• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFESI Volume 10 / September 2013 Februari 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFESI Volume 10 / September 2013 Februari 2014"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

52

FAKTOR RISIKO PENYEBAB MENINGKATNYA KEJADIAN STROKE PADA USIA REMAJA DAN USIA PRODUKTIF

Retno Dewi Noviyanti

Dosen S1 Ilmu Gizi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Jl. Tulang Bawang Selatan No.26 Tegalsari RT 01 RW 32 Kadipiro Banjarsari Surakarta Email : retno_arvi2211@yahoo.com

ABSTRACT

Adolescence are the largest population in the world and especially in Indonesia. Adolescence are the future generation, who needs care in all things , especially the quality of healthcare. At the first, stroke is a disease that often affects older people, especially those 50 years old and older, but now stroke can be danger for adolescence and productive age. This occurs because of changes in lifestyle and behaviors, such as eating fast food that contain high levels of fat , smoking , alcohol , overwork , less of exercise and stress, all of these are risk factors of stroke in adolescence and productive age . In addition to the other risk factors are a history of hypertension , systolic blood pressure ≥ 140 and a history of stroke in the family. Especially for adolescence and productive age to maintain a healthy lifestyle and controlling risk factors of stroke at the age so that optimal health can be realized .

Keywords: Risk factors, stroke, adolescence and productive age

PENDAHULUAN

Remaja merupakan populasi terbesar di dunia yaitu sebesar 1,2 milyar. Di Indonesia juga didominasi oleh usia muda, adapun proporsi penduduk usia muda yaitu sebesar 37,42% dari jumlah penduduk Indonesia. Presentase usia muda menurut kelompok umur yang paling tinggi adalah presentase pada usia 15-24 tahun dengan pembagian kelompok usia 15-19 tahun sebesar 27,09% dan usia 20-24 sebesar 24,35%1.

Jumlah remaja yang sangat mendominasi penduduk dunia, sehingga remaja harus mendapatkan perhatian, karena remaja merupakan aset negara dan generasi penerus bangsa. Masa remaja merupakan masa transisi yang perlu mendapatkan perhatian dan bimbingan. Masa remaja merupakan suatu masa kehidupan yang mengalami percepatan pertumbuhan fisik, mental, emosional dan sosial. Remaja juga identik dengan beberapa kebiasaan seperti mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang mengandung kadar lemak tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kurang berolahraga dan stress. Hal-hal tersebut telah menjadi gaya hidup terutama di perkotaan, padahal semua perilaku tersebut dapat merupakan faktor-faktor risiko penyakit stroke2.

Stroke dapat menjadi masalah yang sangat berat baik bagi penderita maupun keluarga. Seorang penderita stroke tidak mungkin kembali bekerja seperti keadaan sebelum serangan, dia juga akan kehilangan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain ataupun merawat dirinya sendiri.

Stroke paling sering dijumpai pada orang-orang dengan usia menengah dan usia lanjut. Penyakit stroke sering dianggap sebagai penyakit monopoli orang tua. Dulu memang penyakit tersebut diderita oleh orang tua terutama yang berusia 50 tahun ke atas. Tapi beberapa kasus terakhir menunjukkan peningkatan kasus stroke yang terjadi pada usia remaja dan usia produktif (15 – 40 tahun). Hal ini dapat terjadi karena adanya perubahan gaya hidup seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terutama anak muda perkotaan. Persentase yang bisa dibuat, jika jumlah total penderita stroke dipersentase 100%, maka pasien usia muda sebanyak 20%.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya stroke pada usia muda dibagi dua kelompok besar yaitu faktor yang tidak dapat diubah (jenis kelamin, umur, riwayat keluarga) dan faktor yang dapat diubah seperti pola makan, kebiasaan olahraga dan lain-lain.

(2)

53 DEFINISI STROKE

Stroke adalah gangguan fungsi otak akibat aliran darah ke otak mengalami gangguan karena adanya robekan atau sumbatan pada pembuluh darah arteri yang menuju otak, sehingga nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan otak tidak terpenuhi dengan baik, pada akhirnya menyebabkan hilangnya sensasi, gerakan volunteer atau bagian tubuh.

Cedera vaskular serebral (CVS), sering disebut stroke atau serangan otak adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak. Individu berisiko CVS terutama adalah lansia dengan hipertensi, diabetes, hiperkolesterolemia atau penyakit jantung3.

Stroke atau Cerebro Vascular Accident (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak, dimana secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) timbul gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah fokal yang terganggu. Keadaan ini sering merupakan kulminasi penyakit serebrovaskular selama beberapa tahun4.

ETIOLOGI STROKE

Penyebab stroke ada 2 macam, yaitu adanya sumbatan di pembuluh darah (trombus) dan adanya pembuluh darah yang pecah. Umumnya stroke diderita oleh orang tua, karena proses penuaan menyebabkan pembuluh darah mengeras dan menyempit (arteriosclerosis) dan adanya lemak yang menyumbat pembuluh darah (atherosclerosis). Tapi beberapa kasus terakhir menunjukkan peningkatan kasus stroke yang terjadi pada usia remaja dan usia produktif (15 – 40 tahun).

Pada golongan ini, penyebab utama stroke adalah stress, penyalahgunaan narkoba, alkohol, faktor keturunan, dan gaya hidup yang tidak sehat. Penyebab serangan stroke lainnya adalah makanan dengan kadar kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein) yang sangat tinggi. Koleserol jahat ini banyak terdapat pada junk food, atau makanan cepat saji. Selain itu, penyebab terjadinya serangan stroke lainnya adalah kebiasaan malas berolahraga dan bergerak, banyak minum alkohol, merokok, penggunaan narkotika dan zat adiktif, waktu istirahat yang sangat kurang, makan terlambat, diet, serta stress yang berkepanjangan. Stress pada anak yang diakibatkan oleh beban pikiran yang berat seperti misalnya hubungan sosial

ataupun masalah pendidikan juga turut semakin memicu serangan stroke.

Stres justru menjadi penyebab utama, remaja dengan usia produktif terserang stroke. Menurut Dokter Spesialis Bedah Saraf, yaitu dr Eveline, Sp.BS terdapat pasien stroke yang masih berusia 20 hingga 30 tahun. Persentase yang bisa dibuat, jika jumlah total penderita stroke dipersentase 100%, maka pasien usia muda sebanyak 20%.

Jadi jangan pernah menganggap ringan stress berkepanjangan dan juga rasa pusing atau nyeri pada kepala. Jika pusing dirasakan terus menerus dan tidak lagi sembuh dengan meminum obat, maka harus dicurigai ini adalah gejala stroke. Apalagi kalau nyeri kepala disertai dengan keluhan lain, seperti mati rasa atau kesemutan.

JUMLAH PENDERITA PENYAKIT STROKE MENINGKAT

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia, masalah stroke semakin penting dan mendesak karena kini jumlah penderita Stroke di Indonesia terbanyak dan menduduki urutan pertama di Asia. Jumlah yang disebabkan oleh stroke menduduki urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan urutan kelima pada usia 15-59 tahun. Stroke merupakan penyebab kecacatan serius menetap no 1 di seluruh dunia. Pada tanggal 29 Oktober diperingati sebagai hari stroke dunia, saat ini diingatkan bahwa 1 dari 6 orang menderita stroke dan hampir setiap 6 detik seseorang meninggal karena stroke.

Organisasi Stroke Dunia mencatat hampir 85% orang yang mempunyai faktor resiko dapat terhindar dari stroke bila menyadari dan mengatasi faktor resiko tersebut sejak dini. Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030.

Di Amerika Serikat tercatat hampir setiap 45 detik terjadi kasus stroke, dan setiap 4 detik terjadi kematian akibat stroke. Secara normal darah mengangkut oksigen dan nutrisi untuk sel – sel otak. Tanpa aliran darah, sel otak akan cepat mati. Setiap detik 32.000 sel otak yang tidak mendapat suplai oksigen akan mati.

(3)

54 FAKTOR RESIKO TERJADINYA STROKE PADA REMAJA DAN USIA PRODUKTIF

Faktor resiko terjadinya stroke dibedakan menjadi dua yaitu yang dapat dimodifikasi/diubah dan yang tidak dapat dimodifikasi yaitu sebagai berikut:

1. Yang dapat dimodifikasi/diubah: a. Merokok

Dari hasil berbagai penelitian diketahui bahwa orang-orang yang merokok memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibanding orang yang tidak merokok. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku. Dengan demikian, dapat menyebabkan gangguan aliran darah. b. Alkohol

c. Diabetes

Diabetes Mellitus atau kencing manis memiliki risiko mengalami stroke. Hal ini terkait dengan pembuluh darah penderita diabetes yang umumnya lebih kaku (tidak lentur). Adanya peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa darah secara tiba-tiba juga dapat menyebabkan kematian otak. d. Hiperlipidemia (Hiperkolesterol)

Hiperkolesterolemia merupakan keadaan ketika kadar kolesterol di dalam darah berlebih. LDL yang berlebih akan mengakibatkan terbentuknya plak pada pembuluh darah yang lama kelamaan akan semakin banyak dan menumpuk sehingga menganggu aliran darah. e. Obesitas

Kegemukan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hal tersebut terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada orang dengan obesitas, yaitu biasanya kadar LDL lebih tinggi dibanding kadar HDL.

f. Penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dengan obat

Orang yang tekanan darahnya tinggi mempunyai peluang besar untuk mengalami stroke. Bahkan, ini merupakan penyebab terbesar dari stroke. Alasannya, dalam hipertensi dapat terjadi gangguan aliran darah

tubuh yaitu diameter pembuluh darah kelak akan mengecil sehingga darah yang mengalir ke otak pun akan berkurang, dengan pengurangan aliran darah otak (ADO), maka otak akan kekurangan suplai oksigen dan glukosa sehingga jaringan otak lama-lama akan mati.

2. Yang tidak dapat dimodifikasi: a. Usia

Dari berbagai penelitian, diketahui bahwa suai semakin tua semakin besar pula risiko terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan proses degenerasi (penuaan) yang terjadi secara alamiah pada orang-orang lanjut usia, pembuluh darah lebih kaku karena adanya plak. b. Jenis kelamin

Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke dibanding perempuan. Hal ini mungkin terkait bahwa laki-laki cenderung merokok. Rokok, dapat merusak lapisan dari pembuluh darah tubuh.

c. Herediter

Terkait dengan riwayat stroke di keluarga, orang dengan riwayat stroke pada keluarga memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena penyakit stroke dibanding orang yang tanpa riwayat stroke pada keluarganya. d. Ras atau Etnis

Dari berbagai penelitian, ditemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang yang lebih besar untuk terkena stroke dibanding ras kulit hitam.

e. Komorbid dengan penyakit jantung (penyakit jantung koroner)

f. Stenosis arteri karotis g. Penyakit anemia sel sabit h. Usia lanjut

i. Pengguna obat- obatan anti pembekuan darah

j. Memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi yang kronis (jangka waktu lama)

k. Memiliki riwayat gangguan pembuluh darah

Saat ini yang cukup memprihatinkan adalah meningkatnya kasus-kasus stroke pada usia muda yang diakibatkan tingkat stress yang tinggi dan kebiasaan pola hidup yang kurang sehat seperti sering mengkonsumsi makanan

(4)

55 siap saji yang cukup banyak dan kurangnya olahraga.

Terdapat 3 faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian stroke pada usia muda di bawah 40 tahun yaitu riwayat hipertensi, tekanan darah sistolik ≥ 140 dan riwayat stroke pada keluarga. Riwayat hipertensi, memberikan pengaruh yang bermakna untuk mengalami stroke pada usia muda dengan tingkat risiko 5,76 kali dibandingkan dengan yang tidak mempunyai riwayat hipertensi5.

Penelitian yang dilakukan oleh Petrovitch6 menyebutkan bahwa hipertensi

terbukti mempunyai pengaruh terhadap kejadian stroke. Makin lama hipertensi tidak diobati makin tinggi angka kejadian untuk stroke.

Hasil penelitian Sitorus5, menunjukkan

bahwa tekanan darah sistole ≥ 140 mmHg terbukti sebagai faktor risiko terjadinya stroke pada usia muda dengan tingkat risiko 6,22 kali dibandingkan dengan yang memiliki tekanan darah sistolik <140 mmHg.

Besarnya pengaruh tekanan darah sistole, kemungkinan karena adanya perubahan patologik yang terjadi pada pembuluh darah serebral didalam jaringan otak. Data dari Multiple Risk Factor Interaction Trial (MRFIT) menunjukkan makin tinggi tekanan darah diastole atau sistole, risiko untuk terjadi stroke juga semakin tinggi7. Tekanan darah sistole

merupakan prediktor terjadinya stroke lebih kuat dibanding tekanan darah diastole8.

Menurut Sitorus5, riwayat keluarga yang

pernah mengalami stroke, memberikan pengaruh yang bermakna kepada anggota keluarga untuk mengalami stroke pada usia muda, dengan tingkat risiko 3,91 kali dibandingkan dengan yang tidak mempunyai riwayat keluarga yang menderita stroke.

Riwayat keluarga adanya serangan stroke atau penyakit pembuluh darah iskemik, sering pula terjadi pada penderita stroke pada usia muda. Apabila kedua orangtua pernah mengalami stroke, maka kemungkinan keturunan terkena stroke semakin besar9.

Penelitian Liao10 menyatakan bahwa

seseorang yang mempunyai riwayat keluarga stroke positif akan mempunyai risiko lebih tinggi untuk mendapat stroke dibanding dengan orang yang mempunyai riwayat keluarga stroke negatif, setelah disesuaikan dengan umur, suku dan jenis kelamin.

CARA MENGATASI STROKE Cara mencegah penyakit stroke :

1. Berhenti merokok, dengan tidak merokok maka akan mengurangi setengah resiko terkena stroke.

2. Memeriksa tekanan darah. 3. Mengurangi berat badan. 4. Olahraga teratur.

5. Mengatur pola makan seperti memperbanyak makan makanan berserat, mengurangi makanan yang tinggi lemak dan kolesterol, mengurangi konsumsi garam.

6. Menghindari stress.

7. Memeriksa bunyi berdengung pada leher. 8. Makan makanan yang mengandung

potasium.

9. Mengenali aspirin. 10. Menjauhi alkohol.

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Pusat Statistik. 2001. Profil pemuda Indonesia.

2. Lai SM, Alter M, Friday G, Sobel E. 1994. A multifactorial analysis of risk factors for recurrence of ischemic stroke. Stroke. 25: 958-962.

3. Corwin EJ. 2009. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC.

4. Black JM, Hawks JH. 2005. Medical-surgical nursin. clinical management for positive outcomes. Elsevier Saunders: St. Louis.

5. Sitorus RJ, Hadisaputro S, Kustiowati E. 2008. Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kejadian stroke pada usia muda kurang dari 40 tahun (studi kasus di rumah sakit di kota Semarang). Jurnal Epidemiologi.

6. Petrovitch H, Curb JD, Bloom-Marcus E. 1995. Isolated systolic hypertension and risk of stroke in Japanese- American men. Stroke. 26(1):25-29.

7. Stamler J, Stamler R, Neaton JD. 1993. Blood presure systolic and dyastolic, and cardiovaskuler risk :US population data. Arc Intern Med. 153(5):598-615.

8. Haheim LL, Holme I, Hjermann I, Leren P. 1995. Risk of fatal stroke according to blood pressure level: an 18-year follow-up

(5)

56 of the Oslo Study. J Hypertens. 13(8): 909-913.

9. Ebrahim S. 1990. Clinical epidemiology of stroke. New York: Oxford University Press.

10. Liao D, Myers R, Hunt S, Shahar E, Paton C, Burke G, Province M, Heiss G. 1997. Familial history of stroke and stroke risk : the family heart study. Stroke. 28(10):1908-1912.

Referensi

Dokumen terkait

• Dalam tubuh mangan berperan sebagai katalisator dari beberapa reaksi metabolik yang penting pada protein, karbohidrat, dan lemak.. • Pada metabolisme protein,

tinggi nasional berkelas dunia yang inovatif dan unggul, mengabdi kepada kepentingan bangsa dan kemanusiaan, dijiwai nilai-nilai budaya bangsa berdasarkan Pancasila,

In God’s Image – Journal of Asian Women’s Resource Centre for Culture and Theology 28, no.. dengan kekerasan simbolis. Kekerasan ini dimaknai sebagai bentuk penggunaan bahasa

Angka pengganda output tipe II rata-rata usaha kecil pada sektor pariwisata sebesar 3,041, artinya setiap peningkatan permintaan akhir usaha kecil pada sektor pariwisata (17, 19,

diperoleh dalam penelitian ini adalah: (1) data angket siswa, pengamatan peneliti terhadap hasil pembelajaran matematika, (2) Dari hasil catatan perilaku siswa

Improving Students’ Vocabulary Mastery in Teaching Recount Text by Using Mind Mapping Technique: A Classroom Action Research at VIII-B Class of SMP Negeri 12.. Mataram in

Allhamdulillahirabbilalamin puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah serta ridho-Nyalah skripsi dengan judul “ PENGARUH KUALITAS LAYANAN

Pada individu nomor 1 dari populasi turunan tanaman induk yang berasal dari Padang Laweh, ke tiga kasus terjadi yaitu kehilangan pita DNA maternal pada primer SB-19,