• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURANGNYA SOSIALISASI DAN KETERBUKAAN MAHASISWA BARU DI LINGKUNGAN BARU STMIK AMIKOM JOGJAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KURANGNYA SOSIALISASI DAN KETERBUKAAN MAHASISWA BARU DI LINGKUNGAN BARU STMIK AMIKOM JOGJAKARTA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

KURANGNYA SOSIALISASI DAN KETERBUKAAN

MAHASISWA BARU DI LINGKUNGAN BARU

STMIK AMIKOM JOGJAKARTA

Diajukan oleh :

Nama

: Dimas Prakoso

NIM

: 11.11.4661

Kelompok

: C

Program Study/Jurusan

: S1 Teknik Informatika

(2)

2

KURANGNYA SOSIALISASI DAN KETERBUKAAN

MAHASISWA BARU DI LINGKUNGAN BARU

ABSTRAK

Di setiap bangsa seluruh dunia pasti memiliki satu Ideologi sebagai Dasar Negara .begitu juga Indonesia sebagai bangsa yang beradab juga memiliki satu ideologi sebagai dasar negara yaitu, Pancasila. penetapan Pancasila sebagai dasar Negara bukan berasal dari pemikiran seseorang seperti halnya ideologi-ideologi di negara lain seperti sosialis dan liberalisme. pembentukan dan penetapan Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia sebenarnya adalah suatu proses panjang sejarah bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia sendiri yang berasal dari adat istiadat , nilai religius bangsa Indonesia dan Kebudayaan.

A. KEBUDAYAAN

Kebudayaan merupakan suatu sistem pengetahuan, gagasan dan ide yang dimiliki oleh suatu kelompok Masyarakat yang berfungsi sebagai landasan pijak dan pedoman bagi Masyarakat itu dalam bersikap dan berperilaku dalam lingkungan alam dan sosial ditempat mereka berada.

Manusia dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, sementara itu pendukung Kebudayaan adalah Makhluk Manusia itu sendiri. Sekalipun Makhluk manusia akan mati, tetapi kebudayaan yang dimilikinya akan diwariskan pada keturunannya, demikian seterusnya. Pewarisan kebudayaan makhluk Manusia, tidak selalu terjadi secara vertikal atau kepada anak-cucu mereka; melainkan dapat pula secara horizontal yaitu manusia yang satu dapat belajar kebudayaan dari manusia lainnya. Berbagai pengalaman makhluk manusia dalam rangka kebudayaannya, diteruskan dan dikomunikasikan kepada generasi berikutnya oleh individu lain. Berbagai gagasannya dapat dikomunikasikannya kepada orang lain karena ia mampu mengembangkan gagasan-gagasannya itu dalam bentuk lambang - lambang vokal berupa bahasa, baik lisan maupun tertulis.

(3)

3

Kebudayaan mengenal ruang dan tempat tumbuh kembangnya, dengan mengalami perubahan, penambahan dan pengurangan. Manusia tidak berada pada dua tempat atau ruang sekaligus, ia hanya dapat pindah ke ruang lain pada masa lain. Pergerakan ini telah berakibat pada persebaran kebudayaan, dari masa ke masa, dan dari satu tempat ke tempat lain. Sebagai akibatnya diberbagai tempat dan waktu yang berlainan, dimungkinkan adanya unsur-unsur persamaan di samping perbedaan-perbedaan. Oleh karena itu di luar masanya, suatu kebudayaan dapat dipandang ketinggalan zaman (anakronistik), dan di luar tempatnya dipandang asing atau janggal.

Kebudayaan sebenarnya adalah istilah sosiologis untuk tingkah-laku yang bisa dipelajari. Dengan demikian tingkah laku manusia bukanlah diturunkan seperti tingkah-laku binatang tetapi yang harus dipelajari kembali berulang-ulang dari orang dewasa dalam suatu generasi. Di sini kita lihat betapa pentingnya peranan pendidikan dalam pembentukan kepribadian manusia.Para pakar yang menaruh perhatian terhadap pendidikan dalam kebudayaan mula-mulanya muncul dari kaum behavioris dan psikoanalisis Para ahli psikologi behaviorisme melihat perilaku manusia sebagai suatu reaksi dari rangsangan dari sekitarnya.Di sinilah peran pendidikan di dalam pembentukan perilaku manusia. Begitu pula psikolog aliran psikoanalis menganggap perilaku manusia ditentukan oleh dorongan-dorongan yang sadar maupun tidak sadar ini ditentukan antara lain oleh kebudayaan dimana pribadi itu hidup. John Gillin dalam Tilaar (1999) menyatukan pandangan behaviorisme dan psikoanalis mengenai perkembangan kepribadian manusia sebagai berikut :

a. Kebudayaan memberikan kondisi yang disadari dan yang tidak disadari untuk belajar. b. Kebudayaan mendorong secara sadar ataupun tidak sadar akan reaksi-reaksi perilaku

tertentu. Jadi selain kebudayaan meletakkan kondisi, yang terakhir ini kebudayaan merupakan perangsang-perangsang untuk terbentuknya perilaku-perilaku tertentu. c. Kebudayaan mempunyai sistem “reward and punishment” terhadap perilaku-perilak

tertentu. Setiap kebudayaan akan mendorong suatu bentuk perilaku yang sesuai dengan system nilai dalam kebudayaan tersebut dan sebaliknya memberikan hukuman terhadap perilaku-perilaku yang bertentangan atau mengusik ketentraman hidup suatu masyarakat budaya tertentu.

(4)

4

d. Kebudayaan cenderung mengulang bentuk-bentuk kelakuan tertentu melalui proses belajar. Apabila analisis Gillin di atas kita cermati, tampak betapa peranan kebudayaan dalam pembentukan kepribadian manusia, maka pengaruh antropologi terhadap konsep pembentukan kepribadian juga akan tampak dengan jelas. Terutama bagi para pakar aliran behaviorisme, melihat adanya suatu rangsangan kebudayaan terhadap pengembangan kepribadian manusia.

Pada dasarnya pengaruh kebudayaan terhadap pembentukan kepribadian tersebut sebagaimana dikutip Tilaar (1999) dapat dilukiskan sebagai berikut.

a. Kepribadian adalah suatu proses. Seperti yang telah kita lihat kebudayaan juga merupakan suatu proses. Hal ini berarti antara pribadi dan kebudayaan terdapat suatu dinamika. Tentunya dinamika tersebut bukanlah suatu dinamika yang otomatis tetapi yang muncul dari aktor dan manipulator dari interaksi tersebut ialah manusia.

b. Kepribadian mempunyai keterarahan dalam perkembangan untuk mencapai suatu misi tertentu. Keterarahan perkembanga tersebut tentunya tidak terjadi di dalam ruang kosong tetapi dalam suatu masyarakat manusia yang berbudaya.

c. Dalam perkembangan kepribadian salah satu faktor penting ialah imajinasi. Imajinasi seseorang akan dapat diperolehnya secara langsung dari lingkungan kebudayaannya. Manusia tanpa imajinasi tidak mungkin mengembangkan kepribadiannya.Hal ini berarti apabila seseorang hidup terasing seorang diri dari nol di dalam perkembangan kepribadiannya. Bayangkan bagaimana kehidupan kebudayaan manusia apabila setiap kali harus dimulai dari nol.

d. Kepribadian mengadopsi secara harmonis tujuan hidup dalam masyarakat agar ia dapat hidup dan berkembang. Tentunya manusia itu dapat saja menentang tujuan hidup yang ada didalam masyarakatnya, namun demikian itu berarti seseorang akan melawan arus di dalam perkembangan hidupnya. Yang paling efisien adalah dia secara harmonis mencari keseimbangan antara tujuan hidupnya dengan tujuan hidup dalam masyarakatnya.

e. Di dalam pencapaian tujuan oleh pribadi yang sedang berkembang itu dapat dibedakan antara tujuan dalam waktu yang dekat maupun tujuan dalam waktu

(5)

5

yang panjang. Baik waktu yang dekat maupun tujuan dalam jangka waktu yang panjang, sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai hidup di dalam suatu masyarakat. f. Berkaitan dengan keberadaan tujuan di dalam pengembangan kepribadian

manusia, dapatlah disimpulkan bahwa proses belajar adalah proses yang ditujukan untuk mencapai tujuan. Learning is agoal teaching behavior.

g. Dalam psikoanalisis juga dikemukakan mengenai peranan super-ego dalam perkembangan kepribadian. Super-ego tersebut tidak lain adalah dunia masa depan yang ideal. Dan seperti yang telah diuraikan, dunia masa depan yang ideal merupakan kemampuan imajinasi yang dikondisikan serta diarahkan oleh nilai-nilai budaya yang hidup di dalam suatu masyarakat.

h. Kepribadian juga ditentukan oleh bawah sadar manusia. Bersama-sama dengan ego, beserta ide, keduanya merupakan energi yang ada di dalam diri pribadi seseorang. Energi tersebut perlu dicarikan keseimbangan dengan kondisi yang ada serta dorongan super-ego diarahkan oleh nilai-nilai budaya. Dengan kata lain di dalam pengembangan ide, ego, dan super-ego dari kepribadian seseorang berarti mencari keseimbangan antara energi di dalam diri pribadi dengan pola-pola kebudayaan yang ada.

B. SOSIALISASI

Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

(6)

6

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Lingkungan baru bagi beberapa orang merupakan sebuah stimulus bagi seseorang yang terkadang mampu menjadi penyebab terjadinya kesulitan dalam menyesuaikan diri dan belajar. Begitu pula halnya dengan Mahasiswa yang baru mengenal lingkungan Kampus, Lingkungan tempat tinggal dimana lingkungan ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan Untuk menghadapi lingkungan baru ini membutuhkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sehingga dengan modal tersebut, seseorang dapat beraktivitas dalam menjalankan tugas-tugas dengan baik. Keadaan asli yang dari kampung memaksa minder terhadap situasi di kota. Melepaskan diri dari orang tua, memperoleh kehidupan bebas dan menjalani kehidupan yang lebih mandiri. Namun Euphoria menjadi Mahasiswa baru pasti tetap mempunyai kendala dalam pelaksanaannya. Suatu perubahan mendasar yang tiba-tiba yaitu lingkungan baru, teman baru dari berbagai kalangan bervariasi dan pemberian kebebasan secara tingkah laku dan akademik.

Tidak semua orang baru entah itu pendatang, pemuda maupun mahasiswa yang baru, mau melanjutkan hidupnya dan pendidikannya yang kemungkinan dapat menyesuaikan diri dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari sebagian penghuni kost tersebut yang merasa tidak nyaman dengan posisinya sebagai orang baru. Hal ini kemudian menimbulkan berbagai hambatan dalam penyesuaian diri serta sosialisasi dengan lingkungan baru. Seperti kesulitan dalam memilih teman baru, tidak cocok dengan lingkungan dan teman baru di kost.

Setiap individu melakukan penyesuaian-penyesuaian dalam setiap tahap

perkembangannya. Pada tahap ini, individu mengalami perubahan yang hebat karena merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, khususnya. Perubahan itu meliputi perubahan jasmani, kepribadian, intelek serta peranan di dalam maupun di luar lingkungan. Sedangkan tipe kepribadian itu berbeda-beda karena adanya individual deferences yang membedakan pula tiap – tiap pemuda terhadap lingkungan.

Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa dan mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidakmampuannya dalam menyesuaikan diri, baik

(7)

7

dengan kehidupan keluarga, sekolah, dan dalam masyarakat dilingkungan kost, pada umumnya. Keadaan seperti inilah yang menimbulkan ketidaknyamanan di lingkungan kost Tidak jarang pula ditemui bahwa kegagalan mereka untuk melakukan penyesuaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan.

2. RUMUSAN MASALAH

Dari beberapa hal tersebut, identifikasi masalah yang penulis temui adalah

1. Kesulitan - kesulitan bersosialisasi apa saja yang sering ditemui Anak kost yang baru pernah hidup sendiri dan berasal dari daerah yang jauh dengan latar kebudayaan yang berbeda?

2. Apa saja syarat – syarat terjadinya sosialisasi?

3. Apa saja faktor-faktor kesulitan bersosialisasi yang didapat?

4. Langkah-langkah untuk mengatasi kesulitan bersosialisasi, dimana penerapan dimulai dari lingkungan terkecil seperti lingkungan kost yang sebagian besar adalah mahasiswa dan pemuda?

3. PENDEKATAN HISTORIS

Berdasarkan catatan sejarah tentang Budha, sehubungan dengan Pancasila telah dikenal istilah Sila, artinya Moralitas dan berkembang pada Masyarakat yang memeluk Agama Budha. Sila mengandung maksud melindungi orang lain dari penderitaan. (Ashin Janakabhivamsa,2005:175-183).

Dijelaskan lebih lanjut bahwa sila juga bermakna menjalankan lima sila, melalui fungsi sila – sila, yakni menghindari membunuh (panditipata-virati), menghindari mencuri (adinnadana-virati), menghindari berbuat asusila (kamesu-micchacara virati), menghindari berkata bohong (musavada-virati), dan menghindari minum yang memabukkan (surapana-virati).

Pengertian Pancasila dalam hubungan ini selanjutnya juga telah memasuki perkembangan dalam kesusasteraan masa kejayaan Majapahit, diantaranya terdapat dalam buku Negara

Kertagama, karangan mPu Prapanca pada tahun 1365, yang mempunyai makna

(8)

8

a. Tidak boleh melakukan kekerasan;

b. Tidak boleh mencuri;

c. Tidak boleh berjiwa dengki, (tidak boleh iri atau bersikap tidak baik terhadap orang

lain);

d. Tidak boleh berbohong;

e. Tidak boleh mabuk – mabukkan

Setelah kerajaan Majapahit jatuh, kemudian dikenal dalam masyarakat jawa khususnya, istilah Mo Lima atau M berjumlah Lima, yaitu Lima M (ketentuan berjumlah lima M) harus dihindari dalam kehidupan bermasyarakat supaya menjadi baik, tertib, dan teratur.

Ora keno Mateni,maling, madon, madat, lan main (dilarang membunuh, mencuri, main

perempuan, menghisap candu/morfin:sekarang narkoba dan berjudi).

4. PEMBAHASAN

Sehubungan dengan budaya dan sosialisasi, mengingat kehidupan Manusia (Indonesia) hakikatnya, selain sebagai Makhluk Individu (dilengkapi rasa diri), juga sebagai Makhluk Sosial dengan perasaan sosialnya sehingga menentukan baik buruknya tingkah laku, moral etikanya lebih banyak dipengaruhi dan ditentukan oleh lingkungan sosialnya daripada pribadinya.

Ketika bayi dilahirkan, dia tidak tahu apa-apa tentang diri dan lingkungannya. Walau begitu, bayi tersebut memiliki potensi untuk mempelajari diri dan lingkungannya. Apa dan bagaimana dia belajar, banyak sekali dipengaruhi oleh lingkungan sosial di mana dia dilahirkan. Kita bisa berbahasa Indonesia karena lingkungan kita berbahasa Indonesia; kita makan menggunakan sendok dan garpu, juga karena lingkungan kita melakukan hal yang sama; Demikian pula apa yang kita makan, sangat ditentukan oleh lingkungan kita masing-masing. Sosialisasi adalah satu konsep umum yang bisa dimaknakan sebagai sebuah proses di mana kita belajar melalui interaksi dengan orang lain tentang cara berpikir, merasakan, dan bertindak, di mana kesemuanya itu merupakan hal-hal yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif. Sosialisasi merupakan proses yang terus terjadi selama hidup kita.

(9)

9

Adalah merupakan pelajaran dan pengalaman baru bagi mahasiswa baru yang baru pernah menginjak tanah perantauan dengan maksud melanjutkan studi, menginjak dewasa, dituntut mandiri, jauh dari orang tua, pengaruh – pengaruh pergaulan yang lebih keras, teman baru, lingkungan baru, inilah juga merupakan pengalaman si penulis dalam pembuatan makalah ini.

Tentunya sangatlah sulit ketika memulai segala sesuatunya dari awal lagi, dimana bersama – sama dituntut untuk menjadi pribadi yang mandiri. Memenage segala sesuatunya sendiri, bahkan tempat tinggal dan pergaulan baru. Ketika merasa lingkungan seolah – olah cuek dengan keberadaan, yang dipikirkan adalah hal – hal yang membosankan. Merasa sendiri dan terpuruk, walaupun apa yang seharusnya dilakukan telah dilakukan. Apa yang terjadi dalam lingkungan kost ini??? Apakah karena berbeda kampus, berbeda budaya ataukah karena kesibukan masing – masing penghuni kost??

Pada dasarnya, sosialisasi memberikan dua kontribusi fundamental bagi kehidupan kita. Pertama, memberikan dasar atau fondasi kepada individu bagi terciptanya partisipasi yang efektif dalam masyarakat, dan kedua memungkinkan lestarinya suatu masyarakat – karena tanpa sosialisasi akan hanya ada satu generasi saja sehingga kelestarian masyarakat akan sangat terganggu..Contohnya, masyarakat Sunda, Jawa, Batak, dsb. akan lenyap manakala satu generasi tertentu tidak mensosialisasikan nilai-nilai kesundaan, kejawaan, kebatakan kepada generasi berikutnya. Agar dua hal tersebut dapat berlangsung maka ada beberapa kondisi yang harus ada agar proses sosialisasi terjadi. Pertama adanya warisan biologikal, dan kedua adalah adanya warisan sosial.

1. Warisan dan Kematangan Biologikal .

Dibandingkan dengan binatang, manusia secara biologis merupakan makhluk atau spesis yang lemah karena tidak dilengkapi oleh banyak instink. Kelebihan manusia adalah adanya potensi untuk belajar dari pengalaman-pengalaman hidupnya. Warisan biologis yang merupakan kekuatan manusia, memungkinkan dia melakukan adaptasi pada berbagai macam bentuk lingkungan. Hal inilah yang menyebabkan manusia bisa memahami masyarakat yang senantiasa berubah, sehingga lalu dia mampu berfungsi di dalamnya, menilainya, serta memodifikasikannya. Namun tidak semua manusia mempunyai warisan biologis yang baik, sebab ada pula warisan biologis yang bisa

(10)

10

menghambat proses sosialisasi. Manusia yang dilahirkan dengan cacat pada otaknya atau organ tubuh lainnya (buta, tuli/bisu, dsb.) akan mengalami kesulitan dalam proses sosialisasi.

Proses sosialisasi juga dipengaruhi oleh kematangan biologis (biological maturation), yang umumnya berkembang seirama dengan usia biologis manusia itu sendiri. Misalnya, bayi yang usianya empat minggu cenderung memerlukan kontak fisik, seperti ciuman, sentuhan, pelukan. Begitu usianya enambelas minggu maka dia mulai bisa membedakan muka orang lain yang dekat dengandirinya, dan lalu mulai bisa tersenyum. Pada usia tiga bulan, seorang bayi jangan diminta untuk berjalan atau pun berhitung, berpakaian, dan pekerjaan lainnya. Semua itu akan sia-sia, menghabiskan waktu karena secara biologis, bayi tersebut belum cukup matang. Dengan demikian warisan dan kematangan biologis merupakan syarat pertama yang perlu diperhatikan dalam proses sosialisasi. *) Disadur dari ”Early Socialization” Wiggins, Wiggins & Zanden, 1994.

2. Lingkungan yang menunjang.

Sosialisasi juga menuntut adanya lingkungan yang baik yang menunjang proses tersebut, di mana termasuk di dalamnya interaksi sosial.

Faktor penghambat hubungan sosial yaitu :

- Hambatan sosiologis yang Berkaitan dengan status sosial, agama, idiologi, tingkatan pendidikan, tingkatan kekayaan, dsb.

- Hambatan antropologi yaitu Hubungan dengan perbedaan ras/suku bangsa. - Hambatan psikologis yaitu yang Berkaitan dengan proses kejiwaan/mental

baik normal ataupun abnormal.

Contoh : orang gila sulit berkomunikasi dangan orang normal maupun abnormal.

- Hambatan ekologis terdiri dari kondisi ekologis adalah keadaan mengenai hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan alam sekitar/lingkungan. Hambatan ekologis Hambatan ekologis berarti terjadinya gangguan

(11)

11

lingkungan terhadap berlangsungnya suatu hubungan sosial. Hambatan ekologis dapat berupa cuaca buruk, letak geografis, bencana alam, dll.

MENGATASI KESULITAN BERSOSIALISASI

Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang mempunyai kenyamanan dalam bersosialisasi dengan orang lain dan tidak dapat dipungkiri juga bahwa untuk bersosialisasi atau bergaul dengan orang lain mempunyai hambatan-hambatan tertentu yang dapat memberikan dampak pada perilaku yang lambat pada individu. Bagamaimanapun setiap orang akan selalu berhadapan antar sesama individu lainnya sehingga setiap individu seharusnya mempunyai cara bagaimana untuk beradaptasi dengan orang lain atau juga dapat disebut bergaul dengan orang lain.

Bilamana seorang individu mempunyai suatu hambatan yang dapat menghambat sesuatu yang ada didalam diri, maka sebaiknya diberikan suatu informasi yang mana dapat memberikan satu solusi yang dapat membimbing walaupun tidak sepenuhnya dari satu informasi akan tetapi banyak informasi yang dapat diperoleh.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi masalah kesulitan bergaul ini, antara lain:

1.Melatih kepedulian

Kepedulian itu bentuknya bermacam-macam dari mulai yang paling ringan bisa kita lakukan sampai ke yang paling berat. Ini misalnya adalah showing interest (menunjukkan ketertarikan) pada kehidupan orang lain, bisa diajak berbicara tentang apa yang penting menurut orang lain, memberikan alasan pada orang lain bahwa kamu tidak berada di pulau yang berbeda dengan mereka, dan seterusnya. Di sini berarti Anda perlu meningkatkan wawasan yang terkait dengan beberapa topik utama di lingkungan Anda. Meskipun showing interest itu gratis tetapi kalau untuk kepentingan mengatasi masalah kesulitan bergaul, biasanya berperan sangat penting. Untuk selanjutnya, bentuk kepedulian ini bisa Anda tingkatkan, misalnya melibatkan diri pada aktivitas bersama dengan orang lain, memainkan peranan yang bermanfaat bagi orang lain, memberi

(12)

12

bantuan pada orang lain yang membutuhkan anda, dan seterusnya. Intinya, jangan sampai kita menyalahkan model kepribadian yang kita miliki seiring dengan serangkaian kesulitan bergaul yang kita alami sementara kita sendiri jarang menunjukkan ketertarikan pada topik atau hal yang menarik buat orang lain. Kita merasa hidup di pulau yang jauh dengan orang lain.

2. Fokuskan pada pengembangan dialog dan suasana

Seperti yang sudah kita bahas di muka, terlalu memikirkan diri sendiri dan terlalu membuat penilaian atas orang lain pada saat pembicaraan berlangsung, ini bisa mengganggu suasana. Karena itu, fokuskan pada suasana, topik pembicaraan, dan kehangatan dialog. Bagaimana caranya? Di antaranya adalah: a) mengajukan pertanyaan yang bisa kita pelajari dengan menggunakan kaidah 5W1H (what, where,

who, why, when, dan how), b) mendengarkan dan mengungkapkan, c) memunculkan

humor atau guyonan yang mendukung dan sesuai kebutuhan. 3. Menghormati Privacy orang lain

Ada beberapa hal tentang orang lain yang membuatnya akan lebih suka kalau kita ketahui, tetapi juga ada beberapa hal tentang orang lain yang akan membuatnya tidak nyaman kalau kita ketahui. Hal-hal tentang orang lain yang membuatnya tidak nyaman kalau kita ketahui inilah yang saya maksudkan dengan privacy. Biasanya yang kedua ini adalah masalah-masalah yang sangat pribadi.

Setiap orang itu biasanya memiliki tiga wilayah kehidupan. Pertama adalah wilayah publik (diketahui secara umum, misalnya tinggal di mana, sekolah di mana, dst), kedua, wilayah privat (diketahui hanya oleh orang yang dekat, pacarnya siapa, musuhnya siapa, dst), dan ketiga adalah wilayah pribadi (tidak ingin diketahui oleh siapapun kecuali dirinya atau suami-istrinya). Untuk kepentingan kelancaran bergaul, akan lebih OK kalau kita memfokuskan diri untuk mengetahui hal-hal yang memang orang lain merasa nyaman untuk diketahui (wilayah publik) dan melupakan apa saja yang membuat orang lain merasa tidak nyaman bila diketahui (wilayah pribadi).

(13)

13

4. Lihat orang lain yang lebih berhasil

Pergaulan itu erat kaitannya dengan seni (the art) atau permainan, (playing the game) tentang bagaimana menjalin hubungan dengan orang lain. Karena seni, maka gayanya berbeda-beda dan ini tidak terkait dengan apakah anda orang yang tipenya banyak ngomong atau sedikit ngomong. dan dalam seni permainan, biasanya ada dua hal yang mendasar, yaitu:

a) bagaimana anda mengontrol emosi,

b) bagaimana anda mengimbangi emosi orang lain.

Dua hal ini memang agak sulit kalau dijelaskan dengan kata-kata. Akan lebih cepat bisa dipahami dengan melihat bagaimana orang lain yang secara prestasi di atas Anda menjaga hubungan. Mereka yang telah berhasil menjaga hubungan sampai bertahun-tahun, umumnya sudah memiliki kematangan emosi yang lebih bagus. Ini bukan berarti mereka tidak pernah konflik, gap, berbeda pendapat dan lain-lain, tetapi karena mereka sudah tahu bagaimana bermain-main dengan emosi. Karena itu, ada hal-hal yang ditanggapi dengan diam, dengan bicara, dengan ketawa, dengan biasa-biasa, dengan humor, dan lain-lain.

Kalau Anda kesulitan mencari contoh, lihatlah bagaimana orang tua kita yang telah bertahun-tahun mempertahankan hubungan dalam membina keluarga. Secara umum bisa kita lihat bahwa kecanggihannya dalam memainkan emosi terletak pada kemampuannya untuk tidak “meng-ekstrim-kan” sesuatu yang berpotensi akan mengacaukan keadaan atau hubungan. Untuk mencapai kemampuan ini memang perlu latihan dan ini tidak terkait langsung dengan umur tetapi terkait dengan pengalaman hidup (life experiencing).

5. Tingkatkan prestasi Anda

Ini adalah kunci untuk mengatasi masalah-masalah kejiwaan umum itu. Semakin banyak hal-hal positif yang bisa Anda realisasikan dari diri Anda, maka semakin baguslah Anda merasakan diri anda. Bagaimana kita merasakan diri kita akan terkait dengan bagaimana kita berhadapan dengan orang lain. Karena itu, menurut teori kesehatan mental, orang yang sedang depresi (punya perasaan negatif terhadap diri

(14)

14

sendiri, orang lain, keadaan atau Tuhan) tidak bisa membangun hubungan dengan orang lain secara positif .

Pengaruh budaya barat atau westernisasi sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian seseorang khususnya pada pemuda di zaman modern saat ini, kebudayaan kedaerahan yang seharusnya selalu dipertahankan dan tidak serta merta ditinggalkan

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Perlunya menjaga hubungan antar individu atau masyarakat dalam masyarakat, dalam kelompok, dalam lingkungan tempat tinggal serta memberikan ruang gerak seluas – luasnya kepada hak kemerdekaan setiap manusia sebagai individu maupun anggota masyarakat bangsa secara seimbang dan harmonis.

Tentunya sosialisasi antar pemuda modern dan mahasiswa dalam satu lingkungan tempat tinggal (kost) mengajak kita untuk saling bersama – sama menikmati indahnya kebersamaan dalam keragaman budaya dan perbedaan.dengan perbedaan itulah yang membuat dan mendukung kita dalam mengenal segala yang menjadi perbedaan menjadi satu kesatuan yang utuh.mulailah dari lingkungan yang kecil, saling membuka diri,berinteraksi, bersosialisasi dan saling bergaul satu sama yang lain.dengan begitu mudah bagi kita untuk mencoba membangun kebersamaan dalam perbedaan dan keragaman budaya yang lain dan lebih luas diluar sana.

Dengan demikian mengajak bersama – sama untuk saling berinteraksi, bersosialisasi sungguh itu menjadi keindahan dalam menjalankan kehidupan kita sebagai mahasiswa dan pemuda modern yang takkan pernah lupa dengan budaya ketimuran kita. Kampung banyak memberikan budaya yang baik, maka apresiasikan dalam kehidupan modern saat ini dengan budaya yang baik di tengah masyarakat.

(15)

15

6. REFERENSI

Setijo, Pandji. Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa. Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia, 2009.

Soedharyo Soimin. KitabUndang-Undang Hukum Perdata. Jakarata:Sinar Grafika, 1996.

Sudargo Gautama. Pengantar Hukum Perdata Internasional Indonesia. Bandung:Binacipta, 1998.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil kajian dokumen dan wawancara, komunikasi dengan orangtua dan buku penilaian perkembangan anak didik menjadi faktor yang mendukung jalannya

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga tugas akhir 2 dengan judul “Peningkatan Motivasi Dan

[r]

a) Sistem distribusi resep individual. Resep individual adalah order atau resep yang ditulis dokter untuk tiap penderita, sedangkan sentralisasi adalah semua order

[r]

Berangkat dari latar belakang permasalahan diatas maka pembahasan akan diprioritaskan kepada pelaksanaan revolusi mental dalam penggunaan ruang publik dan peningkatan

Kontak langsung dengan saliva pasien atau darah yang terinfeksi dapat menyebabkan masuknya mikroorganisme melalui luka atau dermatitis pada kulit. Semprotan atau aerosol

Dengan inI kami mengundang Saudara untuk mengikuti Pembuktian Kualifikasi Jasa Konsultansi dengan Sistem Seleksi Umum untuk :. Perencanaan Teknis Rehab dan Penambahan Ruangan