ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN STROKE DENGAN GANGGUAN
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
Pelatihan Askep Stroke
PENGATUR KESEIMBANGAN CAIRAN
1.
GINJAL
2.
Jantung dan pembuluh darah
3.Paru paru
4.
Kelenjar pituitari : Hipotalamus →AHD
→mempertahankan osmotik sel dengan
mengendalikan retensi dan ekskresi air oleh
ginjal
5.
Kelenjar Adrenal : korteks →Aldosteron
meningkat→retensi natrium sehingga air dapat
ditahan, Aldosteron rendah →air banyak keluar
dan natriun turun.
KARAKTERISTIK DARI SETIAP
KOMPARTEMENT
1. VOLUME :Cairan tubuh normalnya selalu berpindah antara
dua kompartement untuk mempertahankan keseimbangan.
2. KONSENTRASI / OSMOLARITAS : Perbabandingan antara zat
terlarut dan pelarut.
3. SUSUNAN
Non Elektrolit Elektrolit
→ kation=ion bermuatan (+): Na,K,Ca dan Mg →anion = ion bermuatan (-): Cl, HCO3, SO4
Kebutuhan Cairan Basal
Dewasa : 20-30 cc/kg BB Anak : 1. BB < 10 Kg : 100cc/Kg 2. BB 10-20 Kg : 1000 + 50 ml per kenaikan BB 3. BB > 20 Kg : 1500 + 20 ml per kenaikan BBKESEIMBANGAN CAIRAN NORMAL DEWASA
INTAKE Minum =1200ml Makan = 1000ml Oksidasi = 300ml = 2500 ml Perbedaan pemasukan Dan pengeluaran tidak lebih dari 200-400ml OUTPUT Evoporasi = 600 ml Kulit = 300 ml Feses = 100ml Urin = 1500m = 2500mlInsesible water loss (IWL): 5 – 10 cc/kgBB/hari
Kehilangan akibat demam 10 % kebutuhan/hari
Balance Cairan = Intake – Output
Intake : Cairan Enteral & Cairan parenteral
Output : Urine, Drain, IWL, Muntah, BAB Cair.
IWL : 10 – 15 cc/kgbb/24 jam
Setiap kenaikan suhu 1°ditambah 10%
DIURESIS = Jumlah urine : BB : Jam produksi urine
8/22/201 9
Osmolaritas
Osmolalitas merupakan konsentrasi total
dari bahan yang terlarut per liter larutan.
Pergerakan air sangat tergantung pada
konsentrasi Na+
JENIS JENIS CAIRAN INTRAVENA
• KRISTALOID
1
• KOLOID
2
• KOMPONEN DARAH
3
KRISTALOID
1. Larutan Isotonik
v
Osmolaritas cairan kurang lebih sama
dengan serum plasma (konsentrasi
natrium sama dengan serum plasma).
v
contoh: Nacl 0,9%, Ringer Laktat, Ringer
2. Larutan Hipotonik
v
Osmolaritas cairan lebih rendah dari
serum plasma (konsentrasi cairan
lebih kecil dari serum plasma)
v
Pemberian cairan hipotonis dapat
mengakibatkan efek dilusi pada
plasma sehingga menyebabkan
pergerakan air dari intravaskuler ke
intertisial.
v
Contoh : Dextrose 5 %, D5%+1/4 Ns,
3. Larutan hipertonik
v
Osmolaritas cairan lebih besar dari serum
plasma (konsentrasi natrium cairan lebih besar
dari serum plasma)
v
Karena konsentrasi osmolaritasnya yang tinggi
dapat menimbulkan pergerakan osmotik, yaitu
bergeraknya air dan elektrolit dari intertisial
dan intrasel ke intravaskuler
Perhitungan Osmolaritas
= 2 (Na +K ) + glukosa +Ureum
18 6,4
KOLOID
v Mengandung protein dengan berat molekul >
30.000, sehingga tidak mudah melarut, stabil akibatnya tidak mudah mengalami
mengalami proses difusi ke ekstravaskuler
vMempunyai kemampuan untuk menarik
cairan intraseluler dan interstitial ke dalam intravaskuler.
vContoh: Sintetik= HES, Dextran 40%, gelatin.
GANGGUAN KESEIMBANGAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Penurunan nilai Na di dalam darah < 135mmol Penyebab :
Ø Muntah, diare, poliuri, perdarahan, efusi, ascites,
edema karena gagal ginjal. Gejala :
ØKelemahan otot, pusing, sakit kepala, hipotensi,
takikardi dan syok (pada hiponatremi berat)
Gangguan Keseimbangan Elektrolit :
Hiponatremi
Koreksi Natrium : Hiponatremi
0,6 x BB x ( 140-N plasma) atau
Kenaikan Natrium di dalam darah > 145mmol PENYEBAB:
ØSering kali iatrogenikpada pasien rawat inap ØTidak mampu mengeluarkan Na
ØDehidrasi
GEJALA
ØRasa haus, hipertensi, edema, kesadaran menurun.
Koreksi dengan penambahan cairan. Cairan D 5% jika penyebabnya kehilangan cairan.
Gangguan Keseimbangan Elektrolit :
Hipernatremi
Rumus pemberian cairan untuk mengatasi hipernatremi
Ion K+ merupakan kation terbanyak dalam cairan intrasel (140meq/liter) Konsentrasi K serum normal 3,5-4,5 meq/L
Penyebab:
ØPemasukan kalium yang kurang, malnutrisi ØK keluar dari gastrointestinal : diare, muntah
ØK keluar dari ginjal : pemakaian deuretik , diabetik
ketoasidosis, alkalosis ( K masuk ke interstisial)
Gejala ;
ØSusunan saraf pusat : disorentasi
ØKardiovaskuler : disritmia, VES, ST Depresi,Gel.T datar/terbalik, kadang
ada gelombang U.
Gangguan Keseimbangan Elektrolit :
Hipokalemi
KOREKSI HIPOKALEMI
Koreksi KCL = (4,5 – Nilai K+) xBB
3
Kardiovaskuler : disritmia, VES, ST Depresi,Gel.T datar/terbalik, kadang ada gelombang U.
Kenaikan kalium di dalam darah > 4,5 meq/L
Penyebab :
ØKelebihan kalium ØGagal ginjal
ØKekurangan Aldosteron ØAsidosis ( K keluar CIS)
Gejala :
ØMual, muntah,diare, kelemahan otot, dapat menyebabkan
kematian karena ventrikel fibrilasi , Gambaran EKG gel. T tinggi, PR interval panjang, ST depresi, QRS melebar.
Gangguan Keseimbangan Elektrolit :
Hiperkalemi
KOREKSI HIPERKALEMI
-
Kalsium glukonas/klorida
-
Mengupayakan agar kalium kembali ke CIS dg
memberikan glukosa & insulin
(Dektrosa 40% 2 cc/kg BB + insulin 0,1 U/kg
BB)
Gambaran EKG gel. T tinggi, PR interval panjang, ST depresi, QRS melebar.
Peran Perawat
ØMengobservasi tanda tanda vital ØObservasi hasil lab. KritisØKolaborasi pemberian natrium hipertonik
ØHal yang harus diperhatikan dalam pemberian
koreksi : Jalur IV line, Kecepatan pemberian, Observasi area pemasangan iv line.Perhatikan osmolaritas cairan
ØMonitoring gambaran EKG ØMonitoring kadar GDS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN GANGGUAN
PENGKAJIAN
A.
RIWAYAT KEPERAWATAN
1.Pola Intake
2.
Pola Eliminasi
3.
Observasi status hidrasi pasien
4.Riwayat penyakit sebelumnya
5.Riwayat pengobatan
PENGKAJIAN
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pengukuran Intake outputcairan
2. Urine (volume, warna, karakteristik) 3. Turgor Kulit
4. Menimbang berat badan 5. Edema
6. Tanda-tanda Vital
7. Nilai CVP yang abnormal
C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Darah Lengkap 2. Ph dan Berat jenis urin
Asuhan Keperawatan berdasarkan
SDKI dan SIKI
A.
Ketidakseimbangan cairan atau resiko
Yaitu: Penurunan , peningkatan atau
percepatan perpindahan cairan dari intra
veskuler, interstisial atau intraseluler
diantaranya :
1. Hipovolemi
2. Hipervolemi
3. Syock
Asuhan Keperawatan berdasarkan
SDKI dan SIKI
B. Ketidakseimbangan elektrolit atau resiko
Yaitu: Perubahan kadar serum elektrolit
diantaranya:
1. Hiponatremia
2. Hipernatremia
3. Hipokalemia
1. Hipovolemia
Defenisi : Penurunan volume cairan intra vaskuler, interstisal, dan/atau intraseluler
Tindakan :
1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (HR meningkat, nadi
teraba lemah,T menurun,turgor kulit menurun, membran mukosa kering, produksi urine menurun, hematokrit
meningkat, dll
2. Hitung balance cairan
3. Berikan asupan cairan oral
4. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak.
Keseimbangan
Cairan
5.
Berikan cairan IV isotonis (NACL
0,9%,RL) untuk rehidrasicairan
ekstraseluler
6.
Berikan cairan hipotonis (glukosa
2,5%,NACL 0,4%) untuk rehidrasi
cairan ekstraseluler
7.
Berikan cairan koloid (albumin) untuk
mengganti cairan intavaskuler
8.
Berikan prouk darah untuk
meningkatkan tekanan onkotik plasma
atau mengganti volume darah
2. Hipervolemia
Defenisi : Peningkatan volume cairan intra vaskuler, interstisal, dan/atau intraseluler
Tindakan
1. Periksa tanda dan gejala hipervolemia
(ortopnea,dipsnea,edema, JVP meningkat repleks hepatojugularis positif,suara nafas tambahan.
2. Identifikasi penyebab hipervolemia
3. Monitor status hemodinamik, intake dan output
cairan, tanda hemokonsentrasi ( kadar natrium, BUN, hematokrit, BJ urine dll), peningkatan
tekanan onkotik plasma.
4. Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang
5.
Batasi asupan cairan dan garam.
6.
Tinggikan kepala tempat tidur 30-40
derajat
7.
Anjurkan melapor jika urine < 0,5
ml/KG/jam selama 6 jam
8.
Anjurkan melapor jika BB bertambah
> 1kg/hari
9.
Kolaborasi dalam pemberian diuretik,
penggantian kalium akibat diuretik
3. Syock
Defenisi : Beresiko mengalami ketidakcukupan aliran arah ke jaringan tubuh, yang dapat mengakibatkan disfungsi selular yang mengancam jiwa
Tindakan
1. Periksa tingkat kesaaran dan respon pupil. 2. Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap
DOTS (deformitas, luka terbuka, nyeri tekan, bengkak)
3. Periksa status kardiopulmonal,status
4.
Pertahankan jalan nafas paten
5.
Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%
6.
Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanik jika
diperlukan
7.
Berikan posisi syock trendelenberg
8.Berikan infus cairan koloid 1-2 L dan
20ml/kgBB pada anak.
9.
Pasan cateter urine untuk menilai produksi
urine
1. Hiponatremia
Defenisi : Penurunan kadar natrium seru/plasma <135mEq/L
Tindakan
1. Identifikasi tanda dan gejala penurunan kadar
natrium ( disorientasi,otor berkedut, sakit kepala, membran mukosa kering,kejang, penurunan kesaaran dll)
2. Identifikasi penyebab hiponatremia
(diare,muntah,puasa dll)
3. Monitor intake dan output cairan,kadar natrium
serum dan urine.
Keseimbangan
Elektrolit
4.
Hitung kebutuhan natrium :
0,6XBBX(Na target-Na saat ini)
5.
Lakukan restriksi cairan (1L/24 jam
jika perlu)
6.
Berikan cairan hipertonis (NACL
3%-5%)
7.
Hindari koreksi natrium > 8 mEq/24
jam
8.
Kolaborasi pemberian diet tinggi
natrium
2. Hipernatremia
Defenisi : Kelebihan kadar natrium serum/plasma >145mEq/L
Tindakan
1. Observasi tanda dan gejala peningkatan kadar
natrium (haus, demam, mual, gelisah, letargi dll)
2. Identifikasi penyebab hipernatremia (infus
NACL berlebih,diabetes, hiperaldosteronisme)
3. Monitor intake dan out put, kadar natrium
4.
Hitung defisit cairan: 4XBBX(Na
saat ini- Na target)
5.
Berikan cairan oral atau IV
berdasarkan protokol defisit
cairan
6.
Berikan diet rendah natrium
7.
Koreksi natrium dengan kecepatan
3. Hipokalemia
Defenisi : Penurunan kadar kalium seru/plasma <3,5mEq/L
Tindakan
1. Observasi tanda dan gejala penurunan
kadar kalium (kelemahan otot. Interval QT memanjang,kelelahan,dll)
2. Identifikasi penyebab hipokalemia
(diare, muntah, pengisapan
nasogastrik,diuetik, peningkatan insulin, dll)
4.
Monitor intake dan output cairan,
kadar kalium dalam darah
5.
Berikan suplemen kalium sesuai
indikasi, diet tinggi kalium
6.
Hindari pemberiaun KCL jika urine
<0,5ml/kgBB/jam
7.
Kolaborasi pemberian KCL oral
(40-80mEq/hari) pada hipokalemi ringan
dan sedang ( kalium 3-3,5 mEq/L)
8.
Kolaborasi pemberian KCL IV 10-20mEq
dlm 100 NACL 0,9/jam paa hipokalemi
berat ( <2,5 mEq/L)
EVALUASI
1. Output urine pasien seimbang dengan intake
cairan
2. Hasil lab dalam batas normal
3. Karakteristik urine menunjukan fungsi ginjal
dengan baik