• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRODUK, HARGA, DISTRIBUSI DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT BATUK VICKS FORMULA 44 DI SWALAYAN ADA DI SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PRODUK, HARGA, DISTRIBUSI DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT BATUK VICKS FORMULA 44 DI SWALAYAN ADA DI SEMARANG"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

1

DI SEMARANG

( Studi Pada Swalayan ADA Siliwangi )

Alfa Adi Gunawan

Dra. Hj. Yoestini, M.Si

ABSTRACT

The existence of natural condition is very dangerous for people to develop the disease, one of which is a cough. To anticipate that the disease suffered by a cough that does not descend in a long time, society often presents as a cough medicine supplies in the home if at any time upon one's self. Therefore, to satisfy consumers, then many companies that produce cough. One brand of cough medicine that is already known is a Vicks Formula 44..Many factors can influence the purchase decisions of consumers to a product, such as product, pricing, distribution and promotion. The purpose of this study was to analyze the effect of product, price, promotion and distribution of the purchasing decisions of Vicks Formula 44 partially or simultaneously.

The population in this study is consumers who make purchases Vicks Formula 44 in Supermarkets There Silwangi. The sample in this study were 100 respondents. The sampling technique in the study conducted by Accidental Sampling techniques. This type of data is primary. Methods of data collection using questionnaires. Analysis technique used is multiple regression. The results of the analysis using SPSS Version 13 shows that: (1). Regression Result = Y = 0.355 (X1) + 0.247 (X2) + 0.229 (X3) + 0.155 (X4). (2). Products have an influence on purchasing decisions partially Vicks Formula 44. (3). Prices have an influence on purchasing decision partially Vicks Formula 44. (4). Distributions have an influence on purchasing decisions partially Vicks Formula 44. (5). Promotions have an influence on purchasing decisions partially Vicks Formula 44. (6). Product, Price, Distribution and Promotion have an influence on purchasing decisions simultaneously Vicks Formula 44. (7). Effect of Product, price, distribution and promotion of the purchasing decisions of 85.3% (Adjusted R Square = 0.853).

(2)

PENDAHULUAN

Adanya kondisi alam yang tidak menentu (kadang musim panas dan kadang musim hujan), perubahan musim panas ke musim hujan maupun maupun perubahan musim hujan ke musim panas (pancaroba) sangat rawan bagi orang untuk terserang penyakit, salah satunya adalah batuk. Salah satu merek obat batuk yang sudah dikenal adalah Vicks Formula 44. Di awal kemunculannya, ketika awal tahun 1980-an, penguasaan pasar Vicks Formula 44 hampir mendekati 60%. Saat ini, persaingan obat batuk kian ketat, karena produsen makin berkembang dan masing-masing aktif memperluas pasar. Hal ini menjadikan suatu produk sulit untuk mendominasi pasar, termasuk produk lama seperti Vicks Formula 44 (Octavia,2009:1).

Di samping adanya persaingan dari produk merek lain yang meliputi variasi dan inovasinya, para pemain (produsen obat) juga tak segan-segan menggelontorkan belanja iklan yang lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dimana dua pengiklan terbesar di TV adalah Komix dan OBH Combi (Octavia,2009:1). Adanya peta persaingan yang sedemikian ketat, tak heran pemain baru sanggup menyalip pemain lama. Berikut adalah data mengenai merek-merek terkenal kategori obat batuk :

Tabel 1.1 Merek-Merek Puncak

Kategori Obat Batuk Tahun 2009 - 2010

Tahun 2009 Tahun 2010

No. Merek TBI No. Merek TBI

1 Komix 28,7% 1 Komix 28,2%

2 OBH Combi 19,1% 2 OBH Combi 22,8%

3 Vicks Formula 44 10,8% 3 Konidin (4) 9,9%

4 Konidin 10,7% 4 Vicks Formula 44 (3) 7,5%

5 Laserin 6,2% 5 Laserin 5,3%

(3)

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa obat batuk merek Vicks Formula 44 merupakan obat batuk yang sudah dikenal dari dulu. Namun, saat ini keberadaan obat batuk tersebut disaingi oleh obat batuk baru yang saat ini bermunculan. Hal ini dapat dilihat dari peringkat obat batuk berdasarkan merek obat batuk terkenal yang hanya menempati ranking ke 3 dengan market share hanya sebesar 10,8% tahun 2009. Sedangkan pada tahun 2010 market sharenya turun menjadi 7,5%. Rendahnya market share tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah biaya promosi melalui iklan yang rendah dibandingkan merek lain. Market share merupakan representasi dari penjualan di pasar, artinya semakin kecil market sharenya, maka semakin kecil total penjualannya. Total penjualan yang kecil menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil responden yang melakukan pembelian.

Keputusan pembelian adalah preferensi konsumen atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan dan niat konsumen untuk membeli merek yang paling disukai (Kotler,2005:227). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk, seperti produk, harga, distribusi dan promosi (Nabhan dan Kresnaini,425 – 430).

Obyek penelitian ini adalah Pasar Swalayan “ADA” Siliwangi, Jl. MGR. Soegijapranata No. 58 – 60 Semarang. Alasan menggunakan Swalayan “ADA” karena Swalayan “ADA” dari dulu hingga sekarang masih tetap bertahan bahkan selalu mengembangkan usahanya di setiap sudut arah dari luar maupun ke dalam kota Semarang. Swalayan “ADA” mempunyai cara tersendiri untuk memenangkan persaingan dalam menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Diantaranya adalah menargetkan pasar menengah ke bawah serta membuka lokasi yang strategis, seperti Jl. MGR. Soegijapranata 58 – 60 (pintu masuk dan keluar dari arah Barat). Di samping itu, strategi tersebut ditujukan pada penduduk yang berlokasi di sekitar Swalayan “ADA” yang lebih senang berbelanja di Swalayan “ADA” terdekat, yang harganya tidak kalah dengan toko eceran, toko kelontong, atau toko lain selain swalayan, karena untuk berbelanja di swalayan di sekitar Simpang Lima atau pusat kota tempatnya lebih jauh.

(4)

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “PENGARUH PRODUK, HARGA, DISTRIBUSI DAN PROMOSI

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN OBAT BATUK VICKS FORMULA 44 DI SWALAYAN ADA DI SEMARANG ( Studi Pada Swalayan ADA Siliwangi )”

1.1. Rumusan Masalah

Keputusan pembelian adalah preferensi konsumen atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan dan niat konsumen untuk membeli merek yang paling disukai. Keputusan pembelian dapat dilakukan konsumen terhadap produk yang disukainya karena produk sesuai dengan keinginannya, salah satunya terhadap pembelian obat batuk Vicks Formula 44. Walaupun sudah dikenal kualitasnya oleh masyarakat, karena kehadirannya yang sudah 36 tahun, namun demikian market sharenya mengalami penurunan pada tahun 2010. Penurunan market share ini tentunya akan diikuti dengan penurunan penjualan yang berbuntut pada menurunnya laba perusahaan. Penurunan tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor, dimana dalam penelitian ini dianalisis melalui produk, harga, distribusi serta promosi.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh produk terhadap keputusan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 di Semarang ?

2. Apakah terdapat pengaruh harga terhadap keputusan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 di Semarang ?

3. Apakah terdapat pengaruh distribusi terhadap keputusan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 di Semarang ?

4. Apakah terdapat pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 di Semarang ?

(5)

TELAAH TEORI

Pemasaran adalah segala kegiatan untuk menyampaikan barang-barang ke tangan (rumah tangga) dan ke konsumen industri, tetapi tidak termasuk kegiatan perubahan bentuk barang (Alma, 2004:1). Menurut Angipora (2004:5), pemasaran adalah proses bisnis yang dinamis karena merupakan sebuah proses integral yang menyeluruh dan bukan gabungan aneka fungsi dan pranata yan terurai.

Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan (Kotler dan Keler, 2009:240). Definisi lain keputusan pembelian adalah keputusan pembeli tentang merek mana yang dibeli (Kotler dan Amstrong,2008:181). Konsumen dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun, ada dua faktor yang dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian, yaitu sikap dan faktor situasi yang tidak terantisipasi (Kotler,2005:227).

Produk

Produk adalah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk didalamnya warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya (Alma,2004:139). Definisi lain produk adalah sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya (Angipora,2002:152).

Suatu tantangan paling besar dihadapi oleh setiap perusahaan adalah masalah pengembangan produk. Pengembangan produk dapat dilakukan oleh personalia dalam perusahaan dengan cara mengembangkan produk yang sudah ada. Di samping itu juga dapat menyewa para peneliti guna menciptakan produk baru dengan model-model yang sesuai. Perusahaan yang tidak mengadakan atau tidak mampu menciptakan produk baru akan menghadapi resiko seperti penurunan volume penjualan, karena munculnya pesaing yang lebih kreatif,

(6)

adanya perubahan selera konsumen, munculnya teknologi baru dalam proses produksi.

Produk yang diinginkan konsumen adalah produk yang berkualitas, menarik dan tentunya cocok bagi konsumen. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa keputusan pembelian oleh konsumen dipengaruhi oleh produk yang salah satunya berkualitas, sehingga dapat dibuat suatu hipotesis :

H1 : Produk berpengaruh secara positif terhadap keputusan konsumen

untuk melakukan pembelian. Harga

Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya (Angipora,2002: 268). Definisi lain harga adalah jumlah uang yang telah disepakati oleh calon pembeli dan penjual untuk ditukar dengan barang atau jasa dalam transaksi bisnis normal (Tandjung,2004:78).

Perusahaan perlu memonitor harga yang ditetapkan oleh para pesaing agar harga yang ditentukan oleh perusahaan tidak terlalu tinggi atau sebaliknya. Dalam hal ini, kembali bagian pemasaran melalui para tenaga penjualnya mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencari dan mengumpulkan informasi yang berguna untuk penetapan harga karena tenaga penjual yang berhubungan langsung dengan konsumen.

Harga yang diinginkan konsumen adalah terjangkau, bersaing dengan merek lain serta sesuai dengan kualitasnya. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa keputusan pembelian oleh konsumen dipengaruhi oleh harga. Oleh karena itu dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :

H2 : Harga berpengaruh secara positif terhadap keputusan konsumen

untuk melakukan pembelian. Distribusi

Distribusi atau saluran distribusi adalah suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai (Angipora,2002:295). Sedangkan menurut Lamb, dkk, (2001:8), saluran distribusi adalah serangkaian dari organisasi yang saling bergantung yang memudahkan

(7)

pemindahan kepemilikan sebagaimana produk-produk bergerak dari produsen ke pengguna bisnis atau pelanggan.

Nabhan dan Kresnaini (2005) menyatakan bahwa distribusi berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Konsumen menginginkan suatu produk yang dibeli dalam kondisi selalu ada (ready stock), tersedia cukup banyak dan lengkap. Dengan demikian, konsumen tidak perlu mencari di tempat lain apabila konsumen membutuhkan suatu produk. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa keputusan pembelian oleh konsumen dipengaruhi oleh distribusi yang lengkap, selalu ada dan tersedia cukup banyak, sehingga dapat dijelaskan hipotesis sebagai berikut :

H3 : Distribusi berpengaruh secara positif terhadap keputusan

konsumen untuk melakukan pembelian. Promosi

Promosi adalah proses komunikasi suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan sekarang, dan yang akan datang serta masyarakat (Kotler,2005:247). Definisi lain promosi adalah mengkomunikasikan informasi antara penjual dan pembeli potensial atau orang lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku (Cannon,dkk,2008:69).

Suatu produk apabila ingin dikenal oleh masyarakat, maka harus dipromosikan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan promosi, diantara melalui iklan, brosur dan papan nama. Dengan demikian semakin sering dipromosikan suatu produk, maka keputusan konsumen untuk melakukan pembelian semakin tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :

H4 : Promosi berpengaruh secara positif terhadap keputusan konsumen

(8)

2.1. Kerangka Pemikiran : Produk ( X1) Harga ( X2) Keputusan Pembelian ( Y ) Distribusi ( X3) Promosi ( X4) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

(9)

METODE PENELITIAN

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi 2, yaitu : 1. Variabel independen (bebas), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. 2. Variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Produk (X1), Harga (X2),

Distribusi (X3) dan Promosi (X4). Sedangkan variabel dependen dalam penelitian

ini adalah Keputusan Pembelian (Y).

Indikator pengukuran dalam penelitian ini adalah: 1. Produk (X1)

a. Kualitas terjamin (tidak mudah rusak) b. Kemasan menarik

c. Cocok dengan kondisi tubuh 2. Harga (X2)

a. Harga terjangkau b. Harga bersaing

c. Harga sesuai dengan kualitas 3. Distribusi (X3)

a. Produknya selalu ada

b. Produknya tersedia dalam jumlah yang banyak c. Produknya lengkap (anak-anak hingga dewasa) 4. Promosi (X4)

a. Promosi tulisan di tempat obat b. Promosi penjualan langsung

c. Promosi dengan membagikan brosur 5. Keputusan Pembelian ( Y )

a. Membutuhkan produknya b. Membeli dengan pertimbangan c. Membeli dengan yakin

(10)

Penentuan sampel

Populasi adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada wilayah dan waktu serta dengan kualitas tertentu yang akan diamati/diteliti (Supardi, 2005:101). Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah konsumen yang melakukan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 Di Semarang di Swalayan ADA (SILIWANGI), Jl. MGR. Soegijapranata No. 58 – 60, Semarang.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan subyek penelitian sebagai wakil dari para anggota populasi (Supardi,2005:103). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian konsumen yang melakukan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 di Swalayan ADA (SILIWANGI), Jl. MGR. Soegijapranata No. 58 – 60, Semarang.

Rumus untuk mencari sampel (Djarwanto dan Subagyo,2000:159) : 2 2 / 4 / 1 E Z n a Keterangan : n = sampel  = 0,10 maka Z = 1,96

E = Tingkat kesalahan. Dalam penelitian ini E ditetapkan sebesar 10 % Sehingga n yang dihasilkan adalah :

2 1 , 0 96 , 1 4 / 1  n n = 96,04

Atas dasar perhitungan diatas, maka sampel yang diambil adalah berjumlah 96,04 orang, dibulatkan menjadi 100 pembeli.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Accidental Sampling. Sedangkan Accidental Sampling merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti bisa dijadikan sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,2005:77). Pelaksanaan accidental sampling dalam penelitian ini diberikan kepada konsumen yang melakukan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 di Swalayan ADA (SILIWANGI), Jl. MGR. Soegijapranata No. 58 – 60, Semarang.

(11)

Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan menggunakan skala Likert dari pertanyaan yang diberikan kepada responden, yaitu :

a. Untuk jawaban sangat tidak setuju diberi nilai = 1 b. Untuk jawaban tidak setuju diberi nilai = 2 c. Untuk jawaban netral diberi nilai = 3 d. Untuk jawaban setuju diberi nilai = 4 e. Untuk jawaban sangat setuju diberi nilai = 5

Metode Analisis Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali,2005:45). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi, validitas adalah mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah dibuat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur.

Uji validitas dapat diketahui dengan melihat r hitung, apabila r hitung sig. ≤ 0,05 = valid dan r hitung sig. > 0,05 = tidak valid (Ghozali, 2005:47).

Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali,2005:41). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan ini dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawaban tidak boleh acak oleh karena masing-masing pertanyaan hendak mengukur hal yang sama. Jika jawaban terhadap indikator ini acak, maka dapat dikatakan bahwa tidak reliabel (Ghozali,2005:42).

Suatu variabel dikatakan reliabel, apabila (Ghozali,2005:42) : Hasil α > 0,60 = reliabel dan Hasil α < 0,60 = tidak reliabel

(12)

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang akan digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2005:110). Untuk menguji suatu data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan grafik normal plot (Ghozali, 2005:112). Pada grafik normal plot, dengan asumsi : Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2005: 105).

Deteksi ada tidaknya problem heteroskedastisitas adalah dengan media grafik, apabila grafik membentuk pola khusus maka model terdapat heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105).

Dasar pengambilan keputusan : Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel

(13)

bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (0). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005:92) :

a. Mempunyai angka Tolerance diatas (>) 0,1 b. Mempunyai nilai VIF di di bawah (<) 10

Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan pengaruh dua atau lebih variabel prediktor (variabel bebas) terhadap satu variabel kriterium (variabel terikat) atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y) (Usman dan Akbar,2006:241).

Rumus (Usman dan Akbar,2006:242) : e x b x b x b x b a Y   1 1 2 2  3 3 4 4 

Uji Goodness of Fit

Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara bersama-sama dengan  = 0,05 dan juga penerimaan atau penolakan hipotesa, maka cara yang dilakukan adalah :

Pengujian Hipotesis (Uji – t)

Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, maka digunakan uji – t.

Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat, maka langkah-langkahnya :

Koefisien Determinasi (RSquare)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model (produk, harga, distribusi dan promosi) dalam menerangkan variasi variabel dependen/tidak bebas (keputusan pembelian). Banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 (Adjusted R Square) pada

(14)

saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali,2005:83).

Dalam penelitian ini, untuk mengolah data digunakan alat bantu SPSS (Statistical Package for Social Science).

(15)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut tabel hasil penelitian dari jawaban responden : Jawaban responden Tentang Variabel Produk

No Pertanyaan STS(1) TS(2) (3)N (4)S (5)SS

In-deks Cate-gory

F S F S F S F S F S

1 Vicks Formula 44 yang

dijual di Swalayan ADA Siliwangi terjamin (tidak rusak/ tidak kadaluarsa)

5 5 6 12 12 36 44 176 33 165 3,94 Baik/

tinggi

2 Kemasan Vicks Formula 44

yang dijual di Swalayan ADA Siliwangi menarik

5 5 10 20 18 54 44 176 23 115 3,70 Baik/

tinggi

3 Vicks Formula 44 yang

dijual di Swalayan ADA

Siliwangi cocok dengan

kondisi tubuh

- - - - 24 72 45 180 31 155 4,07 Baik/

tinggi

Total 3,90

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011

Jawaban responden Tentang Variabel Harga

No Pertanyaan STS(1) TS(2) (3)N (4)S SS(5)

In-deks Cate-gory

F S F S F S F S F S

1 Harga Vicks Formula 44 yang

dijual di Swalayan ADA

Siliwangi dapat dijangkau

(murah)

2 2 9 18 19 57 49 196 21 105 3,78 Baik/

tinggi

2 Harga Vicks Formula 44 yang

dijual di Swalayan ADA

Siliwangi bersaing dengan

harga pada toko lain

3 3 8 16 16 48 46 184 27 135 3,86 Baik/

tinggi

3 Harga Vicks Formula 44 yang

dijual di Swalayan ADA

Siliwangi sesuai dengan

kualitasnya

- - 5 10 17 51 51 204 27 135 4,00 Baik/

tinggi

Total 3,88

(16)

Jawaban responden Tentang Variabel Distribusi No Pertanyaan STS(1) TS(2) (3)N (4)S (5)SS In-deks Cate-gory F S F S F S F S F S

1 Swalayan ADA Siliwangi

selalu menyediakan Vicks Formula 44

2 2 9 18 19 57 46 184 24 120 3,81 Baik/

tinggi

2 Swalayan ADA Siliwangi

menjual Vicks Formula 44 dalam jumlah banyak

3 3 12 24 16 48 45 180 24 120 3,75 Baik/

tinggi

3 Swalayan ADA Siliwangi

menjual Vicks Formula 44 secara lengkap (untuk anak-anak maupun dewasa)

2 2 7 14 19 57 40 160 32 160 3,93 Baik/

tinggi

Total 3,83

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011

Jawaban responden Tentang Variabel Promosi

No Pertanyaan STS(1) TS(2) (3)N (4)S SS(5)

In-deks Cate-gory

F S F S F S F S F S

1 Salah satu promosi Vicks

Formula 44 dengan

mencantumkan papan tulisan di setiap swalayan

- - 10 20 16 48 44 176 30 150 3,94 Baik/

tinggi

2 Vicks Formula 44 melakukan

promosi dengan menawarkan langsung kepada konsumen saat berkunjung di swalayan

- - 12 24 15 45 47 188 26 130 3,87 Baik/

tinggi

3 Vicks Formula 44 melakukan

promosi dengan membagikan brosur kepada pengunjung

2 2 8 16 15 45 47 188 28 140 3,91 Baik/

tinggi

Total 3,91

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011

Jawaban responden Tentang Variabel Keputusan Pembelian

No Pertanyaan STS(1) TS(2) (3)N (4)S SS(5)

In-deks Cate-gory

F S F S F S F S F S

1 Membutuhkan obat batuk

karena terserang batuk - - - - 23 69 48 192 29 145 4,06 Baik/tinggi

2 Membeli obat batuk

Vicks Formula 44 dengan berbagai pertimbangan

4 4 8 16 20 60 49 196 19 95 3,71 Baik/

tinggi

3 Membeli obat batuk

Vicks Formula 44 dengan keyakinan

3 3 8 16 12 36 49 196 28 140 3,91 Baik/

tinggi

Total 3,89

(17)

Uji Validitas

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas

Variabel Nilai Korelasi Sig. Keterangan Produk Butir 1 0,927 0,000 < 0,05 Valid Butir 2 0,817 0,000 < 0,05 Valid Butir 3 0,811 0,000 < 0,05 Valid Harga Butir 1 0,886 0,000 < 0,05 Valid Butir 2 0,845 0,000 < 0,05 Valid Butir 3 0,768 0,000 < 0,05 Valid Distribusi Butir 1 0,883 0,000 < 0,05 Valid Butir 2 0,796 0,000 < 0,05 Valid Butir 3 0,916 0,000 < 0,05 Valid Promosi Butir 1 0,863 0,000 < 0,05 Valid Butir 2 0,810 0,000 < 0,05 Valid Butir 3 0,863 0,000 < 0,05 Valid Keputusan Pembelian Butir 1 0,774 0,000 < 0,05 Valid Butir 2 0,885 0,000 < 0,05 Valid Butir 3 0,893 0,000 < 0,05 Valid

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011

Hasil nilai korelasi jawaban responden dengan nilai total pada masing-masing variabel diperoleh hasil yang signifikan yaitu nilai sig. < α = 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator yang digunakan variabel produk, harga, distribusi, promosi dan keputusan pembelian dinyatakan valid untuk digunakan sebagai alat ukur variabel.

(18)

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan Produk 0,799 > 0,60 Reliabel Harga 0,779 > 0,60 Reliabel Distribusi 0,828 > 0,60 Reliabel Promosi 0,800 > 0,60 Reliabel

Keputusan Pembelian 0,807 > 0,60 Reliabel Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011

Hasil uji reliabilitas memperlihatkan, nilai cronbach’s alpha semua variabel lebih besar atau di atas 0,60, yang menunjukkan indikator dari variabel produk, harga, distribusi, promosi dan keputusan pembelian dinyatakan reliabel sebagai alat ukur variabel.

Uji Normalitas 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p ec te d C u m P ro b

Dependent Variable: Keputusan Pembelian Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas (Normal P-P Plot) Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011

(19)

Grafik Normal P-P Plot memperlihatkan bahwa titik-titik pada grafik menyebar dan berhimpit di sekitar garis diagonal, dengan demikian model regresi berdistribusi normal.

Uji Heteroskedastisitas 2 1 0 -1 -2 -3

Regression Standardized Predicted Value

3 2 1 0 -1 -2 -3 R eg re ss io n S tu d e n ti ze d R es id u al

Dependent Variable: Keputusan Pembelian Scatterplot

Gambar 4.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot) Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011

Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik pada grafik tidak bisa membentuk pola tertentu yang jelas, dimana titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.

(20)

Uji Multikolinearitas

Tabel 4.12

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Independen Tolerance VIF Keterangan

Produk 0,204 4,892 Bebas multikolinearitas

Harga 0,153 6,548 Bebas multikolinearitas

Distribusi 0,149 6,712 Bebas multikolinearitas

Promosi 0,291 3,439 Bebas multikolinearitas

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011

Nilai tolerance masing-masing variabel independen di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10, sehingga antar variabel independen produk, harga, distribusi dan promosi tidak terjadi multikolinearitas.

Analisis Regresi Berganda

Tabel 4.13

Hasil Regresi Berganda Coefficientsa ,753 ,491 1,534 ,128 ,333 ,080 ,355 4,166 ,000 ,204 4,892 ,249 ,100 ,247 2,502 ,014 ,153 6,548 ,205 ,090 ,229 2,289 ,024 ,149 6,712 ,150 ,070 ,155 2,163 ,033 ,291 3,439 (Constant) Produk Harga Distribusi Promosi Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Keputusan Pembelian a.

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011

Dalam penelitian ini digunakan hasil uji regresi yang standardized dikarenakan untuk menyamakan ukuran variabel independen (Produk, Harga, Distribusi dan Promosi) yang tidak sama. Keuntungan menggunakan hasil regresi yang standardized yaitu mampu mengeliminasi perbedaan unit ukuran pada variabel independen.

Berdasarkan dari nilai coeffients maka dapat dibuat persamaan linear regresi berganda antara variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut :

(21)

Keterangan Y = Keputusan Pembelian X1 = Produk X2 = Harga X3 = Distribusi X4 = Promosi Uji t Tabel 4.14 Hasil Uji – t Variabel T Sig. Produk 4,166 0,000 Harga 2,502 0,014 Distribusi 2,289 0,024 Promosi 2,163 0,033

Dependen : Keputusan Pembelian Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011

Ketentuan penerimaan hipotesis secara parsial, yaitu apabila nilai sig. t ≤ α = 0,05, maka hipotesis diterima. Sedangkan apabila nilai sig. t > α = 0,05 maka hipotesis ditolak. Dalam tabel terlihat signifikasi < 0,05 maka pengujian hippotesis secara parsial diterima. Uji f Tabel 4.15 Hasil Uji – F ANOVAb 461,847 4 115,462 144,493 ,000a 75,913 95 ,799 537,760 99 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Promosi, Harga, Produk, Distribusi a.

Dependent Variable: Keputusan Pembelian b.

(22)

Hasil uji simultan antara produk, harga, distribusi dan promosi terhadap keputusan pembelian didapatkan nilai F sebesar 144,493 dengan sig. < α = 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan produk, harga, distribusi dan promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian secara simultan, diterima.

Koefisien Determinasi

Tabel 4.16

Hasil Koefisien Determinasi

Model Summaryb ,927a ,859 ,853 ,894 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), Promosi, Harga, Produk, Distribusi

a.

Dependent Variable: Keputusan Pembelian b.

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2011

Nilai adjusted r square sebesar 0,853, hal ini berarti produk, harga, distribusi dan promosi mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap obat batuk Vicks Formula 44 pada Swalayan ADA Siliwangi Semarang sebesar 85,3% (0,853 x 100%). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 14,7% (100% - 85,3%) keputusan pembelian konsumen terhadap obat batuk Vicks Formula 44 pada Swalayan ADA Siliwangi Semarang, dipengaruhi oleh variabel selain produk, harga, distribusi dan promosi.

(23)

Pembahasan

Hasil penelitian mengenai pengaruh produk, harga, distribusi dan promosi terhadap keputusan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 pada Swalayan ADA Siliwangi Semarang menunjukkan hasil-hasil sebagai berikut :

Produk menjadi variabel terbesar yang mempengaruhi keputusan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 pada Swalayan ADA Siliwangi Semarang yang dapat dilihat dari nilai koefisien regresi produk sebesar 0,355. Sementara dari uji parsial didapat hasil uji – t sebesar 4,166 dengan sig. 0,000 < α = 0,05. Hal ini menunjukkan produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 di Swalayan Ada Siliwangi.

Harga menjadi variabel kedua yang mempengaruhi keputusan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 pada Swalayan ADA Siliwangi Semarang yang dapat dilihat dari nilai koefisien regresi harga sebesar 0,247. Sementara dari uji parsial didapat hasil uji – t sebesar 2,502 dengan sig. 0,014 < α = 0,05. Hal ini menunjukkan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 di Swalayan Ada Siliwangi Semarang.

Distribusi menjadi variabel ketiga yang mempengaruhi keputusan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 pada Swalayan ADA Siliwangi Semarang yang dapat dilihat dari nilai koefisien regresi distribusi sebesar 0,229. Sementara dari uji parsial didapat hasil uji – t sebesar 2,289 dengan sig. 0,024 < α = 0,05. Hal ini menunjukkan distribusi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 di Swalayan Ada Siliwangi Semarang.

Promosi menjadi variabel terkecil yang mempengaruhi keputusan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 pada Swalayan ADA Siliwangi Semarang yang dapat dilihat dari nilai koefisien regresi promosi sebesar 0,155, Sementara dari uji parsial didapat hasil uji – t sebesar 2,163 engan sig. 0,033 < α = 0,05. Hal ini menunjukkan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 di Swalayan Ada Siliwangi Semarang.

(24)

Berdasarkan dari hasil koefisien regresi menunjukkan bahwa produk menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi keputusan pembelian terhadap obat batuk Vicks Formula 44 pada Swalayan Ada Siliwangi. Hal ini dikarenakan para konsumen lebih menitikberatkan pada faktor manfaat yaitu produk obat batuk Vicks Formula 44 dapat bermanfaat untuk menyembuhkan sakit batuk sehingga badan bisa kembali sehat. Faktor inilah yang membuat produk menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Hasil uji simultan menunjukkan bahwa produk, harga, distribusi dan promosi berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian dengan didapat hasil uji – F sebesar 144,493 dengan sig. 0,000 < α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan produk, harga, distribusi dan promosi menjadi faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen didalam melakukan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 pada Swalayan Ada Siliwangi. Dengan pengaruh sebesar 85,3% (adjusted r square = 0,853) maka produk, harga, distribusi dan promosi memiliki pengaruh yang besar terhadap keputusan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 pada Swalayan Ada Siliwangi. Dari hasil yang didapat ini dapat disimpulkan bahwa, adanya produk yang berkualitas, harga yang lebih terjangkau dan lebih sesuai dengan kualitas yang diberikan, distribusi yang memberi kemudahan konsumen untuk mendapatkan jenis obat batuk Vicks Formula 44 yang dibutuhkan dan juga promosi yang lebih gencar akan semakin mampu meningkatkan keputusan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 pada Swalayan Ada Siliwangi. Hasil penelitian ini sama dan sesuai dengan penelitian Abubakar (2005) yang menunjukkan bahwa produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

(25)

PENUTUP Kesimpulan

Hasil penelitian mengenai pengaruh produk, harga, distribusi dan promosi terhadap keputusan pembelian Obat Batuk Vicks Formula 44 di Swalayan ADA di Semarang dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan dari hasil analisis regresi berganda antara produk, harga, distribusi dan promosi terhadap keputusan pembelian Obat Batuk Vicks Formula 44 di Swalayan ADA di Semarang, dapat dibuat persamaan linier sebagai berikut : Y = 0,355 (X1) + 0,247 (X2) + 0,229 (X3) + 0,155 (X4).

2. Produk berpengaruh berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sebesar 0,355 dan signifikan (uji – t = 4,166 dengan sig. 0,000 < α = 0,05). Hasil ini menunjukkan, produk menjadi variabel yang mampu mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 di Swalayan ADA di Semarang.

3. Harga berpengaruh berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sebesar 0,247 dan signifikan (uji – t = 2,502 dengan sig. 0,014 < α = 0,05). Hasil ini menunjukkan, harga menjadi variabel yang mampu mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 di Swalayan ADA di Semarang.

4. Distribusi berpengaruh berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sebesar 0,229 dan signifikan (uji – t = 2,289 dengan sig. 0,024 < α = 0,05). Hasil ini menunjukkan, distribusi menjadi variabel yang mampu mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 di Swalayan ADA di Semarang.

5. Promosi berpengaruh berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sebesar 0,155 dan signifikan (uji – t = 2,163 dengan sig. 0,033 < α = 0,05). Hasil ini menunjukkan promosi menjadi variabel yang mampu mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 di Swalayan ADA di Semarang.

6. Produk, harga, distribusi dan promosi berpengaruh berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian (uji – F = 144,493 dengan

(26)

sig. 0,000< α = 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa produk, harga, distribusi dan promosi menjadi faktor-faktor yang secara bersama-sama mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian obat batuk Vicks Formula 44 di Swalayan ADA di Semarang. Kemampuan produk, harga, distribusi dan promosi didalam mempengaruhi keputusan pembelian adalah sebesar 85,3% (adjusted r square =0,853 )

Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian maka dapat dibuat beberapa saran sebagai berikut :

1. Produk menjadi variabel terbesar yang mempengaruhi keputusan pembelian. Hasil penelitian menunjukan produk mempunyai angka indeks sebesar 3,90 yang merupakan skor tinggi dan mempunyai pengaruh paling besar yakni terlihat pada analisis regresi linear berganda sebesar 0,355. Agar dapat lebih mempertahankan keputusan pembelian konsumen maka sebaiknya pihak produsen Vicks Formula 44 tetap menjaga kualitas produknya.

2. Hasil penelitian menunjukan distribusi mempunyai angka indeks sebesar 3,88 yang merupakan skor tinggi dan mempunyai pengaruh paling besar yakni terlihat pada analisis regresi linear berganda sebesar 0,247. Harga menjadi variabel kedua terbesar yang mempengaruhi keputusan pembelian. Harga yang ditawarkan oleh Vicks Formula 44 sebaiknya lebih disesuaikan dengan kualitas produk dan harga produk lain agar dapat bersaing di pasar.

3. Hasil penelitian menunjukan distribusi mempunyai angka indeks sebesar 3,83 yang merupakan skor tinggi dan mempunyai pengaruh paling besar yakni terlihat pada analisis regresi linear berganda sebesar 0,229 menjadi variabel ketiga yang mempengaruhi keputusan pembelian. Dalam hal ini persediaan Vicks Formula 44 di Swalayan Ada Siliwangi sebaiknya diperbanyak. Sehingga nantinya konsumen yang ingin melakukan pembelian tidak kehabisan stok (persediaan).

4. Hasil penelitian menunjukan bahwa promosi menjadi variabel terkecil yang mempengaruhi keputusan pembelian. Walaupun produk Vicks Formula 44

(27)

telah dikenal luas di masyarakat, namun kegiatan promosi harus tetap dilakukan untuk mengimbangi kemunculan produk-produk baru.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini juga masih memiliki keterbatasan – keterbatasan. Dengan keterbatasan ini, diharapkan dapat dilakukan perbaikan untuk penelitian yang akan datang. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :

1. Jumlah responden belum bisa menggambarkan kondisi riil yang sesungguhnya.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor selain produk, harga, distribusi dan promosi yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk mobil Toyota Avanza di kota Semarang. Hal ini dikarenakan, dalam penelitian ini keempat variabel tersebut hanya mampu menjelaskan 85,3 persen variasi keputusan pembelian. Penelitian ini belum memasukkan variabel atas aspek lain yang mungkin dapat mempengaruhi dan menyempurnakan hasil penelitian ini.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Rusydi. 2005. “Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Pada Jamu Di Banda Aceh”.

Jurnal Sistem Teknik Industri. Volume 6. No. 3. Juli. Hal. 54 – 62.

Universitas Malikussaleh Lhokseumawe. Aceh.

Alma, Buchari. 2004. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi. Cetakan Kelima. CV. Alfabeta. Bandung.

Angipora, Marius. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Kedua. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Anoraga, Pandji. 2000. Manajemen Binsis. Cetakan Kedua. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Boyd, Walker, Larreche. 2000. Manajemen Pemasaran : Suatu Pendekatan

Strategis dengan Orientasi Global. Erlangga. Jakarta.

Cannon, Joseph P., William D. Perreault Jr. dan Jerome McCarthy. 2008. Alih Bahasa : Diana Angelica dan Ria Cahyani. Pemasaran Dasar-Dasar :

Pendekatan Manajerial Global. Buku 2. Edisi 16. Salemba Empat.

Jakarta.

Djarwanto dan Pangestu Subagyo. 2000. Statistik Induktif. Edisi Keempat. Cetakan Kelima. BPFE. Yogyakarta.

Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta.

Kotler, Philip. Alih Bahasa : Benyamin Molan. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 1. PT. Intan Sejatei Klaten. Jakarta.

Kotler, Philip. Alih Bahasa : Benyamin Molan. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 2. PT. Intan Sejatei Klaten. Jakarta.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong, 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 1. edisi Keduabelas. Erlangga. Jakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Alih Bahasa : Benyamin Molan.

Manajemen Pemasaran. Edisi Keduabelas. Jilid 1. Cetakan Keempat.

(29)

Lamb, Hair dan McDaniel. 2001. Pemasaran. Buku 1. Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta.

Nabhan, Faris dan Enlik Kresnaini. 2005. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Keputusan Konsumen dalam Melakukan Pembelian pada Rumah Makan di Kota Batu”. Jurnal Ekonomi dan Manajemen. Volume 6.

Nomor 3. Oktober. Hal. 425 – 430. Universitas Gajayana. Malang.

Octavia. 2009. Swa majalah. No.16/XXV/, 27 Juli – 5 Agustus 2009.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedelapan. CV Alfabeta. Bandung.

Sumarwan, Ujang. 2003. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya

dalam Pemasaran. Cetakan Pertama. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Cetakan Pertama. UII Press. Yogyakarta.

Tandjung, Jenu Widjaja. 2004, Marketing Management. Edisi Kedua. Cetakan Kedua. Bayumedia Publishing. Malang.

Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian : Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi Baru Cetakan Ketujuh. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar. 2006. Pengantar Statistika. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Wijayanti, Ratna. 2008. ”Analisis Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen terhadap Pembersih Wajah Ovale”. Jurnal

Aplikasi Manajemen. Volume 6. Nomo 2. Agustus. Hal. 138 – 154.

Universitas Achmad Yani. Banjarmasin. http://www.suaramerdeka.com

http://www.pintunet.com

Gambar

Tabel 1.1 Merek-Merek Puncak
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Nilai  Korelasi Sig.  Keterangan  Produk Butir 1 0,927 0,000 &lt; 0,05 Valid Butir 2 0,817 0,000 &lt; 0,05 Valid Butir 3 0,811 0,000 &lt; 0,05 Valid Harga Butir 1 0,886 0,000 &lt; 0,05 Valid Butir 2 0,845 0,000 &lt;
Tabel 4.11     Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s  Alpha   Keterangan  Produk 0,799 &gt; 0,60 Reliabel Harga 0,779 &gt; 0,60 Reliabel Distribusi 0,828 &gt; 0,60 Reliabel Promosi 0,800 &gt; 0,60 Reliabel
Grafik  Normal P-P Plot  memperlihatkan  bahwa titik-titik  pada grafik  menyebar  dan  berhimpit di  sekitar  garis  diagonal,  dengan  demikian  model  regresi berdistribusi normal.

Referensi

Dokumen terkait

MikroTik routerOS sendiri adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer biasa menjadi router network yang handal, mencakup

ANALISIS PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP KANYOUKU YANG BERMAKNA TERKEJUT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Berdasarkan garis regresi yang dihasilkan maka dapat dilihat bahwa dari tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang memiliki pengaruh paling besar Efektivitas

Buku ini menjadi referensi dalam memahami tentang permasalahan yang terjadi pada masa Agresi Militer Belanda ke wilayah Indonesia.. Penjelasan dalam buku tersebut cukup

1) Di SCTV dari 107 program yang tayang selama periode 5 Januari–11 Januari 2015, terdapat 0% program yang dapat meningkatkan pengetahuan, 7,5% program yang

7. Dalam pelaksanaan kegiatan antar jemput personel Pusjarah TNI dimungkinkan adanya gangguan, hambatan dan kerawanan yang dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan kegiatan. 1)

Dalam kenyataannya masih banyak perusahaan-perusahaan besar yang mealkukan praktik penghindaran pajak yang melibatkan pimpinan perusahaan di dalamnya sebagai

Adapun hasil yang dicapai dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2012 setelah dilakukan penghematan anggaran sesuai dengan Surat Menteri keuangan nomer