Proposal Kerja Praktek Proposal Kerja Praktek
PENERAPAN METODE MAGNETIK DALAM
PENERAPAN METODE MAGNETIK DALAM
MENENTUKAN PENYEBARAN INTRUSI DALAM SISTEM
MENENTUKAN PENYEBARAN INTRUSI DALAM SISTEM
PANAS BUMI
PANAS BUMI
Disusun Oleh : Disusun Oleh :
ARYO TEGUH WASESO ARYO TEGUH WASESO
115. 130. 101 115. 130. 101
LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI
LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2015
2015
I. PENDAHULUAN
Dalam permasalahan ketersediaan energi yang sedang menjadi isu global yang pada saat ini telah banyak dilakukan pengembangan energi terbaharukan dalam menanggapi isu permasalahan ketersediaan energi dengan adanya penelitian dalam meraih solusi dalam permasalahan energi terbarukan namun
dengan tidak adanya dampak buruk bagi lingkungan. Salah satu energi yang terbarukan yang dapat dijadikan pilihan dalam isu tersebut ialah Energi Panas Bumi. Energi panas bumi merupakan energi yang sangat berbeda dengan energi minyak bumi dan mineral karena pada pengolahan serta produksi pada energi panas bumi sangat minim dari sifat destruktif dan polusi dimana energi panas bumi memanfaatkan sumber panas dari fluida yang terkandung pada batuan – batuan bawah permukaan.
Di sisi lain, Star Energy Geothermal Ltd. adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang energi panas bumi, minyak bumi dan gas yang memiliki peranan sangat besar dalam kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dalam berbagai penelitian dan pengembangan dibutuhkan sumber daya manusia yang terpelajar sebagai pengembangan profesionalitas dimana merupakan mahasiswa sebagai salah satu yang akan mengembangkan pengembangan selanjutnya dengan pembekalan pengalaman berbagai hal nyata. Bentuk pengembangan serta pengalaman dalam profesionalitas merupakan meningkatkan komunikasi, kerja
sama tim serta kerja praktek dalam pengelolaan sumber daya panas bumi ini.
Dalam uraian diatas termasuk Kerja Praktek dalam pengembangan dan profesionalitas mahasiswa yang menjadi salah satu bagian kurikulum pendidikan
yang terdapat di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, khususnya dalam Program Studi Teknik Geofisika. Untuk itu sebagai mahasiswa yang aktif dalam jurusan tersebut berkeinginan melaksanakan kerja praktek di Star Energy Geothermal Ltd. area Wayang Windu, Jawa Barat. Penulis sengaja memilih Star Energy Geothermal Ltd. sebagai tempat kerja praktek dikarenakan perusahaan tersebut memiliki profesionalitas tinggi dan peran yang besar bagi
kesejahteraan lingkungan serta banyaknya pengembangan dan penelitian pada perusahaan tersebut. Sehingga hal tesebut jelas menjadikan suatu kesempatan bagi penulis dalam pengembangan seluruh metode yang telah diajarkan selama ini sehingga dapat mengaplikasikan pada lapangan yang nyata. Dalam hal ini, penulis
melaksanakan kerja praktek dengan pemahaman metode magnetik yang digunakan dalam memperlihatkan penyebaran intrusi batuan kristalin yang masih dipengaruhi oleh magmatisme sehingga dapat dilakukan pemodelan penyebaran intrusi sebagai heat source pada suatu daerah prospek panas bumi.
II. LATAR BELAKANG
Geofisika merupakan kajian ilmu yang menggunakan parameter fisis sebagai acuan dalam pengukuran dalam metode-metode yang digunakan, parameter tersebut terdiri dari densitas, kecepatan gelombang, resistivitas,
konduktivitas, dan suspensibilitas. Parameter suspensibilitas digunkan dalam metode geomagnetik yang digunakan dalam mencari anomali target yang dicapai.
Pada kajian ilmu Geofisika meiliputi beberapa metode dalam mempelajari dinamika sifat-sifat bumi yang dilakukan pengukuran sehingga dikethui pendekatan secara matematis pada model yang dilakukan, dengan metode-metode
dasar geofisika yaitu metode gravitasi, metode magnetik, metode seismik, metode eletromagnetik, dan metode geolistrik.
Metode magnetik adalah salah satu metoda di geofisika yang memanfaatkan sifat kemagnetan bumi. Menggunakan metoda ini diperoleh kontur yang menggambarkan intensitas kemagnetan batuan di bawah permukaan pada arah horizontal. Dalam metode magnetik dapat digunakan dalam indentifikasi penyebaran litologi berdasarkan susspetibilitas batuan bawah permukaan setelah dilakukan pengolahan dari data lapangan, sehingga dalam sistem panas bumi metode tersebut dapat digunakan dalam indetifikasi penyebaran litologi dan intrusi dan dapat dijadikan pemodelan dari keadaan
geologi sebenarnya.
Salah satu bagian kurikulum pendidikan yaitu Kerja Praktek telah menjadi suatu pilihan wajib yang dilakukan setiap mahasiswa dalam pengembangan ilmu dari segala teori yang telah diberikan selama perkuliahan dan pengembangan profesionalitas, komunikasi, dan kerja sama tim dalam lapanga yang sebenarnya.
III. TUJUAN
Tujuan dari kerja praktek ini diantaranya :
1. Mahasiswa mampu memahami penerapan metode magnetik pada sistem panas bumi.
2. Mahasiswa mampu melakukan penentuan daerah survei, pengolahan data survei, interpretasi pengolahan data sehingga dihasilkan data yang diharapkan. 3. Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan nilai dari “BRIGHT STAR” yang menjadikan pedoman pada Star Energy Geothermal Ltd. dalam professionalitas, pengembangan yang dilakukan dalam kesejahteraan bersama.
4. Memberikan pengembangan dalam melatih professionaltias, kedisiplinan serta jaringan dalam dunia kerja professional.
IV. WAKTU DAN TEMPAT
Kerja praktek akan dilaksanakan pada :
Waktu : 23 Januari 2016 s/d 23 Februari 2016
Tempat : Star Energy Geothermal area Wayang Windu, Jawa Barat
Dengan rincian jadwal sebagai berikut:
Tabel1. Rincian Kegiatan selama Kerja Praktek
No Bentuk Kegiatan Minggu ke
-1 2 3 4 5
1. Studi Literatur
2. Pengambilan data lapangan
3. Pengolahan Data
4. Pembuatan pemodelan 2D dan 3D
5. Interpretasi dan analisa hasil
pengolahan data
V. PARTISIPAN
Nama : Aryo Teguh Waseso NIM : 115.130.101
Program Studi : Teknik Geofisika
VI. TEORI DASAR VI. 1 Medan Magnet Bumi
Medan magnet bumi adalah sebaran energi (magnet) yang memanjang dari inti bumi ke arah luar dan melingkar hingga bertemu antara medan yang keluar dari utara magnet dan selatan magnetnya. Ini adalah sekitar bidang sebuah dipol magnetik miring pada sudut 11 derajat dengan memperhatikan rotasi sumbu-seolah-olah ada sebuah magnet batang diletakkan di sudut yang di pusat Bumi.
Pada tahun 1893 Gauss pertama kali melakukan analisa harmonik dari medan magnetik bumi untuk mengamati sifat-sifatnya. Analisa selanjutnya yang dilakukan oleh para ahli mengacu pada kesimpulan umum yang dibuat oleh Gauss yaitu :
1. Intensitas medan magnetik bumi hampir seluruhnya berasal dari dalam bumi
2. Medan yang teramati di permukaan bumi dapat didekati dengan persamaan harmonik yang pertama yang berhubungan dengan potensial dwikutub di pusat bumi. Dwi kutub Gauss ini mempunyai kemiringan 11.5o terhadap sumbu geografi.
Adapun jenis-jenis medan magnet adalah; 1. Medan magnet utama (main field )
Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah
dengan luas lebih dari 106
km2. 2. Medan magnet luar (external field )
Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat.
3. Medan magnet anomali
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal ( crustal field ). Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung
mineral bermagnet seperti magnetite ( F e7S 8), titanomagnetite ( F e2T iO4)
dan lain-lain yang berada di kerak bumi.
IV.2 Komponen Magnet Bumi
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga elemen medan magnet bumi, yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas kemagnetannya. Adapun Komponen-komponennya adalah;
1. Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang dihitung dari utara menuju timur
2. Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
3. Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang horizontal.
4. Medan magnetik total (B), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.
Gambar 1. Komponen Medan Magnet
VI.3 Sifat-Sifat Kemagnetan Batuan
Batuan yang merupakan material pembentuk kerak bumi memiliki sifat-sifat yang dapat diperikan dan digunakan untuk membedakan antara satu dengan yang lainnya. Salah satu sifat batuan yang biasanya diperikan adalah sifat kemagnetan batuan.
Sifat magnet pada batuan dipengaruhi oleh kandungan mineral pada batuan tersebut. Sifat magnetik pada mineral ini dikaji secara mendalam dalam bidang paleomagnetisme atau kemagnetan purba. Stabil tidaknya magnetisasi pada suatu batuan sangat tergantung pada jenis mineral dan ukurannya. Sifat
magnetik pada batuan ini juga berperan dalam metode geomagnetik untuk eksplorasi.
Setiap jenis batuan memiliki sifat dan karakteristik tertentu dalam medan magnet yang dimanifestasikan dalam parameter suseptibilitas magnetik batuan atau mineralnya (k). Suseptibilitas magnet batuan merupakan tingkat kemagnetan suatu benda untuk termagnetisasi, yang pada umumnya erat kaitannya dengan kandungan mineral dan oksida besi. Semakin besar kandungan mineral magnetit di dalam batuan, akan semakin besar harga suseptibilitasnya. Metoda ini sangat cocok untuk pendugaan struktur geologi bawah permukaan dengan tidak mengabaikan faktor kontrol adanya kenampakan geologi di permukaan dan kegiatan gunungapi. Dengan adanya perbedaan dan sifat khusus dari tiap batuan dan mineral inilah yang melandasi digunakannya metode magnetik untuk kegiatan eksplorasi maupun kepentingan geodinamika.
Suseptibilitas suatu magnet batuan berpengaruh terhadap besarnya Intensitas magnetik batuan tersebut.Pengaruh tersebut dapat digaaambarkan dengan persamaan
I = k. H (II.1)
Dimana :
I = intensitas magnetik H = kuat medan magnet
Nilai k pada batuan semakin besar jika dalam batuan tersebut semakin banyak dijumpai mineral-mineral bersifat magnetik. Berdasarkan nilai k dibagi tiga kelompok jenis material dan batuan penyusun litologi bumi, yaitu: 1. Diamagnetik
Memiliki nilai suseptibilitas (k) negatif dan kecil artinya Orientasi elektron orbital substansi ini selalu berlawanan arah dengan magnet luar, sehinggga medan totalnya selalu berkurang. Sebagai contoh adalah grafit, marbele, kuarsa, marmer, garam dan anhidrit atau gypsum.
2. Paramagnetik
Memiliki arah sama dengan medan luarnya sehingga harga suseptibilitas magnetiknya (k) bernilai positif namun kecil. Sifat-sifat paramagnet akan timbul bila atom atau molekul suatu bahan memiliki momen magnet pada waktu tidak terdapat medan luar dan interaksi antara atom adalah lemah. Pada umumnya momen magnet menyebar acak, tetapi bila diberi medan magnet luar momen tersebut akan mengarah sesuai dengan arah medan luar tersebut. Sebab-sebab sifat paramagnet ialah karena tidak seimbangnya putaran momen magnet elektron. Contoh mineral yang termasuk pada jenis ini adalah olivine dan biotit.
3. Ferromagnetik
Memiliki harga suseptibilitas magnetik (k) positif dan besar, yaitu sekitar kali dari diamagnetik/paramagnetik. Sifat kemagnetan substansi ini dipengaruhi oleh keadaan suhu, yaitu pada suhu diatas suhu curie sifat kemagnetannya hilang. Atom-atom dalam bahan-bahan ferromagnet memiliki momen magnet dan interaksi antara atom-atom tetangganya begitu kuat sehingga momen semua atom dalam suatu daerah mengarah sesuai dengan medan magnet luar yang diimbaskan, bahkan dengan tidak adanya magnet dari luar.
VI.4. SISTEM PANAS BUMI
Sistem panas bumi secara umum dideskripsikan sebagai transfer panas dalam suatu volume terisolasi pada kerak bumi secara alami. Dimana panas tersebut dipindahkan dari sebuah sumber panas (heat source) ke sebuah penampang panas (reservoir ) (Hochstein and Brownie, 2000).
Sedangkan menurut Goff dan Janik (2000), sistem panas bumi dibagi ke dalam beberapa tipe:
( young igneous system). Sistem ini umumnya mempunyai temperatur ≤3700C dan kedalaman reservoir ≤1.5km
Sistem yang berhubungan dengan tektonik, yaitu terjadi di lingkungan
backarc, daerah crustal extension, zona kolisi dan sepanjang zona sesar. Sistem ini yang telah dieksploitasi umumnya mempunyai temperatur reservoir ≤2500C dan kedalaman reservoir ≥1.5km
Sistem (yang dipengaruhi oleh) geopressure ditemukan di cekungan
sedimen. Kedalaman reservoir sistem ini umumnya 1,5 hingga 3 km dan temperatur reservoir berkisar dari 50 hingga 190°C
Sistem hot dry rock yang memanfaatkan panas yang tersimpan dalam
batuan berporositas rendah dan tidak permeabel. Temperatur sistem ini berkisar antara 120 hingga 225°C dengan kedalaman 2 hingga 4 km
Sistem magma tap yang memanfaatkan panas yang keluar dari tubuh
magma dangkal. Pada sistem ini, magma merupakan bentuk paling murni panas alamiah yang mempunyai temperatur <1200°C.
Meskipun begitu, terdapat suatu skema sistem panas bumi yang secara umum dipakai dalam mendefinisikan sistem panas bumi itu sendiri. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut:
VII. PENUTUP
Demikian proposal ini disusun sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan Kerja Praktek nantinya serta sebagai salah satu persyaratan kegiatan Kerja Praktek ini. Besar harapan penulis semoga segenap staff dan manajemen Star Energy Geothermal Ltd. dapat mempertimbangkan dan menyetujui proposal ini untuk dapat melaksanakan Kerja Praktek di Star Energy Geothermal Ltd., daerah operasi Wayang Windu, Jawa Barat. Atas perhatian dan pertimbangan Ibu/Bapak, penulis ucapkan terima kasih.