• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUTAN, SUMBER DAYA ALAM, DAN LINGKUNGAN, DALAM UPAYA P4B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUTAN, SUMBER DAYA ALAM, DAN LINGKUNGAN, DALAM UPAYA P4B"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

HUTAN,

SUMBER DAYA ALAM, DAN

LINGKUNGAN,

DALAM UPAYA P4B

Oleh

Dr. Ir. Son Diamar, MSc 0811163279 [email protected]

DAFTAR ISI

1. Prinsip Pembangunan Wilayah

2. Pembangunan Infrastruktur

3. Prinsip Pembangunan Ekonomi

a. Berbasis SDA

b. Contoh Sukses

c. Analisis SWOT dan Strategi Usaha

5. Kebijakan Pengembagan Usaha

a. Skala Besar, Menengah, Kecil. dan Mikro

b. Modal, Pengelola, Tanah/SDA, dan SDM

6.

Integrasi Infrastruktur dan Ekonomi

(2)

PENGEMBANGAN

SEGALA NILAI

PADA WILAYAH

PRINSIP

PENGEMBANGAN

WILAYAH

Pengembangan Wilayah

• INFRASTRUKTUR • EKONOMI • PENDIDIKAN • KESEHATAN • Lain-lain • LOKASI: distrik, kampung • HIRARKI: • LINGKUNGAN Berlokasi Berdampak Memerlukan SEKTORAL SPASIAL

(3)

INPUTS OUTPUTS OUTCOMES

Masukan: Keluaran: Hasil:

1. Dana 2. Aset 3. Teknologi 4. Manajemen 5. SDM 6. Informasi 1. Hasil Litbang 2. Hasil Diklat 3. Pelayanan Publik 4. Fisik Bangunan 5. Manajemen 6. Per UU 1. Kahidupan SBPKA Sosbudpol Agama 2. Kegiatan Ekonomi Riil

3. Nilai dan Perilaku 4. Daya Saing 5. IPM 6. Ekonomi Makro IMPACTS BENEFITS Dampak Manfaat

EVALUASI KEBIJAKAN

1 2 3 4 4 PROSES: PROSES: 5 6

TEORI

EVALUASI KEBIJAKAN

Norma Dasar Kebijakan Pelaksanaan “Single-Loop Learning” L ING S T RA

 Hanya Menilai Hasil Pelaksanaan

Dibandingkan dengan Kebijakan

 Rekomendasi Target penyempurnaan

pelaksanaan s/d ubah kebijakan

Norma Dasar Kebijakan Pelaksanaan “Double-Loop Learning” L ING S T RA

 Menilai Kebijakan dan Norma Dasar,

Kesesuaian dengan LINGSTRA

 Rekomendasi : s/d ubah Norma Dasar

TEORI

(4)

INDONESIA NEGERI MAHA KAYA

Dengan lokasi strategis di “perempatan terbesar”

jalan perdagangan dunia

TETAPI

Penduduk miskin tidak berkurang Th. 1987 30 juta jiwa (17.4%) Th. 2010 31 juta jiwa (16.6%)

Sebagian besar penduduk masih “susah hidup”

MISKIN :

EKONOMI TERJAJAH ?

: Sebagian besar ekonomi penting seperti kebun (60%), hasil laut (70%),

pertambangan (85%), tanah di lokasi strategis, bank swasta (85%), pelayaran (exim 95%), penerbangan (65%), dan telekomunikasi (70%), “dikuasai asing”

PERLU CARA BARU MEMBANGUN NEGERI

5 SISTEM KEBIJAKAN

PENGHAMBAT KEMAJUAN

MISKIN

DIKUASAI

ASING

TAK MAJU

BIROKRASI

No Grand Design Fragmentd

Sentralistis

ASET

Obral Utk

Pemodal

BI

Negara

Tersulit

Modal

KEUANGAN

NEGARA

Tdk Utk Riil

Fragmentd

POLITIK

Recruitmt Money Poltics &Tanpa Kompetensi

(5)

PER UU NKRI MENJADI KENDALA ?

1. KEHUTANAN

2. PERTANAHAN

3. MIGAS

4. MINERBA

5. SUMBER DAYA AIR

6. PESISIR DAN LAUT

7. PERIKANAN

8. PENDIDIKAN

9. PERHUBUNGAN

10. PENANAMAN MODAL

11. KEUANGAN NEGARA

12. PERBENDAHARAAN

PERLU KEBIJAKAN KHUSUS?

PERJALANAN PANJANG MENUJU PENGAKUAN HAK MHA

UU 5/67

(Pasal 17)

PP 21/1970

(Pasal 6)

UU 41/1999

(Pasal 1 ayat 6)

(Pasal 5)

Pelaksanaan hak MHA

tidak boleh mengganggu

pembangunan kehutanan

Pelaksanaan hak MHA

ditertibkan dan dibekukan

Hutan adat adalah hutan

negara di wilayah MHA

Hutan negara dapat

berupa hutan aset

(6)

Putusan Nomor 35/PUU-X/2012

Kata “negara” dalam pasal 1 angka 6 UU No. 41/1999

tentang kehutanan tidak mempunyai kekuatan hukum

mengikat, sehingga pasal 1 angka 6 dimaksud menjadi

“hutan adat adalah hutan yang berada dalam wilayah

masyarakat hukum adat”

MEMISAHKAN NEGARA DAN ADAT DALAM

PENGUASAAN HUTAN

TINDAKAN YANG PERLU PASCA PUTUSAN MK

Inventarisasi masyarakat dan kawasan hutan

Audit izin-izin pemanfaatan/penggunaan hutan

terutama di kawasan adat

Pendataan konflik kehutanan di kawasan

berizin, konservasi, dan kawasan “open access”

(7)

PEMBANGUNAN JALAN TNI

1. Sarmi-Kasonaweja 2. Logpond – Suator

3. Lagari – Wapoga – Botawa -Kalibaru 4. Wapoga - Ingerus - Otodemo 5. Bagusa - Kelapa Dua

6. Sp Tiga Gesa – Barapasi – Waropen (Kalibaru) 7. Oksibil – Kawor (Iwur) -Waropko

8. Kenyam – Gearek - Pasir Putih – Suru suru Dekai 9. Habema – Tiom

10. Batas Batu - Dermaga Mumugu 11. Sumo – Holuwon – Mugi (Batas Jayawijaya) 13. Lingkar Yapen ( Woi,Poom,Rosbori,Woda,Waindu,Dawai)

14. Mameh – Windesi – Kwatisore 15. Aimas – Klamono – Klabra - Klabot 16. Lingkar Mansinam KEMEN PU JALUR SUNGAI MYC - Dekai-Oksibil MYC - Habema-Kenyam

PERCEPATAN IZIN

DAN SATGAS LINK

ANALISIS SWOT

STRATEGI 10 TAHUN PENGEMBANGAN USAHA

PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

PELUANG (O):

1. OTSUS: kewenangan, dana, dan kebijakan khusus

2. Administrasi Pem: tersedia 2 Prov dan 42 kab/kota

3. SDA potensial kaya

4. Demand dunia produk hasil SDA besar 5. Pengelola usaha profesional dan Naker

terampil tersedia di luar Papua

Ancaman (T):

6. Pesaing Usaha dari Luar Papua 7. Keamanan dan Budaya Politik 8. Budaya “memalang” 9. Ketidakpastian “penguaasan”

tanah/SDA untuk usaha 10. KKN

Kekuatan (S):

a. Usaha menengah tumbuh di 10 dari 42 kab/kota

b. Budidaya komoditi tertentu sudah ada sporadis

c. Percepatan infrastruktur d. Lembaga Percepatan Pembangunan e. Sebagian kebutuhan tenaga terampil

tersedia

S-O : PROGRAM:

2 x 10 usaha besar agro, ikan, dan pariwisata: 400.000 naker

42 x 10 usaha menengah agro dan ikan: 840.000 naker

42 x 500 usaha kecil/mikro: 63.000 naker

S-T :

• Tanah adat sebagai “saham” (shares) • Lembagakan masyarakat pemilik hak tanah adat sebagai “shareholders” • PT BERSAMA Pengelola, Masyarakat

tanah adat, Pemda, dan Pekerja • Penegakan Hukum dan Keamanan • Aliansi dgpesaing dari luar Papua • Lembaga Monev independen Kelemahan (W):

f. Sulit dapat modal

g. Langka pengelola usaha profesional h. Kurang pengaturan tanah adat i. Ekonomi rakyat subsisten j. Etos kerja dan ketrampilan OAP

kurang.

W-O :

• Modal usaha besar dg penjaminan Pemerintah, atau penyertaan dan bank • Modal usaha menengah dg penyertaan

pemda dan bank

• Modal usaha Kecil dan Mikro dg bank UMKM, dan LPK

• Rekrutmen pengelola usaha profesional W-T :

• SISGAKKUMKAM

• Sisdur “sertifikasi”/”title” tanah adat untuk usaha

• Integrasi vertikal/horizontal bisnis besar, menengah, dan kecil • Pendampingan usaha UKM

(8)

BAGAIMANA MEMBANGUN

EKONOMI RIIL

AGAR :

Tumbuh (Pro Growth);

Sediakan lapangan kerja (Pro Job);

Hapus kemiskinan (Pro Poor);

Berdayakan Daerah (Pro Pemda).

PRIMER • Pertanian • Perkebunan • Peternakan • Perikanan tangkap • Kehutanan • ESDM SEKUNDER • Industri Agro • Industri Hasil Laut • Industri Hasil Hutan • Industri Hasil ESDM • Industri Konstruksi • Industri Hasil Angkutan

TERSIER • Perdagangan • Transportasi • Keuangan • Pariwisata • Jasa2 Profesional • Jasa2 Personal

Butuh Faktor Produksi: 1. SDA & Intangibl Asset 2. SDM Wirausahawan 3. SDM Ahli & Pekerja 4. Modal Usaha 5. Infrastruktur

Membangun Negeri “Tanpa“ Uang Negara

Berbasis Aset Potensial

BANK PEM EKA Profesional P M F A S BANK DKI CI Profesional P M F A S MODAL IZIN-IZIN II I III II I III

USAHA INDUSTRI SAWIT

UNTUK “EKA” USAHA PARIWISATA + REAL ESTATE USAHA MILIK DKI

JAMINAN IZIN-IZIN MODAL Saham Eka 100% Saham DKI mayoritas REKRUT REKRUT

(9)

PERUSAHAAN (PT) BERSAMA PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT

Untuk Pengelolaan Sumber Daya Alam

(Public Private People Partnership - PPPP)

KENAPA PT BERSAMA?

1. UUD 45 Ps 33: SDA dikuasai Negara, ekonomi bersama, utk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

2. Stakeholders memiliki “peran” dan “hak”:

I. Pemerintah/pemda menguasai SDA, fiskal, perizinan, dan sediakan sarpras.

II. Swasta memiliki keahlian,.

III. Pekerja berkontribusi dlm produksi memiliki hak aset negara. IV. Masy/ulayat memiliki hak aset negara .

3. PT bersama menerapkan kebijakan “inklusif” dan “adil”, sesuai arahan Presiden RI, yg diterjemahkan sbg prinsip “stakeholders” menjadi “shareholders”.

4. Dg “bagi hasil adil” sbg saham tertulis dlm akte PT, masing2 utk swasta, pekerja, masy/ulayat, pemda prov, dan kab/kota, maka “4 PRO” bisa tercapai.

PT BERSAMA PARIWISATA RAJA AMPAT

Kawasan dg 20 Resorts, Pelabuhan kapal Cruises dan 500 Yachts ORGANISASI: BUPATI SEKDA SKPD BUMD PT BERSAMA WK PROV KOP KAR MASY ULAYAT 15% 15% 10% 15% PROF MGT 25% CSR KAB LAIN 5% 5% O & M 5% CONTOH INVEST 5%

(10)

Bagaimana membangun Ekonomi Perikanan, agar:

Terkemuka di Indonesia

Nelayan dan rakyat pesisir sejahtera

Menjadi Potensi HanKam

“Tanpa Uang Negara”

BANK PROV

PENGELOLA

Jaminan

PEKERJA

1.000 kapal “ocean going”, 5.000 perahu

 10.000 Ha budidaya  5 kawasan “cluster industry”

 Sistem pemasaran DN+LN

 Sistem pendukung: SMK, PT, Penyuluh,

Sarana, Prasarana, Lembaga Keuangan

Kredit Fasilitas KAB KAB KAB KAB KAB 8 Kabupaten di Teluk Cendrawasih & Pesisir Selatan Rp 150 M Rp 50 M Rp 800 M Rp 1 T Per tahun MASY/ULAYAT LABA 300.000 Tenaga Kerja Perikanan dan Terkait

MEMBANGUN EKONOMI RIIL

Dg Kapitalisasi Aset Potensial SDA, Inklusif, Adil Manfaat Untuk Usaha Besar

INGAT UUD 1945 PS 33:

PEMERINTAH BANK INVENTARISASI RENCANA USAHA PILIH PENGELOLA OPERASI PEKERJA PENGELOLA KAB/KOTA PROV UNTUNG REVENUE 1 3 2 6 4 5 JAMINAN KREDIT FASILITAS MODAL 20 % 20 % 20 % RAKYAT SETEMPAT/ ULAYAT BAYAR MODAL + BUNGA Ren, Keu, DN, Hankam, ESDM LH, Tanah KOMISI 20 % 20 % KOMNAS

(11)

MEMBANGUN EKONOMI RAKYAT

DENGAN “EQUITY FINANCING” & PENJAMINAN DARI APBN/APBD UNTUK USAHA KECIL & MENENGAH

APBN APBD PROV APBD KAB/KOTA BI PEM BANK PEMDA

GM

KOM Pajak/ Retri Pajak/Retri Pajak/Retri 35% untung MODAL Rp. 50 M M M M M M

TAN BUN IKAN LAIN REI

MASY

HIBAH UNTUK MODAL KAB/KOTA DAU DAK Lain Rp 5 M Rp30M 1.000 Ha 2.000 TK 1.000 Ha 2.000 TK 10 kpl 50 perahu 10 Ha budi 500 TK Rp 5 M 20% Rp 10 M

Pekerja Pekerja Pekerja

YIELD: Rp. 6 M Rp. 12 M Rp. 150 M 10 Ha Rumah Komersial 1000 TK Rp 100 M

PT

HIBAH UNTUK MODAL KAB/KOTA

PEMBANGUNAN KAWASAN/DISTRIK PERKEBUNAN

PUSAT PENGOLAHAN PASAR YANDIK YANKES KAMPUNG KEBUN KAMPUNG KEBUN KAMPUNG KEBUN PLTMH KAMPUNG KEBUN KAMPUNG KEBUN BENDUNG IRIGASI JALAN JALAN SINERGI: PU, TAN, ESDM. DIK, KES, KUKM, INDAG, DLL

SINERGI: PEMERINTAH PEM PROV PEM KAB/KOTA

(12)

Bagaimana Membangun

KAWASAN PERKOTAAN

AGAR:

Tertata Baik

Tanpa Uang Negara

Pemilik Tanah Untung

PAD Meningkat

LAKUKAN:

• PT Bersama

• Izin Lokasi

• Usaha Real Estat

PORT

SPATIAL PLANNING

BERPOTENSI KUMUH DAN TDK PRODUKTIF

JALAN, TRANSPORTASI, DAN KAWASAN

KEBUN + TERNAK TAN + TAMBANG KEBUN + PERUMAHAN TAMBANG TAMBANG KEBUN KOTA BARU

DENGAN INTEGRASI DAN KONSOLIDASI PEMBANGUNAN JALAN & TRANSPORTASI

(13)

SISTEM PEMBANGUNAN USAHA BERBASIS SDA

INVENTARISASI PERENCANAAN PENGORGANISASIAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN

 Lokasi, luasan, besaran, trayek, frekuensi  Kondisi alamiah, sosial, sarana, prasarana  Valuasi, Sertifikasi Aset, jadikan lnventory  Renstra usaha tiap lokasi, dan integrasi

 Expected “multi” values: poleksosbud, han, eko

 Expected outcomes

 Terpilih pengusaha profesional, melalui tender  Terbentuk Badan Usaha (PPP Enterprise)  Kepastian Bagi Hasil (saham): Pengelola, Pekerja,

Rakyat, Pemprov, Pemkab

 Fasilitasi Modal: Jaminan kredit, equity, kredit  Fasilitasi Izin, sertifikasi, sarana, dan prasarana  Operasi usaha

 Monev produksi, Pemasaran, Keuangan, Lembaga,

oleh lembaga independen

 Pelibatan masyarakat dalam monev

I II III IV V KEGIATAN: OUTPUT: INOVASI:

Referensi

Dokumen terkait

dari luas wlayah Indonesia (Kemenhut, 2011).Luas hutan yang besar tersebut, saat ini masih dapat dijumpai di Papua, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatra. Di Jawa, luas hutan

2.4 Pengaturan Pertambangan Batubara Di Kawasan Hutan Pada Periode Reformasi Tahun 1999- sekarang (hingga Mei 2017) Pengaturan penggunaan kawasan hutan untuk pertambangan

Upaya pembangunan sumber daya pun masalah ini bukan masalah baru, tetapi alam (SDA) danlingkungan hidup tersebut benturan kepentingan antara pemanfaatan hendaknya

 Penyusunan DED Program Mendesak Penanganan Air Limbah di Kawasan Boezem Morokrembangan Kota Surabaya.  Penyusunan DED Program Mendesak Penanganan Air Limbah di Kawasan

Potensi yang dimiliki adalah potensi sumber daya alam di sektor pertanian dengan luasan kebun 26,2% dan sawah 4,1% wilayah dan kawasan hutan dengan luasan 65,1

Taman nasional dan kawasan konservasi lainnya yang potensi keanekaragaman hayatinya tinggi, terdapat spesies langka dan flagship, atau mempunyai fungsi pelindung hulu sungai,

TFCA Sumatera menetapkan 13 kawasan konservasi sebagai lokasi prioritas, yaitu: (1) Bentang alam Kerumutan- Semenanjung Kampar-Senepis; (2) Kawasan Hutan Batang Toru dan Taman

Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan adalah: (1) Menetapkan kebijakan dan strategi pemanfaatan energi baru dan terbarukan; (2) Menyusun peraturan tentang penggunaan