• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan judul Pembebasan Kota Palmyra Sebagai Prioritas bagi Presiden Bashar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dengan judul Pembebasan Kota Palmyra Sebagai Prioritas bagi Presiden Bashar"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1 | P a g e

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Alasan saya tertarik untuk menulis tema tentang konflik di Timur Tenngah dengan judul “Pembebasan Kota Palmyra Sebagai Prioritas bagi Presiden Bashar

Al-Assad Melawan Kekuatan ISIS (Islamic State in Iraq and Syria) Tahun 2016”

dikarenakan konflik berkepanjangan yang saat ini masih terjadi di Timur Tengah. Hal ini pun menjadi salah satu kesempatan bagi negara-negara maju untuk membuktikan kekuatan mereka. Negara-negara maju menggunakan cara seperti membantu negara di kawasan Timur Tengah untuk menyelesaikan konflik internal di negara-negara kawasan Timur Tengah. Bahkan konflik internal yang terjadi, kadang juga membuat para pemberontak atau separatisme yang berada dinegara sekitarnya memiliki kesempatan masuk dan memprovokator masyarakat negara tersebut untuk menggulingkan rezim pemerintahan negara tersebut.

Keberhasilan pemberontak masuk dan menjadi provokator di tengah konflik tersebut menjadi salah satu alasan, mengapa muncul kelompok-kelompok seperti ISIS di beberapa negara di kawasan Timur Tengah.Gerakan separatisme tersebut muncul di wilayah suatu negara sedang mengalami konflik internal di salah satu rezim pemerintahan. Contoh dalam kasus ini adalah konflik internal seperti yang terjadi saat ini di Suriah. Pemberontakan yang dilakukan oleh ISIS di Suriah menjadi daya tarik

(2)

2 | P a g e

sendiri bagi saya untuk membahas hal tersebut dalam skripsi saya saat ini. Hal ini dikarenakan fakta-fakta mengenai kekuatan (power) yang dimiliki ISIS mampu menguasai sebagian wilayah yang berada di Suriah.

Namun, ada kejanggalan yang saya temukan dalam konflik antara ISIS dengan Pemerintah Suriah saat ini. Kejanggalan tersebut mengenai pengambilan keputusan Pemerintah Suriah untuk melakukan prioritas pembebasan pada salah satu kota yang telah dikuasai oleh ISIS. Menurut sumber beberapa berita elektronik yang saya baca, dari sekian banyak wilayah yang di kuasai oleh ISIS, kota Palmyra menjadi kota prioritas yang direbut dalam kurun waktu yang singkat oleh Pemerintah Suriah, Bashar Al-Assad, beserta militernya. Padahal, Kota Palmyra sendiri bukanlah kota yang pertama kali direbut oleh ISIS serta bukan kota terbesar dengan jumlah populasi yang banyak di wilayah Suriah. Karena hal tersebutlah, maka saya tertarik untuk membahasnya pada skripsi saya kali ini.

B. Latar Belakang

Kota Palmyra merupakan sebuah kota kuno yang terletak di provinsi Homs, Suriah. Kota ini disebutkan dalam Al-kitab Ibrani dan dalam sejarah raja-raja Asyur, maka dimasukkan ke dalam Helenistik Kekaisaran Seleukia, diikuti oleh Kekaisaran Romawi.1 Kota Palmyra sendiri menjadi kota penting dalam sejarah Timur Tengah.

1ISIS Kuasai Kota Kuno Palmyra di Suriah. (n.d.). Diakses April 6, 2016, from

(3)

3 | P a g e

Hal ini dikarenakan sejak abad pertama hingga abad ke 3 (tiga) Masehi, kota ini tumbuh dan berkembang dibawah pemerintahan Romawi, sampai terbentuklah kekaisaran yang terbentang dari Turki hingga Mesir. Kota Palmyra dianggap sebagai pencapaian kebudayaan tradisional yang mana menjadi suatu kebanggaan bagi Timur Tengah karena menjadi pusat tertingginya peradaban zaman dulu (kuno) di kawasan Timur Tengah. Pembangunan yang terjadi di kota Palmyra juga memiliki gaya kota yang berbeda yang dibangun di masa Kekaisaran Romawi.

Kota palmyra merupakan salah satu dari 6 (enam) situs warisan dunia yang berada di Suriah yang diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cuktural

Organization (UNESCO). Sedangkan, 5 situs lainnya yakni kota kuno Aleppo, Kota

tua Damaskus, Kota tua Bosra, Kastil Crac des Cevaliers dan benteng Slahudin, dan desa-desa kuno di bagian utara Suriah. Keenam situs tersebut saat ini berada dalam kategori situs warisan dunia yang terancam. Hal ini pun dikarenakan konflik internal yang terjadi di Suirah. Konflik tersebut merupakan bagian dari perputaran siklus kekuasaan yang sering terjadi diberbagai wilayah. Semakin tinggi tingkat kompleks masyarakatanya serta semakin banyak pengaruh yang dilakukan oleh negara-negara

super power membuat sebuah negara atau pun kawasan bergerak secara dinamis,

seperti yang terjadi di kawasan Timur Tengah.

Kawasan Timur Tengah adalah kawasan yang saat ini banyak diincar oleh negara-negara maju di dunia. Banyak negara yang kini mulai membuka hubungan kerjasama bilateral dengan negara-negara yang berada di kawasan Timur Tengah tersebut. Hal ini pun dikarenakan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki oleh

(4)

negara-4 | P a g e

negara di kawasan Timur Tengah, terutama sumber daya alam berupa minyak. Saat ini pun, dunia sedang mengalami krisis minyak yang menyebabkan banyak negara yang berbondong-bondong datang ke kawasan Timur Tengah. Adanya krisis minyak yang terjadi didunia, menjadi salah satu alasan mengapa sampai saat ini pun kawasan Timur Tengah dilanda konflik persaudaraan. Pada gilirannya, konflik ini kemudian dimanfaatkan oleh kekuatan besar (great power) seperti AS dan Uni Soviet ketika itu untuk saling berebut pengaruh.2 Sehingga konflik yang terjadi di Timur Tengah

dijadikan ajang bagi mereka untuk masuk sebagai negara “penolong” didalam konflik yang terjadi.

Hingga saat ini kawasan Timur Tengah sedang mengalami konflik-konflik yang terjadi disebabkan oleh masing-masing negara yang terus-menerus memperebutkan wilayah dan juga memperluas wilayah kekuasaan mereka melalui peperangan yang dianggap cara tercepat untuk mendapatkan serta memperluas wilayah kekuasaan. Sumber daya alam (minyak) yang dimiliki oleh negara-negara di kawasan Timur Tengah juga menjadi daya tarik bagi negara-negara di luar kawasan Timur Tengah. Suriah merupakan salah satu negara yang berada di kawasan strategis Timur Tengah.3 Suriah juga disebut sebagai jalur sutera baik dalam dunia perdagangan, budaya maupun militer global. Tak hanya itu Suriah juga memiliki potensi kekayaan alam yang membuat negara tersebut diperebutkan oleh berbagai kekuatan politik.

2Surwandono. (2013). Jurnal Hubungan Internasional. Relasi Antara Tingkat Konflik di Dunia Islam

Dengan Setting Geografi Politik: Studi Kasus Konflik di Kawasan Timur Tengah, hlmn. 63.

3Ghafur, M. F. (2013). Jurnal Hubungan Internasional. Dinamika Konflik Suriah dan Respon Politik

(5)

5 | P a g e

Saat ini dunia internasional tengah menyaksikan konflik akut yang terjadi dalam skala besar di Suriah.4 Konflik tersebut terjadi berawal dari adanya fenomena

“Arab Spring” yang dimulai dari Tunisia, Mesir, Libya, Yaman, dan Suriah.5

Fenomena ini disebut sebagai revolusi rakyat yang menginginkan adanya proses penggulingan terhadap pemerintahan suatu negara dari jabatannya yang bersifat diktaktor, otoriter, serta korup dengan cara berdemonstrasi menuntut untuk memiliki pemerintahan yang baru. Konflik yang saat ini terjadi di Suriah berawal dari fenomena “Arab Spring”, yang mana masyarakat Suriah ingin menggulingkan rezim pemerintahan Assad yang telah memerintah Suriah selama bertahun-tahun. Rezim Pemerintahan Assad terkenal dengan gaya yang diktaktor. Dalam konflik tersebut ada dua kubu negara yakni Rusia dan Amerika Serikat yang mengintervensi konflik yang terjadi di Suriah.

Dalam konflik di Suriah, masyarakat Suriah menginginkan adanya pemeritahan baru yang lebih demokratis. Sehingga untuk memenuhi keinginan tersebut, masyarakat Suriah pun melakukan unjuk rasa yang menentang pemerintahan Bashar Al-Assad. Kelompok yang menentang pemerintahan Bashar Al-Assad membentuk suatu organisasi yang diberi nama Tentara Pembebasan Suriah (Free Syrian Army). Kelompok tersebut terdiri dari kelompok-kelompok oposisi, para milisi dan juga sukarelawan. Beberapa bulan setelah unjuk rasa tersebut, terjadilah kerusuhan antara

4Ibid, hlmn. 49

5ABM, M. Agastya. (2013). Arab Spring - Badai Revolusi Timur Tengah yang Penuh Darah.

(6)

6 | P a g e

pengunjuk rasa dengan pasukan keamanan yang memicu munculnya militerisasi konflik secara bertahap.6 Tentara Pembebasan Suriah (Free Syrian Army) pun tidak

hanya melakukan penyerangan terhadap pemerintah Suriah, tetapi juga terhadap warga sipil ataupun kelompok-kelompok yang pro terhadap pemerintahan Bashar Al-Assad.

Keadaan Suriah yang semakin memburuk akibat perang sipil yang terjadi, memberikan peluang bagi kelompok militan asing (salah satunya adalah NII) untuk membuat suatu organisasi besar yang melawan pemerintahan Bashar al-Assad. Tujuan dari dibentuknya organisasi itu sebenarnya adalah untuk memperluas jaringan kelompok militant asing tersebut. Sehingga pada bulan Agustus di tahun yang sama, al-Baghdadi (pemimpin dari NII yang sekarang dikenal dengan nama ISIS) mulai mengirimkan anggota NII (Negara Islam Irak) cabang Suriah dan Irak yang berpengalaman dalam perang gerilya untuk mendirikan organisasi di Suriah. Anggota NII tersebut berada di bawah pimpinan Abu Muhammad al-Julani yang berasal dari Suriah. Kelompok NII tersebutlah yang memulai merekrut anggota dan mendirikan jaringan-jaringannya dengan merebut kota-kota di Suriah.

Dalam merebut kota-kota yang dikuasai oleh ISIS, Pemerintah Suriah pun sudah melakukan berbagai upaya serta mengerahkan seluruh militernya untuk melawan kekuatan ISIS. Namun upaya yang dilakukan oleh pemerintah Suriah tersebut tidak membuat kelompok ISIS menjadi takut dan lemah. Sebaliknya ISIS malah semakin kuat dan terus-menerus merekrut anggota-anggotanya yang tak hanya berasal dari

6Syria: The Story of Conflict. (n.d.). diakses April 26, 2016, from

(7)

7 | P a g e

warga sipil Suriah tetapi juga dari berbagai negara yang ada di dunia. ISIS pun juga semakin besar-besaran memperluas jaringannya serta wilayah kekuasaannya di kawasan Timur Tengah. Dua tahun setelah terbentuknya ISIS di Suriah, kelompok tersebut berhasil menduduki 50% wilayah Suriah7. Beberapa kota yang dikuasai oleh ISIS yaitu Kota Raqqa, kota Manbij, Kota Jarabulus, kota Tal Abyad, kota Dabiq, kota Deir Ezzor kota Maheen, kota Kobani, kota Al-Qaryatain, Kota Bosra, Kastil Crac des Cevaliers dan benteng Slahudin, kota Aleppo, serta kota Palmyra.8 Kota-kota tersebut

adalah kota yang termasuk kedalam sejumlah rute logistik krusial dari wilayah yang dimiliki oleh ISIS yang terletak di Suriah.

Diantara kota-kota yang telah disebutkan sebelumnya, kota Palmyra adalah kota pertama dengan berpenduduk padat yang berhasil secara langsung direbut dan dikuasai ISIS dari tangan tentara pro-pemerintah. Kota Palmyra sendiri berhasil dikuasai oleh ISIS pada akhir bulan Mei 2015. Lembaga pemantau Suriah yang berbasis di London, Observatorium Suriah untuk HAM melalui Direktur Observatorium, Rami Abdel Rahman mengatakan bahwa ISIS mengendalikan hampir semua kota Palmyra, kecuali penjara di timur dan markas intelijen militer Suriah di barat.9 Dalam penaklukan tersebut, sepertiga kota Palmyra berhasil dikuasai ISIS termasuk pos pemeriksaan utara dan gedung keamanan. Selain itu juga ISIS berhasil

7 Ibid

8Mengukur Luas Wilayah Kekuasaan ISIS di Tahun 2015. (n.d.). Diakses November 1, 2016, from

http://m.cnnindonesia.com/internasional/20151228150715-120-100731/mengukur-luas-wilayah-kekuasaan-isis-di-tahun-2015/.

9Syria: The Story of Conflict. (n.d.). Diakses April 26, 2016, from

(8)

8 | P a g e

menguasai 2 (dua) ladang gas yang berada di wilayah utara kota Palmyra. Dengan keberhasilan ISIS dalam menduduki kota Palmyra, berarti bahwa 50% wilayah Suriah berhasil ditaklukan oleh ISIS.

Penaklukan yang dilakukan oleh ISIS di sepertiga kota Palmyra, membuat Pemerintah Suriah kembali kehilangan lagi daerah kekuasaannya. Penaklukan kota Palmyra oleh ISIS tidak hanya mengguncang Pemerintah Suriah namun juga mengguncang negara-negara di kawasan Timur Tengah. Pemerintah Suriah pun melakukan berbagai cara agar kota Palmyra tersebut dapat direbut kembali dari kekuasaan ISIS. Upaya demi upaya dilakukan oleh Pemerintah Suriah seperti meminta bantuan kepada militer Rusia untuk memukul mundur ISIS dari kota Palmyra. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Suriah pun tak sia-sia, karena pada akhir bulan Maret 2016 kota Palmyra berhasil direbut kembali oleh Pemerintah Suriah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan diatas, maka penulis menarik sebuah rumusan masalah, yaitu;

“Mengapa pembebasan kota Palmyra menjadi prioritas bagi Pemerintah Suriah melawan kekuatan ISIS (Islamic State in Iraq and Syria)?”

D. Kerangka Pemikiran

Untuk membahas lebih jauh lagi mengenai rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam hal ini penulis perlu medeskripsikan jawaban

(9)

9 | P a g e

dengan menggunakan teori atau pun konsep sebagai kerangka dasar berfikir yang dapat membantu serta mendukung penulis dalam melakukan penelitian. Teori dan konsep juga dapat dijadikan sebagai sarana eksplanasi dan juga menjadi dasar prediksi. Maka dalam hal ini, penulis menggunakan Teori Geopolitik sebagai dasar analisa yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas dan tepat. Pemaparan dari kerangka pemikiran adalah sebagai berikut;

Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo dan politik yang berasal dari bahasa Yunani, politeia. Geo berarti bumi yang menjadi wilayah hidup, sedangkan politik (politeia) berasal dari kata poli dan teia. Poli yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan teia yang berarti urusan (politik) bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa.10 Dengan kata lain, geopolitik dapat diartikan sebagai system politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional gegografik suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung terhadap sistem politik suatu Negara. Secara luas, geopolitik merujuk pada hubungan antara politik dan teritori baik dalam skala lokal maupun internasional. Geopolitik juga mencakup praktik analisa, prasyarat, perkiraan, dan pemakaian kekuatan politik terhadap suatu wilayah. Secara spesifik, geopolitik dijadikan metode analisa kebijakan luar negeri yang berupaya memahami, menjelaskan serta memperkirakan perilaku politik internasional dalam variable geografi.

(10)

10 | P a g e

Geopolitik memaparkan dasar pertimbangan dalam menentukan alternative kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu. Prinsip-prinsip dalam geopolitik menjadi perkembangan suatu wawasan nasional. Dalam hal ini, pengertian geopolitik telah dipraktekan sejak abad XIX tetapi pengertiannya baru tumbuh pada awal abad XX. Dalam pengertiannya, geopolitik dijadikan sebagai ilmu penyelenggaraan masalah setiap kebijakan yang dikaitkan dengan masalah-masalah geografi suatu wilayah yang menjadi tempat tinggal suatu bangsa. Geopolitik merupakan teori yang tidak didasarkan atas ilmu pengetahuan (pseudoscience) yang menjadikan faktor geografi sebagai hal mutlak yang mestinya menentukan kekuatan, dan selanjutnya nasib suatu negara.11 Dengan begitu, teori geopolitik dapat menjelaskan mengapa beberapa negara memiliki kekuasaan sedangkan beberapa negara lain tidak dengan melihat bahwasannya faktor geografi dapat menentukan ataupun mempengaruhi tindakan maupun perilaku politik aktor internasional.

Didalam perkembangan teori geopolitik ada beberapa pandangan para pemikir geopolitik, di antaranya menurut Dorpalen, “Geopolitic is the science of the earth’s

relationship of political processes12 (Geopolitik adalah ilmu pengetahuan tentang bumi

yang berhubungan dengan proses politik)”. Sedangkan menurut Webster, “Geopolitic

is a study of the influence of such physical faktors as geography, economics and demography upon the politics and esp. the foreign policy of a state (Geopolitik adalah

11Morgenthau, H. J. (2010). Politik Antar Bangsa (1 ed., Vol. 1). (K. W. Thompson, Ed., & S.

Malmoen, Trans.) Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Diakses Maret 29, 2017

(11)

11 | P a g e

suatu pelajaran dari pengaruh faktor fisik seperti geografi, ekonomi, penduduk dan politik khususnya kebijakan luar negeri dari suatu negara)”. Spykman juga memberikan pengertian tentang geopolitik yaitu “Geopolitic is the Planning of state

security in terms of geographic faktors13 (Geopolitik adalah perencanaan dari

keamanan Negara yang berkaitan dengan faktor geografis)”.

Dalam Geopolitics of the World System, Cohen mendefinisikan geopolitik sebagai berikut;

[g]eopolitics is the analysis of the interaction between, on the one hnd, geographical settings and prespective and, on he other hand, political processes. (…) Both geographical settings and political processes are dynamic, and each influences and is influenced by the other. Geopolitics addresses the consequences of this interaction.14 (geopolitik adalah analisis

dari interaksi antara, pengaturan dan prespektif geografis dengan proses politik. (…) Keduanya, baik pengaturan geografis maupun proses politik adalah dinamis, dan masing-masing berpengaruh dan dipengaruhi oleh yang lain. Geopolitik membahas konsekuensi dari interaksi ini.)

Dalam pendapat Cohen di atas dapat digunakan untuk menganalisis keadaan politik maupun keamanan dikawasan kota Palmyra, Suriah, yang saat ini dilanda konflik. Sebagai akibat dari proses politik yang dinamis, dimana muncul gerakan separatis atau masuknya militant asing merupakan salah satu dari masalah politik di kawasan Suriah yang masih terus berlanjut hingga sampai saat ini. Hal ini pun menyebabkan keadaan politik maupun keamanan Suriah menjadi tidaak stabil.

13Suwondo, P. S. (1988). Geopolitics in Southeast Asia: an Indonesia view. New York: The Council,

hlmn. 39

14Gokmen, S. R. (2010). Geopolitics and The of International Relations. hlmn. 16. Diakses Maret 29,

(12)

12 | P a g e

Definisi lain mengenai teori geopolitik yaitu berasal dari Aymeric Chauprade, seorang Profesor Geopolitik Internasional, yang menekankan pada multikausalitas dari sebuah fenomena internasional dengan pertimbangan atau startegi geopolitik sebagai landasannya. Geopolitik dalam definisi Chauprade15 yaitu;

“Hubungan politik antara tiga jenis kekuasaan (power), yakni kekuasaan negara (state), kekuasaan intrastate/ dalam negara seperti gerakan separatis, pemberontakan, dsb.), dan kekuasaan trans-state/lintas negara (jaringan kriminal, jaringan teroris, perusahaan multinasional, dsb.), dengan faktor geografi fisik (situasi wilayah teritori, karakteristik wilayah), dari geografi identitas (atau geografi populasi), serta geografi sumber daya (resource). Ia menegaskann pula bahwa geopolitik dapat digunakan sebagai alat untuk menjelaskan karakter objektif dari geografi fisik dan manusia yang mengkondisikan pilihan-pilihan strategis aktor internasional dalam lapangan ideologis, politik dan ekonomi pada skala global”

Terdapat tiga dimensi yang harus diperhatikan dalam geopolitik, yakni; Pertama, geopolitik yang didasarkan pada realita kekuasaan yang secara esensial mengacu pada negara, dan juga para aktor yang seringkali mepresentasikan tantangan terhadap negara. Misalnya, para aktor intra-state seperti gerakan separatism, aktor

trans-statet seperti jaringan ekstrimis keagamaan. Pendekatan utama dalam geopolitik

dimensi ini adalah negara dan permasalahnnya, serta pemahaman tentang ancaman terhadap negara, baik yang berasal dari dalam (masalah identits dan segala bentuknya), dan juga dari luar (tuntutan negara tetangga, atau imperialism dari negara-negara adikuasa), atau suatu kondisi yang timbul dari kombinasi faktor eksternal

15 Chauprade, A. (2007). Geopolitique, Constantes et changements dans I'histoire. Paris: Ellipses.

(13)

13 | P a g e

maupun internal (sepeti jaringan lintas negara yang memiliki pengaruh dan dampak di dalam maupun luar negeri, contohnya ISIS).

Dimensi kedua, pendekatan geopolitik yang bersifat multi-kausal. Sebuah analisis terhadap suatu negara maupun sebuah wilayah geografis tidak dapat direduksi hanya pada satu faktor belaka seperti faktor etnis atau agama. Kemudian dimensi ketiga, pendekatan geopolitik yang bersifat kulturalis (memperhatikan faktor kebudayaan/identitas). Pendekatan ini menekankan pentingnya faktor budaya dalam mempengaruhi sejarah dan juga fakta bahwa banyak identitas nasional yang pada awalnya merupakan budaya nasional dapat diambil sebagai contoh Kota Palmyra merupakan kota kuno di Suriah yang melambangkan simbol perdamaian di kawasann Timur tengah yang telah dilindungi dan diakui oleh UNESCO.

Selain tiga dimensi yang harus diperhatikan dalam geopolitik, terdapat teori geopolitik yag dalam penggolongannya dapat diklasifikasikan menjadi dua, pertama menurut GB. De Huszar, T. H. Stevenson yang membaginya menjadi tiga kategori (kategori pertama, kedua dan ketiga) dan Bertil Haggman membaginya menjadi geopolitik klasik dan modern.16

1. Geopolitik menurut GB. De Huszar dan T. H. Stevenson

Menurut GB. De Huszar dan T. H. Stevenson, geopolitik dibagi menjadi tiga kategori, yakni kategori pertama berdasarkan pada kondisi geografi atau tata letak dari daratan dan lautan, kategori kedua beradasarkan pada iklim dalam ruang

(14)

14 | P a g e

dan waktu, serta kategori ketiga berdasarkan pada sumber akses ekonomi suatu negara, yang dalam hal ini adalah sumber daya alam yang berupa minyak ataupun sumber energi lainnya.

a. Kategori Pertama

Pada kategori pertama, GB. De Huszar dan T. H. Stevenson banyak memberikan contoh dari para ahli geografi yang berasal dari London, Sir Balford Mackinder (1861-1947) dan Alfred T. Mahan (1840-1914) dari Amerika. Mackinder memiliki konsep geopolitik yang strategik yaitu dengan penguasaan daerah jantung dunia. Menurut Mackinder untuk menguasai dunia, maka harus menguasai daerah jantung dunia. Hal ini dikarenakan dunia terdiri dari 9/12 air, 2/12 pulau dunia serta 1/12 pulau. Oleh sebab itu, dibutuhkan kekuatan darat yang besar sebagai prasyaratnya. Mackinder mengatakan;“The territory are stampaed with a definitive

positionality and function : pivot area/ heart land, inner or marginal crescent and lands of the outer or insular crescent”17

Menurut Mackinder dalam pandangan geopolitiknya, satuan daratan dan lautan dibagi dalam satuan wilayah, yakni Heart land (pivot area) atau daerah Jantung meliputi Uni Soviet (Rusia), Tiongkok sebelah barat, sebagian Mongolia, sebagian Iran dan Afganistan. Kemudian untuk wilayah

Inner marginal crescent atau bulan sabit dalam membentang dari Erofa

(15)

15 | P a g e

Utara, Barat dan Selatan, negara Timur Tengah, sebagian Asia Tenggara dan selatan, serta Tiongkok atau meliputi daerah pantai pulau dunia. Sedangkan wilayah Lands of outer or insular crescent atau bulan sabit luar meliputi Kanada, Amerika Serikat, Amerika tengah dan Selatan, Afrika Selatan, Australia, Oceania.

b. Kategori Kedua

Pada kategori ini, iklim dalam ruang dan waktu menjadi klasifikasinya. Hampir sebagian orang mengatakan bahwasannya dampak dari iklim dapat mempengaruhi kelangsungan hidup manusia. Ellsworth Huntington yang berasal dari universitas Yale Amerika Serikat mengatakan bahwa pengaruh dari temperature atmosfir, kelembaban relative, tekanan barometer, sirkulasi udara, dan beberapa variable perubahan iklim lainnya mempengaruhi perilaku dan kapasitas dari human being atau perilaku kelangsungan hidup manusia.18

c. Kategori Ketiga

Di dalam kategori ketiga, kalsifikasi geopolitik berdasarkan pada sumber akses ekonomi suatu negara (sumber daya). Kelancaran suatu sistem dari suatu kondisi geopolitik dapat dipengaruhi dari lokasi dan distribusi dari material maupun bahan baku. Seorang ahli geografi, James Fairgrive, berasal dari Inggris serta Taylor Thom berasal dari Amerika

(16)

16 | P a g e

Serikat menduga bahwa kekuatan politik atau geopolitik modern dipengaruhi oleh sumber daya alam seperti minyak yang berasal dari fosil maupun non fosil.

2. Geopolitik menurut Bertil Haggman19

Penggolongan menurut Bertil Haggman dibagi menjadi dua yaitu Geopolitik Klasik dan Geopolitik Modern. Geopolitik klasik terdiri dari paham atau teori dari Ratzel, Rudolf Kjellen, Karl Houshofer, Mackinder, Mahan dan Nicholas Spykman. Sedangkan Geopolitik modern berasal dari paham Colin S. Gray yang menulis sebuah buku berjudul “Geopolitics of the Nuclear Era”, yang mana dalam buku tersebut ada beberapa pendapat ahli yang beranggapan bahwasannya geopolitik sudah ketinggalan jam yang digantikan dengan geopolitik ekonomi.

a. Geopolitik Klasik

Salah satu pendapat mengenai geopolitik klasik dari para ahli yang telah disebutkan diatas, menurut Rudolf Kjellen bahwa suatu negara berakar kuat di dalam sejarah dan realitas-realitasnya, tumbuh secara organis merupakan tipe dasar organisme, yang dalam hal ini organisme adalah negara, sama halnya dengan manusia. Rudolf juga mengatakan bahwasannya kekuasaan lebih penting dari pada hukum, hal ini dikarenakan hukum hanya dapat ditegakkan oleh kekuasaan. Rudolf Kjellen juga memberikan 5 pengertian baru antara lain, pertama “Geopolitik” atau geografi dan negara, kedua

(17)

17 | P a g e

“Demo politik” atau populasi dari negara, ketiga “Eko politik” atau sumber perekonomian dari negara, keempat “Socio politik” atau struktur sosial dan negara, dan kelima “Krato politik” atau pemerintahan dan negara.20

b. Geopolitik Modern

Sumber daya alam dan perkembangan ilmu teknologi baik dalam bidang informatika, ilmu pengetahuan maupun ekonomi selalu dikaitkan dengan geopolitik modern. Menurut Colin S. Gray dalam bukunya, alasan mengapa beberapa ahli mengatakan bahwa geopolitik sudah ketinggalan jaman dan digantikan dengan geopolitik ekonomi, energy security karenaadanya kelangkaan dari sumber daya alam yang berasal fosil. Dengan adanya kemajuan teknologi sumber daya alam yang berasal dari fosil dapat digantikan dengan sumber daya alam yang berasal dari nabati.

Menurut tinjauan geopolitik tradisional, sebuah konflik dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu; wilayah, ideologi, dan sumber daya. Namun, geopolitik modern saat ini juga mengidentifikasi faktor etnisitas dan sejarah yang juga saling berkaitan.21 Hal ini pun dipandang dari segi geopolitik, yang mana tindakan sebuah aktor dapat dikaji dengan mengaitkan relasi antara strategis kebijakan, kondisi politik dan geografis sebuah wilayah berdasarkan realitas sejarah, demografis, lokasi, serta sumber daya alam.

20Gyorgy, A. (1944). Geopolitics : the New German Science, hlmn. 44

(18)

18 | P a g e

Munculnya teknologi komunikasi dan angkutan modern meningkatkan perhatian kepada geografi, yang dipusatkan kepada kependudukan ataupun alokasi sumber daya, lokasi strategis negara serta proyeksi ke depan kekuatan nasional. Geopolitik meletakkan pusat perhatiannya pada kekuatan nasional dan pengadilan wilayah, yang menyebabkan entitas-entitas politiknya yang paling mampu memproyeksikan kemampuannya terhadap jarak yang lebih jauh. Hal ini pun dapat memunculkan negara dominan kapan saja di dalam sejarah sistem internasional. Namun kemampuan yang tersedia bagi entitas-entitas politik jumlahnya sangat banyak, yang beberapa di antaranya lebih mudah digerakkan. Tujuan geografis atas nama mereka yang menggunakan juga telah meningkat. Pada tingkat abstrak, hubungan antara geografi dan kekuatan geopolitik terletak pada kemampuan satu negara terhadap negara lain, kapan pun, untuk mengerakkan kekuatan dengan tujuan memengaruhi atau mengendalikan wilayah yang diinginkan dan memiliki arti penting strategis.22

Jika diaplikasikan pada pokok permasalahan mengenai pembebasan kota Palmyra sebagai prioritas Pemerintah Suriah melawan kekuatan ISIS, terlihat dengan jelas bahwasannya berdasarkan teori geopolitik, Suriah sebagai sebuah negara memiliki power untuk dapat melindungi sumber daya yang ada di kota Palmyra dari ISIS. Hal ini dikarenakan letak geografis dari kota Palmyra tersebut memiliki

22James E. Dougherty dan Robert L. Pfaltzgraff Jr. (2014). Teori-teori Hubungan Internasional (3 ed.).

(19)

19 | P a g e

nilai strategis. Strategis disini maksudnya adalah keuntungan-keuntungan yang tidak hanya pada infrastrukturnya, tetapi juga transportasi yang mampu mendukung perekonomian maupun pelestarian budaya di kota Palmyra tersebut sebagai salah satu warisan dunia.

Sumber daya tersebut dapat menjadi nilai-nilai strategis baik dalam bidang ekonomi dan budaya, yang mana masing-masing dari nilai strategis tersebut memiliki pengaruh serta alasan yang sangat besar bagi Pemerintah Suriah untuk memukul mundur ISIS dari kota Palmyra. Pada pengaplikasian teori, bahwasannya sumber daya

(resource) yang terdapat di kota Palmyra merupakan hal yang sangat penting bagi

negara Suriah terutama bagi perkembangan perekonomian negaranya dan kesejahteraan masyarakatnya. Nilai strategis dari segi ekonomi juga ditegaskan dalam penggolongan teori geopolitik menurut Menurut GB. De Huszar dan T. H. Stevenson pada kategori ketiga yang mengatakan bahwasannya kalsifikasi geopolitik berdasarkan pada sumber akses ekonomi suatu negara (sumber daya). Selain itu pada klasifikasi geopolitik modern menurut Bertil Haggman, juga ditegaskan bahwasannya kekuatan politik maupun ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh sumber daya alam yang didukung oleh perkembangan ilmu teknologi. Hal ini pun mendukung bahwasannya, kota Palmyra sebagai kota kuno yang sejak dulu menjadi jalur pusat perdagangan, tetap memiliki nilai strategis sampai saat ini, dikarenakan sumber daya alam yang dimiliki oleh kota Palmyra yakni tambang fosfat serta ladang gas alam, yang mejadi salah satu dari sumber ekonomi kota Palmyra.

(20)

20 | P a g e

Sedangkan, nilai strategis budaya kota Palmyra menurut teori geopolitik bahwasannya setiap negara perlu untuk memperhatikan pentingnya faktor kebudayaan dalam mempengaruhi sejarah dan juga fakta bahwa banyak identitas nasional yang pada awalnya merupakan budaya nasional. Seperti Kota Palmyra yang merupakan kota kuno di Suriah yang merupakan pusat tertingginya peradaban di kawasan Timur Tengah, yang juga melambangkan simbol perdamaian di kawasann Timur tengah yang telah dilindungi dan diakui oleh UNESCO. Faktor sejarah dan kebudayaan juga ditegaskan dalam klasifikasi penggolongan teori geopolitik menurut Bertil Haggman dalam geopolitik klasik yang mengatakan bahwasannya suatu negara berakar kuat di dalam sejarah dan realitas-realitasnya. Sehingga nilai sejarah suatu situs, kota maupun wilayah menjadi nilai-nilai strategis yang dapat menjadi pertimbangan aktor ataupun suatu negara dalam mengambil setiap tindakan kebijakannya. Dua faktor nilai strategis tersebutlah yang menjadikan alasan mengapa Pemerintah Suriah membebaskan kota Palmyra di tahun 2016.

E. Hipotesa

Faktor yang menjadi alasan pembebasan kota Palmyra sebagai prioritas bagi Pemerintah Suriah melawan kekuatan ISIS (Islamic State in Iraq and Syria) yakni;

1. Nilai strategis secara ekonomi, sebagai jalur dan pusat perdagangan, serta memiliki sumber daya yang menopang perekonomian Suriah.

2. Nilai strategis secara budaya, sebagai salah satu kota kuno pusat peradaban tertinggi di kawasan Timur Tengah.

(21)

21 | P a g e F. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan proposal skripsi ini untuk:

1. Menerapkan ilmu dan teori yang telah di dapat selama di bangku perkuliahan, dengan menggunakan metodologi yang sesuai dengan ranah ilmu hubungan internasional.

2. Memberikan kontribusi mengenai analisa konflik yang terjadi di salah satu kawasan di Timur Tengah, yaitu di Suriah dengan sudut pandang yang berbeda. 3. Mengetahui alasan atau motif dibalik pembebasan kota Palmyra yang menjadi prioritas Pemerintah Suriah dalam melakukan penyerangan terhadap kekuatan ISIS (Islamic State in Iraq and Syria).

G. Metode Penelitian 1. Tipe Penelitian

Tipe penilitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah tipe eksplanatif, yaitu menjelaskan, menganalisis, serta menginterpretasikan kondisi-kondisi atau peristiwa-peristiwa yang terkait dengan permasalahan dengan menguraikan. Sehingga, penelitian ini kemudian diharapkan bisa memberikan penjelasan mengenai Pembebasan Kota Palmyra Sebagai Prioritas Pemerintah Suriah Dalam Melawan Kekuatan ISIS di tahun 2015-2016.

2. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis Data yang akan dilakukan dalam metode penilitian ini adalah kualitatif dengan sumber data dalam penilitian ini akan menggunakan data sekunder.

(22)

22 | P a g e

Data sekunder didapat dari literature, jurnal, artikel, serta situs internet yang berkenaan dengan pembebasan kota Palmyra sebagai Prioritas Pemerintah Suriah dalam melawan kekuatan ISIS.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis muatan/ isi (content analysis) yang memuat data-data yang relevan serta dengan menggunakan riset sejarah/ kronologis (historical research) mengenai sumber-sumber sejarah kota Palmyra.

4. Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyimpulkan teknik analisis data kuantitatif. Penulis akan menyimpulkan dan memberikan jawaban atas fenomena di lapangan dari data-data yang diperoleh ke dalam bentuk yang lebih sederhana.

H. Jangkauan Penelitian

Pada penelitian ini, penulis akan membatasi pembahasan penelitian pada jangkauan geografis negara Suriah kemudian difokuskan pada kota Palmyra. Jangkauan penelitian juga tidak membahas antara Pemerintah Suriah dengan kelompok oposisi lain selain ISIS (Islamic State in Iraq and Syria). Dalam penelitian ini, penulis akan menjelaskan sedikit mengenai “Arab Spring” yang kemudian fenomena tersebut menimbulkan perang sipil hingga munculnya ISIS di Suriah. Penulis juga akan membahas dan menguraikan beberapa kota sebagai pembanding dengan kota Palmyra

(23)

23 | P a g e

dalam jangkauan tahun 2015-2016 untuk menjawab alasan apa yang mendasari dari pembebasan kota Palmyra sebagai prioritas Pemerintah Suriah melawan kekuatan ISIS.

Referensi

Dokumen terkait

Mampu mengidentifikasi mengenai definisi, ruang lingkup farmakokinetik dan dasar-dasar ilmu yang diperlukan untuk memahami farmakokinetik, model farmakokinetik obat sesuai

Walaupun dalam hal ini setelah dilihat lebih lanjut ternyata diperusahaan ini sebelumnya menggunakan Electronic Data Processing, pencatatan persediaan dilakukan secara manual dan

Kondisi lapangan: dahulu dan sekarang Penurunan Produksi Migas Cadangan Migas yang semakin menipis Fasilitas Operasi Produksi Yang Sudah Menua Reserves Replacement Ratio

• Melakukan engamatan/uji +o'a serta menilai se+ara 'erkelomok tentang engelolaan er'ekalan *armasi di IFRS, "bser#asi • 3eklist lem'ar engamat an sika

Setelah dirasa peminat aromaterapi produk Narwastu sudah meningkat, Ibu Nidia memiliki inovasi untuk membuat produk perawatan tubuh yang terbuat dari bahan alami dan memiliki aroma

Pengendalian Gulma  Jenis  gulma  yang  tumbuh  di  kebun  Kemuning  antara  lain:  Impatiens  

Pada saat yang kritis itu, maka Aji Imbut yang telah dewasa didesak oleh orang-orang Bugis untuk kembali ke Kerajaan Kutai Kartanegara guna mengambil alih tahta Kerajaan dengan

Penjadwalan yang telah ada dan dilaksanakan di SMA Trinitas selama ini masih bersifat manual. Penjadwalan dilaksanakan dengan menuliskan jadwal yang akan dijalankan pada