• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dan pertama dalam upaya mempelajari agama Islam. Tentunya, model

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dan pertama dalam upaya mempelajari agama Islam. Tentunya, model"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Ditengah-tengah lembaran al-Qur’an terdapat isyarat-isyarat ilmiah yang banyak memuat hakikat penciptaan manusia, alam semesta, lautan, gunung-gunung, hakikat kedokteran dan hakikat segala ilmu pengetahuan yang telah mendahului ilmu pengetahuan modern lebih dari lima belas abad silam.1Mengkaji al-Qur’an, sampai detik ini masih menjadi urutan terpenting dan pertama dalam upaya mempelajari agama Islam. Tentunya, model pengkajiannya pun sangat berperan di dalam upaya mendapatkan hasil dan tujuan yang optimal.

Seiring perkembangan zaman, kajian mengenai al-Qur’an mengalami pengembangan wilayah kajian. Dari kajian teks kepada kajian sosial budaya, sehingga menjadikan masyarakat agama sebagai objeknya. Kajian ini sering disebut dengan istilah “living Qur’an”.Secara sederhana, “living Qur’an” dapat dimaknai sebagai gejala yang nampak di masyarakat berupa pola-pola perilaku maupun respons sebagai pemaknaan terhadap nilai-nilai Qur’an.2

M. Mansur berpendapat bahwa the living Qur’an sebenarnya bermula dari fenomena Qur’an in Everyday Life, yang tidak lain adalah “makna dan

1

Ahsin Sakho Muhammad, Inseklopedi Kemukjizatan Ilmiah dalam al-Qur’an dan Sunna,

Cet. 2. (Jakarta: Kharisma Ilmu, 2010), hlm. 7.

2M. Alfatih Suryadilaga, Living Hadis dalam Kerangka Dasar Keilmuan UIN Sunan

Kalijaga, Http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pnfi/article/download/1516/pdf. Di akses tanggal 2 Oktober 2015.

(2)

fungsi al-Qur’an yang riil di pahami dan dialami masyarakat Muslim”3 artinya praktek memfungsikan al-Qur’an dalam kehidupan praktis, diluar kondisi tekstualnya. Sedangkan Muhammad Yusuf menjelaskan bahwa respon sosial (realitas) terhadap al-Qur’an dapat dikatakan Living Qur’an, baik itu al-Qur’an dilihat masyarakat dari ilmu (science) dalam wilayah profane (tidak keramat) di satu sisi dan sebagai buku petunjuk (huda) yang bernilai sakral (sacred value) di sisi lain.

Selain itu, studi mengenai living Qur’an juga merupakan studi al-Qur’an yang tidak hanya bertumpu pada eksistensi tekstualnya, melainkan tentang fenomena sosial yang lahir terkait dengan kehadiran al-Quran dalam wilayah geografi tertentu dan mungkin masa tertentu pula.4

Sudah barang tentu, masyarakat Islam semestinya berprilaku sesuai dengan ajaran-ajaran al-Qur’an dan Hadits. Namun fenomena yang muncul tidak selalu berbanding lurus dengan apa yang semestinya dipraktikkan dan diamalkan. Kajian living Qur’an semakin menarik seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat Islam terhadap ajaran agamanya. Kegiatan-kegiatan keagamaan, baik di tempat-tempat tertentu seperti mesjid maupun di media cetak dan elektronik lainnya.

Berinteraksi dengan al-Qu`ran menghasilkan pemahaman dan penghayatan terhadap ayat al-Qur’an tertentu secara atomistik. Pemahaman dan penghayatan individual yang diungkapkan dan dikomunikasi secara

3Muhammad Mansur, Dkk, Living Qur’an dalam Litasan Sejarah Studi al-Qur’an, (Yogyakarta: TH Press, 2007), hlm. 5.

4M. Mansyur, et al., Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadits, (Yogyakarta: TH. Press, 2007), hlm. 8.

(3)

verbal maupun dalam bentuk tindakan dapat mempengaruhi individu lain, sehingga membentuk kesadaran bersama. Pada taraf tertentu, melahirkan tindakan-tindakan kolektif dan terorganisasi. Pengalaman bergaul dengan al-Qur’an itu meliputi bermacam-macam bentuk kegiatan, misalnya: membaca al-Qur’an, memahami dan menafsirkan al-Qur’an, berobat dengan al-Qur’an, mengusir makhluk halus dengan al-Qur’an menerapkan ayat-ayat al-Qur’an tertentu dalam kehidupan individual maupun dalam kehidupan sosial.5

Pada penelitian ini peneliti akan mengungkap surah al-Qur’an yang dijadikan sebagai penawar, penyembuh atau obat yang dapat menyembuhkan penyakit lahir maupun batin khususnya untuk ibu hamil hingga melahirkan yang telah lama dipraktikkan di Medono Pekalongan, maka surah al-Qur’anlah sebagai penawarnya. Surah al-Qur’an yang biasa digunakan untuk penawar rasa sakit untuk ibu hamil usia tujuh bulan yaitu QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dengan cara di bacakan kepada ibu hamil.

Surah al-Qur’an di atas yang digunakan ibu hamil dengan berbagai kegunaannya tersendiri. Kemudian yang terpenting disini adanya praktik Living Qur’an serta sekiranya patut untuk mengadakan penelitian tentang surah yang digunakan ibu hamil di Medono Pekalongan yang diamalkan di usia tujuh bulan kehamilan atau sering di sebut juga dengan tradisi Tingkeban dengan berbagai motivasi serta tujuan ibu hamil dalam mengamalkannya.

Pelaksanaan tradisi Tingkeban di Medono Pekalongan memiliki beberapa rangkaian yang harus dilakukan diantaranya: siraman, pembacaan

5Muhammad Chirzin, Mengungkap Pengalaman Muslim Berinteraksi dengan al-Qur’an, dalam Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, Syahiron Syamsuddin, Cet.1, (Yogyakarta: TH Press, 2007), hlm. 11.

(4)

QS. Yūsuf, QS. Maryam, QS. Luqmān dan slametan. Dalam pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, QS. Luqmān hanya di baca oleh sembilan orang dan yang lainnya membaca surah al-Ikhlas, sedangkan slametan banyak dijumpai adanya makanan-makanan tradisional yang mempunyai simbol dan arti yang terkandung didalamnya. agar diberikan anak yang sehat, normal dan utuh. dapat kita ketahui bahwa masyarakat yang melaksanakan tradisi tingkeban sebagai bentuk perwujudan pengungkapan rasa syukur kepada Allah SWT.

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, peneliti memandang sangat perlu melakukan penelitian dan menjadi objek kajian yang menarik serta penting untuk diteliti. Maka rasa perlu untuk mengajukan penelitian secara mendalam dalam bentuk skripsi dengan judul: “Pembacaan QS.

Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban (Kajian Living Qur’an di Medono Pekalongan).”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa dasar masyarakat Medono dalam melakukan tradisi tingkeban? 2. Bagaimana implementasi pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS.

Luqmān dalam tradisi tingkeban Medono Pekalongan?

3. Bagaimana masyarakat Medono dalam memaknai pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban?

(5)

C. Tujuan dan Kegunaan Peneltian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dasar masyarakat Medono dalam melakukan tradisi tingkeban.

2. Untuk mengetahui pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban di Medono Pekalongan.

3. Untuk mengetahui masyarakat Medono dalam memaknai pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban.

Adapun kegunaan penelitian ini berguna:

1. Secara akademis, penelitian ini mendeskripsikan secara kritis tentang pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban diharapkan dapat mengungkap warisan budaya tentang berbagai peristiwa sosial terkait kehadiran atau keberadaan al-Qur’an disebuah komunitas muslim tertentu.

2. Secara Sosial, penelitian ini menginformasikan kepada masyarakatumum kajian kritis mengenai pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban. Memperkenalkan salah satu bentuk keanekaragamaan khazanah sosio-kultural masyarakat Muslim di Indonesia dalam menggunakan atau memperlakukan al-Qur’an sebagai kitab sucinya baik dari pandangan Sosiologi, Antropologi, dan Da’wah Islamiyah.

(6)

D. Kerangka Teori

Menurut Syahiron Syamsuddin, genre dan objek penelitian al-Qur’an terdapat beberapa penelitian antara lain: Pertama, penelitian yang menempatkan teks al-Qur’an sebagai objek kajian. Kedua, penelitian yang menempatkan hal-hal diluar teks al-Qur’an, namun berkaitan erat dengan kemunculannya sebagai objek. Ketiga, penelitian yang menjadikan pemahaman terhadap teks al-Qur’an sebagai objek penelitian sejak masa Nabi hingga sekarang. Al-Qur’an di fahami dan di tafsirkan oleh umat Islam, baik secara keseluruhan atau sebagian, baik secara Mushafi atau secara Tematik. Keempat, penelitian yang memberikan perhatian terhadap respon masyarakat terhadap teks al-Qur’an, hasil penafsiran seseorang termasuk dalam pengertian respon masyarakat adalah bagaimana respon sosial mereka teks tertentu dan hasil penafsiran teks tertentu. Kehidupan sosial terhadap al-Qur’an dapat di temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti pentradisian bacaan surat atau ayat tertentu pada acara dan seremoni sosial keagamaan tertentu.6

Dewasa ini banyak orang Islam yang masih melaksanakan upacara selamatan yang merupakan peninggalan nenek moyang yang dilatarbelakangi oleh ajaran-ajaran non Islam. Tradisi yang sudah menjadi budaya masyarakat itu sulit untuk dihilangkan, terutama untuk masyarakat jawa.Bagi orang jawa, hidup ini penuh dengan tradisi, baik tradisi-tradisi yang berkaitan dengan lingkaran hidup manusia sejak dari keberadaannya dalam perut ibu, lahir,

6

Syahiron Syamsuddin, Ranah-ranah Penelitian dalam Studi al-Qur’an dan Hadits dalam Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadits, (Yogyakarta: TH Press, 2007), hlm. Xi-XiV.

(7)

kanak-kanak, remaja, dewasa sampai dengan saat kematian.7 Salah satu tradisi dalam adat Jawa yaitu tradisi pembacaan surah-surah al-Qur’an untuk ibu hamil, sering juga disebut dengan istilah tingkeban.

Tingkeban merupakan tradisi yang diadakan oleh wanita yang hamil pertama kali ketika janin atau kandungannya genap berusia tujuh bulan.8 Dalam penyelenggaraan tradisi ini ada beberapa rangkaian yang harus dilaksanakan diantaranya siraman dan slametan. Dalam slametan banyak dijumpai adanya makanan-makanan yang mempunyai makna dan simbol yang terkandung didalamnya.

Adanya tradisi atau kebiasan yang didalamnya masih mengandung makna yang percaya terhadap hal-hal yang berbau religius magis, akan tetapi pelaku tradisi tersebut adalah seorang muslim yang berpedoman pada al-Qur’an sehingga peneliti menganggap hal ini yang penting untuk di pahami. Demikian halnya yang terjadi di Medono Pekalongan adalah menarik untuk diteliti.

Tradisi tingkeban merupakan suatu tradisi yang selalu dilakukan oleh masyarakat Pekalongan dalam mendo’akan keselamatan calon bayi dan ibunya. Dalam tradisi tingkeban ini terdapat beberapa nasehat-nasehat yang sangat berharga dalam hidup berumah tangga dan bermasyarakat.

Lebih lanjut, tradisi pembacaan surah-surah al-Qur’an untuk ibu hamil mengandung banyak hikmah dan nilai-nilai sosial yang dijadikan sebagai

7Ridin Sofwan, Interelasi Nilai Jawa dan Islam dalam Aspek Kepercayaan dan Ritual, (Yogyakarta: Gama Media, 2002), hlm 130-131.

8Mohdi Abdul Manaf, Buku Pintar Doa dan Dzikir dari Kelahiran hingga Kematian, (Semarang: Walisongo Publishing, 2012), hlm. 9.

(8)

dasar tradisi Tingkeban, surah-surah al-Qur’an yang digunakan untuk ibu hamil yaitu QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān yang di dalamnya mengandung banyak pelajaran, seperti budi pekerti, akhlak dan kasih sayang. Oleh karena itu, pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi Tingkeban ini diharapkan agar nantinya anak yang dilahirkan menjadi anak yang berbudi pekerti luhur, ahlak yang baik sesuai dengan kandungan surah-surah al-Qur’an tersebut.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk dapat menjelaskan persoalan dan mencapai tujuan sebagaimana diungkap di atas, maka perlu dilakukan tinjauan pustaka guna mendapatkan kerangka berpikir yang dapat mewarnai kerangka kerja serta memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan. Penelitian Studi Living Qur’an atau penelitian tentang al-Qur’an telah banyak dilakukan diantaranya:

Tesis yang berjudul Pembacaan al-Qur’an di lingkungan Jawa Timur (Studi masyarakat Grujugan Bondowoso). Karya Khoirul ulum, tesis UIN Sunan Kalijaga Tahun 2009. Tesis ini berisikan tradisi pembacaan al-Qur’an di masyarakat Grujugan Bondowoso yang memiliki tiga makna. Diantaranya: al-Qur’an sebagai kitab bacaan mulia, obat hati dan sebagai sarana perlindungan dari bahaya siksa di hari akhir. Tiga makna tersebut, tidak mesti

(9)

berjalan secara bersamaan dan terkadang mempunyai makna yang bersamaan sekaligus.9

Skripsi yang berjudul Pembacaan ayat-ayat al-Qur’an dalam upacara pérét kandung (Studi Living Qur’an di Desa Poteran Kecamatan Talango Kabupaten Sumenep Madura). Karya Rafi’uddin, Skripsi Fakultas Ushuluddin Jurusan TafsirHadis UIN Sunan Kalijaga Tahun 2013. Skripsi tersebut meneliti tentang pembacaan ayat-ayat al-Qur’an dalam upacara selamatan kandungan setiap usia kehamilan mencapai tujuh bulan di Desa Poteran. Dalam pelaksanaannya, ada tujuh surat al-Qur’an yang di baca saat upacara pérét kandung, yaitu QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān, QS. Yāsin, QS. Sajadah, QS. Wāqi’ah, QS. Fāthir.Ada tiga persepsi masyarakat yang di temukan. Pertama, masyarakat memaknai secara simbolis terhadap ketujuh surah yang di baca. Kedua, masyarakat membaca ketujuh surah tersebut sebagai praktik keberagamaan. Ketiga, masyarakat membaca ketujuh surah tersebut hanya sebagai tradisi yang sudah berkembang di masyarakat.10

Skripsi yang berjudul “Nilai-nilai pendidikan Islam dalam ritual tingkeban di Dusun Gintungan Desa Butuh Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang”. Karya Munafiah, Skripsi Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Tahun 2011. Dari Skripsi tersebut di peroleh hasil penelitian sebagai berikut: hasil penelitian ini menunjukkan

9Khoirul Ulum, “pembacaan al-Qur’an di lingkungan Jawa Timur (Studi masyarakat

Grujugan Bondowoso)”, Tesis UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009. Diakses tanggal 2/2/2016. 10Rafi’uddin, “Pembacaan ayat-ayat al-Qur’an dalam upacara pérét kandung (Studi Living

Qur’an di Desa poteran Kecamatan talango Kabupaten Sumenep Madura)”, Skripsi Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2013. Diakses tanggal 27/02/2016.

(10)

bahwa pemahaman masyarakat terhadap tradisi tingkeban di Dusun Gintungan Desa Butuh relatif normal, dengan adanya kesadaran yang tinggi dan keyakinan mereka semua atau pemahaman masyarakat. Nilai pendidikan dalam tradisi tingkeban adalah sebagai sarana mutlak agar bakal bayi dan ibu yang hamil senantiasa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan dengan harapan sehat dan selamat serta mendo’akan si bayi agar lahir dengan sehat tanpa cacat dan agar mempunyai masa depan yang baik.11

Skripsi yang berjudul “Adopsi ajaran Islam dalam Ritual Mitoni di Desa Ngagel Kecamatan Dukuh Seti Kabupaten Pati”. Karya Muchibbah Setioningsih, Skripsi Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis UIN Sunan Kalijaga Tahun 2009. Skripsi ini memaparkan bahwa tradisi mitoni yang di laksanakan oleh masyarakat jawa masih mengadopsi ajaran Islam, walaupun masih kental dengan nuansa jawa. Adapun ajaran Islam yang di adopsi dalam tradisi mitoni yaitu adanya pembacaan doa yang dilaksanakan pada acara tradisi yaitu doa dalam agama Islam. Adanya pembacaan ayat al-Qur’an, selain itu ajaran Islam yang lain dalam ritual mitoni yaitu shodaqoh, bersyukur dan berdoa.12

Skripsi yang berjudul Ritual tingkeban dalam perspektif aqidah Islam (Studi kasus di Kelurahan Srondol Kulon Kecamatan Banyumanik Kota Semarang). Karya Nurul Fitroh, Skripsi Fakultas Ushuluddin Jurusan Aqidah

11Munafiah, “Nilai-nilai pendidikan Islam dalam ritual tingkeban di Dusun Gintungan Desa

Butuh Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang”, Skripsi Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2011. Diakses tanggal 28/02/2016.

12Muchibbah Setioningsih, “Adopsi ajaran Islam dalam Ritual Mitoni di Desa Ngagel

Kecamatan Dukuh Seti Kabupaten Pati”, Skripsi Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009. Diakses tanggal 27/02/2016.

(11)

dan Filsafat UIN Sunan Kalijaga Tahun 2014. Skripsi ini berisi tentang tradisi tingkeban yang merupakan perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT sehingga dengan adanya tingkeban ini masyarakat melakukan salah satu perwujudan rasa syukurnya serta bersedekah kepada orang-orang. Selain itu, tingkeban merupakan warisan dari kebudayaan keagamaan nenek moyang sebelum penyebaran Islam sehingga memiliki muatan aqidah kepercayaan yang bertentangan dengan Islam. Dan dalam proses Islamisasi perlu ada pemurnian aqidah serta pelaksanaan upacara yang sesuai dengan ajaran Islam.13

Dari sedikit pemaparan di atas, skripsi yang akan peneliti kaji berbeda dengan peneliti yang lain, karena peneliti akan mengungkap sisi lain yang belum dikaji oleh beberapa kajian tersebut diatas. Disini penelitian akan mengumpulkan surah atau ayat al-Qur’an yang digunakan pada tradisi tingkeban pada ibu yang sedang hamil. Surah dan ayat yang biasanya digunakan masyarakat umum dan khusus masyarakat di Medono Pekalongan, baik pengamalan, implementasi, motivasi dan tujuan terhadap surah atau ayat al-Qur’an yang digunakan.

F. Metode Penelitian

Untuk mempermudah dalam penulisan dan mendapatkan kesimpulan yang tepat, maka proses penulisan skipsi ini menggunakan metode sebagai berikut:

13Nurul Fitroh, “Ritual tingkeban dalam perspektif aqidah Islam (Studi kasus di Kelurahan Srondol Kulon Kecamatan Banyumanik Kota Semarang)”. Skripsi Fakultas Ushuluddin Jurusan Aqidah dan Filsafat UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2014. Diakses tanggal 27/02/2016.

(12)

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach), yaitu penelitian yang dilaksanakan ditengah kehidupan masyarakat.14 Penelitian yang akan dilakukan berlokasi di Medono Pekalongan. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap serta penyajian data hasil penelitiannya dipaparkan dalam bentuk uraian diskripsi.15

2. Pendekatan Penelitian

Sedangkan pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan fenomenologis, yaitu pendekatan yang berusaha untuk memahami perilaku manusia dari segi kerangka berpikir maupun bertindak sebagai orang yang aktif menciptakan kehidupan sosialnya sendiri, tidak memandang individu secara statis dan terpaksa dalam bertindak, melainkan memiliki strategi bertindak yang tepat bagi dirinya sendiri, sehingga memerlukan pengkajian yang mendalam. Jadi tidak sekedar menekankan pada pengertian pemahaman manusia saja. Hasil tangkapan berupa data yang bersifat fenomenologis dapat dicerna, dideskripsikan serta dianalisis kemudian disimpulkan secara tepat. 16

14Dudung Abdurahman, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2003),hlm. 7.

15Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2003), hlm. 60.

16 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 30.

(13)

Melalui pendekatan tersebut, memungkinkan peneliti untuk dapat memahami fenomena yang terjadi pada pada masyarakat di Medono Pekalongan serta pemahaman masyarakat Medono Pekalongan terhadap tradisi tingkeban.

Sedangkan metode yang penulis gunakan adalah metode Living Qur’an yaitu suatu metode penelitian ilmiah tentang berbagai peristiwa sosial dalam masyarakat atau fenomena sosial yang terjadi di masyarakat, dialami serta diyakini oleh masyarakat terhadap pemahaman mereka terkait dengan al- Qur’an.17

Dalam hal ini peneliti akan melihat lebih dekat terkait dengan pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban yang ada di Medono Pekalongan.

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti memperoleh data berupa: a. Data Primer

Data Primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukur atau alat pengambil data langsung pada subjek atau tangan pertama atau sumber asli.18

Adapun dalam hal ini yang menjadi sumber primer adalah Kyai, Ustad, Tokoh Masyarakat serta Masyarakat setempat dan observasi penulis di Medono Pekalongan.

17M. Mansyur, et al., Metode Penelitian Living Qur’an dan Hadits, (Yogyakarta: TH. Press, 2007), hlm. 8.

18

(14)

b. Data Sekunder

Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitian.19 Dalam hal ini adalah sumber atau teori dari kepustakaan yang menjadi dasar penunjang untuk sumber primer. 4. Metode Pengumpulan Data

a. Metode observasi

Metode observasi digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat.20

Metode ini digunakan untuk mengetahui secara langsung pemahaman dan implementasi pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi Tingkeban di Medono Pekalongan. b. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah metode yang digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung dan mendalam kepada seorang

19Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar dan Metode Teknik

,(Bandung:Tarsito, 1990), hlm. 92. 20

(15)

responden yang mana responden tersebut mengungkapkan perasaan, motivasi, sikap, atau keyakinannya terhadap suatu topik.21

Peneliti akan melakukan wawancara semi-struktur kepada warga masyarakat Medono Pekalongan. Warga Desa Medono tersebut adalah: Kyai, Ustad, Tokoh Masyarakat serta Masyarakat setempat.

Wawancara semi-struktur adalah wawancara yang sebelum pelaksanaan wawancara sudah dilakukan persiapan seperti daftar pertanyaan, namun saat wawancara berlangsung tidak menutup kemungkinan untuk improvisasi memunculkan pertanyaan baru. Hal ini agar data yang diperoleh lebih mendalam dan proses wawancara berlangsung nyaman.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi ialah tehnik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden.22 Seperti transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.

Metode ini digunakan untuk memperoleh dokumen-dokumen penting yang terkait dengan pemahaman dan implementasi pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban di Medono Pekalongan.

21Istijanto, Riset Sumber Daya Manusia: Cara Praktis Mendeteksi Dimensi-dimensi Kerja

Karyawan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 38.

22Abdurrahman Fatoni, Metode Penelitian dan Tehnik Penyusunan Skripi, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 104.

(16)

d. Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola-pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan hipotesis data seperti yang dikandung oleh data tersebut. Metode analisis data dipakai setelah data selesai dikumpulkan, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran yang di dapat untuk menjawab persoalan yang digunakan dalam penelitian.

Adapun analisis yang digunakan adalah metode diskriptif kualitatif yaitu setelah semua data yang diperlukan terkumpul kemudian disusun dan diklasifikasikan. Selanjutnya dianalisis dan di interpretasikan dengan kata-kata sedemikian rupa untuk menggambarkan objek-objek penelitian disaat penelitian dilakukan, sehingga dapat diambil kesimpulan yang proporsional dan logis. Dalam melakukan metode analisis di atas menggunakan pola berfikir induktif, yaitu metode berfikir yang berangkat dari fakta-fakta, peristiwa-peristiwa khusus tersebut kemudian ditarik generalisasi yang dimiliki dan bersifat umum.23

G. Sistematika Penulisan

Secara garis besar sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

23

(17)

Bab I Pendahuluan yang berisi tentang: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.

Bab II Gambaran Umum Medono Pekalongan, Kandungan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān.

Pada bab ini berisi tentang: a). Gambaran umum Medono dari letak geografis, agama, ekonomi dan pendidikan b). Kandungan QS. Yūsuf, c). Kandungan QS. Maryam, d). Kandungan QS. Luqmān. e). Pandangan ulama’ terhadap Kandungan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān.

Bab III Pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban.

Pada bab ini berisi tentang: a). Tradisi tingkeban di Medono Pekalongan b). Dasar masyarakat desa Medono dalam melakukan tradisi tingkeban. c). makna pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban.

BAB IV Analisis pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban

Pada bab ini meliputi: a). Analisis tradisi tingkeban di Medono Pekalongan b). Analisis dasar masyarakat terhadap pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban. c). Analisis makna pembacaan QS. Yūsuf, QS. Maryam, dan QS. Luqmān dalam tradisi tingkeban.

Referensi

Dokumen terkait

• Apabila obat anti psikosis tertentu tidak memberikan respon klinis dalam dosis yang sudah optimal setelah jangka waktu yang memadai, dapat diganti dengan obat

Dalam tabel program acara dan deskripsi acara di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan jadwal acara selama seminggu di Radio Elisa Fm terdapat format siaran yang mayoritas adalah

Kontribusi subjek penelitian ini sangat besar untuk menentukan rumus mana yang tepat untuk digunakan dalam mengestimasi TB aktual dari panjang ulna.

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin timbul dalam pembangunan sistem perizinan online tersebut, melakukan analisa

16 (enam belas) minggu. Senat Akademik : adalah organ yang menjalankan fungsi pengawasan bidang akademik pada aras perguruan tinggi atau dapat pada aras fakultas.

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh diferensiasi produk, diferensiasi kualitas pelayanan, dan diferensiasi citra terhadap keunggulan

Sistem sensor beban yang telah teruji dan katup elektro- hidrolik Kompensasi Tekanan Prioritas Proporsional (PPPC, Caterpillar Proportional Priority Pressure Compensating)

daya termal kecil, sensitif terhadap rendah, rendahnya kekuatan mekanik suhu rendah, sangat sensitif terhadap polusi, bahan logam mulia yang mahal, dan dengan