• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Parawisata Dan Budaya Provinsi Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Parawisata Dan Budaya Provinsi Jawa Barat"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1.1 Profil Dinas Parawisata Dan Budaya Provinsi Jawa Barat

Jawa Barat dikenal sebagai provinsi yang memiliki kekayaan pariwisata yang beragam jenisnya, dan beberapa diantaranya memiliki kualitas dan daya tarik yang tinggi. Sumber daya kebudayaan yang dimiliki seperti bahasa, sastra, dan aksara daerah, kesenian, kepurbakalaan, kesejarahan, nilai tradisional, dan museum, masih tumbuh dan berkembang serta keberadaannya dapat diandalkan untuk pembangunan jati diri bangsa. Pemerintah menempatkan kepariwisataan menjadi salah satu sektor strategis sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah yang potensial. Berbagai upaya telah banyak dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan sektor kepariwisataan terhadap pembangunan Jawa Barat secara keseluruhan. Dimulai dari upaya untuk meningkatkan jumlah dan lama kunjungan wisatawan, pelayanan di bidang jasa kepariwisataan, kerja sama dengan pihak luar negeri, promosi, hingga meningkatkan daya tarik kepariwisataan daerah.

Dalam strategi pembangunan kepariwisataan khususnya dalam upaya meningkatkan daya tarik, sektor kebudayaan menjadi unsur andalan yang kemudian sangat mempengaruhi daya beli suatu daerah. Hal ini menempatkan kebudayaan sebagai sektor potensial bagi pengembangan kepariwisataan sehingga dapat berperan menjadi pendukung dan mitra utama kepariwisataan. Dengan demikian, kebudayaan dan kepariwisataan merupakan dua sektor yang hendaknya 68 dapat dikembangkan secara sinergis sebagai satu aset dan peluang bagi pengembangan dan pembangunan daerah secara keseluruhan. Melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat (DISPARBUD JABAR) yang merupakan salah satu lembaga pemerintahan yang bergerak dalam bidang pelestarian serta pemberdayaan pariwisata dan kebudayaan yang ada di Provinsi Jawa Barat berlokasi di Jl.L.L.R.E Martadinata No.209 Bandung. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, sebagaimana diamanatkan

(2)

Undang-2

undang Nomor : 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor : 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, maka Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor : 15 Tahun 2000 tentang Pembentukan Dinas Daerah Propinsi Jawa Barat. Dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah Nomor : 15 Tahun 2000 tersebut, maka terbentuklah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Barat pada tahun 2001 yang merupakan gabungan 4 (empat) Instansi yaitu dari Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Barat, Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat Bidang Kebudayaan, Kantor Wilayah Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Propinsi Jawa Barat dan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan Bidang Kebudayaan. Pada tahun 2007 terbit Peraturan Pemerintah Nomor : 38 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi 69 dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang pada akhirnya berimbas kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat yaitu mengalami perubahan kembali. Tidak berupa gabungan tetapi tetap dengan posisi yang sama hanya mengalami perubahan nomenklatur saja. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor : 21 Tahun 2008 tentang Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, nama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Barat berubah nama menjadi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, seperti halnya dulu sewaktu masih bernama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat, dilengkapi dengan UPTD atau Unit Pelaksana Teknis Dinas yaitu terdiri atas :

1. Balai Pengembangan Kemitraan dan Pelatihan Tenaga Kepariwisataan. 2. Balai Pengelolaan Anjungan Jawa Barat (TMII) Jakarta.

3. Balai Pengelolaan Taman Budaya.

4. Balai Pengelolaan Kepurbakalaan, Kesejahteraan dan Nilai Tradisional. 5. Balai Pengelolaan Museum Negeri Sribaduga.

Memperhatikan hal tersebut diatas, maka Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat berupaya mengarahkan peningkatan sektor ekonomi melalui peningkatan sektor pariwisata yang dukung sektor kebudayaan menjadi salah satu faktor andalan yang mampu menggalakkan roda perekonomian sehingga mampu memberi kesempatan kepada masyarakat untuk membuka lapangan kerja dan

(3)

3

berusaha secara mandiri yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat juga pendapatan negara melalui devisa.

1.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Guna mendukung dan menyelaraskan visi dan misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, maka Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat telah menetapkan visi sebagai berikut :

VISI :

" Mewujudkan Jawa Barat sebagai pusat Budaya dan Destinasi Wisata Berkelas Dunia"

MISI :

1. Meningkatkan Pembangunan Perekonomian berbasis Potensi Lokal; 2. Melestarikan Aset Budaya Lokal;

3. Mengefektifkan Seni dan Budaya sebagai Asset Daerah yang mendukung Kepada Pengembangan Kepariwisataan Jawa Barat dalam Bingkai Kearifan Lokal;

4. Meningkatkan Kualitas Sumber daya manusia Bidang Kebudayaan dan Kepariwisataan.

1.1.3 Jenis Produk dan Layanan

Objek dan Daya Tarik Wisata Provinsi Jabar NO. Nama ODTW Dokumentasi Foto

1

Kawah Putih

(4)

4 2. Taman Safari 3. Trans Studio Bandung 4. Situ Patenggang (Bersambung) g) (Sambungan)

(5)

5 5. Tangkuban Perahu 6. Taman Bunga Nusantara 7. Ciletuh Geopark Pelabuhan Ratu (Sambungan)

(6)

6

1.1.4 Logo Dinas Pariwisata dan Kebudayan Provinsi Jawa Barat

Logo merupakan hal terpenting dalam suatu instansi atau perusahaan. Karena logo sebagai identitas instansi atau perusahaan agar masyarakat mengetahui keberadaan instansi atau perusahaan tersebut. Sama halnya dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat yang meiliki logo sebagi identitas kelembagaan.

Namun, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat merupakan lembaga yang berada dibawah naungan Gubernur Jawa Barat yang termasuk dalam perangkat pemerintah provinsi sehingga menggunakan logo provinsi Jawa Barat. Adapun logo Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat sebagai berikut

Gambar 1.1

Logo Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

Sumber : http://id.wikipedia.org, 2013

Dari gambar 1.1 dapat dijelaskan makna bentuk dan motif yang terdapat dalam logo tersebut, ialah:

(7)

7

1. Bentuk bulat telur pada lambang Jawa Barat berasal dari bentuk perisai sebagai penjagaan diri.

2. Ditengah-tengah terlihat ada sebilah kujang. Kujang ini adalah senjata khas suku bangsa Sunda yang merupakan penduduk asli Jawa Barat. Lima lubang pada kujang melambangkan dasar Negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila.

3. Padi satu tangkai yang terdapat di sisi sebelah kiri melambangkan bahan makanan pokok masyarakat Jawa Barat sekaligus juga melambangkan kesuburan pangan, dan jumlah padi menggambarkan tanggal proklamasi Republik indonesia.

4. Kapas satu tangkai yang berada di sebelah kanan melambangkan kesuburan sandang, dan 8 kuntum bunga menggambarkan bulan proklamasi Republik Indonesia.

5. Gunung yang terdapat di bawah padi dan kapas melambangkan bahwa daerah Jawa Barat terdiri atas daerah pegunungan.

6. Sungai dan terusan yang terdapat di bawah gunung sebelah kiri melambangkan di Jawa Barat banyak terdapat sungai dan saluran air yang sangat berguna untuk pertanian.

7. Petak-petak yang terdapat di bawah gunung sebelah kanan melambangkan banyaknya pesawahan dan perkebunan. Masyarakat Jawa Barat umumnya hidup mengandalkan kesuburan tanahnya yang diolah menjadi lahan pertanian.

8. Dan atau bendungan yang terdapat di tengah-tengah bagian bawah antara gambar sungai dan petak, melambangkan kegiatan di bidang irigasi yang merupakan salah satu perhatian pokok mengingat Jawa Barat merupakan daerah agraris. Hal ini juga melambangkan damdam yang berada di Jawa Barat seperti Waduk Jatiluhur.

9. Motto Jawa Barat Gemah Ripah Repeh Rapih, merupakan kata majemuk yang memiliki arti Jawa barat merupakan daerah yang kaya raya dan subur makmur serta didiami oleh banyak penduduk yang hidup rukun dan damai.

(8)

8

1.1.5 Struktur Organisasi Dinas Parawisata dan Budaya Provinsi Jabar Gambar 1.2

Struktur Organisasi Disparbud Prov Jabar

Sumber : www.disparbudjabar.com

Adapun beberapa Job Description dari struktur organisasi diatas ialah sebagai berikut:

TABEL 1.1

Job Description Struktur Organisasi

No. Name Job Description

1. Kepala Dinas

1. Penyelenggaraan perumusan, penetapan, pengaturan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan teknis kepariwisataan, kebudayaan, kesenian dan perfilman, pemasaran.

2. Penyelenggaraan fasilitasi dan pengendalian pelaksanaan

(9)

9

pariwisata dan kebudayaan.

3. Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka tugas pokok dan fungsi dinas.

4. Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan UPTD

2. Sekretaris 1. Penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program Dinas.

2. Penyelenggaraan pengkajian perencanaan dan program secretariat.

3.Penyelenggaraan pengelolaan rusan keuangan, kepegawaian dan umum.

3. Bagian Perencanaan dan

Program

1. Pelaksanaan penyusunan bahan perencanaan dan program kerja Sekretariat dan Sub bagian Perencanaan dan Program. 2.Pelaksanaan penyusunan bahan penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program Dinas yang meliputi kepariwisataan,kebudayaan, kesenian dan perfilman, pemasaran.

3.Pelaksanaan penyusunan bahan hasil perencanaan dan program dinas yang meliputi kepariwisataan, kebudayaan, kesenian dan perfilman, pemasaran.

4. Keuangan 1. Pelaksanaan penyusunan bahan rencana anggaran belanja langsung dan tidak langsung Dinas.

2. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan teknis administrasi keuangan Dinas.3. PelaksanAan koordinasi pengelolaan keuangan pada UPTD.

(Bersambung) (Sambungan)

(10)

10 5.

Kepegawa-ian dan Umum

1. Pelaksanaan penyusunan bahan penyelenggaraan mutasi, pengembangan karir, kesejahteraan dan disiplin pegawai dan pengelolaan administrasi kepegawaian lainnya. 2.Pelaksana penyusunan bahan penyelenggaraan pembinaan

kelembagaan, ketatalaksanaan dan rumah tangga.

3.Pelaksanaan administrasi, dokumentasi peraturan perundangundangan, kearsipan dan perpustakaan.

4. Pelaksanaan Kehumasan Dinas.

5. Pelaksanaan pengelolaan perlengkapan Dinas.

6. Kepariwisat aan

1. Penyelanggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis, fasilitasi dan pengembangan kepariwisataan meliputi produk pariwisata, usaha pariwisata, objek dan daya tarik wisata serta pemberdayaan masyarakat pariwisata.

2. Penyelenggaraan pembinaan usaha pariwisata, obyek dan daya tarik wisata dan produk pariwisata sesuai dengan standardisasi usaha pariwisata.

3.Penyelenggaraan pengembangan usaha pariwisata, produk pariwisata, obyek dan daya tarik wisata dan pemberdayaan masyarakat pariwisata.

4. Penyelenggaraan pola pembinaan dengan kelembangaan kepariwisataan.

(Bersambung) (Sambungan)

(11)

11

7. Kebudayaan 1. Penyelenggaraan kebijakan teknis kebudayaan.

2.Penyelenggaraan pengkajian rencana dan program kebudayaan.

3.Penyelenggaraan pengkajian bahan pedoman dan petunjuk teknis pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan.

4.Penyelenggaraan pengkajian bahan dan fasilitasi pelestarian,pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan. 5.Penyelenggaraan pelestarian, pemanfaatan dan pengembangan kebudayaan.

8. Kesenian dan Perfilman

a.Penyelenggaraan pengkajian rencana dan program kesenian tradisional, seni kontemporer dan perfilman, serta prasarana dan sarana.

b.Penyelenggaraan pengkajian bahan petunjuk teknis pelestarian pengembangan dan pemanfaatan seni kontemporer dan perfilman serta prasarana dan sarana. c.Penyelenggaraan pelestarian bahan petunjuk teknis

pelestarian pengembangan dan pemanfaatan seni kontemporer dan perfilman serta prasarana dan sarana. d.Penyelenggaraan pengkajian bahan dan fasilitasi

pelestarian,pengembangan dan pemanfaatan seni tradisional, seni kontemporer dan perfilman, serta prasarana dan sarana.

e. Penyelenggaraan pengkajian bahan dan fasilitasi hak atas kekayaan intelektual seni tradisional, seni kontemporer dan perfilman.

(Sambungan)

(12)

12

9. Pemasaran a.Penyelenggaraan kebijakan teknis pemansaran kepariwisataan daerah.

b. Penyelenggaraan penyiapan bahan kebijakan, penetapan, dan pedoman pelaksanaan pemasaran kepariwisataan skala Provinsi.

c.Penyelenggaraan koordinasi dengan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan event promosi kepariwisataan Daerah.

1.2 Geopark Ciletuh-Palabuhanratu

Geopark Ciletuh adalah sebuah konsep manajemen pengembangan kawasan berkelanjutan yang menyerasikan keragaman geologi, hayati, dan budaya melalui prinsip konservasi dan Rencana Tata Ruang Wilayah yang sudah ada. Geopark adalah wilayah geografis yang memiliki situs warisan geologi terkemuka dan bagian dari konsep holistik perlindungan, pendidikan dan pembangunan yang berkelanjutan. Geopark tidak hanya mencakup situs geologi, tetapi memiliki batas geografis yang jelas serta sinergitas antara keragaman geologi, hayati dan budaya yang ada di dalam kawasan tersebut. Masyarakat yang tinggal di dalam kawasan diajak berperanserta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam. Untuk mewujudkannya perlu dukungan infrastruktur, fasilitas, regulasi, kebijakan pemerintah dan program pemberdayaan masyarakat. Geopark memiliki semboyan: “Memuliakan Bumi, Mensejahterakan Masyarakat”. Pembangunan dan penumbuhan perekonomian berkelanjutan pada kawasan geopark dikembangkan melalui paket pariwisata seperti: geowisata, wisata bahari, ekowisata, wisata petualangan, wisata budaya, wisata belanja, wisata kuliner, dan wisata buatan manusia.

Geopark Ciletuh-Palabuhanratu memiliki luas 126.100 Ha atau 1.261 km2. Meliputi 74 desa, di delapan kecamatan yaitu Kecamatan Ciracap, Surade, Ciemas, (Sambungan)

(13)

13

Waluran, Simpenan, Palabuhanratu, Cikakak, dan Cisolok, yang terbagi dalam tiga geoarea yaitu: Geoarea Ciletuh, Geoarea Simpenan, dan Geoarea Cisolok.

Kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu juga meliputi Kawasan Cagar Alam Cibanteng, Tangkubanparahu, Sukawayana; Kawasan Suaka Margasatwa Cikepuh; dan Taman Wisata Alam Sukawayana, dikelola Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Jawa Barat; kawasan latihan terpadu militer dikelola KOSTRAD; Kawasan konservasi Penyu di Pangumbahan; dan kawasan latihan angkatan udara di Tanjung Ujunggenteng; kawasan budidaya tambak udang di Mandrajaya dan Ujunggenteng serta kampung batik di Purwasedar (Rosana, dkk., 2015).

Geoarea Ciletuh memiliki bentang alam berupa dataran tinggi yang berbentuk tapal kuda (amphiteater) yang terbuka ke arah Teluk Ciletuh (Martodjojo, 1984). Bentuk amfiteater ini memiliki diameter lebih dari15 km, sehingga di yakini sebagai bentuk amfiteater alam terbesar di Indonesia. Di bagian tengah amfiteater terdapat sebaran batuan tertua di Jawa barat yang berupa batuan bancuh dan ofiolit hasil pengendapan dari aktivitas tumbukan antara kerak samudera dan kerak benua pada Zaman Kapur, lebih dari 65 juta tahun lalu. Batuan melange dan ofiolit terdiri atas peridotit, gabro dan lava basal; batuan metamorfik berupa sekis hijau, serpentinit dan amfibolit; serta batuan sedimen berupa batupasir kuarsa-konglomeratik (Formasi Ciletuh). Batuan tersebut merupakan batuan tertua yang tersingkap kepermukaan di Jawa Barat yang terbentuk (terendapkan) di palung laut dalam.

Geopark Ciletuh-Palabuhanratu memiliki luas 126.100 Ha atau 1.261 km2. Meliput 74 desa, di delapan kecamatan yaitu Kecamatan Ciracap, Surade, Ciemas, Waluran, Simpenan, Palabuhanratu, Cikakak, dan Cisolok, yang terbagi dalam tiga geoarea yaitu: Geoarea Ciletuh, Geoarea Simpenan, dan Geoarea Cisolok.Kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu juga meliputi Kawasan Cagar Alam Cibanteng, Tangkubanparahu, Sukawayana; Kawasan Suaka Margasatwa Cikepuh; dan Taman Wisata Alam Sukawayana, dikelola Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Jawa Barat; kawasan latihan terpadu militer dikelola KOSTRAD; Kawasan konservasi Penyu di Pangumbahan; dan kawasan latihan angkatan udara di Tanjung

(14)

14

Ujunggenteng; kawasan budidaya tambak udang di Mandrajaya dan Ujunggenteng serta kampung batik di Purwasedar (Rosana, dkk., 2015).

Gambar 1.3

Sumber: Ciletuh.com

1.4 Latar Belakang Masalah

Pariwisata dapat dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi suatu negara, begitu halnya Indonesia.

Tabel 1.2

(15)

15

Sumber : BPS Kementrian Pariwisata Data 2010-2014

Beberapa tujuan dasar pembanguan kepariwisataan menurut departemen kebudayaan dan pariwisata Republik Indonesia dalam (Sapta,2011:1) adalah pelestarian budaya. Oleh karena itu diharapkan kepariwisataan mampu berkontribusi nyata dalam upaya pelestarian budaya suatu negara atau daerah dan sebagai peningkatan ekonomi industri. Pengelolaan kepariwisataan yang baik diharapkan mampu memberi kesempatan bagi tumbuhnya ekonomi suatu destinasi pariwisata. Pariwisata dalam lingkungan bisnis tentunya ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan psikologis berupa sandang, pangan, papan, dan kebutuhan mewah serta berkaitan dengan kebutuhan yang bersifat intrinsik yaitu : kepuasan, kesenangan, dan kedamaian. Itu sebabnya industri pariwisata yang memiliki kekuatan bisnis tentunya akan mampu membuat gebrakan baru sesuai kebutuhan pasar. Tidak dapat dipungkiri perkembangan pariwisata sangat ditentukan oleh tingkat wisatawan yang berkunjung.

Menurut Indonesia Investment Penting bagi industri pariwisata Indonesia untuk meningkatkan kontribusinya pada produk domestik bruto (PDB) karena hal ini akan memicu lebih banyak pendapatan devisa (karena setiap turis asing menghabiskan rata-rata antara 1.100 dollar AS sampai 1.200 dollar AS per kunjungan) dan juga menyediakan kesempatan kerja untuk masyarakat Indonesia (berdasarkan data terakhir dari Badan Pusat Statistik, tingkat pengangguran di

(16)

16

negara ini mencapai 5,81% di Februari 2015). Diperkirakan bahwa hampir 9% dari total angkatan kerja nasional dipekerjakan di sektor pariwisata.

Saat ini, sektor pariwisata Indonesia berkontribusi untuk kira-kira 4% dari total perekonomian. Pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia ingin meningkatkan angka ini dua kali lipat menjadi 8% dari PDB, sebuah target yang ambisius (mungkin terlalu ambisius) yang mengimplikasikan bahwa dalam waktu 4 tahun mendatang, jumlah pengunjung perlu ditingkatkan dua kali lipat menjadi kira-kira 20 juta. Dalam rangka mencapai target ini, Pemerintah akan berfokus pada memperbaiki infrastruktur Indonesia (termasuk infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi), akses, kesehatan & kebersihan dan juga meningkatkan kampanye promosi online (marketing) di luar negeri. Pemerintah juga merevisi kebijakan akses visa gratis di 2015 (untuk penjelasan lebih lanjut, lihat di bawah) untuk menarik lebih banyak turis asing.

Di bawah ini kami menyajikan data kunjungan wisatawan asing ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Harap dicatat bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) mengubahkan definisi kunjungan wisatawan asing per Januari 2016. Maka terjadi peningkatan tajam antara tahun 2016 dan 2015.

Tabel 1.2

Kunjungan Wisatawan Asing di Indonesia, 2013-2016

(17)

17

Tabel 1.3

Kunjungan Wisatawan Asing di Indonesia, 2007-2015

Sumber : Indonesia Investments

Indonesia memiliki banyak sektor industri yang mampu bersaing dalam menghadapi MEA 2015, Salah satunya adalah sektor yang bergerak di bidang pariwisata. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah wisatawan dunia berdampak pada pariwisata di Indonesia. The 1st ASEAN Summit for State-owned Enterprises and Media (ASSOEM) bahwa Pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia pada Januari hingga Desember 2014 jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia mencapai 9,4 juta. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan kunjungan sebesar 7,2% dibandingkan tahun 2013. Hal tersebut membuat pertumbuhan pariwisata Indonesia melebihi rata-rata dunia (http://travel.detik.com, diakses tanggal 24 Februari 2015 pukul 01.00 WIB). Dalam daftar peringkat daya saing pariwisata di ASEAN yang dipublikasikan oleh World Economic Forum (2013), posisi Indonesia terus mengalami peningkatan naik setiap tahunnya. Saat ini peringkat daya saing Indonesia berada di urutan ke 70. Meningkat dari tahun sebelumnya diurutan 74, peringkat ini menempati di atas peringkat Brunei (72), Berbagai daerah di Indonesia memiliki potensi pariwisata yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Salah satunya adalah Jawa Barat memiliki beragam potensi pariwisata meliputi wisata alam, wisata gunung, wisata sejarah dan wisata belanja. Letaknya yang strategis dan sarana pendukung seperti infrastruktur menjadikan daerah ini salah satu tujuan wisatawan domestik dan mancanegara. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5º50'- 7º50' Lintang Selatan dan 104º 48'- 108º 48' Bujur Timur, dengan luas wilayah daratan 3.710.061,32 hektar. Jumlah penduduknya pada tahun 2011 mencapai 46.497.175 jiwa (Sumber : Database SIAK Provinsi Jawa Barat Tahun 2014).

(18)

18

Untuk destinasi favorit, wisata alam ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian publik. Hampir separuh publik lebih tertarik berwisata ke lokasi yang dekat dengan alam. Wisata pantai atau laut menjadi pilihan utama sebagian besar publik untuk berlibur bersama teman-teman atau keluarga. Sebanyak satu dari tiga responden memilih wisata tersebut untuk berlibur. Sebagian publik lainnya, sekitar 14 persen, memilih menikmati alam pegunungan dengan udara segar dan sejuk.Tingginya minat terhadap wisata alam tampaknya disebabkan antara lain oleh kemudahan akses menuju tempat wisata. Sebagian besar obyek wisata di negeri ini umumnya merupakan wisata alam yang bisa dinikmati oleh siapa saja. Apalagi, biasanya destinasi wisata alam tak memungut biaya mahal untuk tiket masuk dan tersedia jalur transportasi umum. Tak hanya wisata alam, destinasi wisata religi juga cukup digandrungi masyarakat negeri ini. Hasil survei ini merekam sedikitnya satu dari sepuluh responden memilih jenis wisata itu untuk mereka kunjungi. Wisata yang dimaksudkan untuk memperkaya wawasan keagamaan dan memperdalam rasa spiritual ini relatif banyak ragamnya dan tersebar di negeri ini. Selain itu juga ada wisata kota dan sejarah ((www.kompas.com, 2015).

Secara administratif sejak tahun 2008, kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat berjumlah 26 kabupaten/kota terdiri atas 17 kabupaten dan 9 kota dengan 625 kecamatan dan 5.877 desa/kelurahan. Jawa Barat terbagi dalam 4 Badan Koordinasi Pemerintahan Pembangunan (Bakor PP)Wilayah, sebagai berikut wilayah I Bogor meliputi Kab.Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kab. sukabumi, Kota sukabumi dan Kab. Cianjur. Wilayah II Purwakarta meliputi Kab. Purwakarta, Kab. Subang, Kab. Karawang, Kab. Bekasi, dan Kota Bekasi. Wilayah III Cirebon meliputi Kab. Cirebon, Kota Cirebon, Kab. Indramayu, Kab. Majalengka, dan Kab. Kuningan. Wilayah IV Priangan meliputi Kab. Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kab. Bandung Barat, Kab. Sumedang, Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kab. Ciamis, dan Kota Banjar.

Adapun pengembangan pariwisata di Provinsi Jawa Barat direncanakan dan dikembangkan secara ramah lingkungan dengan tidak menghabiskan atau merusak sumber daya alam dan sosial, tetapi dipertahankan untuk pemanfaatan yang berkelanjutan. Menurut Piagam Pariwisata Berkelanjutan tahun 1995, pembangunan pariwisata yang berkelanjutan adalah pembangunan yang didukung

(19)

19

secara ekologis dalam jangka panjang, sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial. Pembangunan pariwisata Jawa Barat yang berkelanjutan berprinsip pada terjaminnya keberlanjutan sumber daya pendukung pembangunan pariwisata yang terintegrasi dengan lingkungan alam, budaya, dan manusia. Untuk itu, pengembangan pariwisata Provinsi Jawa Barat memperhatikan daya dukung suatu ekosistem dalam menampung komponen biotik (makhluk hidup) yang terkandung di dalamnya, termasuk memperhitungkan faktor lingkungan dan faktor lainnya yang berperan di alam yang sangat bervariasi dan selalu bergantung pada tingkat pemanfaatan yang dilakukan oleh manusiaoleh karena itu sebuah industri tentunya harus menyusun strategi pemasaran yang tepat agar dapat efektif dalam menjangkau pasar sasaran.

Diketahui bahwa strategi pemasaran dilengkapi oleh alat-alat pemasaran yaitu product, price, place, dan promotion dan ada empat elemen yang saling berinteraksi yang harus dipertimbangkan dalam analisis perilaku konsumen, yaitu afeksi (perasaan), kongnisi (pemikiran), perilaku, lingkungan, dan strategi pemasaran. Oleh karena itu tentunya banyak hal yang dapat. Event marketing merupakan salah satu strategi pemasaran yang mempengaruhi perilaku konsumen. Dinas Parawisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat memahami bahwa potensi komodotif parawisata jawa barat harus dipasarkan dengan strategi pemasaran yang kreatif agar potensi pariwisata yang dimiliki oleh Jawa Barat dapat mempersuasi target pasar untuk mengunjungi Jawa Barat memprakarsai event Jawa Barat Ciletuh Geopark Festival 2017. Salah satu cara yang ampuh dalam menyampaikan pesan produk sebuah perusahaan adalah dengan mengajak customer dan potential customer dalam event yang dikenal dengan event marketing.

Event marketing Jawa Barat Ciletuh Geopark Festival 2017 merupakan salah satu acara tahunan yang telah diselenggarakan Dinas Parawisata dan kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Ciletuh Geopark Festival 2017 ialah upaya yang dilakukan oleh Dinas Parawisata dan Kebudayaan Jawa Barat untuk memperkenalkan wisata alam ciletuh kepada media dan masyarakat.

Gambar 1.3

(20)

20

Sumber : Sukabumiupdate.com

Untuk mendatangkan tamu undangan pada Event Jawa barat Ciletuh Geopark Festival 2017, Dibutuh kan proses yang panjang yang dilakukan pihak Dinas maupun Panitia pengelola event Ciletuh Geopark Festival 2017, memperkenalkan destinasi parawisata Ciletuh serta kebudayaan yang ada di pelabuhan ratu menjadi tujuan utama Dinas Parawisata dan Kebudayaan Jawa Barat dengan melalui Event Ciletuh Geopark Festival 2017, Strategi promosi ini diharapkan dapat berperan penting untuk proses awal mempromosikan Destinasi Parawisata dan Kebudayaan yang ada di Ciletuh, selain itu pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat juga berharap Event Marketing Ciletuh Geopark Festival 2017 yang diadakan mampu menambah tingkat kunjungan wisatawan ke destinasi-destinasi yang diada wilayah Ciletuh Geopark , peran masyarakat lokal serta badan pengelolah Ciletuh menjadi pendukung berlangsungnya Ciletuh Geopark Festival 2017, Maka penulis ingin menganalisis bagaimana tanggapan pengunjung mengenai Event Ciletuh Geopark 2017 , serta ingin mengetahui tingkat kunjungan wisatawan ke wilayah Ciletuh setelah diadakannya Ciletuh Geopark Festival 2017 maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Event Marketing (CILETUH GEOPARK FESTIVAL 2017) Pada Dinas Parawisata Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017”

(21)

21 1.3 Perumusan Masalah

Adapun yang dijadikan rumusan masalah peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tanggapan responden mengenai Ciletuh Geopark Festival 2017 yang diadakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

2. Bagaimana tingkat pertumbuhan kunjungan setelah adanya event marketing Ciletuh Geopark Festival 2017 yang diadakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diketahui tujuan penelitian yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden mengenai Ciletuh Geopark Festival 2017 yang diadakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

2. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan kunjungan setelah adanya event marketing Ciletuh Geopark Festival 2017 yang diadakan oleh Dinas Parawisata Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

1.5 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat mendatangkan manfaat, diantaranya sebagai berikut:

1.5.1 Aspek Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi pembanding untuk penelitian mengenai pariwisata berikutnya dan penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti, untuk memperdalam ilmu dan wawasan di bidang Pemasaran 13 Pariwisata. Serta mempraktikkan teori yang selama ini diperoleh di bangku perkuliahan kedalam dunia kerja.

(22)

22

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam menentukan kebijakan daerah. Serta dapat meningkatkan pengetahuan kepada Pemerintah Daerah dan warganya.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibuat untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan dan untuk kejelasan penulisan hasil penelitian. Dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan penjelasan secara umum, ringkas dan padat yang menggambarkan dengan tepat mengenai gambaran objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Bab ini berisi tinjauan pustaka dan lingkup penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan ruang lingkup penelitian. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Manajemen Pemasaran, Bauran Pemasaran, Unsur-unsur Bauran Pemasaran, Promosi, Bauran Promosi, Pariwisata dan Jenis-jenisnya, Event, Event Marketing, dan Elemen Event Marketing.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas metode penelitian yang digunakan, variabel operasional, informan penelitian, jenis penelitian, tahapan penelitian, dan teknik pengumpulan data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan dibahas mengenai kesesuaian antara teori terhadap aktivitas observasi yang dilakukan serta pembahasan hasil observasi sehingga dapat mencapai tujuan yaitu menjawab permasalahan-permasalahan yang diangkat. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir dipaparkan kesimpulan hasil observasi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, serta saran-saran yang ingin disampaikan terhadap perusahaan yang dijadikan objek observasi.

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini Target Tahun Strategi Pencapaian Target Pencapaian 2016 2017 2018 4. Sosialisasi jurnal program studi kepada mahasiswa dan akademisi diluar program studi. Memberikan

Islamic Social Reporting (variabel bebas /X) Menurut konsep etika Islam terbentuknya akuntabilitas dalam perspektif ekonomi Islam yaitu pelaporan tanggung jawab

Tetapi kendala yang dihadapi dalam menjaga kebugaran jasmani adalah kurangnya minat anak – anak untuk menjaga atau melatih kebugaran jasmani yang bertempat tinggal

Artinya penetapan Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Benoa dalam MP3EI yang bertujuan untuk mendorong rencana investasi berupa pembangunan pusat pariwisata baru

Terapi sesuai penyakit yang mendasari Post Terminasi : oksitosin, metergin, misoprostol, antibiotik, analgetik 7 Persalinan tidak maju/Distosia Oksigen, cairan

- Bertanya kembali kepada siswa tentang materi yang sudah dipelajari untuk mengetahui pengetahuan mereka tentang hubungan saling ketergantungan komponen ekosistem.. -

90 Gagasan dan perjuangannya yang besar dalam mencapai kesetaraan dan kebebasan hidup, semakin menjadi penegas bahwa Hassan Hanafi merupakan intelektual kiri yang

Persyaratan, adalah syarat (dokumen atau hal lain) yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administratif. Sistem,