• Tidak ada hasil yang ditemukan

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

Riwayat alamiah penyakit sebenarnya bervariasi antar satu penyakit dengan penyakit lainnya. Hal ini dapat dilihat dari akhir penyakit itu sendiri, yaitu ada yang sembuh dengan sendirinya (self limited desease), ada yang cacat, dan ada yang meninggal. Misalnya, riwayat alamiah penyakit Hepatitis A berbeda dengan HI!AI"#. "apat disebut $uga, setiap penyakit mempunyai riwayat alamiah masing%masing, namun kerangka k&nsep yang bersifat umum perlu dibuat untuk mendeskripsikan riwayat per$alanan penyakit pada umumnya.

#ecara sederhana, riwayat penyakit alamiah adalah per$alanan penyakit yang alami (artinya, tanpa peng&batan apapun) se$ak dari keadaan yang sehat hingga timbulnya penyakit akibat penyakit. Atau yang lebih k&mpleksnya, riwayat alamiah penyakit (natural hist&ry &f  disease) adalah deskripsi tentang per$alanan waktu dan perkembangan penyakit pada individu, dimulai se$ak ter$adinya paparan dengan agen kausal hingga ter$adinya akibat penyakit, seperti kesembuhan atau kematian, tanpa terinterupsi &leh suatu intervensi preventif maupun terapetik.

Riwayat Alamiah 'enyakit merupakan elemen utama dalam epidemi&l&gi deskriptif. Melalui riwayat alamiah penyakit, kita bisa menggambarkan atau mendeskripsikan suatu penyakit berdasarkan &rang, tempat, dan waktu. Adapun manfaat mengetahui riwayat alamiah penyakit adalah untuk upaya pencegahan dan pengendalian penyakit, intervensi yang tepat untuk mengidentikasi maupun mengatasi pr&blem penyakit, serta u$i diagn&stik dengan masa inkubasi sebagai ped&man penentuan penyakit (mis. "alam *+).

+erdasarkan kerangka umum riwayat alamiah penyakit, riset epidemi&l&gi dibagi dalam  kateg&ri, yaitu pertama, riset eti&l&gik, yang bertu$uan menemukan fakt&r%fakt&r penyebab penyakit, hubungan satu dengan yang lainnya, dan besarnya pengaruh terhadap penyakit, kedua, riset pr&gn&stik, bertu$uan mempela$ari fakt&r%fakt&r yang berperan dalam mengubah penyakit menu$u terminal penyakit, dan ketiga adalah riset intervensi, yang bertu$uan mengevaluasi ekasi atau efektivitas intervensi, baik yang sifatnya pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.

Riwayat penyakit terdiri dari - fase (R&thman, /01 Mausner dan ramer, /02 dalam +hisma Murti, //3), yaitu fase rentan, fase presimt&matik, fase klinik, dan fase terminal. 4amun dapat $uga dibuat dalam dua kel&mp&k, yaitu peri&de prepat&genesis dan pat&genesis.

(3)

I. Periode Prepatogenesis

'eri&de prepat&genesis adalah adanya interaksi awal antar fakt&r% fakt&r h&st, agent, dan envir&nment. 'ada fase ini penyakit belum berkembang, tetapi k&ndisi yang melatarbelakangi untuk ter$adinya penyakit telah ada. 5ase rentan termasuk dalam tahapan prepat&genesis.

Fase Rentan

5ase rentan adalah tahap berlangsungnya pr&ses eri&l&gik, di mana fakt&r penyebab untuk pertama kalinya bertemu dengan pen$amu. 4amun fakt&r penyebab pertama belum menimbulkan penyakit, tetapi telah mulai meletakkan dasar bagi berkembangnya penyakit, tetapi telah meletakkan dasar%dasar bagi berkembangnya penyakit nantinya. 6&nt&hnya, kebiasaan mer&k&k meningkatkan pr&babilitas ke$adian kanker paru.

5akt&r penyebab pertama di atas termasuk fakt&r risik&. 5akt&r risik& adalah fakt&r yang kehadirannya meningkatkan pr&babilitas ke$adian penyakit, sebelum penyakit tersebut mencapai fase irreversibilitas. 5akt&r risik& ada yang dapat berubah dan tidak (tetap).  7enis peker$aan, kebiasaan mer&k&k, dan perilaku seksual adalah fakt&r%fakt&r risik& yang dapat berubah, sedangkan umur, gender, ras, dan riwayat keluarga merupakan fakt&r risik& yang tetap.

II Periode Patogenesis

 8aitu peri&de di mana telah dimulai ter$adinya kelainan!gangguan pada tubuh manusia akibat interaksi antara stimulus penyakit dengan manusia sampai ter$adinya kesembuhan, kematian, kelainan yang menetap dan cacat. 'eri&de pat&genesis dapat dibagi men$adi fase subklinis (presimt&matik), fase klinik, dan fase terminal (penyembuhan)

Fase Subkinis

5ase ini disebut $uga dengan presimt&matik, di mana perubahan faal atau sistem dalam tubuh manusia (pr&ses ter$adinya sakit) telah ter$adi, namun perubahan tersebut di atas tidak cukup kuat untuk menimbulkan keluhan sakit. Akan tetapi $ika dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan alat%alat kesehatan seperti pap smear (aat untuk mendeteksi adanya kelainan $aringan pada servik uterus), atau mamm&gra (alat untuk medeteksi adanya kelainan $aringan pada payudara) maka akan ditemukan kelainan pada tubuh mereka.

'ada keadaan ini umumnya pencarian peng&batan belum dilakukan. 4amun penemuan kasus (kelainan) pada fase ini pada penyakit tertentu umumnya akan memberikan keuntungan yang lebih baik (angka kesembuhan lebih tinggi atau angka keganasan penyakit lebih rendah). eadaan ini sering $uga disebut sebagai masa

clinically 

(4)

Fase Kinik 

5ase klinik adalah tahap di mana perubahan pat&l&gik pada &rgan telah cukup banyak, sehingga tanda dan ge$ala penyakit mulai dapat dideteksi. 5ase ini telah ter$adi manifestasi klinik penyakit. 5ase ini dapat divagi men$adi fase akut dan kr&nis.

Fase Ter!ina"Ko#aesens

5ase terminal adalah tahap di mana mulai terlihat akibat dari penyakit. Akibat penyakit dapat men$adi sembuh sp&ntan, sembuh dengan terapi, remisi (kambuh), perubahan beratnya penyakit, kecatatan, atau kematian.

Karakteristik Agen

"alam epidemi&l&gi penyakit infeksi, individu yang terpapar belum tentu terinfeksi. Hanya $ika agen kausal penyakit infeksi terpapar pada individu lalu memasuki tubuh dan sel (cell entry), lalu melakukan multiplikasi dan maturasi, dan menimbulkan perubahan pat&l&gis yang dapat dideteksi secara lab&rat&ris atau terwu$ud secara klinis, maka individu tersebut dikatakan mengalami infeksi.

"alam riwayat alamiah penyakit infeksi, pr&ses ter$adinya infeksi, penyakit klinis, maupun kematian dari suatu penyakit tergantung dari berbagai determinan, baik intrinsik maupun ekstrinsik, yang mempengaruhi pen$amu maupun agen kausal. 9ergantung tingkat kerentanan (atau imunitas), individu sebagai pen$amu yang terpapar &leh agen kausal dapat tetap sehat, atau mengalami infeksi ($ika penyakit infeksi) dan mengalami perubahan pat&l&gi yang ireversibel. :kuran yang menun$ukkan kemampuan agen penyakit untuk mempengaruhi riwayat alamiah penyakit sebagai berikut; () infektivitas, (<) pat&genesitas, dan () virulensi.

. Infektivitas % kemampuan agen penyakit untuk menyebabkan ter$adinya infeksi. "ihitung dari $umlah individu yang terinfeksi dibagi dengan $umlah individu yang terpapar.

<. 'at&genesitas = kemampuan agen penyakit untuk menyebabkan penyakit klinis. "ihitung dari $umlah kasus klinis dibagi dengan  $umlah individu yang terinfeksi.

. irulensi = kemampuan penyakit untuk menyebabkan kematian. Indikat&r ini menun$ukkan kemampuan agen infeksi menyebabkan

(5)

keparahan (severety) penyakit. "ihitung dari $umlah kasus yang mati dibagi dengan $umlah kasus klinis

Feno!ena $unung Es

5en&mena gunung es (iceberg phen&men&n) merupakan sebuah metaf&ra (perumpamaan) yang menekankan bahwa bagian yang tak terlihat dari gunung es $auh lebih besar daripada bagian yang terlihat di atas air. Artinya, pada kebanyakan masalah kesehatan p&pulasi, $umlah kasus penyakit yang belum diketahui $auh lebih banyak daripada $umlah kasus penyakit yang telah diketahui (>ambar -.). 5en&mena gunung es menghalangi penilaian yang tepat tentang besarnya beban penyakit (disease burden) dan kebutuhan pelayanan kesehatan yang sesungguhnya, serta pemilihan kasus yang representatif untuk suatu studi. Mempela$ari hanya sebagian dari kasus penyakit yang diketahui memberikan gambaran yang tidak akurat tentang sifat dan kausa penyakit tersebut.

%onto& '

(. Ri)a*at Aa!ia& +besitas

5akt&r%5akt&r 8ang memungkinkan terlibat sebagai fakt&r risik& antara lain ;

. Agent

• elebihan kal&ri, terutama karb&hidrat dan lemak

<. ?nvir&nment

• 5isik ; iklim, musim  pr&duksi makan berlimpah

• ?k&n&mi ; kemampuan daya beli cukup

• #&sial ; keinginan &rang tua memberi makan kepada anak

melebihi kebutuhan nutrisi . H&st

• 4afsu makan yang tinggi

• Reaksi psik&l&gis terhadap makanan • elainan hereditas

'eri&de 'repat&genesis

• Interaksi awal antara agent = h&st = envir&nment menghasilkan

stimulus yang berupa kelebihan kal&ri. 'eri&de 'at&genesis

• Interaksi lan$utan antara stimulus dengan h&st yang menghasilkan

resp&ns berupa ; akumulasi lemak $aringan, meningkatnya berat badan melebihi standar berdasarkan umur, $enis kelamin, dan tinggi

(6)

badan, distribusi lemak secara menyeluruh pada tubuh. 5ase ini masih dalam

clinical inapparent 

.

• Apabila reaksi antara stimulus dan h&st terus berlan$ut dan telah

melibatkan sistem &rgan, maka akan timbul ge$ala dan tanda klinis sehingga ter$adi ; penurunan esiensi ker$a dan aktitas sik, efek penurunan m&rtalitas meningkat &leh karena ater&skler&sis, hipertensi, dan diabetes.

• Akhir per$alanan penyakit dapat berupa ;

 #embuh = n&rmal kembali

 "efest = hipertensi, diabetes

 "isabilitas = sulit bergerak

 Meninggal

,. Ri)a*at Aa!ia& Pen*akit %a %er#ik 

• 6a serviks merupakan kanker bagian bahaw (leher) uterus yang

berhubungan dengan vagina. 'eri&de 'repat&genesis

• Agen kausal utama (3@) 6a serviks adalah human pap&ll&mavirus

(H') tipe B!0, ditularkan melalui k&ntak genital.

• #ebagian besar 6a serviks dimulai dengan infeksi awal H'

'eri&de 'at&genesis

• Infeksi awal H' dapat berlan$ut dan men$adi displasia atau hilang

dengan sp&ntan.

• #ebagian besar wanita yang terinfeksi H' akan mengalami

displasia tingkat rendah, disebut 6I4  (cervical intraepithelial ne&plasia ), dalam beberapa bulan atau tahun terinfeksi.

• #ebagian besar (B@) dari 6I4  mengalami regresi dan menghilang

dengan sp&ntan dalam temp& <% tahun terutama pada wanita usia di bawah 2 tahun.

• "isplasia tingkat rendah (6I4 ) perlu dim&nit&r tetapi tidak perlu

di&bati #ebagian kecil kasus 6I4  akan mengalami pr&gresi men$adi displasia tingkat tinggi, disebut 6I4 <!.

• #ekitar 2 infeksi H' yang persisten akan berkembang men$adi

6I4 <! dalam temp& %- tahun, baik dengan atau tanpa melalui 6I4 .

• 6I4 <! merupakan prekurs&r 6a serviks, karena itu harus di&bati. • 'er$alanan 6a serviks memiliki masa laten sangat pan$ang, hingga

<@ tahun.

• Risik& perkembangan dari lesi prekanker (6I4 <!) men$adi kanker

invasif adalah sekitar @%3@ (rata%rata < persen) dalam temp& @ tahun.

(7)

• 6a serviks paling sering ter$adi pada wanita setelah usia -@ tahun,

lebih%lebih wanita di usia 2@ dan B@ tahunan.

Hal yang paling esensial dari mempela$ari riwayat alamiah penyakit adalah untuk digunakan dalam usaha pencegahan penyakit. Adapun usaha%usaha pencegahan penyakit disesuaikan dengan riwayat alamiah penyakit, yang dapat dikateg&rikan men$adi ;

. 9indakan atau usaha preventive primer <. 9indakan atau usaha preventive sekunder . 9indakan atau usaha preventive tersier :saha 'reventive 'rimer

:saha ini dilaksanakan pada peri&de pat&genesis = fase susceptibility, dengan tu$uan untuk melaksanakan intervensi sebelum ter$adinya perubahan pat&l&gis pada h&st. Misalnya men$auhkan manusia dari k&ntak dengan agent. :saha yang dapat dilakukan yaitu pertama, pr&m&si kesehatan, antara lain ; penyuluhan (pendidikan kesehatan), mengk&nsumsi nutrisi yang sesuai standar bagi tumbuh kembang sese&rang, kesehatan mental, penyediaan perumahan yang sehat, rekreasi yang cukup, peker$aan yang sesuai, k&nseling pernikahan dan pendidikan seC, genetika, dan pemeriksaan kesehatan berkala.

edua adalah perlindungan khusus, antara lain ; pemberian imunisasi, kebersihan per&rangan, kebersihan sanitasi lingkungan, perlindungan terhadap bahaya peker$aan, perlindungan terhadap kecelakaan, penggunaan bahan giDi tertentu, perlindungan terhadap karsin&gen, dan menghindari allergen.

:saha 'reventive #ekunder

:saha ini bertu$uan untuk menyembuhkan atau menghentikan pr&ses penyakit, mencegah penyebaran penyakit menular, mencegah k&mplikasi dan ge$ala sisa serta memperpendek masa disabilitas. Adapun usaha%usaha yang dilakukan, yaitu deteksi dini dan peng&batan segera, antara lain ; penemuan kasus (per&rangan maupun kel&mp&k), skrining, peng&batan dan mencagah penyakit berlan$ut, mencegah ber$alarnya penyakit menular, mencegah timbulnya k&mplikasi dan akibat lan$tan, dan memperpendek masa disabilitas.

edua adalah usaha membatasi ketidak mampuan, antara lain ; peng&batan yang cukup untuk menghentikan pr&ses penyakit dan mencegah k&mplikasi dan akibat lan$ut, dan penyediaan fasilitas untuk membatasi ketidak mampuan dan untuk mencegah kematian.

(8)

:saha yang dilakukan apabila telah ter$adi defect!kerusakan struktural ataupun disabilitas, dengan tu$uan untuk mengembalikan individu tersebut sehingga dapat hidup berguna di masyarakat dengan keadaan terbatas. :saha yang dilakukan adalah rehabilitasi. "alam rehabilitasi, diperlukan penyedia sarana%sarana untuk pelatihan dan pendidikan di rumah sakit dan di tempat%tempat umum, memanfaatkan dan memelihara sebaik%baiknya kapasitas yang masih tersisa pada sese&rang, serta melakukan pendidikan dan penyuluhan untuk masyarakat umum dan masyarakat industri agar memakai tenaga%tenaga yang telah direhabilitasi sebagai pegawai tetap dan ditempatkan pada tempat%tempat yang sesuai dengan kecatatannya. #elain rehabilitasi, dilakukan $uga terapi di tempat ker$a, dan menyediakan tempat perlindungan khusus.

KA-SALITAS

'engertian penyebab berbeda antara epidemi&l&gi dengan ilmu%ilmu lain. 'erbedaan itu terletak pada k&nteksnya. ausalitas atau hubungan kausal dalam epidemi&l&gi berkaitan dengan hubungan sebab akibat. &nsep sebab akibat dalam epidemi&l&gi merupakan hal yang fundamental dan telah men$adi perhatian utama dalam riset epidemil&gi, khususnya dalam riset eti&l&gi, di mana riset ini bertu$uan mengetahui penyebab%penyebab penyakit, hubungan satu penyebab dengan penyebab lainya, serta besarnya pengaruh terhadap penyakit. Misalnya, bagaimana satu tipe pa$anan menyebabkan suatu penyakit atau bagaimana pa$anan tertentu menyebabkan *+ penyakit dalam sebuah p&pulasi.

'ada awalnya k&nsep kausalitas penyakit adalah fakt&r tunggal, atau yang leih dikenal dengan p&stulat henle = &ch. 7adi dalam k&nsep ini, satu fakt&r menyebabkan satu penyakit.

5akt&r E 'enyakit 8

Adapun syarat agen disebut sebagai fakt&r E adalah sebagai berikut ;

a. Agen tersebut selalu di$umpai pada setiap kasus penyakit yang diteliti, pada keadaan yang sesuai.

b. Agen tersebut hanya mengakibatkan penyakit yang diteliti, tidak mengakibatkan penyakit lain.

c. 7ika agen diis&lasi sempurna dari tubuh, dan berulang%ulang ditumbuhkan dalam kultur yang murni, ia dapat menginduksi ter$adinya penyakit.

(9)

4amun seiring ber$alannya waktu, k&nsep tersebut tidak bisa digunakan untuk semua penyakit sehingga sudah tidak relevan lagi. +isa sa$a satu fat&r menyebabkan banyak penyakit atau satu penyakit disebabkan &leh beberapa fakt&r. 'ada prinsipnya penyebab penyakit dapat dibedakan men$adi dua, yaitu necessary cause dan suFcient cause. Necessary dan Sufciet sebagai Konsep kausaitas Pen*akit

:ntuk menentukan hubungan sebab%akibat, diperlukan keberadaan beberapa unsur tertentu untuk menimbulkan sebuah penyakit. #atu unsur kausalitas yang diperlukan disebut

necessary 

  (keberadaan). G

Necessary” 

mengacu pada k&nsep bahwa satu variabel (pat&gen atau ke$adian) harus selalu ada dan mendahului suatu akibat1 menghasilkan hubungan sebab% akibat. +agian akibat tidak terbatas pada penyebab satu ke$adian atau variabel.

Istilah kausalitas kedua adalah

sufcient 

  (kecukupan).

Sufcient 

mengacu pada k&nsep bahwa variabel tertentu pasti manghasilkan suatu akibat atau paling tidak memprakarsai munculnya akibat. #ebuah pat&gen mungkin diperlukan (

necessary 

) untuk menyebabkan ter$adinya penyakit, tetapi pat&gen itu $uga harus ada dalam $umlah yang cukup (

sufcient)

untuk menyebabkannya. edua variabel tersebut mungkin ada bersamaan, tetapi sebenarnya hanya satu yang menyebabkan penyakit dan &leh karena itu, pat&gen perlu ada untuk menetapkan hubungan sebab%akibat yang dapat diprediksi.

'at&gen mungkin selalu ada dalam $umlah yang cukup untuk menyebabkan penyakit, tetapi k&ndisi yang diperlukan tidak ada. 6&nt&h, bakteri selalu ada dalam mulut, tetapi tidak menyebabkan kerusakan gigi kecuali lingkungan gigi mendukung. 7ika media yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri tidak tersedia, bakteri tidak akan berpr&duksi, tumbuh, atau menyebabkan kerusakan gigi. #ikat gigi membersihkan plak yang merupakan media pertumbuhan bakteri yang menyebabkan karies dan unsur yang diperlukan (

necessary 

) tidak ada walaupun bakteri dalam  $umlah yang cukup memang ada.

#ecara sederhana beda antara

necessary

dan

sufcient 

  cause adalah bahwa adanya necessary cause sebagai sebab tidak selalu diikuti &leh akibat, walaupun hanya sebab itu yang dapat mengakibatkan akibat tersebut. Misalnya Myc&bacterium tubercul&sa dapat menyebabkan 9+ 'aru, walaupun setiap &rang yang terinfeksi bakteri tersebut tidak menderita 9+ 'aru. #edangkan suFcient cause adalah mekanisme kausa yang k&mplit, dapat didenisikan sebagai suatu k&ndisi dan peristiwa yang minimal pasti menimbulkan penyakit1 minimal menun$ukkan bahwa semua k&ndisi atau peristiwa yang diperlukan untuk ter$adinya suatu ke$adian. 9etapi suFcient cause tidak selalu harus ada untuk menimbulkan penyakit, namun $ika suFcient cause ada penyakit pasti muncul. #etiap

necessary cause

merupakan k&mp&nen dari

sufcient 

(10)

cause

. Misalnya, sese&rang terinfeksi Myc&bacterium tubercul&sa, sistem imun yang buruk, dan k&ndisi lingkungannya buruk menyebabkan sese&rang tersebut terkena 9+ 'aru. alaupun setiap &rang yang terpapar  sebab tadi memiliki akibat yang berbeda%beda. Misalnya sese&rang hanya terinfeksi Myc&bakterium tubercul&sa pada saat imunnya buruk menyebabkan terkena 9+ 'aru, terlepas apakah lingkungannya baik atau buruk.

eterangan ;

E1

J suFcient cause ada

È1

J suFcient cause tidak ada " J 'enyakit timbul

E2

J

necessary cause

ada

È2

J

necessary cause

tidak ada

"K J penyakit tidak timbul %ontributor* ause

6&ntribut&ri cause berbeda dengan necessary dan suFcient cause. 6&ntribut&ry cause adalah sebab yang berk&ntribusi terhadap ternyadinya akibat. G#ebab tersebut bisa disebut sebagai fakt&r risik& atau hal yang berhubungan!berpengaruh atau memberi peluang terhadap suatu akibat. 6&ntribut&ry cause ini lebih tertu$u kepada penyakit%penyakit yang bersifat kr&nik. Misalnya, r&k&k tidak bisa disebut sebagai penyebab ter$adinya kanker paru, karena banyak &rang yang mer&k&k tetapi tidak terkena kanker paru, tapi kebiasaan mer&k&k dapat disebut

contributory 

cause

, karena memberikan peluang terhadap ter$adinya kanker paru.

#uatu fakt&r atau variabel bisa disebut sebagai fakt&r risik& (selan$utnya disebut penyebab) adalah sebagai berikut ; (#usser dalam #ulistyaningsih, <@)

. 5akt&r predisp&sisi (

Predisposing Factors

)

Adalah fakt&r yang dapat menciptakan status kerentanan (

susceptibility 

) terhadap agen penyakit, misalnya umur, $enis kelamin, penyakit sebelumnya, dll.

<. 5akt&r yang memungkinkan (

Enabling Factor 

)

#uFcient cause

E1

"

E2

D

(11)

Adalah fakt&r yang mungkin menguntungkan untuk perkembangan penyakit atau tidak membantu untuk menyembuhkan penyakit atau memelihara kesehatan yang baik, misalnya ; pendapatan yang rendah, giDi buruk, rumah tidak sehat, pelayanan medis yang tidak cukup, dll

. 5akt&r yang memastikan (

Precipitating Factors

)

Adalah fakt&r yang dihubungkan dengan serangan suatu penyakit atau status kesehatan, misalnya keterpaparan terhadap agen infeksius atau agen keracunan.

-. 5akt&r yang memperkuat (

Reinorcing Factors

)

eterpaparan yang berulang dan ker$a berlebihan dapat memperberat penyakit yang ada.

"alam hubungan kausal, penentuan fakt&r%fakt&r risik& tersebut dinyataktan memiliki hubungan kausal harus memenuhi ped&man dalam penentuan hubungan kausal. #ir Austin +radf&rd Hill pada tahun /B2 menerbitkan / fakt&r yang dapat digunakan untuk mengka$i kausalitas penyakit dan *+ penyakit. +erikut sepuluh k&nsep kausalitas penyakit yang sudah dikembangkan dan diperbaharui.

(. Konsistensi

 7ika variabel,fakt&r!peristiwa yang sama muncul dan muncul lagi dalam keadaan yang berbeda dan memiliki hubungan yang berulang yang sama dengan penyakit.

6&nt&h ; pada penyakit uru di 'apua 4ugini dimana penduduk asli tanpa memandang pria, wanita atau usianya yang selalu memakan &tak kerabatnya yang sudah meninggal akan memperlihatkan ge$ala penyakit uru.

,. Kekuatan

 7ika hubungan menun$ukkan fakt&r tertentu menyebabkan beberapa penyakit atau *+ penyakit lebih mungkin ter$adi akibat keberadaan satu fakt&r dibandingkan keberadaan fakt&r atau peristiwa lain dan penyakit itu ter$adi dalam tahap yang lebih parah!dalam $umlah yang lebih besar. (hasil pengamatan dr.$&hn sn&w dalam epidemi k&lera tahun 02-memperlihatkan bahwa semakin banyak bakteri k&lera yang ada, semakin parah penyakit yang diderita atau semakin besar kemungkinan terkena penyakit.

/. Spesi0tas

 7ika hubungan sebab akibat dari suatu *+ berhubungan secara khusus dengan satu atau dua penyakit yang saling berkaitan. Hubungan sebab akibat itu memang memiliki kemampuan untuk mengahasilkan hubungan negatif se$ati, yang dalam sebuah *+, pengka$ian sebab akibat dif&kuskan pada mereka yang tidak ter$angkit penyakit. el&mp&k masyarakat dalam p&pulasi selama *+ berlangsung tampaknya termasuk

(12)

dalam mereka yang tidak terkena penyakit dan dikateg&rikan sebagai p&pulasi yang tidak terkena penyakit.

"alam sebuah studi tentang kanker paru, hampir semua bukan per&k&k ditetapkan tidak mengidap kanker paru.

1. Hubungan Waktu

 7ika hubungan sebab akibat suatu ke$adian atau pa$anan secara l&gis ter$adi sebelum penyakit atau k&ndisi berkembang, fakt&r waktu dipertimbangkan. 6&nt&h ; gigitan nyamuk ter$adi sebelumnya dan mengakibatkan malaria.

2. Ko&erensi

 7ika suatu hubungan sebab akibat dicurigai, apakah hubungan tersebut sesuai dengan pengetahuan yang ada dan apakah &bserva dan pengka$ian yang l&gis secara ilmiah masuk akalL 6&nt&h ; k&herensi dalam istilah yang ada pada awalnya dipakai untuk menun$ukkan hubungan dan bagaimana hubungan itu seharusnya se$alan dengan riwayat alamiah penyakit dan fakta yang diketahui tentang penyakit misalnya makan daging ayam mentah yang secara alamiah sering ter$adi k&ntaminasi bakteri salm&nella menyebabkan keracunan makanan salm&nell&sis.

3. Sensi#itas

 7ika ter$adi *+, apakah analisis sebab akibat mengandung kebenaran dan apakah pengka$ian memiliki kemampuan untuk mengidentikasi dengan benar bahwa mereka yang sakit karena penyakit pada kenyataannya memang sakit akibat penyebab yang dicurigai. 6&nt&h ; kel&mp&k buruh men$alani screening kanker paru. #e$umlah 2@ kasus mengidap kanker paru dan disimpulkan bahwa kanker paru berhubungan dengan mer&k&k. Investigasi selan$utnya mengungkap bahwa 0@ peker$a yang mengidap kanker paru beker$a dalam sebuah gedung yang teris&lasi &leh asbest&s selama  tahun. #etelah men$alani pemeriksaan asbest&sis, dipastikan bahwa kanker paru berhubungan dengan pa$anan asbest&s.

4. 5ioogis"Medis

 7ika hubungan didasarkan pada virilitas pat&gen atau fakt&r risik& dan pada kemampuannya untuk menyebabkan penyakit atau suatu k&ndisi (hubungan resp&n d&sis) serta tingkat kerentanan pe$amu, hubungannya adalah kausal (&rang yang tidak divaksinasi dipa$ankan pada p&li&virus dan kemudian akan memperlihatkan ge$ala awal penyakit).

6. Pausabiitas 7Keogisan8

Hubungan harus dibuktikan sebagai hubungan kausal dan didasarkan pada ilmu pengetahuan bi&l&gis, ked&kteran, epidemi&l&gi dan pengetahuan ilmiah.analisis l&gis yang didasarkan pada pengetahuan yang baru $angan sampai mencampuri atau membatasi kesimpulan kausal

(13)

yang $elas dan masuk akal. 6&nt&h ; k&nsumsi air yang mengandung bibit penyakit k&lera akan menyebabkan munculnya penyakit k&lera.

9. Eksperi!en dan Peneitian

'engetahuan dan kesimpulan tentang hubungan sebab akibat yang didasarkan pada penelitian dan eksperimen menambah bukti pendukung subtansial dan b&b&t sifat kausal dari hubungan tersebut. 6&nt&h ; dem&nstrasi ekperimental yang memperlihatkan bahwa cacar dapat dicegah melalui imunisasi.

(:. Faktor Anaogi

 7ika hubungan yang sama ternyata bersifat kausal dan memperlihatkan hubungan sebab akibat, transfer pengetahuan harus berguna dan secara anal&gis hubungan tersebut dapat dievaluasi sebagai hubungan kausal. 6&nt&h ; pengamatan hist&ris bahwa vaksinasi dengan

co!po" 

 dapat mencegah

s#allpo"$

Re;erensi '

. ?. >urney 6lark, Hugh R *eavell ; *evel &f Applicati&n &f 'reventive Medicine1 'reventive Medicine f&r the "&ct&r in His 6&mmunity, an ?pidemi&l&gic Appr&ach. 9he rieger 'ublishing 6&mpany Hutingt&n, 4ew 8&rk. //.

<. 7udith # Mausner, Anita  +ahn ; 4atural Hist&ry &f "esease1 ?pidemi&l&gy an intr&duct&ry teCt. . +. #aunders 6&mpany. 'hiladelphia. /02.

. Murti, +hisma. //3. 'rinsip dan Met&de Riset ?pidemi&l&gi. :>M 'ress, 8&gyakarta.

-. 9immreck, 9h&mas. ?pidemi&l&gi #uatu 'engantar, ?disi <. ?>6.  7akarta.

2. #ulityaningsih, <@@. ?pidemi&l&gi "alam 'raktik kebidanan. >raha Ilmu, 8&gyakarta.

B. :euB/3B.bl&g.esaunggul.ac.id

4+ ; M&h&n maaf $ika ada literature yang belum tercantum. Ini merupakan tugas intermediet epid. #eluruh k&nten bukan saya yang buat, saya hanya merangkai dari penulis%penulis sebelumnya. 9erima kasih, dan m&h&n maaf atas kekurangan. "an tidak ada sama sekali bermaksud melakukan plagiat.

Referensi

Dokumen terkait

Bahan polimer hibrid yang telah dimodifikasi dengan kromofor, selanjutnya digunakan untuk membuat kristal fotonik yang akan diaplikasikan sebagai divais biosensor.. Divais

Interaksi daripada tamadun berbeza membolehkan masyarakat setiap tamadun untuk mengamalkan Interaksi antara tamadun secara tidak langsung akan mengurangkan

Pemilihan tempat bemukim atau memutuskan untuk menetap pada suatu daerah, manusia akan mencari wilayah-wilayah yang mempermudah dalam memenuhi hidupnya, seperti

Sekilas tidak ada perbedaan antara obligasi konversi dengan obligasi biasa hanya saja obligais konversi memiliki keunikan yaitu dapat ditukarkan dengan saham biasa. Pada

Setelah melaksanakan pembelajaran mandiri pada modul ini, kamu akan bisa mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan dengan penuh rasa cinta.. terhadap

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan realisasi tindak tutur yang terdapat dalam sesi komentar ajang pencarian bakat D’Academy Asia, dan (2)

120 Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :  Proses berjalan dengan baik pada saat parameter diatur dengan nilai sebagai berikut. Kc=0.5

Lembaga adat dapat didefinisikan sebagai pola perilaku masyarakat adat yang mapan yang terdiri dari interaksi sosial yang memiliki struktur dalam suatu kerangka nilai adat yang