• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN STATUS GIZI DAN STATUS INFEKSI

PRA SUPLEMENTASI TERHADAP HAMBATAN PENINGKATAN KADAR RETINOL DAN IMUNITAS PASCA SUPLEMENTASI ULANG VITAMIN A DOSIS TINGGI PADA BALITA

(Penelitian Epidemiologi Analitik) SRI HARTININGSIH.

Promotor : Prof. Bambang Wiryatmadi, dr, MS, MCN, Pd.D, SpG (K) KKA KK Dis K 13 / 09 Har p

VITAMINE A; CHILDREN

(2)

RINGKASAN

Program Suplementasi vitamin A dosis tinggi untuk Balita di Indonesia telah berjalan 30 tahun dengan tujuan utama untuk menurunkan kasus Xeropthalmia dan meningkatkan daya tahan tubuh Balita terhadap infeksi.

Tujuan program yang telah dicapai adalah turunnya kasus Xeropthalmia dan telah dibawah angka yang ditetapkan WHO, tetapi tujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh Balita karena penyakit infeksi sampai saat ini belum tampak hasil yang nyata, diharapkan peningkatan status vitamin A dalam tubuh akan mampu mengurangi pengaruh infeksi sesuai dengan fungsi utama vitamin A dan derivatnya yaitu deferensiasi sel, epitelisasi mukosa, dan perbaikan epitel barier mukosa.

Kenyataan dilapangan 3 besar penyakit infeksi pada Balita (Diare, ISPA, DBD) masih sukar diputus rantai penularannya, hal ini terjadi karena peningkatan status vitamin A (kadar serum retinol) tidak tercapai. Pada survey Nasional tahun 1992 angka Kurang Vitamin A 50,2%, dan pada penelitian ini Kurang Vitamin A pra suplementasi vitamin A dosis tinggi masih 47,54%, sedangkan Kurang Vitamin A pasca suplementasi ulang vitamin A 31,5%.

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh status gizi berdasarkan pemeriksaan index BB/U dan kadar albumin serta status infeksi berdasarkan test CRP pra suplementasi vitamin A dosis tinggi, terhadap hambatan peningkatan status vitamin A berdasarkan kadar serum retinol dan pengaruh terhadap hambatan peningkatan imunitas berdasarkan kadar Ig A pasca suplementasi ulang vitamin A dosis tinggi pada Balita.

Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sidotopo Wetan Kota Surabaya, merupakan penelitian Epidemiologi Analitik non eksperimen, dengan rancangan studi Observasional Analitik, dan pada sampel dilakukan observasi longitudinal. Setelah dilakukan penapisan dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, besar sampel dihitung dengan rumus populasi finit, didapat besar sampel = 61 Balita, pengambilan sampel dengan metode simple random sampling.

Pada penelitian dilakukan pengambilan spesimen darah subyek sebanyak 2 kali yaitu pada pra suplementasi vitamin A dosis tinggi dan pasca suplementasi suplementasi ulang vitamin A dosis tinggi. Pada spesimen pra suplementasi vitamin A dosis tinggi dilakukan pemeriksaan kadar albumin, test CRP, retinol, Ig A, sedangkan pada spesimen pasca suplementasi ulang vitamin A dosis tinggi dilakukan pemeriksaan retinol, Ig A. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan orang tua Balita untuk mendapatkan data primer tentang karakteristik subyek penelitian dan keluarganya, pada subyek penelitian dilakukan penimbangan untuk mengetahui index BB/U pra suplementasi, juga dilakukan pencatatan tentang asupan diet perhari sebanyak 4 kali, sekali setiap minggu selama sebulan pasca suplementasi ulang vitamin A dosis tinggi, dengan tujuan untuk mengetahui Angka Kecukupan Gizi (AKG) energi, protein dan vitamin A pada diet harian, dengan metode Food Recall 24 jam dan metode Food Frequency.

Data hasil penelitian dianalisis dengan Analisis Regresi Linear Berganda pada taraf kepercayaan 95% (a = 0,05), dan dilanjutkan dengan Uji Signifikansi Pengaruh masing-2 variabel dengan menggunakan program statistik SPSS.

(3)

Hasil penelitian menunjukan bahwa: Status Gizi berdasarkan index BB/U pra suplementasi berpengaruh positif (t hitung = 2,125) dan signifikan (a = 0,038) terhadap peningkatan kadar retinol dan berpengaruh positif (t hitung = 3,731) dan signifikan (a = 0,000) terhadap lg A pasca suplementasi vitamin A dosis tinggi pada Balita.

Status Gizi berdasarkan pemeriksaan kadar albumin pra suplementasi berpengaruh positif (t hitung = 2,066) dan signifikan (a = 0,043) terhadap peningkatan kadar retinol dan berpengaruh positif (t hitung = 3,210) dan signifikan (a = 0,002) terhadap lg A pasca suplementasi vitamin A dosis tinggi pada Balita.

Status Infeksi (CRP) pra suplementasi berpengaruf negatif (t hitung = - 3,095) dan signifikan (a = 0,003) terhadap peningkatan kadar retinol dan berpengaruf negatif (t hitung = - 3,497) dan signifikan (a = 0,003) terhadap peningkatan kadar lg A pasca suplementasi vitamin A dosis tinggi pada Balita.

Penelitian ini membuktikan bahwa variabel index BB/U dan kadar albumin pra suplementasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kadar retinol dan lg A pasca suplementasi vitamin A dosis tinggi.

Index BB/U dan kadar albumin mempengaruhi proses metabolisme vitamin A, melalui protein dan lemak endogen terbentuk kilomikron dan tersimpan sebagai retinol ester dalam hepatosit. Saat dibutuhkan retinol ester diekskresi menjadi RBP yang membutuhkan albumin plasma dan menuju sel target dalam bentuk CRBP, bentuk aktif CRBP dalam sel target sebagai retinol bersama a2 globulin berperan dalam pembentukan lg A melalui aktivasi limposit B. Bentuk aktif lain adalah asam retinoat dengan bantuan albumin menjadi pembawa signal substansi lipofilik, melalui RAR/RXR berdisosiasi dengan HSp-90 meningkatkan afinitas DNA, transkripsi ERH, perubahan mRNA sehingga terjadi deferensiasi set. Asam retinoat juga mengaktifkan transglutaminase pada makrofag, juga mengaktifkan PAMP sehingga fagositosis meningkat dan cytokine meningkat. Jadi bentuk aktif CRBP pada sel target dapat berfungsi sebagai innate immunity dan adaptive immunity.

Penelitian ini juga membuktikan bahwa variabel CRP pra suplementasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap peningkatan kadar retinol dan Ig A pasca suplementasi vitamin A dosis tinggi. Pada ekskresi dari hepatosit, CRP dan retinol ester akan berkompetisi untuk berikatan dengan albumin, karena pada infeksi kadar CRP meningkat sampai 1000X maka hampir seluruh albumin akan terikat pada CRP, sehingga ekskresi retinol ester terhambat akibatnya kadar retinol menurun. CRP selain sebagai petanda infeksi juga sebagai innate immunity melalui fungsi CRP sebagai Soluble PRR, menyebabkan CRP berfungsi sebagai opsonin sehingga mikroba patogen difagosit, selain itu CRP secara topologi dan struktur dapat mengikat Clq, C1r, Cis selanjutnya mengaktivkan C4, C2, C5 sampai C9 dan terjadi aktivasi jalur komplemen klassik, kompleks ini mengakibatkan mikroba patogen lisis. Akibat berbagai fungsi dari CRP inilah fungsi adaptive immunity fase sekunder (Ig A) yang membutuhkan waktu 1-3 hari untuk aktivasi, saat mikroba patogen masuk, tidak melakukan fungsinya. Kenyataan ini menyebabkan CRP berbanding terbalik dengan Ig A, dan ini juga menjelaskan bahwa ada interdependence antara innate immunity dan adaptive immunity. Berbagai penelitian terdahulu menyatakan bahwa hambatan peningkatan status vitamin A terjadi pada sindroma malabsorbsi lemak, penelitian ini mendukung penelitian terdahulu karena pada Balita dengan KEP juga terjadi KVA.

(4)

Selanjutnya penelitian lain terdahulu juga membuktikan bahwa peningkatan status vitamin A pada suatu kasus infeksi tertentu akan meningkatkan Ig G, dan cytokine (C4,C8,CD36). Penelitian ini menjelaskan bahwa CRP sebagai petanda infeksi,juga berfungsi sebagai bakterisid.

Penemuan baru pada penelitian ini, membuktikan bahwa ada korelasi terbalik antara CRP dengan Ig A.

Kesimpulan: Status gizi (BB/U dan kadar albumin) pra suplementasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kadar retinol dan Ig A pasca suplementasi ulang vitamin A pada Balita. Status infeksi (CRP) pra suplementasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap peningkatan kadar retinol dan Ig A pasca suplementasi ulang vitamin A pada Balita. Index BB/U pra suplementasi merupakan variabel paling dominan. Sebagai saran, penelitian ini dapat dikembangkan lebih Ianjutkan tentang : Bagaimana mempertahankan peran dan fungsi Ig A agar tetap optimal pada kondisi Balita KVA.

Bagaimana menjelaskan lebih jauh adanya interdependence innate immunity dan adaptive immunity tersebut.

(5)

ABSTRACT

The Role of Nutrition and Infection Status before Supplementation toward the Inhibition of the Increase to Retinol Level and the Immunity status after Resupplementation of High-dose Vitamin A given to Children under Five Years Old

The program of high-dose Vitamin A supplementation for children under five (CUF) has been established for 30 years in Indonesia, aiming to decrease Xeropthalmia cases and before Supplementation increase CUF's immunity against the infections.

The objective of this study is to analyze the influence of nutrition status which is based on the index of examination on W/Age and Albumin level, as well as infection status based on CRP test before high-dose Vitamin A supplementation toward the inhibition of the increase of vitamin A status according to retinol serum and its influence toward the inhibition of the immunity increase according to Ig A level after high-dose Vitamin A supplementation to CUF.

The research can be categorized as Epidemiology Analytic non experimental research which uses analytic observational study, the numbers of samples are 61 children under five years old. The subjects' blood specimens are taken twice.

The albumin level, CRP, retinol, Ig A are examined in the specimen before high-dose Vitamin A supplementation while retinol, and Ig A are examined in the one after the resupplementation. Besides that, the interview to CUF's parents is done to obtain the primary data about the subjects of research and their family.

The dietary intake is also monitored four times a day every week in a month after resupplementation, by using Food Recall 24 hours Method and Food Frequency Method. The results of the research are analyzed by using double linear regression analysis on at a standard of reliability at 95% (a=0.05), Consequently, the results of the study show the following: The index of W/Age, before supplementation affects positively and significantly (a=0,038) toward the increase of retinol level, and affects positively and significantly (a=0,000) toward Ig A, after supplementation of high-dose vitamin A given to CUF.

The Albumin level, before supplementation affects positively and significantly (a=0,043) toward the increase of retinol level, and affects positively and significantly (a=0,002) toward Ig A, after supplementation of high-dose vitamin A given to CUF. The infection status (CRP) before supplementation affects negatively and significantly (a=0,002) toward the increase of retinol level, and affects negatively and significantly (a=0,003) toward Ig A, after supplementation of high-dose vitamin A given to CUF.

Referensi

Dokumen terkait

A második esetben az előrejelzések célja, hogy elsősorban a fiatalok (illetve családjaik), valamint az oktatási intézmények és a vállala- tok számára

Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Sungai Latuppa, Kelurahan Latuppa, Kecamatan Wara Utara, Kota Palopo pada bulan Mei sampai Juni 2016 yang bertujuan untuk

3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi (saraf, hormone dan alat indera) dalam kaitannya dengan mekanisme koordinasi dan

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, maka diperoleh simpulan bahwa dalam tuturan Sentilan, Sentilun, dan bintang tamu pada acara “Sentilan Sentilun” di

Laporan keuangan disusun oleh perusahaan untuk disajikan pada semua pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.Informasi keuangan yang disajikan harus relevan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak daun kari (Murraya koenigii L.) terhadap kadar glukosa darah mencit (Mus musculus) yang diinduksi

Menurut Arends (dalam Trianto 2007:61) menyatakan bahwa Think Pair- Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi