram McCabe-Thiele
Gambar C.2 Skema kerja distilasi batch
Tabel D.1 Tabel pengamatan
+3

Referensi

Dokumen terkait