• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN APLIKASI ANDROID UNTUK PENENTUAN NUTRISI BALITA TERHADAP KOMSUMSI PRODUK MAKANAN KEMASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN APLIKASI ANDROID UNTUK PENENTUAN NUTRISI BALITA TERHADAP KOMSUMSI PRODUK MAKANAN KEMASAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

636

PENGEMBANGAN APLIKASI ANDROID UNTUK PENENTUAN NUTRISI

BALITA TERHADAP KOMSUMSI PRODUK MAKANAN KEMASAN

Herman Yuliansyah1, Sri Winiarti2, Sri Kusumadewi 3, Izzati Muhimmah4 (1) Teknik Informatika, Universitas Ahmad Dahlan, (Contact : 081328557057,

herman.yuliansyah@tif.uad.ac.id)

(2) Teknik Informatika, Universitas Ahmad Dahlan, (Contact : 08112572553, sri.winiarti@tif.uad.ac.id) (3) Teknik Informatika, Universitas Islam Indonesia, (Contact : ccie@fti.uii.ac.id)

(4) Teknik Informatika, Universitas Islam Indonesia, (Contact : izzati@uii.ac.id)

Abstrak

Permasalahan kurangnya energi protein (KEP) atau gizi kurang yang sering ditemukan terutama pada anak balita biasa disebut gizi buruk dan merupakan masalah yang sulit ditanggulangi oleh pemerintah. Balita merupakan kelompok masyarakat yang rentan gizi. Pada kelompok ini siklus pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan zat – zat gizi yang lebih besar dari kelompok umur lainnya, sehingga balita paling mudah menderita kalainan gizi. Solusinya yaitu dengan penentuan nutrisi sebagai suatu upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan balita. Tujuan dalam penelitian ini adalah menghasilkan sebuah aplikasi yang dapat dijadikan sebagai mesin pengingat bagi orang tua ketika akan membeli produk makanan dapat mengetahui informasi terkait makanan tersebut yang tidak menjadi pantangan bagi penyakitnya berdasarkan informasi kandungan makanan yang tertera pada kemasan produk makanan. Rancangan aplikasi ini dibangun dengan menggunakan teknologi Android yang dapat diinstal pada smartphone yang menggunakan teknologi kamera disertai alat scan.

Key word : Android, Penentu Nutrisi Pasien, Produk Makanan Kemasan, Algoritma Fuzzy C Mean

1. Pendahuluan

Nutrisi adalah salah satu komponen yang terpenting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Nutrisi menjadi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang selama masa pertumbuhan [1]. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang membutuhkan hidratarang dan lemak sebagai sumber tenaga, protein sebagai zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Semua bahan pangan yang ada di dunia ini pasti mengandung nutrisi. Nutrien apa yang terkandung dan seberapa besar kandungan nutrisinya tentunya tidak sama antara satu bahan pangan dengan bahan pangan yang lainnya.

Gizi berasal dari bahasa arab “Gizawi” yang berarti pemberian zatzat makanan kepada sel-sel dan jaringan tubuh, sehingga memungkinkan pertumbuhan yang normal dan sehat [2]. Masalah gizi pada hakekatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah anemia besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), masalah Kurang Vitamin A (KVA) dan masalah obesitas terutama di kota-kota besar yang perlu ditanggulangi [2].

Permasalahan kurangnya energi protein (KEP) atau gizi kurang yang sering ditemukan terutama pada anak balita

biasa disebut gizi buruk dan merupakan masalah yang sulit ditanggulangi oleh pemerintah. Balita merupakan kelompok masyarakat yang rentan gizi. Pada kelompok ini siklus pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan zat–zat gizi yang lebih besar dari kelompok umur lainnya, sehingga balita paling mudah menderita kalainan gizi. Penentuan nutrisi merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan balita.

Di tengah maraknya berbagai macam produk kemasan untuk balita yang beredar di pasaran, maka orang tua perlu memperhatikan kualitas produk serta standar kesehatan produk yang dipakai dan dikonsumsi oleh balita termasuk salah satunya cermat terhadap komposisi penggunaan bahan baku. Kebutuhan balita akan nutrisi cenderung meningkat seiring dengan pertambahan usianya. Begitu banyaknya produk kemasan yang ada di pasar sering membuat konsumen menjadi bingung.

Berdasarkan hasil survei tahap awal yang dilakukan terhadap para orang tua di daerah Modukismo, Bantul, DI Yogyakarta. Pengetahuan para orang tua mengenai nutrisi yang dibutuhkan untuk balitanya masih kurang. Informasi yang didapat hanya melalui bidan, posyandu dan internet. Akan tetapi informasi yang di peroleh masih belum cukup untuk benar–benar mengetahui seperti apa produk kemasan yang boleh dikonsumsi dan diperlukan untuk balitanya.

(2)

637 Saat ini telah banyak penelitian yang membangun sistem tentang penentuan status gizi pada balita dengan berbagai macam metode, antara lain menggunakan metode AHP (Analitycal Hierarchy Proses), metode Certainty Factor, metode Forward Chaining, dan metode Naive Bayes Classifier. Sistem tersebut menganalisis status gizi balita dengan mempertimbangkan beberapa indikator seperti umur, jenis kelamin (JK), tinggi badan (TB), berat badan (BB), dan penyakit yang diderita. Akan tetapi sistem tersebut hanya menganalisis status gizi pada balita, apakah balita tersebut menderita gizi buruk atau tidak. Perlu dikembangkan sebuah sistem yang membantu para orang tua untuk mengetahui nutrisi apa saja yang terkandung pada produk kemasan balita yang layak untuk dikonsumsi balitanya.

Penelitian yang terkait dengan sistem informasi kesehatan sudah banyak dilakukan. Salah satunya adalah dengan menggunakan aplikasi computer untuk membantu mereka dalam mencari, mendapatkan, mengolah dan menyimpan data rekam medis. Penelitian yang dilakukan Kusumadewi dijelaskan bahwa system yang dihasilkan mampu membantu pengguna dalam mengklasifikasi nutrisi Bahan Pangan, sehingga informasinya dapat digunakan oleh pengguna dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bagi dirinya ataupun keluarga [3][4]. Dalam makalahnya yang lain oleh Kusumadewi, terkait Sistem Inferensi Fuzzy (Metode Tsk) Untuk Penentuan Kebutuhan Kalori Harian disampaikan manfaat yang besar bagi masyarakat dengan adanya aplikasi system informasi untuk bidang kesehatan yaitu sistem untuk penentu kalori harian [5]. Aplikasi yang dibangun dapat dijadikan referensi sebagai media konsultasi masyarakat dan unit-unit kesehatan. Penelitian lain yang masih berhubungan dengan aplikasi computer pada bidang kesehatan dilakukan oleh Izzati, dkk menghasilkan suatu analisis fitur untuk membedakan sel-sel epitel dan sel-sel inflamasi dalam gambar Papsmear [6]. Dalam makalah ini dijelaskan bagaimana komputer mampu mendeteksi atau mengenali objek-objek yang ada dalam rahim berdasarkan citra Pap Smear hasil laboratorium pasien. Sebelumnya Izzati juga telah melalukan memanfaatkan segmentasi otomatis melalui system yang dibuat dan hasilnya dapat diketahui pola sel serfiks yang aman atau tidak dengan menggunakan operasi morfologi dan transformasi DAS [7].

Kajian pustaka lain yang relevan dengan topik penelitian adalah terkait pengetahuan yang komprehensif diperlukan untuk memahami teknologi informasi kesehatan (HIT) dan untuk mengasah kemampuan mereka dalam manajemen HIT [8]. Pustaka ini mengeksplorasi daerah di mana para pemimpin harus menunjukkan kesadaran dasar atau kompetensi, termasuk perangkat keras, perangkat lunak, dan sistem komunikasi; operasional, manajemen, dan aplikasi klinis; dan seleksi, pelaksanaan, dan penilaian. Dalam buku lain terkait pengetetahuan bagaimana mengorganisasikan sebuah sistem informasi kesehatan bagi para eksekutif di klinik kesehatan, sehingga data

yang dimiliki dari transaksi pasien menjadi properti yang berharga bagi pihak manajemen [9].

Berangkat dari studi awal yang telah dilakukan ini, maka muncul ide yang disusun dalam suatu rencana penelitian untuk mengembangkan sebuah sistem informasi kesehatan bagi pasien. Aplikasi yang akan dibangun menggabungkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Kusumadewi dan penerapan konsep manajemen untuk sistem informasi kesehatan bagi klinik kesehatan [10][11]. Sistem yang dibuat berupa aplikasi notifikasi bagi pasien pasca rawat inap, untuk mengkontrol dalam konsumsi makanan. Aplikasi yang dibuat menggunakan teknologi Android sehingga bisa diakses pengguna melalui smartphone.

Dalam penelitian ini akan dikembangkan suatu sistem penentuan nutrisi balita dengan metode Fuzzy C-Means (FCM) berbasis mobile berdasarkan kode batang (barcode) dari produk kemasan tersebut. Metode FCM dalam sistem ini membantu mengkluster atau mengelompokkan status gizi balita berdasarkan nilai nutrisi yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan beberapa indikator seperti umur, tinggi badan, dan berat badan.

Sistem ini menganalisis produk kemasan yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan balita dengan mempertimbangkan beberapa indikator seperti umur, tinggi badan (tb), berat badan (bb), dan dengan cara men-input-kan kode batang pada kemasan. Berdasarkan hasil survei tahap awal, banyak dari para orang tua yang memiliki smartphone memungkinkan untuk menggunakan sistem ini kapan saja, sehingga para orang tua lebih mudah mengetahui nutrisi yang dibutuhkan balitanya.

2. Metodologi

Tahapan penelitian yang akan dilakukan dalam peneltian ini berangkat dari analisis hasil kajian penelitian terdahulu yang disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Dengan mengacu pada analisis hasil penelitian terdahulu seperti pada Gambar 1, maka dapat dibuat kolabaorasi penelitian sebagai bentuk eksplorasi dari penelitian terdahulu. Hasil penelitian terdahulu yang merekomendasikan suatu system yang mampu memberikan notifikasi para medis untuk meminimalisir kesalahan dalam pendokumentasian catatan rekam medis perawat dieksplorasi dan diimplmentasikan ke dalam suatu software dengan menggunakan teknologi android. Dalam penelitian yang diusulkan ini, model pendekatan yang digunakan adalah The 8 P’s. Alasan penggunaan

(3)

638 model pendekatan ini untuk menggambarkan peta jalan penelitian ini karena model ini sesuai untuk diterapkan pada industri jasa. Dalam penelitian ini ada setidaknya 8 hal yang bisa dijadikan acuan sebagai faktor utama, yaitu: a. Manusia b. Proses c. Kebijakan d. Prosedur e. Biaya f. Promosi g. Lokasi h. Produk

3. Hasil dan Pembahasan

Pada penelitian ini dalam tahap pengembangan sistem menggunakan metode waterfall. Model waterfall melingkupi aktifitas–aktifitas sebagai berikut :

a. Analisis Kebutuhan

Tahap ini menganalisis kebutuhan – kebutuhan apa saja yang diperlukan sebuah sistem seperti kebutuhan fungsional dan kebutuhan non-fungsional.

1) Kebutuhan Fungsional

Berikut ini daftar kebutuhan fungsional aplikasi : a)User sebagai admin dapat mengelola user b)User sebagai admin dapat mem-backup data c)User sebagai pakar dapat membuat basis

pengetahuan

d)User sebagai pakar dapat membuat tabel kemutusan

e)User sebagai pakar dapat membuat alur keputusan dengan FCM

f) User sebagai pakar dapat memberikan rekomendasi

g)User sebagai pasien dapat mengisi data pasien yang diminta oleh sistem

h)User sebagai pasien dapat menginputkan kode batang yang tertera pada produk kemasan 2) Kebutuhan Non – Fungsional

Sistem ini membutuhkan koneksi internet untuk mengaksesnya dan semua data harus diisikan oleh pengguna.

b. Perancangan Sistem

Perancangan sistem dilakukan dengan merancang dalam bentuk Diagram Aliran Data. Pada Gambar 2 menunjukkan diagram konteks dari aplikasi yang akan dibangun. produk hasil rekomendasi info status barcode produk identitas balita restore data backup data managemen user nutrisi hasil rekomendasi basis aturan info status nilai nutrisi rekomendasi aturan status 1

Sistem Penentuan Nutrisi Balita + Pakar Nutrisi Orang Tua Admin BPOM

Gambar 2. Diagram Konteks

Diagram konteks akan diturunkan menjadi diagram aliran data level 1 seperti pada Gambar 3 yang akan menampilkan proses-proses yang akan terjadi pada aplikasi dan terkait dengan entitas yang terlibat serta penyimpanan datanya.

hasil rekomendasi info status

produk data balita

basis aturan

rekomendasi dan status nilai nutrisi identitas balita barcode produk produk barcode produk identitas balita rekomendasi status aturan nutrisi hasil rekomendasi rekomendasi info status status basis aturan aturan nilai nutrisi nutrisi Pakar Nutrisi Pakar Nutrisi Pakar Nutrisi Pakar Nutrisi Pakar Nutrisi Pakar Nutrisi Pakar Nutrisi Pakar Nutrisi Orang Tua Orang Tua Orang Tua Orang Tua BPOM 1 input nutrisi 2 input aturan 3 input status 4 input rekomendasi nutrisi basis aturan rekomendasi dan status 5 registrasi balita 6 input barcode produk 7

input produk produk balita

8 penentuan

nutrisi

+

Gambar 3. Diagram aliran data level 1

Untuk beberapa proses pada Gambar 3 dapat memungkinkan untuk didekomposisi. Dekomposisi merupakan suatu tahap untuk menemukan proses yang lebih rinci kembali sehingga menghasilkan proses yang primitive. Primitive dapat diartikan bahwa proses tersebut sudah tidak didetilkan kembali. Pada Gambar 4, menunjukkan proses dekomposisi dari diagram aliran data level 1.

hasil rekomendasi info status

produk data balita basis aturan rekomendasi dan status

nilai nutrisi Orang Tua Orang Tua nutrisi rekomendasi dan status basis aturan balita produk 1 penentuan nutrisi

(4)

639 c. Implementasi

Hasil rancangan pada tahan perancangan sistem akan diimplementasikan menjadi sebuah kode program android. Pada Gambar 5, menampilkan menu utama dari aplikasi android yang terdiri dari menu balita untuk mengelola data balita. Data balita ini dapat diisikan jumlah balita ang dimiliki oleh orang tua. Pada menu balita akan diketahui stratus gizi dari masing-masing balita tersebut. Menu pindai produk kemasan merupakan fasilitas untuk men-scan barcode dari produk kemasan yang akan dibeli dan akan diujikan dengan status gizi balita sehingga akan menghasilkan suatu keputusan terkait pengkonsumsian produk tersebut.

Gambar 5 Tampilan menu utama system Penentuan Nutrisi bagi Pasien

Apabila menu balita pada Gambar 5 yang dipilih, maka pengguna aplikasi dapat mengisikan kondisi dari balita, seperti pada Gambar 6. Beberapa data harus diisikan terkait balita seperti nama balita, tanggal lahir, jenis kelamin berat dan tinggi badan.

Gambar 6. Menu untuk input data balita Hasil dari pengisian data balita akan dibandingkan dengan tabel keputusan dalam penentuan gizi balita, maka akan diperoleh informasi terkait kondisi gizi dari balita seperti pada Gambar 7. Apabila menu pindai produk kemasan pada Gambar 5 yang dipilih, maka akan diaktifkan fungsi kamera smartphone untuk melakukan scan terhadap barcode makanan yang dipilih, seperti pada Gambar 8.

Gambar 7. Hasil Penentuan Gizi Balita

Hasil scan makanan ini, berupa suatu keputusan dengan penerapan algoritma Fuzzy C Means berdasarkan informasi angka kecukupan gizi dari produk kemasan dan kondisi gizi balita. Hasil dari keputusan ini ditampilkan seperti pada Gambar 9. Pada Gambar 9 akan disampaikan keputusan terkait pengkonsumsian produk kemasan pada masing-masing balita yang dimiliki oleh pengguna

Gambar 8. Input Barcode produk

Gambar 9. Hasil Scaning Produk

Tabel 1 Tabel Keputusan dalam Penentuan Gizi Pasien

(5)

640 Tabel 1 menyajikan data keterkaitan antara data pasien (balita) dengan angka kecukupan gizi dengan menyesuaikan kondisi pasien terhadap kenutuhan nutrisi, sehingga menghasilkan keputusan status gizi. Berdasarkan Tabel 1 akan dibuat proses penentuan keputusan gizi pasien (balita) dengan menerapkan algoritma FCM. Prinsipnya untuk setiap inputan data kriteria pasien, akan dihitung dengan algoritma Fuzzy C Means (FCM). Pada Gambar 10 menjelaskan alur dari algoritma FCM tersebut.

Gambar 9. Flowchart metode Fuzzy C-Means Pada gambar 4.2 data pasien ( balita ) diinputkan oleh user untuk memutuskan status gizi pasien. Pada proses penentuan in akan mengalami iterasi sampai mendapatkan nilai T yang stabil, dimana T=t+1. Jika nilai akhir T > nilai MaksimalIterasi, maka akan disimpulkan informasi status gizi pasien, jika belum mencapai itarasi maksimal, maka akan dilakuakn iterasi awal, demikian seterusna sehingga kondisi iterasi maksimal terpenuhi.

d. Pengujian Sistem (Testing)

Untuk mengoptimalkan begaimana sistem yang telah dibangun bekerja dengan baik, maka sistem akan masuk dalam tahap pengujian. Dalam sistem ini akan pengujian sistem yang digunakan yaitu User Acceptance Test (UAT) dan Usability testing. e. Pemeliharaan (Maintenance)

Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada errors kecil yang tidak ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur- fitur yang belum ada pada software tersebut. Pada usulan penelitian ini, tahap pemeliharaan tidak dilakukan mengigat keterbatasannya waktu.

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1) telah dilakukan analisis desain proses bisnis yang digunakan untuk memberikan gambaran implementasi aplikasi. 2) telah dilakukan pembuatan tabel keputusan yang berguna untuk sebagai acuan dalam mengambil keputusan terkait status gizi balita dan anak-anak. 3) telah dilakukan pembuatan alur algoritma Fuzzy C means untuk menentukan status nutrisi pasien. 4) telah dilakukan perancangan diagram alir untuk menggambarkan aliran data yang terjadi antar entitas yang tersedia. 5) telah dihasilkan implementasi user interface yang menggambarkan interaksi aplikasi dengan pengguna.

5. Ucapan Terima Kasih

Terima kasih diucapkan kepada Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (RISTEKDIKTI) yang telah memberikan bantuan dana penelitian melalui skema Penelitian Kerjasama Antar Perguruan Tinggi Tahun 2016 dengan nomor kontrak No: 011/HB-LIT/III/2016 Tanggal 15 Maret 2016.

Daftar Pustaka

[1] A.A. Alimul, Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan

Kebidanan, Jakarta: Penerbit Salemba Medika, 2008.

[2] S.F. Dewi, Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Status Gizi Balita

Di Lingkungan VIII Kelurahan Sei Agulmedan, Medan :

Universitas Prima Indonesia, 2013.

[3] S. Kusumadewi, “Klasifikasi Kandungan Nutrisi Bahan Pangan Menggunakan FCM,” in Proc. Seminar Nasional Aplikasi

Teknologi Informasi (SNATI) Informatika UII, 2007.

[4] T. Rismawan, S. Kusumadewi, “Aplikasi Algoritma Genetika untuk Penentuan Komposisi Bahan Pangan Harian,” in Proc. Seminar

Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) Informatika UII,

2007.

[5] S. Kusumadewi, Sistem Inferensi Fuzzy (Metode TSK) untuk

Penentuan Kebutuhan Kalori Harian, Yogyakarta: Universitas

Islam Indonesia, 2008.

[6] I. Muhimmah, R. Kurniawan, “Analysis of features to distinguish epithelial cells and inflammatory cells in Pap smear images,” in Proc. 2013 6th International Conference Biomedical Engineering

and Informatics (BMEI) IEEE, pp. 519-523, Dec. 16-18, 2013.

[7] I. Muhimmah, R. Kurniawan, “Automated cervical cell nuclei segmentation using morphological operation and watershed

(6)

641

transformation”, in Computational Intelligence and Cybernetics (CyberneticsCom), 2012 IEEE International Conference, pp. 163-167, July. 12-14, 2012.

[8] G. L. Glandon, D. H. Smaltz, D. J. Slovensky, Information system

for healthcare management, 8Edition, Helth Administration Press,

2014.

[9] K. A. Wager, F. W. Lee, J. P. Glaser, Managing Health Care Information Systems : A Practical Approach for Health Care Executives, John Wiley & Sons, 2014.

[10] S. Kusumadewi, S. Hartati, “Utilizing Fuzzy Multi-Attributr Decision Making for Group Clinical Decision Making Model,“ in Proc. International Conference on Soft Computing, Intelligent System & Information Technology Univ Petra Surabaya, pp. 18-24, July. 26-27, 2007.

[11] S. Kusumadewi, S. Hartati, “Sensitivity analysis of multi-attribute decision making methods in clinical group decision support system,” in Proc International Conference Intelligent and Advanced Systems (ICIAS) Universiti Technology Petronas Malaysia, pp. 301-304, November 2007.

Gambar

Gambar 1. Tahapan Penelitian
Gambar 2. Diagram Konteks
Gambar 8. Input Barcode produk
Gambar 9. Flowchart metode Fuzzy C-Means   Pada  gambar  4.2  data  pasien  (  balita  )  diinputkan  oleh  user  untuk  memutuskan  status  gizi  pasien

Referensi

Dokumen terkait

LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) adalah sebuah unit kegiatan yang berfungsi mengelola semua kegiatan penelitian dan pengabdian kepada

Upaya untuk mengatasi hal tersebut kami mengikuti sosialisasi BOS ditingkat kecamatan dan meminta bantuan dari UPTD untuk dibimbing dalam pembuatan RKAS sehingga

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi komputer (seperti SPC) akan memberikan suatu model yang berbasis unjuk kerja, hal ini

Analisis, Anava, dan DMRT Kadar Protein Non Flaky Crackers dengan Substitusi Tepung Sukun dan Tepung Ikan Teri Nasi. Tabel

Java bukan turunan langsung dari bahasa pemrograman manapun, juga sama sekali tidak kompetibel dengan semuanya.. Java memiliki keseimbangan menyediakan mekanisme

Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal 1 September 2009 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga

Kecenderungan lebih banyaknya frase eksosentris direktif yang berfungsi sebagai penanda nomina lokatif di dalam novel ini berkaitan dengan data struktur dan makna

Dapat menjadi sumber ilmu tambahan untuk berbagai pihak misalnya Aparatur penegak hukum seperti Polisi, Hakim, dan Jaksa yang mengawal jalannya penyelesaian kasus-kasus