PT Ciputra Surya Tbk
dan Entitas Anak
Laporan Keuangan Konsolidasian
30 Juni 2012 (Tidak diaudit) dan 31 Desember 2011,
1 Januari 2011/31 Desember 2010 (Diaudit) dan
Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
(Dalam Rupiah)
Catatan 30 Juni 2012 31 Desember 2011
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010 ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2c,2f,4 711.269.997.924 452.731.319.485 251.613.988.641
Piutang usaha - pihak ketiga, setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai sebesar Rp2.378.134.119 per 30 Juni 2012, Rp3.377.593.493 per 31 Desember 2011, dan Rp 2.237.652.904 per 1 Januari 2011 2f,5 114.737.531.478 112.683.965.859 62.020.049.909 Piutang lain-lain Pihak ketiga 2f,6 6.920.828.761 8.530.459.655 3.266.702.265 Persediaan 2d,7 991.343.535.536 1.209.152.919.183 968.889.253.474
Uang muka pembelian tanah 9 53.867.840.832 44.073.095.132 61.757.764.481
Biaya dibayar di muka 2h,8 681.651.958 600.298.203 496.020.178
Pajak dibayar di muka 2r,17a 66.409.447.578 71.403.177.970 33.817.739.908
JUMLAH ASET LANCAR 1.945.230.834.067 1.899.175.235.487
1.381.861.518.856 ASET TIDAK LANCAR
Tanah untuk pengembangan 2i,10 928.721.077.666 604.180.108.829 540.353.490.711
Aset pajak tangguhan 2r,17e 1.046.107.269 446.703.961 293.983.504
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp166.437.070.264 per 30 Juni 2012, Rp164.395.202.045 per 31 Desember 2011, dan Rp143.235.727.307 per 1 Januari 2011 2e,2j,11 380.750.924.322 381.691.214.767 646.025.466.322 Investasi properti 2l,12 572.673.615.939 572.802.863.144 - Aset lainnya 2c,13 119.503.593.453 70.732.157.563 40.695.334.112
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 2.002.695.318.649 1.629.853.048.264
1.227.368.274.649
JUMLAH ASET 3.947.926.152.716 3.529.028.283.751 2.609.229.793.505
1
Catatan 30 Juni 2012
31 Desember 2011
1 Januari 2011/ 31 Desember 2010
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang bank jangka pendek 2f,14 43.736.778 489.760.221.679 271.159.076.889
Utang usaha 2f 51.470.709.498 11.117.441.498 10.077.115.179
Utang lain-lain
Pihak ketiga 2f - 5.782.163.262 2.925.639.775
Pihak-pihak berelasi 2f,2g,30 21.150.000.000 11.047.189.784 36.957.950.285
Biaya masih harus dibayar 2f,16,30 2.721.757.601 12.154.081.674 7.823.564.815
Utang pajak 2r,17b 35.226.525.484 16.995.056.098 10.515.853.526
Uang muka pelanggan 18 1.219.378.942.211 849.276.560.329 527.381.431.156
Pendapatan diterima di muka 19 348.154.684 1.013.512.263 1.005.047.127
Utang biaya pembangunan 2f,20 134.122.964.215 150.261.113.684 36.938.373.623
JUMLAH LIABILITAS JANGKA
PENDEK 1.464.462.790.471 1.547.407.340.271 904.784.052.375
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang bank jangka panjang 2f,14 420.000.000.000 - -
Liabilitas imbalan kerja karyawan 2p,21 13.891.883.684 13.891.883.684 11.591.050.056
Jaminan konsumen 2f,15 29.164.530.634 18.785.898.077 6.784.222.946
JUMLAH LIABILITAS JANGKA
PANJANG 463.056.414.318 32.677.781.761 18.375.273.002
JUMLAH LIABILITAS 1.927.519.204.789 1.580.085.122.032 923.159.325.377
EKUITAS
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik:
Modal saham - nilai nominal Rp250 per saham
Modal dasar - 7.912.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor
penuh - 1.978.864.834 saham 23 494.716.208.500 494.716.208.500 494.716.208.500
Tambahan modal disetor 18.000.000.000 18.000.000.000 18.000.000.000
Saldo laba
Ditentukan penggunaannya 24 155.000.000 150.000.000 145.000.000
Belum ditentukan penggunaannya 1.247.828.941.252 1.170.882.693.145 1.031.872.994.686
Total ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada pemilik ekuitas induk 1.760.700.149.752 1.683.748.901.645 1.544.734.203.186
Kepentingan Non Pengendali 2b,22 259.706.798.175 265.194.260.074 141.336.264.942
JUMLAH EKUITAS 2.020.406.947.927 1.948.943.161.719 1.686.070.468.128
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 3.947.926.152.716 3.529.028.283.751 2.609.229.793.505
2
30 Juni 2012 Catatan 30 Juni 2011
PENDAPATAN NETO 500.294.142.066 2f,2n,26 368.716.372.462
BEBAN POKOK PENJUALAN DAN BEBAN
LANGSUNG (253.010.564.355) 2n,27 (189.662.560.228)
LABA KOTOR 247.283.577.711 179.053.812.234
Beban umum dan administrasi (62.415.713.028) 2n,28 (51.293.063.646)
Beban penjualan (20.939.840.207) 2n,28 (20.093.863.488)
Pendapatan denda dan pembatalan 5.253.667.146 2.528.963.625
Pendapatan pengelolaan lingkungan - neto 3.869.971.170 11.978.815.309
Laba (rugi) selisih kurs - neto 2.303.497.147 (2.334.356.856)
Pendapatan (beban) lain-lain (1.789.238.552) (207.347.104)
LABA USAHA 173.565.921.387 119.632.960.074
Pendapatan bunga 10.445.647.173 8.635.212.110
Beban bunga (29.438.655.128) (1.386.903.398)
LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK
PENGHASILAN 154.572.913.432 126.881.268.786
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
Final atas Pengalihan tanah dan bangunan (25.598.606.074) (17.300.210.705)
Tahun berjalan (2.536.498.329) 2r, 17d (1.213.476.017)
Tangguhan 599.403.308 17f 332.999.692
Beban pajak penghasilan - neto (27.535.701.095) (18.180.687.030)
LABA TAHUN BERJALAN 127.037.212.337 108.700.581.756
Pendapatan komprehensif lain: TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN 127.037.212.337 108.700.581.756
Laba Tahun Berjalan yang dapat diatribusikan kepada :
Pemilik Ekuitas Induk
126.422.868.956 94.827.210.606
Kepentingan Non Pengendali 614.343.381 2b,22 13.873.371.150
Total 127.037.212.337 108.700.581.756
Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan yang dapat diatribusikan kepada :
Pemilik Ekuitas Induk 126.422.868.956 94.827.210.606
Kepentingan Non Pengendali 614.343.381 2b,22 13.873.371.150
Total 127.037.212.337 108.700.581.756
LABA PER SAHAM DASAR 64 2s,29 48
3
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
4
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk _____________________________________________________________________________________
Belum
Tambahan Ditentukan Ditentukan Kepentingan
Modal Saham Modal Disetor Penggunaannya Penggunaannya Jumlah Nonpengendali Ekuitas – Bersih
__________
Saldo 1 Januari 2011 494.716.208.500 18.000.000.000 145.000.000 1.031.872.994.686 1.544.734.203.186 141.336.264.942 1.686.070.468.128
Pencadangan saldo laba - - 5.000.000 (5.000.000) - - -
Laba bersih - - - 94.827.210.606 94.827.210.606 13.873.371.150 108.700.581.756 Deviden - - - (25.725.242.842) (25.725.242.842) - (25.725.242.842) Peningkatan kepentingan nonpengendali atas transaksi lainnya - - - - - 131.401.678 131.401.678 Saldo 30 Juni 2011 494.716.208.500 18.000.000.000 150.000.000 1.100.969.962.450 1.613.836.170.950 155.341.037.770 1.769.177.208.720 Saldo 1 Januari 2012 494.716.208.500 18.000.000.000 150.000.000 1.170.882.693.145 1.683.748.901.645 265.194.260.074 1.948.943.161.719
Pencadangan saldo laba - - 5.000.000 (5.000.000) - - -
Laba bersih - - - 126.422.868.956 126.422.868.956 614.343.381 127.037.212.337 Deviden - - - (49.471.620.849) (49.471.620.849) - (49.471.620.849) Penurunan kepentingan nonpengendali atas - - - - - (6.101.805.280) (6.101.805.280) transaksi lainnya Saldo 30 Juni 2012 494.716.208.500 18.000.000.000 155.000.000 1.247.828.941.252 1.760.700.149.752 259.706.798.175 2.020.406.947.927
30 Juni 2012 Catatan 30 Juni 2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 922.852.417.458 464.189.894.157
Pembayaran kas kepada:
Kontraktor, pemasok dan lainnya (293.762.388.929) (317.993.475.631)
Karyawan (41.086.555.010) (33.578.986.045)
Pembayaran kas untuk beban operasi lain (134.336.235.596) (31.621.344.222)
Penerimaan dari pendapatan bunga 10.465.002.830 6.651.988.759
Pembayaran untuk:
Pajak (11.591.563.546) (33.184.016.286)
Beban bunga (29.438.655.128) (1.386.903.398)
Kenaikan/penurunan dana yang dibatasi
penggunaannya 13 (8.517.235.175)
Utang kepada pihak yg mempunyai hub istimewa 14.100.000.000 28.833.847.957
Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas
operasi 437.202.022.079 73.393.770.116
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Kenaikan /penurunan investasi (56.271.435.891)
Penjualan aset tetap (330.094.188) 11
Perolehan aset tetap (52.345.328.661) 11 (106.449.123.569)
Penyertaan saham - (1.500.000.000)
Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas
investasi (108.946.858.740) (107.949.123.569)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan utang bank 420.000.000.000 14 123.042.318.668
Pembayaran utang bank (489.716.484.900) 14 (8.563.396.602)
Penempatan modal Anak Entitas - 1.500.000.000
Kas bersih diperoleh (digunakan) dari aktivitas
pendanaan (69.716.484.900) 115.978.922.066
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 258.538.678.439 81.423.568.613
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 452.731.319.485 4 251.613.988.640
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 711.269.997.924 4 333.037.557.253
5
1. UMUM
a. Pendirian entitas
PT Ciputra Surya Tbk (“Entitas”) didirikan di Indonesia berdasarkan akta Notaris Hobropoerwanto, S.H., No. 1 tanggal 1 Maret 1989 dan perubahannya akta No. 14 tanggal 21 Nopember 1989 oleh notaris yang sama dengan nama PT Bumi Citrasurya. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai Surat Keputusan No. C2-546.HT.01.01.TH.90 tanggal 3 Pebruari 1990, dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 4424, Tambahan No. 86 tanggal 26 Oktober 1990. Berdasarkan akta Notaris Mudofir Hadi, S.H., No. 295 tanggal 28 Maret 1990, nama Entitas diubah menjadi PT Citraland Surya. Akta tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-2925 HT.01.04.TH.91 tanggal 3 Agustus 1991, dan dimumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 3159, Tambahan Berita No. 76 tanggal 20 September 2001. Kemudian, berdasarkan akta Notaris Irawan Soerodjo, S.H., No. 55 tanggal 18 Pebruari 1997, nama Entitas diubah menjadi PT Ciputra Surya. Akta tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C2-3415 HT.01.04.Th.97 tanggal 2 Mei 1997, dan dimumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 239, Tambahan Berita No. 3 tanggal 8 Januari 1999.
Anggaran Dasar Entitas telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris DR. Misahardi Wiramarta, S.H., MH, MK, MoL, No. 141 tanggal 24 Juni 2008 mengenai perubahan Anggaran Dasar untuk disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 dan peraturan di bidang Pasar Modal. Perubahan terakhir ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-90666.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 27 Nopember 2008.
Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasar Entitas, ruang lingkup kegiatan Entitas mencakup antara lain, perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan penjualan kawasan perumahan (real estat), perkantoran, pertokoan, pusat niaga beserta fasilitas-fasilitasnya.
Entitas berkedudukan di Surabaya dan proyeknya yaitu Citra Raya Kav. 1, Jl. Citraraya Utama, Lakarsantri, Surabaya. Entitas memulai kegiatan usaha komersilnya pada tanggal 1 Maret 1993.
b. Pendaftaran sebagai entitas terbuka tanpa penawaran umum
Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), dahulu Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), dengan surat No.118/HH/njs/X/98-CS tanggal 23 Oktober 1998, sehubungan dengan rencana pendaftaran Entitas sebagai entitas publik tanpa penawaran umum atas seluruh saham biasa atas nama Entitas sejumlah 420.188.000 saham. Pernyataan pendaftaran ini telah menjadi efektif berdasarkan surat Bapepam No. S-2739/PM/1998 tanggal 29 Maret 1998 dan telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta.
c. Pemecahan nilai nominal saham
Pemecahan saham (stock split) diakibatkan penurunan nilai nominal saham dari Rp500 menjadi Rp100 per saham. Pemecahan saham tersebut meningkatkan jumlah saham beredar dari saham awal sejumlah 420.188.000 lembar saham dan saham hasil konversi utang obligasi sejumlah 569.244.417 lembar saham menjadi 1.978.864.834 lembar saham. Pemecahan saham ini menjadi efektif dan harga nominal baru saham tersebut telah diperdagangkan di bursa efek pada tanggal 25 Juli 2005.
d. Struktur perusahaan, entitas induk, entitas induk terakhir dan entitas anak
Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, susunan Entitas Anak adalah sebagai berikut:
Kegiatan Awal Persentase Pemilikan Jumlah Aset Sebelum Eliminasi Usaha Operasi Komersial/
Perusahaaan Domisili
2012 2011 2012 2011
PT Bumiindah Surabaya Real estat
Permaiterang 1993 99,99 99,99 56.442.633 46.442.633
PT Aptacitra Surya Jakarta Real estat
1. UMUM (lanjutan)
d. Anak entitas (lanjutan)
Kegiatan Awal Persentase Pemilikan Jumlah Aset Sebelum Eliminasi Usaha Operasi Komersial/
Perusahaaan Domisili
2012 2011 2012 2011
PT Cahayahijau
Tamanindah Surabaya Real estat
1993 99,99 99,99 78.437.931 68.437.931
PT Suburhijau Surabaya Real estat
Jayamakmur 1993 96,00 96,00 69.509.257 59.509.257
PT Tamancitra Surabaya Real estat
Suryahijau 1993 96,00 96,00 62.056.563 52.056.563
PT Saptamulia Jakarta Real estat
Hijaubangun 1993 73,00 73,00 4.875.620.845 1.934.465.766
PT Ciputra Surabaya Surabaya Lapangan golf
Padang Golf dan club house
1995 99,13 98,99 57.888.570.642 51.785.328.978
PT Galaxy Alam Semesta Real estat
dan Anak Entitas Surabaya 1996 99,99 99,99 283.345.653.028 287.395.642.452
PT Citra Bahagia Elok Surabaya Real estat
1996 99,99 99,99 115.760.924.000 115.890.785.698
PT Ciputra Delta dan Surabaya Real estat
Anak Entitas 1997 96,25 96,25 119.344.032.253 98.882.013.129
PT Ciputra Graha Prima Surabaya Real estat
2003 51,00 51,00 38.061.569.611 36.230.348.032
PT Adhiwira Persada Surabaya Real estat
- 99,99 99,99 63.174.100 53.174.100
PT Asendabangun
Persada Lampung Real estat
2004 99,00 99,00 91.991.662.208 77.520.031.266
PT Cahayafajar
Abaditama Surabaya Real estat
2006 60,00 60,00 86.824.552.840 83.105.979.020
PT Win Win Realty Surabaya Real estat
Centre dan Anak 2007 53,00 53,00 1.202.244.746.549 1.237.108.833.589
Entitas
PT Ciputra Inti Pratama Semarang Real estat 2009 99,99 99,99 35.287.522.879 38.349.609.770
PT Ciputra Abdi Persada Kendari Real estat 2010 99,00 99,00 129.189.195.649 85.844.572.479
PT Ciputra Kirana Dewata Denpasar Real estat 2010 99,00 99,00 144.363.850.385 84.405.893.257
PT Ciputra Praja Rahayu Jakarta Real estat 2010 99,99 99,99 18.863.513.906 3.802.187.032
PT Citra Tirta Surabaya Surabaya Real estat 2010 55,00 55,00 2.289.131.217 5.242.162.167
PT Ciputra Bentara Asri Jakarta Real estat 2011 99,99 99,99 250.000.000 250.000.000
PT Ciputra Nusantara Jakarta Real estat 2011 99,99 99,99 1.000.000.000 1.000.000.000
PT Ciputra Bangun Selaras Jakarta Real estat 2011 99,99 99,99 477.763.653 250.000.000
* Sisanya dimiliki oleh PT Saptamulia Hijaubangun
Berdasarkan akta pendirian PT Ciputra Bangun Selaras (CBS) yang dinyatakan dalam Akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, No. 60 tanggal 9 Mei 2011, diputuskan modal dasar sebesar Rp1 miliar dan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp250 juta dengan komposisi pemegang saham adalah Perusahaan dan PT Galaxy Alamsemesta masing-masing sebesar Rp249.999.000 dan Rp1.000. Kepemilikan Perusahaan pada CBS sebesar 99,99%. CBS berkedudukan di Jakarta Selatan dan bergerak di bidang pembangunan, perdagangan dan jasa. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-26806.AH.01.01. Tahun 2011 tanggal 27 Mei 2011.
Berdasarkan akta pendirian PT Ciputra Bentara Asri (CBA) yang dinyatakan dalam Akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH No. 233 tanggal 25 Nopember 2011, diputuskan modal dasar sebesar Rp1 miliar dan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp250 juta dengan komposisi pemegang saham adalah Perusahaan dan PT Ciputra Nusantara masing-masing sebesar Rp249.999.000 dan Rp1.000. Kepemilikan Perusahaan pada CBA sebesar 99,99%. CBA berkedudukan di Jakarta Selatan dan bergerak di bidang pembangunan, perdagangan dan jasa. Sampai dengan 21 Maret 2012, akta pendirian ini belum mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Berdasarkan akta pendirian PT Ciputra Nusantara (CN) yang dinyatakan dalam Akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH No. 133 tanggal 16 Mei 2011, diputuskan modal dasar sebesar Rp4 miliar dan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp1 miliar dengan komposisi pemegang saham adalah Perusahaan dan PT Ciputra Development Tbk masing-masing sebesar Rp999.999.000 dan Rp1.000. Kepemilikan Perusahaan pada CN sebesar 99,99%. CN berkedudukan di Jakarta Selatan dan bergerak di bidang pembangunan, pengembangan, perdagangan dan jasa. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-30730.AH.01.01. Tahun 2011 tanggal 20 Juni 2011.
Berdasarkan akta pendirian PT Citra Tirta Surabaya (CTS) yang dinyatakan dalam Akta Notaris J. Andy Hartanto No. 40 tanggal 19 Oktober 2010, diputuskan modal dasar sebesar Rp500 juta dan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp250 juta dengan komposisi pemegang saham adalah Entitas dan PT Galaxy Alamsemesta masing-masing sebesar Rp137.500.000 juta dan Rp112.500.000 Kepemilikan Entitas pada CTS sebesar 55,00%. CTS berkedudukan di Surabaya dan bergerak di bidang perdagangan dan perindustrian. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-60366.AH.01.01. Tahun 2010 tanggal 28 Desember 2010.
Berdasarkan akta pendirian PT Ciputra Abdi Persada (CAP) yang dinyatakan dalam Akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, No. 46 tanggal 9 Agustus 2010, diputuskan modal dasar sebesar Rp100 juta dan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp50 juta dengan komposisi pemegang saham adalah Entitas dan PT Galaxy Alamsemesta masing-masing sebesar Rp49,5 juta dan Rp500.000. Kepemilikan Entitas pada CAP sebesar 99%. CAP berkedudukan di Kendari dan bergerak di bidang pembangunan, investasi, perdagangan, industri dan jasa. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-46988.AH.01.01. Tahun 2010 tanggal 5 Oktober 2010. Berdasarkan akta pendirian PT Ciputra Kirana Dewata (CKD) yang dinyatakan dalam Akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, No. 45 tanggal 9 Agustus 2010, diputuskan modal dasar sebesar Rp100 juta dan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp50 juta dengan komposisi pemegang saham adalah Entitas dan PT Galaxy Alamsemesta masing-masing sebesar Rp49,5 juta dan Rp500.000. Kepemilikan Entitas pada CKD sebesar 99%. CKD berkedudukan di Denpasar dan bergerak di bidang pembangunan, investasi, perdagangan, industri dan jasa. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-50073.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 25 Oktober 2010. Berdasarkan akta pendirian PT Ciputra Praja Rahayu (CPR) yang dinyatakan dalam Akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, No. 24 tanggal 4 Nopember 2010, diputuskan modal dasar sebesar Rp100 juta dan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp50 juta dengan komposisi pemegang saham adalah Entitas dan PT Galaxy Alamsemesta masing-masing sebesar Rp49.999.000 juta dan Rp1.000. Kepemilikan Entitas pada CPR sebesar 99,99%. CPR berkedudukan di Jakarta dan bergerak di bidang pembangunan, investasi, perdagangan, industri dan jasa. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-55729.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 26 Nopember 2010.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Ciputra Surabaya Padang Golf (CSPG) yang diselenggarakan pada tanggal 7 Nopember 2011 dan dinyatakan dalam Akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, Notaris di Jakarta, No. 156 tanggal 17 Nopember 2011, diputuskan untuk meningkatkan modal dasar dari Rp40 miliar menjadi Rp70 miliar dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp39.691.207.000 menjadi Rp46 miliar, sehingga kepemilikan Perusahaan pada CSPG menjadi 99,13%. Perubahan modal ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai Surat Keputusan No. AHU-63932.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 27 Desember 2011.
Berdasarkan RUPSLB PT Win Win Realty Centre (WWR) yang diselenggarakan pada tanggal 11 Nopember 2011 dan dinyatakan dalam Akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, Notaris di Jakarta, No. 155 tanggal 17 Nopember 2011, diputuskan untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp265 miliar menjadi Rp464 miliar. Perubahan modal ini telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 27 Pebruari 2012.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Ciputra Inti Pratama (CIP) yang diselenggarakan pada tanggal 25 Nopember 2010 dan dinyatakan dalam Akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, Notaris di Jakarta, No. 117 tanggal 13 Desember 2010, diputuskan untuk menjual seluruh saham perseroan kepada Entitas dan PT Galaxy Alamsemesta. Komposisi pemegang saham adalah Entitas dan PT Galaxy Alamsemesta dengan penyertaan masing-masing sebesar Rp499.999.000 dan Rp1.000. Kepemilikan Entitas pada CIP sebesar 99,99%. Sampai dengan 16 Maret 2010, akta perubahan ini belum mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Berdasarkan RUPSLB PT Cahaya Fajar Abaditama (CFA) yang diselenggarakan pada tanggal 27 Agustus 2010 dan dinyatakan dalam akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, Notaris di Jakarta, No. 81 tanggal 17 September 2010 diputuskan untuk menurunkan modal dasar dari Rp15 milyar menjadi Rp1 milyar serta menurunkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp8 milyar menjadi Rp500 juta. Penurunan modal ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai Surat Keputusan No. AHU-57925.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 13 Desember 2010.
Berdasarkan RUPSLB PT Ciputra Delta (CDL) yang diselenggarakan pada tanggal 8 Desember 2010 dan dinyatakan dalam akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, Notaris di Jakarta, No. 123 tanggal 14 Desember 2010 diputuskan untuk menurunkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp40 milyar menjadi Rp15 milyar. Sampai dengan 16 Maret 2011, akta perubahan ini belum mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Berdasarkan RUPSLB PT Citra Bahagia Elok (CBE) yang diselenggarakan pada tanggal 25 Nopember 2010 dan dinyatakan dalam Akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, Notaris di Jakarta, No. 33 tanggal 6 Desember 2010, diputuskan untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor CBE dari Rp63,2 milyar menjadi Rp70,5 milyar. Sampai dengan 16 Maret 2011, akta perubahan ini belum mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Berdasarkan RUPSLB PT Galaxy Alam Semesta (GAS) yang diselenggarakan pada tanggal 25 Nopember 2010 dan dinyatakan dalam akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, Notaris di Jakarta, No. 34 tanggal 6 Desember 2010 diputuskan untuk menurunkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp140 milyar menjadi Rp130 milyar. Penurunan modal ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai Surat Keputusan No. AHU-11408.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 7 Maret 2011. Tahun 2010, PT Asendabangun Persada (ABP) telah beberapa kali mengubah anggaran dasarnya, terakhir berdasarkan akta Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, Notaris di Jakarta, No. 26 tanggal 4 Nopember 2010, diputuskan untuk menurunkan modal dasar dari Rp35 milyar menjadi Rp100 juta dan menurunkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp14 milyar menjadi Rp100 juta, sehingga kepemilikan Entitas pada ABP menjadi 99%. Perubahan modal ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai Surat Keputusan No. AHU-01983.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 14 Januari 2011.
e. Dewan Komisaris dan Direksi, dan karyawan
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Entitas pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : DR. Ir. Ciputra
Komisaris : Sandra Hendharto
Komisaris Independen : Lanny Bambang Komisaris Independen : Lany Wihardjo
Direksi
Direktur Utama : Harun Hajadi
Direktur : Budiarsa Sastrawinata
Direktur : Rina Ciputra Sastrawinata
Direktur : Junita Ciputra
Direktur : Candra Ciputra
Direktur : Cakra Ciputra
Direktur : Nanik Joeliawati Santoso
Direktur : Sutoto Yakobus
Susunan Komite Audit pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Ketua : DR. Cosmas Batubara
Anggota : Lanny Bambang
Anggota : Melina Indrawati Sutandi
Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, Entitas dan Anak Entitas memiliki 549 dan 508 karyawan tetap (tidak diaudit).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Kebijakan akuntansi dan pelaporan yang diterapkan oleh Entitas dan Anak Entitas disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kebijakan akuntansi yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
a. Dasar penyajian laporan keuangan konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait berikut di bawah ini, beberapa standar akuntasi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011.
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”.
PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan dan pernyataan kepatuhan.
Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi penyajian dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian.
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009, kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 seperti yang telah diungkapkan dalam Catatan ini.
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, dan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.
Laporan arus kas konsolidasian yang disajikan dengan menggunakan metode langsung, menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah.
Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi dan disajikan dalam ribuan Rupiah yang terdekat.
b. Prinsip-prinsip konsolidasi
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Kelompok Usaha menerapkan secara retrospektif PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif sesuai dengan ketentuan transisi atas PSAK yang direvisi tersebut: (i) rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan nonpengendali (“KNP”); (ii) kehilangan pengendalian pada entitas anak; (iii) perubahan
kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan keberadaan pengendalian; dan (v) konsolidasi atas entitas anak yang memiliki pembatasan jangka panjang.
PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang
berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Penerapan PSAK No. 4 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh yang tidak
signifikan terhadap posisi keuangan dan hasil usaha dari Kelompok Usaha dan hanya berdampak pada penyesuaian atas kebijakan akuntansi dan penyajian kepentingan nonpengendali dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.
Perusahaan menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan. Lebih lanjut, Perusahaan menyajikan Kepentingan Nonpengendali (dahulu “Hak Minoritas Atas Aset Neto Entitas Anak") sebagai bagian dari ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Sehubungan dengan reklasifikasi tersebut dan reklasifikasi lain yang diungkapkan pada Catatan ini, Perusahaan menyajikan laporan posisi keuangan konsolidasian periode awal komparatif yaitu 1 Januari 2010/31 Desember 2009.
Sejak Tanggal 1 Januari 2011
Laporan keuangan konsolidasian meliputi akun-akun Kelompok Usaha, yang dimiliki secara langsung dengan persentase kepemilikan lebih dari 50% seperti disebutkan pada Catatan 1.d.
Seluruh saldo akun dan transaksi yang signifikan antar perusahaan telah dieliminasi.
Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas.
Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat:
a. kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;
b. kekuasaan yang mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian;
c. kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut; atau
d. kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut.
Rugi entitas anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.
Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Kelompok Usaha: a. menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak; b. menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;
c. menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; d. mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;
e. mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;
f. mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi; dan
g. mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung kepada Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Sebelum tanggal 1 Januari 2011
Kerugian yang menjadi bagian dari KNP pada entitas-entitas anak tertentu yang tidak dimiliki secara penuh yang sudah melebihi bagiannya dalam modal disetor entitas-entitas anak tersebut dibebankan sementara kepada pemegang saham pengendali, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat KNP untuk menutupi kerugian tersebut. Laba entitas-entitas anak tersebut pada periode berikutnya terlebih dahulu akan dialokasikan kepada pemegang saham pengendali sampai seluruh bagian kerugian KNP yang sebelumnya dibebankan kepada pemegang saham pengendali dapat ditutup secara penuh.
Akuisisi atas KNP dicatat dengan menggunakan metode ekstensi induk-entitas anak, dimana perbedaan antara biaya perolehan investasi dan jumlah tercatat aset bersih entitas anak yang diakuisisi diakui sebagai goodwill untuk “selisih positif” dan ke laporan laba rugi untuk “selisih negatif”.
c. Setara kas
Deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan, yang tidak dibatasi penggunaannya atau tidak digunakan sebagai jaminan atas utang, diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”. Rekening bank dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya atau dijaminkan diklasifikasikan sebagai “Aset Lainnya”.
d. Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata.
Biaya perolehan tanah sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan, biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada kegiatan pengembangan real estat serta biaya-biaya pinjaman. Tanah yang sedang dikembangkan dipindahkan ke tanah yang tersedia untuk dijual pada saat pengembangan tanah telah selesai. Semua biaya dialokasikan secara proporsional ke tanah yang dapat dijual berdasarkan luas area masing-masing.
Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai jalan dan prasarana atau area yang tidak dapat dijual lainnya, dialokasikan kepada luas area yang dapat dijual.
Biaya perolehan bangunan dalam penyelesaian dipindahkan ke rumah, ruko dan apartemen (strata title) tersedia untuk dijual pada saat pembangunan telah selesai.
Untuk proyek properti residential, akun ini dipindahkan ke persediaan pada saat dimulainya pengembangan dan pembangunan infrastruktur. Sedangkan untuk proyek properti komersial, pada saat selesainya pengembangan tanah dan pembangunan infrastruktur, akun ini akan dipindahkan ke persediaan atau aset tetap, mana yang lebih sesuai.
Persediaan lainnya seperti makanan, minuman dan persediaan lain-lain dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan metode masuk pertama, keluar pertama (FIFO).
e. Biaya pinjaman
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya pinjaman dicatat berdasarkan PSAK No. 26, “Biaya Pinjaman”, yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia pada tahun 1997. Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Entitas Anak mengadopsi PSAK No. 26 (Revisi 2008), “Biaya Pinjaman”, yang mengharuskan biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan konstruksi atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut, serta persyaratan untuk mulai mengkapitalisasi biaya pinjaman, penghentian sementara dan penghentiannya.
Penerapan PSAK No. 26 (Revisi 2008) ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dari Perusahaan dan Entitas Anak.
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan, konstruksi atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadi. Biaya pinjaman terdiri dari biaya bunga dan biaya lain yang ditanggung Perusahaan dan Entitas Anak sehubungan dengan peminjaman dana.
Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya dan pengeluaran untuk aset dan biaya pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat selesainya secara substansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya.
f. Instrumen keuangan
PSAK No. 50 mengatur persyaratan tentang penyajian instrumen keuangan dan mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan di mana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk instrumen tersebut.
PSAK No. 55 mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.
(i) Aset keuangan
Pengakuan awal
Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir tahun keuangan.
Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian yang lazim/regular) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan atau Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.
Aset keuangan Perusahaan dan Entitas Anak terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain.
Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya. Semua aset keuangan Perusahaan dan Entitas Anak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.
(ii) Liabilitas keuangan
Pengakuan awal
Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK
No. 55 (Revisi 2006) dapat dikategorikan sebagai (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) utang dan pinjaman, atau (iii) derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai.
Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal utang dan pinjaman, termasuk
biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Liabilitas keuangan Perusahaan dan Entitas Anak meliputi utang usaha, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar, utang biaya pembangunan dan utang bank.
Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok
diperdagangkan, kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif.
Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Pinjaman dan utang
Setelah pengakuan awal, utang dan pinjaman yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.
Semua liabilitas keuangan Perusahaan dan Entitas Anak diklasifikasikan sebagai pinjaman dan utang.
(iii) Saling hapus dari instrumen keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.
(iv) Nilai wajar dari instrumen keuangan
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi, jika ada, ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga penawaran atau permintaan (bid or ask prices) di pasar pada penutupan pasar pada akhir tahun pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian.
Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang berkeinginan dan memahami (recent arm’s-length market transactions); penggunaan nilai wajar terkini instrumen lain yang secara substansial sama; analisis arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain.
(v) Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan
Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan komisi yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
(vi) Penurunan nilai aset keuangan
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Entitas Anak pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan dan Entitas Anak menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka mereka memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur
sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan atau piutang yang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini.
Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pendapatan bunga tetap diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi, berdasarkan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, beserta dengan penyisihan terkait, dihapuskan pada saat tidak terdapat kemungkinan pemulihan di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Perusahaan dan Entitas Anak. Jika, pada tahun berikutnya, jumlah taksiran kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, maka pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
(vii) Penghentian pengakuan
Aset keuangan
Suatu aset keuangan (atau mana yang berlaku, bagian dari suatu aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan dan Entitas Anak telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga dalam perjanjian “pass-through”; dan baik (a) Perusahaan dan Entitas Anak telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan dan Entitas Anak secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.
g. Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian.
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika:
1) langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak
(i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Perusahaan;
(ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan;
2) suatu pihak berelasi dengan Perusahaan;
3) suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan sebagai venturer; 4) suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan;
5) suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (1) atau (4);
6) suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (4) atau (5); atau
7) suatu pihak adalah suatu program imbalan kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau entitas yang terkait dengan Perusahaan.
Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.
h. Biaya dibayar di muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi berdasarkan masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
i. Tanah untuk pengembangan
Tanah untuk pengembangan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value).
Biaya perolehan tanah untuk pengembangan, yang terdiri dari biaya pra-perolehan dan perolehan tanah, dipindahkan ke tanah yang sedang dikembangkan pada saat pengembangan tanah akan dimulai.
j. Aset tetap
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan untuk kelangsungan dari pengoperasian suatu aset tetap, setiap biaya dari inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dibebankan ke operasi berjalan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana 20
Lapangan golf 20
Kendaraan 5-8
Peralatan dan perabot 4-5
Peralatan golf 4
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan aset dalam penyelesaian akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, ditangguhkan (sebagai bagian dari “Aset Lain-lainnya”) dan diamortisasi sepanjang periode berlakunya hak atas tanah atau umur ekonomis hak atas tanah, periode mana yang lebih pendek.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
k. Sewa
Berdasarkan PSAK 30 (Revisi 2007) “Sewa”, penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK ini, sewa yang mengalihakan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.
Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seliruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Grup sebagai lessee
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Grup sebagai lessee mengakui aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.
Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan biaya keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodic yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Rental kontinjen, jika ada, dibebankan pada periode terjadinya. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian “Aset Tetap”) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Grup akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.
Dalam sewa operasi, lessee mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan metode garis lurus (straight-line method) selama masa sewa.
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Grup mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di posisi laporan keuangan konsolidasian sebesar jumlah yang sama denga investasi sewa neto. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan pendapatan pembiayaan. Pengakuan pendapatan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodic yang konstan atas investasi bersih sebagai lessor dalam sewa pembiayaan. Dalam sewa operasi, Grup mengakui aset untuk sewa operasi di laporan posisi keuangan konsolidasian sesuai sifat aset tersebut. Biaya langsung awal sehubungan proses negosiasi sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Rental kontinjen, jika ada, diakui sebagai pendapatan atas dasar garis lurus selama masa sewa.
l. Properti investasi
Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai, jika ada, kecuali tanah yang tidak disusutkan. Jumlah tercatat termasuk bagian biaya penggantian dari properti investasi yang ada pada saat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya harian penggunaan properti investasi.
Properti investasi Grup terdiri dari tanah, bangunan dan prasarana yang dikuasai Grup untuk menghaslkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat ekonomis properti investasi sebagai berikut:
Tanah tidak disusutkan Bangunan dan prasarana 20 tahun
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.
Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan oleh pemilik atau dimulainya penembangan untuk dijual.
Untuk transfer dari properti investasi ke propertiyang digunakan sendiri, Grup menggunakan metode biaya pada tanggal perubahan penggunaan. Jika properti yang digunakan sendiri oleh Grup menjadi properti investasi, Grup mencatat properti tersebut sesuai dengan kebijakan aset tetap sampai dengan saat terakhir perubahan penggunaanya.
m. Penurunan nilai aset non-keuangan
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”.
PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK
yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan dan Enititas Anak menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian secara tahunan penurunan nilai aset diperlukan (untuk goodwill dan aset tidak berwujud dengan umur yang tidak terbatas atau aset tidak berwujud yang belum tersedia untuk dipakai), maka Perusahaan dan Enititas Anak membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.
Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tidak memberikan pengaruh yang berarti pengukuran pelaporan keuangan kecuali bagi pengungkapannya.
n. Pengakuan pendapatan dan beban
Pendapatan dari penjualan real estat diakui berdasarkan PSAK No. 44, “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat” sebagai berikut:
(i) Pendapatan dari penjualan bangunan rumah, rukan dan bangunan sejenis lainnya beserta kapling tanahnya diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh kriteria berikut terpenuhi:
1. Proses penjualan telah selesai. 2. Harga jual akan tertagih.
3. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang.
4. Penjual telah mengalihkan risiko dan manfaat kepemilikan unit bangunan kepada pembeli melalui suatu transaksi yang secara substansi adalah penjualan dan penjual tidak lagi berliabilitas atau terlibat secara signifikan dengan unit bangunan tersebut.
(ii) Pendapatan dari penjualan kavling tanah tanpa bangunan yang tidak memerlukan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan diakui dengan metode akrual penuh (full accrual method) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:
1. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli.
2. Harga jual akan tertagih.
3. Tagihan penjual tidak bersifat subordinasi terhadap pinjaman lain yang akan diperoleh pembeli di masa yang akan datang.
4. Proses pengembangan tanah telah selesai sehingga penjual tidak berkewajiban lagi untuk menyelesaikan kapling tanah yang dijual.
5. Hanya kavling tanah saja yang dijual, tanpa diwajibkan keterlibatan penjual dalam pendirian bangunan di atas kapling tersebut.
(iii) Pendapatan dari penjualan unit bangunan apartemen yang belum selesai pembangunannya diakui dengan metode persentase penyelesaian (percentage-of-completion method) apabila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:
1. Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu fondasi bangunan telah selesai dan semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah terpenuhi.
2. Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli.
3. Jumlah pendapatan penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan andal.
Jika ada salah satu kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pembayaran uang yang diterima dari pembeli harus diakui sebagai uang muka yang diterima sampai seluruh kriteria tersebut terpenuhi.
Metode yang digunakan untuk menentukan persentase penyelesaian adalah berdasarkan biaya aktual yang telah dikeluarkan dibandingkan dengan estimasi jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk pengembangan proyek real estat tersebut.
Beban pokok penjualan tanah ditentukan berdasarkan nilai perolehan tanah ditambah pengeluaran-pengeluaran lain untuk pengembangan tanah. Beban pokok penjualan rumah tinggal meliputi seluruh beban pembangunan.
Uang sewa pusat niaga diterima dimuka dicatat sebagai “Pendapatan Diterima Dimuka”. Pendapatan ditangguhkan tersebut diakui sebagai pendapatan selama jangka waktu sewa. Uang jaminan yang diterima dari pelanggan disajikan sebagai bagian dari “Utang Lain-lain” pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Penghasilan sewa unit villa golf diakui sebagai pendapatan berdasarkan masa sewa masing-masing unit villa golf tersebut.
Uang pendaftaran keanggotaan golf dan club house diakui sebagai pendapatan pada saat diterima. Pendapatan sewa dan iuran keanggotaan klub olah raga diakui sebagai pendapatan sesuai masa sewa atau keanggotaannya. Sewa dan iuran klub keanggotaan diterima di muka disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan Diterima di Muka”. Pendapatan dari restoran diakui pada saat barang atau jasa diberikan. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
o. Kerjasama Operasi
Sesuai PSAK No. 12, “Pelaporan Keuangan Mengenai Bagian Partisipasi dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset”, partisipasi venturer dalam pengendalian bersama operasi dicatat dengan menyajikan dan membukukan dalam laporan keuangannya aset yang dikendalikannya sendiri, kewajiban dan beban yang terjadi atas aktivitasnya sendiri dan bagiannya atas pendapatan bersama dari pendapatan kerjasama operasi tersebut.
Partisipasi venturer dalam pengendalian bersama entitas dicatat menggunakan metode konsolidasian proporsional.
p. Imbalan kerja
Entitas dan Anak Entitas menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetapnya dan telah mengakui liabilitas imbalan kerja karyawan yang tidak didanai berdasarkan Undang-undang No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (UU Tenaga Kerja No. 13) dan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”. Imbalan atas UU Tenaga Kerja No. 13 tersebut telah dihitung dengan membandingkan manfaat yang akan diterima oleh karyawan pada usia normal pensiun dari Dana Pensiun dengan manfaat yang diperoleh sesuai dengan UU tersebut setelah dikurangi akumulasi imbalan kerja karyawan dan hasil investasi yang terkait. Jika manfaat program pensiun iuran pasti kurang dari persyaratan yang ditetapkan Undang-undang, Entitas harus menyediakan kekurangannya.
Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya imbalan kerja berdasarkan UU Tenaga Kerja No. 13 ditentukan dengan menggunakan metode perhitungan aktuarial projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi bersih keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui untuk setiap program pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal tersebut dan 10% dari nilai wajar aset pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial ini diakui selama rata-rata masa kerja karyawan dengan menggunakan metode garis lurus. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul akibat perubahan liabilitas imbalan kerja dari program sebelumnya harus diamortisasi sampai imbalan kerja tersebut telah menjadi hak karyawan.
q. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut dan laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.
Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 2011, kurs yang digunakan adalah masing-masing sebesar Rp9.480 dan Rp8.709 untuk US$1.
r. Pajak penghasilan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 5 tanggal 23 Maret 2002, penghasilan dari sewa pusat niaga dikenakan pajak final sebesar 10%.
Pajak penghasilan final
Perbedaan nilai tercatat antara aset dan liabilitas yang terkait pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan. Beban pajak periode berjalan sehubungan dengan pajak penghasilan final dihitung secara proporsional terhadap jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui selama periode berjalan. Perbedaan antara pajak penghasilan final yang