• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM INFORMASI STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM ETIKA SOSIAL DAN BUDAYA

DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Pancasila

Dosen Pembimbing : Drs. Mohammad Idris ,P. M.M

Di Susun Oleh : Budi Santoso

NIM : 11.12.6058

KELOMPOK : I

SISTEM INFORMASI

(2)

ii DAFTAR ISI ABSTRAK ……… i DAFTAR ISI……….. ii BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah... 3 BAB II PEMBAHASAN ... 4 A. Pengertian Nilai ... 4 B. PengertianNilaiEtika ... 5 C. Pengertian NilaiEtikaSosialdanBudaya ... 6

BAB III PENUTUP ... 10

A. Kesimpulan ... 10

B. Saran ... 10

(3)

i

ABSTRAK

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengenal kata nilai, namun kebanyakan dari kita tidak mengetahui apa maksud dari nilai itu sendiri. Nilai adalah sesuatu yang berharga dan bermutu yang menunjukan suatu kualitas dan berguna bagi kehidupan manusia. Dalam proses terjadinya kehidupan manusia senantiasa menilai dan ditilai, itu semua dilakukan untuk meningkatkan kualitas manusia itu sendiri. Sedangkan ilmu yang mempelajarinya yaitu aksiologi.

Selain nilai, ada pula yang sering dikaitkan dengannya, yaitu etika, kadang disebut juga etika nilai. Etika nilai ialah cabang ilmu filsapat dan sekaligus cabang dari ilmu kemanusiaan (humaniora). Ilmu ini didalamnya membahasa tentang ajaran dan pandangan moral. Selain itu dalam etika juga dipelajari bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moran tertentu.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berlandaskan atas pancasila yang didalamnya terdapat nilai-nilai, yang bertujuan mengatur setiap orang agar tetap sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku, sehingga tidak bersebrangan dengan nilai etika yang ada, dan berlaku pada masyarakat.

Dari etika nilai, kemudian mempunyai dua unsur yaitu sosial dan budaya. Etika nilai sosial dan budaya ialah etika yang bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam, dalam menampikan kembali sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai, dan saling tolong menolong antara sesama manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

Pancasila adalah sebagai dasar negara Indonesia, memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila banyak memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan bangsa Indonesia, salah satunya adalah “Pancasila sebagai suatu sistem etika”.Di dunia internasional bangsa Indonesia terkenal sebagai salah satu negara yang memiliki etika yang baik, rakyatnya yang ramah tamah, sopan santun yang dijunjung tinggi dan banyak lagi, dan pancasila memegang peranan besar dalam membentuk pola pikir bangsa ini sehingga bangsa ini dapat dihargai sebagai salah satu bangsa yang beradab didunia.Kecenderungan menganggap acuh dan sepele akan kehadiran pancasila diharapkan dapat ditinggalkan. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang beradab. Pembentukan etika bukan hal yang susah dan bukan hal yang gampang, karena berasal dari tingkah laku dan hati nurani. Semoga rangkuman ini dapat membuka pikiran akan pentingnya arti sebuah pancasila bagi kehidupan bangsa ini. Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan cabang dari ilmu kemanusiaan (humaniora). Etika sebagai cabang falsafah membahas sistem dan pemikiran mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Etika sebagai cabang ilmu membahas bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu. Upaya lain dalam mewujudkan pancasila sebagai sumber nilai adalah dengan menjadikan nilai dasar Pancasila sebagai sumber pembentukan norma etik (norma moral) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai pancasila adalah nilai moral. Oleh karena itu, nilai pancasila juga dapat diwujudkan kedalam norma-norma moral (etik). Norma-norma etik

(5)

2 tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam bersikap danbertingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara .Bangsa indonesia saat ini sudah berhasil merumuskan norma-norma etik sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku. Norma-norma etik tersebut bersumber pada pancasila sebagai nilai budaya bangsa. Rumusan norma etik tersebut tercantum dalam ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, Bernegara, dan Bermasyarakat.

Pancasila merupakan nilai dasar yang menjadi rambu-rambu bagi politik hukum nasional. Nilai-nilai dasar itu kemudian melahirkan empat kaidah penuntun hukum yang harus dijadikan pedoman dalam pembangunan hukum. Empat kaidah itu meliputi, pertama hukum Indonesia harus bertujuan dan menjamin integrasi bangsa, baik secara teritorial maupun ideologis.

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sebagaimana dikemukakan oleh Hans Kelsen merupakan Grundnorm. ataupu n menurut Teori Hans Nawiasky disebut sebagai Staatsfundamentalnorm. Dalam hal ini menurut A. Hamid S. Attamimi secara eksplisit bahwa Pancasila adalah norma fundamental negara (Staatsfundamentalnorm) Republik Indonesia.

Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Di setiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua pada Pancasila, yaitu “Kemanusian yang adil dan beradab” sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar.

Oleh karena itu, penulis akan menjelaskan kedudukan dan implementasi Pancasila sebagai sistem etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia dalam bentuk makalah

(6)

3 dengan judul “Etika Sosial dan Budaya dalam kehidupan

sehari-hari.

2. RUMUSAN MASALAH

1) Apakah etika sosial dan budaya telah menjadi nilai-nilai luhur budaya bangsa indonesia ?

2) Bagaimana implementasi etika sosial dan budaya dalam kehidupan sehari-hari?

3) Mengapa etika sosial dan budaya harus ditanamkan pada jiwa masing-masing warga negara Indonesia ?

(7)

4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Manusia dalam kehidupan yang selalu berkaitan dengan nilai. Manusia senantiasa dinilai dan menilai. Cabang filsafat yang membicarakan nilai disebut dengan aksiologi (filsafat nilai).Istilah nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya, “keberhargaan” (worth) atau kebaikan (goodness). Disamping itu juga menunjuk kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian. Nilai pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek. Jadi, bukan objek itu sendiri yang dinamakan nilai. Suatu itu mengandung nilai artinya ada sifat atau kualitas yang melekat pada objek. Misalnya, pemandangan itu indah, perbuatan itu bermoral. Indah dan susila adalah sifat atau suatu yang melekat pada pemandangan atau tindakan.

Dengan demikian nilai itu sebenarnya suatu kenyataan yang tersembunyi di balik kenyataan-kenyataan lainnya. Adanya nilai itu karena ada kenyataan-kenyataan lain sebagai pembawa nilai.Menilai berarti menimbang, artinya suatu kegiatan manusia untuk menghubungkan suatu dengan suatu yang lain, kemudian untuk selanjutnya diambil keputusan. Keputusan itu merupakan keputusan nilai yang dapat menyatakan bahwa sesuatu itu berguna, benar atau salah, baik atau buruk, indah atau jelek, suci atau berdosa.Nilai mengandung cita-cita, harapan-harapan, dambaan dan keharusan. Berbicara mengenai nilai berarti kita berbicara tentang hal yang ideal, das “Sollen”, bukan das “Sein”.

(8)

5 Nilai berkaitan dengan bidang normatik bukan kognitif, atau berada dalam tataran dunia ideal bukan dunia yang real. Meskipun demikian diantara keduanya saling berhubungan atau berkaitan dengan erat. Artinya, bahwa “das” Sollen” itu harus menjelma menjadi das”sein”, yang ideal harus menjadi real yang normatif harus di realisasikan dalam perbuatan sehari-hari yang merupakan fakta. Nilai bagi manusia dipakai dan diperlukan untuk menjadi landasan alasan, motifasi dalam segala sikap, tingkah laku dan perbuatannya. Hal itu terlepas dari kenyataan bahwa ada orang yang dengan sengaja dan sadar melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kesadaran akan nilai yang diketahuinya dan diyakini.

B. Pengertian nilai etika

Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan cabang dari ilmu kemanusiaan (humaniora). Etika sebagai cabang falsafah membahas system dan pemikiran mendasar tentang ajaran dan pandangan moral.Etika sebagai cabang ilmu membahas bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatuajaran moral tertentu.Pancasila sebagai sumber nilai adalah dengan menjadikan nilai adalah dengan menjadikan nilai dasar Pancasila sebagai sumber pembentukan normaetik (norma moral) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai pancasila adalah nilai moral. Oleh Karen aitu, nilai pancasila juga dapat diwujudkan ke dalam norma-norma moral (etik). Norma-norma etik tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam bersikapdan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia saat ini sudah berhasil merumuskan norma-norma etik sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkahlaku. Norma-norma etik tersebut bersumber pada pancasila sebagai nilai budaya bangsa.Rumusan norma etik tersebut tercantum dalam ketetapan MPR No. VI/MPR/2001

(9)

6 tentang Etika Kehidupan Berbangsa,Bernegara, dan Bermasyarakat.Ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang etika Kehidupan Berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat merupakan penjabaran nilai-nilai pancasila sebagai pedoman dalam berpikir, bersikap, dan bertingkah laku yang merupakan cerminan dari nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan yang sudah mengakar dalam kehidupan bermasyarakat .

C. Pengertian nilai etika sosial dan budaya

Etika ini bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai,saling mencintai, dan tolong menolong di antara sesame manusia dan anak bangsa. Senafas dengan itu juga menghidupkan kembali budaya malu, yakni malu berbuat kesalahan dan semua yang bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Untukitu, perlu dihidupkan kembali budaya keteladanan yang harus dimulai dan diperlihatkan contohnya oleh para pemimpin pada setiap tingkat dan lapisan masyarakat.

etika sosial dan budaya telah menjadi nilai-nilai luhur budaya bangsa indonesia sejak dahulu yang tercermin pada Pancasila yang menjadi pedoman hidup bangsa indonesia. Yang setiap hari berusaha di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bangsa Indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang ramah serta menjunjung tinggi dan melestarikan nilai – nilai budaya yang dimilikinya.Hal ini merupakan bukti bahwa nilai etika sosial dan budaya telah menjadi nilai-nilai luhur budaya Indonesia.

Dengan adanya sikap jujur , saling peduli, saling memahami , saling menghargai , saling tolong-menolong diantara sesam manusia dan anak bangsa . Dan dengan adanya budaya “malu”, yakni malu berbuat kesalahan dan semua yang bertentangan

(10)

7 dengan moral agama dan norma-norma yang berlaku di masyarakat Sehingga tercipta masyarakat madani yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika sosial dan budaya dalam kehidupan sehari-hari .

Etika sosial dan budaya harus ditanamkan kepada setiap jiwa-jiwa warga negara bangsa Indonesia baik yang muda maupun yang tua agar mereka memiliki sikap jujur, saling peduli ,saling memahami , saling menghargai , saling menghormati , saling mencintai dan saling tolong-menoolong antar sesamanya dan menumbuhkan kembali rasa malu jika berbuat salah . Jika penanaman nilai etika sosial dan budaya berhasil maka Indonesia akan menjadi negara yang bebas dari deskriminasi antar ras , suku ,dan tidak akan ada korupsi, kolusi dan nepotisme yang merajalela seperti sekarang ini karena mereka pelaku-pelaku KKN mempunyai rasa malu untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia . Kesadaran itu mereka peroleh karena adanya etika sosial dan budaya yang tertanam di jiwa mereka . Penanaman nilai etika sosial dan budaya juga dimaksudkan agar tercipta masyarakat yang memiliki etika sosial yang baik ( menjunjung norma , hukum , dan nilai-nilai kesopanan yang berlaku dalam masyarakat ) dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsanya serta melastarikan budaya –budaya bangsa agar tercipta masyarakat yang memiliki jati diri sehingga identitasnya sebagai bangsa Indonesia yang memiliki etika sosial dan budaya tercermin dalam diri setiap warga negara .Etika sosial di lain hal membahas kewajiban serta norma-norma sosial yang seharusnya dipatuhi dalam hubungan sesama manusia, masyarakat, bangsa dan negara. Etika sosial meliputi cabang-cabang etika yang lebih khusus lagi seperti etika keluarga, etika profesi, etika bisnis, etika lingkungan, etika pendidikan, etika kedokteran, etika jurnalistik, etika seksual dan etika politik. Etika politik sebagai cabang dari etika sosial dengan demikian

(11)

8 membahas kewajiban dan norma-norma dalam kehidupan politik, yaitu bagaimana seseorang dalam suatu masyarakat kenegaraan ( yang menganut system politik tertentu) berhubungan secara politik dengan orang atau kelompok masyarakat lain. Dalam melaksanakan hubungan politik itu seseorang harus mengetahui dan memahami norma-norma dan kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi.Dan pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Disetiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila ke dua “ kemanusian yang adil dan beadab” tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar, Setiap sila pada dasarnya merupakan azas dan fungsi sendiri-sendiri, namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematik. Pancasila adalah suatu kesatuan yang majemuk tunggal, setiap sila tidak dapat berdiri sendiri terlepas dari sila lainnya, diantara sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan.Inti dan isi Pancasila adalah manusia monopluralis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat (jasmani –rohani), sifat kodrat (individu-makhluk sosial), kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri, yaitu makhluk Tuhan Yang Maha Esa.Unsur-unsur hakekat manusia merupakan suatu kesatuan yang bersifat organis dan harmonis dan setiap unsur memiliki fungsi masing-masing namun saling berhubungan. Pancasila merupakan penjelmaan hakekat manusia monopluralis sebagai kesatuan organis. Dalam pembentukan sistem etika dikenal namanya nilai, norma dan moral. Mari kita membahas pengertian tiap-tiapnya, dan hubungan antaranya. Hubungan nilai, norma dan nilai moral , norma dan moral langsung maupun tidak langsung memiliki hubungan yang cukup erat, karena masing-masing akan menentukan etika bangsa ini. Hubungan antarnya dapat diringkas sebagai berikut :

(12)

9 1. Nilai: kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia (lahir dan ). Nilai bersifat abstrak hanya dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti dan dihayati oleh manusia;- Nilai berkaitan dengan harapan, cita-cita, keinginan, dan segala sesuatu pertimbangan batiniah manusia- Nilai dapat bersifat subyektif bila diberikan olehs ubyek, dan bersifat obyektif bila melekat pada sesuatu yang terlepasd arti penilaian manusia

2. Norma : wujud konkrit dari nilai, yang menuntun sikap dan tingkah laku manusia. Norma hokum merupakan norma yang paling kuat keberlakuannya karena dapat dipaksakan oleh suatu kekuasaan eksternal, misalnya penguasa atau penegak hukum

3.Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika4.Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang akan tercermin pada sikap dan -tingkah lakunya. Norma menjadi penuntun sikap dan tingkah laku manusia.5.Moral dan etika sangat erat hubungannya. Etika adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang prinsip-prinsip moralitas.Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia. Banyak usaha untuk menggolong-golongkan nilai tersebut dan penggolongan tersebut amat beranekaragam, tergantung pada sudut pandang dalam rangka penggolongan tersebut. Notonagoro membagi nilai menjadi tiga maacam, yaitu:1) Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia, atau kebutuhan material ragawi manusia.2) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.3) Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohanimanusia nilai kerohanian ini dapat dibedakan atas empat macam yaitu :a) Nilai kebenaranb) Nilai keindahanc) Nilai kebaikand) Nilai religius.

(13)

10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas yang dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Dengan demikian nilai itu sebenarnya suatu kenyataan yang tersembunyi dibalik kenyataan-kenyataan lainnya.

2. Etika sosial dan budaya telah menjadi nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia yang tercermin pada pancasila yang menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia. Hal ini merupakan bukti bahwa nilai etika sosial dan budaya telah menjadi nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia.

3. Penanaman nilai etika sosial dan budaya juga dimaksudkan agar tercipta masyarakat yang memiliki etika sosial yang baik (menjunjung norma, hukum, dan nilai-nilai kesopanan yang berlaku pada masyarakat )dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsanya serta melestarikan budaya-budaya bangsa agar tercipta masyarakat yang memiliki jati diri sehingga identitasnya sebagai bangsa Indonesia yang memiliki etika sosial dan budaya tercermin pada setiap diri warga Negara.

4. Etika sosial meliputi cabang-cabang etika yang lebih khusus lagi seperti etika keluarga, etikaprofesi, etikabisnis, etika lingkungan, etika pendidikan, etika kodokteran, etika jurnalistik, dan etika politik

B. Saran Seharusnya Indonesia mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila. Sehingga tercipta masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika sosial dan budaya.

(14)

11

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Ali. 2009. Menguak Teori Hukum (Legal Theory), Teori Peradilan (Judicialprudence) Termasuk Interpretasi Undang-Undang (Legisprudence). Jakarta: Prenada Media Group

Jazim Hamidi. Kedudukan Hukum Naskah Proklamasi 17 Agustus 1945 dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia. Jurnal Konstitusi Volume 3 Nomor 1, Februari 2006: Setjen dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi. 2009. Kongres Pancasila: Pancasila dalam Berbagai Perspektif. Jakarta: Setjen dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi

Notonagoro. 1971. Pancasila Secara Ilmiah Populer. Jakarta: Bumi Aksara

website

Perpustakaan Online UGM. Etika dan Profesi Pustakawan.

http://lib.ugm.ac.id/data/pubdata/pusta/majalah1.pdf, diakses tanggal 29

September 2010, Pukul 15.17 WIB.

Pancasila Sebagai Dasar Negara, Asas Etika Politik dan Acuan Kritik

Ideologi. Makalah.

http://psp.ugm.ac.id/kongres-pancasila/file/sastra%20pratedja%20.edit. 1.doc, diakses tanggal 29

September 2010, Pukul 16.21 WIB.

Universitas Gunadharma. Pancasila sebagai Sistem Etika.

http://wartawarga. guna darma.ac.id/

2010/04/pancasila-sebagai-sistem-etika/, diakses tanggal 29 September 2010, pukul 16.37 WIB.Jurnal

Universitas Negeri Malang. Pembelajaran Nilai, Norma,dan Moral dalam

PPKn.http://journal.um.ac.id/index.php/ppkn/article/view/1716, diakses

Referensi

Dokumen terkait

Cara Budidaya Jamur Tiram Untuk Pemula – Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dalam media yang terbuat dari serbuk kayu yang dikemas dalam kantong

Diastema sentral merupakan suatu maloklusi yang sering muncul dengan ciri khas berupa celah yang terdapat diantara insisif sentral rahang atas.Penelitian ini bertujuan untuk

Pengaruh suplementasi kholin khlorida dalam ransum terhadap bobot badan akhir, persentase organ dalam, usus halus, lemak abdominal, dan lemak hati pada ayam

Dengan diketahuinya keberadaan Battra ramuan dengan ramuan tanaman obat yang digunakan, merupakan tantangan bagi para peneliti untuk melakukan penelitian dan pengembangan ramuan

berdasarkan pengetahuan sebelumnya atau dalam pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, dapat berpikir secara kritis dan aktif, dan mampu berkomunikasi dengan

Setelah melaksanakan kegiatan observasi dan orientasi di SMP N 39 Semarang praktikan mendapat pengetahuan dan pengalaman mengenai banyak hal yang berkaitan dengan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya serta memberikan kesempatan kepada penulis untuk

Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi membaca, meneliti dan mempelajari dengan seksama berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini,