HUBUNGAN STRUKTUR DAN
PROSES METABOLISME OBAT
Kepentingan biomedis
• Menilai atau menaksir efikasi dan keamanan obat
• Merancang pengaturan dosis
• Menaksir kemungkinan terjadinya risiko/bahaya dari zat pengotor
• Mengevaluasi toksisitas bahan kimia
• Menembangkan bahan tambahan makanan, pestisida & herbisida, dengan mengetahui proses
metabolismenya pada manusia, hewan & tanaman
• Dasar penjelasan terjadinya proses toksik
Respon biologi timbul melalui 2 jalur
berikut
• Obat aktif setelah masuk ke peredaran darah, langsung berinteraksi dengan reseptor dan
menimbulkan respon biologis
• Pra-obat setelah masuk ke peredaran darah mengalami proses metabolisme menjadi obat aktif, berinteraksi dengan reseptor dan
Perjalan 2 tipe obat
Ekskresi Metabolisme Absorbsi Usus Obat aktif Non aktif Polar Pra-obat Aktif Non aktif polarBioaktivasi &
Biotoksifikasi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
METABOLISME OBAT
METABOLISME Genetika Jenis Kelamin Umur Enzim metabolisme • Induksi • Inhibisi Perbedaan spesiesFaktor : Genetika
• Proses metabolisme sangat dipengaruhi oleh genetika/keturunan
• Contoh pada metabolisme isoniazin pada metabolisme N-asetilasi
• Orang asia dan eskimo merupakan asetilator cepat (40 menit) sedangkan eropa dan afrika merupakan asetiator lambat (200 menit).
Faktor : Perbedaan Spesies
• Pada proses metabolisme perubahan kimia yang terjadi pada spesies/galur kemungkinan sama, sedikit beda atau cukup besar berbeda.
• Fenol
pada kucing terkonjugasi dengan sulfat
sedangkan pada babi terkonjugasi dengan
glukoronat karena pada kucing lebih sedikit enzim glukoronil transferase
Faktor : Perbedaan Spesies (cond)
• Fenil asetat pada manusia terkonjugasi gly& gln, sedang pada kelinci & tikus hanya gly
• Asam benzoat eks orniturat (bebek), hipurat (anjing)
• Amfetamin deaminasi oksidatif (manusia, kelinci), hidroksilasi aromatik (tikus)
• Fenitoin pada manusia mengalami oksidasi aromatik menghasilkan S(-)-p-hidroksifenitoin, sedang pada anjing R(+)-o-hidroksifenitoin
Faktor : Jenis Kelamin
• Pada spesies hewan banyak terjadi perbedaan metabolisme. Kecepatan metabolisme tikus betina lebih rendah dari tikus jantan.
• Pada manusia baru sedikit informasi pengaruh perbedaan metabolisme dengan JK.
• Contoh:
nikotin dan asetosal. Kecepatan metabolisme pada pria > wanita
Faktor : Jenis Kelamin (cond)
• Selain perbedaan jenis kelamin, metabolisme juga tergantung pada jenis substrat.
• Contoh:
studi efek hormon androgen (testosteron) pada sistem mikrosom hati menunjukkan
bahwa rangsangan enzim oksidasi pada tikus jantan ternyata berhubungan dengan ativitas anabolik dan tidak berhubungan dengan efek androgenik
Faktor : Umur
• Bayi dalam kandungan & bayi yang baru lahir memiliki jumlah enzim mikrosom hati relatif sedikit sehingga sangat peka terhadap obat.
• Heksobarbital 10 mg/kgBB
diberikan pada tikus baru lahir, tikus tertidur selama lebih dari 6 jam, sedangkan pada tikus dewasa hanya menyebabkan tikus tertidur 5 menit.
Faktor : Umur (cond)
• Tolbutamid
bayi baru lahir memiliki waktu paro 40 jam orang dewasa memiliki waktu paro 8 jam • Kloramfenikol
bayi baru lahir sindrom bayi kelabu
metabolisme masih rendah sehingga kumulasi • Klorpromazin , salisilat dapat menyebabkan
neonatal hyperbilirubinemia (Kernichterus), bilirubin tidak dapat dimetabolisme karena adanya kompetensi senyawa-bilirubin
Faktor : Induksi Enzim Metabolisme
• Fenobarbital warfarin, griseofulvin,
kumarin, fenitoin, hidrokortison, testosteron, bilirubun, asetaminofen, kontrasepsi oral
• Rokok seluruh P-450, teofilin, fenasetin, pentazosin, propoksifen
• Fenitoin kortisol, nortriptilin, kontrasepsi oral
induksi enzim
• Obat (A) memacu pembentukan enzim hati sehingga mempercepat eliminasi obat (B) & menyebabkan efek obat (B) berkurang.
• Con:
Obat A Obat B
Gol. Barbiturat (fenobarbital) Antiepileptika (fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, felbamat) Antikoagulansia Antidepresan trisiklis (amitriptilin, imipramin) Kortikosteroid Fenobarbital Fenitoin Primidon Karbamazepin Rifampisin
Faktor : Inhibisi Enzim Metabolisme
• Dikumarol
• Kloramfenikol
• Sulfonamid
Inhibisi enzim
• Bila obat (A) mengganggu / menghambat fungsi hati/enzim hati, shg eliminasi obat (B) diperlambat akibatnya efek obat B meningkat / toksik.
• Con :
Obat A Obat B
Allopurinol Merkaptopurin (sitostatika) Disulfiram, Sulfonilurea / tolbutamida, metronidazol Alkohol cimetidin Teofilin, karbamazepin,fenitoin, zat-zat kumarin, nifedipin,
diltiazem, verapamil, diazepam
Faktor Lainnya
• Diet makanan
• Keadaan kekurangan gizi
• Gangguan keseimbangan hormon
• Kehamilan
• Pengikatan obat oleh protein plasma
• Distribusi obat dalam jarigan
Akibat Biotransformasi :
1. senyawa obat menjadi inaktif krn aktifitas metabolit << aktifitas senyawa induk (biotransformasi berperan dalam mengakhiri kerja obat).
mis : parasetamol (analgetik-antipiretik),lama-lama dimetabolisme menjadi komponen-komponen→inaktif→tidak berefek.
2. senyawa obat / senyawa induk diubah menjadi senyawa lebih polar,metabolitnya mudah larut dalam air (cairan fisiologi) →mudah diekskresi melalui ginjal.
3. senyawa obat diubah menjadi kurang toksik. toksisitas metabolit << toksisitas senyawa induk
4. obat dimetabolisme ~ metabolitnya sama aktif ~ lebih aktif (bio-aktivasi)
~ lebih toksik
contoh:
• obat > aktif oleh biotransformasi
• kortison & prednisone
(menjadi kortisol & prednisolon)
• fenasetin & kloralhidrat
(menjadi parasetamol & trikloretanol)
• pirimidon & levodopa
(menjadi fenobarbital & dopamine)
• metabolit dg aktivitas sama
• CPZ = chlorpromazine
• efedrin
5. Obat →calon obat / pro drug (metabolisme) → metabolit aktif (biotransformasi) → ekskresi.
• organ biotransformasi utama : hepar (FPE)
cont : efedrin, isoprenalin, thiazinamium,nortriptilin, CPZ, reserpin, guanetidin, β-blockers (propranolol, alprenolol, oksprenolol, metoprolol),morfin, pentazosin,
d-propoksifen, asetosal, parasetamol, fenilbutazon.
• organ biotransformasi yg lain
☺paru –paru
☺ginjal
☺dinding usus (asetosal, salisilamid, lidokain)
☺dalam darah (succinylcholine)
TEMPAT MEABOLISME OBAT
• Terutama terjadi pada jaringan/organ: hati, ginjal, paru, dan saluran cerna
JALUR METABOLISME OBAT
• Terdiri dari dua fase: fase 1 dan fase 2
• Fase 1
memasukkan gugus fungsional sehingga
membuat senyawa cukup hidrofil dan mudah untuk berkonjugasi pada tahap kedua
• Fase 2
mengikat gugus fungsional hasil fase 1
menjadi bentuk yang mudah terionisasi lebih polar sehingga mudah dieksresikan
JALUR METABOLISME OBAT
Reaksi Fase 1
• Oksidasi
– Oksidasi gugus aromatik – Oksidasi atom C alifatik, dll
• Reduksi
– Reduksi aldehid, keton – Reduksi senyawa azo, dll
• Hidrolisis
– Ester dan amida
– Epoksida dan arena oksida, dll
Reaksi Fase 2 • Konjugasi – Asam glukoronat – Sulfat – Glisin, glutamin – Glutation, merkaptopurat • Metilasi • Asetilasi
PERAN SITOKROM P450
• Sebagian besar reaksi metabolik melibatkan oksidasi
• Memerlukan enzim sebagai kofaktor seperti NADPH, NADH, flapoprotein
• Reaksinya:
NADPH + A + H+ AH
2 + NADP+
AH2 + O2 oksigen aktif + H2O
oksigen aktif + O2 + RH ROH + A ROH + O2 + NADPH + H+ ROH + H
METABOLISME FASE I
Oksidasi ikatan rangkap alifatik
• Oksidasi metabolik ikatan rangkap akan menghasilkan epoksida yang lebih stabil dibandingkan arena oksida
• Contohnya: karbamazepin, stiren oksida, aflatoksin, dietilstilbestrol
Oksidasi atom C benzilik
• Mengoksidasi atom C yang berikatan langsung dengan benzena (benzil).
REAKSI METABOLISME FASE II
• Reaksi konjugasi
– Konjugasi asam glukoronat
– Konjugasi sulfat
– Konjugasi glisin atau glutamin
– Konjugasi glutation atau asam merkapturat
• Reakasi asetilasi
Reaksi konjugasi
• Dapat merubah senyawa metabolit fase I menjadi:
– lebih polar
– Mudah larut dalam air
– Tidak toksik
– Tidak aktif
Konjugasi asam glukoronat
• Merupakan cara yang umum dalam metabolisme fase 2
• Hampir semua obat mengalami konjugasi ini, dikarenakan:
– Sejumlah besar gugus fungsional obat dapat berkombinasi secara enzimatik dengan asam glukoronat
– Tersedianya D-asam glukoronat dalam jumlah yang cukup dari metabolisme glukosa
Konjugasi asam glukoronat
• Pembentukan beta-glukoronida melalui 2 tahap:
– Sintesis asam uridin-5’-difosfo-a-D-glukoronat (UDPGA), suatu koenzim aktif
– Pemindahan gugus glukoronil dari UDPGA ke substrat, dikatalisis oleh enzim mikrosom UDP-glukoronil transferase
Tipe senyawa konjugasi asam
glukoronat
• O-glukoronida
– Senyawa hidroksil: fenol (asetaminofen), alkohol (kloramfenikol), enol (4-hidroksikumarin)
– Senyawa karboksil: as.arilalkil (as.sinamat), as.alifatik (as.2-etilheksanoat)
• N-glukoronida
– Arilamin, alkilamin, amida, sulfonamida, amin tersier
• S-glukoronida
– Propiltiourasil, metimazol, asam dietil tiokarbamat
• C-glukoronida – fenilbutazon
Konjugasi sulfat
• Terutama terjadi pada senyawa fenol
• Umumnya untuk meningkatkan kelarutan senyawa dalam air, membuat non toksik
• Jumlah sulfat dalam tubuh agak terbatas sehingga hanya untuk beberapa senyawa endogen, seperti:
– Steroid
– Heparin
Konjugasi sulfat
• Proses konjugasi sulfat melalui 2 tahap:
– Aktivasi sulfat anorganik menjadi koenzim 3-fosfo-adenosin-5fosfosulfat (PAPS)
– Pemindahan gugus sulfat dari PAPS ke substrat. Pemindahan ini dikatalisis oleh enzim
Tipe senyawa konjugasi sulfat
• Mengandung gugus fenol
– Metildopa
– Terbutalin
– asetaminofen
• Mengandung gugus alkohol
– Etanol, dietilglikol
• Mengandung gugus amin aromatik
REAKSI ASETILASI
• Merupakan jalur metabolisme yang mengandung gugus amin primer
• Hasil N-asetilasi tidak banyak meningkatkan kelarutan dalam air.
• Fungsi utama reaksi asetilasi adalah membuat senyawa menjadi tidak aktif untuk detoksifikasi • Terkadang metabolit menjadi lebih aktif.
contoh: N-setilprokainamid lebih toksik • Senyawa asetil berasal dari asetil-KoA.