• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Respon Imun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Respon Imun"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KELOMPOK

TUGAS KELOMPOK

IMUNOSEROLOG

IMUNOSEROLOGI

I II

RESPON IMUN TERHADAP BAKTERI

RESPON IMUN TERHADAP BAKTERI

 Sa

 Salm

lmo

one

nella

lla ttyyp

phi

hi

Dosen Pengampu Mata Kuliah imunoserologi I

Dosen Pengampu Mata Kuliah imunoserologi I

Acivrida Mega Charisma, S. Si,. M. Si

Acivrida Mega Charisma, S. Si,. M. Si

Martina Kurnia Rohmah, S. Si,. M. Biomed

Martina Kurnia Rohmah, S. Si,. M. Biomed

Nama kelompok : Nama kelompok :

1.

1. Ike

Ike Yuyun

Yuyun W.

W.

(

( 15010100005

15010100005 ))

2.

2. Triwulandari

Triwulandari

(

( 15010100014

15010100014 ))

3.

3. Yesi

Yesi Eka

Eka Nur

Nur K.D

K.D

(

( 15010102015

15010102015 ))

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA RUMAH SAKIT ANWAR MEDIKA

D3 Analis Kesehatan D3 Analis Kesehatan

2016/2017 2016/2017

(2)

1.

1.

 Sa

 Salm

lmo

one

nella

lla ttyyp

phi

hi

Salmonella typhi

Salmonella typhi ((S. typhiS. typhi) merupakan kuman pathogen penyebab demam tifoid, yaitu suatu) merupakan kuman pathogen penyebab demam tifoid, yaitu suatu  penyakit infeksi

 penyakit infeksi sistemik dengan sistemik dengan gambaran demam gambaran demam yang yang berlangsung lama, berlangsung lama, adanya bakteremia adanya bakteremia disertaidisertai inflamasi yang dapat merusak usus dan organ-organ hati.

inflamasi yang dapat merusak usus dan organ-organ hati. S. typhiS. typhi merupakan kuman batang Gram negatif, merupakan kuman batang Gram negatif, yang tidak memilikispora, bergerak dengan flagel peritrik, bersifat intraseluler fakultatif dan anerob yang tidak memilikispora, bergerak dengan flagel peritrik, bersifat intraseluler fakultatif dan anerob fakultatif. Ukurannya berkisar antara 0,7-1,5 X 2-5 pm,memilikiantigen somatik (O), antigen flagel (H) fakultatif. Ukurannya berkisar antara 0,7-1,5 X 2-5 pm,memilikiantigen somatik (O), antigen flagel (H) dengan2 fase dan antigenkapsul(Vi). Kuman ini tahan terhadap selenit dan natrium deoksikolat yang dapat dengan2 fase dan antigenkapsul(Vi). Kuman ini tahan terhadap selenit dan natrium deoksikolat yang dapat membunuh bakteri enterik lain, menghasilkan endotoksin, protein invasin dan MRHA (

membunuh bakteri enterik lain, menghasilkan endotoksin, protein invasin dan MRHA ( Mannosa Re Mannosa Resistantsistant  Haemaglutinin

 Haemaglutinin).). S.typhiS.typhi mampu bertahan hidup selama beberapa bulan sampai setahun jika melekat dalam, mampu bertahan hidup selama beberapa bulan sampai setahun jika melekat dalam, tinja, mentega, susu, keju dan air beku.

tinja, mentega, susu, keju dan air beku. S. typhiS. typhi adalah parasit intraseluler fakultat adalah parasit intraseluler fakultatif, yang dapat hidup dalamif, yang dapat hidup dalam makrofag dan menyebabkan gejala-gejala gastrointestinal hanya pada akhir perjalanan penyakit, biasanya makrofag dan menyebabkan gejala-gejala gastrointestinal hanya pada akhir perjalanan penyakit, biasanya sesudah demam yang lama, bakteremia dan akhirnya lokalisasi infeksi dalam jaringan limfoid sub mukosa sesudah demam yang lama, bakteremia dan akhirnya lokalisasi infeksi dalam jaringan limfoid sub mukosa usus kecil.

usus kecil.

Gambar 1. Gambar kuman

Gambar 1. Gambar kuman Salmonella typhiSalmonella typhi secara skematik.secara skematik. 2.

2. PatogenitasPatogenitas

 Sa

 Salm

lmo

one

nella

lla ttyyp

phi 

hi 

Kuman menembus mukosa epitel usus, berkembang biak di lamina propina kemudian masuk ke Kuman menembus mukosa epitel usus, berkembang biak di lamina propina kemudian masuk ke dalam kelenjar getah bening mesenterium. Setelah itu memasuki peredaran darah sehingga terjadi dalam kelenjar getah bening mesenterium. Setelah itu memasuki peredaran darah sehingga terjadi  bakteremia

 bakteremia pertama pertama yang yang asimomaasimomatis, tis, lalu lalu kuman kuman masuk masuk ke ke organ-organ organ-organ terutama terutama hepar hepar dan dan sumsum sumsum tulangtulang yang dilanjutkan dengan pelepasan kuman dan endotoksin ke peredaran darah sehingga menyebabkan yang dilanjutkan dengan pelepasan kuman dan endotoksin ke peredaran darah sehingga menyebabkan  bakteremia

 bakteremia kedua. Kukedua. Kuman yaman yang berada ng berada di hepar di hepar akan makan masuk kemasuk kembali ke dabali ke dalam usus lam usus kecil, sekecil, sehingga tehingga terjadirjadi infeksi seperti semula dan sebagian kuman dikeluarkan bersama tinja.

infeksi seperti semula dan sebagian kuman dikeluarkan bersama tinja. 3.

3. Respon imun terhadapRespon imun terhadap

 Sa

 Salm

lmo

one

nella

lla ttyyp

phi 

hi 

Salmonella dibagi menjadi 3 serovar berdasarkan antigen utama yang dimiliki, yaitu O

Salmonella dibagi menjadi 3 serovar berdasarkan antigen utama yang dimiliki, yaitu O (somatic)(somatic),, Vi

Vi (capsular/surface)(capsular/surface) dan Hdan H (flagellar)(flagellar)2,28. Membran sel tersusun atas komplek molekul glikolipid yang2,28. Membran sel tersusun atas komplek molekul glikolipid yang dikenal dengan nama lipopolisakarida (LPS) atau endotoksin. Endotoksin terdiri dari 3 lapisan, yaitu dikenal dengan nama lipopolisakarida (LPS) atau endotoksin. Endotoksin terdiri dari 3 lapisan, yaitu O- O- spesific polysaccaride

 spesific polysaccaride di bagian luar,di bagian luar, core-polysaccaridecore-polysaccaride di bagian tengah dandi bagian tengah dan lipid Alipid A di bagian dalam.di bagian dalam. Dengan struktur LPS yang demikian lengkap menjadikannya lebih resisten terhadap enzim yang Dengan struktur LPS yang demikian lengkap menjadikannya lebih resisten terhadap enzim yang memproses antigen, yaitu dengan cara memperlambat pemrosesan dan menghambat aktivasi epitop memproses antigen, yaitu dengan cara memperlambat pemrosesan dan menghambat aktivasi epitop tertentu. Hal ini juga dapat merintangi aktivasi sel T, khususnya CD4 karena pada umumnya mereka lebih tertentu. Hal ini juga dapat merintangi aktivasi sel T, khususnya CD4 karena pada umumnya mereka lebih mengenali epitop peptida daripada polisakarida. Strain yang memiliki LPS lengkap juga resisten terhadap mengenali epitop peptida daripada polisakarida. Strain yang memiliki LPS lengkap juga resisten terhadap lisis komplemen melalui jalur

(3)

Salmonella

Salmonella patogenik mempu patogenik mempunyai urutan nyai urutan gen invasif, gen invasif, menghamenghasilkan protein yang silkan protein yang disekresi olehdisekresi oleh  bagian

 bagian khusus khusus untuk untuk menghancumenghancurkan rkan epitel.epitel. SalmonellaSalmonella yang masuk ke dalam saluran cerna akanyang masuk ke dalam saluran cerna akan menembus epitel illeosekal dan bermultiplikasi dalam folikel limfoid intestinal, kemudian mengikuti aliran menembus epitel illeosekal dan bermultiplikasi dalam folikel limfoid intestinal, kemudian mengikuti aliran limfe memasuki sirkulas

limfe memasuki sirkulasi darah menuju organ RES terutama hepar dan limpa serta organ lain sei darah menuju organ RES terutama hepar dan limpa serta organ lain se hingga akanhingga akan menyebabkan perubahan histopatologik organ-organ tersebut, kemungkinan kedua adalah bakteri mencapai menyebabkan perubahan histopatologik organ-organ tersebut, kemungkinan kedua adalah bakteri mencapai sirkulasi karena terbawa makrofag yang terinfeksi.

sirkulasi karena terbawa makrofag yang terinfeksi. Salmonella

Salmonella memasuki epitel illeum dengan cara invaginasi pada mikrovili yang akan membesarmemasuki epitel illeum dengan cara invaginasi pada mikrovili yang akan membesar dan menyatu bersamaan dengan masuknya bakteri tersebut melalui

dan menyatu bersamaan dengan masuknya bakteri tersebut melalui brush border brush border .. SalmonellaSalmonella dapatdapat merusak permukaan penghubung yangmenyatukan sel epitel dan melakukan penetrasi pada barrier epitel merusak permukaan penghubung yangmenyatukan sel epitel dan melakukan penetrasi pada barrier epitel melalui radang interseluler. Pada plak peyeri terjadi pembengkakan berwarna merah muda di akhirminggu melalui radang interseluler. Pada plak peyeri terjadi pembengkakan berwarna merah muda di akhirminggu I, namun permukaan mukosa tetap utuh. Kelenjar limfe mesenterium jugamembesar dan terdapat area I, namun permukaan mukosa tetap utuh. Kelenjar limfe mesenterium jugamembesar dan terdapat area nekrotik serta hemoragik. Pada akhir minggu III dasar ulkus meluas sampai lapisan otot, permukaan usus nekrotik serta hemoragik. Pada akhir minggu III dasar ulkus meluas sampai lapisan otot, permukaan usus tertutup serosa

tertutup serosa dan dan bisa mbisa menjadi enjadi peritonitis fibrosa.peritonitis fibrosa.

Gambar 3. Respons imun pada mukosa gastrointestinal terhadap infeksi S

Gambar 3. Respons imun pada mukosa gastrointestinal terhadap infeksi S almonellaalmonella.Bakteri akan melalui.Bakteri akan melalui aliran darah ke limpa yang akan menghasilkan respons imun spesifik.

aliran darah ke limpa yang akan menghasilkan respons imun spesifik. Sementara itu perubahan histopatologi hepar terjadi akibat dari endotoksin ,

Sementara itu perubahan histopatologi hepar terjadi akibat dari endotoksin , SalmonellaSalmonella dan reaksidan reaksi imun melawan kuman sehingga timbul jejas pada sel hepatosit yang bersifat

imun melawan kuman sehingga timbul jejas pada sel hepatosit yang bersifat reversiblereversible. Dengan mikroskop. Dengan mikroskop cahaya di hepar akan terlihat gambaran degenerasi lemak disertai pembengkakan sel sebagai manifestasi cahaya di hepar akan terlihat gambaran degenerasi lemak disertai pembengkakan sel sebagai manifestasi  pertama

 pertama jejas jejas akibat akibat pergeseran pergeseran air air ekstra ekstra ke ke intrasel. intrasel. Hepar Hepar mengalammengalami i hiperemiahiperemia, , lebih lebih lunak lunak dandan membengkak serta dapat terjadi pembentukan abses.

membengkak serta dapat terjadi pembentukan abses. Cloudy swellingCloudy swelling juga  juga bisa bisa terjadi terjadi pada pada minggu minggu pertamapertama infeksi. Terjadi degenerasi

infeksi. Terjadi degenerasi ballooningballooning dengan vakuolisasi selsel hepatosit. Proliferasi sel kupffer, limfosit,dengan vakuolisasi selsel hepatosit. Proliferasi sel kupffer, limfosit, dan neutrofil muncul diantara sel-sel hepatosit yang disertai pembentukan fokal

dan neutrofil muncul diantara sel-sel hepatosit yang disertai pembentukan fokal nodul typhoid nodul typhoid .. Infeksi

Infeksi SalmonellaSalmonella melibatkan limpa sehingga organ tersebut mengalami hiperplasia danmelibatkan limpa sehingga organ tersebut mengalami hiperplasia dan hipertropi, lunak dan membengkak akibat proliferasi limfosit di pulpa merah serta infiltrasi neutrofil dan hipertropi, lunak dan membengkak akibat proliferasi limfosit di pulpa merah serta infiltrasi neutrofil dan makrofag ke dalam limpa. Aktivasi limfosit limpa disebabkan oleh respons imun dan peran makrofag serta makrofag ke dalam limpa. Aktivasi limfosit limpa disebabkan oleh respons imun dan peran makrofag serta sel NK dengan d

sel NK dengan dikeluarkannya sitokin seperti IFNγ dan TNFα. Pada gambaran histopatologi mungkinikeluarkannya sitokin seperti IFNγ dan TNFα. Pada gambaran histopatologi mungkin tampak splenitis, nekrosis multifokal dan sering disertai dengan koloni bakteri.

tampak splenitis, nekrosis multifokal dan sering disertai dengan koloni bakteri. Secara singkat perjalanan infeksi sistemik

Secara singkat perjalanan infeksi sistemik SalmonellaSalmonella dapat digambarkan dalam beberapa fase.dapat digambarkan dalam beberapa fase. Fase I terjadi sekitar 1 jam setelah diinfeksi secara intravena atau intraperitoneal. Lebih dari 90 % kuman Fase I terjadi sekitar 1 jam setelah diinfeksi secara intravena atau intraperitoneal. Lebih dari 90 % kuman yang diinokulasi dit

yang diinokulasi ditangkap dan dirusak oleh fagosit residen. Fase II dimulai sejak hari I infeksi yang disebuangkap dan dirusak oleh fagosit residen. Fase II dimulai sejak hari I infeksi yang disebu tt tahap pertumbuhan eksponensial. Kuman masuk ke dalam sirkulasi melalui pembuluh limfe melakukan tahap pertumbuhan eksponensial. Kuman masuk ke dalam sirkulasi melalui pembuluh limfe melakukan invasi ke hepar dan limpa untuk selanjutnya melakukan multiplikasi. Neutrofil sangat penting pada fase ini invasi ke hepar dan limpa untuk selanjutnya melakukan multiplikasi. Neutrofil sangat penting pada fase ini sebagai pertahanan

sebagai pertahanan hosthost dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Fase III terjadi setelah 3-7 hari,dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Fase III terjadi setelah 3-7 hari,  pertumbuha

 pertumbuhan n bakteri pesat bakteri pesat di di hati hati dan limpa dan limpa serta serta menjadi pertumbuhan yang menjadi pertumbuhan yang menetap. Makrofag yangmenetap. Makrofag yang teraktivasi memproduksi sitokin proinflamasi. Makrofag teraktivasi bukan untuk membunuh akan tetapi teraktivasi memproduksi sitokin proinflamasi. Makrofag teraktivasi bukan untuk membunuh akan tetapi untuk meningkatkan killing sel NK dengan produksi sitokinnya. Fase pembersihan terjadi setelah minggu untuk meningkatkan killing sel NK dengan produksi sitokinnya. Fase pembersihan terjadi setelah minggu

(4)

ketiga infeksi yang melibatkan imun adaptif khususnya sel T.

ketiga infeksi yang melibatkan imun adaptif khususnya sel T. Respons imun terhadap salmonella meliputRespons imun terhadap salmonella meliputii sistem imun natural

sistem imun natural (innate)(innate) dan sistem imun adaptifdan sistem imun adaptif (acquired).(acquired).  Sistem imun natural berfungsi untuk   Sistem imun natural berfungsi untuk  mengidentifikasi dan melawan mikroba serta penanda imun adaptif.

mengidentifikasi dan melawan mikroba serta penanda imun adaptif. 3.1 Respon imun natural (

3.1 Respon imun natural (innate immunityinnate immunity))

 Respons imun natural dimulai dengan pengenalan komponen bakteri seperti LPS dan DNA, diikutiRespons imunnatural dimulai dengan pengenalan komponen bakteri seperti LPS dan DNA, diikuti

 pengam

 pengambilan dan penghancbilan dan penghancuran bakteri oleh sel faguran bakteri oleh sel fagosit yang memfaosit yang memfasilitasi proteksilitasi proteksi host terhadapsi host terhadap infeksi. Peran ini dilakukan oleh makrofag, sel NK, dan neutrofil. Adapun pengeluaran mediator infeksi. Peran ini dilakukan oleh makrofag, sel NK, dan neutrofil. Adapun pengeluaran mediator inflamasi berfungsi untuk memperkuat respons imun. Makrofag mensekresi IL-1, -6, -8, -12, -15, inflamasi berfungsi untuk memperkuat respons imun. Makrofag mensekresi IL-1, -6, -8, -12, -15, -18 dan TNF alfa31,38,51. Interleukin -1, -6, dan TNF alfa bekerja sinergis untuk meningkatkan -18 dan TNF alfa31,38,51. Interleukin -1, -6, dan TNF alfa bekerja sinergis untuk meningkatkan aktivasi sel T dan respons radang

aktivasi sel T dan respons radang akut. Interleukiakut. Interleukin-8 membantu menarik neutrofil ke tempat infeksi.n-8 membantu menarik neutrofil ke tempat infeksi. Interleukin -12 mengaktivasi sel NK dan memicu diferensiasi CD4 menjadi Th1. Interleukin -12 Interleukin -12 mengaktivasi sel NK dan memicu diferensiasi CD4 menjadi Th1. Interleukin -12  juga

 juga meningkameningkatkan tkan kemampuakemampuan n bakterisidabakterisidal l fagosit, fagosit, meningkmeningkatkan atkan IFNγ, IFNγ, dan dan meningkameningkatkantkan sintesis NO. Interleukin -15 penting untuk respons inflamasi, fungsi antimikrobial neutrofil, sintesis NO. Interleukin -15 penting untuk respons inflamasi, fungsi antimikrobial neutrofil, stimulasi CD8 serta perkembangan,

stimulasi CD8 serta perkembangan, survival  survival , dan fungsi sel NK. Interleukin -, dan fungsi sel NK. Interleukin -18 menginduksi IFNγ,18 menginduksi IFNγ, ko-aktivasi Th1

ko-aktivasi Th1, dan perkembangan sel NK. Makrofag juga mengeluar, dan perkembangan sel NK. Makrofag juga mengeluarkan ROI dan RNI yang dapatkan ROI dan RNI yang dapat meningkatkan mekanisme membunuh bakteri. Makrofag mampu menghancurkan bakteri dengan meningkatkan mekanisme membunuh bakteri. Makrofag mampu menghancurkan bakteri dengan respiratory burst

respiratory burst yang menghasilkanyang menghasilkan reactive oxygen species (ROS)reactive oxygen species (ROS) seperti superoksida, hidrogenseperti superoksida, hidrogen  peroksidase

 peroksidase dan NO.dan NO.

 Sel NK berperan sebagai sel sitotoksik atau sitolitik yang dapat menghancurkan sel yang terinfeksi.Sel NK berperan sebagai sel sitotoksik atau sitolitik yang dapat menghancurkan sel yang terinfeksi.

Sel NK juga memproduksi IFN γ

Sel NK juga memproduksi IFN γ, TNF alfa, dan, TNF alfa, dan granulocyt granulocyte me macrophage acrophage colony colony stimulating stimulating factorfactor (GMCSF)

(GMCSF). IFNγ. IFNγ  meningkatkan sejumlah reseptor TNF alfa dan transkripsi mRNA. Sebaliknya  meningkatkan sejumlah reseptor TNF alfa dan transkripsi mRNA. Sebaliknya TNF alfa dibutuhkan untuk prod

TNF alfa dibutuhkan untuk produksi IFNγ. IFN γ meningkatkanuksi IFNγ. IFN γ meningkatkan respons CMI dengan mengaktivasirespons CMI dengan mengaktivasi makrofag dan menginduksi diferensiasi sel Th menjadi Th1. Sel NK berperan sebagai jembatan makrofag dan menginduksi diferensiasi sel Th menjadi Th1. Sel NK berperan sebagai jembatan antara imunitas alami dan imunitas adaptif, memodulasi hematopoesis, dan meningkatkan antara imunitas alami dan imunitas adaptif, memodulasi hematopoesis, dan meningkatkan granulosit makrofag.

granulosit makrofag.

  Neutrofil  Neutrofil mampu mampu menghasilkmenghasilkanan oxidative burstoxidative burst seperti makrofag yang berkontribusi dalamseperti makrofag yang berkontribusi dalam

membunuh bakteri. Nitrit oksida (NO) diproduksi bersama dengan L-sitrulin melalui oksidasi membunuh bakteri. Nitrit oksida (NO) diproduksi bersama dengan L-sitrulin melalui oksidasi enzimatik dari L-arginin. Produksi NO distimulasi

enzimatik dari L-arginin. Produksi NO distimulasi oleh IFNγ, TNF alfa, ILoleh IFNγ, TNF alfa, IL-1 dan IL-2. Nitrit oksida-1 dan IL-2. Nitrit oksida merupakan implikasi respons terhadap bakteri intraseluler seperti

merupakan implikasi respons terhadap bakteri intraseluler seperti SalmonellaSalmonella yang tercerminyang tercermin dengan melimpahnya NO di bagian luar fagosom. Antara ROI dan NO dapat berinteraksi dengan dengan melimpahnya NO di bagian luar fagosom. Antara ROI dan NO dapat berinteraksi dengan membentuk spesies antimikroba yang lebih toksik seperti peroksi-nitrit yang dapat meningkatkan membentuk spesies antimikroba yang lebih toksik seperti peroksi-nitrit yang dapat meningkatkan daya bunuh makrofag terhadap

daya bunuh makrofag terhadap SalmonellaSalmonella.. 3.2 Respon imun adaptif

3.2 Respon imun adaptif

Pada imun adaptif sel yang berperan adalah APC, sel T dan sel B.39,44,51,52 Sel dendritik Pada imun adaptif sel yang berperan adalah APC, sel T dan sel B.39,44,51,52 Sel dendritik merupakan APC yang penting dalam inisiasi respons imun yang diperantarai sel T dan bersama dengan merupakan APC yang penting dalam inisiasi respons imun yang diperantarai sel T dan bersama dengan makrofag mempresentasikan antigen yang diproses dari bakteri intrasel gram negatif seperti

makrofag mempresentasikan antigen yang diproses dari bakteri intrasel gram negatif seperti SalmonellaSalmonella..

 Pada infeksi bakteri intraseluler dan virus pada sediaan apus darah tepi dapat terlihat limfosit atipikPada infeksi bakteri intraseluler dan virus pada sediaan apus darah tepi dapat terlihat limfosit atipik

/ teraktivasi dengan limfosit yang lebih besar dan reaktif, sitoplasma lebih lebar, warna lebih biru / teraktivasi dengan limfosit yang lebih besar dan reaktif, sitoplasma lebih lebar, warna lebih biru atau abu-abu, inti oval, bentuk ginjal atau

atau abu-abu, inti oval, bentuk ginjal atau lobulated lobulated , kadang kadang terdapat anak inti dan kromatin, kadang kadang terdapat anak inti dan kromatin lebih kasar.8 Faktor yang berperan dalam perubahan sel Th adalah limfokin yang mengaktifasinya. lebih kasar.8 Faktor yang berperan dalam perubahan sel Th adalah limfokin yang mengaktifasinya. Jika berupa

IL-Jika berupa IL-2 dan IFNγ, yang berkembang adalah Th1 dan akan menekan Th2. Sebaliknya jika2 dan IFNγ, yang berkembang adalah Th1 dan akan menekan Th2. Sebaliknya jika IL-4 yang dikeluarkan, maka Th2 yang akan berkembang. Diferensiasi sel Th juga dipengaruhi IL-4 yang dikeluarkan, maka Th2 yang akan berkembang. Diferensiasi sel Th juga dipengaruhi  jenis APC

 jenis APC, jika , jika APC-nya APC-nya makrofag makrofag (sumber I(sumber IL-12), yang L-12), yang akan beakan berkembang rkembang adalah adalah Th1, tetaTh1, tetapi jikapi jika APC-nya sel B, yang berkembang Th2.

(5)

Gambar 5. Pembentukan antibodi terhadap infeksi

Gambar 5. Pembentukan antibodi terhadap infeksi Salmonella.Salmonella.

 Sel T diperlukan untuk ekspresi penuh imunitas terhadapSel T diperlukan untuk ekspresi penuh imunitas terhadap SalmonellaSalmonella. Sel T dengan. Sel T dengan ClusterCluster

designation 4

designation 4 (CD4) berfungsi dalam membantu aktivasi dan diferensiasi sel B. Selain membantu(CD4) berfungsi dalam membantu aktivasi dan diferensiasi sel B. Selain membantu sel B membentuk antibody, juga membantu pembentukan CD8 spesifik salmonella dan pengaturan sel B membentuk antibody, juga membantu pembentukan CD8 spesifik salmonella dan pengaturan  pembentuk

 pembentukan an granuloma untuk granuloma untuk membatamembatasi si penyebarpenyebaran an bakteri.bakteri. Cluster designation 8Cluster designation 8 (CD8) ini(CD8) ini dapat melisis sel yang terinfeksi dan memproduksi sitokin yang dibutuhkan untuk pengerahan dan dapat melisis sel yang terinfeksi dan memproduksi sitokin yang dibutuhkan untuk pengerahan dan aktivasi fagosit. Ketika distimulasi, CD4 akan memproduksi IL-2 yang dibutuhkan sel T untuk aktivasi fagosit. Ketika distimulasi, CD4 akan memproduksi IL-2 yang dibutuhkan sel T untuk  berkemba

 berkembang menjadi Th. Defing menjadi Th. Defisiensi CD4 mensiensi CD4 menyebabkan terjayebabkan terjadinya infeksi krondinya infeksi kronis, sedangkis, sedangkan padaan pada defisiensi sel B masih mampu mengontrol dan mengeliminasi infeksi

defisiensi sel B masih mampu mengontrol dan mengeliminasi infeksi SalmonellaSalmonella. Jadi dapat. Jadi dapat disimpulkan bahwa CD4 juga berperan untuk mengaktivasi fagosit dan bukan sekedar memberi disimpulkan bahwa CD4 juga berperan untuk mengaktivasi fagosit dan bukan sekedar memberi  bantuan se

Gambar

Gambar 1. Gambar kuman
Gambar 3. Respons imun pada mukosa gastrointestinal terhadap infeksi S
Gambar 5. Pembentukan antibodi terhadap infeksi

Referensi

Dokumen terkait

Antigen-presenting cells/APC : Sel yang menyajikan antigen dan membentuk kompleks dengan T helper cell yang akan memanggil sel imun untuk melemahkan antigen Auskultasi

Apakah terdapat perbedaan karakteristik sitokin sebagai respon imun adaptif selular antara ibu hamil yang terinfeksi cacing Wuchereria bancrofti dengan pada ibu

Berikut ini merupakan interpretasi pada persamaan model intra-host malaria dengan respon sel imun yang terdiri dari sel darah merah normal ( ), sel darah merah yang

Reaksi imunitas selular yang terjadi dalam tubuh hospes baik yang imun maupun yang tidak imun selama infeksi malaria menyangkut aktivitas sel limfosit T dan sel makrofag

Sistem imun spesifik adalah limfosit B atau sel B yang berasal dari sel

Autoimunitas adalah respons imun terhadap antigen jaringan sendiri yang disebabkan kegagalan mekanisme normal yang berperan untuk mempertahankan self tolerance sel B, sel T

Sel B dan T mengenal berbagai epitop pada molekul antigen yang sama.Limfosit juga dapat berinteraksi dengan antigen yang kompleks pada berbagai tahap struktur antigen.Oleh Karena

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan respon imun adaptif seluler dan humoral pada ibu hamil dengan infeksi filariasis (Wuchereria bancrofti) dan menggunakan desain