• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disusun Oleh: Heidy Anggraini Putri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Disusun Oleh: Heidy Anggraini Putri"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun Oleh:

Heidy Anggraini Putri

2508100086

Dosen Pembimbing:

Nugroho Priyo Negoro, ST., SE., MT

Dosen Ko-Pembimbing:

Yudha Andrian S., ST., MBA

(2)

23/07/2012 2 Laju pertumbuhan tinggi 2,21% (BPS Jatim, 2010) Kebutuhan Air Meningkat Millenium Development Goals tahun 2015 (Stalker, 2008) Menambah kapasitas produksi IPA yg sudah ada

Membangun IPA baru

INMENDAGRI No.21 Th. 1996 Perpres No. 67 Th. 2005/ No. 13 Th 2010/ No. 78 Th 2010

Proyek Publik yang Dibiayai

Swasta/Kerjasama Pemerintah

(3)

Proyek publik yang dibiayai swasta

ROT (Rehabilitation Operate Transfer) / RUOT

(Rehabilitation Uprating Operate Transfer)

Pemerintah dan Swasta memiliki kepentingan yang berbeda-beda (Wardani, 2006) Penanganan risiko yang efektif (Ozdoganm dan Birgonul, 2000)

Proyek KPS Publik yang Dibiayai Swasta Manajemen Risiko Proyek pada Proyek Penyediaan Air

Minum di Wilayah X

Government

Project Company

(4)

23/07/2012 4 Proyek KPS Penyediaan Air Minum di Wilayah X Identifikasi dan Asesmen Risiko? Alokasi Risiko? Mitigasi Risiko? Identifikasi dan Asesmen

Risiko Alokasi Risiko

Mitigasi Risiko

(5)

 Bagi Pemerintah:

Menjadi bahan informasi mengenai risiko-risiko penting

apa saja yang muncul pada proyek penyediaan air minum di wilayah X pada proyek dengan skema RUOT.

 Bagi Swasta

Menjadi bahan informasi mengenai risiko-risiko penting

apa saja yang muncul pada proyek penyediaan air minum di wilayah X pada proyek dengan skema RUOT di wilayah X serta risiko-risiko apa saja yang harus ditanggung oleh pihak swasta bila pihak swasta bersedia untuk melakukan kerjasama dengan PDAM X dalam hal proyek KPS

penyediaan air minum di wilayah X.

 Bagi Peneliti:

Dapat mengimplementasikan ilmu keteknikindustrian

dalam menyelesaikan masalah pada objek penelitian.

Dapat menjadi bahan rekomendasi bagi penelitian

selanjutnya mengingat masih banyak aspek yang belum tercakup dalam penelitian ini.

(6)

23/07/2012

6

Proyek air minum Proyek KPS di daerah X.

PDAM X dan perusahaan pemegang hak konsesi.

Proses manajemen risiko  Level proyek

Asesmen risiko dilakukan dengan menggunakan teknik kualitatif, sebagaimana mengacu padaProject Management Body of Knowledge

(Project Management Institute)

Penelitian ini dilakukan pada saat tahap operasional dari proyek dengan

keterkaitan aspek resiko pada tahapan proyek yang diteliti mencakup seluruh tahapan proyek (sudah selesai, sedang berjalan dan belum terjadi), sesuai dengan konsepproject life cycle.

Tidak terjadi perubahan struktur organisasi pada kedua pihak, baik pihak PDAM X maupun pihak swasta selama penelitian berlangsung.

Tidak terjadi perubahan isi kontrak kerjasama antara pihak PDAM X dengan pihak swasta selama penelitian berlangsung.

Perhitungan probabilitas dan impact yang

mempengaruhi lebih dari satu tahapan proyek BOT/RUOT diasumsikan sama.

(7)

Profil Proyek KPS Air Minum di Wilayah X Project Financing Public Private Partnership Manajemen Risiko Proyek Metode Asesmen dan Alokasi Risiko Penelitian Terdahulu

(8)

23/07/2012

8 PDAM X

IPA

(Non-KPS) IPA (Non-KPS) IPA (Non-KPS) IPA (KPS)

Perusahaan A

(9)

Penyusunan hutang dan ekuitas untuk pembangunan fasilitas

yang menghasilkan

revenue

bagi perusahaan dimana

revenue

akan digunakan sebagai sumber pelunasan hutang (Tiong dan

Yeo, 1993)

Public Private Partnership

(PPP) atau Kerjasama pemerintah

swasta (KPS) atau proyek publik yang dibiayai swasta dalam

istilah bahasa Indonesia) adalah kesepakatan kontraktual

yang dibentuk antara pihak pemerintah dan swasta yang

mengizinkan pihak swasta untuk dapat berpartisipasi lebih

dalam penyediaan barang dan jasa publik (Wibowo dan

Mohamed, 2010).

(10)

23/07/2012 10 INMENDAGRI No. 21 Th 1996 Perpres No. 67 Th. 2005/ No. 13 Th 2010/ No. 78 Th 2010 Peraturan Menteri PU No. 12 Th. 2010

Skema KPS Penyediaan Air Minum (Kementerian Pekerjaan Umum,

2010):

1. Kontrak Pelayanan

2. Kontrak Kelola

3. Kontrak Sewa

4. Kontrak Bangun-Kelola-Alih

Kepemilikan/

build operate transfer

(BOT)

5. Kontrak Rehab-Kelola-Alih

Kepemilikan/

rehab operate transfer

(ROT)

(11)

Skema Konsesi Skema BOT dan ROT/RUOT

(12)

23/07/2012

(13)
(14)

23/07/2012

(15)

Identifikasi Masalah

Perumusan Tujuan dan Manfaat

Studi Literatur Project Financing

Public Private Partnership Manajemen Risiko Proyek Penelitian Terdahulu

Studi Lapangan

Profil Proyek KPS Air Minum di daerah X

Data mengenai aspek produksi, konsumsi, dan distribusi air minum di daerah X

Perencanaan Manajemen Risiko Proyek: - Menentukan ruang lingkup asesmen risiko - Mengidentifikasi hasil penting yang diinginkan

- Sebagai dasar dalam menentukan proses asesmen risiko

A

Tahap Identifikasi Masalah

(16)

23/07/2012

16

A

Identifikasi Risiko

Desain Sampling Perancangan Kuesioner

Uji Validitas dan Reliabilitas

Penyebaran Kuesioner samplingExpert

Tidak

Ya

Tahap Pengumpulan Data

(17)

B

Analisis risiko kualitatif: - Menghitung nilai probabilitas dan dampak menggunakan severity index

- Mengukur risiko

menggunakan probability impact grid

C

Alokasi dan mitigasi risiko berdasarkan persepsi responden Wawancara dan kuesioner Alokasi risiko Mitigasi risiko Tahap Pengolahan Data

(18)

23/07/2012

18 Kesimpulan dan Saran

Analisis dan Interpretasi

Tahap Analisis dan Kesimpulan C

(19)

•Rekap Responden •Identifikasi Risiko •Asesmen Risiko •Alokasi Risiko •Mitigasi Risiko

(20)

23/07/2012

20 

Responden dipilih berdasarkan

Expert

Sampling

pemilihan

sampling

yang

representatif didasarkan atas pendapat ahli,

sehingga, dalam jumlah berapa sampel harus

dipilih sangat tergantung pada pendapat ahli

yang bersangkutan (Sugiarto, dkk, 2003).

Metode pengumpulan data dilakukan melalui

wawancara dan penyebaran kuesioner yang

mengadaptasi Teknik Delphi (Dermawan,

2004)

(21)
(22)

23/07/2012 22

Identifikasi

Risiko

Asesmen

Risiko

Alokasi

Risiko

Mitigasi

Risiko

(23)

KONSEP PARETO

Konsep Pareto digunakan untuk mendasari bahwa pemilihan nilai

variabel risiko relevan terbesar sebesar 20% sudah mewakili 80% yang

lain.

(24)

23/07/2012

24

Pada R29,persentase sudah mencapai

81,7%, sehingga sudah dapat

dianggap cukup memenuhi konsep

Pareto.

Hasil verifikasi menunjukkan

terdapat 27 variabel yang relevan

dan 14 variabel yang tidak relevan

dengan proyek KPS penyediaan air

(25)

Analisis Risiko

Pemetaan

Risiko

Dilakukan melalui penyebaran

kuesioner untuk mengetahui nilai probabilitas dan dampak

berdasarkan persepsi responden dengan Skala Likert.

(26)

23/07/2012

26

Terdapat 7 variabel risiko yang

tidak valid. Sehingga total

variabel risiko yang digunakan

pada tahap selanjutnya

sebanyak 20 variabel risiko.

1. Nasionalisasi/Pengambilalihan

2. Larangan

transfer ability

pada

valuta asing

3. Protes lingkungan akibat

gangguan

4. Kegagalan pada penutupan

keuangan

5. Kegagalan dalam pembiayaan

kembali

6. Eskalasi/kenaikan biaya

konstruksi

7. Penundaan waktu konstruksi

Kode Risiko R Hitung Pengukuran risiko, N = 9 (R tabel = 0,668, 5%) Kesimpulan Probabilitas Dampak R3 0,7880 0,7907 valid R4 0,9191 -0,3737 tidak valid R6 0,8925 -0,2676 tidak valid R8 0,9339 0,9618 valid R10 0,7225 0,8338 valid R11 0,7798 0,9051 valid R12 0,7798 0,9056 valid R13 0,7316 0,8574 valid R14 0,7606 0,7534 valid R15 0,8274 0,9589 valid R16 0,7241 0,7974 valid R17 0,7784 0,8575 valid R18 -0,6161 0,4937 tidak valid R20 0,7368 0,8241 valid R22 0,8543 0,6773 valid R23 0,7273 0,7581 valid R24 0,9205 0,9449 valid R25 0,8273 0,7670 valid R26 0,4651 -0,4940 tidak valid R27 0,4561 -0,0710 tidak valid R28 0,7640 0,7893 valid R29 0,7319 0,8458 valid R31 0,5978 0,1941 tidak valid R33 0,9374 -0,6746 tidak valid R35 0,8132 0,7428 valid Ms. Excell (PEARSON)

(27)

No.

Data Kuesioner Pengukuran Risiko

Jenis Kuesioner Nilai Alpha R Tabel Kesimpulan

1

Probabilitas

0,862

0,7

Reliabel

2

Dampak

0,955

0,7

Reliabel

Software Statistika

Apabila nilai

alpha

yang diperoleh lebih besar dari batas skala

(r tabel = 0,7), maka data dianggap reliabel.

(28)

23/07/2012

28

(Al-Hammad, 2000)

Severity Index

(SI) digunakan

untuk menghitung nilai

probability

dan

impact

dari

risiko dengan menggunakan

rumus

Klasifikasi dari skala penilaian nilai

probabilitas dan dampak adalah sebagai berikut (Majid dan McCaffer, 1997):

Very Low : 0,00 ≤ SI ˂ 12,5 % Low : 12,5% ≤ SI ˂ 37,5% Medium : 37,5% ≤ SI ˂ 62,5% High : 62,5% ≤ SI ˂ 87,5%

(29)

Berikut merupakan peta risiko dari risiko proyek

kerjasama pemerintah swasta (KPS) penyediaan

air minum di Wilayah X:

Probability Impact Grid : R = P x I

Keterangan:

: Risiko Tinggi : Risiko Medium : Riko Rendah

(30)

23/07/2012

(31)

Alokasi risiko dilakukan berdasarkan 5

kriteria, yaitu:

1.

Mengontrol sumber terjadinya risiko

2.

Menangani terjadinya risiko

3.

Menanggung risiko bila risiko tidak dapat

dikendalikan

4.

Mengelola risiko dengan biaya yang

paling murah

5.

Menanggung konsekuensi bila risiko

terjadi

(32)

23/07/2012

32

Kode Risiko

Responden

ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah Proporsi Pengelola RisikoKeputusan Dialokasikan ke-R3 Pemerintah 3 4 4 4 5 3 3 4 5 35 78% Pemerintah Swasta 2 1 1 1 0 2 2 1 0 10 22% R8 Pemerintah 2 3 5 5 5 3 3 2 5 33 73% Pemerintah Swasta 3 2 0 0 0 2 2 3 0 12 27% R10 Pemerintah 1 1 1 3 5 1 2 2 1 17 38% Swasta Swasta 4 4 4 2 0 4 3 3 4 28 62% R11 Pemerintah 2 1 5 2 2 1 1 4 2 20 44% Swasta Swasta 3 4 0 3 3 4 4 1 3 25 56% R12 Pemerintah 3 2 3 3 1 1 2 1 2 18 40% Swasta Swasta 2 3 2 2 4 4 3 4 3 27 60% R13 Pemerintah 2 1 2 2 0 3 1 2 2 15 33% Swasta Swasta 3 4 3 3 5 2 4 3 3 30 67% R14 Pemerintah 2 1 2 2 1 1 1 2 2 14 31% Swasta Swasta 3 4 3 3 4 4 4 3 3 31 69%

(33)

Kode Risiko

Responden

ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah Proporsi Keputusan Pengelola Risiko Dialokasikan ke-R15 Pemerintah 2 3 4 3 4 3 4 5 5 33 73% Pemerintah Swasta 3 2 1 2 1 2 1 0 0 12 27% R16 Pemerintah 5 5 5 5 4 5 2 3 3 37 82% Pemerintah Swasta 0 0 0 0 1 0 3 2 2 8 18% R17 Pemerintah 2 2 3 3 0 2 3 1 2 18 40% Pemerintah Swasta 3 3 2 2 5 3 2 4 3 27 60% R20 Pemerintah 3 3 4 4 1 1 3 3 4 26 42% Pemerintah Swasta 2 2 1 1 4 4 2 2 1 19 58% R22 Pemerintah 4 4 4 4 5 5 3 3 2 34 76% Pemerintah Swasta 1 1 1 1 0 0 2 2 3 11 24% R23 Pemerintah 0 0 0 0 2 3 2 3 2 12 27% Swasta Swasta 5 5 5 5 3 2 3 2 3 33 73% R24 Pemerintah 0 0 0 0 2 2 2 2 3 11 24% Swasta Swasta 5 5 5 5 3 3 3 3 2 34 76%

(34)

23/07/2012

34

Kode Risiko

Responden

ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah Proporsi Keputusan Pengelola Risiko Dialokasikan ke-R25 Pemerintah 2 3 5 5 5 4 4 4 4 36 80% Pemerintah Swasta 3 2 0 0 0 1 1 1 1 9 20% R28 Pemerintah 2 2 3 2 4 3 4 4 5 29 64% Pemerintah Swasta 3 3 2 3 1 2 1 1 0 16 36% R29 Pemerintah 2 2 2 1 0 2 2 2 2 15 33% Swasta Swasta 3 3 3 4 5 3 3 3 3 30 67% R35 Pemerintah 2 4 3 4 4 5 4 3 3 32 71% Pemerintah Swasta 3 1 2 1 1 0 1 2 2 13 29% R36 Pemerintah 3 4 3 4 5 5 4 3 2 33 73% Pemerintah Swasta 2 1 2 1 0 0 1 2 3 12 27% R37 Pemerintah 2 2 2 2 0 1 3 2 3 17 38% Swasta Swasta 3 3 3 3 5 4 2 3 2 28 62%

(35)

Kode Risiko Variabel Risiko Penanggung Jawab Risiko Politik

R3 Perubahan spesifik pada undang-undang Pemerintah R8 Pelanggaran kontrak oleh pemerintah Pemerintah Risiko Makroekonomi

R10 Fluktuasi Inflasi Swasta

R11 Fluktuasi valuta asing Swasta

R12 Fluktuasi tingkat bunga Swasta

Risiko Operasional

R13 Kenaikan biaya operasi dan maintenance Swasta

R14 Peralatan cacat karena gangguan Swasta

R15 Ketidaktersediaan bahan baku air Pemerintah

R16 Kebocoran teknis selama distribusi Pemerintah

R17 Pemadaman listrik Swasta

(36)

23/07/2012

36

Kode Risiko Variabel Risiko Penanggung Jawab

Risiko Bisnis

R23 Pelanggaran kontrak oleh operator/pihak swasta Swasta R22 Pengaturan tarif bersifat tidak pasti Pemerintah R24 Pemutusan hubungan dini oleh operator/pihak swasta Swasta R25 Penyalahgunaan wewenang oleh pejabat pemerintah Pemerintah

R28 Permintaan bersifat tidak pasti Pemerintah

R29 Masuknya kompetitor baru Swasta

Risiko Konstruksi

R35 Desain/Pengembangan Pemerintah

Risiko Force Major

R36 Bencana alam Pemerintah

(37)

Diskusi dengan

Expert

dan Studi Literatur

Pengklasifikasian variabel risiko (Eksternal dan

Internal)

Penetapan risiko eksternal dan internal berdasarkan

pihak yang dilibatkan ketika risiko terjadi.

Mitigasi risiko yang dilakukan sebatas pemberian

rekomendasi tidak sampai pada implementasi

mitigasi risiko.

(38)

23/07/2012

38

Kode

Risiko Variabel Risiko

Klasifikasi

Mitigasi Risiko Usulan Mitigasi Risiko R3 Perubahan spesifik pada

undang-undang Menerima risiko _

R10 Fluktuasi Inflasi Menerima risiko Memonitor perkembangan inflasi R11 Fluktuasi valuta asing Mencegah risiko Menetapkan nilai hedging yang optimal R12 Fluktuasi tingkat bunga Menerima risiko Memonitor perkembangan tingkat suku

R13 Kenaikan biaya operasi dan maintenance

Mengurangi dampak terjadinya risiko

Membuat skenario anggaran biaya operasi dan maintenance (kondisi pesimis, moderat, dan optimis)

R15 Ketidaktersediaan bahan baku air Mentransfer risiko

Koordinasi dengan Perum Jasa Tirta terkait penyediaan bahan baku air

R17 Pemadaman listrik

Mengurangi dampak terjadinya risiko

Penyediaan gen set untuk supply listrik cadangan

(39)

Kode Risiko Variabel Risiko Klasifikasi Mitigasi Risiko Usulan Mitigasi Risiko R20 Rendahnya Kualitas bahan baku air Mentransfer risiko

Koordinasi dengan Perum Jasa Tirta terkait

kualitas bahan baku air Mengurangi dampak

terjadinya risiko Peningkatan kualitas proses produksi

R25 Penyalahgunaan wewenang oleh pejabat pemerintah Menerima risiko _ R28 Permintaan

bersifat tidak pasti

Mengurangi dampak terjadinya risiko

Membuat proyeksi permintaan konsumsi air

R29 Masuknya kompetitor baru

Mengurangi dampak terjadinya risiko

Mempertahankan kualitas air yang diproduksi

(40)

23/07/2012

40

Kode

Risiko Variabel Risiko

Klasifikasi

Mitigasi Risiko Usulan Mitigasi Risiko R8 Pelanggaran kontrak oleh

pemerintah

Mengurangi probabilitas terjadinya risiko

Komunikasi secara berkala antara pihak PDAM X dan Perusahaan A.

R14 Peralatan cacat karena gangguan

Mengurangi probabilitas terjadinya risiko

Preventive maintenance peralatan secara berkala

R16 Kebocoran teknis selama distribusi

Mengurangi probabilitas terjadinya risiko

Preventive maintenance pipa distribusi secara berkala

R23 Pelanggaran kontrak oleh operator/pihak swasta

Mengurangi probabilitas terjadinya risiko

Komunikasi secara berkala antara pihak PDAM X dan Perusahaan A.

(41)

Kode

Risiko Variabel Risiko

Klasifikasi Mitigasi

Risiko Usulan Mitigasi Risiko R22 Pengaturan tarif bersifat tidak pasti

Mengurangi probabilitas terjadinya risiko

Komunikasi secara berkala antara pihak PDAM X dan Perusahaan A.

R24

Pemutusan hubungan dini oleh operator/pihak swasta

Mengurangi probabilitas terjadinya risiko

Komunikasi secara berkala antara pihak PDAM X dan Perusahaan A.

R35 Desain/Pengembangan

Mengurangi probabilitas terjadinya risiko

Konsultasi dengan kontraktor terkait desain instalasi pengolahan air yang sesuai

R37 Bencana karena ulah manusia/human error

Mengurangi probabilitas terjadinya risiko

Memberikan peringatan kepada operator dan penekanan kepatuhan terhadap SOP (Standard Operation Procedure)

(42)

23/07/2012

(43)

1

• Dari hasil perhitungan asesmen risiko diperoleh 7 risiko yang tergolong tinggi, 7 risiko tergolong medium, dan 6 risiko tergolong risiko rendah.

2

Risiko yang dialokasikan ke PEMERINTAH:

•Risiko perubahan spesifik pada undang-undang •Risiko kebocoran teknis selama distribusi •Risiko pelanggaran kontrak oleh pemerintah •Risiko ketidaktersediaan bahan baku air •Risiko rendahnya bahan baku air

•Risiko pengaturan tarif bersifat tidak pasti •Risiko penyalahgunaan wewenang oleh pejabat

pemerintah

•Risiko permintaan bersifat tidak pasti, dan •Risiko desain/pengembangan, dan

(44)

23/07/2012

44

2 (CON'T)

Risiko yang dialokasikan ke SWASTA:

•Risiko fluktuasi inflasi •Risiko fluktuasi valuta asing •Risiko fluktuasi tingkat bunga

•Risiko kenaikan biaya operasi dan maintenance

•Risiko pemadaman listrik

•Risiko peralatan cacat karena gangguan

•Risiko pelanggaran kotrakoleh operator/pihak swasta •Risiko pemutusan hubungan dini oleh operator/pihak swasta •Risiko masuknya kompetitor baru, dan

•Risiko bencana karena ulah manusia.

3

Usulan mitigasi risiko untuk risiko eksternal:

•Memonitor perkembangan inflasi •Menetapkan nilai hedging yang optimal •Memonitor perkembangan tingkat suku bunga

•Membuat skenario anggaran biaya operasi dan maintenance

(kondisi pesimis, moderat, dan optimis)

•Koordinasi dengan Perum Jasa Tirta terkait penyediaan bahan baku air

•Penyediaan gen set untuk suplai listrik cadangan

•Koordinasi dengan Perum Jasa Tirta terkait kualitas bahan baku air

•Peningkatan kualitas proses produksi •Membuat proyeksi permintaan air

(45)

3 (CON'T)

Usulan mitigasi risiko untuk risiko

internal:

•Komunikasi secara berkala antara pihak PDAM X dan Perusahaan A. •Preventive maintenance peralatan

secara berkala

Preventive maintenance pipa distribusi secara berkala

•Konsultasi dengan pihak kontraktor terkait desain instalasi pengolahan air yang sesuai

•Menegakkan kepatuhan terhadap SOP (Standard Operation

(46)

23/07/2012

46

• Dalam melaksanakan proyek kerjasama pemerintah swasta, pihak-pihak yang terlibat sebaiknya mempertimbangkan faktor risiko.

1

• Penambahan pihak yang terlibat dalam melakukan manajemen risiko. Selain itu, penambahan skema kerjasama yang juga dilakukan manajemen risiko (Ex: BOT, Konsesi)

2

• Pada metode pengalokasian risiko, perlu dikembangkan metode yang mampu

mengidentifikasi risiko yang harus ditanggung oleh kedua pihak, pemerintah dan swasta

3

• Pada proses mitigasi risiko, dapat dilakukan kajian analisis biaya terhadap rencana mitigasi yang sudah direkomendasikan dalam penelitian ini

(47)

Al Hammad, A.M. 2000. Common Interface Problems Among Various Construction Parties. Journal of Performance of Constructed Facilitates, Vol. 14, No. 2, Hal 71-74.

Alfen, H.W., Kalidindi, S.N., Ogunlana, S., Wang, S., Abednego, M.P., Frank-Jungbecker, A., Jan, Y.C.A., Ke, Y., Liu,

Y.W., Singh, L.B., Zhao, G. (2009). Public Private Partnership in Infrastructure Development: Case Studies

from Asia and Europe. Bauhaus – Universität Welma, Germany.

Beery, A., Crow, Robert, T. 2003. The Greenfied IPP Database (GRIPP): Based on The World’s Bank Private

Participation in Infrastructure (PPI) Database. Working Paper No. 16. Stanford University, CA.

BPS Jawa Timur, 2010. Hasil Sensus Penduduk 2010 Provinsi Jawa Timur. Surabaya.

Cooper, D.F., Grey, S., Raymond, G., Walker, P. 2005. Project Risk Management Guidelines: Managing Risk in Large

Project and Complex Procurement. John Wiley and Sons, Ltd.

Department of Treasury and Finance Victoria. 2001. Partnership Victoria Guidance Material: Risk Allocation and

Contractual Issues. Department of Treasury and Finance, Victoria, Australia.

Ebrahimnejad, S., Mousavi, S.M., Seyrafianpour, H., 2010. Risk Identification and Assessment for

Build-Operate-Transfer Projects: A Fuzzy Multi Attribute Decision Making Model. International Journal of Expert Systems with Application.

Grimsey, D.K., Lewis, M.K., 2002. Evaluating the Risks of Public Private Partnership for Infrastructure Projects.

International Journal of Project Management, Vol 20, hal. 107-118.

Hillson, D. 2002. Extending The Risk Process to Manage Opportunities. International Journal of Project

Management, Vol. 20, Hal 235-240.

Instruksi Menteri Dalam Negeri (INMENDAGRI) No. 21 Tahun 1996 tentang Pedoman Kerjasama Perusahaan Daerah

Air Minum dengan Pihak Swasta.

Kang, Chao-Chung., Feng, Cheng-Min. 2009. Risk Measurement and Risk Identification for BOT Projects: A

Multi-Attribute Utility Approach. International Journal of Mathematical and Computer Modelling, vol 49, hal. 1802-1815.

Kang, Chao-Chung., Feng, Cheng-Min., Khan, Haider A. 2005. Risk Assessment for Build-Operate-Transfer Projects:

A Dynamic Multi-Objective Programming Approach. Computers and Operations Research, vol 32, hal. 1633-1654.

(48)

23/07/2012

48

Kementerian Pekerjaan Umum, 2010. Indonesia Water Supply: Infrastructure PPP Investment Opportunities

2010. Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta.

Kintanar, N.E.B., Baclagon, M.L.S., Azanza, R.T., Jr. And Alzate, R.P. 2003. Locking Private Sector Participation

Into Infrastructure Development in The Philippines. Transport and Communication Bulletin For Asia and The Pacific. No. 72, Hal 37-55.

Kreydieh, Ahmad. 1996. Risk Measurement in BOT Project Financing. Thesis of Department of Civil and

Environmental Engineering, Massachusetts Institute of Technology.

Kusrini, D. E. 2006. Diktat Metode Riset Sosial. Surabaya: Jurusan Statistika FMIPA ITS.

Mahmudi, 2007. Kemitraan Pemerintah Derah dan Efektivitas Pelayanan Publik. Kajian Bisnis dan Manajemen:

Sinergi.

McCarthy, S.C., Tiong, R.L.K. 1991. Financial and Contractual Aspect of Build-Operate-Transfer Projects.

International Journal of Project Management, vol 9, no. 4. Butterworth-Heinemann Ltd.

Negoro, Nugroho P. 2011. Model Masa Konsesi Kerjasama Pemerintah Swasta pada Proyek Penyediaan Air Minum

(Studi Kasus: IPA Krikilan, Gresik). Laporan Thesis. Jurusan Teknik Sipil ITS.

Ohara, S. 2005. A Guidebook of Project and Program Management for Enterprise Innovation. Project

Management Association of Japan.

Ozdoganm, Irem Dikmen., Birgonul, M. Taldad. 2000. A Decision Support Framework for Project Sponsors In The

Planning Stage of Build-Operate-Transfer (BOT) Project, Construction Management and Economic.

Permatasari, Carla Widha. 2011. Analisis Risiko Kerjasama Pemerintah – Swasta pada Proyek Pembangunan Pasar

di Surabaya, Laporan Thesis. Jurusan Teknik Sipil ITS.

Perpamsi. Kepmendagri No. 43/2000/Kerjasama PDAM, diakses pada tanggal 12 Maret 2012, <http://perpamsi.or.id/online_document_detail.php?id=53>

Posner, P., Ryu, S.K, Tkachenko, A., 2009. Public-Private Partnership: The Relevance of Budgeting. OECD Journal

on Budgteing.

Pribadi, Krishna S., Pangeran, M. Husnullah. 2007. Important Risks on Public-Private Partnership Scheme in Water

Supply Investment in Indonesia. The 1stInternational Conference of European Asian Civil Engineering Forum.

(49)

Project Management Institute. 2008. A Guide to The Project Management Body of Knowledge (PMBOK) 4thEdition.

Project Management Institute, Inc.

Simon, P., Hillson, D., dan Newland, K. 1997. Project Risk Analysis and Management, Ascot – UK.

Stalker, Peter. 2008. Millenium Development Goals. Diakses pada tanggal 20 Maret 2012.

<http://www.undp.or.id/pubs/docs>

Standards Australia International Ltd. 2006. Risk Management Guidelines Companion to AS/NZS4360: 2004.

Sugiana, Kawik. 2008. Kerjasama Pemerintah – Swasta (KPS) dalam Penyediaan Infrastruktur (Bagian 1). Sustaining

Partnership vol 1, hal 21.

Sugiarto, Siagian, Dergibson., Sunaryanto, Lasmono T., Oetomo, Deny S. 2003. Teknik Sampling. PT. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Sugiyono. 2003.Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta: Bandung.

Sustaining Partnership. 2011. Ironi Air di Indonesia. Sustaining Partnership, edisi September 2011, hal 4-6.

Sustaining Partnership. 2011. Mendorong KPS Air Minum, Membangkitkan PDAM. Sustaining Partnership, edisi

September 2011, hal 13-15.

Tjahyono, Agoes Boedi. 2002. Peningkatan Kualitas Pelayanan Perusahaan Air Minum dengan Menggunakan Metode

Quality Function Deployment (Studi Kasus: Perusahaan Daerah Air Minum X). Laporan Thesis Program Studi Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Tiong, Robert L.K. 1995. Competitive Advantage of Equity in Build Operate Transfer Tender.Journal of Construction

Engineering and Management, vol 121, hal 282.

Tiong, Robert L.K., Yeo, K.T. 1993. Project Financing as A Competitive Strategy in Winning Overseas Job.

International Journal of Project Management, vol 11, No. 2. Butterworth – Heinemann Ltd.

Wardani, Retno,D.K. 2006. Analisis Risiko dalam Sistem Kerjasama Build Operate Transfer pada Pembangunan

Terminal Terpadu Merak Kota Cilegon. Laporan Thesis. Jurusan Teknik Sipil ITS

Wibowo, Andreas., Mohamed, Sherif. 2007. Perceived Risko Allocation in Public-Private-Partnered (PPP) Water

Supply In Indonesia. International Conference on Construction in Developing Countries. Pakistan

Wibowo, Andreas dan Mohamed, Sherif. 2010. Risk Criticality and Allocation in Privatised Water Supply Projects in

Indonesia. International Journal of Project Management, vol 28, hal. 504-513.

Zayed, Tarek, M., Chang, Luh-Maan. 2002. Prototype Model for Build-Operate-Transfer Risk Assessment.Journal of

(50)

23/07/2012

Referensi

Dokumen terkait

Aspek lain yang menjadi argumentasi adalah ideologi negara yang menjamin kebebasan manusia, konteks Indonesia terdapat ke-bhineka-an agama dan pluralitas agama

Salah satu keunggulan SD IT Baik iyalah memiliki ciri khas yang berbeda dengan sekolah SD yang lainnya, salah satunya adalah tahfidzul qur’an yang bertujuan untuk mendasari siswa

Maka broker akan menggunakan mekanismenya untuk mencari pemilik blog yang mau membuat artikel tentang produk dari advertiser ini. Mekanisme tiap

Tunas-tunas yang terbentuk tersebut berwarna hijau dengan pertumbuhan sempurna (Gambar 3), sedangkan pada eksplan kalus embrionik hasil persilangan antara jeruk siem x

Hasil analisis didapatkan karir adalah faktor yang paling mempenga- ruhi kinerja perawat sebesar 30 kali lebih tinggi dibandingkan dengan karir yang kurang baik

lembaga, dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat, sedangkan pengertian linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa atau bidang ilmu yang mengambil bahasa

untuk dicari, membuat proses pelayanan Clothing tersebut menjadi lambat. Tidak adanya module untuk konfirmasi pembayaran secara online mengakibatkan bagian penjualan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Kejadian komplikasi Neuropati Perifer pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di Klinik Penyakit Dalam RSUD Cibabat kota Cimahi tahun 2018,