BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1. Latar Belakang Perusahaan
Studi kasus dilakukan pada PT. XYZ, perusahaan yang bergerak dalam bidang layanan TI yang berada di Jakarta Pusat. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1987, PT. XYZ memulai bisnisnya sebagai mitra bisnis IBM Indonesia, sebagai IBM re-marketer yang menyediakan jasa sistem komputer bisnis dan sebagai partner pendukung untuk beberapa perusahaan pemerintah dan swasta di seluruh Indonesia. Contohnya di berbagai dunia industri, perbankan, otomotif, asuransi, universitas, pelabuhan, hotel dan banyak lainnya.
Pengalaman dalam teknologi Informatika inilah yang memberikan keuntungan dan kesempatan yang lebih besar untuk memperluas, dan bekerjasama dengan PT Telekomunikasi Indonesia, Tamura Electric Works Ltd & Mitsui Co Ltd. Dan di awal tahun 1992 PT. XYZ mulai bergerak dalam bidang memasok, menginstal, dan memelihara networking dan data center.
Dengan perkembangan zaman, PT. XYZ pun turut berkembang, mempersiapkan diri dalam rangka menghadapi kompetisi paling sulit, PT. XYZ terus menempa diri untuk menjadi perusahaan yang lebih baik, sebuah perusahaan yang dapat diandalkan. Kunci sukses PT. XYZ didasarkan pada nilai-nilai tradisional dan budaya perusahaan yang meliputi:
• Memupuk hubungan bisnis jangka panjang dengan setiap pelanggan dan mitra. • Dedikasi untuk kepuasan pelanggan.
• Dapat dipercaya dalam kualitas produk jangka panjang dan nilai apresiasi produk dan layanan kami.
• Memberikan solusi total kepada pelanggan untuk memecahkan bisnis mereka dan kompetensi profesional dalam memberikan produk dan layanan.
PT. XYZ percaya bahwa kualitas, pelayanan dan sumber daya manusia merupakan faktor kunci keberhasilan bagi bisnis yang dijalani untuk berkembang dan PT. XYZ selalu berusaha untuk memuaskan setiap pelanggan. Memiliki karyawan
untuk menyediakan pelanggan dengan solusi optimal bagi bisnis pelanggan dan persyaratan manajemen. Adapun moto perusahaan adalah: dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan, kami memiliki tim sumber daya manusia yang berkualitas yang sangat profesional di bidangnya.
3.2. Tier Pada Implementasi Aplikasi Client-Server dan N-Tier Pada Implementasi Aplikasi (yang ada)
Gambar 3.1 Bagan Interaksi applikasi (a) Client Server; (b) n-tier (tier-level-pada-data-center-menurut-tia.html2013/06/)
Perubahan yang paling mendasar thick client dan single-server model dimulai ketika aplikasi berbasis web pertama kali muncul. Aplikasi berbasis web bergantung pada standar antarmuka dan format pesan dimana aplikasi lebih mudah untuk berbagi. HTML dan HTTP menyediakan kerangka kerja standar yang memungkinkan klien
umum seperti browser web untuk berkomunikasi dengan aplikasi umum selama mereka menggunakan Web Server untuk fungsi presentasi.
HTML menggambarkan bagaimana client harus membuat data; HTTP adalah protokol transport yang digunakan untuk membawa data HTML;
Microsoft Internet Explorer, FireFox, Chrome, Opera adalah contoh Clien (Web Browser);
Apache web Server, Websphere,Bealogic, Glashfish , dan Microsoft Internet Information Server (IIS) adalah contoh dari Web Server.
Migrasi dari klasik client/server ke arsitektur berbasis web menggambarkan penggunaan thin client (web browser), web server, server aplikasi, dan database server.
Web Browser berinteraksi dengan Web Server dan server aplikasi, dan web server berinteraksi dengan server aplikasi dan database server.
Perbedaan fungsi ini didukung oleh server disebut sebagai tier, yang selain untuk klien tier, juga sesuai dengan model n-tier.
3.3. Model N-Tier
Model n-tier menggunakan thin client dan web browser untuk mengakses data dalam berbagai cara. Sisi server model n-tier ini dibagi menjadi area fungsional yang berbeda termasuk web, aplikasi, dan database server.
Model n-tier tergantung pada arsitektur web standar dimana format web browser merepresentasikan informasi yang diterima dari Web Server . Sisi server dalam arsitektur web terdiri dari beberapa server dan berbeda yang secara fungsional terpisah.
Model n-tier dapat berupa client dan web server, atau client, web server, dan server aplikasi; atau client, web, aplikasi, dan server database.
Model ini lebih terukur dan dikelola, dan meskipun lebih kompleks dibandingkan dengan model client/ server klasik, memungkinkan lingkungan aplikasi untuk berkembang ke arah lingkungan komputasi terdistribusi.
Gambar 3.2 Bagan Contoh N-Tier
(Sumber : tier-level-pada-data-center-menurut-tia.html2013/06/)
Topologi yang akan dibangun dari solusi konsolodasi dan virtualisasi server digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.3 Topologi solusi konsolidasi dan virtualisasi server (Sumber : tier-level-pada-data-center-menurut-tia.html2013/06/)
3.4. Pertimbangan Dalam Pemilihan Tier Level Data Center
Ada beberapa jenis bisnis yang membutuhkan jasa data center andal untuk memastikan sistem operasionalnya tidak pernah mati, seperti industri finansial/perbankan, komputasi awan, e-commerce dan konten. Bayangkan jika sistem sebuah bank mati, yang dirugikan, bukan hanya pihak bank tapi juga bisnis-bisnis lain yang amat tergantung dengan jasa layanan bank tersebut. Atau saat data center Twitter dan BlackBerry yang sempat mengalami gangguan hingga membuat panik orang-orang di hampir seluruh belahan dunia.
Bisnis yang menjalankan critical mission seperti ini butuh layanan data center di level tertentu yang mampu menyediakan tingkat availability sangat tinggi. Tapi tidak mudah untuk mendapatkan tingkat availability sangat tinggi karena butuh usaha yang besar. Data center yang andal butuh pengelolaan infrastruktur, proses dan staf terlatih yang terintegrasi dengan sangat baik.
Tabel 3.2 Daftar Pertimbangan Pemilihan Tier Level
3.5. Infrastruktur Yang Ada P.T X.Y.Z
Kebutuhan akan infrastruktur baik existing maupun propose terbagi menjadi dua macam, yaitu perangkat lunak dan perangkat keras, dimana keduanya saling mendukung satu sama lain.
A. Utilisasi Infrastruktur yang ada PT. XYZ
B. Sistem Untuk Kebutuhan ERP (Penambahan Hardware).
- Server Aplikasi (Virtual) 2 Unit.
Processor 4x8 Core Memory 64 GB Storage 4x600 GB
- Server Database (Fisik) 2 Unit.
Processor 2x10 Core Memory 128 GB Storage 4x600 GB
- Server ForeFront (Fisik) 2 Unit.
Processor 1x6 Core Memory 8 GB Storage 2x250 GB
3.7. Propose Infrastructure PT. XYZ A. Detail Solusi
IBM Blade Chassis H (Menggantikan Chassis E yang ada) 1 Unit
Redundant Power Supply
4 Gigabit Ethernet Switch
2 Fiber Channel Switch
IBM Blade Server HX5 untuk Server Aplikasi ERP 2 Unit
4 Processor Xeon 8C E7-8837 130W 2.67GHz
64 GB RAM DDR3
8 ports Gigabit Ethernet
4 ports Emulex 8Gb Fibre Channel Expansion Card
IBM X3850 X5(Yang ada) untuk Server Database ERP 2 Unit
Add Processor to 4 Processor 6C
Add Memory to 128 GB
Add Storage 2 x 146 GB
V7000 untuk Storage ERP 1 Unit
12 x 600 GB (RAID 10)
IBM Blade Server HS22 untuk Server Virtualisasi 2 Unit
Single Processor Xeon 6C E5649 80W 2.53GHz
32 GB RAM DDR3
4 ports Gigabit Ethernet
2 ports Emulex 8Gb Fibre Channel Expansion Card
IBM X3550 M3 untuk Server Forefront 2 Unit
Memory 8 GB RAM DDR3
HDD 2 x 250 GB
3.8. Propose Software PT. XYZ
Microsoft Windows Server 2008 R2 Standard dengan 5 CAL 4 Unit
Microsoft Windows Server 2008 R2 Enterprise dengan 5 CAL 4 Unit
Microsoft Forefront TMG UAG 2 Unit
GraphOn Client 100 User
Vmware vSphere 5 Standard dengan 1 tahun subscription 8 Unit
Vmware vCenter Server 5 Foundation dengan 1 tahun
subscription 1 Unit
Symantec Backup Exec untuk backup Database ERP 1 Set
B. Detail Solusi
IBM Blade Chassis
IBM Blade Chasis yang ada saat ini (BCE) tidak bisa memenuhi kebutuhan yang diperlukan untuk ERP System.(Secara fisik chassis E tidak jauh berbeda dengan chassis H.Dikarenakan chassis E berikut server blade HS20 yang ada tidak pernah dipakai jadi dari vendor mengajukan tradein dengan chassis H berikut server blade HX5.Server HS20 hanya support 2 processor,4 slot memory max 8Gb,sedangkan HX5 support sampai 4 processor,16 slot memory)
IBM akan menggantikan chassis yang ada saat ini (BCE) dengan Chassis yang sesuai kebutuhan (BCH).
Memiliki 4 Gigabite Ethernet Switch dan 2 Fiber Channel Pass Thru Module. IBM Blade Server HS20
IBM Blade Chasis HS20 saat ini sudah tertinggal teknologinya Komponen-komponennya sudah sulit dicari.
Tidak mendukung penambahan Ethernet port yang dibtuhkan untuk keperluan Virtualisasi.
Server Virtualisasi
Saat ini menggunakan 2 Unit X3850 X5 Akan di migrasi ke 2 unit server HS22 Server Applikasi untuk ERP
Menggunakan IBM Blade Server HX5 dengan menggunakan 4 Processor yang masing-masing memiliki 8 core dan memory 64 GB.
Masing-masing memiliki 8 port Gigabit Ethernet dan 4 port FC Menggunakan VMWare ESXi 5.0 Standard Edition.
Server Database untuk ERP
Mennunakan Server X3850 X5 yang saat ini digunakan untuk server virtualisasi. Processor di upgrade menjadi 4 Processor untuk memenuhi kebutuhan ERP Memory di upgrade menjadi 128 GB
Server Forefront
Menggunakan server X3550 M3 dengan single Processor 6 Core dan 8 GB Memory.
Storage
12 x 600 GB
16 x 600 GB untuk server Applikasi dan Database ERP. Masing-masing server menggunakan 4 Disk.
Berikut tabel summary infrastruktur :
Jumlah Server+Storage+Sanswitch (Yang Ada) Jumlah Server+Storage (Penambahan)
1 Chassis E 1 Chassis H
3 Server blade HS20 2 Server blade HS22
2 Server x3850X5 2 Server blade HX5
1 Storage DS4700 2 Server x3550M3
2 Sanswitch B24 1 Storwise V7000
Gambar 3.5 Propose Topologi Infrastruktur
Kebutuhan akan infrastruktur baik existing maupun propose terbagi menjadi dua macam, yaitu perangkat lunak dan perangkat keras, dimana keduanya saling mendukung satu sama lain.
Kebutuhan perangkat Lunak & perangkat keras pada propose infrastructure ini yaitu : 1. Storage Area Network (SAN);
- Technology : Fiber/Fiber
- Number of disk : 12 (RAID-10) x 600 GB 2. Application file server (2 Units);
- OS : Windows Server 2008/2008 R2 Enterprise Edition (x64) - CPU : 4x8core
- RAM (GB) : 64 - Storage : 4 x 600 GB 3. Database server (2 Unit);
- OS : Windows Server 2008/2008 R2 Enterprise Edition (x64) - CPU : 2x10core
- RAM (GB) : 128 GB - Storage : 4 x 600 GB
4. Software : Windows Server 2008 R2 Enterprise (4 Units).
3.8. Instalasi Mekanikal Dan Elektrikal
Perancangan sistem data center ini merupakan tahap awal dari pembuatan teknologi permodelan sistem secara virtual. Dalam pembuatan data center diperlukan design dan data – data, seperti : Instalasi Mekanikal dan Elektrikal yang meliputi : power, ac, kabel tray, dll. Berikut gambar design instalasi-instalasi pada data center :
3.9. Building Management System
Pengkonsumsian energi yang paling besar dari keseluruhan pemakaian energi listrik suatu gedung adalah untuk sistem tata udara/HVAC. Sehingga salah satu cara untuk menghemat energi adalah mengusahakan beban pendinginan (cooling load) sekecil mungkin.
Building automation system adalah sebuah pemrograman, komputerisasi, intelligent network dari peralatan elektronik yang memonitor dan mengontrol sistem mekanis dan sistem penerangan dalam sebuah gedung. Building Automation Systems (BAS) mengoptimasi start-up dan performansi dari peralatan HVAC dan sistem alarm. BAS menambah dalam jumlah besar interaksi dari mekanikal subsistem dalam gedung, meningkatkan kenyamanan pemilik, minimasi energi yang digunakan, dan menyediakan off-site kontrol gedung. BAS berbasis kontrol komputer untuk mengkoordinasi, mengorganisasi, dan mengoptimasi kontrol subsistem pada gedung seperti keamanan, kebakaran/keselamatan, elevator, dan lain-lain. Bagian dari sistem
1. Controller
Controller yang digunakan biasanya terdiri dari satu atau lebih PLC (Programmable Logic Controllers), dengan pemrograman tertentu. PLC dalam BAS digunakan untuk mengontrol peralatan yang biasanya digunakan dalam sebuah gedung.
2. Occupancy Sensor
Occupancy biasanya didasarkan pada waktu dari skedul harian. Override switch atau sensor dapat digunakan untuk memantau occupancy pada beberapa daerah internal gedung.
3. Lighting
Lighting dapat dinyalakan maupun dimatikan dengan Building Automation System
berdasarkan waktu harian, atau pengatur waktu dan sensor. Contoh sederhana sistem tersebut adalah menyalanya lampu pada suatu ruangan setelah setengah jam orang terakhir keluar dari ruangan tersebut.
4. Air Handler
Air handler digunakan untuk mengatur keluar masuknya udara dalam gedung. Pengaturan ini dilakukan untuk menjaga agar udara tetap sesuai dengan kebutuhan serta kesehatan manusia yang ada dalam gedung tersebut.
5. Central Plant
Central Plant dibutuhkan untuk menyuplai air-handling unit dengan air. 6. Alarms and Security
Banyak Building Automation System memiliki kemampuan alarm. Jika sebuah alarm dideteksi, alarm tersebut dapat diprogram untuk memberitahukan seseorang. Pemberitahuan dapat dilakukan melalui komputer, pager maupun suara alarm. Sistem sekuriti dapat disambungkan pada building automation system. Jika occupancy sensor ada, maka sensor tersebut dapat juga digunakan sebagai alarm pencuri.
Topologi
Jaringan otomatis gedung terdiri dari primary dan secondary bus yang terdiri dari
Programmable Logic Controllers, input / output dan sebuah user interface (human interface device). Primary dan secondary bus dapat berupa kabel fiber optik, ethernet, ARCNET, RS-232, RS-485 atau wireless network. Controller digunakan dengan software yang akan bekerja dengan standar BACnet, LanTalk, dan ASHRAE. Input dan output berupa analog dan digital (binary). Input analog digunakan untuk membaca pengukuran variabel. Input digital mengindikasikan apabila device menyala atau tidak. Output analog mengontrol kecepatan atau posisi dari peralatan, seperti variable frequency drive, sebuah I-P transducer, atau sebuah aktuator. Output digital digunakan untuk membuka dan menutup relay dan switch.