• Tidak ada hasil yang ditemukan

Journal of Elementary Education

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Journal of Elementary Education"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 JEE 2 (1) (2013)

Journal of Elementary Education

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jee

PENINGKATAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI PRODUKSI,

KOMUNIKASI, TRANSPORTASI MELALUI JIGSAW PADA SISWA

SEKOLAH DASAR

Siti Indah Cahyani

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel

________________ Sejarah Artikel: Diterima November 2013 Disetujui Desember 2013 Dipublikasikan Januari 2013 ________________ Keywords:

Jigsaw; Study of IPS; Technological of Production, Communications, Transportation. ____________________

Abstrak

___________________________________________________________________

Hasil belajar IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi siswa kelas IV SDN Pesurungan Lor 1 Tegal termasuk dalam kategori rendah yakni ketuntasan belajar klasikal sebesar 20%. Hal ini dikarenakan guru belum menerapkan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa dan pendayagunaan media belum bervariasi, sehingga peneliti mengadakan inovasi pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, Transportasi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan performansi guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Subyek penelitian meliputi guru dan siswa. Teknik pengumpulan data berupa tes, observasi, angket, dan dokumentasi. Analisis data berupa analisis data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai performansi guru pada siklus I sebesar 81,16 (AB) menjadi 92,35 (A), dan penerapan jigsaw pada siklus I sebesar 80,56 (AB) menjadi 91,67 (A). Aktivitas belajar siswa siklus I sebesar 70,10% menjadi 88,39%. Aktivitas kelompok siklus I sebesar 75,13% menjadi 92,38%. Selanjutnya, rata-rata nilai tes formatif siklus I sebesar 75,87 meningkat pada siklus II menjadi 93,03. Ketuntasan belajar klasikal siklus I sebesar 60,61% menjadi 87,88%. Dengan demikian, disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw meningkatkan performansi guru, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi pada siswa kelas IV SDN Pesurungan Lor 1 Tegal.

Abstract

___________________________________________________________________

Result learn Technological IPS items [of] Production, Communications, and Transportation class student IV SDN Pesurungan Lor 1 Tegal of is included in complete to low category namely learn klasikal equal to 20%. This matter because of teacher not yet applied study model activating and student utilization of media not yet varied, so that researcher perform a innovation study of Technological IPS items of Production, Communications, Transportation through model study of jigsaw type cooperative. This research aim to to improve;repair and improve teacher performansi, student activity, and result learn. Research Subyek cover student and teacher. Technique data collecting in the form of tes, observation, enquette, and documentation. Data analysis in the form of quantitative data analysis and qualitative. Result of research indicate that performansi value learn at I cycle equal to 81,16 (AB) become 92,35 (A), and applying of jigsaw at I cycle equal to 80,56 (AB) become 91,67 (A). Activity learn I cycle student equal to 70,10% becoming 88,39%. Group I cycle activity equal to 75,13% becoming 92,38%. Hereinafter, mean assess formative tes of I cycle equal to 75,87 mounting at II cycle become 93,03. Complete learn I cycle klasikal equal to 60,61% becoming 87,88%. Thereby, please conclude that model study of jigsaw type cooperative improve teacher performansi, activity learn student, and result learn Technological IPS items of Production, Communications, and Transportation at class student IV SDN Pesurungan Lor 1 Non irigated dry field.

© 2013 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi:

Kampus Tegal, Jalan Kompol Suprapto No. 4 Tegal Jawa Tengah 52114

E-mail: journal.unnes.ac.id

(2)

Siti Indah Cahyani / Journal of Elementary Education 2 (1) (2013)

2

PENDAHULUAN

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa “pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Mengingat pentingnya peran pendidikan tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan pada setiap jenjangnya harus sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD. Menurut Sihabuddin (2006), “isi dari materi pembelajaran IPS berjenjang mulai dari fakta, konsep, generalisasi dan teori”. Adapun Nasution dalam Masitoh, Susilo, dan Soewarso (2010), mengutarakan bahwa “IPS mempelajari manusia dalam lingkungan fisik maupun dalam lingkungan sosial dan bahan pembelajaran IPS diambil dari berbagai ilmu-ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik dan psikologi sosial”. Bahan pembelajaran IPS dirancang dan diajarkan untuk mencapai tujuan mata pelajaran IPS. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan 23 Tahun 2006 menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran IPS di tingkat sekolah dasar mencakup : (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, dan (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global.

Karakteristik bahan materi mata pelajaran IPS yang penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak, berseberangan dengan tahap perkembangan kognitif siswa SD. Perkembangan kognitif anak pada usia SD berkisar 7-11 tahun berada pada tahap operasional konkret. Perkembangan kognitif menurut Piaget dalam Haditono (2006), dijelaskan bahwa “anak pada tahap ini sudah mampu untuk melakukan aktivitas logis tertentu tetapi hanya dalam situasi yang

konkret”. Dengan demikian, materi IPS yang abstrak perlu dikonkretkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh siswa SD. Materi pembelajaran IPS SD di kelas IV semester II salah satunya yaitu “Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi.” Materi ini pun bersifat abstrak. Untuk itu, guru perlu mengupayakan agar siswa SD kelas IV dapat menerima dan memahami materi tersebut. Masitoh, Susilo dan Soewarso (2010), berpendapat bahwa “mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang kurang populer dikalangan siswa”. Kekurangpopuleran ini menjadikan IPS sebagai ilmu yang kurang menarik minat dan perhatian siswa.

Pada hakekatnya kekurangpopuleran IPS dikarenakan kurang dipahaminya apa sebenarnya IPS baik oleh guru maupun siswa. Peran guru menjadi salah satu faktor kurang diminatinya IPS. Proses pembelajaran IPS yang saat ini masih berpusat pada guru. Guru cenderung menggunakan metode ceramah dan tanpa alat peraga maupun media yang mendukung. Kondisi yang demikian terjadi pada proses pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Terbukti dari rendahnya hasil belajar siswa yang memperoleh rata-rata nilai IPS semester 2 tahun pelajaran 2010/ 2011 sebesar 50,67 dengan ketuntasan belajar klasikal 20% yang berarti terdapat 6 siswa yang telah memenuhi KKM dari jumlah 30 siswa. Dari uraian tersebut, menegaskan bahwa IPS tidak diminati oleh para siswa. Akan tetapi, apabila materi pelajaran dikemas dalam sajian yang baru dan keterampilan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, maka mata pelajaran IPS dapat menarik minat dan perhatian siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka timbul permasalahan yaitu apakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa, serta performansi guru dalam pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa, serta performansi guru dalam pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

(3)

Siti Indah Cahyani / Journal of Elementary Education 2 (1) (2013)

3

Slavin (2010), mengemukakan bahwa “pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”. Dengan demikian, Pola interaksi yang terjadi yaitu interaksi multiarah, sehingga potensi siswa dapat berkembang secara optimal dan siswa mampu belajar mandiri serta bergairah dalam mempelajari IPS. Juliati dalam Isjoni (2010), mengemukakan bahwa “pembelajaran kooperatif lebih tepat digunakan pada pembelajaran IPS”. Hal ini membuktikan bahwa model kooperatif tepat untuk membelajarkan IPS khususnya di jenjang sekolah dasar.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw menurut Trianto (2007) yaitu: (1) siswa dibagi

beberapa kelompok (anggotanya 3-4 orang), (2) materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa subbab, (3) setiap anggota kelompok membaca subbab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya, (4) anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari subbab yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya, (5) guru mengawasi kerja kelompok dan memberikan kesempatan kepada siswa yang akan bertanya, (6) tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh, (7) tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi, (8) guru bersama siswa membuat simpulan, (9) guru memberikan soal tes/kuis dan menjelaskan cara kerjanya, (10) guru memberikan evaluasi, dan (11) guru memberikan penghargaan. Slavin (2010) mengemukakan bahwa “perhitungan skor untuk jigsaw sama dengan perhitungan STAD, termasuk untuk skor awalnya, poin-poin kemajuan, dan prosedur pengitungan skor.”

METODE PENELITIAN Subyek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini yaitu siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal tahun pelajaran 2011/ 2012 dengan jumlah 33 siswa terdiri dari 14 laki-laki dan 19 perempuan. Selain itu, guru juga terlibat menjadi subjek dalam penelitian tindakan kelas ini. Keterlibatan tersebut dikarenakan guru menjadi subjek pelaku tindakan dalam penelitian. Guru yang dimaksud yaitu peneliti yang juga berperan sebagai guru kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal dalam membelajarkan IPS materi

Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Alat yang Digunakan

Tes

Dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan uji validitas soal, oleh karena itu soal-soal tersebut hanya dianalisis oleh ahli yaitu oleh dosen pembimbing dan guru kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Poerwanti (2008), “tes secara sederhana dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih/ ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari peserta tes.” Terdapat tiga tes yang digunakan yaitu pretes, tes formatif dan postes. Pretes dalam penelitian ini dilaksanakan sebelum tindakan siklus I. Hasil pre tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal sebelum pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Selain itu, hasil pre tes digunakan pula sebagai skor dasar dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Soal pre tes disusun sesuai dengan kisi-kisi soal mencakup 30 soal dengan bentuk tes objektif pilihan ganda. Tes Formatif diadakan pada masing-masing pertemuan dalam setiap siklus. Materi tes formatif dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada tiap submateri. Hasil tes formatif digunakan pula untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran sehingga hasil tersebut dapat dijadikan sebagai perbaikan pada pertemuan berikutnya. Postes dilaksanakan di akhir program yaitu setelah tindakan siklus II. Hasil postes digunakan untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa setelah pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Soal pos tes yang digunakan sama dengan soal pre tes yang disusun sesuai dengan kisi-kisi soal mencakup 30 soal dengan bentuk tes objektif pilihan ganda.

Non Tes

Terdapat tiga jenis instrumen non tes yang digunakan, yaitu angket, lembar observasi, dan dokumentasi. Angket Alat (instrumen) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa angket motivasi siswa terhadap mata pelajaran IPS. Angket ini disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dirancang.

(4)

Siti Indah Cahyani / Journal of Elementary Education 2 (1) (2013)

4

Angket tersebut berupa check list yang disederhanakan yaitu hanya terdapat jawaban “Ya atau Tidak”. Penyederhanaan ini disesuaikan dengan karakter siswa SD untuk mempermudah siswa dalam pengisian angket. Adapun alat (instrumen) yang digunakan untuk mengamati aktivitas siswa yaitu dengan lembar observasi aktivitas siswa dan kelompok siswa. Sementara, untuk mengamati performansi guru menggunaka instrumen berupa alat penilaian kemampuan guru (APKG). Adapun jenis APKG yaitu APKG 1 untuk penilaian terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan APKG 2 untuk penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, peneliti melengkapi dengan instrumen yang digunakan untuk mengamati model pembelajaran yang diterapkan yaitu dengan lembar observasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Selanjutnya, alat dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), daftar presensi siswa, daftar kelompok siswa, daftar nilai siswa, dan data lain yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, peneliti melengkapi pula dengan foto dan video hasil rekaman selama proses pembelajaran.

Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Setiap pertemuan diadakan tes formatif. Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti menyelenggarakan pretes sebagai kegiatan penjajagan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan awal siswa. Selanjutnya, hasil pre tes digunakan sebagai skor dasar dalam

jigsaw. Selain itu, peneliti juga mengadakan pengisian

angket untuk mengetahui motivasi siswa sebelum mengikuti pembelajaran IPS khususnya materi Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi. Pada akhir tindakan, peneliti menyelenggarakan pos tes untuk mengetahui kemajuan yang dicapai siswa di akhir program pembelajaran.

Secara garis besar terdapat empat tahapan dalam siklus penelitian tindakan kelas yang lazim digunakan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2009). Berikut ini bagan alur penelitian tindakan kelas (PTK) menurut Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2009):

Gambar 1. Bagan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Variabel yang akan diukur

Faktor yang diselidiki dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu hasil belajar dan aktivitas belajar siswa, serta performansi guru pada saat proses pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi dengan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

Teknik Pengambilan Data

Tes

Teknik tes dalam proses pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan di awal dan akhir Perencanaan SIKLUS I Pengamatan Pengamatan Pelaksanaan Refleksi Perencanaan SIKLUS II Pelaksanaan Refleksi ?

(5)

Siti Indah Cahyani / Journal of Elementary Education 2 (1) (2013)

5

pembelajaran pada setiap siklus. Tes digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

Pengamatan (Observasi)

Observasi dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas siswa dan performansi guru selama proses pembelajaran. Pengukuran tersebut dilakukan sesuai pedoman observasi.

Angket (Kuesioner)

Angket dalam penelitian ini mengacu pada angket dengan skala Likert. Namun, peneliti merancang angket tersebut menjadi lebih sederhana dan disesuaikan dengan karakteristik siswa sekolah dasar (SD). Jenis angket yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu angket tertutup dan diisi oleh siswa secara langsung. Adapun tujuan penggunaan angket ini yaitu untuk mengetahui motivasi siswa terhadap pembelajaran IPS.

Dokumentasi

Arikunto (2011), mengemukakan bahwa “dokumentasi adalah pencarian data mengenai hal-hal atau variasi yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah kabar, majalah, prasasti, notulen, raport, leger dan sebagainya.” Dijelaskan pula bahwa akan lebih sempurna jika peneliti menggunakan alat perekam seperti kamera foto maupun kamera video.

Analisis dan Model Statistik yang digunakan

Analisis Angket Siswa

Skor yang diperoleh untuk setiap indikator diakumulasikan menjadi total skor. Cara menghitung persentase angket siswa menggunakan rumus berikut Yonny dkk (2010):

Data Hasil Performansi Guru

Untuk mengetahui nilai dari hasil observasi performansi guru, baik APKG 1 dan 2 menggunakan rumus berikut:

Selanjutnya, nilai akhir diperoleh menggunakan rumus berikut:

Data Aktivitas Belajar Siswa

Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPS, maka analisis ini dilakukan pada instrumen lembar pengamatan dengan menggunakan rumus-rumus persentase yaitu sebagai berikut (Yonny dkk 2010): (1) Rumus persentase aktivitas siswa secara individu

(2) Rumus persentase aktivitas kelompok siswa

Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan data penelitian yang sudah terkumpul, maka data tersebut ditabulasi kemudian dianalisis untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian. Hasil pretes dibandingkan dengan hasil siklus I dan hasil rerata nilai tes formatif pada akhir siklus I dibandingkan dengan rerata nilai tes formatif siklus II. Selanjutnya, hasil rerata nilai tes formatif siklus II dibandingkan dengan hasil postes. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

(1) Menurut BSNP (2007) untuk menentukan nilai akhir yaitu dengan rumus:

(2) Menurut Sudjana (2010) untuk menentukan nilai rata-rata kelas menggunakan rumus:

̅ ∑

(3) Menurut Aqib dkk (2010) untuk menentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan rumus: ∑

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan performansi guru dalam pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal juga meningkat. Dari kegiatan pembelajaran tersebut, performansi guru pada siklus I memperoleh kriteria AB meningkat menjadi kriteria A, pada siklus II.

(6)

Siti Indah Cahyani / Journal of Elementary Education 2 (1) (2013)

6

Peningkatan hasil penilaian terhadap performansi guru tersaji dalam diagram berikut:

Gambar 2. Diagram Peningkatan Performansi Guru Kemudian peningkatan terjadi pula pada

performansi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Pada siklus I performansi guru dalam menerapkan model jigsaw memperoleh nilai sebesar 80,56 dengan kriteria AB meningkat menjadi 91,67 dengan kriteria A, pada siklus II.

Pembelajaran IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi yang telah dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Hal tersebut dapat ditunjukkan berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas kelompok dalam pembelajaran. Dari kegiatan pembelajaran tersebut, aktivitas siswa

dalam pembelajaran siklus I memperoleh angka sebesar 70,10% aktivitas kelompok memperoleh angka sebesar 75,13%. Kemudian pada siklus II mengalami peningkatan aktivitas siswa sebesar 88,39% dan aktivitas kelompok memperoleh angka sebesar 92,38%.

Peningkatan performansi guru dan aktivitas siswa tersebut berdampak positif terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal. Hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata nilai tes formatif siklus I telah memenuhi KKM tetapi ketuntasan belajar klasikal belum mencapai 70%. Selanjutnya, pada siklus II hasil belajar siswa meningkat. Peningkatan hasil belajar siswa tersaji dalam diagram berikut:

Gambar 3. Diagram Peningkatan Hasil Belajar IPS Diagram peningkatan ketuntasan belajar

klasikal IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi melalui model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal tersaji dalam diagram berikut:

61,82

75,87

93,03

95,85

0

20

40

60

80

100

Pretes

Siklus I

Siklus II

Postes

R

at

a

-rat

a

N

il

ai

Rata-rata

Nilai

82,81

92,19

77,50

92,50

0

20

40

60

80

100

APKG 1

APKG 2

Siklus I

Siklus II

(7)

Siti Indah Cahyani / Journal of Elementary Education 2 (1) (2013)

7

Gambar 4. Diagram Peningkatan Ketuntasan Belajar Klasikal

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan performansi guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar IPS materi Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi pada siswa kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal.

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat iman, keselamatan dan kesehatan kepada penulis. Berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan tanpa halangan suatu apapun. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini, Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Semarang, Drs. Hardjono M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Dra. Hartati M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Drs. Akhmad Junaedi M.Pd. selaku Koordinator PGSD UPP Tegal dan Dosen Penguji Utama Skripsi, Drs. Noto Suharto M.Pd. selaku Dosen Penguji/Pembimbing I, Dra. Umi Setijowati M.Pd. selaku Dosen Penguji/Pembimbing II dan Bapak dan Ibu Dosen PGSD UPP Tegal, Makmuri S.Pd.SD. selaku Kepala SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal yang telah memberi ijin untuk mengadakan penelitian, Siti Latifah S.Pd.SD., dan rekan-rekan guru SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal yang telah membantu jalannya proses penelitian tindakan kelas, serta Siswa Kelas IV SD Negeri Pesurungan Lor 1 Tegal, maupun semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk

Guru SD, SLB, TK. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, S. dan S. A. Jabar. 2010. Evaluasi Program

Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis bagi

Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan (Edisi

Kedua). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. 2009.

Penelitian Tindakan Kelas (Edisi Revisi). Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Pedoman

Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta:

Depdiknas Dirjen Mendikdasmen Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan

Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Masitoh, Susilo dan Soewarso, dkk. 2010. Pendidikan

IPS di Sekolah Dasar. Salatiga: Widya Sari

Press Salatiga.

Monks, F. J. dan A. M. P. Knoers. 1982. Psikologi

Perkembangan Pengantar dalam Berbagai

Bagiannya. Diterjemahkan oleh Haditono, S.

R. 2006. Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Cipta Jaya.

36,36%

60,61%

88,87%

96,97%

0%

50%

100%

Pretes

Siklus I

Siklus II

Postes

Ketuntasan

Belajar

Klasikal

(8)

Siti Indah Cahyani / Journal of Elementary Education 2 (1) (2013)

8

Poerwanti, E dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Sihabuddin, Rabad. 2006. Indahnya Pelangi Dalam

Kesadaran Multikultur Masyarakat Indonesia.

Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan.

Slavin, Robert. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset

dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/ MI Peraturan Mendiknas No. 22 dan 23 Tahun 2006. Jakarta: Cipta Jaya.

Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif

Berorientasi Konstruktivistik Konsep, Landasan

Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.

Yonny, A dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan

Gambar

Diagram  peningkatan  ketuntasan  belajar  klasikal  IPS  materi  Teknologi  Produksi,  Komunikasi  dan  Transportasi  melalui  model  pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

2 Dokumentasi PT. Bank Riau Syariah.. mayoritas penduduk di kedua provinsi tersebut beragama Islam. Ketiga, aspek syariah, masih banyak kalangan umat Islam yang enggan

Namun, bagi perkataan yaumu, keputusan menunjukkan bilangan pelajar yang mampu menjawab dengan betul lebih rendah berbanding ujian pra iaitu hanya 8 orang pelajar

kepada apotek. Tugas akhir ini dibuat untuk membantu pasien dalam menyalurkan resep obat secara cepat kepada apotek. Tugas akhir ini bertujuan membuat suatu prototype

Hingga tahun 2008, International Labor Organizaton memperkirakan sekitar 43 persen dari korban perdagangan dieksploitasi di bisnis seksual, sedang 32 persen

Dengan diketahuinya hubungan dukungan sosial keluarga dengan kesepian pada lanjut usia, dapat dijadikan sebagai bahan untuk usaha kesehatan baik promotif maupun

melawati batas normal dimana tekanan darah dan suhu tubuh meningkat, kontraksi uterus yang tidak baik pada kasus NY”I” di dapatkan data objektif berdasarkan

Berbicara mengenai tafsir al-Qur'an al-Hakim atau yang lebih dikenal dengan tafsir al-Manar tentu memiliki kekurangan dan kelebihan. Karena manusia tidak ada yang luput dari

Hasil dari pengumpulan data jumlah, diameter dan tinggi pohon selanjutnya dianalisis untuk menentukan model allometrik biomassa tegakan jati di Hutan Diklat Sisimeni Sanam..