• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN PENGEMBANGAN SDM DAERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BADAN PENGEMBANGAN SDM DAERAH"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI PENDAMPING MODUL

MATA DIKLAT BUILDING LEARNING COMITTMENT

DIKLAT TEKNIS AUTDITOR INSPEKTORAT

Oleh :

Supriyanto, Ir, M.Si

“ Disampaikan pada Diklat Teknis Autditor Inspektorat

Provinsi Jateng tanggal 22 Mei 2017”

BADAN PENGEMBANGAN SDM DAERAH

PROVINSI JAWA TENGAH

(2)

BAB. I

PENDAHULUAN

A. DISKRIPSI

Program-program pemerintah akan berjalan lancar apabila didukung oleh aparatu sipil negara yang handal, karena pegawai negeri sipil adalah unjung tombak pemerintah dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan. Keberhasilan suatu institusi dalam menjalankan program-program kerja salah satunya ditentukan oleh kekompakan dan kerjasama secara tim dari pimpinan tertinggi sampai pada personil yang paling rendah kedudukannya. PNS yang telah terikat dengan sumpah jabatan PNS dan Panca Prasetya Korpri dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Untuk itu perlunya kerjasama tim dalam suatu organisasi pemerintah didalam melaksanakan program kerjanya. Dengan demikian peningkatan kinerja tim perlu ditingkatkan guna mempermudah dan memperlancar pelaksanaan pekerjaan.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM :

Setelah mengikuti materi ini peserta diharapkan mampu menerapkan konsep Team Building secara efektif dan efisien dalam pelaksanaan diklat.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS :

Setelah mengikuti materi ini peserta dapat :

1. Menjelaskan konsep dasar membangun tim yang efektif 2. Mempraktikkan kerjasama dalam membangun tim yang efektif 3. Menjelaskan teknik pemecahan masalah secara baik

(3)

E. PESERTA : Diklat Prajabatan golongan III formasi umum

F. MATERI PELAJARAN :

(4)

BAB. II

RUANG LINGKUP KERJASAMA TIM

A. PENGERTIAN

Bekerja secara Tim akan lebih efektif dari pada bekerja secara sendiri-sendiri hal ini telah terbukti pada masa lalu, proses mencari pengalaman melalui kegiatan di alam terbuka sudah ada sejak zaman Yunani kuno. Secara sistematik pendidikan melalui kegiatan outbound dimulai tahun 1941 di Inggris yang dipelopori oleh warganegara Jerman bernama Kurt Hahn yang bekerjasama dengan seorang pedagang kelahiran Inggris bernama Lawrence Holt. Kedua orang tersebut membangun pendidikan berdasarkan petualangan (adventured based education). Petualangan yang dilakukan dengan menggunakan kapal layar kecil. Pendidikan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran rasa kersamaan dan kasih sayang pada orang lain. Membangun kersama tim (Team Building) yang ditujukan kepada para calon pegawai negeri sipil, sangat baik manfaatnya karena menimbulkan rasa kersamaan dan kekuatan tim yang dapat meningkatkan kemampuan kreatifitas dan inovasi masing-masing individu guna menyelesaikan tugas secara berkelompok.

B. PERANAN KERJASAMA TIM

Penggunaan alam terbuka menjadi media pembelajaran sangat mempunyai manfaat yang sangat besar, hal ini karena menimbilkan gairah belajar dan menghilangkan belenggu rutinitas yang berdampak pada semangat belajar yang tinggi. Alasan menggunakan media outbound di alam terbuka sebagai tempat belajar adalah sebagai berikut :

(5)

1. Menyajikan sebuah simulasi kehidupan yang komplek menjadi sederhana

2. Menggunakan pendekatan metode belajar melalui pengalaman

3. Metode pembelajaran yang dapat menimbulkan kegembiraan melalui simulasi permainan-permainan yang mengasikkan.

Guna kelancaran pelaksanaan outbound ini diperlukan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

a. Persatuan (Kohesi)

Dalam kohesi dapat dilihat dari tingkah laku anggota kelompok dalam proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan dan nilai kelompok dsb. Persatuan dan kesatuan kelompok merupakan kunci keberhasilan dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok.

b. Dorongan (Motif)

Motif yang berasal dari minat anggota terhadap kelompok dalam kesatuan berkelompok , tujuan bersama dan orientasi diri terhadap kelompok

c. Struktur

Dalam struktur ini tidak terdapat, perbedaan kedudukan diantara anggota dan mempunyai pembagian tugas masing-masing.

d. Kepemimpinan

Peranan kepemimpinan dalam kelompok sangat penting hal ini dalam mengatur dan menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

(6)

C. MANFAAT

a. Pengembangan kerjasama tim yang solid b. Pengembangan kepemimpinan

c. Pengembangan budaya organisasi d. Pengelolaan perubahan

e. Perencanaan strategik f. Pengembangan diri

(7)

BAB. III

KEPEMIMPINAN

A. GAYA KEPEMIMPINAN

Dalam sebuah tim peranan pemimpin sangat menentukan dalam mencapai tujuan yang akan dicapai bersama. Gaya kepemimpinan seseorang diperlukan untuk penyesuaian dengan tipe kepemimpian yang diperlukan dimasa depan. Dalam era globalisasi kepemimpinan di dalam reformasi birokrasi sangat menuntut kepemimpinan yang modern dan lebih demokratis, lebih erbuka, lebih rasional, lebih luwes dan lebih terdesentralisasi yang menciptakan kepemimpinan yang efektif dan efisien.

Menurut Stephen Covey menyatakan bahwa pemimpin yang mempunyai prinsip akan mempunyai mempunyai ciri-ciri sbb :

1. Terus-menerus belajar daripengalaman 2. Berorientasi pada pelayanan

3. Memancarkan energi positif 4. Mempercayai orang lain 5. Hidup seimbang

6. Melihat hidup sebagai petualangan 7. Sinergik

8. Berlatih terus untuk memperbaharui diri.

Secara garis besar membangun tim dalam suatu organisasi yang dituangkan dalam permainan outbound adalah pengembangan kemampuan dibidang manajemen organisasi dan yang kedua di bidang

(8)

pengembangan diri (personal development). Sukses dalam pencapaian tujuan organisasi sangat ditentukan oleh kerjasama antara personil. Guna memepercepat pengambilan keputusan banyak organisasi khusunya dunia usaha merubah struktur organisasinya berdasarkan tim kerja

(Team based organization) hal ini berdasarkan pendekatan tim kerja yang

menuntut pemberdayaan dan kekompakan kerja.

Untuk merubah kebiasaan kerja dari pekerjaan yang sangat individual menjadi kerja tim diperlukan adanya paradigma baru didalam menangani pekerjaan. Pola kerja lama yang bekerja terkotak kotak dengan masing-masing unit ini harus dibongkar dengan pendekatan lintas fungsi (crossfunctional organization). Pendekatan lintas fungsi ini sangat diperlukan karena terjadi perubahan yang mendasar dalam pelaksanaan kegiatan dari pekerjaan berorientasi tugas (task-based) menjadi pekerjaan yang berorientasi pross (process based). Pergeseran orientasi ini telah meningkatkan efisiensi dan produktivitas didalam kegiatan organisasi.

Suatu tim yang kompak harus memiliki visi dan misi bersama yang dikembangkan dan dilakukan secara bersama-sama. Visi dan misi sebagai pengikta kepentingan bersama dari seluruh anggota tim.

Disamping itu anggota tim harus memiliki sikap saling tergantung

(interdependence) dengan anggota lain, harus memiliki sudut pandang

yang positif, mau melibatkan orang lain dan sinergi untuk mencapai tujuan organisasi.

(9)

Tim yang sinergik adalah tim yang mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi dari perbedaan yang ada di antara anggota tim, dan dalam rangka meningkatkan efektifitas tim agar berkinerja baik (High performing

team), maka perlu diusahakan agar diantara sesama anggota tim

tersebut, dapat terjadi komunikasi yang lancar, baik komunikasi yang bersifat formal maupun komunikasi yang bersifat informal dan nonformal.

Perubahan perilaku individu dengan pendekatan dinamika kelompok melalui beberapa fase atau tahapan sebagai berikut :

1. Pengenalan Dan Pemahaman

Dalam tahap awal anggota kelompok diajak dan dimotivasi untuk mengenal dirinya sendiri masing-masing dan memahami masalah yang dihadapinya. Peserta diberi kesempatan untuk lebih mengenal dirinya sendiri-sendiri, kekuatan dan kelemahan yang dimiliki serta potensi diri yang dapat dikembangkan melalui kegiatan kelompok. Selanjutnya menguraikan pengalaman yang paling manis yang pernah individu rasakan dan pengalaman yang paling pahit yang pernah dialaminya hal ini untuk lebih membuka cakrawala dan potensi diri yang belum tergali.

Kemudian menginventarisir permasalahan yang sedang dihadapi oleh masing-masing individu dan dicoba untuk dicari solusi pemecahan masalah dengan bantuan anggota dinamika kelompok lainnya.

2. Tahap Penyadaran

Dalam tahapan ini anggota kelompok diarahkan untuk menyadari akan permasalahan, kelemahan, potensi, dan pentingnya kelompok sebagai media untuk pemecahan masalah masalah.

(10)

Untuk itu perlunya media pemainan (game) yang mempunyai unsur pembelajaran (education) terutama terhadap contoh penanganangan masalah yang dihadapinya.

3. Terbentuknya Komitmen

Setelah proses kesadaran dilakukan maka selanjutnya adalah memotivasi anggota kelompok untuk membangun komitmen dalam menangani permasalahan yang dihadapi, komitmen bersama ini merupakan cerminan dari sikap yang konstruktif bagi perubahan perilaku yang dikehenndaki.

4. Penerapan Komitmen

Penetapan komitmen sangatlah penting untuk melangkah aktivitas berikutnya karena komitmen tersebut harus direalisasikan dengan baik dan bermakna maka akan berdampak kepada kehidupan kelompok.

B. PERSYARATAN DALAM MEMBANGUN TIM

a. Kesetaraan

Dalam prinsip ini adalah menekankan pada upaya untuk memposisikan masing-masing anggota kelompok dalam posisi yang sejajar, demikian maka dinamika kelompok dapat diparaktekkan dengan mudah.

b. Partisipatif

Dalam dinamika kelompok diharapkan akan dapat melibatkan seluruh anggota dinamika kelompok untuk berperan aktif dalam proses atau kegiatan yang dialkukan dalam kelompok.

(11)

c. Kebersamaan

Komitmen yang dibangun dengan kebersamaan bahwa kelompok sebagai wadah menangani masalah , maka kebersamaan dari masing-masing anggota kelompok menjadi salah satu faktor berhasil tidaknya kelompok dalam memecahkan masalah. Faktor kebersamaan merupakan kekuatan dalam dinamika kelompok yang merupakan pencerminan dari sikap kekeluargaan

d. Sportivitas

Dalam kebersamaan perlunya prinsip sportif dalam upaya menekankan menumbuhkan kejujuran, tanggung jawab dan kerelaan menerima perbedaan. Prinsip ini mempunyai arti yang cukup penting karena disamping melatih anggota kelompok untuk bertanggung jawab juga dapat dijadikan sebagai media untuk saling beradaptasi. e. Keunikan kelompok

Prinsip ini menekankan bahwa proses dinamika kelompok harus mempertimbangkan keanekaragaman atau keunikan individu anggota kelompok dan proses yang terjadi pada masing-masing kelompok.

(12)

BAB. IV

SIMULASI

A. Sarang laba-laba (the web) B. Limbah beracun (toxic waste) C. Ular naga D. Blind Walk E. Trust fall F. Rayap Komando G. Flying Fox H. Titian Tali I. Rudal Scuad

(13)

BAB. V

PENUTUP

Dalam membentuk Tim yang solid diperlukan pelatihan dan simulasi, yang dapat saling mengenal anggota dan saling mempercayai sehingga menimbulkan saling ketergantungan dan saling membutuhkan sesama anggota kelompok.

Membangun tim khususnya aparatur sangat membantu kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Tim yang solid membuat organisasi semakin maju dan sipa menghadapi perubahan. Aparatur yang bertugas melayani masyarakat sangat dituntut untuk memberikan yang terbaik yang meliputi : Pelayanan prima, biaya yang wajar, dan mengutamakan kepuasan pelanggan.

Pembentukkan kelompok (Team building) yang kuat merupakan modal dasar untuk mencapai tujuan bersama dilandasi persepsi dan komitmen yang kuat terhadap tujuan yang akan diraih.

(14)

Daftar Pustaka :

1. Adi Soenarno, 2006; Creativity Games, andi Yogyakarta

2. Putera Lengkong, ST, MBA; Koleksi Games Seru, Penerbit Indonesia Cerdas

3. Sya’ban Jamil; 100 Game Kreatif; Gradien Mediatama 4. Juni Pranoto, Dr, MPd; Membangun Kerjasama Tim; LAN-RI

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat norma yang hendak dilindungi, baik oleh UU Pemilu (UU No.42/2008) maupun UUPers (UU No.40/1999) di satu sisi dan pada sisi lain karakteristik perbuatan yang

Dalam konteks pembentukan identiti itu, subjektiviti orang Cina (iaitu bagaimana mereka melihat diri sebagai subjek dalam masyarakatnya) boleh dibahagikan kepada tiga tema utama,

Bio-briket gulma purun tikus yang memiliki kadar sulfur terendah semakin menunjukkan gulma ini sebagai bio-briket dengan kualitas terbaik karena juga memiliki nilai kalor dan

karakter demokratis di antaranya ialah siswa menghormati pendapat dan hak orang lain; tidak memaksakan kehendak kepada orang lain; melaksanakan musyawarah dalam mengambil keputusan;

Nilai kualitas produk tercermin didalam sebuah citra merek, hal ini membuat perusahaan yang bergerak di bidang usaha pakaian dalam tentunya harus menyesuaikan dengan

Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa kompetensi guru sekolah dasar dalam pemahaman konsep operasi hitung, notasi / simbol dan konsep garis bilangan dalam