21 ST
21 STANDANDARAR 81 ELE
•
• TTanganggungung g jawjawab yg ab yg teterperpentinting dari ng dari RS RS dan dan staf adalah staf adalah membmemberikaerikann
a
asusuhhan an dadan n ppeellaayyaannaan n ppaassiieen n yyaanng g eeffeekkttiif f ddaan n aammaann. . HHaal l iinnii
membutuhkan komunikasi yang efektif, kolaborasi dan standardisasi
membutuhkan komunikasi yang efektif, kolaborasi dan standardisasi
p
prroossees s uunnttuuk k mmeemmaassttiikkaan n bbaahhwwa a rreennccaannaa, , kkoooorrddiinnaassii, , ddaann
implementasi asuhan mendukung dan merespons setiap kebutuhan
implementasi asuhan mendukung dan merespons setiap kebutuhan
unik pasien dan target.
unik pasien dan target.
•
• Area asuhan resiko tinggArea asuhan resiko tinggi (termasuk resui (termasuk resusitasi, transsitasi, transfusi, transfusi, transplantasplantasii
or
orgagan/ n/ jajariringnganan) ) dadan n aasusuhahan n ununtutuk k reresisiko ko titingnggi gi atatau au kekebubuttuhuhanan
populasi khusus yg membutuhkan perhatian tambahan.
populasi khusus yg membutuhkan perhatian tambahan.
•
• AsuAsuhan han paspasien ien dildilakuakukan oleh kan oleh PPPPA dengA dengan an banbanyak disiplyak disiplin in dan staf dan staf
klinis lain. Semua staf yg terlibat dlm asuhan pasien harus memiliki
klinis lain. Semua staf yg terlibat dlm asuhan pasien harus memiliki
pe peraran n yg yg jejelalas, s, ddititenentutukakan n ololeh eh kokommpepetetennssi i ddan an kekewewenananngagan,n, kr krededenensisialal, , sesertrtififikikasasi, i, huhukukum m dadan n reregugulalasisi, , keketrtramampipilalan n inindidivividudu,, pe pengngetetahahuauan, n, pepengngalalamamanan, , dadan n kekebibijajakakan n RS RS atatau au ururaiaian an tutugagass wewenang (UTW). wewenang (UTW).
Ga
•
• PePelalaksksananaaaan n asasuhuhan an dadan n pepelalayayananan n haharurus s didikokoorordidinanasisikakan n dadann
diintegrasikan oleh semua Profesional Pemberi Asuhan (PPA) dapat
diintegrasikan oleh semua Profesional Pemberi Asuhan (PPA) dapat
dibantu staf klinis lainnya.
dibantu staf klinis lainnya.
•
• Asuhan Asuhan pasien pasien terintegrasiterintegrasi dilaksanakan dgn elemen-elemen antar dilaksanakan dgn elemen-elemen antar
lain:
lain:
DP DPJP JP sesebabagagai i pipimpmpininan an klklininisis/ / keketutua a titim m PPPPAA (Cli (Clinical nical TTeameam
Leader)
Leader)
PPA bekerja sbg tim interdisiplin dgn kolaborasi interprofesional, PPA bekerja sbg tim interdisiplin dgn kolaborasi interprofesional,
menggunakan Alur Klinis terintegrasi/
menggunakan Alur Klinis terintegrasi/ Integrated Clinical Pathway Integrated Clinical Pathway ,,
Pe Pererencncananaaaan n PePemumulalangngan an PaPasisien en teteririntntegegrarasisi// Integrated Integrated Discharge Planning Discharge Planning MaMananajejer r PePelalayayananan n PaPasisienen// C Casase e MaMannagageer r y yg g mmeennjjaaggaa kesinambungan pelayanan kesinambungan pelayanan
••
Keterlibat
Keterlibatan dan
an dan pemberdayaan
pemberdayaan pasien &
pasien & keluar
keluarga
ga dalam
dalam
asuhan bersama
asuhan bersama PP
PPA harus
A harus memastikan:
memastikan:
asuhan direncanakan utk memenuhi
asuhan direncanakan utk memenuhi kebutuhan pasien
kebutuhan pasien
yang unik, berdasarkan asesmen
yang unik, berdasarkan asesmen
rencana asuhan diberikan kepada tiap pasien
rencana asuhan diberikan kepada tiap pasien
respons pasien terhadap asuhan dimonitor
respons pasien terhadap asuhan dimonitor
rencana asuhan dimodifikasi bila perlu, berdasarkan
rencana asuhan dimodifikasi bila perlu, berdasarkan
respons pasien.
Standar PAP.1. RS menetapkan regulasi untuk
pemberian asuhan yang seragam kepada pasien
• Pasien dgn masalah kesehatan dan kebutuhan
pelayanan yg sama berhak mendapat kualitas asuhan
yg sama di RS.
• RS menyediakan tingkat kualitas asuhan yg sama setiap
hari dalam seminggu dan pada setiap shift
.Asuhan pasien yg seragam terefleksi sbb:
a. Akses utk asuhan dan pengobatan, yg memadai, yg diberikan oleh PPA yg kompeten tdk tergantung harinya setiap minggu atau waktunya setiap hari (“3-24-7”).
b. Penggunaan alokasi sumber daya yg sama, a.l. staf klinis dan pemeriksaan diagnostik, utk memenuhi kebutuhan pasien pada populasi yg sama.
c. Pemberian asuhan yg diberikan kpd pasien, contoh pelayanan anestesi, sama di semua unit pelayanan di RS.
d. Pasien dgn kebutuhan asuhan keperawatan yg sama menerima asuhan keperawatan yg setara diseluruh RS
e. Penerapan dan penggunaan regulasi dan form dlm bidang klinis a.l.: metode asesmen IAR (Informasi, Analisis, Rencana), form asesmen awal-asesmen ulang, PPK, Alur Klinis terintegrasi, Pedoman Manajemen Nyeri, regulasi utk berbagai tindakan seperti a.l. Water Sealed Drainage, pemberian transfusi darah, biopsi ginjal, punksi lumbal dsb.
Asuhan pasien yg seragam menghasilkan penggunaan sumber daya secara efisien dan memungkinkan membuat evaluasi hasil asuhan ( outcome) utk
Standar PAP.2.
Ditetapkan proses untuk melakukan integrasi &
koordinasi pelayanan dan asuhan kepada setiap pasien.
• Proses pelayanan dan asuhan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak PPA dan dapat melibatkan berbagai unit pelayanan.
• Kepala unit pelayanan menggunakan alat dan teknik utk melakukan
integrasi dan koordinasi pelayanan dan asuhan lebih baik. (Contoh, asuhan secara tim oleh PPA, ronde pasien multi disiplin, form catatan
perkembangan pasien terintegrasi, manajer pelayanan pasien /case manager ).
• Pelayanan berfokus pd pasien (PCC) diterapkan dalam bentuk Asuhan Pasien Terintegrasi yg bersifat integrasi horizontal dan vertikal. Pada
integrasi horizontal kontribusi profesi masing2 PPA adalah sama
pentingnya/ sederajat. Pada integrasi vertikal pelayanan berjenjang oleh/ melalui berbagai unit pelayanan ketingkat pelayanan yg berbeda, disini peran MPP penting utk integrasi tsb, dengan komunikasi yg intensif/ memadai dengan PPA.
Pelaksanaan Asuhan Pasien Terintegrasi pusatnya adalah pasien,
mencakup elemen sebagai beirkut:
Keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga
DPJP sebagai Ketua tim PPA (Clinical Team Leader).
PPA bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi
interprofesional, mengunakan Panduan Praktik Klinis (PPK),
Panduan Asuhan PPA lainnya, disertai Alur Klinis terintegrasi/
Clinical
Pathway ,
Catatan
Perkembangan
Pasien
Terintgrasi/CPPT.
Perencanaan
Pemulangan
Pasien/ Discharge
Planning
terintegrasi
Asuhan Gizi Terintegrasi
• Pendokumentasian di rekam medis merupakan alat untuk
memfasilitasi dan menggambarkan integrasi dan koordinasi asuhan. Secara khusus, setiap PPA mencatat observasi dan pengobatan di rekam medis pasien. Demikian juga, setiap hasil atau kesimpulan dari rapat tim atau diskusi pasien dicatat dalam CPPT.
Dokter Perawat Bidan Apoteker Nutrisionis Dietisien Teknisi Medis (Penata-Anestesi) Terapis Fisik
(Skrining, “ Periks a Pas ien”) Anamnesa, pemeriksaan, pemeriksaan lain /
penunjang, dsb
Menetapkan Diagnosis / Masalah / Kondisi
Untuk meng identifi kas i K ebutuhan Yan Pasien Merumuskan rencana dan sasaran terukur
Untuk memenuhi K ebutuhan Yan Pas ien
Proses Asuhan Pasien
Patient Care
Asesmen Awal Asesmen Ulang SOAP Asesmen Ulang Pencatatan: PPA :Asesme
asie
1. In ormas diku pu ka na nf rmas3. encana Asuhan/Plan of Car
emberian elayanan,
Implementas
encana
Intervensi, Monitoring
1 2 Diagram IARAsuhan Terintegras
2. DPJP sbg Clinical Leader PAP, AP)
3. PPA sbg Tim, Kolaborasi Interprofesional. AP, PAP, SKP, TKRS, MKE) 4. CPPT Catata Perkembangan Pasien Terintegrasi AP,PAP)
5. Kolaborasi Pendidikan Pasien. HPK, MKE)
6. Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager ARK, PAP) 7. Integrated Clinical Pathway. PMKP)
8. Integrated Discharge Planning. ARK)
Integrasi Intra-Inter PPA (AP 4, SKP 2, TKRS 3.2, MKE 5)
Integrasi Inter Unit (PAP 2, ARK 3.1, TKRS 3.2, MKE 5)
Integrasi PPA-Pasien (HPK 2, 2.1, 2.2, AP 4, MKE 6)
Perawat/
Bidan
Apoteker
Nurisionis
Dietisien
Psikologi
Klinis
Lainnya
Terapis
Fisik
Teknisi Medis
Penata Anestesi Profesional Pemberi Asuhan :mereka yg secara langsung memberikan asuhan kpd pasien, a.l. dokter, perawat, bidan, ahli gizi, apoteker, psikolog klinis
PPA Tugas Mandiri, Tugas Kolaboratif, Clinical Team Leader
DPJP
Profesional Pember AsuhanPCC
Fisio terapis Perawat Apoteker Ahli Gizi Analis Radio grafer Lainnya Dokter Keluarga Yan Keuangan/ Billing Asuransi Perusahaan/ Employer BPJS Yan Kes / RS Lain Clinical Leader : • Kerangka pokok asuhan • Koordinasi • Kolaborasi • Sintesis • Interpretasi • Review • Integrasi asuhan Pasien Keluarga DPJP Case Manager
Pasien
Keluarga
Case
Manager
MPP
• RS
• PPA
• Rohaniwan
• Unit2
• Keuangan
• Pembayar
• Perusahaan
• Asuransi
(Laison “Jembatan”)Standar PAP.2.1.
Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan
didokumentasikan
• Rencana asuhan menjelaskan asuhan dan pengobatan/tindakan yg diberikan kpd seorang pasien. Rencana asuhan memuat satu paket tindakan yg dilakukan oleh PPA utk memecahkan atau mendukung diagnosis yg ditegakkan melalui asesmen. Tujuan utama dari
rencana asuhan adalah untuk memperoleh hasil klinis yg optimal. • Proses perencanaan bersifat kolaboratif menggunakan data berasal
dari asesmen awal dan asesmen ulang yg dilakukan oleh dokter dan PPA lainnya (perawat, ahli gizi, apoteker dsb) utk mengetahui dan menetapkan prioritas tindakan, prosedur, dan asuhan PPA lainnya utk memenuhi kebutuhan pasien.
• Salah satu cara untuk membuat rencana asuhan adalah
mengetahui dan menetapkan sasaran2.
• Sasaran terukur dapat dipilih oleh DPJP dan bekerja sama
dgn perawat dan PPA lainnya. Sasaran terukur dapat diamati,
dapat dicapai terkait asuhan pasien dan dari hasil klinis yg
diharapkan. Sasaran ini harus realistik, spesifik pada pasien,
dan harus terkait waktu utk mengukur kemajuan dan hasil
terkait rencana asuhan. Contoh dari sasaran realistik dan
terukur sbb:
Kondisi pasien kembali dgn fungsi (out put) jantung stabil
melalui detak jantung, irama jantung, tekanan darah berada di
kisaran normal.
Pasien dapat menunjukkan mampu memberi sendiri suntikan insulin sebelum pasien
pulang keluar dari RS
Pasien mampu berjalan dengan “walker” (alat bantu untuk berjalan)
menuju ruangan tamu dan kedua kakinya mampu menanggung beban
KARS, Nico A. Lumenta 18
Contoh
Rencana Asuhan Terintegrasi Std PAP 2.1 EP 3
19
Gambaran kegiatan Clinical Leader, sbg “motor” integrasi asuhan
1.
DPJP
Secara rutin saat visit pasien tiap pagi DPJP membaca CPPT semua
info (24 jam), dari semua PPA, terkait asesmen, perkembangan
pasien, pelaksanaan pelayanan, juga dari form lain, antaralain :
“Nurse’s note”, Form
gizi, dll.
2. Melakukan review, interpretasi, sintesis dari rencana dan
pelaksanaannya.
3. Menyusun skala prioritas
4. Memberi catatan / notasi pd CPPT utk a.l. perhatian, koreksi,
arahan, instruksi dsb sebagai wujud integrasi !!
5. Atau bila asuhan sudah sesuai dgn rencana & sasaran, cukup
memberi paraf (di kolom verifikasi) pada setiap lembar CPPT, beri
Tgl, Jam
Profesional Pemberi
Asuhan
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN
(Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf pada akhir catatan)
Instruksi PPA Termasuk Pasca Bedah (Instruksi ditulis dgn rinci dan jelas) REVIEW & VERIFIKASI DPJP
(Tulis Nama, beri Paraf, Tgl, Jam) (DPJP harus membaca/merevi ew seluruh Rencana Asuhan) 2/2/2015 Jm 8.00 2/2/2015 Jm 8.30 Perawat Dokter
S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam O : skala nyeri VAS : 7
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m A : Nyeri akut arthritis gout
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4
Paraf..
S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi
O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd palpasi.
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari.
Paraf … Dst…. • Monitoring nyeri tiap 30’ • Lapor DPJP • Kolaborasi pemberian anti inlamasi & analgesic
*Lapor 2 jam lagi skala nyeri
*Foto Ro Lutut hari
ini bila nyeri
mereda/toleransi cukup
Paraf DPJP
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Kolaborasi PPA melalui CPPT
Standar PAP.2.2.
Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur
metoda memberi instruksi.
• Banyak kegiatan asuhan pasien membutuhkan seorang PPA yg
kompeten dan berwenang utk menuliskan instruksi yg harus di catat di rekam medik pasien. Kegiatan ini meliputi, misalnya instruksi utk pemeriksaan di lab (a.l. termasuk lab Patologi Anatomi), memesan obat, asuhan keperawatan khusus, terapi nurtrisi dsb.
• Instruksi ini harus dapat tersedia dgn mudah jika instruksi harus dilaksanakan secepat mungkin. Menempatkan instruksi dilembar umum atau di tempat tertentu di dalam berkas rekam medik
• Instruksi tertulis membantu staf mengerti kekhususan perintah, kapan harus dilaksanakan, siapa harus melaksanakannya dan bersifat delegatif atau mandat. Instruksi tertulis dapat juga diberikan di form tersendiri atau diberikan dgn sistem elektronik sesuai regulasi RS.
• Setiap RS harus mengatur :
Jenis instruksi harus tertulis dan dicatat
Permintaan pemeriksaan semua lab (a.l. termasuk pemeriksaan lab PA), dan diagnostik imajing tertentu harus disertai indikasi klinik.
Pengecualian dalam keadaan khusus, seperti a.l. di unit GD, unit intensif
Siapa yg diberi kewenangan memberi instruksi, dimana perintah diletakkan di dalam berkas rekam medik pasien (lihat juga SKP 2; PKPO 4; PKPO 1; PKPO 4.2; PKPO 4.3; MIRM 1.10 MIRM 11)
Tgl, Jam
Profesional Pemberi
Asuhan
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN
(Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf pada akhir catatan)
Instruksi PPA Termasuk Pasca Bedah (Instruksi ditulis dgn rinci dan jelas) REVIEW & VERIFIKASI DPJP
(Tulis Nama, beri Paraf, Tgl, Jam) (DPJP harus membaca/merevi ew seluruh Rencana Asuhan) 2/2/2015 Jm 8.00 2/2/2015 Jm 8.30 Perawat Dokter
S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam O : skala nyeri VAS : 7
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m A : Nyeri akut arthritis gout
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4
Paraf..
S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi
O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd palpasi.
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari.
Paraf … Dst…. • Monitoring nyeri tiap 30’ • Lapor DPJP • Kolaborasi pemberian anti inlamasi & analgesic
*Lapor 2 jam lagi skala nyeri
*Foto Ro Lutut hari
ini bila nyeri
mereda/toleransi cukup
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Paraf DPJP
Kolaborasi PPA melalui CPPT
24 TGL -JAM PROFESI ONAL PEMBERI ASUHAN HASIL ASESMEN PENATALAKSANAAN PASIEN (Tulis dengan format SOAP/ADIME,
disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf pada akhir catatan)
INSTRUKSI PPA TERMASUK PASCA BEDAH (Instruksi ditulis dgn rinci dan jelas) REVIEW & VERIFIKASI DPJP (Tulis Nama, beri Paraf, Tgl, Jam) (DPJP harus membaca/ mereview seluruh Rencana Asuhan)
25 2/2/2015 Jm 8.00 2/2/2015 Jm 8.30 Perawat Dokter
S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam O : skala nyeri VAS : 7
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m A : Nyeri akut arthritis gout
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4
Paraf..
S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi
O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd palpasi.
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. Paraf … Dst…. - Monitoring nyeri tiap 30’ - Lapor DPJP - Kolaborasi pemberian anti inlamasi & analgesic *Lapor 2 jam lagi skala nyeri *Foto Ro Lutut hari ini bila nyeri mereda /toleransi cukup
Standar PAP.2.3.
RS menetapkan regulasi ttg tindakan klinik dan diagnostik
yg diminta, dilaksanakan dan diterima hasilnya serta di
simpan di berkas rekam medis pasien
• Maksud dan tujuan pada standar 2.3 , contoh tindakan seperti ini adalah endoskopi, kateterisasi jantung, terapi radiasi, CT Scan dll tindakan invasif juga pada pemeriksaan lab (PK, PA) juga pada radiologi intervensional dan non invasif.
• Informasi tentang siapa yg meminta prosedur/ tindakan ini dan alasannya dicatat dan dimasukkan di dalam berkas rekam medis pasien.
• Di rawat jalan bila dilakukan tindakan diagnostik invasif/ berisiko, termasuk pasien yg dirujuk dari luar, juga harus dilakukan asesmen serta pencatatannya dalam rekam medis.
Standar PAP.2.4.
Pasien & keluarga diberi tahu tentang hasil asuhan
dan pengobatan termasuk hasil asuhan yg tidak
diharapkan.
• Asuhan dan proses pengobatan merupakan siklus berkesinambungan dari asesmen dan asesmen ulang, perencanaan dan pemberian asuhan, dan evaluasi hasil.
• Pasien & keluarga diberitahukan tentang hasil dari proses asesmen, tentang perencanaan asuhan dan pengobatan dan diikutsertakan dalam pengambilan keputusan.
• Langkah asuhan bersifat siklis sehingga pasien perlu diberi informasi tentang hasil asuhan, perkembangan dan pengobatan, termasuk informasi tentang hasil asuhan yg tidak diharapkan.
• Pemberian informasi tersebut dilakukan oleh PPA terkait, • Untuk KTD informasi disampaikan oleh DPJP.
Pemberian informasi Juga KTD
CONTOH FORMULIR KOMUNIKASI-EDUKASI HARIAN
Tgl jam Uraian Penjelasan/ Isi Komunikasi Pemberi Penjelasan Pasien/KeluargaNama Paraf Nama Paraf
Nama pasien : No MR:
PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI
DAN
PENYEDIAAN PELAYANAN RISIKO
TINGGI
1. Yan Kasus Emergensi 2. Yan Resusitasi
3. Yan Pasien dgn Ventilator & Koma
4. Yan Penyakit Menular 5. Yan Pasien
Imunosupres 6. Yan Dialisis
7. Yan Pasien Restraint 8. Yan Lansia – Anak –
Berisiko Kekerasan 9. Yan Kemoterapi
10.Yan lain yg berisiko
1. Yan Transfusi Darah / Produk Darah
2. Yan Penyakit Menular 3. Yan Dialisis
4. Yan Kemoterapi
5. Yan yg berisiko tinggi lainnya
Standar PAP.3
RS menetapkan regulasi bhw asuhan pasien resiko tinggi dan pemberian pelayanan resiko tinggi diberikan berdasar panduan
praktek klinis, dan peraturan perUUan
Pasien
yang berisiko
tinggi
Pelayanan
yang berisiko
tinggi
•
RS memberi asuhan kpd pasien utk berbagai
kebutuhannya atau kebutuhan pd keadaan kritis.
•
Anak-anak dan Lansia biasanya dimasukkan ke
dalam golongan ini krn mereka biasanya tidak dapat
menyampaikan keinginannya, tidak mengerti proses
asuhan yg diberikan dan tidak dapat ikut serta dalam
mengambil keputusan terkait dirinya.
•
Sama juga halnya dgn pasien darurat yg ketakutan,
koma, bingung, tidak mampu memahami proses
asuhannya apabila pasien harus diberikan asuhan
cepat dan efisien.
RS menetapkan dan melaksanakan regulasi utk pasien risiko
tinggi dan pelayanan risiko tinggi.
Untuk pasien risiko tinggi meliputi:
pasien emergensi;
pasien dengan penyakit menular;
pasien koma;
Pasien dengan alat bantuan hidup dasar;
pasien
“immuno
-
suppressed”
;
pasien dialysis;
pasien dengan restraint;
pasien dengan risiko bunuh diri;
pasien yg menerima kemoterapi;
populasi pasien rentan, lansia, anak-anak, dan pasien
berisiko tindak kekerasan atau diterlantarkan dan
Untuk pelayanan risiko tinggi meliputi:
pelayanan pasien dgn penyakit menular;
pelayanan pasien yg menerima dialisis;
pelayanan pasien yg menerima kemoterapi;
pelayanan pasien yg menerima radioterapi;
pelayanan pasien risiko tinggi lainnya (misalnya terapi
hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi)
34
*Standar PAP.3.1
early warning s ys tem
(EWS)
*Standar PAP.3.2 yan resusitasi -
“Code Blue”*Standar PAP.3.3 pelayanan darah dan produk darah.
*Standar PAP.3.4 asuhan dgn peralatan bantu hidup dasar
atau yang koma.
*Standar PAP.3.5 asuhan pasien dgn penyakit menular dan
yg daya tahannya diturunkan
(immune-supres s ed)
*Standar PAP.3.6 asuhan pasien dialisis (cuci darah)
*Standar PAP.3.7 penggunaan alat penghalang
(res traint)
*Standar PAP.3.8 asuhan pasien usia lanjut, mereka yg
cacat, anak-anak dan mereka yg berisiko disiksa.
*Standar PAP.3.9 asuhan pada pasien yg mendapat
kemoterapi atau pelayanan lain yg berisiko tinggi.
DETEKSI (MENGENALI) PERUBAHAN KONDISI PASIEN
➢ Standar PAP.3.1.
Staf klinis dilatih untuk mendeteksi (mengenali) perubahan kondisi pasien memburuk dan mampu melakukan tindakan.
EWS – Early Warning System
• Ada kriteria fisiologis yg dapat membantu staf utk mengenali sedini mungkin pasien yg kondisinya memburuk.
• Hal ini dapat diketahui dgn
early warning s ys tem
(EWS)• Penerapan
E WS
membuat staf mampu mengidentifikasi keadaan pasien memburuk sedini mungkin dan bila perlu mencari bantuan dari staf yg kompeten. Dgn demikian, hasil asuhan akan lebih baik. • Pelaksanaan EWS dapat dilakukan dgn menggunakan sistem skor. PELAYANAN RESUSITASI
Standar PAP.3.2.
Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area RS
• Pelayanan resusitasi diartikan sbg intervensi klinis pada pasien atau korban yg mengalami kejadian mengancam hidupnya, spt henti jantung atau paru. Pd saat henti jantung atau paru, pemberian
kompresi pd dada atau bantuan pernapasan akan berdampak pd hidup atau matinya pasien, setidak2nya menghindari kerusakan jaringan otak.
• Resusitasi yg berhasil pd pasien dgn henti jantung-paru, tergantung pd intervensi yg kritikal/penting, spt secepat mungkin dilakukan defibrilasi dan bantuan hidup lanjut (advance) yg akurat
24 jam setiap hari.
“Code lue”
code blue . Pelayanan spt ini harus tersedia utk semua pasien, selama
Bantuan hidup dasar harus dilakukan secepatnya saat
diketahui ada tanda henti jantung-paru, dan proses
pemberian bantuan hidup kurang dari 5 (lima) menit.
Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area RS, termasuk
peralatan medis dan staf terlatih, berbasis bukti klinis dan
populasi pasien yg dilayani (contoh, jika RS mempunyai
populasi
pediatri,
peralatan
medis
utk
resusitasi
pediatri). Catatan: seluruh area RS dimana tindakan dan
pelayanan diberikan, termasuk area tindakan diagnostik di
gedung terpisah dari gedung RS.
Maksud dan Tujuan PAP.3.3 s/d PAP.3.9.
Regulasi harus dibuat secara khusus utk kelompok pasien yg
berisiko atau pelayanan yg berisiko tinggi, agar tepat dan efektif dlm
mengurangi risiko terkait. Sangatlah penting bhw kebijakan dan
prosedur mengatur:
a) Bagaimana perencanaan dibuat, termasuk identifikasi perbedaan
pasien dewasa dan anak-anak atau keadaan khusus lain.
b) Dokumentasi yg diperlukan oleh pelayanan secara tim utk bekerja
dan berkomunikasi secara efektif.
c) Pertimbangan persetujuan khusus bila diperlukan.
d) Persyaratan pemantauan pasien
e) Kompetensi atau ketrampilan yg khusus dari staf yg terlibat dlm
proses asuhan.
PELAYANAN DARAH
Standar PAP.3.3
Pelayanan darah dan produk darah dilaksanakan sesuai
peraturan perundang-undangan.
• Pelayanan darah dan produk darah harus diberikan sesuai peraturan perUUan meliputi antaralain. :
a) pemberian persetujuan (informed consent) b) pengadaan darah
c) identifikasi pasien d) pemberian darah e) monitoring pasien
f) identifikasi dan respons thd reaksi transfusi
• Staf yg kompeten dan berwenang melaksanakan pelayanan darah dan produk darah serta melakukan monitoring dan evaluasi.
PELAYANAN PASIEN KOMA DAN YANG MENGGUNAKAN VENTILATOR
Standar PAP.3.4
RS menetapkan regulasi tentang asuhan pasien yg
menggunakan alat bantu hidup dasar atau pasien koma
Elemen Penilaian PAP.3.4
1. Ada regulasi ttg asuhan pasien alat bantu hidup
dasar atau pasien koma. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien dgn alat bantu
hidup sesuai regulasi (D,W).
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien koma sesuai
regulasi (D,W).
Pasien Koma, Ventilator
PELAYANAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR DAN MEREKA YANG DAYA TAHANNYA DITURUNKAN
(
IMMUNO
-
S UP PR E S S E D
)
Standar PAP.3.5.
Regulasi mengarahkan asuhan pasien dengan penyakit
menular dan immuno-suppressed.
Elemen Penilaian PAP 3.5.
1. Ada regulasi ttg asuhan pasien dgn penyakit menular
dan
immuno- s uppres s ed
(R).
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien dgn penyakit
menular sesuai regulasi (D,W).
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien i
mmuno- s uppres s ed
sesuai regulasi (D,W).
Pasien dgn penyakit menular, immunosupressed
PELAYANAN PASIEN DIALISIS
Standar PAP.3.6.
Regulasi mengarahkan asuhan pasien dialisis (cuci
darah)
Elemen Penilaian PAP.3.6.
1. Ada regulasi ttg asuhan pasien dialisis (R).
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien dialisis sesuai
regulasi (D,W).
3. Ada bukti dilakukan evaluasi kondisi pasien secara
berkala. (D,W)
Dialisis
PELAYANAN PASIEN RESTRAINT
Standar PAP.3.7.
Rumah sakit menetapkan pelayanan penggunaan alat
penghalang
(res traint).
Elemen Penilaian PAP.3.7.
1.Ada regulasi pelayanan penggunaan alat penghalang
(restraint) (R).
2.Ada bukti pelaksanaan pelayanan penggunaan alat
penghalang (restraint) sesuai regulasi (D,W).
3.Ada bukti dilakukan evaluasi pasien secara berkala.
(D,W)
Mengurangi/menekan RISIKO Restraint
PELAYANAN PASIEN POPULASI KHUSUS
Standar PAP.3.8.
RS memberikan pelayanan khusus terhadap pasien usia
lanjut, mereka yg cacat, anak-anak dan populasi yg
berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya, termasuk pasien
dgn risiko bunuh diri
Elemen Penilaian PAP.3.8.
1. Ada regulasi ttg pelayanan khusus thd pasien yg lemah, lanjut
usia, anak dan yg dgn ketergantungan bantuan, serta populasi yg berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dgn
risiko bunuh diri. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien yg lemah, lanjut usia yg tidak mandiri menerima asuhan sesuai regulasi. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien anak dan anak dgn ketergantungan sesuai regulasi. (D,W)
4. Ada bukti pelaksanaan asuhan thd populasi pasien dgn risiko kekerasan dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dgn risiko bunuh diri sesuai regulasi. (D,W)
Mengurangi/menekan RISIKO
PELAYANAN PASIEN KEMOTERAPI DAN TERAPI LAIN YANG BERISIKO TINGGI
Standar PAP.3.9.
RS memberikan pelayanan khusus thd pasien yg
mendapat kemoterapi atau pelayanan lain yg berisiko
tinggi (misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan radiologi
intervensi)
Elemen Penilaian PAP.3.9.
1. Ada regulasi ttg pelayanan khusus thd pasien yg
mendapat kemoterapi atau pelayanan lain yg berisiko
tinggi. (R)
2. Ada bukti pelaksanaan pelayanan pasien yg mendapat
kemoterapi sesuai regulasi. (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan pelayanan risiko tinggi lain
(misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan radiologi
intervensi) sesuai regulasi (D,W)
Mengurangi/menekan RISIKO- Kemoterapi
MAKANAN DAN TERAPI GIZI
Elemen Penilaian PAP.4.
1. RS menetapkan regulasi yg berkaitan dgn pelayanan gizi. (R)
2. RS menyediakan makanan sesuai dgn kebutuhan pasien.
(D,O,W)
3.Ada bukti proses pemesanan makanan pasien sesuai status
gizi dan kebutuhan pasien dan dicatat di rekam medis (D,W)
4. Makanan disiapkan dan disimpan dgn mengurangi risiko
kontaminasi dan pembusukan. (O,W)
5. Distribusi makanan dilaksanakan tepat waktu sesuai
kebutuhan. (D,O,W)
6. Jika keluarga membawa makanan bagi pasien, mereka diberi
edukasi ttg pembatasan diet pasien dan risiko kontaminasi
serta pembusukan sesuai regulasi. (D,O,W,S)
7. Makanan yg dibawa keluarga atau orang lain disimpan secara
benar utk mencegah kontaminasi (D,O,W)
➢
Standar PAP.4.
Tersedia berbagai pilihan makanan, sesuai dgn status
gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinisnya
➢
Maksud dan Tujuan PAP.4.
• Pilihan makanan disesuaikan dgn umur, budaya, pilihan,
rencana asuhan, diagnosis pasien termasuk juga a.l. diet
khusus spt rendah kolesterol, diet diabetes.
• Berdasar asesmen kebutuhan dan rencana asuhan, DPJP
atau PPA lain yg kompeten, memesan makanan dan nutrisi
lainnya utk pasien.
• Pasien berhak menentukan makanan sesuai dgn nilai yg
dianut. Bila memungkinkan, pasien ditawarkan pilihan
makanan yg konsisten dgn status gizi.
• Jika keluarga pasien/ orang lain mau membawa makanan utk
pasien, kpd mereka diberi edukasi ttg makanan yg merupakan
kontra indikasi thd rencana,
kebersihan (hygiene) makanan
dan kebutuhan asuhan pasien, termasuk informasi terkait
interaksi obat dan makanan.
• Makanan yg dibawa oleh keluarga/ orang lain disimpan dgn
benar utk mencegah kontaminasi.
Standar PAP.5.
Pasien dengan risiko nutrisi menerima terapi gizi
terintegrasi.
Elemen Penilaian PAP.5.
1. RS menetapkan regulasi utk terapi gizi terintegrasi.
(R)
2. Ada bukti pemberian terapi gizi terintegrasi pada
pasien risiko nutrisi. (D,W)
3. Asuhan
gizi
terintegrasi
mencakup
rencana,
pemberian, dan monitor terapi gizi (D,W)
4. Evaluasi dan monitoring terapi gizi dicatat di rekam
medis pasien (lihat AP.2 EP 1) (D)
Maksud dan Tujuan PAP.5.
•
Pasien pd asesmen awal di skrining utk risiko
nutrisi.
•
Pasien ini dikonsultasikan ke ahli gizi utk dilakukan
asesmen lebih lanjut. Jika ditemukan risiko nutrisi,
dibuat rencana terapi gizi dan dilaksanakan.
•
Kemajuan keadaan pasien dimonitor dan dicatat di
rekam medis pasien.
•
DPJP, perawat, ahli gizi, dan keluarga pasien
PENGELOLAAN NYERI
Elemen Penilaian PAP.6
1. RS menetapkan regulasi pelayanan pasien utk mengatasi
nyeri. (R)
2. Pasien nyeri menerima pelayanan utk mengatasi nyeri sesuai
kebutuhan. (D,W)
3. Pasien & keluarga diberi edukasi ttg pelayanan utk
mengatasi nyeri sesuai dgn latar belakang agama, budaya,
nilai2 pasien & keluarga. (D,W)
4. Pasien & keluarga diberi edukasi ttg kemungkinan timbulnya
nyeri akibat tindakan yg terencana, prosedur pemeriksaan
dan pilihan yg tersedia utk mengatasi nyeri. (D,W,S)
5. RS melaksanakan pelatihan pelayanan utk mengatasi nyeri
utk staf (D,W)
Standar PAP.6.
Rumah sakit menetapkan pelayanan pasien untuk
mengatasi nyeri.
Maksud dan Tujuan PAP.6.
•
Nyeri dapat diakibatkan oleh kondisi, penyakit
pasien, dari tindakan atau pemeriksaan yg dilakukan.
•
Sbg bagian dari rencana asuhan, pasien diberi
informasi ttg kemungkinan timbulnya nyeri akibat dari
tindakan, atau prosedur pemeriksaan, dan pasien
diberitahu pilihan yg tersedia utk mengatasi nyeri.
•
Apapun yg menjadi sebab timbulnya nyeri, jika tidak
dapat diatasi akan berpengaruh secara fisik maupun
psikologis.
•
Pasien dgn nyeri dilakukan asesmen dan pelayanan
(Maksud dan Tujuan PAP.6.)
Berdasar cakupan asuhan yg diberikan, RS menetapkan
proses utk melakukan skrining, asesmen dan pelayanan
utk mengatasi nyeri meliputi:
identifikasi pasien utk rasa nyeri pada asesmen awal
dan asesmen ulang
memberi informasi kpd pasien bhw nyeri dapat
disebabkan oleh tindakan atau pemeriksaan
melaksanakan pelayanan utk mengatasi nyeri, terlepas
dari mana nyeri berasal
melakukan komunikasi
dan edukasi kpd pasien &
keluarga perihal pelayanan utk mengatasi nyeri sesuai
dgn latar belakang agama, budaya, nilai2 pasien &
keluarga
melatih PPA ttg asesmen dan pelayanan utk mengatasi
PELAYANAN DALAM TAHAP TERMINAL
Standar PAP.7.
RS memberikan asuhan pasien menjelang ajal dgn
memperhatikan kebutuhan pasien & keluarga dan
mengoptimalkan kenyamanan dan martabat pasien dan
didokumentasikan dlm rekam medis.
Elemen Penilaian PAP.7
1. Ada regulasi ttg asesmen awal dan ulang pasien dlm tahap
terminal meliputi a) s/d i) di maksud dan tujuan. (R)
2. Ada bukti skrining dilakukan pd pasien yg diputuskan dgn
kondisi harapan hidup yg kecil sesuai regulasi (D,W)
3. Pasien dalam tahap terminal dilakukan asesmen awal dan
asesmen ulang (D,W)
4. Hasil asesmen menentukan asuhan dan layanan yg
diberikan. (D,W)
5. Asuhan dlm tahap terminal memperhatikan rasa nyeri
pasien (lihat juga HPK.2.2) (D, W)
Maksud dan Tujuan PAP.7
Asesmen dan asesmen ulang bersifat individual agar sesuai dgn
kebutuhan pasien dlm tahap terminal (dying) dan keluarganya.
Asesmen dan asesmen ulang harus menilai kondisi pasien, seperti:
a) gejala mual dan kesulitan pernapasan
b) faktor yg memperparah gejala fisik
c) manajemen gejala sekarang dan respons pasien
d) orientasi spiritual pasien & keluarga, keterlibatan dlm kelompok
agama tertentu
e) keprihatinan spiritual pasien & keluarga, seperti putus asa,
penderitaan, rasa bersalah
f) status psiko sosial pasien & keluarganya, spt kekerabatan,
kelayakan
perumahan,
pemeliharaan
lingkungan,
cara
mengatasi, reaksi pasien dan keluarganya menghadapi penyakit
g) kebutuhan bantuan atau penundaan layanan utk pasien dan
keluarganya
h) kebutuhan alternatif layanan atau tingkat layanan
i) faktor risiko bagi yg ditinggalkan dlm hal cara mengatasi dan
potensi reaksi patologis atas kesedihan.
Standar PAP.7.1
RS memberikan pelayanan pasien dlm tahap terminal dgn
memperhatikan kebutuhan pasien dan keluarga dan
mengoptimalkan kenyamanan dan martabat pasien dan
didokumentasikan dlm rekam medis.
Elemen Penilaian PAP.7.1
1. RS menetapkan regulasi ttg pelayanan pasien dlm tahap terminal meliputi a) s/d f) di maksud dan tujuan. (R)
2. Staf diedukasi ttg kebutuhan unik pasien dlm tahap terminal (D, W)
3. Pelayanan pasien dlm tahap terminal memperhatikan gejala, kondisi, kebutuhan kesehatan atas hasil asesmen (lihat PAP.1.7 EP 1) (D, W)
4. Pelayanan pasien dlm tahap terminal memperhatikan upaya mengatasi rasa nyeri pasien (lihat juga HPK.2.2) (D,W) ***
5. Pelayanan pasien dlm tahap terminal memperhatikan kebutuhan biopsikososial, emosional, budaya dan spiritual. (D,W)
6. Pasien & keluarga dilibatkan dlm keputusan asuhan termasuk keputusan ttg
do not
cit t
(DNR) (lihat juga HPK.2) (D, W)