SARANA PENANGGULANGAN PENYAKIT ZOONOSIS
YANG MEMENUHI STANDAR
LIA SITI HALIMAH danIPSUKANTO
PT. Biofarma – Bandung
PENDAHULUAN
Bekerja dengan penyakit zoonosis memerlukan penanganan khusus didukung oleh fasilitas dan cara kerja yang baik sehingga terhindar dari resiko penularan baik terhadap pekerja di laboratorium maupun terhadap lingkungannya.
Banyak kejadian infeksi di laboratorium mikrobiologi telah dilaporkan, diantaranya kasus typhoid, cholera, glanders, brucellosis, dan tetanus. Pada tahun 1941, MEYER dan EDDIE melakukan survey terhadap 74 laboratorium yang menangani infeksi brucellosis di United States, menyimpulkan bahwa “penanganan biakan atau specimen atau udara yang mengandung organisme Brucella sangat berbahaya bagi pekerja di laboratorium. Jumlah kasus menunjukkan adanya kecerobohan dan tehnik yang rendah dalam penanganan materi infeksius.
Badan dunia World Health Organization
(WHO) sudah lama menyadari pentingnya
biosafety atau keamanan khususnya “biological biosafety” sebagai isu penting di tingkat internasional. Edisi pertama dikeluarkan oleh WHO pada tahun1983 dengan judul
Laboratory Biosafety Manual. WHO terus
menerus memberikan kepada dunia internasional kepemimpinan di bidang
biosafety dengan diterbitkannya edisi ke tiga.
Saat ini yang menjadi pedoman baik dalam mendesain maupun bekerja di laboratorium mikrobiologi adalah Laboratory Biosafety
Manual, edisi ke tiga yang diterbitkan oleh
WHO pada tahun 2004. selain dari pada itu ada pedoman-pedoman lain yang menjadi pegangan.
Biosafety
Termonologi “containment” digunakan untuk menggambarkan suatu metoda yang
dalam laboratorium dimana bahan tersebut ditangani dan dipelihara. Tujuan ini untuk mengurangi atau menghilangkan kemungkinan resiko yang ditimbulkan dari materi berbahaya tersebut dengan para pekerja di laboratorium dan lingkungannya.
Perlindungan terhadap pekerja dan lingkungannya dari agen infeksius, dapat diberikan oleh suatu tehnik mikrobiologi dan penggunaan alat baik dan aman. Vaksinasi adalah suatu cara untuk mendapatkan perlindungan yang baik terhadap bahaya bekerja dengan agen infeksius. Perlindungan terhadap lingkungan di luar laboratorium adalah dengan disain fasilitas yang memenuhi syarat dan operasional yang baik.
Jadi ada tiga hal penting dalam biosafety
containment yaitu tehnik laboratorium,
peralatan laboratorium yang aman dan disain fasilitasnya.
Good microbiological technique (GMT)
GMT adalah suatu teknik laboratorium yang aman dan merupakan elemen yang paling penting dalam Biosafety. Orang yang bekerja dengan agen infeksius atau dengan bahan yang berpotensi infeksius harus waspada terhadap potensi bahaya dan harus mendapatkan pelatihan serta paham akan bahaya bekerja dengan agen-agen tersebut.
Selain paham akan teknologi biosafety di laboratorium pekerja juga harus paham akan spesifikasi dari agen-agen tersebut seperti agen DNA rekombinan dan agen yang mengandung prion.
Laboratorium juga harus memiliki prosedur yang baik dan benar terhadap transportasi substansi infeksius. Selain daripada itu juga dituntut agar memiliki prosedur penanganan kemungkinan adanya bahaya atau kecelakan pada saat bekerja di laboratorium.
prosedur terhadap keamanan bahan kimia, api dan listrik, pengendalian keamanan dan program training (Good Laboratory Practice/ GLP).
Klasifikasi mikroorganisme yang infektif menurut kelompok resiko
a. Risk Group 1 (resiko terhadap individu dan lingkungan rendah)
o Mikroorganisme yang tidak menyebabkan penyakit pada manusia maupun hewan
b. Risk Group 2 (resiko terhadap individu sedang, thd lingkungan rendah)
o Patogen yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau hewan tetapi tidak menyebabkan bahaya
serius kepada petugas laboratorium, masyarakat, ternak atau lingkungan c. Risk Group 3 (resiko terhadap individu
tinggi, thd lingkungan rendah)
o Patogen yang biasanya menyebabkan penyakit yang cukup serius pada manusia atau hewan tetapi tidak menyebar dengan mudah dari individu yang terinfeksi ke individu lain
d. Risk Group 4 (resiko terhadap individu dan lingkungan tinggi)
o Patogen yang menyebabkan penyakit serius pada manusia atau hewan dan dapat menular dari individu yang satu ke yang lainnya secara langsung maupun tidak langsung
Tabel 1. Hubungan risk group dengan level biosafety, praktek dan perlengkapan Risk
group BSL Lab type Lab practices Safety equipment
1. Basic, BSL 1 Pelatihan, penelitian GMT -
2. Basic, BSL 2 Pelayanan kesehatan, diagnosis, penelitian GMT + pakaian pelindung, tanda biohazard BSC untuk potensial aerosol 3. Containment, BSL 3 Diagnosis khusus,
penelitian
Level 2 + pakaian khusus, akses terbatas, directional
air flow
BSC +/ primary devices for all
activities 4. Maximum
Containment, BSL 4
Unit patogen
berbahaya shower exit, special waste Level 3+ airlock entry, disposal
Class III BSC +++++
Klasifikasi mikroorganisme harus ditentukan secara regional/nasional menurut risk group, berdasarkan faktor berikut:
1. Patogenitas organisme
2. Cara penularan, host range dari organisme o level imuniti di masyarakat, densitas
populasi, pergerakan/movement populasi, kebersihan lingkungan
3. Ketersediaan sarana pencegahan yang efektif
o vaksinasi, sanitasi, pengendalian vektor, buangan hewan
4. Ketersediaan tindakan yang efektif
o imunisasi pasif, post exposure
Tabel 2. Ringkasan persyaratan menurut level biosafety
Biosafety level Uraian
1 2 3 4
Isolasi lab Tidak Tidak Disarankan Ya
Ruangan dp ditutup utk dekontaminasi Tidak Tidak Ya Ya Ventilasi
- inward air flow Tidak Disarankan Ya Ya
- mechanical via building system Tidak Disarankan Ya No
- mechanical, independent Tidak Disarankan Ya Ya
- HEPA filtered air exhaust Tidak Tidak Disarankan Ya
Double door entry Tidak Tidak Ya Ya
Airlock Tidak Tidak Tidak Ya
Airlock with shower Tidak Tidak Tidak Ya
Anteroom Tidak Tidak Ya Tidak
Anteroom with shower Tidak Tidak Disarankan Tidak
Effluent treatment Tidak Tidak Disarankan Ya
Autoclave
- on site Ya Ya Ya Ya
- dlm r. lab Tidak Tidak Disarankan Ya
- double ended Tidak Tidak Disarankan Ya
Biological safety cabinets
- Class I Tidak Optional Ya Tidak
- Class II Tidak Disarankan Ya Ya
- Class III Tidak Tidak Disarankan Ya
Risk assessment/penilaian resiko
1. Professional judgement
2. Dilakukan oleh orang yg mengerti tentang:
o karakteristik organisme yang akan diteliti
o peralatan dan prosedur yang akan dipakai
o hewan yang akan dipakai
o containment dari peralatan dan fasilitas yang tersedia
Kepala/penanggung jawab laboratorium
1. Melakukan risk assessment secara terjadwal
2. Bekerjasama dengan safety committee dan petugas biosafety (jika ada) 3. Melakukan review risk assessment
secara rutin dan melakukan revisi jika diperlukan (info baru atau dari literatur ilmiah)
Basic laboratories – BSL 1 dan 2
1. Laboratorium diagnostik dan kesehatan – harus dirancang sebagai laboratorium BSL 2 atau tingkat diatasnya
2. Untuk menangani mikroorganisme dalam kategori Risk Group 2
3. Laboratorium diagnostik dan kesehatan – harus dirancang sebagai laboratorium BSL 2 atau tingkat diatasnya
4. Untuk menangani mikroorganisme dalam kategori Risk Group 2.
Code of practice
1. Praktik laboratorium dan prosedur yang paling esensial yang menjadi dasar dari Good Microbiological Techniques (GMT) 2. GMT adalah dasar dari laboratory safety –
peralatan laboratorium adalah suatu tambahan tetapi tidak dapat menggantikan prosedur yang benar
3. Akses ke Laboratorium
4. Personal protection
5. Prosedur
6. Area tempat kerja di laboratorium
7. Biosafety management 8. Laboratory design and facility
9. Peralatan laboratorium 10. Peralatan biosafety yang penting 11. Surveillance kesehatan
12. Training
13. Penanganan limbah dan pembuangannya 14. Dekontaminasi
15. Keamanan terhadap zat kimia, listrik dan radiasi
The containment laboratory - BSL 3
Code of practice
1. Two-person rule
o Tidak boleh bekerja seorang diri di dalam laboratorium
2. Tanda peringatan International biohazard
o Dipasang di pintu laboratorium nama supervisor laboratorium, kondisi khusus yang diizinkan masuk laboratorium (misal Imunisasi)
3. Pakaian kerja: tertutup bagian depan, coverall, tutup kepala, shoe covers/sepatu kerja
o Pakaian luar tidak dipakai di laboraotium terutama bila bekerja dengan agen-agen tertentu, misalnya agen zoonotik
o Harus di-dekontaminasi sebelum dicuci
4. Jika perlu, peralatan respiratori di ruangan hewan terinfeksi
5. Laboratory design dan fasilitas
o Untuk menangani mikroorganisme dalam kategori Risk Group 3 dan Risk Group 2 dgn volume besar atau konsentrasi tinggi.
o Double door entry, pintu self-closing dan interlockable, permukaan dinding, lantai dan atap yg tahan air dan mudah dibersihkan, dll.
6. Peralatan laboratorium
o BSC Class III – untuk mikroorganisme Risk Group 3 yang beresiko tinggi
7. Health and medical surveillance o Medical check up
o Serum banking untuk personel laboratorium
o Wanita hamil
o Individu yang immunocompromised tidak boleh bekerja di BSL 3 o Medical contact card
The Maximum containment laboratory - BSL 4
Code of practice
1. Two-person rule
o Tidak boleh bekerja seorang diri di dalam laboratorium
2. Ganti seluruh pakaian & sepatu waktu masuk dan keluar laboratorium
3. Training untuk keadaan darurat jika ada yang sakit/luka
4. Alat komunikasi untuk pekerjaan rutin dan keadaan darurat dengan personel di luar laboratorium
5. Laboratory design dan fasilitas o Primary containment
√ Protective suit laboratory: decontamination shower, dll
o Controlled area: laboratorium terpisah dari yang lain
o Controlled air system: negative pressure o Decontamination of effluents
o Sterilisation and waste materials o Double door autoclave
o Airlock entry ports o Emergency power o Containment drain Imunisasi
• Imunisasi harus diberikan kepada personel yg bekerja memakai hewan atau menangani hewan yg diinfeksi dengan:
√ B. anthracis, C. botulinum, Francisella tularensis type A, H. influenzae, Japanese encephalitis B
virus, Mycobacterium leprae, N.
meningitidis, Yersinia pestis,
Hepatitis A virus, influenza virus, louping ill virus, rabies virus, Rift Valley fever virus, tick-borne encephalitis viruses, Venezuelan equine encephalomyelitis virus, yellow fever virus
√ orthopoxiviruses
Laboratory animal facilities
1. Risk Group 1 o ABSL – 1
o Limited access, protective clothing
2. Risk Group 2 o ABSL – 2 o ABSL 1
o hazard warning signs, BSC Class I atau II
o Dekontaminasi limbah dan kandang sebelum dicuci
3. Risk Group 3 o ABSL – 2 o Controlled access o BSC
o Pakaian pelindung khusus utk semua kegiatan
4. Risk Group 4 o ABSL 3
o Strictly limited access o Ganti baju sebelum masuk
o BSC Class III atau positive pressure suits
o Shower waktu keluar
o Dekontaminasi semua limbah sebelum dikeluarkan dari laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
USDEPARTMENT ofHEALTH and HUMAN SERVICES. PUBLIC HEALTH SERVICE. CENTERS for
DISEASE CONTROL and PREVENTION and NATIONAL INSTITUTES of HEALTH. 1999. Biosafety in Microbiological and Biomedical Laboratories. Edisi 4. Washington.
(WHO) WORLD HEATH ORGANIZATION. 2004. Laboratory Biosafety Manual. Edisi 3. Geneva.