• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Panduan Pelayanan Unit Laboratorium

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. Panduan Pelayanan Unit Laboratorium"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. Latar Latar BelakangBelakang

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang menjelaskan bahwa rumah sakit merupakan salah satu kesehatan yang menjelaskan bahwa rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan sarana kesehatan yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan, kesehatan penunjang untuk kepentingan dasar, kesehatan rujukan, kesehatan penunjang untuk kepentingan pendidikan, pelatihan,

pendidikan, pelatihan, penelitian serta penelitian serta pengembangan ilmu pengembangan ilmu pengetahuanpengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan.

dan teknologi dibidang kesehatan.

Dari tahun ke tahun, rumah sakit mengalami peningkatan Dari tahun ke tahun, rumah sakit mengalami peningkatan pelayanan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah kunjungan pasien pelayanan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah kunjungan pasien yang berobat di rumah sakit dan juga adanya kebijakan pemerintah yang yang berobat di rumah sakit dan juga adanya kebijakan pemerintah yang memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi keluarga miskin memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi keluarga miskin sehingga masyarakat miskin tidak takut lagi berkunjung untuk sehingga masyarakat miskin tidak takut lagi berkunjung untuk memperoleh pelayanan di rumah sakit. Pesatnya peningkatan kunjungan memperoleh pelayanan di rumah sakit. Pesatnya peningkatan kunjungan pasien keluarga miskin tersebut dijumpai sampai melebihi kapasitas pasien keluarga miskin tersebut dijumpai sampai melebihi kapasitas fasilitas pelayanan yang tersedia di rumah sakit.

fasilitas pelayanan yang tersedia di rumah sakit.

Peran rumah sakit sangat menentukkan dalam memberikan Peran rumah sakit sangat menentukkan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan memuaskan kepada pelayanan kesehatan yang berkualitas dan memuaskan kepada masyarakat. Salah satu upaya rumah sakit yang dapat memberikan masyarakat. Salah satu upaya rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan memuaskan kepada pelayanan kesehatan yang berkualitas dan memuaskan kepada masyarakat dengan pelayanan laboratorium 24 jam. Sehingga untuk itu, masyarakat dengan pelayanan laboratorium 24 jam. Sehingga untuk itu, perlu disusun Panduan Pelayanan Unit Laboratorium sebagai acuan perlu disusun Panduan Pelayanan Unit Laboratorium sebagai acuan dalam pemberian pelayanan laboratorium di Rumah Sakit Ibu dan Anak dalam pemberian pelayanan laboratorium di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sakina Idaman.

Sakina Idaman.

B.

B. Ruang Ruang LingkupLingkup

SK Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Sakina Idaman SK Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Sakina Idaman Yogyakarta Nomor RSSI.IV/A/001.2/0077/I/2015 tanggal 2 Januari 2015 Yogyakarta Nomor RSSI.IV/A/001.2/0077/I/2015 tanggal 2 Januari 2015 tentang Struktur Organisasi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sakina Idaman tentang Struktur Organisasi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sakina Idaman Yogyakarta.

(2)
(3)

C.

C. Landasan Landasan hukumhukum 1.

1. Undang-undang Nomor Undang-undang Nomor 36 36 tahun tahun 2009 2009 tentang Kesehatantentang Kesehatan 2.

2. Undang-undang Nomor Undang-undang Nomor 44 44 tahun 2009 tahun 2009 tentang Rumah tentang Rumah SakitSakit 3.

3. Permenkes Permenkes No. 340 No. 340 tahun 20tahun 2010 tentan10 tentang Klasig Klasifikasi Rumah fikasi Rumah SakitSakit 4.

4. Keputusan Keputusan Mentri Mentri Kesehatan Kesehatan nomor nomor HK.02.03/1/0HK.02.03/1/0857857 5.

5. Peraturan MenPeraturan Mentri Kesehatan RI nomor 755tri Kesehatan RI nomor 755/MENKES/PER/MENKES/PER//IV/2011//IV/2011 tanggal 1 April 2011 tentang penyelenggaraan komite medik di tanggal 1 April 2011 tentang penyelenggaraan komite medik di Rumah Sakit

Rumah Sakit 6.

6. Surat Keputusan Surat Keputusan Kepala Kepala Dinas Dinas Provinsi Daerah Provinsi Daerah Istimewa YogyakartaIstimewa Yogyakarta Nomor : 445/697/IV.2 tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Nomor : 445/697/IV.2 tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Sakina IdamanSakina Idaman 7.

7. Akta pendirian Akta pendirian Yayasan Sakina Yayasan Sakina Idaman dari Idaman dari Notaris Agus Notaris Agus Praptini, SHPraptini, SH No 71 tertanggal 30 Desember 1997

No 71 tertanggal 30 Desember 1997 8.

8. Akta notaris Noer Idajati nomor 02 Akta notaris Noer Idajati nomor 02 tahun 2011 tentang Yayasantahun 2011 tentang Yayasan Sakina Idaman

Sakina Idaman 9.

9. Keputusan Bupati SlemKeputusan Bupati Sleman nomor 503/2450/DKSan nomor 503/2450/DKS/2012 tentang Izin/2012 tentang Izin Operasional Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak

Operasional Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak 10.

10. Keputusan Ketua Keputusan Ketua Yayasan Sakina Yayasan Sakina Idaman Nomor Idaman Nomor 002/Y-SI/1/2011002/Y-SI/1/2011 tentang pengangkatan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Sakina tentang pengangkatan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Sakina Idaman

Idaman

11. Surat Keputusan Direktur RSIA Sakina Idaman No. 023/

11. Surat Keputusan Direktur RSIA Sakina Idaman No. 023/ RS-SI/1/2011RS-SI/1/2011 tantang organisasi dan tata kerja

tantang organisasi dan tata kerja

D.

D. Batasan Batasan OperasionalOperasional 1.

1. Kesehatan adalKesehatan adalah keadaaah keadaan sehat, baik secan sehat, baik secara fisik, mental maura fisik, mental maupunpun spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi

produktif secara sosial dan ekonomi 2.

2. Rumah Rumah sakit sakit adalah adalah institusi institusi pelayanan pelayanan kkesehatan esehatan yangyang menyelenggarakan pelayanan kesehatan per orangan secara menyelenggarakan pelayanan kesehatan per orangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat

gawat darurat 3.

3. Rumah sakit Rumah sakit umum adalah umum adalah rumah sakit rumah sakit yang memberikan yang memberikan pelayananpelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit

(4)

4.

4. Rumah sakit Rumah sakit khusus adalkhusus adalah rumah ah rumah sakit yang sakit yang memberikan pmemberikan pelayananelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kehususan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kehususan lainnya

lainnya 5.

5. Pasien adalah setiap orang yang melakuPasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalahkan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung di diperlukan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung di rumah sakit

rumah sakit

6. Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, 6. Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau tenaga, perbekalan kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan 7. Fasilitas kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang 7. Fasilitas kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventtif, kuratif

baik promotif, preventtif, kuratif maupun rehabilitasimaupun rehabilitasi

8. Teknologi kesehatan adalah bentuk alat dan atau metode yang 8. Teknologi kesehatan adalah bentuk alat dan atau metode yang ditunjukan untuk membantu menegakan diagnosa, pencegahan, dan ditunjukan untuk membantu menegakan diagnosa, pencegahan, dan penanganan permasalahan kesehatan manusia

penanganan permasalahan kesehatan manusia

9. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian 9. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, meningkatkan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan meningkatkan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan

kesehatan

10. Pelayanan laboratorium adalah sebuah pelayanan pemeriksaan yang 10. Pelayanan laboratorium adalah sebuah pelayanan pemeriksaan yang diberikan dari laboratorium selama 24 jam kepada masyarakat untuk diberikan dari laboratorium selama 24 jam kepada masyarakat untuk membantu dokter dalam menegakan diagnosa

(5)

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Analis Kesehatan

B. Distribusi Ketenagaan

Tenaga Analis Kesehatan yang ada di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sakina Idaman ada 5 orang dengan standar minimal pendidikan DIII  Analis Kesehatan. Pelaksana Analis Kesehatan di Laboratorium, berdasarkan hasil perhitungan beban kerja membutuhkan 5 orang analis, sehingga masih dibutuhkan 1 orang lagi untuk memenuhi sesuai dengan perhitungan beban kerja.

No Uraian Nama Pendidikan

1 Ka Unit

Laboratorium Dewi Apriani D3 Analis Kesehatan

2 Pelaksana

Isnaeni Walidah D3 Analis Kesehatan Rr Ajeng Weda Premati D3 Analis Kesehatan Okti Krisnawati D3 Analis Kesehatan Extie Febriana D3 Analis Kesehatan C. Pengaturan Jaga

Hari kerja untuk petugas Analis Kesehatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak adalah 25 hari kerja dalam 1 bulan dengan jam kerja standar 7  jam per hari.

 Adapun untuk tata tertib jam kerja sebagai berikut :  Batas toleransi keterlambatan 10 menit.

NO Uraian Pendidikan Sertifikat Jumlah

Kebutuhan Ada Kurang

1. Kepala Unit Laboratorium D III Analis Kesehatan STR 1 1 -2. Pelaksana Laboratorium DIII Analis Kesehatan STR 5 4 1

(6)

 Izin meninggalkan jam kerja wajib mendapatkan persetujuan atasan langsung dengan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan urgensinya.

 Pengaturan shift untuk tenaga Analis Kesehatan : Shift pagi : 07.00 – 14.00

Shift siang : 14.00 – 21.00 Shift malam : 21.00 – 07.00

(7)

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang Laboratorium

Berikut adalah denah Laboratorium RSIA Sakina Idaman.

Keterangan : a. Bed pasien b. Meja c. Kursi d. Wastafel e. Almari f. Pintu

(8)

B. Standar Fasilitas

 Agar kegiatan penyelenggaraan pelayanan laboratorium di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sakina Idaman dapat berjalan optimal, maka perlu didukung dengan sarana, peralatan dan perlengkapan yang memadai sebagai berikut :

No Nama Barang Jumlah

1

Bed pasien 1

2

Meja 4

3

Kursi 5

4

 Alat tulis 1 paket

5

Hematologi Analizer 1

6

Fotometer 1

7

Sentrifuge 1

8

Mikroskop 2

9

Tabung Kimia 1 box

10

Tabung kimia mika 1 box

11

Freezer 1

12

Computer 2

13

Tempat sampah infeksius 2

14

Tempat sampah non infeksius 1

15

Wastafel 2

16

Micro Pipet 5

17

Baskom 5

18

Rak barang 1

(9)

BAB II

TATA LAKSANA PELAYANAN

Pelayanan pemeriksaan laboratorium di Rumah Sakit Sakina Idaman dilayani 24 jam. Pasien di laboratorium berasal dari Unit Gawat Darurat, Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap, dan dari luar Rumah Sakit Sakina Idaman dengan membawa formulir permintaan pemeriksaan laboratorium yang telah ditandatangani oleh doker pengirim. Kegiatan yang berlangsung di laboratorium merupakan kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas pemeriksaan laboratorium, meliputi :

A. Pendaftaran Dan Pengambilan Sampel

 Alur pasien laboratorium dibedakan menjadi 2, yaitu pasien yang langsung datang ke laboratorium dan sampel pasien yang diantar ke laboratorium :

1.  Pasien

a. Pasien melakukan pendaftaran di bagian pendaftaran Rumah Sakit

b. Pasien datang ke laboratorium dengan membawa formulir permintaan pemeriksaan laboratorium yang telah ditandatangani oleh dokter pengirim

c. Petugas laboratorium melakukan identifikasi pasien dilanjutkan order pemeriksaan laboratorium di buku sesuai dengan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium

d. Petugas laboratorium melakukan identifikasi pasien dilanjutkan pengambilan sampel

e. Petugas laboratorium membawa sampel dan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium ke ruang pemeriksaan laboratorium 2.  Sampel

a. Pasien berada di luar laboratorium

b. Pengambilan sampel dilakukan di luar laboratorium oleh petugas sampling (perawat atau analis kesehatan) atau oleh dokter pengirim

(10)

Sampel dan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dibawa ke laboratorium sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar sampel tetap layak untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium

c. Petugas laboratorium menerima dan melakukan identifikasi sampel dan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium

d. Petugas laboratorium melakukan order pemeriksaan laboratorium di buku sesuai dengan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium

e. Petugas laboratorium membawa sampel dan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium ke ruang pemeriksaan laboratorium

B. Penanganan Sampel

1. Petugas laboratorium melakukan identifikasi sampel

2. Petugas laboratorium melakukan penanganan sampel meliputi :

a. Sampel darah EDTA dilakukan homogenisasi dengan cara membolak-balikkan tabung EDTA secara perlahan beberapa kali atau meletakkan tabung EDTA di roller mixer

b. Sampel darah Sitrat, NaF dan serum dilakukan sentrifugasi menggunakan sentrifus, hasil sentrifugasi dipisahkan antara sel darah dengan serum yang kemudian akan dilakukan analisis

c. Sampel urin dapat dilakukan sentrifugasi menggunakan sentrifus atau langsung dilakukan pemeriksaan, sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta

d. Sampel yang diperiksa berupa preparat segera dilakukan pengecatan / pewarnaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta

3. Petugas laboratorium mendistribusikan sampel ke ruang analisis sampel sesuai dengan jenis pemeriksaan laboratorium yang diminta 4. Petugas laboratorium menghubungi laboratorium klinik rujukan untuk

mengambil sampel dan melakukan pemeriksaan laboratorium yang belum dapat dikerjakan secara mandiri atau untuk konfirmasi

(11)

C. Pemeriksaan Laboratorium 1.  Hematologi

2. Kimia Klinik 3.  Imunoserologi 4. Urin dan Feses 5.  Lain-lain

D. Pelaporan Hasil Pemeriksaan

Pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk memberikan informasi hasil pemeriksaan laboratorium kepada pasien, perawat dan dokter pengirim. Pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan menggunakan sistem print out. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium adalah sebagai berikut :

1. Petugas laboratorium melakukan input dan verifikasi hasil pemeriksaan laboratorium dari alat atau pemeriksaan

2. Dokter Spesialis Patologi Klinik melakukan verifikasi dan interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium jika diperlukan

3. Petugas laboratorium mencetak hasil pemeriksaan laboratorium dan menyerahkannya pada pasien langsung atau diserahkan pada perawat yang sedang jaga di unit rawat jalan, unit gawat darurat atau unit rawat inap

4. Hasil pemeriksaan laboratorium yang masuk ke dalam kriteria nilai kritis akan dikonsultasikan kepada Dokter Spesialis Patologi Klinik dan kemudian segera diinformasikan oleh petugas laboratorium melalui telepon ke Unit tempat pasien di rawat

E. Penyimpanan Sisa Sampel

Penyimpanan sisa sampel pemeriksaan laboratorium yang tidak terpakai perlu dilakukan dengan baik agar sampel masih layak untuk dilakukan pemeriksaan tambahan tanpa melakukan pengambilan sampel ulang maupun untuk konfirmasi atas hasil pemeriksaan yang meragukan / tidak sesuai dengan keadaan klinis pasien. Pelaksanaan penyimpanan sisa sampel dilakukan setiap hari di suhu ruang.

(12)

F. Pemusnahan Sisa Sampel

Pemusnahan sisa sampel dilakukan setelah melewati lama masa simpan sisa sampel.Pemusnahan sisa sampel dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak ke-3

G. Penyimpanan Dokumen

Penyimpanan dokumen di laboratorium dilakukan selama 5 (lima) tahun. Dokumen-dokumen yang perlu disimpan di laboratorium meliputi : 1. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium

2. Hasil pemeriksaan laboratorium

3. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium rujukan 4. Hasil pemeriksaan laboratorium rujukan

5. Surat keluar dan surat masuk

H. Pemusnahan Dokumen

Pemusnahan dokumen di laboratorium dilakukan setelah melewati 5 (lima) tahun masa simpan dokumen. Proses pemusnahan dokumen dilakukan dengan bekerjasama dengan Unit terkait.

I. Pendaftaran, Pencatatan, Pelaporan, Penyimpanan, Pemusnahan Dokumen

1. Pendaftaran

 Alur Pasien Laboratorium Pasien Langsung adalah pasien umum yang periksa ke laboratorium atas permintaan sendiri bukan atas instruksi dari dokter.

(13)

Keterangan :

a) Pasien / keluarga pasien mengisi data pasien untuk mendapatkan nomor RM

b) Pasien / keluarga pasien membayar ke kasir sesuai jenis pemeriksaan yang akan dilakukan

c) Pasien dilakukan pengambilan sampel sesuai jenis pemeriksaan d) Pasien menunggu hasil pemeriksaan laboratorium

e) Petugas laboratorium menyerahkan hasil pemeriksaan lab kemudian pasien diperbolehkan pulang

2. Pencatatan

Pencatatan kegiatan laboratorium dilakukan sesuai dengan jenis kegiatannya. Ada beberapa jenis pencatatan, yaitu :

a. Pencatatan kegiatan pelayanan b. Pencatatan keuangan

c. Pencatatan logistik

d. Pencatatan kegiatan lainnya seperti pemantapan mutu, keamanan laboratorium dan lain-lain

3. Pelaporan Hasil

Format pelaporan hasil dapat berupa tulisan di kertas maupun berupa laporan elektronik (System LIS). Diterima oleh peminta pemeriksaan dalam waktu yang tepat. Jelas identitasnya, dapat dibaca, tanpa

LABORATORIUM

 Registrasi pasien

 Pasien mendapat No.RM   Sampling  Pemeriksaan dan   Hasil KASIR SELESAI PASIEN LANGSUNG

(14)

kesalahan dan keterangan yang lengkap. Diberikan kepada orang yang berwenang menerima dan menggunakan informasi medik.

Pelaporan kegiatan pelayanan laboratorium terdiri dari :

a. Laporan kegiatan rutin harian/bulanan/semesteran dan tahunan b. Laporan hasil pemeriksaan

4. Penyimpanan Dokumen

Dokumen-dokumen yang perlu disimpan di laboratorium adalah : a. Surat permintaan pemeriksaan laboratorium

b. Hasil pemeriksaan laboratorium c. Surat permintaan dan hasil rujukan

Prinsip penyimpanan dokumen :

a. Dokumen yang disimpan harus asli dan harus ada bukti verifikasi b. Berkas disimpan selama 5 tahun

5. Pemusnahan Dokumen

Sebelum dimusnahkan, ambil informasi-informasi yang utama terlebih dahulu. Dalam pelaksanaan pemusnahan harus ada berita acara sesuai prosedur yang berlaku, yang berisi tanggal, bulan, tahun pemusnahan dan penanggungjawab pemusnahan dokumen

J. Pengelolaan Spesimen

Spesimen adalah sebagian atau kuantitas bahan yang diambil untuk tujuan digunakan dalam pengujian, pemeriksaan ataupun diagnostik. 1. Macam-macam spesimen

a. Darah b. Urine c. Faeces

2. Pengelolaan Spesimen

Yang harus diperhatikan dalam pengelolaan spesimen adalah: a. Persiapan Pasien

b. Pengambilan Spesimen c. Penyimpanan Spesimen d. Pengiriman Spesimen

(15)

K. Pemeriksaan Laboratorium

1. Jenis pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium Rumah Sakit Sakina Idaman adalah sebagai berikut :

a. Hematologi Klinik

a) Hematologi lengkap b) KED

c) Jumlah Trombosit Manual d) Hematokrit

e) Retikulosit

f) Morfologi Darah Tepi g) Golongan Darah ABO h) Golongan Darah Rhesus i) CT dan BT

b. Imunoserologi

a) HbsAg (Rapid)

b) IgM / IgG Anti Dengue c) NS – 1

d) Widal

e) Anti HIV (Rapid) c. Kimia Klinik a) SGOT b) SGPT c) Bilirubin Total d) Bilirubin Direk e) Ureum f) Kreatinin g) Asam Urat

h) Glukosa Darah Sewaktu i) Glukosa Darah Puasa  j) Glukosa Darah 2 jam PP

k) Kolesterol Total l) Trigliserida

(16)

d. Urin dan Feses a) Urin Rutin b) Glukosa Urin c) Protein Urin

d) Eritrosit Dismorfik Urin e) Tes Kehamilan (Rapid) f) Feses Rutin

2. Pemeriksaan Rujukan

Pemeriksaan rujukan yang dilakukan di Rumah Sakit Sakina Idaman adalah pemeriksaan yang belum mampu dilaksanakan oleh laboratorium Rumah Sakit Sakina Idaman

Penanganan dan pengiriman sampel rujukan

a) Spesimen Rujukan

Rujukan pemeriksaan dapat berupa rujukan spesimen pasien (serum atau preparat) dilengkapi identitas pasien pada wadah sampel data rujukan.

b) Persiapan Sampel Rujukan

Mempersiapkan sampel darah EDTA atau darah sitrat untuk pemeriksaan hematologi, parasitologi, sampel jaringan dalam wadah berformalin untuk pemeriksaan patologi anatomi atau mengolah sampel dalam bentuk serum untuk pemeriksaan kimia klinik, sampel preparat untuk pemeriksaan mikrobiologi.

c) Transport Sampel

Pengiriman sampel menuju laboratorium rujukan menggunakan wadah khusus yang representatif untuk sampel, yaitu wadah berpenutup rapat, tidak tembus cahaya agar sampel tetap layak untuk dilakukan pemeriksaan

d) Administrasi sampel rujukan

Sampel yang akan dirujuk diberi label yang berisi identitas pasien, tanggal pengiriman dan jam pengambilan.

e) Pengiriman dilakukan oleh petugas laboratorium atau petugas laboratorium rujukan yang bersedia untuk melakukan

(17)

pengambilan sampel pasien langsung di Rumah Sakit Sakina Idaman.

3. Administrasi rujukan

a) Sampel yang akan dikirim harus disertai dengan form permintaan pemeriksaan yang akan dirujuk berisi identitas pasien, jenis pemeriksaan yang akan dirujuk, jam pengambilan sampel dan tanda tangan dokter / petugas pengirim .

b) Semua pemeriksaan yang dirujuk dicatat dalam buku register khusus rujukan

c) Petugas laboratorium klinik rujukan datang mengambil sampel dengan mengisi buku ekspedisi dan memberikan perkiraan waktu selesainya pemeriksaan tersebut

d) Hasil yang telah selesai akan dikirim oleh petugas laboratorium rujukan disertai dengan rincian tagihan biayanya

e) Semua hasil pemeriksaan dari laboratorium rujukan disimpan dalam file

f) Setiap akhir bulan, laboratorium rujukan akan mengirimkan tagihan pemeriksaan yang kemudian akan diverifikasi oleh bagian keuangan dan dibayarkan ke laboratorium rujukan

L. Pemeliharaan Dan Kalibrasi Alat

Dalam kegiatan pemeliharaan dan kalibrasi alat medis di Pelayanan Laboratorium mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi bekerjasama dan diketahui oleh Direktur Rumah Sakit Sakina Idaman.

1. Pemeliharaan Alat

Pemeliharaan alat-alat laboratorium sangat diperlukan agar alat dapat bekerja dengan baik dan tidak terjadi kerusakan yang dapat mengganggu pelayanan pemeriksaan. Kegiatan pemeliharaan dilakukan secara rutin untuk semua jenis alat sehingga diperoleh peningkatan kualitas produksi, keamanan kerja serta penurunan biaya perbaikan.

Setiap pemeliharaan alat selalu dicatat dalam kartu pemeliharaan alat yang diletakkan pada atau di dekat alat yang

(18)

mencatat setiap tindakan pemeliharaan yang dilakukan dan kelainan-kelainan yang ditemukan. Bila ditemukan kelainan maka hal tersebut dilaporkan kepada penanggungjawab alat untuk dilakukan perbaikan.

Setiap jenis alat mempunyai operasional dan pemeliharaan yang berbeda satu dengan lainnya dan biasanya digunakan oleh lebih dari satu orang. Oleh karena itu ada petugas khusus yang bertanggungjawab atas kegiatan pemeliharaan alat dan operasional alat.

2. Kalibrasi Alat

Tujuan kalibrasi ini dilakukan untuk menjamin keakuratan dan ketelitian hasil pemeriksaan yang dapat dipercaya. Untuk melakukan kalibrasi alat-alat laboratorium, Rumah Sakit Sakina Idaman menggunkan jasa kalibrasi eksternal artinya jasa kalibrasi dari laboratorium yang mempunyai kompetensi, kemampuan pengukuran dan ketelusuran sistem Internasional. Kallibrasi alat laboratorium dilakukan secara rutin setiap 1 (satu) tahun sekali atau  jika terdapat kesalahan sistematik saat evaluasi kualitas kontrol.

Hasil kalibrasi ditunjukkan dengan adanya sertifikat kalibrasi yang berisikan hasil-hasil pengukuran dan pengakuan bahwa alat telah terkalibrasi dan layak digunakan.

Peralatan yang telah dikalibrasi dengan baik oleh petugas kalibrasi diberi label kalibrasi yang menyatakan status kalibrasi, tanggal kalibrasi dan tanggal kalibrasi ulang atau lembaga yang melakukan kalibrasi. Untuk alat yang mempunyai status KSO/ kerjasama dengan pihak ketiga kalibrasi dilakukan oleh pemilik alat dan laboratorium Rumah Sakit Sakina Idaman berhak mendapat salinannya.

(19)

M. Interferensi Dan Trouble Shooting

Untuk mendapatkan pelayanan laboratorium yang efektif agar hasilnya cepat, teliti dan akurat perlu adanya kesiapan mulai dari tahap persiapan Pre Analitik, Analitik dan Pasca analitik dengan mengidentifikasi interfensi akan mempercepat proses pemeriksaan, dengan kecepatan mengoreksi dan mengatasi masalah (trouble shooting) akan dapat mempercepat kerja selanjutnya, sehingga kecepatan mengidentifikasi interfensi akan membuat output hasil pemeriksaan yang akurat dan optimal

1. Faktor Interferensi

Faktor pengganggu bisa terjadi dari mulai tahap pra analitik, analitik sampai tahap pasca analitik. Faktor-faktor pengganggu yang dapat mempengaruhi kualitas data laboratorium :

a. Persiapan pasien - Puasa/tidak puasa b. Pengumpulan sampel

- Tehnik pengambilan darah

- Tabung penampung yang tepat untuk darah/serum - Pelabelan sampel

- Pengisian tabung sampel yang berlebih/kurang c. Penanganan sampel - Transportasi sampel -  Pemrosesan -  Penyimpanan d. Analisis - Ketepatan metode - Metode yang akurat

- Metode manual versus otomatis e. Pelaporan

Faktor pengganggu yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan : a. Salah pengumpulan sampel

b. Salah bahan pengawet

(20)

d. Persiapan pasien yang tidak lengkap/tidak benar e. Hemolisis sampel darah

f. Sampel yang tidak lengkap terutama dari sampel yang diterima g. Sampel terlalu lama

Faktor pasien yang dapat menjadi pengganggu hasil pemeriksaan : a. Saat pemeriksaan dalam terapi obat

b. Makan yang tidak benar sebelum pemeriksaan c. Dehidrasi, stres, obat, alkohol

d. Posisi dalam pengambilan sampel e. Jenis penyakit

f. Kehamilan

g. Tingkat pengetahuan pasien tentang proses pemeriksaan h. Umur dan jenis kelamin

i. Ketidakpatuhan pasien dengan instruksi persiapan sebelum pemeriksaan

Faktor yang dapat mengganggu dalam tahap pemeriksaan pasca analitik :

Umumnya dipengaruhi oleh faktor kesalahan manusia (human error) saat pencatatan hasil atau kerusakan pada alat pencatat, misal : problem komputer, printer dll

2. Trouble Shooting

a. Trouble Shooting Tahap Pra Analitik 1). Persiapan Pasien

- Dianjurkan berpuasa selama 8 –  10 jam untuk pemeriksaan gula darah puasa

- Pengambilan darah dianjurkan untuk duduk, karena pengaliran cairan dari ruangan intravaskuler ke interstitial dan sebaliknya sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh

(21)

2). Pengambilan Sampel 1. Darah vena dan kapiler

- Darah vena diambil dengan metode terbaik adalah darah dibiarkan mengalir bebas dan langsung ke dalam tabung sampel

- Darah vena diambil secara perlahan-lahan tetapi jangan terlalu lama, karena akan mempengaruhi pemeriksaan parameter koagulasi

- Tabung sampel harus bersih dan kering, bersihkan tabung-tabung gelas dengan detergen yang netral dan tidak korosif terhadap gelas

- Penggunaan jarum yang disposible

- Sebelum Mengambil sampel darah kapiler bersihkan terlebih dahulu kulit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70% dan jangan ditekan-tekan, darah yang keluar pertama kali dihapus terlebih dahulu dengan kapas kering 2. Menghindari terjadinya hemolisis

- Penggunaan alat yang disposible

- Menghindari dari penyedotan yang terlalu cepat dan penekanan

- Menggunakan plasma sebagi pengganti serum

- Pemisahan sel-sel darah dilakukan dalam waktu maksimal 1 jam

- Menghindari pengiriman whole blood 3). Persiapan sampel

- Pemakaian antikoagulan yang sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan

c. Trouble Shooting pada tahap analitik 1). Alat

a. Kalibrasi Fotometer

-  Dilakukan menggunakan serum kontrol yang ada nilai target (assay). Bila hasilnya tidak baik, maka dilakukan pengecekan terhadap :

(22)

-  Tegangan listrik sebaiknya menggunakan stabilizer atau kabel grounding agar tegangan stabil

- Periksa filternya terutama dilihat panjang gelombangnya - Periksa hisapan volume sampelapakah sudah tepat , dapat

dilakukan dengan cara menuang akuades dalam tabung dengan volume yang sudah diukur sebelumnya.

- Kemudian ukur volume yang tersisa, selisihnya berarti volume yang dihisap oleh alat.

b. Pipet

- Pipet selalu diperiksa apakah mekaniknya sudah melemah pernya

- Memeriksa apakah volume pipet sudah sesuai dengan yang tertera

c. Analyzer otomatis

-  Memastikan alat telah dipanaskan dan telah dibuat grounding

- Perisa teknik sampling dan jenis sampel yang digunakan - Cek suhu ruangan memenuhi suhu 18-20 derajat celsius,

kondisi meja harus dari beton

- Cek cara penyimpanan dan lama penyimpanan sampel - Cek kondisi volume dan kemasan reagen diluent, lyse dan

rinse

- Lakukan homogenisasi sampel sebelum diperiksa oleh alat - Gunakan darah kontrol yang belum kadaluwarsa

- Lakukan pencucian setiap 20 sampel

- Lakukan pemeliharaan menggunakan larutan pencuci - Jangan gunakan alat selama 24 jam penuh tanpa istirahat - Konsultasikan hasil print out dengan dokter Spesialis

patologi klinik bila ada hasil yang mencurigakan 2). Reagensia

- Periksa reagensia tentang batas kadaluwarsa, keadaan fisik (perubahan warna), dan penyimpananya

(23)

- Reagensia yang sudah dibuka dari kemasan, periksa tanggal awal dibuka

d. Trouble Shooting pada tahap Post Analitik

Meminimalkan kesalahan manusia saat pencatatan hasil atau kerusakan pada alat pencatat melalui peningkatan pelatihan/bimbingan teknis atau program pelatihan lainnya

N. Hasil Kritis Laboratorium 1.  Definisi

adalah hasil atau nilai yang menggambarkan keadaan patofisiologi seperti variasi nilai yang mengancam jiwa dan memerlukan tindakan segera. Hasil atau nilai kritis tidak selalu harus dihubungkan dengan nilai rujukan normal, toxic range atau therapeutic range.

2.  Tujuan

Tujuan Umum

Mengidentifikasi hasil pemeriksaan laboratorium dalam kategori “ Nilai kritis tinggi” atau “Nilai kritis rendah”

Tujuan Khusus

a. Memberikan informasi kepada dokter yang merawat agar supaya pasien segera dapat ditangani

b. Mencegah pasien jatuh ke dalam keadaan yang lebih buruk 3. Pelaporan Nilai Kritis

Pelaporan nilai kritis merupakan mekanisme pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang ekstrim yang sangat mempengaruhi kondisi pasien terkait live saving dari Unit Pelayanan Laboratorium kepada Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Darurat dan Unit Rawat Inap.

Petugas laboratorium harus segera melaporkan hasil pemeriksaan laboratorium yang termasuk dalam batasan nilai kritis ke Unit tempat pasien berasal menggunakan fasilitas telepon atau langsung mendatangi Unit tersebut.

(24)

4. Penetapan Nilai Kritis

Petapan nilai kritis merupakan penetapan beberapa hasil pemeriksaan laboratorium yang ekstrim yang sangat mempengaruhi kondisi pasien terkait live saving sehingga dapat memberikan informasi kepada dokter yang merawat agar supaya pasien segera dapat ditangani.Batasan nilai kritis ditentukan melalui kesepakatan bersama dan/atau menggunakan buku acuan yang sering digunakan di laboratorium klinik di Indonesia

Cara yang digunakan untuk menetapkan nilai kritis ini dilakkan dengan cara mengumpulkan referensi, rapat koordinasi kemudian menentukan nilai kritis nya. Hasil nilai kritis dicatat dalam buku pelaporan nilai kritis yang didalamnya beriksikan : No. RM, nama pasien, ruang rawat, hasil nilai kritis, petugas laboratorium, tanggal dan jam pelaporan nilai kritis, metode pelaporan nilai kritis, perawat penerima laporan.

5. Metode kolaboratif terhadap nilai kritis

Pelaksanaan metode kolaboratif terhadap nilai kritis merupakan langkah-langkah pemeriksaan lanjutan yang dilakukan  jika mendapati nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium sehingga

diperoleh hasil pemeriksaan laboratorium yang akurat dan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat dipercaya.

Hasil pemeriksaan laboratorium yang memerlukan pemeriksaan kolaboratif adalah sebagai berikut :

No Parameter Nilai Kritis

1 Jumlah Leukosit / White Blood Cell

(WBC) <2500 /mm3 atau >30000 /mm3 2 Hemoglobin (Hb) <6 g/dl atau >18 g/dl

3 Hematokrit (Hmt) <18 % atau >54 %

(25)

O. Pengelolaan Limbah

Disesuaikan dengan pengelolaan limbah yang telah diatur dan ditetapkan tentang Pedoman Pengelolaan Limbah Medis dan nonmedis Rumah Sakit Sakina Idaman sesuai dengan SK No. RSSI.III/A/001.3/0361/IV/2015

Pengelolaan limbah medis dan non medis di unit Pelayanan Laboratorium telah dikelompokkan sesuai dengan jenis limbahnya yaitu ditempatkan pada tempat yang telah disediakan dan ditentukan.

Limbah laboratorium adalah bahan bekas dalam pekerjaan di laboratorium yang dapat berbentuk cair maupun padat yang merupakan sisa-sisa pemeriksaan di laboratorium yang berbahaya bagi petugas laboratorium, masyarakat dan lingkungan hidup.

Penggolongan jenis limbah yang dihasilkan oleh Pelayanan Laboratorium terdiri dari :

5 Glukosa Darah Puasa <50 mg/dl atau >400 mg/dl 6 Glukosa Darah Sewaktu Neonatus: <40 mg/dl

Dewasa: <50 mg/dl atau >400 mg/dl 7 Ureum >46 mg/dl 8 Kreatinin >3 mg/dl 9 LDH >200 u/l 10 CKMB >10 ng/dl 11 Albumin <1,5 g/dl

12 Elektrolit (Na / K / Cl) Na: <125 mmol/l atau >150 mmol/l K: <2,5 mmol/l atau >6,5 mmol/l Cl: <80 mmol/l atau >115 mmol/l

(26)

1. Limbah Medis

a. Limbah Medis Padat

 Adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, dan limbah benda tajam.

 Limbah padat infeksius : limbah yang kontak dengan darah, eksudat,atau sekresi,(bekas wadah urin, tip, reagen strip, handscoon, masker).

 Limbah benda tajam : spuit disposable, jarum vacutainer, kaca preparat, pecahan kaca ( tabung reaksi ) ditampung pada tempat khusus yang anti bocor di laboratorium menggunakan  jerigen.

b. Limbah Medis Cair

 Adalah air buangan yang berasal dari kegiatan pelayanan kamar operasi yang mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun yang berbahaya bagi kesehatanseperti :sisa sampel darah, urin, cairan tubuh lainnya, reagen

(27)

BAB V LOGISTIK

Perlengkapan logistic Unit Pelayanan Laboratorium meliputi alat kesehatan, BMHP, cetakan dan lain-lain. Kebutuhan logistic Unit Pelayanan Laboratorium bekerja dengan unit lain diantaranya :

A. Unit Farmasi

Perbekalan farmasi yang ada di laboratorium terdiri dari reagen dan alat medis habis pakai. Pengelolaan perbekalan farmasi di Unit Pelayanan Laboratorium Rumah Sakit Sakina Idaman bekerjasama dengan Unit Farmasi dalam hal pengadaan, penyimpanan dan monitoring. Distribusi perbekalan farmasi untuk Laboratorium diselenggarakan secara sentralisasi dengan sistem floor stock

(persediaan di ruangan). 1. Pengadaan

Permintaan perbekalan farmasi yang ada di laboratorium ke Unit farmasi dilakukan setiap bulannya menggunakan lembar permintaan yang berisikan kebutuhan apa saja yang dipakai di Unit Pelayanan Laboratorium setiap bulannya dan apabila dalam perjalanan terdapat kekurangan bahan maka dari Unit laboratorium dapat mengajukan permintaan tambahan ke Unit Farmasi yang kemudian dicatat di lembar permintaan tersebut disertai tanggal penerimaan.

Untuk reagen yang dipakai terutama alat medis menggunakan sistem Kerja Sama Operasional (KSO) permintaan dan pembelian reagen juga melalui Unit Farmasi kecuali sistem KSO yang sudah mencakup pemakaian reagen di dalamnya sehingga permintaan langsung kepada penyedia alat.

(28)

2. Penyimpanan

Reagen yang dipakai di Unit Pelayanan Laboratorium terdiri dari :

No Nama Reagen Stabilitas

Penyimpanan 1 Ureum 2 – 8ºC 2 Creatinin 2 – 8ºC 3 Glukosa darah 2 – 8ºC 4 SGOT 2 – 8ºC 5 SGPT 2 – 8ºC 6 Bilirubin Direk 20 - 30ºC 7 Bilirubin Total 20 - 30ºC 8 Albumin 2 – 8ºC 9 Cholesterol 2 – 8ºC

10 Kontrol Serum kering 2 – 8ºC

11 Kontrol Serum cair Freezer

12 Strip Urine 20 - 30ºC

Pengontrolan suhu penyimpanan dilakukan setiap hari dan di catat dalam lembar kontrol suhu oleh petugas laboratorium.

3. Monitoring

Koordinasi dalam kegiatan monitoring reagen dan alkes habis pakai dilakukan bersama Unit Farmasi mencakup keadaan reagen saat diterima, batas kadaluarsa.

B. RT

Setiap selesai pelayanan di laboratorium jas laboratorium yang kotor dimasukkan dalam plastik berwarna kuning kemudian dibawa ke Urusan Rumah Tangga untuk dicuci dan disetrika.

C. Bagian Administrasi dan Keuangan

 ATK dan cetakan dikelola oleh Sie TU dan setiap bulan Unit Pelayanan Laboratorium meminta ATK dan cetakan tersebut untuk memenuhi kelengkapan kegiatan administrasi pelayanan di Unit Pelayanan Laboratorium.

(29)

BAB VI

TATA PELAKSANAAN KESELAMATAN PASIEN

Unit Laboratorium yang merupakan bagian dari Rumah Sakit adalah lingkungan yang komplek dimana di dalamnya memiliki resiko bahaya/ keselamatan pasien.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung pelaksanann keselamatan pasien laboratorium terhadap potensi bahaya yang terjadi agar tidak terjadi insiden terhadap pasien adalah :

A. Tahap Pra Analitik

Pada tahap ini membutuhkan kerjasama antara petugas, pasien dan dokter karena tanpa kerjasama yang baik maka akan mengganggu/mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.

Tahap Pra Analitik meliputi :

a. Instruksi dan pengisisan formulir laboratorium :

- Instruksi pemeriksaan dari dokter dalam formulir permintaan pemeriksaan yang dituliskan oleh dokter harus jelas untuk menghindari pengulangan pemeriksaan yang dapat merugikan pasien.

- Identitas pasien di dalam lembar permintaan pemeriksaan laboratorium harus jelas seperti nama pasien, umur, ruangan,nomor Rekam Medis, diagnosa dokter dan dokter pengirim

- Pelabelan sampel yang sudah diambil menghindari tertukarnya sampel pasien

b. Persiapan pasien

- Makanan dan minuman

Untuk pemeriksaan Gula Darah Puasa pasien diharuskan berpuasa sekurang-kurangnya 10 jam agar mendapatkan pemeriksaan yang akurat

(30)

Perokok lama akan berakibat penurunan Hb dan jumlah eritrosit, penurunan CMV, jumlah lekosit.

-  Stres

Baik stress fisik maupun mental akan mempengaruhi hasil pemeriksaan Gula Darah dan Cholesterol Total

c. Persiapan Alat

 Alat yang digunakan haruslah bersih, kering, tidak mengandung bahan kimia, tidak bocor dan rembes, besar wadah sesuai dengan volume spesimen, untuk pengambilan darah pasien sebaiknya menggunakan alkohol swab, jarum suntik sekali pakai dan penampung yang berlabel baik yang ada antikoagulan maupun tidak. d. Pengambilan sampel

- Diperhatikan kelengkapan dan kesterilan alat yang akan dipakai. - Komunikasi terhadap pasien dan keluarga pasien tentang apa

yang akan dikerjakan dan manfaat pemeriksaan yang akan dilakukan supaya pasien tidak panik

- Periksa kembali identitas dan permintaan pemeriksaan laboratorium pada formulir permintaan dan disesuaikan dengan gelang identitas yang dipakai pasien

- Menghindari pemakaian torniquet terlalu lama saat pengambilan darah vena dan jangan melakukan pemencetan jari pada saat pengambilan darah kapiler

e. Penanganan awal dan transportasi sampel

Beberapa hal yang sering menjadi sumber kesalahan dalam pengumpulan sampel dan menyebabkan sampel rusak atau tidak sesuai indikasi/berlebihan, hilang, tertukar adalah:

- Kesalahan dalam identifikasipasien, pelabelan spesimen, pencampuran, pemakaian antikoagulan, proses reparasi serum - Terjadinya hemolisis dan hemokonsentrasi

- Penundaan pengiriman sampel ke laboratorium dan penyimpanan sampel sebelum analisa.

(31)

2. Tahap Analitik

Merupakan tahap pemeriksaan sampel pasien dimana hasil pemeriksaan tergantung pada :

a. Peralatan laboratorium yang dipakai b. Metode pemeriksaan yang dipakai c. Pemeliharaan reagensia

d. Sumber Daya Manusia yang ada

3. Tahap Pasca Analitik

Pada tahap ini keselamatan pasien lebih ditekankan pada penulisan, interpretasi dan pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dapat dibaca, tanpa kesalahan dalam tulisan.

(32)

BAB VII

KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS termasuk di Unit Rawat jalan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 432/Menkes/Sk/Iv/2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Di Rumah Sakit, potensi bahaya yang mungkin terjadi, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan Unit listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para staf, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan RS. Bagi staf berfungsi untuk melindungi karyawan dari penyakit akibat kerja (PAK) dan mencegah kecelakaan akibat kerja (KAK).

Berikut potensi bahaya dan bagaimana cara mengenali potensi bahaya yang ada di Unit Pelayanan Laboratorium :

 A. Identifikasi sumber bahaya. 1. Fisik

a. Resiko tertusuk jarum suntik.

b. Resiko terjadinya tersengat listrik karena banyak alat-alat penunjang medis yang memakai listrik.

(33)

c. Pencahayaan yang kurang di ruang kamar pemeriksaan, laboratorium dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan kecelakaan kerja.

d. Suhu dan kelemba ban yang tinggi di tempat kerja e. Lantai yang licin

2. Kimia

Desinfektan atau zat kimia lain yang menyebabkan iritasi, kebakaran, keracunan dll

3. Biologik

Karyawan dapat tertular penyakit dari pasien AIDS, Hepatitis B dan A-Non B, Tuberculosis, dan penyakit menular lainnya.

4. Ergonomik

Posisi kerja yang salah, pekerjaan rutinitas manual yang membutuhkan waktu dan fikiran

B. Penilaian factor resiko

 Adalah proses untuk menentukan ada tidaknya risiko dengan jalan melakukan penilaian bahaya potensial yang menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan.

C. Pengendalian factor resiko

Dilaksanakan melalui 4 tingkatan pengendalian risiko yakni a. Menghilangkan bahaya,

b. Menggantikan sumber risiko dengan sarana/peralatan lain yang tingkat risikonya lebih rendah/tidak ada (engineering/rekayasa), c. Tertib administrasi

d. Alat pelindung Diri (APD)

Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja melalui program K3 di Unit Pelayanan Laboratorium adalah :

 A. Mengikuti standar persyaratan bangunan dan kesehatan lingkungan Rumah Sakit

B. Pemeriksaan kesehatan petugas secara berkala. C. Penyediaan alat pelindung diri dan keselamatan kerja

(34)

a. Apron yang digunakan petugas laboratorium untuk melakukan pencucian alat gelas

b. Pemakaian APD seperti sarung tangan, jas laboratorium, masker c. Penyediaan masker untuk pasien yang menderita penyakit infeksi yang menular melalui udara dan untuk petugas yang menderita sakit batuk.

d. Semua peralatan penunjang medis dan computer dipasang stavolt untuk melindungi dari terjadinya kebakaran dan konsleting listrik.

e. Kabel  – kabel alat dirapikan dan dilindungi supaya tidak menyebabkan kabel terkelupas.

f. Melakukan hand hygiene seperti petunjuk dari WHO dengan 6 langkah 5 saat

g. Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat

h. Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatan

i. Pengobatan pekerja yang menderita sakit

 j. Untuk pencegahan terhadap faktor kimia perlu adanya Material

safety data sheet” (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang ada

serta diketahui oleh seluruh petugas laboratorium dan menggunakan karet isap (rubber bulb)/alat vakum/pipet untuk mencegah tertelannya bahan kimia dan terhirupnya aerosol dalam pengambilan bahan kimia.

k. Menciptakan lingkungan kerja yang hygienis secara teratur, melalui monitoring lingkungan kerja dari hazard yang ada

l. Melaksanakan biological monitoring

(35)

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

 A. Indikator Mutu di Unit Pelayanan Laboratorium adalah : Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

a. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium

- Denominator : Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium yang disurvey dalam satu bulan

- Numerator : Jumlah komulatif waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium pasien yang disurvey dalam satu bulan

-  Standar : ≤ 140 menit

b. Pelaksana ekspertisi hasil pemeriksaan laboratorium

- Denominator : Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium dalam 1 bulan

- Numerator : Jumlah hasil laboratorium yang diverifikasi hasilnya oleh dokter spesialis patologi klinik dalam satu bulan - Standar : 100 %

c. Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium

- Denominator : Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium dalam satu bulan tersebut

- Numerator : Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium dalam satu bulan dikurangi jumlah penyerahan hasil laboratorium salah orang dalam satu bulan

- Standar : 100 %

d. Tidak adanya kesalahan penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium

- Denominator : Jumlah total pasien yang disurvey ( minimal n = 50 )

- Numerator : Jumlah kumulatif hasil penilaian dari pasien yang disurvey ( dalam prosen )

(36)

Indikator mutu tambahan di Unit Pelayanan Laboratorium : a. Rapat internal setiap 1 bulan sekali

b. Ketepatan identifikasi pasien laboratorium c. Ketepatan respon time

d. Tidak adanya kesalahan pemeriksaan sampel dan pemberian hasil pemeriksaan

e. Tidak adanya kejadian tertusuk jarum

f. Tidak adanya kejadian infeksi petugas ataupun pasien

B. Pemantapan Mutu Internal dan Eksternal Unit Pelayanan Laboratorium Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan

1. Pemantapan Mutu Internal

Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara berkesinambungan agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan akurat. Kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu pra-analitik, analitik dan paska analitik.

a. Tahap Pra Analitik

Proses analitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : pra-analitik ekstra laboratorium dan pra-pra-analitik intra laboratorium. Proses-proses tersebut meliputi persiapan pasien, pengambilan spesimen, pengiriman spesimen ke laboratorium, penanganan spesimen, dan penyimpanan spesimen.

b. Tahap Analitik

Tahap analitik merupakan tahap pemeriksaan sampel dalam laboratorium sampai dengan didapatkan hasil, dimana hasil dari pemeriksaan laboratorium tergantung dari beberapa hal, misalnya pemeliharaan dan kalibrasi alat.

c. Tahap Paska Analitik

Merupakan kegiatan yang dilakukan setelah fase pra analitik dan fase analitik yang semua kegiatannya berhubungan

(37)

dengan informasi yaitu berupa hasil pemeriksaan, interpretasi hasil pemeriksaan dan pelaporan hasil pemeriksaan

2. Pemantapan Mutu Eksternal

Program Pemantapan Mutu Eksternal (PME) adalah program pemantapan mutu yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang dilakukan secara bersama-sama oleh semua laboratorium kesehatan swasta dan pemerintah dengan membandingkan nilai sampel yang diberikan bagian mutu DepKes Nasional yang dilaksanakan secara berkala.

(38)

BAB IX PENUTUP

Buku Panduan Pelayanan Unit Pelayanan Laboratorium Rumah Sakit Sakina Idaman ini disusun bertujuan untuk memberi gambaran secara keseluruhan kepada tenaga internal di Unit Pelayanan Laboratorium tentang bagaimana tata pelaksanaan pelayanan laboratorium dalam mendukung peningkatan pelayanan di Rumah Sakit. Dengan mengetahui mekanisme kerja yang ada diharapkan tenaga yang ada di Unit Pelayanan Laboratorium dapat melakukan pelayanan secara professional.

Semoga buku panduan ini dapat bermanfaat bagi pengguna pelayanan di Unit Pelayanan Laboratorium pada khususnya dan Rumah Sakit Sakina Idaman pada umumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah sebagian masyarakat Lampung Sai Batin yang ada di Desa Umbul Buah masih melakukan pernikahan adat Lampung Saibatin dan paham mengenai nilai dan

Menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Ekstrak Kulit Buah Manggis ( Garcinia mangostana L.) sebagai Bahan Pewarna Alternatif untuk

Namun, dalam industri tenun tidak semua hasil tenun yang dibuat para penenun disukai oleh para tokeh, oleh karena itu para penenun ulos takut membuat ulos karya mereka sendiri

Reviu adalah kegiatan penelaahan atas penyelenggaraan tugas pokok dan fungi-fungsi Rumah Sakit, dilakukan oleh Pemeriksa SPI yang kompeten untuk memberikan keyakinan terbatas

Dari seluruh jumlah karyawan lapangan bagian pemanenan kayu di PT.CSSS, lebih banyak karyawan yang umurnya dewasa dini (84,4%), dominan karyawan memiliki masa

Biaya administrasi adalah 7% dari total tagihan untuk pasien jaminan asuransi; dan 7% dari total tagihan dengan maksimal IDR 1,000,000 untuk pasien umum.. 85 Mitra Kemayoran,

Sanggunian Alamin Alamin Natin Natin Isagawa Isagawa Natin Natin Isapuso Isapuso Natin Natin Isabuhay Isabuhay Natin Natin Subukin Subukin Natin Natin 1?. Mga Pahina