• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERAJINAN ANYAMAN HIASAN LAMPU BERBAHAN ROTAN DI TRANSIT BALI ART SHOP SUKAWATI, GIANYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KERAJINAN ANYAMAN HIASAN LAMPU BERBAHAN ROTAN DI TRANSIT BALI ART SHOP SUKAWATI, GIANYAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KERAJINAN ANYAMAN HIASAN LAMPU BERBAHAN ROTAN

DI “

TRANSIT BALI

ART SHOP

SUKAWATI, GIANYAR

I. G. M. Feri Wijaya, I Gst. N. Widnyana, Mursal

Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

e-mail : {

Feriwijaya40@yahoo.com

1

,

Gungman_art@yahoo.com

1

,

Buyungmursal@gmail.com

2

} @undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini membahas mengenai kerajinan anyaman hiasan lampu berbahan rotan di “Transit

Bali Art Shop”. Alasan dari penelitian ini adalah melihat benda seni kerajinan ini memiliki keunikan dalam penggunaan bahan, bentuk, dan modifikasi yang dilakukan. Berkaitan dengan hal tersebut muncul pemikiran untuk mengetahui lebih dalam mengenai alat dan bahan, proses serta jenis-jenis kerajian yang dihasilkan di “Transit Bali Art Shop”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Alat dan bahan pembuatan kerajinan anyaman, (2) Proses pembuatan anyaman rotan untuk hiasan lampu (3) Mendeskripsikan jenis-jenis hiasan lampu berbahan rotan di “Transit Bali Art Shop”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif

kualitatif.

Subjek penelitian ini adalah Proses Pembuatan Kerajinan Anyaman Hiasan Lampu Berbahan Rotan di “Transit Bali Art Shop” Sukawati, Gianyar. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah

menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan hiasan lampu berbahan rotan di “Transit Bali Art Shop” Sukawati, Gianyar antara lain: gunting

rotan, gunting besi, pengelasan, kompor perak (semprot), kuas dan mesin kompresor. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain: rotan jadi (sudah diproses), kulit rotan (foc), kawat besi, cat polibest, cat

luxor, melamin, tinner, kain rayon, lem fox, hardener dan bahan tambahan seperti lidi kelapa, manggar. (2) Proses pembuatan anyaman rotan untuk hiasan lampu yaitu: pembuatan desain, proses kerangka, pengecatan kerangka, proses lilitan dengan kulit rotan pada kerangka, proses kerangka anyaman (peniangan), proses penganyaman, proses pengomporan, proses finishing yang dilakukan dengan dua teknik yaitu dengan teknik finishing melamin gloss dan teknik finishing pewarnaan luxor dan penambahan bahan tambahan seperti kain rayon, lidi, dan manggar. (3) Jenis-jenis hasil kerajinan hiasan lampu berbahan rotan adalah: silinder ruet, siluet ruet, boks ruet, apolo ruet, silang ruet, opal ruet, basabasi ruet, kerucut ruet, silinder tumpuk ruet, bola ruet, bola ruet tanpa rangka, botol ruet, daun ruet, ufo ruet, keong ruet, tulip thailand ruet, bawang lidi ruet, silinder variasi ruet.

Kata-kata kunci : Kerajinan, Ayaman rotan, Jenis hiasan lampu. Abstract

This research discuss about wicker craft for lights decoration which is made up using rattan in “Transit Bali Art Shop”. The purpose of this research is to examine the craft thing that has unique characteristics in the use of material, form, and modification that being done. Based on that fact, the researcher wants to know deeper about the tools and materials, the process, and also kinds of craft that is produce in “Transit Bali Art Shop”.

This research aims to know (1) The tools and materials in making the wicker craft, (2) The process in making rattan wicker for lights decoration, (3) To describe the kinds of lights decoration which is made up using rattan in “Transit Bali Art Shop”. This research is a descriptive qualitative research.

(2)

The subject of this research is The Process of Making Wicker Craft for Lights Decoration which is made up Using Rattan in “Transit Bali Art Shop” Sukawati, Gianyar. The method of collecting data in this research is using observation method, interview, documentation, and literature review.

The result of the study shows that (1) The tools and materials that is used in making wicker craft for lights decoration from rattan in “Transit Bali Art Shop” Sukawati, Gianyar such as, rattan scissors, iron scissors, welding, silver stove (spray), brush, and compressor engines. While the materials used include: rattan (processed), leather rattan (foc), iron wire, polibest paint, luxor paint, melamine, thinner, rayon fabric, glue fox, hardener, and some additional materials like coconut sticks, manggar. (2) The process of making rattan wicker craft for lights decoration are making the design, the process of making frame, painting the frame, the process of twisting the rattan in the frame, the process of making the wicker

(peniangan), the wicker process, the heating process, the finishing process which is done by two technique such as finishing technique using gloss melamine and finishing technique using luxor paint and adding some materials like rayon fabric, sticks, and manggar. (3) The kinds of wicker craft product for lights decoration which is made up using rattan is complex cylinder, complex silhouette, complex box, complex apolo, complex cross, complex oval, complex basabasi, complex cone, complex piles cylinder, complex ball, complex ball without frame, complex bottle, complex leaves, complex UFO, complex snail, complex Thailand tulip, complex sticks of onion, and complex variation of cylinder.

(3)

PENDAHULUAN

Provinsi Bali terdiri dari 8 kabupaten dan 1 kota madya. Masing-masing kabupaten memiliki ciri khas atau brand tersendiri. Setiap kabupaten memiliki hasil kerajinan yang mencerminkan ciri khas daerahnya masing-masing. Hal itu menjadikan Bali memiliki keunikan yang beragam yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan berkunjung ke Bali. Dari masing-masing kabupaten yang ada di Bali, Gianyar merupakan salah satu kabupaten yang terkenal dengan hasil kerajinan, seperti contoh kerajinan patung, ukir kayu, anyaman dan benda-benda hias lainnya. Mengenai kondisi Pengrajin di Gianyar Bali, produk kerajinannya sebagian besar diproses di rumah masing-masing. Kerajinan anyaman merupakan kegiatan yang menyerap tanaga kerja yang cukup banyak, dan merupakan pekerjaan yang dikerjakan dengan tangan (handmade). Kabupaten Gianyar merupakan salah satu daerah penghasil kerajinan yang sangat potensial di Bali. Hasil kerajinan dari daerah ini sangat menarik dan menjadi salah satu mata dagang ekspor. Kerajinan yang banyak dijumpai di daerah Gianyar antara lain: jenis-jenis patung, hasil ukir kayu, anyaman dan benda-benda hias lainnya.

Transit Bali Art Shop” adalah suatu

tempat usaha di kabupaten Gianyar yang menjual produk benda kesenian yang khususnya membuat tempat lampu atau hiasan lampu dengan teknik anyaman. “Transit Bali Art Shop” ini berlokasi di Jl.

Raya Sakah 54, Batuan, kecamatan Sukawati, kabupaten Gianyar. Dwi Indah Widhiastuti (38 tahun) sebagai pemilik usaha ini mempunyai dua karyawan tetap dan dua puluh karyawan tidak tetap, dan berdiri sejak tahun 2004. “Transit Bali Art Shop” memiliki tempat untuk memproduksi

kerajinan dan tempat untuk penjualan kerajinan (Art Shop). Benda kesenian yang dibuat adalah berbagai bentuk hiasan lampu dengan menggunakan teknik anyaman. Dalam Esiklopedi Nasional Indonesia (1988:166) anyaman adalah benda hasil kerajinan tangan dengan teknik menganyam, yaitu mengatur bahan-bahan

dasarnya dalam bentuk tindih menindih, silang menyilang, lipat melipat, dan sebagainya. Dalam proses pembuatan kerajinan anyaman di “Transit Bali Art Shop

menggunakan alat pemotong berupa gunting. Sementara itu bahan lain yang digunakan diantaranya: kawat besi, rotan, kulit rotan (foc), kain rayon, lem fox, cat pewarna dan melamin gloss.

Rotan yang merupakan bahan utama pembuatan kerajinan anyaman ini didatangkan dari daerah Jawa Timur (Malang). Kerajinan anyaman hiasan lampu juga menggunakan bahan tambahan seperti lidi kelapa, manggar (putik bunga aren muda), bambu, kerang laut dan serat pisang. Proses pembuatannya dimulai dari membuat kerangka dengan kawat besi, pewarnaan pada kawat besi yang kemudian kerangka diikatkan dengan kulit rotan yang akan dianyam. Pembersihan dilakukan dengan cara dikompor dengan menggunakan kompor perak (semprot) berbahan gas elpiji. Kawat besi memiliki peranan yang penting dalam membuat kerajinan hiasan lampu berbahan rotan.

Di perusahan ini hanya mengerjakan produk tempat lampu saja akan tetapi bentuk dan ukurannya bermacam-macam. Salah satunya adalah hiasan lampu berbahan anyaman rotan. Disini lampu bukan lagi sekedar alat penerang biasa, tetapi juga memiliki nilai artistik. Hal yang paling menarik perhatian penulis adalah modifikasi teknik maupun bahan yang digunakan di “Transit Bali Art Shop

sehingga menjadikan produk yang dihasilkan sangat variatif.

Bentuk-bentuk hiasan lampu yang dihasilkan di “Transit Bali Art Shop” adalah kubus, balok, lingkaran, silinder, kerucut dan lain-lain. Bentuk-bentuk hiasan lampu tersebut juga dimodifikasi. Modifikasi yang diterapkan pada hiasan lampu salah satunya adalah menambahkan beberapa bahan seperti lidi dan manggar dengan cara ditempel dan diikat. Kreasi-kreasi yang dihasilkan dapat menarik perhatian siapa saja untuk memilikinya.

Ketertarikan saya untuk melakukan penelitian ini, disamping karena bahan

(4)

dasarnya memakai rotan, juga ada tambahan bahan besi. Hal itu menyebabkan pengerajin memiliki imajinasi penciptaan yang lebih bebas dan liar saat menciptakan berbagai bentuk produk. Disamping itu yang menarik adalah keunikan pancaran cahaya yang dihasilkan setelah diisi lampu.

Berdasarkan paparan diatas maka dilakukan penelitian tentang Kerajinan Hiasan Lampu Berbahan Rotan di “Transit Bali Art Shop” Sukawati, Gianyar. Penelitian

ini dibatasi hanya pada alat dan bahan pembuatan kerajinan, proses pengolahan rotan menjadi bahan anyaman, dan jenis-jenis hasil kerajinan rotan yang dibuat di “Transit Bali Art Shop.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk pencenderaan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta. Menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengamati orang-orang dan prilaku alami yang dapat diamati. Sasaran dari penelitian ini adalah di “Transit Bali Art Shop” yang

berlokasi di Jl. Raya Sakah 54 Batuan, Sukawati, Gianyar, Bali. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan kepustakaan. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa dengan menggunakan teknik analisis domain, digunakan untuk menganalisis gambaran objek penelitian secara umum. Ditargetkan mendapatkan data secara utuh tanpa harus diperinci secara detail (Bungin, 2005:85) dan taksonomi, yang terpokus pada domain-domain tertentu kemudian memilih domain menjadi sub-sub domain yang lebih terperinci umumnya merupakan rumpun yang memiliki kesamaan (Bungin, 2005:90). PEMBAHASAN

1. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan hiasan lampu.

Ada beberapa alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan kerajinan hiasan lampu berbahan rotan hingga

proses finishing antara lain: gunting rotan, gunting besi, mesin las, kompor perak, kompresor, dan kuas. sedangkan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan kerajinan hiasan lampu ini adalah: rotan, kulit rotan, kawat besi, cat besi, cat pewarna

(luxor), melamin (top coart gloss),

tinner, Hardener, kain rayon, dan lem fox.

2. Proses pembuatan hiasan lampu. Proses pembuatan hiasan lampu ini memiliki beberapa tahap pengerjaan. Tahapan- tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1). Pembuatan desain.

Dalam pembuatan desain kerajinan anyaman hiasan lampu di “Transit Bali Art Shop” menghasilkan bentuk-bentuk

yang bervariatif. Bentuk-bentuk tersebut seperti kubus, balok, lingkaran, silinder, kerucut, dan lain-lain. Dari bentuk-bentuk itu di olah menjadi beragam desain yang unik dan menarik. Pada saat ini pembuatan desain mengacu pada desain-desain kerajinan hiasan lampu yang pernah dibuat di “Transit Bali Art Shop”. Desain

yang dihasilkan saat ini tidak sepenuhnya mengikuti desain yang sudah ada, tapi adanya perubahan dengan penambahan bahan lain dan perubahan bentuk yang tidak sigenifikan. Desain yang juga dibuat berdasarkan pesanan.

2). Proses kerangka

Proses pengelasan ini dilakukan setelah tahap pembuatan desain. Kawat besi yang berukuran diameter 5 mm dipotong-potong dengan gunting besi sesuai dengan ukuran desain yang ada. Selanjutnya potongan-potongan kawat itu disambungkan dengan sistem las sesuai dengan desain. Alat yang digunakan dalam proses pengelasan untuk pembuatan kerangka ini adalah alat pengelasan. Tujuan dari pemakaian kawat besi ini adalah agar kerangka anyaman menjadi lebih kuat. 3). Pengecetan kerangka

(5)

Pengecatan kerangka ini tujuannya adalah untuk melapisi kerangka besi dan melindungi besi dari karat. Selain itu untuk menutupi bekas proses pengelasan agar terlihat rapi dan menarik. Alat yang digunakan dalam proses pengecatan adalah kuas agar pekerjaan lebih cepat dan hasilnya lebih rapi. Bahan yang digunakan adalah cat polibest warna hitam dengan campuran tinner.

4). Proses lilitan pada karya

Proses lilitan merupakan tahapan yang dilakukan sebelum penganyaman. Pada tahap ini menggunakan bahan kulit rotan (foc) yang dililitkan pada kerangka. Proses tersebut bertujuan untuk mengawetkan kerangka dan menghilangkan jejak penggunaan besi pada kerangka sehingga yang terlihat nanti adalah sepenuhnya menggu-nakan bahan rotan.

5). Proses Kerangka Anyaman

Proses kerangka anyaman (peniangan) adalah tahapan merapatkan kerangka agar mudah pada proses penganyaman. Bahan rotan yang digunakan berukuran 3,5 mm kemudian dililitkan secara horizontal dan vertikal secara berulang-ulang.

6). Proses penganyaman

Proses penganyaman ini menggunakan teknik abstrak. Teknik abstrak tersebut merupakan teknik menganyam secara bebas. Panjang rotan yang digunakan dalam menganyam rata-rata 150 cm sampai dengan 200 cm. Alat yang digunakan pada proses ini adalah gunting rotan saja untuk memotong dan merapikan rotan.

7). Proses pengomporan

Proses pengomporan ini dilakukan untuk mendapatkan hasil kerajinan yang benar-benar halus dan sempurna sebelum proses finishing. Alat yang digunakan yaitu kompor perak (kompor semprot) berbahan gas elpiji. Pada proses pengomporan ini bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa serabut rotan yang masih menempel supaya bersih pada saat finishing.

8). Proses finishing

Di “Transit Bali Art Shop” menggunakan

dua teknik finishing, yaitu finishing

melamin dan finishing teknik pewarnaan. Untuk finishing melamin

Top coart gloss penyelesaiannya dilakukan dengan mencampurkan bahan Melamin dengan tinner dan hardener (pengering). Takaran untuk penyampurannya adalah ½ liter Melamin, ½ liter tinner dan satu tutup botol hardener (pengering). Hasil dari pengaplikasian tersebut pada kerajinan hiasan hiasan lampu menjadi tampak lebih berkilau dengan warna alami. Memperlihatkan bahan rotan yang digunakan. Cara pengaplikasian tersebut adalah dengan menggunakan kompresor.

Sedangkan teknik finishing pewarnaan

luxor, Bahan pewarna luxor dicampur dengan tinner supaya mendapat tebal tipis warna yang diinginkan. Pengaplikasian bahan pewarna dilakukan dengan cara disemprot menggunakan alat kompresor.

Secara umum proses dengan cara menyemprot memilki dua tahapan yaitu semprot tahap dasar dan akhir. Pada proses finishing pewarnaan ini juga dapat menerapkan teknik finishing

melamin glos untuk memperoleh hasil dengan kesan mengkilat. Tujuannya untuk memberikan kesan warna yang menarik pada hisan lampu yang diinginkan.

9). Penambahan bahan tambahan Setelah proses finishing selesai, kebanyakan diantaranya diberikan tambahan bahan kain rayon pada bagian dalam kerajinan anyaman. Tujuannya agar kelihatan menarik dan menambah aksen cahaya yang romantik. Bahan perekat yang digunakan adalah lem fox. Dengan alat yang digunakan adalah gunting dan kuas, gunting untuk memotong kain rayon dan kuas untuk menempel pada bagian dalam anyaman. Pada beberapa kerajinan anyaman ini dilakukan penambahan bahan hiasan

(6)

seperti lidi dan manggar (putik bunga aren). Teknik pengaplikasian bahan tambahan manggar ini dengan cara diikat dengan kulit rotan.

3. Jenis-jenis hiasan lampu.

Ragam bentuk kerajinan yang dihasilkan di “Transit Bali Art Shop”

adalah produk fungsional yang bentuknya bervariatif, seperti : 1)

silinder ruet, 2) siluet ruet, 3) boks ruet, 4) apolo ruet, 5) silang ruet, 6) opal ruet, 7) basabasi ruet, 8) kerucut ruet, 9) silinder tumpuk ruet, 10) bola ruet, 11) bola ruet tanpa rangka, 12) botol ruet, 13) daun ruet, 14) ufo ruet, 15)

keong ruet, 16) tulip thailand ruet, 17)

bawang lidi ruet, 18) silinder variasi ruet.

Bentuk-bentuk yang dihasilkan tersebut memiliki berbagai ukuran dan bentuk yang berbeda-beda. Kreatiffitas dalam penambahan bahan tambahan juga berbeda. Berdasarkan bentuk dan ukuran dari masing-masing kerajinan tersebut memiliki harga jual yang berbeda-beda. Beberapa contoh kerajinan hiasan lampu diantaranya adalah:

Gambar Silinder Ruet

Foto : I Gede Made Feri Wijaya

Silinder ruet berukuran diameter 30 cm dan tinggi 150 cm. Bentuk silinder ruet

sesuai dengan bentuk silinder (tabung).

Dari tahap finishing menggunakan pelapis Melamin dan penambahan kain yang berwarna merah pada bagian dalam kerajinan anyaman. Fungsinya sebagai hiasan lampu yang biasanya ditaruh di ruangan atau dipojok-pojok ruangan. Harga hiasan lampu silinder ruet Rp. 350.000.

Gambar Apolo Ruet

Foto : I Gede Made Feri Wijaya

Apolo ruet berukuran diameter 20 cm pada sisi bawah dan atas, pada bagian tengah berdiameter 30 cm dan tinggi 150 cm. Dari tahap finishing menggunakan cat pewarna luxor berwarna merah muda dan penambahan kain yang berwarna putih pada bagian dalam kerajinan anyaman. Fungsinya sebagai hiasan lampu yang biasanya ditaruh di ruang atau dipojok-pojok ruangan. Bentuk

apolo ruet sesuai dengan bentuk silinder hanya saja agak ramping pada bagian atas dan bawah. Harga hiasan lampu

(7)

Gambar Kerucut Ruet

Foto : I Gede Made Feri Wijaya

Kerucut ruet memiliki ukuran tinggi 100 cm dan diameter penampang sisi bawah 25 cm. Kerajinan kerucut ruet berbentuk kerucut yang bervolume. Dari tahap

finishing menggunakan pelapis Melamin dan penambahan kain yang berwarna putih pada bagian dalam kerajianan anyaman. Fungsinya sebagai hiasan lampu dengan penempatan di ruangan atau diatas meja. Hiasan lampu yang dinamakan kerucut ruet ini seharga Rp. 200.000.

Gambar Silinder Tumpuk Ruet Foto : I Gede Made Feri Wijaya

Silinder tumpuk ruet memiliki ukuran tinggi 80 cm dan diameter penampang 30 cm. Kerajinan silinder tumpuk ruet

berbentuk silinder yang bervolume. Dari tahap finishing menggunakan pelapis Melamin dan penambahan kain yang berwarna biru pada bagian dalam kerajianan anyaman. Fungsinya sebagai hiasan lampu dengan penempatan di atap ruangan atau digantung di ditempat yang diinginkan. Hiasan lampu yang dinamakan silinder tumpuk ruet ini seharga Rp. 200.000.

(8)

Gambar Bola Ruet

Foto : I Gede Made Feri Wijaya

Bola ruet memiliki ukuran diameter 80 cm. Kerajinan bola ruet berbentuk lingkaran. Dari tahap finishing

menggunakan pelapis Melamin dan juga bisa dengan penambahan kain pada bagian dalam kerajianan anyaman. Fungsinya sebagai hiasan lampu dengan penempatan di pelapon ruangan atau digantung di ditempat yang diinginkan. Hiasan lampu yang dinamakan bola ruet

ini seharga Rp. 400.000 sampai Rp. 250.000 tergantung besar kecilnya.

Gambar Bola Ruet Ranpa Rangka Foto : I Gede Made Feri Wijaya

Bola ruet tanpa rangka memiliki ukuran diameter 15 cm. Kerajinan bola ruet tanpa rangka berbentuk lingkaran yang digabungkan dengan menggunakan tali. Dari tahap finishing

menggunakan bermacam warna dan pelapis Melamin. Fungsinya sebagai hiasan lampu dengan penempatan di pelapon ruangan atau digantung di ditempat yang diinginkan. Hiasan lampu yang dinamakan bola ruet tanpa rangka

ini seharga persatu pcs Rp. 35.000.

Gambar Botol Ruet

Foto : I Gede Made Feri Wijaya

Botol ruet memiliki ukuran tinggi 100 cm, diameter penampang atas 10 cm, diameter penampang bawah 25 cm. Kerajinan botol ruet berbentuk seperti botol. Dari tahap finishing menggunakan pelapis Melamin gloss. Fungsinya sebagai hiasan lampu dengan penempatan disebuah ruangan atau dipojok ruangan. Hiasan lampu yang dinamakan botol ruet ini seharga Rp. 250.000.

(9)

Gambar 4.38 Daun Ruet Foto : I Gede Made Feri Wijaya

Daun ruet memiliki ukuran tinggi 50 cm dan lebar 25 cm. Kerajinan daun ruet

berbentuk seperti daun. Dari tahap

finishing menggunakan pelapis pewarna dan juga bisa dengan penambahan kain pada bagian dalam kerajianan anyaman. Fungsinya sebagai hiasan lampu dengan penempatan di atas meja atau di ditempat yang diinginkan. Hiasan lampu yang dinamakan daun ruet ini seharga Rp. 100.000.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan hiasan lampu berbahan rotan di “Transit Bali Art Shop”, Sukawati, Gianyar adalah

sebagai berikut: (1) alat: Gunting rotan, gunting besi, pengelasan, kompor perak (semprot), kuas dan mesin kompresor; dan (2) bahan: Rotan jadi (sudah diproses), kulit rotan (foc), kawat besi, cat polibest, cat luxor,

melamin, tinner, kain rayon, lem fox,

hardener dan bahan tambahan seperti lidi kelapa, manggar.

2. Proses pembuatan anyaman rotan untuk hiasan lampu di “Transit Bali Art Shop”, Sukawati, Gianyar yaitu: (1)

pembuatan desain, (2) proses kerangka, (3) pengecatan kerangka, (4) proses lilitan dengan kulit rotan pada kerangka, (5) proses kerangka anyaman (peniangan), (6) proses penganyaman, (7) proses pengomporan, (8) proses finishing yang dilakukan dengan dua teknik yaitu dengan teknik finishing melamin gloss dan teknik finishing pewarnaan luxor. (9) penambahan bahan tambahan seperti kain rayon, lidi, dan manggar yaitu dengan cara ditempel dan diikat. 3. Jenis-jenis hasil kerajinan hiasan lampu

berbahan rotan yang dibuat di “Transit Bali Art Shop”, Sukawati, Gianyar

adalah: : 1) silinder ruet, 2) siluet ruet, 3) boks ruet, 4) apolo ruet, 5) silang ruet, 6) opal ruet, 7) basabasi ruet, 8)

kerucut ruet, 9) silinder tumpuk ruet, 10) bola ruet, 11) bola ruet tanpa rangka, 12) botol ruet, 13) daun ruet, 14) ufo ruet, 15) keong ruet, 16) tulip thailand ruet, 17) bawang lidi ruet, 18)

silinder variasi ruet. SARAN

Melalui penelitian ini penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada para pengrajin diharapkan agar dalam proses pembuatan seni kerajinan anyaman hiasan lampu ini hendaknya mengadakan inovasi terhadap bentuk produk yang lebih bervariatif. Selain itu teknik menganyam sebaiknya lebih dikembangkan lagi agar ada kreasi baru yang ditampilkan. Untuk mendukung kelancaran dalam penjualan sebaiknya perusahaan memiliki buku daftar jenis produk dan harga yang dijual, agar mempermudah konsumen dalam memilih produk yang diinginkan.

(10)

2. Kepada peneliti selanjutnya yang akan mengangkat tentang kerajinan anyaman hiasan lampu diharapkan untuk menambah informasi dan kepustakaan terkait dengan teori, dan menambahkan aspek pemasaran produksi agar penelitian yang dihasilkan dapat menyentuh persoalan ekonomi.

Daftar Pustaka

Ensiklopedi Nasional Indonesia. 1988. Jilid 2. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka

Bungin, Burham. 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Gambar

Gambar Silinder Ruet
Foto : I Gede Made Feri Wijaya
Gambar Bola Ruet Ranpa Rangka  Foto : I Gede Made Feri Wijaya
Gambar 4.38 Daun Ruet  Foto : I Gede Made Feri Wijaya

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menganalisis data akan digunakan prosedur dan teknikteknik yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, yakni memberikan kesempatan kepada masing-masing siswa untuk

[r]

Menurut Sedarmayanti (2011) kinerja adalah hasil yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

maten yang dibenkan, terlibat dalam mendiskusikan suatu materi prasyarat yang dibicarakan, terlibat dalam mendiskusikan suatu materi pokok yang dibicarakan, memberi tanggapan

Kesimpulan : Dari hasil penelitian uji efek daun kemangi terhadap penyembuhan luka insisi pada kelinci didapatkan bahwa panjang luka yang diberi daun kemangi lebih cepat mengecil

pegawai kantor pengadilan agama pekanbaru kelas IA agar menaati aturan jam kerja dengan menerapkan presensi finger print. d) Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni

Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa interaksi antara air kelapa 0% + atonik 10% dengan air kelapa 0% + atonik 0% hasil yang didapat yaitu signifikan, lalu pada air kelapa 25% + atonik

Adapun saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah sebagai berikut (1) Guru diharapkan mampu menguasai materi yang akan diajarkan secara maksimal dan dapat