• Tidak ada hasil yang ditemukan

SNARS PAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SNARS PAP"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

21 ST

21 STANDANDARAR 81 ELE

(4)

• TTanganggungung g jawjawab yg ab yg teterperpentinting dari ng dari RS RS dan dan staf adalah staf adalah membmemberikaerikann

a

asusuhhan an dadan n ppeellaayyaannaan n ppaassiieen n yyaanng g eeffeekkttiif f ddaan n aammaann. . HHaal l iinnii

membutuhkan komunikasi yang efektif, kolaborasi dan standardisasi

membutuhkan komunikasi yang efektif, kolaborasi dan standardisasi

p

prroossees s uunnttuuk k mmeemmaassttiikkaan n bbaahhwwa a rreennccaannaa, , kkoooorrddiinnaassii, , ddaann

implementasi asuhan mendukung dan merespons setiap kebutuhan

implementasi asuhan mendukung dan merespons setiap kebutuhan

unik pasien dan target.

unik pasien dan target.

• Area asuhan resiko tinggArea asuhan resiko tinggi (termasuk resui (termasuk resusitasi, transsitasi, transfusi, transfusi, transplantasplantasii

or

orgagan/ n/ jajariringnganan) ) dadan n aasusuhahan n ununtutuk k reresisiko ko titingnggi gi atatau au kekebubuttuhuhanan

populasi khusus yg membutuhkan perhatian tambahan.

populasi khusus yg membutuhkan perhatian tambahan.

• AsuAsuhan han paspasien ien dildilakuakukan oleh kan oleh PPPPA dengA dengan an banbanyak disiplyak disiplin in dan staf dan staf 

klinis lain. Semua staf yg terlibat dlm asuhan pasien harus memiliki

klinis lain. Semua staf yg terlibat dlm asuhan pasien harus memiliki

pe peraran n yg yg jejelalas, s, ddititenentutukakan n ololeh eh kokommpepetetennssi i ddan an kekewewenananngagan,n, kr krededenensisialal, , sesertrtififikikasasi, i, huhukukum m dadan n reregugulalasisi, , keketrtramampipilalan n inindidivividudu,, pe pengngetetahahuauan, n, pepengngalalamamanan, , dadan n kekebibijajakakan n RS RS atatau au ururaiaian an tutugagass wewenang (UTW). wewenang (UTW).

Ga

(5)

• PePelalaksksananaaaan n asasuhuhan an dadan n pepelalayayananan n haharurus s didikokoorordidinanasisikakan n dadann

diintegrasikan oleh semua Profesional Pemberi Asuhan (PPA) dapat

diintegrasikan oleh semua Profesional Pemberi Asuhan (PPA) dapat

dibantu staf klinis lainnya.

dibantu staf klinis lainnya.

• Asuhan Asuhan pasien pasien terintegrasiterintegrasi dilaksanakan dgn elemen-elemen antar  dilaksanakan dgn elemen-elemen antar 

lain:

lain:

  DP  DPJP JP sesebabagagai i pipimpmpininan an klklininisis/ / keketutua a titim m PPPPAA   (Cli  (Clinical nical TTeameam

Leader)

Leader)

 PPA bekerja sbg tim interdisiplin dgn kolaborasi interprofesional, PPA bekerja sbg tim interdisiplin dgn kolaborasi interprofesional,

menggunakan Alur Klinis terintegrasi/

menggunakan Alur Klinis terintegrasi/ Integrated Clinical Pathway  Integrated Clinical Pathway ,,

Pe Pererencncananaaaan n PePemumulalangngan an PaPasisien en teteririntntegegrarasisi//   Integrated   Integrated  Discharge Planning  Discharge Planning    MaMananajejer r PePelalayayananan n PaPasisienen//   C  Casase e MaMannagageer r    y  yg g mmeennjjaaggaa kesinambungan pelayanan kesinambungan pelayanan

(6)

••

Keterlibat

Keterlibatan dan

an dan pemberdayaan

pemberdayaan pasien &

pasien & keluar

keluarga

ga dalam

dalam

asuhan bersama

asuhan bersama PP

PPA harus

A harus memastikan:

memastikan:

asuhan direncanakan utk memenuhi

asuhan direncanakan utk memenuhi kebutuhan pasien

kebutuhan pasien

yang unik, berdasarkan asesmen

yang unik, berdasarkan asesmen

rencana asuhan diberikan kepada tiap pasien

rencana asuhan diberikan kepada tiap pasien

respons pasien terhadap asuhan dimonitor

respons pasien terhadap asuhan dimonitor

rencana asuhan dimodifikasi bila perlu, berdasarkan

rencana asuhan dimodifikasi bila perlu, berdasarkan

respons pasien.

(7)

Standar PAP.1. RS menetapkan regulasi untuk

pemberian asuhan yang seragam kepada pasien

• Pasien dgn masalah kesehatan dan kebutuhan

pelayanan yg sama berhak mendapat kualitas asuhan

yg sama di RS.

• RS menyediakan tingkat kualitas asuhan yg sama setiap

hari dalam seminggu dan pada setiap shift

.

(8)

 Asuhan pasien yg seragam terefleksi sbb:

a. Akses   utk asuhan dan pengobatan, yg memadai, yg diberikan oleh PPA yg kompeten tdk tergantung harinya setiap minggu atau waktunya setiap hari (“3-24-7”).

b. Penggunaan alokasi sumber daya yg sama, a.l. staf klinis dan pemeriksaan diagnostik, utk memenuhi kebutuhan pasien pada populasi yg sama.

c. Pemberian asuhan yg diberikan kpd pasien, contoh pelayanan anestesi, sama di semua unit pelayanan di RS.

d. Pasien dgn kebutuhan asuhan keperawatan yg sama menerima asuhan keperawatan yg setara diseluruh RS

e. Penerapan dan penggunaan regulasi dan form dlm bidang klinis a.l.: metode asesmen IAR (Informasi, Analisis, Rencana), form asesmen awal-asesmen ulang, PPK, Alur Klinis terintegrasi, Pedoman Manajemen Nyeri, regulasi utk berbagai tindakan seperti a.l.   Water  Sealed Drainage, pemberian transfusi darah, biopsi ginjal, punksi lumbal dsb.

 Asuhan pasien yg seragam menghasilkan penggunaan sumber daya secara efisien dan memungkinkan membuat evaluasi hasil asuhan ( outcome) utk

(9)

Standar PAP.2.

Ditetapkan proses untuk melakukan integrasi &

koordinasi pelayanan dan asuhan kepada setiap pasien.

• Proses pelayanan dan asuhan pasien bersifat dinamis dan melibatkan banyak PPA dan dapat melibatkan berbagai unit pelayanan.

• Kepala unit pelayanan menggunakan alat dan teknik utk melakukan

integrasi dan koordinasi pelayanan dan asuhan lebih baik. (Contoh, asuhan secara tim oleh PPA, ronde pasien multi disiplin, form catatan

perkembangan pasien terintegrasi, manajer  pelayanan pasien /case manager ).

• Pelayanan berfokus pd pasien (PCC) diterapkan dalam bentuk Asuhan Pasien Terintegrasi yg bersifat integrasi horizontal dan vertikal. Pada

integrasi horizontal kontribusi profesi masing2 PPA adalah sama

pentingnya/ sederajat. Pada integrasi vertikal pelayanan berjenjang oleh/ melalui berbagai unit pelayanan ketingkat pelayanan yg berbeda, disini peran MPP penting utk integrasi tsb, dengan komunikasi yg intensif/ memadai dengan PPA.

(10)

Pelaksanaan Asuhan Pasien Terintegrasi pusatnya adalah pasien,

mencakup elemen sebagai beirkut:

Keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga

DPJP sebagai Ketua tim PPA (Clinical Team Leader).

PPA bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi

interprofesional, mengunakan Panduan Praktik Klinis (PPK),

Panduan Asuhan PPA lainnya, disertai Alur Klinis terintegrasi/

Clinical

Pathway ,

Catatan

Perkembangan

Pasien

Terintgrasi/CPPT.

Perencanaan

Pemulangan

Pasien/   Discharge

Planning 

terintegrasi

Asuhan Gizi Terintegrasi

(11)

• Pendokumentasian di rekam medis merupakan alat untuk

memfasilitasi dan menggambarkan integrasi dan koordinasi asuhan. Secara khusus, setiap PPA mencatat observasi dan pengobatan di rekam medis pasien. Demikian juga, setiap hasil atau kesimpulan dari rapat tim atau diskusi pasien dicatat dalam CPPT.

(12)

Dokter Perawat Bidan Apoteker Nutrisionis Dietisien Teknisi Medis (Penata-Anestesi) Terapis Fisik

(Skrining, “ Periks a Pas ien”)  Anamnesa, pemeriksaan, pemeriksaan lain /

penunjang, dsb

Menetapkan Diagnosis / Masalah / Kondisi

Untuk meng identifi kas i K ebutuhan Yan Pasien Merumuskan rencana dan sasaran terukur 

Untuk memenuhi K ebutuhan Yan Pas ien

Proses Asuhan Pasien

Patient Care

Asesmen Awal Asesmen Ulang SOAP Asesmen Ulang Pencatatan: PPA :

Asesme

asie

1. In ormas diku pu ka na nf rmas

3. encana Asuhan/Plan of Car

emberian elayanan,

Implementas

encana

Intervensi, Monitoring

1 2 Diagram IAR

(13)

Asuhan Terintegras

2. DPJP sbg Clinical Leader PAP, AP)

3. PPA sbg Tim, Kolaborasi Interprofesional. AP, PAP, SKP, TKRS, MKE) 4. CPPT Catata Perkembangan Pasien Terintegrasi  AP,PAP)

5. Kolaborasi Pendidikan Pasien. HPK, MKE)

6. Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager ARK, PAP) 7. Integrated Clinical Pathway. PMKP)

8. Integrated Discharge Planning. ARK)

 Integrasi Intra-Inter PPA (AP 4, SKP 2, TKRS 3.2, MKE 5)

 Integrasi Inter Unit (PAP 2, ARK 3.1, TKRS 3.2, MKE 5)

 Integrasi PPA-Pasien (HPK 2, 2.1, 2.2, AP 4, MKE 6)

(14)

Perawat/

Bidan

 

Apoteker 

Nurisionis

Dietisien

Psikologi

Klinis

Lainnya

Terapis

Fisik

Teknisi Medis

Penata Anestesi Profesional Pemberi Asuhan :

mereka yg secara langsung memberikan asuhan kpd pasien, a.l. dokter, perawat, bidan, ahli gizi, apoteker, psikolog klinis

PPA Tugas Mandiri, Tugas Kolaboratif, Clinical Team Leader

DPJP

Profesional Pember Asuhan

PCC

(15)

Fisio terapis Perawat   Apoteker  Ahli Gizi Analis Radio grafer  Lainnya Dokter  Keluarga  Yan Keuangan/ Billing   Asuransi Perusahaan/ Employer    BPJS  Yan Kes  / RS Lain Clinical Leader : • Kerangka pokok asuhan • Koordinasi • Kolaborasi • Sintesis • Interpretasi • Review • Integrasi asuhan Pasien Keluarga DPJP Case Manager

(16)

Pasien

Keluarga

Case

Manager 

MPP

• RS

• PPA

•   Rohaniwan

•   Unit2

•   Keuangan

•   Pembayar 

•   Perusahaan

•   Asuransi

(Laison “Jembatan”)

(17)

Standar PAP.2.1.

Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan

didokumentasikan

• Rencana asuhan menjelaskan asuhan dan pengobatan/tindakan yg diberikan kpd seorang pasien. Rencana asuhan memuat satu paket tindakan yg dilakukan oleh PPA utk memecahkan atau mendukung diagnosis yg ditegakkan melalui asesmen. Tujuan utama dari

rencana asuhan adalah untuk memperoleh hasil klinis yg optimal. • Proses perencanaan bersifat kolaboratif menggunakan data berasal

dari asesmen awal dan asesmen ulang yg dilakukan oleh dokter  dan PPA lainnya (perawat, ahli gizi, apoteker dsb) utk mengetahui dan menetapkan prioritas tindakan, prosedur, dan asuhan PPA lainnya utk memenuhi kebutuhan pasien.

(18)

•   Salah satu cara untuk membuat rencana asuhan adalah

mengetahui dan menetapkan sasaran2.

•   Sasaran terukur   dapat dipilih oleh DPJP dan bekerja sama

dgn perawat dan PPA lainnya. Sasaran terukur dapat diamati,

dapat dicapai terkait asuhan pasien dan dari hasil klinis yg

diharapkan. Sasaran ini harus realistik, spesifik pada pasien,

dan harus terkait waktu utk mengukur kemajuan dan hasil

terkait rencana asuhan. Contoh dari sasaran realistik dan

terukur sbb:

Kondisi pasien kembali dgn fungsi (out put) jantung stabil

melalui detak jantung, irama  jantung, tekanan darah berada di

kisaran normal.

Pasien dapat menunjukkan mampu memberi sendiri suntikan insulin sebelum pasien

pulang keluar dari RS

Pasien mampu berjalan dengan “walker”  (alat bantu untuk berjalan)

menuju ruangan tamu dan kedua kakinya mampu menanggung beban

(19)

KARS, Nico A. Lumenta 18

Contoh

Rencana Asuhan Terintegrasi Std PAP 2.1 EP 3

(20)

19

Gambaran kegiatan Clinical Leader, sbg “motor” integrasi asuhan

1.

DPJP

Secara rutin saat visit pasien tiap pagi DPJP membaca CPPT semua

info (24 jam), dari semua PPA, terkait asesmen, perkembangan

pasien, pelaksanaan pelayanan, juga dari form lain, antaralain :

“Nurse’s note”, Form

gizi, dll.

2. Melakukan review, interpretasi, sintesis dari rencana dan

pelaksanaannya.

3. Menyusun skala prioritas

4. Memberi catatan / notasi pd CPPT utk a.l. perhatian, koreksi,

arahan, instruksi dsb sebagai wujud integrasi !!

5. Atau bila asuhan sudah sesuai dgn rencana & sasaran, cukup

memberi paraf (di kolom verifikasi) pada setiap lembar CPPT, beri

(21)

Tgl, Jam

Profesional Pemberi

Asuhan

HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN

(Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf pada akhir catatan)

Instruksi PPA Termasuk Pasca Bedah (Instruksi ditulis dgn rinci dan  jelas) REVIEW & VERIFIKASI DPJP

(Tulis Nama, beri  Paraf, Tgl, Jam) (DPJP harus membaca/merevi  ew seluruh Rencana  Asuhan) 2/2/2015 Jm 8.00 2/2/2015 Jm 8.30 Perawat Dokter

S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam O : skala nyeri VAS : 7

TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m A : Nyeri akut arthritis gout

P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4

Paraf..

S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi

O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd palpasi.

A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra

P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari.

Paraf  … Dst…. • Monitoring nyeri tiap 30’ • Lapor DPJP • Kolaborasi pemberian anti inlamasi & analgesic

*Lapor 2 jam lagi skala nyeri

*Foto Ro Lutut hari

ini bila nyeri

mereda/toleransi cukup

Paraf  DPJP 

CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI

Kolaborasi PPA melalui CPPT

(22)

Standar PAP.2.2.

Rumah sakit menetapkan regulasi yang mengatur 

metoda memberi instruksi.

• Banyak kegiatan asuhan pasien membutuhkan seorang PPA yg

kompeten dan berwenang utk menuliskan instruksi yg harus di catat di rekam medik pasien. Kegiatan ini meliputi, misalnya instruksi utk pemeriksaan di lab (a.l. termasuk lab Patologi Anatomi), memesan obat, asuhan keperawatan khusus, terapi nurtrisi dsb.

• Instruksi ini harus dapat tersedia dgn mudah jika instruksi harus dilaksanakan secepat mungkin. Menempatkan instruksi dilembar  umum atau di tempat tertentu di dalam berkas rekam medik

(23)

• Instruksi tertulis membantu staf mengerti kekhususan perintah, kapan harus dilaksanakan, siapa harus melaksanakannya dan bersifat delegatif  atau mandat. Instruksi tertulis dapat juga diberikan di form tersendiri atau diberikan dgn sistem elektronik sesuai regulasi RS.

• Setiap RS harus mengatur :

 Jenis instruksi harus tertulis dan dicatat

 Permintaan pemeriksaan semua lab (a.l. termasuk pemeriksaan lab PA), dan diagnostik imajing tertentu harus disertai indikasi klinik.

  Pengecualian dalam keadaan khusus, seperti a.l. di unit GD, unit intensif 

  Siapa yg diberi kewenangan memberi instruksi, dimana perintah diletakkan di dalam berkas rekam medik pasien (lihat juga SKP 2; PKPO 4; PKPO 1; PKPO 4.2; PKPO 4.3; MIRM 1.10 MIRM 11)

(24)

Tgl, Jam

Profesional Pemberi

Asuhan

HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN

(Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf pada akhir catatan)

Instruksi PPA Termasuk Pasca Bedah (Instruksi ditulis dgn rinci dan  jelas) REVIEW & VERIFIKASI DPJP

(Tulis Nama, beri  Paraf, Tgl, Jam) (DPJP harus membaca/merevi  ew seluruh Rencana  Asuhan) 2/2/2015 Jm 8.00 2/2/2015 Jm 8.30 Perawat Dokter

S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam O : skala nyeri VAS : 7

TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m A : Nyeri akut arthritis gout

P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4

Paraf..

S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi

O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd palpasi.

A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra

P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari.

Paraf  … Dst…. • Monitoring nyeri tiap 30’ • Lapor DPJP • Kolaborasi pemberian anti inlamasi & analgesic

*Lapor 2 jam lagi skala nyeri

*Foto Ro Lutut hari

ini bila nyeri

mereda/toleransi cukup

CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI

Paraf  DPJP 

Kolaborasi PPA melalui CPPT

(25)

24 TGL -JAM PROFESI ONAL PEMBERI ASUHAN HASIL ASESMEN PENATALAKSANAAN PASIEN (Tulis dengan format SOAP/ADIME,

disertai Sasaran. Tulis Nama, beri  Paraf pada akhir catatan)

INSTRUKSI PPA TERMASUK PASCA BEDAH (Instruksi  ditulis dgn rinci dan  jelas) REVIEW & VERIFIKASI DPJP (Tulis Nama, beri  Paraf, Tgl,  Jam) (DPJP harus membaca/  mereview  seluruh Rencana  Asuhan)

(26)

25 2/2/2015 Jm 8.00 2/2/2015 Jm 8.30 Perawat Dokter

S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam O : skala nyeri VAS : 7

TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m A : Nyeri akut arthritis gout

P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn target VAS <4

Paraf..

S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi

O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, skala NRS 7-8, hangat pd palpasi.

A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X 0,6 mg/hari. Paraf  … Dst…. - Monitoring nyeri tiap 30’ - Lapor DPJP - Kolaborasi pemberian anti inlamasi & analgesic *Lapor 2 jam lagi skala nyeri *Foto Ro Lutut hari ini bila nyeri mereda /toleransi cukup

(27)

Standar PAP.2.3.

RS menetapkan regulasi ttg tindakan klinik dan diagnostik

yg diminta, dilaksanakan dan diterima hasilnya serta di

simpan di berkas rekam medis pasien

• Maksud dan tujuan pada standar 2.3 , contoh tindakan seperti ini adalah endoskopi, kateterisasi jantung, terapi radiasi, CT Scan dll tindakan invasif juga pada pemeriksaan lab (PK, PA) juga pada radiologi intervensional dan non invasif.

• Informasi tentang siapa yg meminta prosedur/ tindakan ini dan alasannya dicatat dan dimasukkan di dalam berkas rekam medis pasien.

• Di rawat jalan bila dilakukan tindakan diagnostik invasif/ berisiko, termasuk pasien yg dirujuk dari luar, juga harus dilakukan asesmen serta pencatatannya dalam rekam medis.

(28)

Standar PAP.2.4.

Pasien & keluarga diberi tahu tentang hasil asuhan

dan pengobatan termasuk hasil asuhan yg tidak

diharapkan.

• Asuhan dan proses pengobatan merupakan siklus berkesinambungan dari asesmen dan asesmen ulang, perencanaan dan pemberian asuhan, dan evaluasi hasil.

• Pasien & keluarga diberitahukan tentang hasil dari proses asesmen, tentang perencanaan asuhan dan pengobatan dan diikutsertakan dalam pengambilan keputusan.

• Langkah asuhan bersifat siklis sehingga pasien perlu diberi informasi tentang hasil asuhan, perkembangan dan pengobatan, termasuk informasi tentang hasil asuhan yg tidak diharapkan.

• Pemberian informasi tersebut dilakukan oleh PPA terkait, • Untuk KTD informasi disampaikan oleh DPJP.

Pemberian informasi Juga KTD

(29)

CONTOH FORMULIR KOMUNIKASI-EDUKASI HARIAN

Tgl  jam Uraian Penjelasan/ Isi Komunikasi Pemberi Penjelasan Pasien/Keluarga

Nama   Paraf  Nama Paraf  

Nama pasien : No MR:

(30)

PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI

DAN

PENYEDIAAN PELAYANAN RISIKO

TINGGI

(31)

1. Yan Kasus Emergensi 2. Yan Resusitasi

3. Yan Pasien dgn Ventilator & Koma

4. Yan Penyakit Menular  5. Yan Pasien

Imunosupres 6. Yan Dialisis

7. Yan Pasien Restraint 8. Yan Lansia – Anak – 

Berisiko Kekerasan 9. Yan Kemoterapi

10.Yan lain yg berisiko

1. Yan Transfusi Darah / Produk Darah

2. Yan Penyakit Menular  3. Yan Dialisis

4. Yan Kemoterapi

5. Yan yg berisiko tinggi lainnya

Standar PAP.3

RS menetapkan regulasi bhw asuhan pasien resiko tinggi dan pemberian pelayanan resiko tinggi diberikan berdasar panduan

praktek klinis, dan peraturan perUUan

Pasien

yang berisiko

tinggi

Pelayanan

yang berisiko

tinggi

(32)

RS memberi asuhan kpd pasien utk berbagai

kebutuhannya atau kebutuhan pd keadaan kritis.

Anak-anak dan Lansia   biasanya dimasukkan ke

dalam golongan ini krn mereka biasanya tidak dapat

menyampaikan keinginannya, tidak mengerti proses

asuhan yg diberikan dan tidak dapat ikut serta dalam

mengambil keputusan terkait dirinya.

Sama juga halnya dgn pasien darurat yg ketakutan,

koma, bingung, tidak mampu memahami proses

asuhannya apabila pasien harus diberikan asuhan

cepat dan efisien.

(33)

RS menetapkan dan melaksanakan regulasi utk pasien risiko

tinggi dan pelayanan risiko tinggi.

Untuk pasien risiko tinggi meliputi:

 pasien emergensi;

pasien dengan penyakit menular;

 pasien koma;

Pasien dengan alat bantuan hidup dasar;

  pasien

 “immuno

-

suppressed” 

;

  pasien dialysis;

 pasien dengan restraint;

pasien dengan risiko bunuh diri;

pasien yg menerima kemoterapi;

  populasi pasien rentan, lansia, anak-anak, dan pasien

berisiko tindak kekerasan atau diterlantarkan dan

(34)

Untuk pelayanan risiko tinggi meliputi:

pelayanan pasien dgn penyakit menular;

pelayanan pasien yg menerima dialisis;

pelayanan pasien yg menerima kemoterapi;

pelayanan pasien yg menerima radioterapi;

pelayanan pasien risiko tinggi lainnya (misalnya terapi

hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi)

(35)

34

*Standar PAP.3.1

early warning s ys tem

(EWS)

*Standar PAP.3.2 yan resusitasi -

“Code Blue”

*Standar PAP.3.3 pelayanan darah dan produk darah.

*Standar PAP.3.4 asuhan dgn peralatan bantu hidup dasar 

atau yang koma.

*Standar PAP.3.5 asuhan pasien dgn penyakit menular dan

yg daya tahannya diturunkan

 (immune-supres s ed)

*Standar PAP.3.6 asuhan pasien dialisis (cuci darah)

*Standar PAP.3.7 penggunaan alat penghalang

 (res traint)

*Standar PAP.3.8 asuhan pasien usia lanjut, mereka yg

cacat, anak-anak dan mereka yg berisiko disiksa.

*Standar PAP.3.9 asuhan pada pasien yg mendapat

kemoterapi atau pelayanan lain yg berisiko tinggi.

(36)

 DETEKSI (MENGENALI) PERUBAHAN KONDISI PASIEN

➢ Standar PAP.3.1.

Staf klinis dilatih untuk mendeteksi (mengenali) perubahan kondisi pasien memburuk dan mampu melakukan tindakan.

EWS – Early Warning System

• Ada kriteria fisiologis yg dapat membantu staf utk mengenali sedini mungkin pasien yg kondisinya memburuk.

• Hal ini dapat diketahui dgn

 early warning s ys tem

(EWS)

•   Penerapan

E WS

membuat staf mampu mengidentifikasi keadaan pasien memburuk sedini mungkin dan bila perlu mencari bantuan dari staf yg kompeten. Dgn demikian, hasil asuhan akan lebih baik. •   Pelaksanaan EWS dapat dilakukan dgn menggunakan sistem skor.

(37)
(38)

 PELAYANAN RESUSITASI

Standar PAP.3.2.

Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area RS

• Pelayanan resusitasi diartikan sbg intervensi klinis pada pasien atau korban yg mengalami kejadian mengancam hidupnya, spt henti  jantung atau paru. Pd saat henti jantung atau paru, pemberian

kompresi pd dada atau bantuan pernapasan akan berdampak pd hidup atau matinya pasien, setidak2nya menghindari kerusakan  jaringan otak.

• Resusitasi yg berhasil pd pasien dgn henti jantung-paru, tergantung pd intervensi yg kritikal/penting, spt secepat mungkin dilakukan defibrilasi dan bantuan hidup lanjut   (advance)   yg akurat

24 jam setiap hari.

“Code lue”

  code blue . Pelayanan spt ini harus tersedia utk semua pasien, selama

(39)

  Bantuan hidup dasar harus dilakukan secepatnya saat

diketahui ada tanda henti jantung-paru, dan proses

pemberian bantuan hidup kurang dari 5 (lima) menit.

Pelayanan resusitasi tersedia di seluruh area RS, termasuk

peralatan medis dan staf terlatih, berbasis bukti klinis dan

populasi pasien yg dilayani (contoh, jika RS mempunyai

populasi

pediatri,

peralatan

medis

utk

resusitasi

pediatri). Catatan: seluruh area RS dimana tindakan dan

pelayanan diberikan, termasuk area tindakan diagnostik di

gedung terpisah dari gedung RS.

(40)

Maksud dan Tujuan PAP.3.3 s/d PAP.3.9.

Regulasi harus dibuat secara khusus utk kelompok pasien yg

berisiko atau pelayanan yg berisiko tinggi, agar tepat dan efektif dlm

mengurangi risiko terkait. Sangatlah penting bhw kebijakan dan

prosedur mengatur:

a) Bagaimana perencanaan dibuat, termasuk identifikasi perbedaan

pasien dewasa dan anak-anak atau keadaan khusus lain.

b) Dokumentasi yg diperlukan oleh pelayanan secara tim utk bekerja

dan berkomunikasi secara efektif.

c) Pertimbangan persetujuan khusus bila diperlukan.

d) Persyaratan pemantauan pasien

e) Kompetensi atau ketrampilan yg khusus dari staf yg terlibat dlm

proses asuhan.

(41)

 PELAYANAN DARAH

Standar PAP.3.3

Pelayanan darah dan produk darah dilaksanakan sesuai

peraturan perundang-undangan.

• Pelayanan darah dan produk darah harus diberikan sesuai peraturan perUUan meliputi antaralain. :

a) pemberian persetujuan (informed consent) b) pengadaan darah

c) identifikasi pasien d) pemberian darah e) monitoring pasien

f) identifikasi dan respons thd reaksi transfusi

• Staf yg kompeten dan berwenang melaksanakan pelayanan darah dan produk darah serta melakukan monitoring dan evaluasi.

(42)

 PELAYANAN PASIEN KOMA DAN YANG MENGGUNAKAN VENTILATOR

Standar PAP.3.4

RS menetapkan regulasi tentang asuhan pasien yg

menggunakan alat bantu hidup dasar atau pasien koma

 Elemen Penilaian PAP.3.4

1. Ada regulasi ttg asuhan pasien alat bantu hidup

dasar atau pasien koma. (R)

2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien dgn alat bantu

hidup sesuai regulasi (D,W).

3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien koma sesuai

regulasi (D,W).

Pasien Koma, Ventilator 

(43)

 PELAYANAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR DAN MEREKA  YANG DAYA TAHANNYA DITURUNKAN

(

IMMUNO

-

 S UP PR E S S E D

 )

 Standar PAP.3.5.

Regulasi mengarahkan asuhan pasien dengan penyakit

menular dan immuno-suppressed.

 Elemen Penilaian PAP 3.5.

1. Ada regulasi ttg asuhan pasien dgn penyakit menular

dan

 immuno- s uppres s ed 

 (R).

2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien dgn penyakit

menular sesuai regulasi (D,W).

3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien i

mmuno- s uppres s ed 

 sesuai regulasi (D,W).

Pasien dgn penyakit menular, immunosupressed

(44)

 PELAYANAN PASIEN DIALISIS

 Standar PAP.3.6.

Regulasi mengarahkan asuhan pasien dialisis (cuci

darah)

 Elemen Penilaian PAP.3.6.

1. Ada regulasi ttg asuhan pasien dialisis (R).

2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien dialisis sesuai

regulasi (D,W).

3. Ada bukti dilakukan evaluasi kondisi pasien secara

berkala. (D,W)

Dialisis

(45)

 PELAYANAN PASIEN RESTRAINT

 Standar PAP.3.7.

Rumah sakit menetapkan pelayanan penggunaan alat

penghalang

 (res traint).

 Elemen Penilaian PAP.3.7.

1.Ada regulasi pelayanan penggunaan alat penghalang

(restraint) (R).

2.Ada bukti pelaksanaan pelayanan penggunaan alat

penghalang (restraint) sesuai regulasi (D,W).

3.Ada bukti dilakukan evaluasi   pasien secara berkala.

(D,W)

Mengurangi/menekan RISIKO Restraint

(46)

 PELAYANAN PASIEN POPULASI KHUSUS

 Standar PAP.3.8.

RS memberikan pelayanan khusus terhadap pasien usia

lanjut, mereka yg cacat, anak-anak dan populasi yg

berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya, termasuk pasien

dgn risiko bunuh diri

 Elemen Penilaian PAP.3.8.

1. Ada regulasi ttg pelayanan khusus thd pasien yg lemah, lanjut

usia, anak dan yg dgn ketergantungan bantuan, serta populasi yg berisiko disiksa dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dgn

risiko bunuh diri. (R)

2. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien yg lemah, lanjut usia yg tidak mandiri menerima asuhan sesuai regulasi. (D,W)

3. Ada bukti pelaksanaan asuhan pasien anak dan anak dgn ketergantungan sesuai regulasi. (D,W)

4. Ada bukti pelaksanaan asuhan thd populasi pasien dgn risiko kekerasan dan risiko tinggi lainnya termasuk pasien dgn risiko bunuh diri sesuai regulasi. (D,W)

Mengurangi/menekan RISIKO

(47)

 PELAYANAN PASIEN KEMOTERAPI DAN TERAPI LAIN YANG BERISIKO TINGGI

 Standar PAP.3.9.

RS memberikan pelayanan khusus thd pasien yg

mendapat kemoterapi atau pelayanan lain yg berisiko

tinggi (misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan radiologi

intervensi)

 Elemen Penilaian PAP.3.9.

1. Ada regulasi ttg pelayanan khusus thd pasien yg

mendapat kemoterapi atau pelayanan lain   yg berisiko

tinggi. (R)

2. Ada bukti pelaksanaan pelayanan pasien yg mendapat

kemoterapi sesuai regulasi. (D,W)

3. Ada bukti pelaksanaan pelayanan risiko tinggi lain

(misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan radiologi

intervensi) sesuai regulasi (D,W)

Mengurangi/menekan RISIKO

- Kemoterapi

(48)

MAKANAN DAN TERAPI GIZI

Elemen Penilaian PAP.4.

1. RS menetapkan regulasi yg berkaitan dgn pelayanan gizi. (R)

2. RS menyediakan makanan sesuai dgn kebutuhan pasien.

(D,O,W)

3.Ada bukti proses pemesanan makanan pasien sesuai status

gizi dan kebutuhan pasien dan dicatat di rekam medis (D,W)

4. Makanan disiapkan dan disimpan dgn mengurangi risiko

kontaminasi dan pembusukan. (O,W)

5. Distribusi makanan dilaksanakan tepat waktu sesuai

kebutuhan. (D,O,W)

6. Jika keluarga membawa makanan bagi pasien, mereka diberi

edukasi ttg pembatasan diet pasien dan risiko kontaminasi

serta pembusukan sesuai regulasi. (D,O,W,S)

7. Makanan yg dibawa keluarga atau orang lain disimpan secara

benar utk mencegah kontaminasi (D,O,W)

Standar PAP.4.

Tersedia berbagai pilihan makanan, sesuai dgn status

gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinisnya

(49)

Maksud dan Tujuan PAP.4.

• Pilihan makanan disesuaikan dgn umur, budaya, pilihan,

rencana asuhan, diagnosis pasien termasuk juga a.l. diet

khusus spt rendah kolesterol, diet diabetes.

• Berdasar asesmen kebutuhan dan rencana asuhan, DPJP

atau PPA lain yg kompeten, memesan makanan dan nutrisi

lainnya utk pasien.

• Pasien berhak menentukan makanan sesuai dgn nilai yg

dianut. Bila memungkinkan, pasien ditawarkan pilihan

makanan yg konsisten dgn status gizi.

• Jika keluarga pasien/ orang lain mau membawa makanan utk

pasien, kpd mereka diberi edukasi ttg makanan yg merupakan

kontra indikasi thd rencana,

kebersihan  (hygiene) makanan

dan kebutuhan asuhan pasien, termasuk informasi terkait

interaksi obat dan makanan.

• Makanan yg dibawa oleh keluarga/ orang lain disimpan dgn

benar utk mencegah kontaminasi.

(50)

 Standar PAP.5.

Pasien dengan risiko nutrisi menerima terapi gizi

terintegrasi.

Elemen Penilaian PAP.5.

1.  RS menetapkan regulasi utk   terapi gizi terintegrasi.

(R)

2. Ada bukti pemberian   terapi gizi terintegrasi pada

pasien risiko nutrisi. (D,W)

3. Asuhan

gizi

terintegrasi

mencakup

rencana,

pemberian, dan monitor terapi gizi (D,W)

4. Evaluasi dan monitoring terapi gizi dicatat di rekam

medis pasien (lihat AP.2 EP 1) (D)

(51)

Maksud dan Tujuan PAP.5.

Pasien pd asesmen awal di skrining utk risiko

nutrisi.

Pasien ini dikonsultasikan ke ahli gizi utk dilakukan

asesmen lebih lanjut. Jika ditemukan risiko nutrisi,

dibuat rencana terapi gizi dan dilaksanakan.

Kemajuan keadaan pasien dimonitor dan dicatat di

rekam medis pasien.

DPJP, perawat, ahli gizi, dan keluarga pasien

(52)

PENGELOLAAN NYERI

 Elemen Penilaian PAP.6

1. RS menetapkan regulasi pelayanan pasien utk mengatasi

nyeri. (R)

2. Pasien nyeri menerima pelayanan utk mengatasi nyeri sesuai

kebutuhan. (D,W)

3. Pasien & keluarga diberi edukasi ttg pelayanan utk

mengatasi nyeri sesuai dgn latar belakang agama, budaya,

nilai2 pasien & keluarga. (D,W)

4. Pasien & keluarga diberi edukasi ttg kemungkinan timbulnya

nyeri akibat tindakan yg terencana, prosedur pemeriksaan

dan pilihan yg tersedia utk mengatasi nyeri. (D,W,S)

5. RS melaksanakan pelatihan pelayanan utk mengatasi nyeri

utk staf (D,W)

 Standar PAP.6.

Rumah sakit menetapkan pelayanan pasien untuk

mengatasi nyeri.

(53)

Maksud dan Tujuan PAP.6.

Nyeri dapat diakibatkan oleh kondisi, penyakit

pasien, dari tindakan atau pemeriksaan yg dilakukan.

Sbg bagian dari rencana asuhan, pasien diberi

informasi ttg kemungkinan timbulnya nyeri akibat dari

tindakan, atau prosedur pemeriksaan, dan pasien

diberitahu pilihan yg tersedia utk mengatasi nyeri.

Apapun yg menjadi sebab timbulnya nyeri, jika tidak

dapat diatasi akan berpengaruh secara fisik maupun

psikologis.

Pasien dgn nyeri dilakukan asesmen dan pelayanan

(54)

(Maksud dan Tujuan PAP.6.)

Berdasar cakupan asuhan yg diberikan, RS menetapkan

proses utk melakukan skrining, asesmen dan pelayanan

utk mengatasi nyeri meliputi:

  identifikasi pasien utk rasa nyeri pada asesmen awal

dan asesmen ulang

memberi informasi kpd pasien bhw nyeri dapat

disebabkan oleh tindakan atau pemeriksaan

melaksanakan pelayanan utk mengatasi nyeri, terlepas

dari mana nyeri berasal

melakukan komunikasi

dan edukasi kpd pasien &

keluarga perihal pelayanan utk mengatasi nyeri sesuai

dgn latar belakang agama, budaya, nilai2 pasien &

keluarga

 melatih PPA ttg asesmen dan pelayanan utk mengatasi

(55)

PELAYANAN DALAM TAHAP TERMINAL

 Standar PAP.7.

RS memberikan asuhan pasien menjelang ajal dgn

memperhatikan kebutuhan pasien & keluarga dan

mengoptimalkan kenyamanan dan martabat pasien dan

didokumentasikan dlm rekam medis.

 Elemen Penilaian PAP.7

1. Ada regulasi ttg asesmen awal dan ulang pasien dlm tahap

terminal meliputi a) s/d i) di maksud dan tujuan. (R)

2. Ada bukti skrining dilakukan pd pasien yg diputuskan dgn

kondisi harapan hidup yg kecil sesuai regulasi (D,W)

3. Pasien dalam tahap terminal dilakukan asesmen awal dan

asesmen ulang (D,W)

4. Hasil asesmen menentukan asuhan dan layanan yg

diberikan. (D,W)

5. Asuhan dlm tahap terminal memperhatikan rasa nyeri

pasien (lihat juga HPK.2.2) (D, W)

(56)

 Maksud dan Tujuan PAP.7

 Asesmen dan asesmen ulang bersifat individual agar sesuai dgn

kebutuhan pasien   dlm tahap terminal   (dying)   dan keluarganya.

 Asesmen dan asesmen ulang harus menilai kondisi pasien, seperti:

a) gejala mual dan kesulitan pernapasan

b) faktor yg memperparah gejala fisik

c) manajemen gejala sekarang dan respons pasien

d) orientasi spiritual pasien & keluarga, keterlibatan dlm kelompok

agama tertentu

e) keprihatinan spiritual pasien & keluarga, seperti putus asa,

penderitaan, rasa bersalah

f) status psiko sosial pasien & keluarganya, spt kekerabatan,

kelayakan

perumahan,

pemeliharaan

lingkungan,

cara

mengatasi, reaksi pasien dan keluarganya menghadapi penyakit

g) kebutuhan bantuan atau penundaan layanan utk pasien dan

keluarganya

h) kebutuhan alternatif layanan atau tingkat layanan

i) faktor risiko bagi yg ditinggalkan dlm hal cara mengatasi dan

potensi reaksi patologis atas kesedihan.

(57)

 Standar PAP.7.1

RS memberikan pelayanan pasien dlm tahap terminal dgn

memperhatikan kebutuhan pasien dan keluarga dan

mengoptimalkan kenyamanan dan martabat pasien dan

didokumentasikan dlm rekam medis.

 Elemen Penilaian PAP.7.1

1. RS menetapkan regulasi ttg pelayanan pasien dlm tahap terminal meliputi a) s/d f) di maksud dan tujuan. (R)

2. Staf diedukasi ttg kebutuhan unik pasien dlm tahap terminal (D, W)

3. Pelayanan pasien dlm tahap terminal memperhatikan gejala, kondisi, kebutuhan kesehatan atas hasil asesmen (lihat PAP.1.7 EP 1) (D, W)

4. Pelayanan pasien dlm tahap terminal memperhatikan upaya mengatasi rasa nyeri pasien (lihat juga HPK.2.2) (D,W) ***

5. Pelayanan pasien dlm tahap terminal memperhatikan kebutuhan biopsikososial, emosional, budaya dan spiritual. (D,W)

6.  Pasien & keluarga dilibatkan dlm keputusan asuhan termasuk keputusan ttg

 do not

cit t

 (DNR) (lihat juga HPK.2) (D, W)

(58)

 Maksud dan Tujuan PAP.7.1.

Pasien yg dlm tahap terminal membutuhkan asuhan dgn rasa

hormat dan empati yg terungkap dlm asesmen (Lihat PAP 1.7).

Untuk melaksanakan ini, staf diberi pemahaman ttg kebutuhan

pasien yg unik saat dlm tahap terminal. Kepedulian staf thd

kenyamanan dan kehormatan pasien harus menjadi prioritas semua

aspek asuhan pasien selama pasien berada dlm tahap terminal.

RS menetapkan proses utk mengelola asuhan pasien dlm tahap

terminal. Proses ini meliputi:

a) intervensi utk pelayanan pasien utk mengatasi nyeri

b) memberikan pengobatan sesuai gejala dan mempertimbangkan

keinginan pasien & keluarga

c) menyampaikan secara hati2 soal sensitif spt otopsi atau donasi

organ

d) menghormati nilai, agama dan budaya pasien & keluarga

e) mengajak pasien & keluarga dlm semua aspek asuhan

f) memperhatikan keprihatinan psikologis, emosional, spiritual dan

budaya pasien & keluarga

Referensi

Dokumen terkait

Teknik padan yang digunakan adalah padan pragmatis karena apabila dituturkan menimbulkan reaksi tertentu pada mitra tutur yang bersangkutan (Sudaryanto

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis data disimpulkan bahwa (1) Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Quantum Learning terhadap

Dengan demikian maka orientasi hukum dan masyarakat harus senantiasa didengungkan agar bagian dari warisan program status welfare-regulatory ini akan berkembang menuju mengacu

(1) Pranata Nuklir Pelaksana, pangkat Pengatur, golongan ruang II/c sampai dengan Pranata Nuklir Penyelia, pangkat Penata, golongan ruang III/c dan Pranata Nuklir

kandungan etilen yang cukup tinggi dalam meningkatkan produksi lateks pada.

Alhamdulillah sebagai ekspresi syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, yang diajukan

interleukin-6, and fibrinogen as predictors of coronary heart. disease: The

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) untuk menguji pengaruh warna, model, harga dan saluran distribusi terhadap penjualan konveksi pakaian jadi Vita Collection