• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PRO VINSI SULAWESI BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PRO VINSI SULAWESI BARAT"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Plh

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PRO VINSI SULAWESI BARAT

GEDUNG KEUANGAN NEGARA LANTAI 3 JALAN SOEMRNO HATTA MAMUJU SULAWESI BARAT 91511 TELEPON (0426) 2325034 FAKSIMILI (0426) 2325033 WEBSITE www.perbendaharaansulbar.0rq Nomor : S- ?97-/WPB.26/BD.02/2018

Sifat : Segera

Lampiran : 1 (satu) Eksemplar

Hal : Penyampaian Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2018 Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Barat

4/./ Agustus 2018

Yth. Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur Pelaksanaan Anggaran Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta

Memenuhi Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61/PB/2017 tanggal 4 Agustus 2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional, dengan ini disampaikan Kajian Fiskal Regional Triwulan II Tahun 2018 Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Barat. Adapun softcopy laporan dalam bentuk file pdftelah disampaikan ke alamat email ditpakemenkeu.qoid dan ditembuskan (cc) ke

Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

c, Putut Suyoso Tricahyono NIP 19631114 198310 1 001

(2)

Penyusun:

Penanggung jawab: Kakanwil DJPb Prov. Sulawesi Barat Ketua Tim: Kabid PPA II Editor & Grafis: Budy Prastowo Anggota: Arvis Ali Baso | Christmas Kurnianto | Mardiyana | Hepy Yudha Hariyanto | Ronald Rannu

RSUD Matra

Asrama Mahasiswa UNSULBAR

(3)

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GRAFIK ... v

BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL ... 1

1.1 Produk Domestik Regional Bruto ... 1

1.2 Inflasi ... 2

1.3 Indikator Kesejahteraan ... 3

BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN ... 5

2.1 Pendapatan Negara ... 5

2.1.1 Penerimaan Perpajakan ... 5

2.2 Belanja Negara ... 8

2.2.1 Belanja Pemerintah Pusat ... 8

2.2.2 Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) ... 8

2.2.3 Satuan Kerja yang Berpotensi Menjadi BLU ... 9

2.2.4 Manajemen Investasi Pusat ... 9

2.3 Prognosis Realisasi APBN ... 10

BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD ... 11

3.1 Pendapatan Daerah ... 12

3.1.1 Pendapatan Asli Daerah ... 12

3.1.2 Pendapatan Transfer ... 13

3.1.3 Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah ... 14

3.2 Belanja Daerah ... 14

3.2.1 Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal ... 14

3.2.2 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan ... 15

3.3 Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2018 ... 15

BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD) ... 16

4.1 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN ... 16

4.2 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN ... 16

4.2.1 Analisis Proporsi dan Perbandingan ... 16

4.2.2 Analisis Perubahan ... 17

4.2.3 Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan Konsolidasian ... 18

(4)

iii

4.3 Belanja Konsolidasian ... 18 4.3.1 Analisis Proporsi dan Perbandingan ... 18 4.3.2 Analisis Perubahan ... 19 4.3.3 Analisis Dampak Kebijakan Fiskal terhadap Indikator Ekonomi

Regional ... 19 4.4 Analisis Kontribusi Pemerintah terhadap PDRB ... 20 BAB V BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH ... 21

5.1 Urgensi Pengembangan Sektor Pertanian Untuk Mengakselerasi Laju Perekonomian Provinsi Sulawesi Barat ... 21 5.2 Ruang Fiskal APBD Provinsi Sulawesi Barat: Tantangan dan

Strategi ... 24 REFERENSI ... 26

(5)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbandingan antara Target dan Realisasi Beberapa Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Sulawesi Barat s.d. Triwulan II 2018 ... 4 Tabel 2.1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sulawesi Barat ... 5 Tabel 2.2 Perkembangan Aset dan Realisasi PNBP Satker pengguna PNBP ... 9 Tabel 2.3 Penyaluran KUR Berdasarkan Sektor Ekonomi Lingkup Provinsi

Sulawesi Barat Triwulan II Tahun 2018... 10 Tabel 2.4 Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sulawesi Barat s.d.

Triwulan IV Tahun 2018 ... 10 Tabel 3.1 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sulawesi Barat ... 11 Tabel 3.2 Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sulawesi Barat Sampai

Dengan Triwulan IV Tahun 2018 ... 15 Tabel 4.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi

Sulawesi Barat s.d. Triwulan II Tahun 2018 ... 16 Tabel 4.2 Perbandingan Pertumbuhan PDRB ADHK dengan Realisasi

Pendapatan Konsolidasian Prov. Sulbar Triwulan II 2017-2018 ... 18 Tabel 4.3 Kontribusi Belanja Operasional dan Modal Konsolidasian terhadap

PDRB ADHB Prov. Sulbar s.d. Triwulan II 2018 ... 20 Tabel 5.1 LQ Sektor Pertanian (2011-2016), SDA Pertanian (2016), dan Alokasi

(6)

v

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Pertumbuhan PDRB Prov. Sulbar per Triwulan Tahun 2016 - 2018 ... 1

Grafik 1.2 Komposisi PDRB ADHB Prov. Sulawesi Barat Sisi Produksi dan Pengeluaran Triwulan II Tahun 2018 ... 1

Grafik 1.3 Inflasi Tahunan (YoY) dan Bulanan (mtm) Sulawesi Barat dan Nasional .... 2

Grafik 1.4 Tren Tingkat Kemiskinan Sulawesi Barat Periode Maret 2015 s.d. Maret 2018 ... 3

Grafik 2.1 Realisasi Penerimaan PPh per Kabupaten Lingkup Prov. Sulawesi Barat ... 6

Grafik 2.2 Realisasi Penerimaan PPN per Kabupaten Lingkup Prov. Sulawesi Barat ... 6

Grafik 2.3 Realisasi Penerimaan PPnBM per Kabupaten Lingkup Prov. Sulawesi Barat ... 7

Grafik 2.4 Realisasi Penerimaan PNBP dari Empat Jenis PNBP Terbesar per Kabupaten Lingkup Prov. Sulawesi Barat Triwulan II 2018 ... 7

Grafik 2.5 Tren Persentase Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Bantuan Sosial Lingkup Provinsi Sulawesi Barat Triwulan II Tahun 2018 ... 8

Grafik 2.6 Tren Persentase Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa ... 8

Grafik 3.1 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Sulawesi Barat Triwulan II Tahun 2018... 12

Grafik 3.2 Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota ... 12

Grafik 3.3 Realisasi Penerimaan HKDYD Kabupaten/Kota ... 13

Grafik 3.4 Realisasi Pendapatan Transfer Lingkup Provinsi Sulawesi Barat ... 13

Grafik 3.5 Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal ... 14

Grafik 3.6 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Urusan (Lima Urusan Tertinggi) ... 15

Grafik 4.1 Perbandingan Pendapatan Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Pendapatan Konsolidasian Prov. Sulawesi Barat Triwulan II Tahun 2017 dan 2018 ... 16

Grafik 4.2 Perbandingan Realisasi Pendapatan (selain Transfer) Pemerintah Pusat dan Daerah Terhadap Pendapatan Konsolidasian Sulbar s.d. Triwulan II Tahun 2018 ... 17

(7)

vi

Grafik 4.3 Perubahan Komposisi Pendapatan Konsolidasian Sulbar (Selain Transfer) ... 17 Grafik 4.4 Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Daerah

Terhadap Belanja dan Transfer Konsolidasian Sulawesi Barat

Triwulan II 2018 ... 18 Grafik 4.5 Perubahan Komposisi Belanja dan Transfer Konsolidasian

Prov. Sulbar ... 19 Grafik 4.6 Hubungan Belanja Pemerintah Konsolidasian dengan beberapa

Indikator Kesejahteraan Masyarakat Sulbar s.d. Triwulan II 2018 ... 20 Grafik 5.2 Perkembangan Andil Pertumbuhan Sektor Lapangan

Usaha Unggulan dan Laju PDRB Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2011 - 2017 ... 21 Grafik 5.3 Tipologi Klassen Sektor Unggulan Prov. Sulawesi Barat

2013 - 2017 ... 22 Grafik 5.1 Perkembangan Ruang Fiskal Alokasi (2013-2018), Ruang

Fiskal Riil (2013-2017) dan Laju Pertumbuhan Tahunan Provinsi Sulawesi Barat ... 24

(8)

1

1 BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

1.1 Produk Domestik Regional Bruto

PDRB Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) pada triwulan II 2018 mulai tumbuh positif 5,04 persen (q to q) setelah terkontraksi cukup dalam pada triwulan I (-8,26 persen). Lonjakan tersebut bersifat siklikal yang didorong oleh pencairan THR, Hari Raya Idul Fitri, dan ekspansi pada hampir semua jenis belanja pemerintah. Laju pertumbuhan sebesar 6,57 persen (yoy) pada periode ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya 4,03 persen dan pertumbuhan nasional 5,27 persen.

Grafik 1.1 Pertumbuhan PDRB Prov. Sulbar per Triwulan Tahun 2016 - 2018

Sumber: BPS Pusat, BPS Sulbar (diolah)

Dari sisi produksi, PDRB Sulbar masih ditopang oleh sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Dibandingkan triwulan II 2017, semua sektor produksi tumbuh positif. Namun secara q to q, sektor industri pengolahan mengalami kontraksi satu persen sehingga posisinya sebagai kontributor terbesar kedua digeser oleh sektor perdagangan. Penurunan harga pada beberapa komoditas seperti Crude Palm Oil (CPO) dan kopi berkorelasi dengan melesunya geliat industri pengolahan. Sedangkan meningkatnya sumbangan sektor perdagangan terhadap PDRB Sulbar berhubungan dengan tingginya transaksi menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Grafik 1.2 Komposisi PDRB ADHB Prov. Sulawesi Barat Sisi Produksi dan Pengeluaran Triwulan II Tahun 2018

Sumber: BPS Sulbar (diolah)

Sementara dari sisi pengeluaran, permintaan untuk Konsumsi Rumah Tangga masih menjadi pendorong utama aktivitas ekonomi Sulbar dengan menyumbang lebih

-10,00 0,00 10,00 5.000 10.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2016 2017 2018 Laj u Pe rtu m b u h an PD R B ( % ) PD R B AD H K (m il iar R p )

PDRB ADHK q to q yoy Pertumbuhan Nasional (yoy)

Pertanian 44% Perdagangan 11% Industri Pengolahan 10% Konstruksi 8% Adm Pemerintahan 6% Jasa Pendidikan 5% Lainnya 16% SISI PRODUKSI Rumah Tangga 52% PMTB 30% Pemerintah 16% Net Ekspor 1% LNPRT 1% Perubahan Inventori 0% SISI PENGELUARAN

(9)

2

dari separuh PDRB Sulbar. Dibandingkan dengan triwulan I 2018, sektor Pengeluaran Konsumsi Pemerintah meroket 74 persen hingga memberi andil sebesar 6,62 persen (q to q) terhadap laju pertumbuhan PDRB Sulbar. Lonjakan tersebut didorong oleh ekspansi pada hampir semua jenis belanja pemerintah.

Ke depan, kondisi penurunan harga global pada beberapa komoditas ekspor seperti CPO berpotensi menekan laju pertumbuhan pada komponen Ekspor Barang dan Jasa. Akan tetapi, pola ekspansi belanja pemerintah pada triwulan III dan IV diharapkan cukup mampu mendongkrak laju pertumbuhan yang saat ini 6,06 persen (c to c) menuju target RPJMD Sulbar untuk tahun 2018 sebesar 7,1 - 7,4 persen. Selain itu, BPS Sulbar melalui survei Indeks Tendensi Konsumen memprediksi kondisi ekonomi konsumen akan membaik pada triwulan III, yang mana variabel Rencana Pembelian Barang Tahan Lama mencapai 110,06. Hal tersebut mengindikasikan masih tingginya Konsumsi Rumah Tangga yang menjadi kontributor utama pembentuk PDRB Sulbar.

1.2 Inflasi

Inflasi tahunan Sulbar yang direpresentasikan oleh Inflasi Mamuju pada periode triwulan II 2018 tercatat 2,68 persen, lebih rendah dibandingkan inflasi Sulbar tahun sebelumnya dan inflasi nasional tahun 2018. Di sepanjang triwulan II 2018, inflasi tahunan Sulbar relatif stabil pada kisaran 2,76 persen, sesuai dengan target dalam RPJMD Sulbar sebesar 3,23 persen.

Grafik 1.3 Inflasi Tahunan (YoY) dan Bulanan (mtm) Sulawesi Barat dan Nasional

Sumber: BPS Provinsi Sulbar (diolah)

Berbeda dengan tren inflasi tahunan, inflasi bulanan Sulbar lebih berfluktuasi dengan angka tertinggi pada bulan Juni, searah dengan tren yang terjadi pada skala nasional. Inflasi bulanan yang mencapai 0,87 persen didorong kenaikan harga-harga selama bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Sub Kelompok Pengeluaran yang memberi andil besar terhadap inflasi bulanan Sulbar adalah dari Sub Kelompok Ikan Segar 0,50 persen, Transportasi 0,18 persen, dan Daging 0,07 persen. Adapun komoditas yang dominan memberi andil inflasi adalah Cakalang 0,22 persen, Angkutan Antar Kota 0,11 persen, dan Ikan Layang 0,09 persen.

4,19 2,68 4,37 2,72 2,00 3,00 4,00 5,00 Jan Fe b M ar A pr

Mei Jun Jul Ag

u S e p O k t Nov De s Jan Fe b M ar A pr Mei Jun 2017 2018

%

Inflasi Tahunan (yoy)

Sulbar Nasional 0,99 0,87 0,69 0,59 -2,50 -0,50 1,50 Jan Fe b M ar A pr

Mei Jun Jul Ag

u S e p O k t

Nov Des Jan Fe

b

M

ar

Apr Mei Jun

2017 2018

%

Inflasi Bulanan (m to m)

(10)

3 1.3 Indikator Kesejahteraan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulbar tahun 2017 yang dirilis oleh BPS Sulbar pada bulan April 2018 sebesar 64,30. Meskipun meningkat dibandingkan capaian tahun sebelumnya, namun belum berhasil mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD Provinsi Sulbar 2017-2022 yang pada tahun 2017 diharapkan mencapai 64,80. Masih dibutuhkan upaya yang besar untuk mengejar ketertinggalan dari capaian nasional sebesar 70,81. Sementara itu, meskipun IPM Sulbar tumbuh menggembirakan 1,10 persen (yoy), namun masih dibutuhkan tingkat pertumbuhan yang lebih besar agar mampu mencapai target IPM Sulbar tahun 2018 sebesar 66,62.

Kondisi ketenagakerjaan Sulbar pada periode Februari 2018 yang tercatat sebesar 2,45 persen, berada dalam jalur target RPJMD Sulbar sebesar 2,96 persen. Capaian tersebut menempatkan Sulbar sebagai provinsi dengan tingkat pengangguran terendah kedua pada skala nasional. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) melonjak menjadi 71,53 persen setelah merosot cukup tajam pada periode Agustus 2017, menyebabkan jumlah pengangguran berkurang dari 19,7 ribu orang menjadi 16,3 ribu orang.

Ekspansi penyerapan tenaga kerja ditunjukkan oleh hampir semua sektor, kecuali sektor Konstruksi yang berkurang 2,6 ribu orang dibandingkan periode Agustus 2017, sehubungan dengan berkurangnya belanja konstruksi pemerintah pada awal tahun anggaran. Sektor pertanian menyerap paling banyak hingga 305,5 ribu pekerja. Namun perlu menjadi perhatian bahwa pekerja di Sulbar masih didominasi oleh pekerja berpendidikan SLTP ke bawah, yakni sebanyak 438,4 ribu orang atau sekitar 68 persen dengan status sebagai Pekerja Keluarga/Tidak Dibayar mencapai 144 ribu orang. Hal tersebut disinyalir menjadi penyebab kurang kuatnya korelasi antara perbaikan kondisi ketenagakerjaan dengan kondisi kemiskinan Sulbar.

Grafik 1.4 Tren Tingkat Kemiskinan Sulawesi Barat Periode Maret 2015 s.d. Maret 2018

Sumber: BPS Sulbar (diolah)

27,39 22,51 22,85 25,07 23,50 30,02 30,76 133,09 130,70 129,88 121,83 126,26 119,45 121,02 12,40 11,90 11,74 11,19 11,30 11,18 11,25 10,80 11,30 11,80 12,30 12,80 40,00 80,00 120,00 160,00

Mar'15 Sep'15 Mar'16 Sep'16 Mar'17 Sep'17 Mar'18 Tingka

t K e m is ki n an (% ) Ju m lah Pend u d u k Mi ski n (R ibu o ran g)

(11)

4

Pada periode Maret 2018, tingkat kemiskinan Sulbar tercatat 11,25 persen. Dibandingkan dengan periode September 2017, angka tersebut meningkat 0,62 persen dan semakin menjauh dari target RPJMD Sulbar untuk tahun 2018 sebesar 10,19 persen. Dari sebanyak 151,78 ribu penduduk miskin, hampir 80 persen di antaranya berada di daerah perdesaan. Hal tersebut menjadi salah satu faktor penyebab semakin melebarnya angka Gini Ratio dari 0,339 pada September 2017 menjadi 0,370 pada Maret 2018, menjauh dari target 2018 sebesar 0,350.

Kondisi kemiskinan Sulbar periode Maret 2018 tidak sejalan dengan perbaikan kondisi kemiskinan pada skala nasional yang mencapai 9,82 persen maupun perbaikan yang terjadi pada provinsi lain di Pulau Sulawesi. Peningkatan PDRB pun tidak serta merta berdampak pada pengurangan kemiskinan Sulbar. Peningkatan jumlah penduduk miskin Sulbar berhubungan dengan beberapa faktor, diantaranya adalah kenaikan Garis Kemiskinan Makanan sebesar 5,37 persen (yoy) menjadi Rp319.121,- dan ekonomi Sulbar yang mengalami kontraksi (tumbuh -8,15% secara q to q) pada triwulan I 2018.

Memasuki kuartal II 2018, kondisi kemiskinan diharapkan terkoreksi menjadi lebih baik seiring dengan meningkatnya indeks Nilai Tukar Petani (NTP) dari 110,12 pada bulan Maret 2018 menjadi 112,17 pada bulan Juni 2018. Kenaikan tersebut didorong oleh NTP sektor Perkebunan Rakyat yang melaju 12,66 basis poin dari bulan Maret 2018 menjadi 124,83 pada bulan Juni 2018 dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) sebesar 142,78. Data perbandingan antara target dan capaian indikator ekonomi dan kesejahteraan Sulbar dirangkum dalam Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1 Perbandingan antara Target dan Realisasi Beberapa Indikator Ekonomi dan Kesejahteraan Sulawesi Barat s.d. Triwulan II 2018

Indikator Ekonomi/Kesejahteraan Target RPJMD Sulbar Tahun 2018 Realisasi Sementara (s.d. Triwulan II 2018) Pertumbuhan Ekonomi 7,1% - 7,4% 6,06% Inflasi 3,23% 2,68% IPM 66,62 64,30 * TPT 2,96% 2,45% Tingkat Kemiskinan 10,19% 11,25% Gini Ratio 0,350 0,370

Sumber: RPJMD Provinsi Sulbar Tahun 2017-2022; BPS Provinsi Sulbar (diolah)

(12)

5

2 BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Tabel 2.1 Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sulawesi Barat s.d. Akhir Triwulan I Tahun 2017 dan Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah)

URAIAN Tahun 2017 Tahun 2018

Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % PENDAPATAN NEGARA 882,18 230,21 26,10% 769,92 223,86 29,08%

Penerimaan Dalam Negeri 882,18 230,21 26,10% 769,92 223,86 29,08% Penerimaan Pajak 853,26 206,00 24,14% 745,26 197,12 26,45%

PNBP 28,92 24,21 83,73% 24,65 26,74 108,46%

BELANJA NEGARA 10.010,60 4.541,02 45,36% 10.092,21 4.642,06 46,00% Belanja Pemerintah Pusat 3.293,38 1.125,17 34,16% 3.471,77 1.186,26 34,17% Belanja Pegawai 943,29 411,22 43,59% 995,94 455,24 45,71% Belanja Barang 1.130,81 341,74 30,22% 1.390,78 480,67 34,56% Belanja Modal 1.206,05 370,59 30,73% 1.077,30 249,29 23,14% Belanja Bantuan Sosial 13,24 1,62 12,24% 7,75 1,06 13,69% Transfer ke Daerah dan Dana Desa 6.717,22 3.415,85 50,85% 6.620,44 3.455,79 52,20% Transfer ke Daerah 6.256,13 3.139,47 50,18% 6.148,56 3.172,67 51,60% Dana Perimbangan 6.089,96 3.048,89 50,06% 5.958,06 3.077,42 51,65% Dana Alokasi Umum 4.192,85 2.446,62 58,35% 4.224,89 2.460,06 58,23% Dana Bagi Hasil 218,15 63,78 29,24% 100,38 34,62 34,48% Dana Alokasi Khusus 1.678,96 538,49 32,07% 1.632,79 582,74 35,69% DAK Fisik 981,39 240,98 24,55% 841,59 196,40 23,34% DAK Non Fisik 697,56 297,52 42,65% 791,20 386,34 48,83% Dana Non Perimbangan 166,17 90,59 54,51% 190,50 95,25 50,00%

Dana Desa 461,09 276,38 59,94% 471,88 283,13 60,00%

SURPLUS/DEFISIT -9.128,43 -4.310,81 47,22% -9.322,30 -4.418,19 47,39% Sumber: SPAN, Monev PA, SIMTRADA (diakses tanggal 30 Juli 2018); KPP Pratama Mamuju; KPP Pratama Majene 2.1 Pendapatan Negara

2.1.1 Penerimaan Perpajakan

Realisasi penerimaan pajak lingkup Sulbar pada periode Semester I 2018 sebesar Rp197,1 miliar dengan komposisi Rp128 miliar pada KPP Pratama Mamuju (wilayah kerja Kabupaten Mamuju, Mamuju Tengah, dan Pasangkayu) dan Rp69,1 miliar dari KPP Pratama Majene (wilayah kerja Kabupaten Majene, Polewali Mandar, dan Mamasa). Dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017, capaian penerimaan pajak Sulbar mengalami penurunan 4 persen (Rp8,8 miliar). Kelompok jenis pajak PPh dan PPN merupakan dua basis penerimaan pajak yang terbesar, dengan kontribusi masing-masing sebesar 56% dan 40% dari total penerimaan pajak. Secara agregat, penerimaan perpajakan paling besar terealisasi pada bulan Mei dan Juni, sejalan dengan realisasi belanja pemerintah pusat yang terserap paling banyak pada kedua bulan tersebut.

2.1.1.1 Pajak Penghasilan (PPh)

Jumlah penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Sulbar sampai dengan kuartal kedua 2018 mencapai Rp109,8 miliar, didominasi oleh jenis PPh 21 sebesar Rp54 miliar. Realisasi PPh memuncak pada bulan Mei, didorong penerimaan PPh 21 dari pencairan

(13)

6

dana THR para pegawai sektor swasta dan BUMN. Kabupaten Mamuju menyumbang PPh paling banyak dengan kontribusi 46 persen sehubungan dengan dengan status kabupaten Mamuju sebagai ibu kota provinsi yang menjadi pusat aktivitas pemerintahan dengan jumlah penduduk yang terbanyak kedua setelah kabupaten Polman.

Grafik 2.1 Realisasi Penerimaan PPh per Kabupaten Lingkup Prov. Sulawesi Barat Triwulan II 2018

Sumber: KPP Pratama Mamuju, KPP Pratama Majene (diolah)

2.1.1.2 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Hingga kuartal II 2018, penerimaan PPN di Sulbar mencapai Rp79,1 miliar dengan realisasi paling besar berasal dari Kabupaten Mamuju dan Polewali Mandar, dengan kontribusi masing-masing sebesar 42 persen dan 31 persen. Tren perkembangan penerimaan PPN di Polewali Mandar terakselerasi pada bulan Juni, disinyalir berhubungan dengan tingginya transaksi perdagangan menjelang lebaran yang jatuh pada pertengahan bulan Juni 2018. Hal serupa ditunjukkan pada kabupaten Mamuju yang realisasinya meningkat pada bulan Mei, yang diduga berkaitan dengan penerimaan PPN dari potongan SPM realisasi belanja negara khususnya Belanja Modal, baik dalam bentuk pembayaran Uang Muka ataupun tahapan fisik yang sudah berjalan, seperti pada pekerjaan konstruksi runway Bandar Udara Tampa Padang Mamuju.

Grafik 2.2 Realisasi Penerimaan PPN per Kabupaten Lingkup Prov. Sulawesi Barat Triwulan II 2018

Sumber: KPP Pratama Mamuju, KPP Pratama Majene (diolah)

2.1.1.3 Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Realisasi PPnBM Sulbar sampai dengan akhir kuartal II 2018 mencapai Rp261 juta, dengan tren penerimaan yang terbesar pada setiap akhir triwulan (Maret dan Juni). Realisasi PPnBM pada kabupaten Pasangkayu sebesar Rp73 juta di bulan Maret berhubungan dengan meningkatnya penghasilan masyarakat dari sektor perkebunan

5.000 10.000 15.000

Januari Februari Maret April Mei Juni

J u ta R p Mamuju Mamuju Tengah Pasangkayu Majene Polewali Mandar Mamasa 5.000 10.000 15.000

Januari Februari Maret April Mei Juni

J u ta R p Mamuju Mamuju Tengah Pasangkayu Majene Polewali Mandar Mamasa

(14)

7

rakyat. Sedangkan pada bulan Juni, penerimaan PPnBM paling besar berasal dari kabupaten Mamuju (sebesar Rp85 juta) sehubungan dengan peningkatan daya beli serta minat beli masyarakat terhadap barang mewah dari pencairan THR menjelang lebaran.

Grafik 2.3 Realisasi Penerimaan PPnBM per Kabupaten Lingkup Prov. Sulawesi Barat Triwulan II 2018

Sumber: KPP Pratama Mamuju, KPP Pratama Majene (diolah)

2.1.1.4 Penerimaan Negara Bukan Pajak

Sampai dengan akhir Juni 2018, realisasi PNBP Sulbar mencapai Rp26,74 miliar, meningkat sebesar 10,45 persen (yoy). Empat penyumbang terbesar PNBP Sulbar berasal dari kelompok pendapatan jasa Layanan Kepolisian, Pendidikan, Perhubungan, dan Peradilan. Penerimaan PNBP di Prov. Sulbar paling besar adalah pada bulan April 2018 yang bersumber dari penerimaan Layanan Jasa Pendidikan sehubungan dengan pelunasan biaya pendidikan seperti uang praktikum, semester pendek, bimbingan karya ilmiah akhir, dan lain-lain.

Grafik 2.4 Realisasi Penerimaan PNBP dari Empat Jenis PNBP Terbesar per Kabupaten Lingkup Prov. Sulawesi Barat Triwulan II 2018

Sumber: SPAN (diakses 2 Agustus 2018)

Pendapatan jasa peradilan mengalami peningkatan pada bulan Mei yang berasal dari pendapatan uang pengganti tindak pidana korupsi yang telah diputuskan/ditetapkan pengadilan. Realisasi pendapatan layanan perhubungan mengalami tren kenaikan, dengan puncaknya pada bulan Juni yang berhubungan dengan tingginya penggunaan moda transportasi dalam menyambut libur sekolah dan hari raya Idul Fitri. Adapun pendapatan dari jasa kepolisian menunjukkan tren yang lebih landai dengan realisasi paling besar di bulan Mei yang berasal dari biaya pengurusan BPKB dan biaya penerbitan SIM dan STNK.

(20) 20 40 60 80 100

Januari Februari Maret April Mei Juni

J ut a R p Mamuju Mamuju Tengah Pasangkayu Majene Polewali Mandar Mamasa (1.000) 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000

Januari Februari Maret April Mei Juni

J ut a R p. Layanan Kepolisian Layanan Pendidikan Layanan Perhubungan Layanan Peradilan

(15)

8 2.2 Belanja Negara

2.2.1 Belanja Pemerintah Pusat

Grafik 2.5 Tren Persentase Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Bantuan Sosial Lingkup Provinsi Sulawesi Barat Triwulan II Tahun 2018

Sumber: OMSPAN, MONEV PA (diolah)

Sampai dengan triwulan II 2018, Belanja Pemerintah Pusat terealisasi sebesar 34,17 persen atau tumbuh sebesar 5,43 persen (yoy). Belanja Bantuan Sosial menunjukkan akselerasi tertinggi sebesar Rp0,7 miliar (c-to-c) sehubungan dengan pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil (KAT). Sementara itu, Belanja Barang mengalami kontraksi pada pada bulan Mei 2018 namun menunjukkan akselerasi pada bulan Juni 2018 sebesar Rp83,58 miliar dengan adanya kegiatan pemberdayaan perumahan swadaya, pengolahan produksi tanaman, dan tahapan pelaksanaan pemilihan umum. Di sisi lain, realisasi Belanja Pegawai tumbuh sebesar 10,71 persen (yoy) yang didorong oleh realisasi layanan perkantoran yaitu pembayaran THR (termasuk Gaji dan tunjangan kinerja) sebesar Rp122,55 miliar.

2.2.2 Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

Grafik 2.6 Tren Persentase Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Lingkup Provinsi Sulawesi Barat Triwulan II Tahun 2018

Sumber: OMSPAN, MONEV PA (diolah)

Realisasi belanja TKDD di lingkup Provinsi Sulbar sampai dengan triwulan II 2018 sebesar Rp3.74 triliun atau 58,27 persen dari pagu TKDD. Realisasi tersebut meningkat tipis sebesar 1,16 persen (yoy) didorong oleh laju realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) khususnya DAK Non Fisik yang terkonsentrasi pada bulan Mei 2018. Sementara itu, penyaluran Dana Desa Tahap II sudah berjalan sebagaimana mestinya, meskipun baru terkonsentrasi pada bulan Juni 2018 sebesar Rp151,29 miliar.

-5% 0% 5% 10% 15%

Januari Februari Maret April Mei Juni

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bantuan Sosial

-10% 0% 10% 20% 30% 40%

Januari Februari Maret April Mei Juni

Transfer Dana Bagi Hasil Transfer Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Khusus Fisik Dana Alokasi Khusus Non Fisik

(16)

9

2.2.3 Satuan Kerja yang Berpotensi Menjadi BLU

Di lingkup Provinsi Sulbar terdapat empat satker pengguna PNBP yang secara substantif dapat diajukan menjadi satker yang mengelola keuangannya dengan pola BLU dan memiliki penerimaan PNBP yang relatif besar dibandingkan satker lain. Apabila dibandingkan dengan triwulan II 2017, satker Unsulbar dan Bandar Udara Tampa Padang mengalami peningkatan aset, namun peningkatan tersebut tidak diikuti dengan peningkatan PNBP. Aset Bandar Udara Tampa Padang yang melonjak 74 persen berasal dari realisasi pembangunan runway, yang hingga saat ini masih berjalan tahapan pembangunannya.

Pada satker Poltekkes Mamuju, pengurangan aset disebabkan oleh adanya revaluasi aset. Walaupun PNBP Poltekkes meningkat dari triwulan II 2017, namun data Poltekkes Mamuju menunjukkan adanya tren penurunan jumlah mahasiswa seiring dengan semakin menjamurnya instansi serupa yang letaknya lebih strategis, di dalam Kota Mamuju. Hal-hal tersebut memperkecil potensi Poltekkes Mamuju untuk mengajukan diri sebagai satker PPKBLU. Adapun satker UPP Belang-Belang diproyeksikan memiliki potensi menaikkan PNBP-nya apabila Program Strategis Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Belang-Belang telah berjalan.

Tabel 2.2 Perkembangan Aset dan Realisasi PNBP Satker pengguna PNBP periode Triwulan II tahun 2017 – 2018 (dalam juta Rp.)

Nama Satker Aset PNBP

TW II 2017 TW II 2018 Pertumbuhan TW II 2017 TW II 2018 Pertumbuhan Unsulbar* 96.266 132.868 38,02% 5.130 3.100 -39,57%

Bandar Udara Tampa Padang 371.814 648.877 74,52% 1.433 1.351 -5,73% UP Pelabuhan Belang-Belang 191.209 187.431 -1,98% 2.768 1.686 -39,08%

Poltekkes Mamuju 72.242 67.952 -5,94% 1.503 1.623 7,98%

Sumber: Hasil Rekonsiliasi Neraca dan SAI di KPPN Mamuju; Monev PA (diakses 11 Agustus 2018) Keterangan: (*) Jumlah Aset Unsulbar yang dicantumkan adalah Jumlah Aset BMN (bukan Total Aset)

2.2.4 Manajemen Investasi Pusat 2.2.4.1 Penerusan Pinjaman

Sampai dengan 31 Desember 2017, Loan Agreement dari semua debitur di wilayah Kanwil DJPb Prov. Sulbar telah berstatus lunas. Khusus untuk Kabupaten Polmas (sekarang bernama Kabupaten Polman), penutupan pinjaman dengan Nomor Pinjaman SLA-1047/DP3/1998 belum selesai diproses.

2.2.4.2 Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Sampai dengan triwulan II tahun 2018, nampak bahwa sektor perdagangan besar dan eceran masih mendominasi penyaluran KUR di Provinsi Sulbar dengan porsi 48,41 persen dari total penyaluran KUR. Sementara itu, jumlah debitur pada Sektor Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan sebagai sektor unggulan di Sulbar lebih kecil (37,73 persen

(17)

10

dari total penyaluran KUR) mengingat beberapa bank penyalur memberikan persyaratan tambahan berupa agunan untuk mengatasi tingkat pengembalian yang relatif cukup rendah di sektor tersebut.

Tabel 2.3 Penyaluran KUR Berdasarkan Sektor Ekonomi Lingkup Provinsi Sulawesi Barat Triwulan II Tahun 2018

Sektor Ekonomi KUR Rata-rata per

debitur (Juta Rp) Akad (Juta Rp) Outstanding (Juta Rp) Debitur

Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan 122.307,70 86.480,26 2.807 43,57

Perikanan 2.921,00 1.484,69 120 24,34

Industri Pengolahan 12.547,00 5.821,47 456 27,52

Perdagangan Besar dan Eceran 156.958,87 85.243,91 6.172 25,43 Penyediaan Akomodasi dan Makanan 7.306,50 4.107,51 88 83,03 Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi 2.562,00 1.412,06 113 22,67 Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa 2.431,00 700,33 25 97,24 Jasa Kemasyarakatan, sosbud, dan Hiburan 17.173,75 7.564,00 692 24,82

Total 324.207,81 192.814,23 10.473

Sumber: SIKP (diolah, diakses pada tanggal 30 Juni 2017)

2.3 Prognosis Realisasi APBN

Tabel 2.4 Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sulawesi Barat s.d. Triwulan IV Tahun 2018 (dalam miliar Rp.)

Uraian Pagu Realisasi s.d. Triwulan II Perkiraan s.d. Triwulan IV

Rp. % Realisasi Terhadap Pagu Rp. % Realisasi Terhadap Pagu Pendapatan Negara 769,92 223,86 29,08% 682,31 88,62% Belanja Negara 10.092,21 4.642,06 46,00% 9.781,63 96,86% Surplus/Defisit (9.322,30) (4.418,19) (9.099,32)

Sumber: OMSPAN, MONEV PA (diolah)

Keterangan: (*) dihitung berdasarkan rata-rata tren realisasi dalam tiga tahun terakhir.

Sampai dengan akhir tahun anggaran 2018, realisasi Pendapatan Negara diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan penerimaan dari sektor perpajakan. Kelompok jenis pajak PPh dan PPN diperkirakan akan mendominasi penerimaan pajak sampai dengan akhir triwulan IV Tahun 2018 selaras dengan potensi peningkatan nilai tambah perekonomian dari sektor perdagangan. Selain itu, ditetapkannya Surat Edaran Gubernur Provinsi Sulawesi pada Desember 2017 yang mewajibkan investor dan rekanan memiliki NPWP wilayah Sulbar, diperkirakan akan mendorong akselerasi realisasi penerimaan pajak di Sulbar. Sementara itu, realisasi belanja APBN berpotensi meningkat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain masih berlangsungnya proyek rekonstruksi jalan, peningkatan kapasitas runway bandara tampa padang Mamuju, pembangunan fasilitas penerapan budidaya jagung dan serealia lainnya, serta tahapan penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa.

(18)

11

3 BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

Tabel 3.1 Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sulawesi Barat s.d. Akhir Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018 (dalam Juta Rp)

Uraian Tahun 2017 Tahun 2018

Pagu Realisasi s.d. Tw II Pagu Realisasi s.d. Tw II PENDAPATAN PAD 669.060 170.124 835.775 223.006 Pajak Daerah 317.838 92.773 359.877 126.925 Retribusi Daerah 93.137 26.244 101.146 31.198

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yg Dipisahkan 21.893 19.482 28.006 24.283 Lain-Lain PAD yang Sah 236.191 31.625 346.747 40.599 Pendapatan Transfer 6.203.470 3.151.706 6.277.705 3.232.170 Dana Perimbangan 5.883.571 3.057.901 5.955.793 3.077.416

Dana Bagi Hasil 123.885 55.469 100.380 34.616

Dana Alokasi Umum 4.204.377 2.446.616 4.224.888 2.460.060 Dana Alokasi Khusus Fisik 837.106 246.132 841.590 196.402 Dana Alokasi Khusus Non Fisik 718.204 309.684 788.935 386.339

Non Dana Perimbangan 170.898 65.135 189.744 95.250

Transfer Dana Lainnya 170.898 65.135 189.744 95.250 Transfer Pemerintah Daerah 149.000 28.670 132.168 59.504

Bagi Hasil Pajak 123.800 26.920 129.668 56.004

Transfer Lainnya 25.200 1.750 2.500 3.500

Dana Desa 461.095 276.381 472.772 283.127

Lain-lain pendapatan daerah yang sah 14.654 13.521 58.796 459

Pendapatan Hibah 11.270 12.628 13.200 108 Pendapatan Lainnya 3.384 893 45.596 351 JUMLAH PENDAPATAN 7.348.279 3.611.732 7.645.049 3.738.762 BELANJA 7.699.623 2.625.634 7.873.841 2.248.787 Belanja Pegawai 2.603.569 1.026.347 2.715.870 1.064.730 Belanja Barang 1.730.333 515.632 1.896.852 414.739 Belanja Bunga 8.959 4.682 28.333 8.839 Belanja Hibah 357.194 217.568 395.421 139.760

Belanja Bantuan Sosial 64.922 34.418 31.530 17.479

Belanja Modal 2.042.054 512.280 1.861.662 323.186

Belanja Tidak Terduga 9.960 329 12.550 87

TRANSFER PEMERINTAH DAERAH 882.632 314.379 931.623 279.967

Transfer Dana Desa 461.095 192.452 472.268 115.553

Transfer Bantuan Keuangan ke Pemda/Desa 287.773 88.876 265.132 122.308

Transfer Bagi Hasil Pajak 128.954 31.573 147.764 33.087

Transfer Bantuan Keuangan Lainnya 4.810 1.479 46.459 9.019 JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER 8.582.255 2.940.013 8.805.464 2.528.754 SURPLUS/DEFISIT (351.344) 986.098 (228.792) 1.489.975

Sumber: BPKAD, Kanwil DJPB Prov. Sulbar (diolah)

Sampai dengan triwulan II tahun 2018 realisasi Pendapatan Daerah lingkup Sulbar meningkat sebesar Rp127,03 miliar atau 3,52 persen (yoy). Meningkatnya jumlah realisasi penerimaan PAD berdampak pada meningkatnya Rasio Kemandirian Daerah yang berhasil mencapai 6,90 persen periode saat ini sementara pada periode sebelumnya hanya mencapai 5,37 persen. Di sisi lain, realisasi Belanja Daerah mengalami penurunan sebesar Rp376,8 miliar atau 14,35 persen (yoy). Penurunan tersebut terkorelasi dengan rendahnya kinerja penyerapan pada komponen Belanja Barang dan Belanja Modal. Rasio penyerapan Belanja Daerah pada triwulan II tahun sebelumnya mencapai 33,90 persen turun menjadi 28,36 persen pada periode yang sama tahun ini. Kemudian realisasi transfer pemerintah daerah juga mengalami penurunan sebesar Rp34,4 miliar atau 10,95 persen.

(19)

12 3.1 Pendapatan Daerah

3.1.1 Pendapatan Asli Daerah 3.1.1.1 Penerimaan Pajak Daerah

Grafik 3.1 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Sulawesi Barat Triwulan II Tahun 2018 (dalam juta Rp)

Sumber: BPKPD, BPKAD, DPKAD (diolah)

Sampai dengan akhir semester I tahun 2018, total realisasi penerimaan Pajak Daerah mencapai Rp126,9 miliar atau 35,27 persen dari target penerimaan. Pemprov Sulbar mendominasi penerimaan pajak daerah di lingkup Sulbar dengan nilai realisasi sebesar Rp96,9 miliar atau 34,31 persen dari target penerimaan. Meskipun berfluktuasi, penerimaan pajak daerah di Pemprov Sulbar mengalami lonjakan yang cukup signifikan pada bulan Mei 2018 sehubungan dengan realisasi penerimaan Pajak Rokok sebesar Rp29,6 miliar. Sementara itu, realisasi penerimaan pajak daerah di pemkab-pemkab lingkup Sulbar relatif stagnan dengan rata-rata pertumbuhan di kisaran 10,45 persen per bulan.

3.1.1.2 Penerimaan Retribusi Daerah

Grafik 3.2 Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Sulawesi Barat Triwulan II Tahun 2018 (dalam juta Rp)

Sumber: BPKPD, BPKAD, DPKAD (diolah)

Agregat realisasi penerimaan Retribusi Daerah sampai dengan triwulan II tahun 2018 sebesar Rp31,2 miliar atau 30,84 persen dari target penerimaan. Pemkab Mamuju mendominasi penerimaan Retribusi Daerah dengan realisasi sebesar Rp12,4 miliar atau 47,15 persen dari target penerimaan. Penerimaan retribusi daerah di Pemkab Mamuju mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada bulan April 2018 sebagai dampak realisasi retribusi pelayanan kesehatan RSUD Kab Mamuju sebesar Rp4,3 miliar.

10.000 20.000 30.000 40.000 50.000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Prov. Sulbar Kab. Mamuju Kab. Mateng Kab. Pasangkayu Kab. Majene Kab. Polman Kab. Mamasa (1.000) 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Prov. Sulbar Kab. Mamuju Kab. Mateng Kab. Pasangkayu Kab. Majene Kab. Polman Kab. Mamasa

(20)

13

3.1.1.3 Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan (HKDYD)

Grafik 3.3 Realisasi Penerimaan HKDYD Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Sulawesi Barat Triwulan II Tahun 2018 (dalam juta Rp)

Sumber: BPKPD, BPKAD, DPKAD (diolah)

Catatan : Pemkab. Mamuju Tengah (Mateng) tidak menetapkan target penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan (HKDYD) sejak terbentuk Kabupaten dari pemekaran daerah baru pada tahun 2014.

Sampai dengan triwulan II tahun 2018, total realisasi HKDYD di Sulbar sebesar Rp24,2 miliar berasal dari hasil pembagian laba atas penyertaan modal pemda pada PMD/BUMD. Saat ini, Pemda lingkup Sulbar hanya menyertakan modal di Bank Sulselbar (BPD) dengan alokasi Rp28,7 miliar dan telah terealisasikan sebesar Rp12 miliar atau 41,74 persen.

3.1.2 Pendapatan Transfer

Grafik 3.4 Realisasi Pendapatan Transfer Lingkup Provinsi Sulawesi Barat Triwulan II Tahun 2018 (dalam juta Rp)

Sumber: BPKPD, BPKAD, DPKAD (diolah)

Realisasi pendapatan transfer lingkup Sulbar sampai dengan triwulan II tahun 2018 sebesar Rp3,5 triliun atau 56 persen dari target. Jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, nilai tersebut meningkat sebesar Rp363,5 miliar atau 11,54 persen. Pendapatan Transfer Pempus terealisasi sebesar Rp3,4 triliun (52,22 persen dari target) dan pendapatan Bagi Hasil Pemerintah Daerah dan Lainnya terealisasi sebesar Rp59,5 miliar atau 45,02 persen dari target penerimaan.

(2.000) 2.000 4.000 6.000 8.000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Prov. Sulbar Kab. Mamuju Kab. Pasangkayu Kab. Majene Kab. Polman Kab. Mamasa -200.000 0 200.000 400.000 600.000 800.000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

DBH DAU DAK Fisik DAK Non Fisik DID

Dana Desa

Bagi Hasil Pajak Daerah Pemprov Sulbar Akan Usulkan Perubahan Perda Pajak.

Pemprov Sulbar mengusulkan perubahan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, yang mana dalam perda tersebut, intinya Pasal 15 Ayat (1) terkait penurunan tarif dari 12,5 persen dari nilai jual kendaraan bermotor (NJKB) menjadi 10 persen. Itu dilakukan agar memaksimalkan dan mengintensifkan barang milik daerah yang tidak layak pakai, dan diusulkan untuk dilelang sehingga dapat menambah pendapatan daerah. Asisten I Bidang Pemerintahan Provinsi Sulawesi Barat, terhadap Ranperda tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Ranperda tentang perubahan peraturan daerah nomor satu tahun 2011 tentang pajak daerah. (Intisari berita dikutip dari http://humassulbarprov.id/archives/7722.)

(21)

14

Transfer DAU terealisasi paling besar pada bulan Januari sebesar Rp689,7 miliar sehubungan dengan DAU bulan Februari 2018 yang dicairkan pada bulan tersebut. Sementara itu, Transfer DBH terakselerasi pada bulan April didorong oleh realisasi DBH PBB Bagian Pemerintah Pusat Bagi Rata senilai Rp6,14 miliar. Sedangkan transfer DAK Fisik mulai terealisasi pada bulan April 2018 sebesar Rp34,2 miliar dengan menggunakan mekanisme penyaluran manual mengingat aplikasi OMSPAN pada sub menu DAK Fisik masih dalam tahap pengembangan. Lebih lanjut, penerimaan transfer Dana Desa (DD) terealisasi sesuai jadwal tahapan yakni realisasi DD Tahap I pada bulan Maret sebesar Rp94,3 miliar dan DD Tahap II s.d. bulan Juni senilai Rp188,7 miliar. 3.1.3 Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Realisasi penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sampai dengan kuartal II tahun 2018 sebesar Rp459 juta (0,78 persen dari target). Penerimaan tersebut bersumber dari Pendapatan Hibah dari Badan Lembaga Organisasi Swasta PT. Asuransi Jasa Raharja senilai Rp108 juta, Sumbangan Pihak Ketiga (SP3) yang terdapat pada beberapa OPD, dan pendapatan lainnya dengan total nilai mencapai Rp351 juta. 3.2 Belanja Daerah

3.2.1 Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal

Grafik 3.5 Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal Lingkup Provinsi Sulawesi Barat s.d.Triwulan II Tahun 2018 (dalam miliar Rp)

Sumber: BPKPD, BPKAD, DPKAD (diolah)

Realisasi Belanja Pegawai mengalami peningkatan sebesar Rp38,3 miliar sehubungan dengan peningkatan belanja pembayaran tunjangan guru sebesar Rp8,9 miliar dan pembayaran uang reses anggota DPRD senilai Rp17,7 miliar. Realisasi Belanja Barang mengalami penurunan sebesar Rp100,8 miliar atau 19,57 persen berkorelasi dengan rendahnya penyerapan pada beberapa belanja daerah antara lain Belanja Perjalanan Dinas, Belanja Bahan, dan Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor yang masing-masing terkontraksi sebesar 15,28 persen, 31,63 persen, dan 39,11 persen. Sementara itu, realisasi Belanja Modal turun sebesar 36,91 persen (yoy) sehubungan dengan kegiatan fisik pembangunan yang baru memasuki tahapan perencanaan dan pembayaran uang muka pekerjaan. Selain itu, kegiatan pengadaan

2.716 1.897 1.862 32 1.065 415 323 17 39,20% 21,86% 17,36% 55,44% 0% 20% 40% 60% 1.000 2.000 3.000

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bansos Pagu Realisasi Persentase

(22)

15

barang dan jasa sebagian besar masih dalam tahapan proses tender di ULP dan e-katalog.

3.2.2 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Grafik 3.6 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Urusan (Lima Urusan Tertinggi) Lingkup Provinsi Sulawesi Barat s.d. Triwulan II Tahun 2018* (dalam miliar Rp)

Sumber: BPKPD, BPKAD, DPKAD, SIKD (diolah); Keterangan: *) Angka Sangat Sementara

Sampai dengan triwulan II tahun 2018 realisasi belanja daerah tertinggi 51,15% atau sebesar Rp1,4 triliun terdapat pada belanja urusan Pemerintahan yang didorong oleh penyerapan belanja pegawai sebesar Rp1,06 triliun dan belanja barang sebesar Rp414 miliar. Sedangkan realisasi terendah terdapat pada belanja urusan Pendidikan baru mencapai 2,28% yang disebabkan karena belum terealisasinya sejumlah belanja untuk kegiatan pembangunan/rehabilitasi ruang kelas dan gedung sekolah serta pengadaan alat praktikum siswa-siswi yang dibiayai dari DAK Fisik bidang Pendidikan masih dalam tahap perencanaan/uang muka dan proses tender di ULP/e-katalog.

3.3 Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2018

Tabel 3.2 Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Sulawesi Barat Sampai Dengan Triwulan IV Tahun 2018 (dalam Juta Rupiah)

Uraian Pagu Realisasi Perkiraan Realisasi

s.d.Triwulan II s.d.Triwulan IV Rp % Realisasi Terhadap Pagu Rp % Perkiraan Realisasi Terhadap Pagu Pendapatan Daerah 7.645.049 4.021.889 52,61% 7.479.166 97,83% Belanja Daerah 7.873.841 2.248.787 28,56% 7.330.349 93,10% Surplus/Defisit (228.792) 1.773.102 148.817

Sumber: BPKPD, BPKAD, DPKAD, Kanwil DJPB Prov. Sulbar (diolah)

Berdasarkan analisis tren dari tahun 2015 - 2017, prognosis realisasi pendapatan daerah 2018 sampai dengan akhir tahun 2018 kurang lebih Rp7,4 triliun atau 97,83% sehubungan dengan akan direalisasikannya penerimaan pendapatan transfer DAK Fisik sebesar Rp828,4 miliar dan Dana Desa Tahap III dari RKUN sebesar Rp188,7 miliar. Sedangkan dari sisi belanja daerah, realiasi sampai dengan triwulan IV 2018 secara nominal diproyeksikan tumbuh sebesar 0,69 persen. Hal tersebut terkorelasi dengan peningkatan realisasi belanja modal yang sebagian besar didominasi oleh penyelesaian mandatory spending antara lain DAK Fisik Bidang Jalan, Kesehatan, dan Pendidikan (masing-masing sebesar Rp234,6 miliar, Rp217,8 miliar, dan Rp91,4 miliar).

2.892,3 1.575,5 1.164,5 1.044,1 216,9 1.479,5 35,9 190,3 95,8 10,0 51,15% 2,28% 16,34% 9,17% 4,63% 0% 20% 40% 60% 0,0 1.000,0 2.000,0 3.000,0 4.000,0

Pemerintahan Pendidikan PU Taru Kesehatan Pertanian

Pagu Realisasi Persentase

(23)

16

4 BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN

KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

4.1 LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN

Tabel 4.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Sulawesi Barat s.d. Triwulan II Tahun 2018 (dalam Juta Rp.)

Uraian 2018 2017

Pusat Daerah Konsolidasi Kenaikan Konsolidasi Pendapatan Negara 223.861,43 3.681.829,43 422.390,34 -23,59% 552.770,13 Pendapatan Perpajakan 197.121,60 143.646,58 340.768,18 14,06% 298.771,76 Pendapatan Bukan Pajak 26.739,83 3.455.793,30 81.460,16 -26,46% 110.767,03

Hibah 0,00 162,00 162,00 -99,89% 141.481,34 Transfer* 0,00 3.455.793,30 0,00 0,00% 1.750,00 Belanja Negara 4.777.580,38 2.346.700,62 3.668.487,70 -2,18% 3.750.292,24 Belanja Pemerintah 1.321.787,08 2.107.201,40 3.428.988,49 -6,14% 3.653.156,15 Transfer* 3.455.793,30 239.499,21 239.499,21 146,56% 97.136,09 Surplus/(Defisit) -4.553.718,95 1.335.128,82 -3.246.097,36 1,52% -3.197.522,12 Pembiayaan 0,00 27.761,73 27.761,73 30,01% 21.353,05

Penerimaan Pembiayaan Daerah 0,00 39.761,73 39.761,73 24,64% 31.902,53 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 0,00 12.000,00 12.000,00 13,75% 10.549,48 Sisa Lebih/(Kurang)

Pembiayaan Anggaran

-4.553.718,95 1.362.890,55 -3.218.335,62 1,33% -3.176.169,07

Sumber: LKPK Tingkat Wilayah Kanwil DJPb Prov. Sulbar; KPP Pratama Mamuju; KPP Pratama Majene (diolah) Keterangan: *) Seluruh Belanja Transfer Pempus dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemda.

4.2 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN

4.2.1 Analisis Proporsi dan Perbandingan

Grafik 4.1 Perbandingan Pendapatan Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Pendapatan Konsolidasian Prov. Sulawesi Barat Triwulan II Tahun 2017 dan 2018

Sumber: LKPK Tingkat Wilayah Kanwil DJPb Prov. Sulbar; KPP Pratama Mamuju; KPP Pratama Majene (diolah) Secara agregat pendapatan konsolidasian Sulbar pada triwulan II 2018 berkurang 23 persen (yoy) dipicu oleh menurunnya pendapatan hibah. Realisasi penerimaan dari Pajak Rokok Pemprov Sulbar yang mencapai Rp38 miliar semakin memperkuat dominasi pendapatan perpajakan sebagai penopang utama pendapatan Sulbar. Sementara PNBP yang sempat mengalami peningkatan dari tahun 2016 kembali mengalami penurunan akibat berkurangnya penerimaan PNBP dari pemerintah pusat.

54% 80,7% 20% 19,3% 25,6% 0,04% 0,3% 200 400 600 TW II 2017 TW II 2018 m ili a r Rp.

Pend. Perpajakan Pend. Bukan Pajak Pend. Hibah Pend. Transfer

(24)

17

Grafik 4.2 Perbandingan Realisasi Pendapatan (selain Transfer) Pemerintah Pusat dan Daerah Terhadap Pendapatan Konsolidasian Sulbar s.d. Triwulan II Tahun 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Prov. Sulbar (diolah)

Sedikit berbeda dengan periode sebelumnya, penerimaan pemerintah pusat dan pemerintah daerah memberikan kontribusi yang hampir seimbang terhadap total pendapatan Sulbar. Menguatnya penerimaan Pajak Daerah sedikit menekan dominasi penerimaan Pajak Pemerintah Pusat. Namun demikian, pemda tetap perlu menggali potensi pajak dari sumber lainnya karena peningkatan tersebut didorong oleh penerimaan Pajak Rokok. Hal itu mengindikasikan tingginya konsumsi rokok di Sulbar, bertolak belakang dengan program Gerakan Masyarakat Sehat yang diusung Dinas Kesehatan. Di sisi lain, peningkatan pendapatan retribusi dari pelayanan kesehatan serta realisasi bagi hasil penyertaan modal di Bank Sulselbar mendongkrak penerimaan bukan pajak Pemda. Namun pada saat yang sama realisasi PNBP pemerintah pusat turun sehingga secara agregat PNBP konsolidasian berkurang.

4.2.2 Analisis Perubahan

Grafik 4.3 Perubahan Komposisi Pendapatan Konsolidasian Sulbar (Selain Transfer) Triwulan II 2017-2018

Sumber: LKPK Tingkat Wilayah Kanwil DJPb Prov. Sulbar; KPP Pratama Mamuju; KPP Pratama Majene (data diolah) Dibandingkan dengan periode triwulan II 2017, baik pendapatan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sama-sama mengalami kontraksi pada triwulan II 2018. Kontraksi pada pendapatan pemerintah pusat dipicu oleh berkurangnya penerimaan jenis PNBP Pendidikan. Sedangkan kontraksi pada pendapatan pemerintah daerah disebabkan oleh pengurangan pendapatan hibah Rp141 miliar yang jauh lebih besar dibandingkan penambahan Pendapatan Pajak dan PNBP yang masing-masing meningkat sebesar Rp51 miliar dan Rp4 miliar.

197.122 (58%) 26.740 (25%) 223.861 (49,8%) 143.647 (42%) 82.228 (75%) 162 (100%) 226.036 (50,2%) 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000

Perpajakan Bukan Pajak Hibah Total Pendapatan

Juta

R

p. Pem. Pusat Pem. Daerah

239 (43,3%) 224 (49,8%) 312 (56,7%) 226 (50,2%) 0 200 400 600 TW II 2017 TW II 2018 M il iar Rp . Daerah Pusat

(25)

18

4.2.3 Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan Konsolidasian

Pertumbuhan ekonomi Sulbar yang ditunjukkan oleh kenaikan PDRB sebesar 6,57 persen (yoy) menjadi salah satu indikasi percepatan aktivitas ekonomi masyarakat Sulbar, yang kemudian berkorelasi dengan peningkatan pendapatan perpajakan sebesar 14,06 persen (yoy). Peningkatan pendapatan masyarakat Sulbar yang salah satunya didorong oleh tambahan penghasilan dari THR turut menjadi stimulan terhadap tingginya konsumsi rumah tangga yang menjadi penopang PDRB Sulbar, sehingga meningkatkan PPh dan PPN.

Tabel 4.2 Perbandingan Pertumbuhan PDRB ADHK dengan Realisasi Pendapatan Konsolidasian Prov. Sulbar Triwulan II 2017-2018 (Realisasi dalam Miliar Rp.)

Uraian TW II 2017 TW II 2018 Realisasi Pertumbuhan (yoy) Realisasi Pertumbuhan (yoy) Pendapatan Perpajakan 298,77 -40,64% 340,77 14,06% PNBP 110,77 -31,72% 81,46 -26,46% Total Pend.Pajak + PNBP 409,54 -38,46% 422,23 3,10% PDRB ADHK 7.127,00 5,10% 7.595,00 6,57%

Sumber: LKPK Tingkat Wilayah Kanwil DJPb Prov. Sulbar; KPP Pratama Mamuju; KPP Pratama Majene (diolah)

Akan tetapi, pertumbuhan pendapatan Sulbar sebesar 3,10 persen (yoy) lebih kecil dibandingkan pertumbuhan PDRB Sulbar. Hal itu menunjukkan penggalian potensi penerimaan Sulbar meningkat namun belum maksimal mengikuti perkembangan aktivitas ekonomi setempat. Ke depan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III dan IV yang diprediksi meningkat dari Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dalam bentuk pekerjaan konstruksi diharapkan akan memperbesar peluang peningkatan penerimaan perpajakan di Sulbar. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus untuk memastikan kegiatan yang didanai dari DAK Fisik terealisasi seluruhnya.

4.3 Belanja Konsolidasian

4.3.1 Analisis Proporsi dan Perbandingan

Grafik 4.4 Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Daerah Terhadap Belanja dan Transfer Konsolidasian Sulawesi Barat Triwulan II 2018 (miliar Rp.)

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Prov. Sulbar (diolah)

465 531 325 - - 1 - -1.112 489 341 9 138 19 0 239 500 1.000 1.500 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Pembyr. Bunga Utang Hibah Bantuan Sosial Belanja Lain-lain Transfer Pusat Daerah

(26)

19

Sampai dengan triwulan II 2018, realisasi belanja dan transfer konsolidasian Sulbar mencapai Rp3,67 triliun, berkurang 2,18 persen (yoy). Dari realisasi tersebut, 36 persen didanai dari APBN dan 64 persen dari APBD. Dominasi pemerintah daerah terlihat pada hampir semua jenis belanja, kecuali Belanja Barang. Sedangkan jika dilihat dari perbandingan antar jenis belanja, belanja konsolidasian Sulbar masih terkonsentrasi pada jenis Belanja Pegawai dengan porsi 43 persen, sementara porsi Belanja Modal hanya sebesar 18 persen.

4.3.2 Analisis Perubahan

Struktur belanja konsolidasian Sulbar tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan periode sebelumnya. Dominasi Belanja Pegawai semakin melebar seiring dengan kebijakan pemberian THR serta adanya peningkatan tunjangan guru dan pembayaran uang reses anggota DPRD. Kondisi tersebut kemudian menggerus Belanja Barang dan Belanja Modal yang pada saat yang sama mengalami penurunan masing-masing sebesar 5 persen dan 25 persen dari periode triwulan II 2017. Kontraksi yang cukup dalam pada Belanja Modal berhubungan dengan telah selesainya beberapa proyek infrastruktur berskala besar pada tahun 2017 lalu, seperti proyek pembangunan Jalan Arteri serta pembangunan gedung, sarana, dan prasarana Polda Sulbar.

Grafik 4.5 Perubahan Komposisi Belanja dan Transfer Konsolidasian Prov. Sulbar

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Prov. Sulbar (diolah)

4.3.3 Analisis Dampak Kebijakan Fiskal terhadap Indikator Ekonomi Regional Dampak kebijakan fiskal terhadap indikator ekonomi regional dapat dilihat dari linearitas hubungan antara variabel belanja pemerintah dan variabel indikator ekonomi regional. Hubungan linear terlihat pada variabel Belanja dan laju pertumbuhan PDRB Sulbar (q to q), sesuai dengan kontribusi Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dan PMTB terhadap PDRB Sulbar yang relatif besar. Hal berbeda ditunjukkan oleh variabel lainnya. Artinya, belanja pemerintah secara agregat berkorelasi positif dengan laju pertumbuhan ekonomi Sulbar, sementara untuk variabel lain seperti inflasi, penciptaan lapangan

38% 29% 23% 0% 6%1% 0%3%

TW II 2017

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Pembyr. Bunga Utang Hibah Bantuan Sosial Belanja Lain-lain Transfer 43% 28% 18% 0% 4% 1% 0% 6%

TW II 2018

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Pembyr. Bunga Utang Hibah Bantuan Sosial Belanja Lain-lain Transfer

(27)

20

pekerjaan serta tingkat kemiskinan tidak serta merta terpengaruh dengan perubahan Belanja Pemerintah.

Grafik 4.6 Hubungan Belanja Pemerintah Konsolidasian dengan beberapa Indikator Kesejahteraan Masyarakat Sulbar s.d. Triwulan II 2018

Sumber: LKPK Tingkat Wilayah Kanwil DJPb Prov. Sulbar; BPS Sulbar (data diolah)

Selanjutnya jika dicermati secara spasial per jenis belanja, beberapa dampak kebijakan fiskal terhadap indikator ekonomi regional antara lain:

a. Kenaikan Belanja Pegawai 9,71 persen (yoy) berkorelasi dengan peningkatan pendapatan rumah tangga. Hal tersebut turut mendorong peningkatan PDRB melalui kenaikan komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 6,02 persen (yoy) yang merupakan kontributor terbesar pembentuk PDRB Sulbar.

b. Transfer Dana Desa menunjukkan tren peningkatan tiap tahunnya dari Rp145 miliar di tahun 2015, Rp363 miliar di tahun 2016, Rp460 miliar di tahun 2017, dan sebesar Rp283 miliar yang terealisasi sampai dengan triwulan II 2018. Pada rentang periode yang sama, tren jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang signifikan 13.640 orang dari 133.090 di periode Maret 2015 menjadi 121.020 pada Maret 2018. 4.4 Analisis Kontribusi Pemerintah terhadap PDRB

Kontribusi belanja pemerintah yang dihitung dari perbandingan antara belanja operasional dan PDRB Sulbar sebesar 14,53 persen. Sedangkan kontribusi investasi pemerintah yang dihitung dari komponen belanja modal terhadap PDRB sebesar 3,22 persen. Mengingat laju pertumbuhan 6,06 persen (c to c) belum mencapai target pemda sebesar 7,1 – 7,4 persen, serta memperhatikan kontribusi belanja pemerintah terhadap PDRB yang mencapai kurang lebih 17 persen, maka aktivitas ekonomi Sulbar perlu didorong dengan ekspansi belanja pemerintah, utamanya belanja pemerintah daerah yang sampai dengan triwulan II masih terserap sekitar 29 persen dari pagu.

-10,00 -5,00 0,00 5,00 10,00 15,00 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2016 2017 2018 (Mi li ar Rp ) Belanja Konsolidasian (RHS) Laju Pert. PDRB (LHS) Inflasi (LHS) Tingkat Kemiskinan (LHS) TPT (LHS)

Tabel 4.3 Kontribusi Belanja Operasional dan Modal Konsolidasian terhadap PDRB ADHB Prov. Sulbar s.d.

Triwulan II 2018 (miliar Rp.)

Uraian Jumlah PDRB ADHB Kontribusi

Belanja

Operasional 3.003 20.667 14,53%

Belanja Modal 665 20.667 3,22%

(28)

21

5 BAB V BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH

5.1 Urgensi Pengembangan Sektor Pertanian Untuk Mengakselerasi Laju Perekonomian Provinsi Sulawesi Barat

Sektor Pertanian merupakan lapangan usaha yang memberikan andil terbesar terhadap perekonomian Provinsi Sulbar. Berdasarkan rilis BPS Provinsi Sulawesi Barat (2018), Sektor Pertanian mampu menyumbang 2,64 persen terhadap laju perekonomian Sulbar triwulan II Tahun 2018 yang tumbuh sebesar 6,57 persen (yoy). Hal tersebut berhubungan dengan kontribusi Sektor Pertanian sebesar 43,79 persen terhadap nilai total PDRB triwulan II 2018 yang mencapai Rp10,69 triliun. Korelasi linear antara perkembangan Sektor Pertanian dan laju perekonomian Provinsi Sulbar tercermin pada data historis terkait andil per sektor ekonomi terhadap laju PDRB Provinsi Sulbar. Pertumbuhan maupun kontraksi andil di Sektor Pertanian memiliki hubungan yang searah terhadap laju perekonomian Sulbar.

Grafik 5.1 Perkembangan Andil Pertumbuhan Sektor Lapangan Usaha Unggulan dan Laju PDRB Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2011 - 2017

Sumber: BPS Provinsi Sulbar (diolah)

Terdapat kondisi yang sedikit berbeda pada tahun 2014 Laju PDRB terakselerasi signifikan sebesar 27,85 persen (yoy) meskipun nilai Andil PDRB Sektor Pertanian hanya tumbuh 1,06 persen (yoy). Hal tersebut berhubungan dengan pertumbuhan andil Sektor Industri Pengolahan sebesar 527 persen (yoy) pada tahun tersebut berkat penanaman investasi oleh PT Astra Argo Lestari berupa industri pengolahan kelapa sawit di Kabupaten Mamuju Utara. Korelasi positif antara andil Sektor Pertanian terhadap perkembangan Laju PDRB Provinsi Sulbar tersebut menyimpan potensi untuk mendorong kemajuan perekonomian Sulbar di masa mendatang melalui pengembangan Sektor Pertanian.

Potensi pertumbuhan laju PDRB Sulbar tersebut terlihat dari hasil analisis yang menunjukkan bahwa lapangan usaha pertanian belum sepenuhnya menjadi sektor andalan. Analisis Tipologi Klassen dapat digunakan untuk memetakan posisi lapangan

3,58 3,07 2,37 2,39 2,28 1,59 2,64 10,73 9,25 6,93 8,86 7,31 6,01 6,67 -2 0 2 4 6 8 10 12 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 % Adm. Pemerintahan Perdagangan Industri Pengolahan Pertanian

Perkembangan Andil Sektor Pertanian

(29)

22

usaha ekonomi unggulan di suatu daerah berdasarkan Kontribusi PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi sektoral (Sjafrizal, 2014). Hasil analisis (Grafik 5.2) menempatkan Sektor Pertanian pada Kuadran I (Sektor Berkembang) dimana Laju PDRB sektor Pertanian (5,56 persen) berada di bawah nilai rata-rata sektoral tingkat Provinsi Sulbar (7,86 persen) meskipun secara kontribusi PDRB sektor Pertanian (39,90 persen) jauh lebih unggul dibandingkan rata-rata kontribusi keseluruhan sektor (5,88 persen).

Grafik 5.2 Tipologi Klassen Sektor Unggulan Prov. Sulawesi Barat 2013 - 2017

Sumber: BPS Provinsi Sulbar (diolah)

Potensi daya dorong Sektor Pertanian terhadap perekonomian Sulawesi Barat juga tercermin pada hasil analisis Location Quotient (LQ). Indeks LQ dapat digunakan untuk mengidentifikasi keunggulan komparatif Sektor Pertanian setiap kabupaten di Sulawesi Barat dibandingkan dengan sektor-sektor ekonomi lainnya. Berdasarkan hasil analisis LQ menggunakan data PDRB per pemda lingkup Sulawesi Barat (Tabel 5.1), nampak bahwa Sektor Pertanian hanya menjadi lapangan usaha unggulan (LQ > 1) di dua kabupaten yaitu Mamuju Tengah dan Mamuju Utara. Sementara itu, ketersediaan lahan tanaman pangan dan produktivitas komoditi padi di Polewali Mandar yang relatif lebih besar dibandingkan daerah lainnya, belum mampu menjadikan Sektor Pertanian menjadi sektor ekonomi basis di daerah tersebut (LQ < 1).

Tabel 5.1 LQ Sektor Pertanian (2011-2016), SDA Pertanian (2016), dan Alokasi APBN-APBD Pertanian (2015-2018) Prov. Sulawesi Barat

Kabupaten LQ Sektor Pertani an Luas Sawah (Ha) Luas Kebun /Ladang Pangan (Ha) Luas Kebun Sawit (Ha) Luas Kebun Kakao (Ha) Produk-tivitas Padi (Kw/Ha) Rata-rata Alokasi APBN Pertanian (%) Rata-rata Alokasi APBD Pertanian (%) Polewali Mandar 0,94 18.456 43.358 - 53.329 52,49 5,67 3,06 Majene 0,77 1.620 18.146 - 17.346 45,47 3,40 4,91 Mamasa 0,86 12.876 28.400 - 20.004 37,70 6,73 6,73 Mamuju 0,85 15.395 27.600 15.581 45.338 51,59 5,25 7,48 Mamuju Tengah 1,72 11.189 21.172 45.562 26.127 53,68 1,09 7,27 Mamuju Utara 1,14 4.437 92.679 72.709 17.360 43,39 1,42 5,88 Sumber: OMSPAN; SIKD; BPS Provinsi Sulbar (diolah)

Fenomena daya tarik Sektor Pertanian terhadap perkembangan laju perekonomian Sulbar dan fakta bahwa Sektor Pertanian berpotensi untuk terus berkembang

(30)

23

seyogyanya dapat dicermati oleh stakholders terkait. Hal tersebut dapat menjadi sinyal bagi Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah lingkup Sulbar untuk menyelaraskan kebijakan fiskal dan pembangunan guna mendukung pengembangan sektor Pertanian. Sehingga pada gilirannya pertumbuhan di tersebut dapat mengakselerasi pertumbuhan perekonomian Sulbar yang mana ditargetkan sebesar 7,1 – 7,4 persen (yoy) sesuai asumsi dalam RPJMD Provinsi Sulbar tahun 2018.

Dukungan fiskal dapat diupayakan melalui peningkatan alokasi anggaran Sektor Pertanian, terutama pada daerah di wilayah Sulbar yang memiliki sumber daya alam pertanian yang potensial namun sektor tersebut belum menjadi sektor unggulan (LQ<1). Sebagai contoh, Pemkab Polewali Mandar dapat memanfaatkan lahan tanaman pangan dan perkebunan seluas total 115.143 hektare dengan dukungan penambahan alokasi APBD Sektor Pertanian yang saat ini hanya 3,06 persen terhadap total APBD. Selain itu, pengalokasian anggaran pertanian dapat diarahkan kepada pengadaan sarana pendukung mekanisasi pertanian seperti pengering (dryer) gabah mengingat pengeringan hasil panen di Polewali Mandar saat ini hanya mengandalkan cuaca.

Lebih lanjut, kebijakan pembangunan pemda di wilayah Provinsi Sulbar dapat diarahkan kepada peningkatan dan perbaikan infrastruktur pertanian. Pembangunan bendungan Sondoang di Kalukku dan Kayuangin di Malunda yang telah dimulai sejak tahun 2017 diharapkan dapat mengairi kurang lebih 4.621 hektare lahan pertanian padi, menambah masa tanam dari dua kali menjadi 3 kali setahun, dan meningkatkan produktivitas padi menjadi 7,2 ton per hektare (Beritasatu, 2017). Sementara itu, pembentukan BUMD Pertanian menjadi salah satu terobosan yang dapat dilakukan guna mengatasi kendala tata kelola pertanian.

Di satu sisi, hal tersebut dapat menjadi salah satu sumber pendapatan bagi pemda di Sulbar sebagai imbal balik penyertaan modal pada BUMD. Di sisi lain, keberadaan BUMD Pertanian dapat menginisiasi pembentukan industri pengolahan hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan yang saat ini dikelola oleh swasta. BUMD dapat pula membantu BULOG Sulbar dalam menjalankan fungsi kontrol stabilitas stok dan harga komoditas pertanian yang saat ini menjadi salah satu kontributor utama inflasi di Sulbar. Melalui upaya-upaya dimaksud, Sektor Pertanian berpotensi untuk bergerak menuju Kuadran II Tipologi Klassen (Sektor Andalan) yang secara linear akan mengakselerasi kontribusi PDRB sektoralnya. Pada akhirnya, terdapat potensi pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan mengingat adanya korelasi positif antara andil Sektor Pertanian dan laju PDRB Provinsi Sulbar.

Gambar

Grafik 1.2  Komposisi PDRB ADHB Prov. Sulawesi Barat Sisi Produksi dan Pengeluaran  Triwulan II Tahun 2018
Grafik 1.3   Inflasi Tahunan (YoY) dan Bulanan (mtm) Sulawesi Barat dan Nasional
Tabel 1.1  Perbandingan antara Target dan Realisasi Beberapa Indikator Ekonomi dan  Kesejahteraan Sulawesi Barat s.d
Tabel 2.1   Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Sulawesi Barat s.d. Akhir Triwulan I  Tahun 2017 dan Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Vektor digambarkan sebagai ruas garis dari titik pangkal ke titik ujung dengan tanda panah diujung, dan diberi lambang huruf kecil cetak tebal.. Panjang vektor Panjang vektor v

Cawan porselen dipanaskan pada suhu 600°C selama 1 jam dengan menggunakan muffle fiunace, kemudian dibiarkan sampai suhu muMe furnace turun sampai 1 1 O°C, l d u

Hal yang sama juga disebutkan oleh Sprynskyy et al (2005), peristivva penjerapan dan perlukaran ion di dakim zeolit asli merupakan dua peristiwa yang saling terkait, dimana

Forum Diskusi Taswirul Afkar yang menjadi wadah pertemuan para tokoh agama dan intelektual di Surabaya, tidak dapat mengelak dari diskusi yang membahas tentang

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran atau memberikan solusi dalam bidang hukum pidana mengenai Putusan Pengadilan Tentang Pengembalian Barang Bukti

“Allah tidak ada Ilah melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di

Dengan dukungan data tersebut pengusahaan lahan untuk suatu komoditas pertanian pada skala agribisnis akan mampu mencapai produksi yang tidak hanya unggul secara fisik, tetapi

nilai perusahaan yaitu melalui opini audit maupun luas pengungkapan sukarela yang dilakukan perusahaan, sebagai konsekuensi logis dari teori pensinyalan,