TUGAS BESAR
TUGAS BESAR
SI-5247 SISTEM ANGKUTAN UMUM
SI-5247 SISTEM ANGKUTAN UMUM
Dosen : Dosen : 1. Ir.
1. Ir. Rudy Hermawan Rudy Hermawan K., Ph.D.K., Ph.D. 2. Ir.
2. Ir. Sony Sulaksono W., Sony Sulaksono W., M.T., Ph.D.M.T., Ph.D.
3. Dr. Eng. Widyarini Weningtyas, S.T., M.T. 3. Dr. Eng. Widyarini Weningtyas, S.T., M.T.
Disusun Oleh : Disusun Oleh :
Destri
Destri Nurhalima Nurhalima R.M. R.M. 1501311215013112 Alfisahr
Alfisahr Ferdian Ferdian 2501632725016327 Cavin
Cavin Ornando Ornando S. S. 2501601025016010 Vian
Vian Andriani Andriani 2501600425016004 Dewi
Dewi Anggraeni Anggraeni P. P. 2501601825016018 Angela
Angela Merici Merici Nilam Nilam Astari Astari 2501631125016311
REKAYASA TRANSPORTASI
REKAYASA TRANSPORTASI
PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL
PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
NGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017
2017
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
berkat dan dan karunia-Nya karunia-Nya sehingga sehingga penulis penulis dapat dapat menyelesaikan menyelesaikan Laporan Laporan TugasTugas Besar Sistem Angkutan Umum. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat Besar Sistem Angkutan Umum. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah SI
kelulusan mata kuliah SI – – 5247 Sistem Angkutan Umum bagi mahasiswa Teknik5247 Sistem Angkutan Umum bagi mahasiswa Teknik
Sipil Institut Teknologi Bandung. Sipil Institut Teknologi Bandung.
Dalam pembuatan laporan ini, tidak terlepas dari berbagai pihak yang Dalam pembuatan laporan ini, tidak terlepas dari berbagai pihak yang memberikan saran dan kritik yang membangun. Oleh karena itu penulis memberikan saran dan kritik yang membangun. Oleh karena itu penulis mengucapkan
mengucapkan terima kasih terima kasih kepada kepada :: 1.
1. Bapak Ir. Bapak Ir. Sony Sulaksono Sony Sulaksono W., M.T., PhW., M.T., Ph.D. sebagai dosen mata kuliah S.D. sebagai dosen mata kuliah Sistemistem Angkutan Umum.
Angkutan Umum. 2.
2. Teman-teman teknik sipil Teman-teman teknik sipil yang mendukung dalam penyusunan laporan ini.yang mendukung dalam penyusunan laporan ini. 3.
3. Pihak Bus Damri yang telah memberikan izin untuk melakukan survey.Pihak Bus Damri yang telah memberikan izin untuk melakukan survey. 4.
4. Semua pihak atas segala kerjasama dan Semua pihak atas segala kerjasama dan bantuan yang telah diberikan.bantuan yang telah diberikan.
Akhirnya, penulis menyadari laporan ini belum sempurna dan penulis Akhirnya, penulis menyadari laporan ini belum sempurna dan penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun bagi penulis mengenai mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun bagi penulis mengenai laporan ini. Penulis juga berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak laporan ini. Penulis juga berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca. yang membaca. Bandung, Mei 2017 Bandung, Mei 2017 Penulis Penulis
DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR ... ... 33 DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... ... 44 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL ... ... 66 DAFTAR GAMBAR DAFTAR GAMBAR ... ... 77 BAB
BAB 1 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN ... 8... 8 1.1
1.1 LLATARATARBBELAKANGELAKANG ... ... ... 8... 8
1.2
1.2 RRUMUSANUMUSANMMASALAHASALAH ... 9 ... 9 1.3
1.3 TTUJUANUJUANPPENELITIANENELITIAN ... 9 ... 9
1.4
1.4 MMANFAATANFAATPPENELITIANENELITIAN ... 10 ... 10 1.5
1.5 BBATASANATASANPPENELITIANENELITIAN ... ... ... 10... 10
1.6
1.6 SSISTEMATIKAISTEMATIKAPPENULISANENULISAN... ... 10... 10 BAB 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 11TINJAUAN PUSTAKA... 11 2.1
2.1 AANGKUTANNGKUTANUUMUMMUM ... ... ... 11... 11 2.2
2.2 EELEMENLEMENDDASARASARPPENGOPERASIANENGOPERASIANAANGKUTANNGKUTANUUMUMMUM ... 11 ... 11
2.2.1
2.2.1 Jalur, Jaringan, Tempat Pe Jalur, Jaringan, Tempat Pemberhentian, dan Temberhentian, dan Terminal... rminal... 1212 2.2.2
2.2.2 Kendaraan, Unit Angkutan Kendaraan, Unit Angkutan Umum, Jumlah Armada ... 12Umum, Jumlah Armada ... 12 2.2.3
2.2.3 Headway dan Headway dan frekuensi frekuensi ... ... 13... 13 2.2.4
2.2.4 Kapasitas Kendaraan ... 13Kapasitas Kendaraan ... 13 2.2.5
2.2.5 Kapasitas Jalur ...Kapasitas Jalur ... ... 14... 14 2.2.6
2.2.6 Arus atau Volume Pe Arus atau Volume Penumpang dan Produksi Penumpang dan Produksi Pelayanan Angkutan Umum layanan Angkutan Umum ... ... 1414 2.2.7
2.2.7 Total Waktu Perjalanan Angkutan Umum ...Total Waktu Perjalanan Angkutan Umum ... ... 1... 155 2.3
2.3 PPANDUANANDUANPPENGUMPULANENGUMPULANDDATAATAAANGKUTANNGKUTANUUMUMMUMPPERKOTAANERKOTAAN ... 15 ... 15 2.3.1
2.3.1 Survei DinamisSurvei Dinamis– – Penumpang N aik Turun Penumpang Naik Turun di Dalam Kendaraan di Dalam Kendaraan ... 16... 16 2.3.2
2.3.2 Survei DinamisSurvei Dinamis– – Wawancara Penumpang dalam Kendaraan ... 18 Wawancara Penumpang dalam Kendaraan ... 18 2.3.3
2.3.3 Survei Statis ...Survei Statis ... ... 19... 19 BAB 3
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... METODOLOGI PENELITIAN ... 2121 3.1
3.1 LLANGKAHANGKAHKKERJAERJA ... ... ... 21... 21 3.1.1
3.1.1 Data Primer ...Data Primer ... ... 2... 222 3.1.2
3.1.2 Data Sekunder ...Data Sekunder ... ... 2... 233 3.2
3.2 LLOKASIOKASIPPENGAMBILANENGAMBILANDDATAATA ... ... ... 2... 233
3.3
3.3 WWAKTUAKTUPPENGAMBILANENGAMBILANDDATAATA ... ... ... 2... 255
3.4
3.4 MMETODEETODEAANALISISNALISIS ... ... ... 2... 255
3.4.1
3.4.1 Loading Loading Profile Profile ... ... 25... 25 3.4.2
3.4.2 Matriks Asal-Tujuan ...Matriks Asal-Tujuan ... ... 27 ... 27 BAB 4 ANALISIS
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 2DAN PEMBAHASAN ... 288 4.1
4.1 GGAMBARANAMBARANUUMUMMUMDDAMRIAMRI ... 28 ... 28
1.
2.
2. RuteRute ... 28 ... 28
3.
3. KKapapasiasitatas buss bus ... ... ... ... ... 3030
4.
4. J J aaddwwaal l bbusus... ... 30... 30
5.
5. J J umumlalah h aarmrmaaddaa ... ... ... 3... 322
6.
6. J J aarak rak ddaan n WaWaktu ktu TeTemmppuhuh ... ... ... 3... 322
7.
7. Tarif Tarif ... ... ... 32... 32 4.2
4.2 DDATAATANNAIKAIKTTURUNURUNPPENUMPANGENUMPANG ... 32 ... 32 4.3
4.3 PPERHITUNGANERHITUNGANLLOADINGOADINGPPROFILE ROFILE ... 33 ... 33
4.3.1
4.3.1 Tingkat Keterisian Bus Damri ...Tingkat Keterisian Bus Damri ... ... ... ... 3939 4.3.2
4.3.2 Waktu Tempuh dan Waktu Tempuh dan Kecepatan Operasi Bus Damri ...Kecepatan Operasi Bus Damri ... ... ... 4242 4.3.3
4.3.3 Jumlah Armada yang Dibutuh Jumlah Armada yang Dibutuhkan kan ... ... ... 4444 4.4
4.4 AASALSAL – –TTUJUANUJUANPPENUMPANGENUMPANGBBUSUSDDAMRIAMRI... ... 4... 455
BAB 5
BAB 5 KESIMPULAN DAN KESIMPULAN DAN SARAN SARAN ... 4... 477 5.1 5.1 KKESIMPULANESIMPULAN... ... 47... 47 5.2 5.2 SSARANARAN... ... ... 48... 48 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA ... ... 11 LAMPIRAN LAMPIRAN ... ... 22 F
FOTOOTOKKEGIATANEGIATAN ... ... ... ... 22 F
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Rute Bus Damri Trayek Cicaheum-Leuwipanjang ... 28 Tabel 4.2 Kapasitas bus ... 30 Tabel 4.3 Jadwal Time Table Bus Damri Jalur 9 Cicaheum-Leuwipanjang PP 31 Tabel 4.4 Data Survei Naik Turun Penumpang Cicaheum – Leuwipanjang ... 32
Tabel 4.5 Data Survei Naik Turun Penumpang Leuwipanjang – Cicaheum ... 33
Tabel 4.6 Jumlah Penumpang di Dalam Bus Damri Rute Cicaheum –
Leuwipanjang ... 34 Tabel 4.7 Jumlah Penumpang di Dalam Bus Damri Rute Leuwipanjang –
Cicaheum ... 34 Tabel 4.8 Tingkat Keterisian dan Faktor Muat Bus Damri Rute Cicaheum –
Leuwipanjang ... 40 Tabel 4.9 Tingkat Keterisian dan Faktor Muat Bus Damri Rute Leuwipanjang –
Cicaheum ... 41 Tabel 4.10 Waktu tempuh, Total Waktu berhenti tiap Segmen, dan Kecepatan
Operasi Bus Damri Rute Cicaheum – Leuwipanjang ... 43
Tabel 4.11 Waktu tempuh, Total Waktu berhenti tiap Segmen, dan Kecepatan Operasi Bus Damri Rute Leuwipanjang – Cicaheum ... 44
Tabel 4.12 Matris Asal Tujuan Damri Rute Cicaheum - Leuwipanjang ... 45 Tabel 4.13 Matriks Asal Tujuan Damri Rute Leuwipanjang - Cicaheum ... 46
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Rute Damri Cicaheum – Leuwipanjang ... 9
Gambar 2.1 Ilustrasi Loading Profile ... 15 Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Operasional ... 21 Gambar 3.2 Lokasi Survei (Trayek) Bus Damri arah Terminal Cicaheum – Leuwi
Panjang dengan Segmentasi ... 24 Gambar 3.3 Lokasi Survei (Trayek) Bus Damri arah Terminal Leuwi Panjang
-Cicaheum dengan Segmentasi ... 24 Gambar 4.1 Rute Damri Trayek Cicaheum – Leuwipanjang ... 29
Gambar 4.2 Rute Damri Trayek Leuwipanjang – Cicaheum ... 30
Gambar 4.3 Grafik Naik Turun Penumpang di Setiap Segmen Rute Cicaheum –
Leuwipanjang ... 35 Gambar 4.4 Grafik Naik Turun Penumpang di Setiap Segmen Rute
Leuwipanjang – Cicaheum ... 35
Gambar 4.5 Grafik Kumulatif Penumpang Naik & Turun Rute Cicaheum
-Leuwipanjang ... 37 Gambar 4.6 Grafik Kumulatif Penumpang Naik & Turun Rute Leuwipanjang –
Cicaheum ... 37 Gambar 4.7 Grafik Loading Profile Penumpang Rute Cicaheum – Leuwipanjang
... 38 Gambar 4.8 Grafik Loading Profile Penumpang Rute Leuwipanjang - Cicaheum
... 39 Gambar 4.9 Grafik Tingkat Keterisian Bus Damri Rute Cicaheum
-Leuwipanjang ... 41 Gambar 4.10 Grafik Tingkat Keterisian Bus Damri Rute Leuwipanjang
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini pemerintah mulai memfokuskan diri dalam pengembangan transportasi umum sebagai solusi dari kemacetan yang semakin parah khususnya di kota-kota besar. Salah satu kota besar yang sedang memfokuskan peningkatan pelayanan angkutan umum bagi warganya adalah Kota Bandung. Pemerintah Kota
Bandung menyediakan berbagai alternatif angkutan umum yang bisa digunakan masyarakat, contohnya: angkutan kota, bus kota, Trans Metro Bandung, dan Damri.
Banyak upaya yang dilakukan pemerintah Kota Bandung untuk meningkatkan minat warganya menggunakan angkutan umum. Beberapa contoh dapat diambil pada Bus Damri di Kota Bandung. Bus Damri saat ini sudah memiliki rute perjalanan yang strategis. Ini memudahkan penumpang dalam menentukan pilihan yang sesuai kebutuhannya. Fasilitas di dalam bus pun sudah memiliki standar kenyamanan yang baik. Headway antar kendaraan yang sebelumnya tidak begitu baik, saat ini sudah dijaga sehingga frekuensinya pun meningkat. Tarif sekali perjalanan ditetapkan dengan harga Rp5.000 untuk jarak jauh dan jarak dekat. Ini memperlihatkan bahwa sarana umum. Hal-hal tersebut memperlihatkan bahwa pelayanan angkutan umum di Kota Bandung saat ini menargetkan pada
Gambar 1.1 Rute Damri Cicaheum – Leuwipanjang
Usaha pemerintah Kota Bandung tersebut dapat dikatakan sukses bila didorong pula oleh dukungan dari masyarakat. Evaluasi terhadap sistem yang sudah ada perlu dilakukan untuk lebih meningkatkan kinerja yang optimum dari angkutan umum tersebut. Dengan pelayanan yang optimum diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih besar bagi masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang ada sebagai berikut:
1. Berapa jumlah penumpang naik dan turun pada suatu Segmen? 2. Bagaimana Loading Profile di rute Damri tersebut?
3. Bagaimana distribusi asal dan tujuan penumpang terhadap Segmen di rute tersebut?
4. Berapa besar kapasitas kendaraan?
5. Berapa headway dan frekuensi dari tiap kendaraan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya studi terhadap rute Damri Cicaheum-Leuwi Panjang adalah: 1. Mengetahui jumlah penumpang naik dan penumpang turun
3. Mengetahui pergerakan asal-tujuan penumpang 4. Mengetahui kapasitas kendaraan
5. Mengetahui headway dan frekuensi tiap kendaraan
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap rute Damri Cicaheum-Leuwi Panjang diharapkan dapat memberikan evaluasi bagi pemerintah terhadap kekurangan yang ada, sehingga pelayanan Damri khususnya rute Cicaheum-Leuwi Panjang ini dapat lebih optimum.
1.5 Batasan Penelitian
Pada tugas ini dibuat batasan agar tidak menyimpang dari permasalahan yang hendak diteliti, yaitu:
1. Angkutan umum yang ditinjau adalah Bus Damri.
2. Rute Bus Damri yang diteliti adalah Cicaheum – Leuwi Panjang.
3. Waktu penelitian diambil pada saat jam puncak di pagi hari.
4. Pembagian Segmen ditentukan sesuai dengan simpang besar yang ada pada rute.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan tugas, akan dipaparkan secara garis besar sebanyak lima bagian dengan data dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan penulisan. Lima bagian yang dimaksud adalah:
BAB 1 Pendahuluan
BAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 3 Metodologi Penelitian
BAB 4 Analisis dan Pembahasan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Angkutan Umum
Berdasarkan Urban Transit Operarations, Planning, and Economics, angkutan umum didefinisikan sebagai layanan transportasi penumpang bersama yang tersedia untuk penggunaan umum dan menggunakan sistem pembayaran (Vuchic, 2005). Berdasarkan sistem pelayanannya, angkutan umum dapat dibagi ke dalam dua sistem yaitu transit dan paratransit. Berikut ini adalah karakteristik dari masing-masing sistem pelayanannya:
a. Transit
Angkutan umum transit memiliki karakteristik pelayanan yang mengikuti penjadwalan yang spesifik, bergerak sesuai dengan rute yang ditentukan, memiliki tempat pemberhentian, regulasi tarif, dan perizi nan yang formal atau legal.
b. Paratransit
Angkutan umum paratranstit memiliki beberapa karakteristik pelayanan sistem transit namun tidak secara keseluruhan. Beberapa perbedaan paratransit dan transit misalnya, pada paratransit memiliki fitur kenyamanan yang serupa dengan kendaraan pribadi, lebih kecil skalanya dibandingkan sistem transit karena sebagian besar menggunakan kendaraan kecil, melayani dengan merespon demand (demand responsive service), tidak memiliki rute atau jadwal tetap, dan lain-lain.
2.2 Elemen Dasar Pengoperasian Angkutan Umum
Elemen dasar pengoperasian angkutan umum terdiri dari jalur, jaringan, tempat pemberhentian, dan terminal serta komponen kinerja angkutan umum seperti jumlah armada, kapasitas unit, kapasitas jalur, arus penumpang, dan lain-lain.
2.2.1 Jalur, Jaringan, Tempat Pemberhentian, dan Terminal
Jalur angkutan umum adalah infrastruktur dan pelayanan yang disediakan
pada jalan (alinyemen) yang telah ditentukan untuk jalur bus atau kereta pada jadwal yang telah ditetapkan.
Jaringan angkutan umum adalah sekumpulan jalur angkutan umum yang
saling berhubungan satu sama lain untuk efisiensi operasional dan pelayanan yang terintegrasi dengan baik untuk kenyamanan penumpang.
Panjang jalur (km) adalah jarak antara dua terminal sepanjang jalur angkutan
umum.
Panjang jaringan adalah panjang total dari semua alinemen yang dilayani oleh
satu jalur atau lebih.
Transit stop merupakan lokasi di sepanjang jalur dimana kendaraan angkutan
umum menaikkan dan menurunkan penumpang, termasuk penggunaan rambu, bangku, atau shelter .
Transit station adalah struktur dan fasilitas khusus yang disediakan untuk
naik-turun penumpang, tempat menunggu, dan transfer angkutan umum.
Transfer station merupakan stasiun gabungan untuk dua atau lebih jalur
angkutan umum dimana penumpah dapat berpindah dari suatu jalur ke jalur angkutan umum lainnya.
Terminal adalah stasiun akhir dari suatu jalur angkutan umum dimana terdapat
stasiun transfer besar yang menjadi tempat awal dan akhir pergerakan penumpang atau tempat terjadinya transit dan transfer moda angkutan umum.
2.2.2 Kendaraan, Unit Angkutan Umum, Jumlah Armada
Penjadwalan dari operasional suatu jalur angkutan umum berdasarkan pada konsep unit angkutan umum yang didefinisikan sebagai sejumlah n kendaraan yang beroperasi. Jumlah armada (Nf ) adalah jumlah total kendaraan yang
diperlukan untuk operasional di suatu jalur atau di suatu jaringan secara keseluruhan. Jumlah armada terdiri dari jumlah kendaraan yang dibutuhkan untuk operasional pada umumnya (N) yang ditentukan pada saat operasional jam sibuk,
kendaraan cadangan untuk persedian jika ada kendaraan yang rusak (Nr ) dan
kendaraan yang sedang diperbaiki (Nm).
Pemanfaatan dari jumlah armada tergantung dari kondisi fisik dan efisiensi penjadwalan yang diukur dengan faktor penggunaan armada yang dirumuskan
sebagai berikut:
2.2.3
H eadway
dan frekuensiHeadway (h) adalah selang waktu keberangkatan atau kedatangan antara dua armada yang melintas dari suatu titik pada suatu jalur angkutan umum pada arah yang sama. Dalam penjadwalan, headway dinyatakan dalam menit, bahkan dalam analisis kapasitas digunakan satuan detik. Penumpang angkutan umum lebih memilih angkutan umum dengan headway yang pendek untuk meminimalisir waktu tunggu. Di sisi operator, untuk jumlah penumpang yang ada lebih baik mengoperasikan sedikit armada dengan kapasitas besar dibandingkan banyak armada dengan kapasitas sedikit. Sedangkan yang dimaksud frekuensi (f) adalah jumlah armada yang melewati suatu titik pada suatu jalur angkutan umum pada
satu arah selama selang waktu tertentu.
2.2.4 Kapasitas Kendaraan
Kapasitas kendaraan (Cv) adalah jumlah penumpang maksimum yang dapat
diangkut oleh kendaraan tersebut. Kapasitas dalam kerangka ruang yang berarti kapasitas statis dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu:
a. Tempat duduk ditambah ruang untuk berdiri (KRL, Busway)
b. Hanya tempat duduk (Paratransit seperti angkutan kota, Mikrolet, dll) c. Perbandingan antara tempat duduk dengan ruang untuk berdiri.
2.2.5 Kapasitas Jalur
Kapasitas jalur atau line capacity (C) adalah jumlah maksimum penumpang yang bisa diangkut melewati titik tetap dalam satu arah selama satu jam. Penentuan kapasitas jalur dapat ditentukan sebagai berikut:
2.2.6 Arus atau Volume Penumpang dan Produksi Pelayanan Angkutan Umum
Arus penumpang (pnp/waktu) atau volume penumpang (pnp/jam) merupakan nilai yang dapat merepresentasikan demand angkutan umum. Elemen ini dapat digunakan untuk menentukan produksi pelayanan angkutan umum. Untuk menghitung besaran total produksi pelayanan angkutan umum dengan menggunakan dimensi penumpang-kilometer ini perlu dibuat profil pengisian (loading profile) angkutan dalam satu trip. Profil pengisian ini merupakan grafik yang akan menggambarkan besar kecilnya jumlah penumpang di dalam kendaraan pada setiap perhentian 1 (satu) trip. Sedangkan jumlah penumpang di dalam kendaraan bertambah besar apabila terdapat penumpang yang naik pada suatu perhentian, dan akan bertambah kecil apabila ada penumpang turun.
Untuk menghitung besar produksi pelayanan angkutan umum ini dapat dilakukan dengan menghitung luas grafik yang terjadi, yaitu dengan mengalikan jumlah penumpang yang terangkut (on board ) dengan jarak perjalanan rata-rata antar pemberhentian.
Selain dapat dibentuk dari jumlah penumpang per jam angkutan umum dan jarak perjalanan, profil pengisian (loading profile) ini juga dapat dibentuk dari jumlah penumpang per jam angkutan umum pada setiap tempat pemberhentian. Berikut
Gambar 2.1 IlustrasiLoading Profile
2.2.7 Total Waktu Perjalanan Angkutan Umum
Total waktu perjalanan atau total travel time angkutan umum merupakan durasi waktu yang dibutuhkan angkutan umum untuk melakukan perjalanan dari asal ke tujuan dan kembali lagi ke asal atau dapat dikatakan waktu perjalanan pulang dan pergi untuk suatu trayek angkutan umum. Komponen waktu yang membentuk total travel time ini adalah waktu naik/turun penumpang, waktu perjalanan (running time), dan waktu angkutan umum berada di terminal (terminal time).
2.3 Panduan Pengumpulan Data Angkutan Umum Perkotaan
Salah satu prinsip dasar dari pengelolaan angkutan adalah meminimalkan penggunaan waktu, energi dan biaya dari pemakai jasa angkutan penumpang umum; serta mewujudkan angkutan umum sebagai sarana yang menarik untuk melakukan perjalanan sehari-hari.
Untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan pelayanan angkutan umum diperlukan suatu cara untuk mengevaluasi kinerja angkutan umum. Salah satu cara terbaik dalam mengevaluasi kinerja angkutan umum adalah dengan melakukan analisis terhadap indikator-indikator tertentu. Indikator-indikator tersebut di atas dapat diperoleh melalui dua jenis survei:
a. Survei dinamis
Indikator kinerja yang diperoleh dari survei ini meliputi jumlah penumpang, waktu perjalanan dan produktivitas ruas/trayek.
b. Survei statis di terminal dan di ruas jalan
Dari survei ini dapat diperoleh keterangan mengenai jumlah armada operasi, kepenuhsesakan, frekuensi pelayanan, dan waktu pela yanan.
Panduan pengumpulan data angkutan umum perkotaan yang meliputi survei dinamis dan statis yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (2001) sebagai berikut.
2.3.1 Survei Dinamis
–
Penumpang Naik Turun di Dalam KendaraanSurvei penumpang naik turun di dalam kendaraan termasuk ke dalam survei dinamis, merupakan survei yang dilaksanakan di dalam kendaraan dengan metode pencatatan jumlah penumpang yang naik dan turun kendaraan yang menempuh
suatu trayek, dimana penyigi mencatat jumlah penumpang yang naik dan turun dan atau waktu perjalanan pada tiap segmen. Dilaksanakannya survei dinamis adalah untuk mendapatkan data kinerja pelayanan angkutan dengan maksud mengetahui:
a. Jumlah penumpang yang diangkut pada trayek tertentu, yaitu;
Total penumpang yang naik dan turun dalam suatu trayek. Total penumpang naik/turun yang diperoleh dari survei ini dapat berupa total penumpang per hari, yang dapat digunakan untuk menghitung tarif angkutan, maupun total penumpang pada jam-jam sibuk dan tidak sibuk, yang dapat digunakan untuk perencanaan trayek angkutan, serta untuk mengetahui tingkat kepenuh-sesakan kendaraan.
b. Waktu perjalanan, yaitu :
Total waktu yang digunakan untuk melayani suatu trayek tertentu dalam sekali jalan, termasuk tundaan, waktu berhenti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang
c. Produktivitas ruas pada setiap trayek, yaitu:
Total penumpang yang naik dan turun per waktu pelayanan pada setiap segmen/ruas atau total penumpang naik dan turun per km pelayanan.
Survei dinamis ini bertujuan sebagai dasar evaluasi kinerja angkutan umum, mengidentifikasi permasalahan pada tiap-tiap trayek, seperti misalnya penyimpangan trayek dan identifikasi kebutuhan jumlah armada, bisa berupa penambahan maupun pengurangan armada.
Adapun target data yang diamati selama melakukan survei adalah : a. Waktu dan durasi survei
b. Tanda nomor kendaraan
c. Kode dan nomor trayek serta jurusannya d. Jam keberangkatan kendaraan
e. Kapasitas kendaraan
f. Jumlah penumpang yang naik pada setiap segmen g. Jumlah penumpang yang turun pada setiap segmen h. Waktu tempuh untuk setiap segmen.
Langkah-langkah pelaksanaan survei penumpang naik turun di dalam kendaraan dapat dilakukan mengikuti panduan berikut:
a. Persiapan
1) Membagi panjang trayek dalam segmen-segmen berdasarkan;
• Tataguna lahan • Demografi
• Jarak antar halte
• Jarak antar persimpangan
Catatan: pembagian segmen yang paling praktis adalah berdasarkan jarak antar persimpangan
2) Siapkan formulir isian
3) Koordinator membagi tugas para penyigi, misal:
• 1 (satu) orang mencatat waktu tempuh di tiap segmen, serta
b. Pelaksanaan
1) Catat jam keberangkatan
2) Penyigi mengambil posisi strategis dalam kendaraan (sebaiknya dekat pintu masuk dan keluar)
3) Penyigi mencatat data pada formulir isian dengan metode turus
Jumlah pengamatan dilakukan terhadap sekurang-kurangnya 6 (enam) perjalanan pergi-pulang (pp) pada waktu sibuk pagi, 6 (enam) perjalanan pergi-pulang (pp) pada waktu tidak sibuk dan 6 (enam) perjalanan pergipulang (pp) pada waktu
sibuk sore untuk tiap-tiap trayek yang diamati.
2.3.2 Survei Dinamis
–
Wawancara Penumpang dalam KendaraanSurvei ini dilakukan di dalam kendaraan umum dengan melakukan wawancara langsung kepada penumpang, sehingga diperoleh karakteristik perjalanan penumpang dengan kendaraan umum pada suatu trayek.
Maksud dilaksanakannya survei ini adalah untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan gambaran pelayanan angkutan umum, meliputi:
a. Asal dan tujuan penumpang pada tiap-tiap trayek
b. Jumlah penumpang yang melakukan perpindahan dalam satu perjalanan untuk setiap trayek,
c. Moda lain yang digunakan sebelum dan sesudahnya
Adapun tujuan dari survei wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi kinerja pelayanan pada suatu trayek angkutan, yang akan digunakan untuk kegiatan perencanaan angkutan yang meliputi evaluasi tingkat pelayanan angkutan, serta penyusunan rencana dan program aksi.
Target data yang diamati selama pelaksanaan survei adalah a. Tanda nomor kendaraan
b. Kode dan nama trayek c. Jam mulai/durasi survei
e. Perpindahan penumpang
f. Kendaraan yang digunakan sebelumnya g. Kendaraan yang digunakan sesudahnya
Tidak ada ketentuan yang pasti yang dapat diambil sebagai dasar dalam penetapan jumlah sampel yang akan diwawancarai. Pada prinsipnya sampel yang diambil harus representatif. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan besarnya sampel :
a. Penetapan populasi yang menjadi obyek pengamatan (per hari atau per minggu)
b. Jumlah total penumpang per trayek per hari (bila obyek pengamatan adalah per hari)
c. Pengambilan sampel secara acak sepanjang hari (sepanjang jam pelayanan)
Pada prinsipnya besarnya sampel bisa diambil 10% dari populasi. Tetapi bila 10% dari populasi tersebut angka yang diperoleh di bawah 15, maka sampel yang diambil harus lebih besar dari 10%.
2.3.3 Survei Statis
Survei statis adalah survei yang dilakukan dari luar kendaraan dengan mengamati/menghitung/mencatat informasi dari setiap kendaraan penumpang umum yang melintas di ruas jalan pada setiap arah lalu lintas, serta di pintu masuk dan pintu keluar terminal.
Maksud pelaksanaan survei statis adalah untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan gambaran pelayanan angkutan umum, meliputi:
a. Jumlah armada operasi adalah jumlah kendaraan penumpang umum dalam tiap trayek yang beroperasi selama waktu pelayanan.
b. Kepenuhsesakan (overcrowding ) adalah indikator yang mengambarkan tingkat muatan angkutan. Bila indikatornya tinggi berarti penawaran tidak dapat memenuhi permintaan, sebaliknya bila indikator rendah berarti ada kemungkinan penawaran melebihi permintaan.
c. Frekuensi pelayanan adalah banyaknya kendaraan penumpang umum per satuan waktu. Besarannya dapat dinyatakan dalam kendaraan/jam atau kendaraan/hari.
d. Waktu pelayanan adalah waktu yang diberikan oleh setiap trayek untuk melayani rute tertentu dalam satu hari.
Tujuan pelaksanaan survei statis adalah untuk dipergunakan dalam:
a. Menilai dan menganalisis kinerja yang sesungguhnya dari setiap pelayanan angkutan umum dengan rute tetap dalam wilayah penelitian.
b. Menilai apakah jumlah armada yang beroperasi sesuai dengan jumlah yang diizinkan
c. Menilai apakah terjadi penyimpangan trayek.
Data yang akan diamati dan dikumpulkan serta dicatat melalui formulir survei statis di luar bus, mencakup:
a. Nomor trayek kendaraan b. Kapasitas Kendaraan
c. Tanda Nomor Kendaraan
d. Jam kedatangan dan jam keberangkatan.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Langkah Kerja
Tahapan survei yang dilakukan dapat dilihat pada diagram alir berikut ini:
Gambar 3.1 F lowchartMetodologi Penelitian Operasional
Tahapan survei dimulai dengan melakukan studi pustaka terkait objek yang akan diamati. Kemudian dilanjutkan dengan tahap perencanaan survei yaitu merencanakan formulir yang akan digunakan, metode yang akan dilaksanakan,
lokasi yang akan disurvei serta waktu yang tepat dalam melaksanakan survei. Untuk studi kasus ini dilakukan pilot survei dimana pilot survei yang dilakukan terdiri dari pengecekan form suvei jumlah penumpang. Pengecekan dilakukan untuk mengetahui apakah form survei telah sesuai dengan desain survei yang akan digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Selain itu, dalam pilot survei juga dipastikan kesiapan surveyor baik dari segi kondisi fisik masing-masing surveyor maupun kemampuan dalam melaksanaan survei. Dalam pilot survei juga dilakukan pengamatan awal untuk mengetahui kondisi aktual dari rute Bus Damri yang dikaji.
Selanjutnya, dilakukan pelaksanaan survei, yaitu survei penumpang naik dan turun yang terdiri dari menghitung jumlah/total penumpang dalam trayek serta penumpang masuk dan keluar pada setiap segmen yang ditetapkan. Headway juga
akan dapat diperoleh, yaitu dengan cara mencari selisih waktu tiba bus yang satu dan yang lainnya. Pada survei ini, headway didapat dari hasil pencatatan waktu kedatangan bus pada survei statis di terminal. Selain itu, dilakukan survey wawancana penumpang untuk mengetahui asal dan tujuan dari masing-masing penumpang. Tahap berikutnya adalah mengumpulkan dan menganalisis data yang telah diperoleh. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis untuk memperoleh analisis kinerja angkutan umum.
3.1.1 Data Primer
Survei primer merupakan metode pencarian data dan informasi yang dilakukan secara langsung melalui responden di lapangan. Metode sample dalam studi kasus ini berupa observasi dan hasil kuisioner. Pada penelitian ini responden yang dipilih untuk diwawancarai adalah penumpang yang menggunakan Bus Damri. Data primer yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara langsung adalah jumlah penumpang yang naik dan turun pada masing-masing segmen rute perjalanan dan asal-tujuan perjalanan penumpang tersebut. Selain itu dapat juga diketahui dari hasil observasi diantaranya besarnya headway rata-rata dan terminal time.
3.1.2 Data Sekunder
Survei sekunder merupakan metode pengumpulan data dari instansi pemerintah maupun instansi terkait. Hasil yang diharapkan dari data sekunder ini adalah berupa uraian, data angka, atau peta mengenai keadaan wilayah studi. Data sekunder pada studi kasus ini diantaranya lokasi dari Terminal Cicaheum dan Terminal Leuwipanjang serta lokasi dari halte bis yang akan dijadikan tempat untuk menentukan nilai headway. Selain itu, data sekunder berikutnya berupa data trayek dari bus baik dari terminal Cicaheum menuju terminal Leuwi Panjang ataupun sebaliknya, karena trayek bus Damri yang berbeda pada kedua arah perjalanan ini. Data sekunder lainnya adalah kapasitas tempat duduk dari bus
Damri tersebut.
3.2 Lokasi Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan pada rute trayek Bus Damri dari Terminal Cicaheum menuju Terminal Leuwi Panjang yang melewati Jalan Jenderal Ahmad Yani –
Jalan Ibrahim Adjie – Jalan Jakarta – Jalan Jenderal Ahmad Yani – Jalan Asia
Afrika – Jalan Otto Iskandar Dinata – Jalan Peta – Jalan Raya Kopo – Jalan
Soekarno Hatta.
Namun, untuk arah dari Terminal Leuwi Panjang menuju Terminal Cicaheum melewati trayek yang berbeda yaitu dari Jalan Raya Kopo – Jalan Pasir Koja –
Jalan Pungkur – Jalan Dewi Sartika – Jalan Asia Afrika – Jalan Banceuy – Jalan
ABC – Jalan Naripan – Jalan Jenderal Ahmad Yani.
Lokasi survei beserta Terminal Cicaheum dan Terminal Leuwi Panjang dapat dilihat pada gambar berikut ini. Pembagian Segmen ditetapkan berdasarkan potensi kantung demand dan persimpiangan – persimpangan besar yang terdapat
Gambar 3.2 Lokasi Survei (Trayek) Bus Damri arah Terminal Cicaheum – Leuwi Panjang dengan Segmentasi
Gambar 3.3 Lokasi Survei (Trayek) Bus Damri arah Terminal Leuwi Panjang - Cicaheum
Se me Se me Se me Se me Se me Se me Se me Se me Se me Se me Se me Se me Se me Segme Se me Se me Se me Se me
3.3 Waktu Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan pada hari Jumat, 21 April 2017. Keberangkatan dimulai dari Terminal Cicaheum, pada Pukul 06.31 dan tiba pada Pukul 07.20 di Terminal Leuwi Panjang. Kemudian dilanjutkan dengan berangkat dari Terminal Leuwi Panjang pada pukul 07.40 dan tiba di Terminal Cicaheum pada Pukul 08.24.
3.4 Metode Analisis
Dalam tugas besar ini akan dilakukan dua analisis yaitu analisis loading profile dan analisis matriks asal-tujuan. Dengan analisis ini diharapkan dapat mengevaluasi kinerja dan memberikan gambaran terkait operasional pelayanan Bus Damri selama ini. Metode analisis yang dilakukan yaitu analisis loading profile dan matriks asal-tujuan akan dijelaskan pada sub-sub bab berikut.
3.4.1
Loading Profile
Dari survey naik-turun penumpang, didapatkan data jumlah penumpang naik dan jumlah penumpang turun di setiap halte yang terdapat di sepanjang trayek. Dari
data tersebut kemudian dilakukan pengolahan berupa perhitungan jumlah penumpang yang terdapat di dalam bus pada setiap s egmennya. Perhitungan dapat dilakukan sebagai berikut: Penumpang di dalam bus = kumulatif penumpang naik – kumulatif penumpang turun. Perhitungan jumlah penumpang di dalam bus
dilakukan untuk setiap segmen. Hal ini dilakukan untuk menggambarkan kondisi yang dialami penumpang di dalam bus serta akan digunakan juga untuk menganalisis tingkat keterisian bus Damri.
Data yang telah dikumpulkan akan diolah dengan dibuat dalam grafik hubungan antara jumlah penumpang yang naik dan yang turun dari bus pada setiap trayek dengan setiap Segmen/segmen jalan yang ditetapkan sebelumnya. Dari data survei tersebut dapat dilihat pula kondisi penumpang di dalam bus terkait kapasitas di dalam bus yakni total penumpang yang duduk dan yang berdiri.
bus Damri itu sendiri pada setiap segmennya. Tingkat keterisian bus dapat dihitung dengan perhitungan:
Faktor muat (load factor ) dari bus Damri merupakan rata-rata tingkat keterisian bus, dimana perhitungannya adalah sebagai berikut:
∑
Selain dari faktor loading profile dan tingkat keterisian, kinerja operasional juga dapat ditinjau antara lain dari sisi waktu tempuh dan kecepatan operasi, headway, frekuensi pelayanan dan jumlah armada.
Berdasarkan hasil survey maka akan didapatkan data panjang segmen, waktu tempuh tiap segmen, lama berhenti di tiap halte, dan lama berhenti di terminal. Dari data tersebut dapat diolah dan dihitung kecepatan operasi bus pada setiap segmen serta waktu siklus dari bus. Kecepatan operasi bus setiap segmennya dihitung dengan cara sebagai berikut:
Waktu tempuh (travel time) untuk 1 rute dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Waktu siklus (cycle time) untuk rute Cicaheum – Leuwi Panjang dan arah
sebaliknya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Selain itu, dengan diketahui headway rata-rata, maka frekuensi pelayanan bus juga akan dapat diketahui serta dengan waktu siklus rata-rata yang diperoleh dari langkah sebelumnua, maka diperlukan jumlah armada yang beroperasi minimal dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
(
)
3.4.2 Matriks Asal-Tujuan
Dari hasil survei wawancara penumpang akan didapatkan asal kedatangan penumpang dan tujuan dari perjalanan yang dilakukan. Segmen dalam pembuatan matriks asal-tujuan akan diberlakukan sama dengan segmentasi yang digunakan pada survey untuk loading profile. Setiap penumpang yang naik dari Segmen tertentu dan turun ke Segmen tertentu lainnya, akan dimasukan hasilnya ke dalam matriks asal tujuan sesuai dengan Segmen naik dan turun yang telah disegmentasi atau ditetapkan.
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Damri
1. Trayek
Di kota Bandung terdapat 11 trayek untuk bus kota Damri, antara lain: 1. Trayek 1 : Cicaheum - Cibeureum
2. Trayek 2 : Ledeng - Leuwipanjang 3. Trayek 5 : Dipatiukur - Leuwipanjang 4. Trayek 6 : Elang – Jatinangor (bawah)
5. Trayek 6 : Elang – Jatinangor (tol)
6. Trayek 7 : Dipatiukur – Jatinangor (tol)
7. Trayek 8 : Tanjungsari – Kebon Kelapa
8. Trayek 9 : Cicaheum - Leuwipanjang 9. Trayek 11 : Cibiru – Kebon Kelapa
10. Trayek 15 : Ciburuy – Alun-Alun
11. Trayek KBP : Kota Baru – Alun-Alun
Analisis ini difokuskan pada bus kota Damri jalur 9 dengan trayek Cicaheum –
Leuwipanjang.
2. Rute
Bus Damri dengan trayek Cicaheum – Leuwipanjang memiliki rute perjalanan
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rute Bus Damri Trayek Cicaheum-Leuwipanjang
RUTE CICAHEUM - LEUWIPANJANG
Terminal Cicaheum – Jalan Jenderal Ahmad Yani – Jalan Ibrahim Adjie – Jalan
Jakarta – Jalan Jenderal Ahmad Yani – Jalan Asia Afrika – Jalan Otto Iskandar
Dinata – Jalan Peta – Jalan Raya Kopo – Jalan Soekarno Hatta – Terminal
RUTE LEUWIPANJANG - CICAHEUM
Terminal Leuwipanjang – Jalan Raya Kopo – Jalan Pasir Koja – Jalan Pungkur –
Jalan Dewi Sartika – Jalan Asia Afrika – Jalan Banceuy – Jalan ABC – Jalan
Naripan – Jalan Jenderal Ahmad Yani – Terminal Cicaheum
Gambaran rute dari bus Damri trayek Cicaheum – Leuwipanjang dapat dilihat
pada Gambar 4. 1.
Gambar 4.1 Rute Damri Trayek Cicaheum – Leuwipanjang
Sedangkan, gambaran rute dari bus Damri trayek Leuwipanjang – Cicaheum
Gambar 4.2 Rute Damri Trayek Leuwipanjang – Cicaheum
3. Kapasitas bus
Kapasitas bus adalah daya muat penumpang pada setiap bus angkutan umum, baik penumpang yang duduk maupun yang berdiri. Berdasarkan hasil survei, kapasitas bus Damri pada trayek Cicaheum
–
Leuwipanjang dapat dilihat pada Tabel 4. 2.Tabel 4.2 Kapasitas bus Kapasitas Bus
Duduk 30 orang Berdiri 46 orang Total 76 orang
4. Jadwal bus
Setiap trayek Damri memiliki penjadwalan jam keberangkatan dan kedatangan untuk masing-masing bus nya, dimana jadwal tersebut yang akan dijadikan patokan target pencapaian perjalanan dalam sehari dari setiap bus.
Tabel 4.3 merupakan jadwal time table bus Damri untuk Jalur 9 Cicaheum –
Leuwipanjang dan Leuwipanjang – Cicaheum. Pada tabel ditunjukkan jadwal jam
keberangkatan dan kedatangan dari 22 bus Damri per RIT nya, dengan durasi waktu tempuh perjalanan setiap bus nya ditetapkan selama 60 menit per RIT dan interval waktu antar RIT selama 6 menit. Jumlah RIT yang dijadikan target pencapaian minimal yaitu sebanyak 10 RIT per bus.
Tabel 4.3 Jadwal Time Table Bus Damri Jalur 9 Cicaheum-Leuwipanjang PP START DARI LEUWI PANJANG
BUS R I T 1 R I T 2 R I T 3 R I T 4 R I T 5 R I T 6 R I T 7 R I T 8 R I T 9 R I T 10 KE BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TI BA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA
1 5.00 6.00 6.06 7.06 7.12 8.12 8.18 9.18 9.24 10.24 10.30 11.30 11.36 12.36 12.42 13.42 13.48 14.48 14.54 15.54 2 5.06 6.06 6.12 7.12 7.18 8.18 8.24 9.24 9.30 10.30 10.36 11.36 11.42 12.42 12.48 13.48 13.54 14.54 15.00 16.00 3 5.12 6.12 6.18 7.18 7.24 8.24 8.30 9.30 9.36 10.36 10.42 11.42 11.48 12.48 12.54 13.54 14.00 15.00 15.06 16.06 4 5.18 6.18 6.24 7.24 7.30 8.30 8.36 9.36 9.42 10.42 10.48 11.48 11.54 12.54 13.00 14.00 14.06 15.06 15.12 16.12 5 5.24 6.24 6.30 7.30 7.36 8.36 8.42 9.42 9.48 10.48 10.54 11.54 12.00 13.00 13.06 14.06 14.12 15.12 15.18 16.18 6 5.30 6.30 6.36 7.36 7.42 8.42 8.48 9.48 9.54 10.54 11.00 12.00 12.06 13.06 13.12 14.12 14.18 15.18 15.24 16.24 7 5.36 6.36 6.42 7.42 7.48 8.48 8.54 9.54 10.00 11.00 11.06 12.06 12.12 13.12 13.18 14.18 14.24 15.24 15.30 16.30 8 5.42 6.42 6.48 7.48 7.54 8.54 9.00 10.00 10.06 11.06 11.12 12.12 12.18 13.18 13.24 14.24 14.30 15.30 15.36 16.36 9 5.48 6.48 6.54 7.54 8.00 9.00 9.06 10.06 10.12 11.12 11.18 12.18 12.24 13.24 13.30 14.30 14.36 15.36 15.42 16.42 10 5.54 6.54 7.00 8.00 8.06 9.06 9.12 10.12 10.18 11.18 11.24 12.24 12.30 13.30 13.36 14.36 14.42 15.42 15.48 16.48 11 6.00 7.00 7.06 8.06 8.12 9.12 9.18 10.18 10.24 11.24 11.30 12.30 12.36 13.36 13.42 14.42 14.48 15.48 15.54 16.54
START DARI CICAHEUM
BUS R I T 1 R I T 2 R I T 3 R I T 4 R I T 5 R I T 6 R I T 7 R I T 8 R I T 9 R I T 10 KE BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TI BA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA
1 5.00 6.00 6.06 7.06 7.12 8.12 8.18 9.18 9.24 10.24 10.30 11.30 11.36 12.36 12.42 13.42 13.48 14.48 14.54 15.54 2 5.06 6.06 6.12 7.12 7.18 8.18 8.24 9.24 9.30 10.30 10.36 11.36 11.42 12.42 12.48 13.48 13.54 14.54 15.00 16.00 3 5.12 6.12 6.18 7.18 7.24 8.24 8.30 9.30 9.36 10.36 10.42 11.42 11.48 12.48 12.54 13.54 14.00 15.00 15.06 16.06 4 5.18 6.18 6.24 7.24 7.30 8.30 8.36 9.36 9.42 10.42 10.48 11.48 11.54 12.54 13.00 14.00 14.06 15.06 15.12 16.12 5 5.24 6.24 6.30 7.30 7.36 8.36 8.42 9.42 9.48 10.48 10.54 11.54 12.00 13.00 13.06 14.06 14.12 15.12 15.18 16.18 6 5.30 6.30 6.36 7.36 7.42 8.42 8.48 9.48 9.54 10.54 11.00 12.00 12.06 13.06 13.12 14.12 14.18 15.18 15.24 16.24 7 5.36 6.36 6.42 7.42 7.48 8.48 8.54 9.54 10.00 11.00 11.06 12.06 12.12 13.12 13.18 14.18 14.24 15.24 15.30 16.30 8 5.42 6.42 6.48 7.48 7.54 8.54 9.00 10.00 10.06 11.06 11.12 12.12 12.18 13.18 13.24 14.24 14.30 15.30 15.36 16.36 9 5.48 6.48 6.54 7.54 8.00 9.00 9.06 10.06 10.12 11.12 11.18 12.18 12.24 13.24 13.30 14.30 14.36 15.36 15.42 16.42 10 5.54 6.54 7.00 8.00 8.06 9.06 9.12 10.12 10.18 11.18 11.24 12.24 12.30 13.30 13.36 14.36 14.42 15.42 15.48 16.48 11 6.00 7.00 7.06 8.06 8.12 9.12 9.18 10.18 10.24 11.24 11.30 12.30 12.36 13.36 13.42 14.42 14.48 15.48 15.54 16.54
5. Jumlah armada
Jumlah armada yang dioperasikan untuk trayek Cicaheum – Leuwipanjang yaitu
sebanyak 22 bus.
6. Jarak dan Waktu Tempuh
Untuk menempuh trayek Cicaheum – Leuwipanjang sepanjang 13 kilometer, bus
Damri direncanakan membutuhkan waktu tempuh selama 60 menit.
7. Tarif
Untuk perjalanan bus Damri trayek Cicaeheum – Leuwipanjang dikenakan tarif
sebesar Rp 5.000 per penumpang.
4.2 Data Naik Turun Penumpang
Survei naik turun penumpang dilakukan dengan cara survei dinamis dimana surveyor melakukan pencatatan data di dalam mobil Bus Damri yang sedang beroperasi. Data yang diperoleh untuk naik turun penumpang dapat dilihat pada
Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.4 Data Survei Naik Turun Penumpang Cicaheum – Leuwipanjang
No. Segmen Panjang Segmen (km) Jumlah Penumpang Naik Jumlah Penumpang Turun 1 Segmen 1 1.73 16 0 2 Segmen 2 1.67 3 0 3 Segmen 3 1.16 2 0 4 Segmen 4 0.97 0 3 5 Segmen 5 1.518 0 5 6 Segmen 6 0.718 1 5 7 Segmen 7 1.14 0 0 8 Segmen 8 0.916 0 3 9 Segmen 9 1.95 0 6
Tabel 4.5 Data Survei Naik Turun Penumpang Leuwipanjang – Cicaheum
No. Segmen Panjang Segmen (km) Jumlah Penumpang Naik Jumlah Penumpang Turun 1 Segmen 1 1.73 18 0 2 Segmen 2 1.67 0 0 3 Segmen 3 1.16 2 0 4 Segmen 4 0.97 0 2 5 Segmen 5 1.518 0 6 6 Segmen 6 0.718 0 2 7 Segmen 7 1.14 0 4 8 Segmen 8 0.916 0 1 9 Segmen 9 1.95 0 5
4.3 Perhitungan
Loading Profile
Dari survei naik turun penumpang yang telah dilakukan didapatkan data jumlah penumpang naik dan jumlah penumpang turun di setiap Segmen yang terdapat di
sepanjang trayek. Dari data – data yang telah didapat tersebut kemudian dilakukan
pengolahan data untuk mendapatkan berapa banyak jumlah penumpang yang terdapat di dalam bus pada setiap Segmen di sepanjang rute. Perhitungan jumlah penumpang di dalam bus dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.
Perhitungan untuk jumah penumpang di dalam bus dilakukan di setiap Segmen di sepajang trayek, dengan maksud untuk mengetahui tingkat keterisian bus Damri. Berikut ini adalah Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 yang data jumlah penumpang di dalam bus pada setiap Segmen untuk Trayek Cicaheum – Leuwipanjang dan Trayek
Tabel 4.6 Jumlah Penumpang di Dalam Bus Damri Rute Cicaheum – Leuwipanjang Segmen Jumlah Penumpang Naik Jumlah Penumpang Turun Jumlah Kumulatif Penumpang Naik Jumlah Kumulatif Penumpang Turun Jumlah penumpang dalam bus Segmen 1 16 0 16 0 16 Segmen 2 3 0 19 0 19 Segmen 3 2 0 21 0 21 Segmen 4 0 3 21 3 18 Segmen 5 0 5 21 8 13 Segmen 6 1 5 22 13 9 Segmen 7 0 0 22 13 9 Segmen 8 0 3 22 16 6 Segmen 9 0 6 22 22 0
Tabel 4.7 Jumlah Penumpang di Dalam Bus Damri Rute Leuwipanjang – Cicaheum
Segmen Jumlah Penumpang Naik Jumlah Penumpang Turun Jumlah Kumulatif Penumpang Naik Jumlah Kumulatif Penumpang Turun Jumlah penumpang dalam bus Segmen 1 18 0 18 0 18 Segmen 2 0 0 18 0 18 Segmen 3 2 0 20 0 20 Segmen 4 0 2 20 2 18 Segmen 5 0 6 20 8 12 Segmen 6 0 2 20 10 10 Segmen 7 0 4 20 14 6 Segmen 8 0 1 20 15 5 Segmen 9 0 5 20 20 0
Dari pengolahan data tersebut dapat dianalisis lebih lanjut lagi dengan menggunakan grafik – grafik sebagai berikut:
Gambar 4.3 Grafik Naik Turun Penumpang di Setiap Segmen Rute Cicaheum – Leuwipanjang
Gambar 4.4 Grafik Naik Turun Penumpang di Setiap Segmen Rute Leuwipanjang – Cicaheum
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Zona 7 Zona 8 Zona 9
P e n u m p a n g
Grafik Penumpang Naik & Turun
Penumpang naik Penumpang turun
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Zona 9 Zona 8 Zona 7 Zona 6 Zona 5 Zona 4 Zona 3 Zona 2 Zona 1
P e n u m p a n g
Grafik Penumpang Naik & Turun
Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa pada rute Cicaheum – Leuwipanjang
pada waktu saat dilakukan penelitian penumpang cenderung menggunakan Bus Damri untuk melakukan perjalanan jarak menengah dan jarak jauh. Terlihat dari banyaknya penumpang yang naik di stasiun awal yaitu Terminal Cicaheum dan
mempunyai tujuan keberangkatan di Segmen yang berada di pertengahan trayek seperti di Segmen 4 (Jl. Ahmad Yani), Segmen 5 (Jl. Asia Afrika), Segmen 6 (Jl. Otto Iskandar Dinata) dan Segmen yang berada di akhir trayek seperti di Segmen 8 (Jl. Peta) dan Segmen 9 (Jl. Raya Kopo). Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa puncak penumpang naik adalah berada pada terminal awal (Terminal Cicaheum) dan puncak penumpang turun adalah berada di terminal akhir (Terminal Leuwipanjang).
Sedangkan untuk Gambar 4.2 yang menggambarkan naik turun penumpang rute Leuwipanjang – Cicaheum karakteristik penumpang cenderung tidak terlalu
berbeda seperti pada rute Cicaheum – Leuwipanjang dimana tipe perjalanannya
adalah menengah dan jarak jauh. Dengan puncak penumpang yang naik berada di terminal awal (Terminal Leuwipanjang) sebanyak 18 penumpang dan puncak penumpang turun berada pada di Segmen 5 (Jalan Naripan, ABC, dan Banceuy) sebanyak 6 penumpang. Pada saat perjalanan dari Leuwipanjang menuju Cicaheum hanya terjadi dua kali saja penumpang naik, yaitu pada terminal awal (Leuwipanjang) dan pada Segmen 7 (Jl. Pasir Koja) saja, selebihnya tidak ada penumpang yang naik lagi selain di kedua Segmen yang telah disebutkan diatas.
Gambar 4.5 Grafik Kumulatif Penumpang Naik & Turun Rute Cicaheum - Leuwipanjang
Gambar 4.6 Grafik Kumulatif Penumpang Naik & Turun Rute Leuwipanjang – Cicaheum
Dari Gambar 4.5 diatas didapat gambaran tentang data kumulatif dari jumlah penumpang yang naik dan turun selama Damri rute Cicaheum – Leuwipanjang
beroperasi. Dari grafik dilihat bahwa lonjakkan penumpang yang naik secara
0 5 10 15 20 25
Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Zona 7 Zona 8 Zona 9
P e n u m p a n g
Grafik Kumulatif Penumpang Naik &
Turun
Kumulatif Penumpang naik Kumulatif penumpang turun
0 5 10 15 20 25
Zona 9 Zona 8 Zona 7 Zona 6 Zona 5 Zona 4 Zona 3 Zona 2 Zona 1
P e n u m p a n g
Grafik Kumulatif Penumpang Naik &
Turun
peningkatan angka kumulatif yang cukup signifikan. Berbeda dengan jumlah penumpang yang turun, dimana terdapat distribusi yang lebih merata dimulai dari
Segmen ke 4 (Jl. Ahmad Yani) sampai dengan Segmen ke 9 (Jl. Raya Kopo).
Untuk Gambar 4.6 diatas menggambarkan data kumulatif dari jumlah penumpang yang naik dan turun selama Damri rute Leuwipanjang – Cicaheum beroperasi.
Sama seperti rute Cicaheum – Leuwipanjang, rute ini memiliki lonjakkan
penumpang yang naik secara signifikan hanya pada termianal awal saja (Leuwipanjang). Sedangkan untuk kumulatif penumpang turun terjadi mulai di Segmen ke 6 (Jl. Dewi Sartika) sampai dengan Segmen ke 1 (J l. Ahmad Yani).
Gambar 4.7 GrafikLoading Pr ofi lePenumpang Rute Cicaheum – Leuwipanjang
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Zona 7 Zona 8 Zona 9
P e n u m p a n g
Loading Profile Cicaheum - Leuwipanjang
Gambar 4.8 GrafikLoading Profi le Penumpang Rute Leuwipanjang - Cicaheum
Berdasarkan Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 dapat terlihat bahwa di kedua rute tersebut tidak memiliki jumlah penumpang yang cukup banyak. Semua penumpang masih dapat dilayani dengan kursi, tidak sampai ada penumpang yang harus berdiri. Meskipun survei ini dilakukan pada hari Jumat pagi dimana seharusnya banyak penumpang yang menggunakan Damri, tetapi pada hari itu terjadi fenomena long weekend dimana hal ini tentu saja dapat mempengaruhi karakteristik perjalanan dari pengguna bus Damri.
4.3.1 Tingkat Keterisian Bus Damri
Salah satu indikator untuk menentukan kinerja bus adalah dengan menghitung tingkat keterisian (occupancy rate). Tingkat keterisian dapat diperoleh dengan membandingkan jumlah penumpang yang terdapat di dalam bus dengan kapasitas total Bus Damri yang ditinjau pada setiap Segmen di sepanjang trayek. Tingkat keterisian di dalam bus dapat diperoleh dengan melakukan perhitungan sebagai berikut.
0 10 20 30 40 50 60 70 80Zona 9 Zona 8 Zona 7 Zona 6 Zona 5 Zona 4 Zona 3 Zona 2 Zona 1
P e n u m p a n g
Loading Profile Leuwipanjang - Cicaheum
Analisis selanjutnya adalah mencari nilai faktor muat (load factor ) yaitu merupakan angka yang menunjukkan tingkat rata – rata keterisian bus di suatu
trayek. Faktor muat (load factor ) di dalam bus dapat diperoleh dengan melakukan perhitungan sebagai berikut.
∑
Berikut ini adalah Tabel 4.8 dan Tabel 4.9 yang menunjukkan seberapa besar tingkat keterisian dan faktor muat pada Bus Damri untuk masing – masing
rute Cicaheum – Leuwipanjang dan Leuwipanjang – Cicaheum.
Tabel 4.8 Tingkat Keterisian dan Faktor Muat Bus Damri Rute Cicaheum – Leuwipanjang
Segmen
Panjang Segmen, li
(km)
PNP Dalam Bus,
xi (orang) Faktor Muat (%) xi . li
Segmen 1 1.73 16 21.05% 27.68 Segmen 2 1.67 19 25.00% 31.73 Segmen 3 1.16 21 27.63% 24.36 Segmen 4 0.97 21 27.63% 20.37 Segmen 5 1.518 21 27.63% 31.878 Segmen 6 0.718 22 28.95% 15.796 Segmen 7 1.14 22 28.95% 25.08 Segmen 8 0.916 22 28.95% 20.152 Segmen 9 1.95 22 28.95% 42.9
Tabel 4.9 Tingkat Keterisian dan Faktor Muat Bus Damri Rute Leuwipanjang – Cicaheum Segmen Panjang Segmen, li (km) PNP Dalam Bus,
xi (orang) Faktor Muat (%) xi . li
Segmen 1 1.73 18 23.68% 31.14 Segmen 2 1.12 18 23.68% 20.16 Segmen 3 1.16 20 26.32% 23.2 Segmen 4 0.97 20 26.32% 19.4 Segmen 5 1.78 20 26.32% 35.6 Segmen 6 0.852 20 26.32% 17.04 Segmen 7 0.857 20 26.32% 17.14 Segmen 8 1.2 20 26.32% 24 Segmen 9 1.18 20 26.32% 23.6
Faktor Muat Rata - Rata 25.73%
Gambar 4.9 Grafik Tingkat Keterisian Bus Damri Rute Cicaheum - Leuwipanjang
0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00%
Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Zona 7 Zona 8 Zona 9
Tingkat Keterisian Bus Damri Rute Cicaheum
-Leuwipanjang
Gambar 4.10 Grafik Tingkat Keterisian Bus Damri Rute Leuwipanjang - Cicaheum
Dari Gambar 4.9 dapat dilihat bahwa pada rute Damri Cicaheum – Leuwipanjang
titik maksimum load factor berada pada sepanjang Segmen 6 (Jl. Otto Iskandar Dinata) sampai dengan Segmen 9 (Jl. Raya Kopo) dengan nilai sebesar 29% dan dengan faktor muat rata – rata sebesar 27.19%. Sedangkan untuk grafik 4.8 yang
menunjukan rute Damri Leuwipanjang – Cicaheum tingkat keterisiannya hanya
mencapai 27% saja dan nilai faktor muat rata – rata sebesar 25.73%.
4.3.2 Waktu Tempuh dan Kecepatan Operasi Bus Damri
Berdasarkan hasil survei didapat data seperti panjang segmen, waktu tempuh perjalanan, dan lamanya waktu singgah di terminal. Dari data – data diatas dapat
dihitung kecepatan operasi bus pada tiap segmen dan waktu siklus dari Bus Damri. Kecepatan operasional bus setiap segmennya dapat dihitung dengan cara berikut.
22.00% 22.50% 23.00% 23.50% 24.00% 24.50% 25.00% 25.50% 26.00% 26.50% 27.00%Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Zona 7 Zona 8 Zona 9
Tingkat Keterisian Bus Damri Rute Leuwupanjang
- Cicaheum
Selain kecepatan operasional, dapat juga dihitung waktu tempuh ( travel time) untuk 1 rute dengan cara seperti berikut.
Waktu siklus (cycle time) untuk rute Cicaheum – Leuwipanjang dapat dihitung
seperti berikut.
Dari hasil survei didapat nilai untuk waktu tempuh dan kecepatan operasi seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.10 Waktu tempuh, Total Waktu berhenti tiap Segmen, dan Kecepatan Operasi Bus Damri Rute Cicaheum – Leuwipanjang
Segmen Panjang Segmen (km) Waktu Tempuh Kecepatan Segmen 1 1.73 06:20 16.38947368 Segmen 2 1.67 08:55 11.23738318 Segmen 3 1.16 05:48 12 Segmen 4 0.97 03:34 16.31775701 Segmen 5 1.518 06:08 14.85 Segmen 6 0.718 02:35 16.67612903 Segmen 7 1.14 04:08 16.5483871 Segmen 8 0.916 04:12 13.08571429 Segmen 9 1.95 07:23 15.84650113 Total 11.772 49:03
Tabel 4.11 Waktu tempuh, Total Waktu berhenti tiap Segmen, dan Kecepatan Operasi Bus Damri Rute Leuwipanjang – Cicaheum
Segmen Panjang Segmen (km) Waktu Tempuh Kecepatan Segmen 1 1.73 07:47 13.33618844 Segmen 2 1.12 06:24 10.5 Segmen 3 1.16 05:48 12 Segmen 4 0.97 03:22 17.28712871 Segmen 5 1.78 04:33 23.47252747 Segmen 6 0.852 04:05 12.51918367 Segmen 7 0.857 03:25 15.0497561 Segmen 8 1.2 03:52 18.62068966 Segmen 9 1.18 05:03 14.01980198 Total 10.849 44:19
Dari hasil perhitungan, didapat waktu tempuh untuk Damri Rute Cicaheum –
Leuwipanjang adalah selama 49 menit dan waktu terminal ( lay over time) selama 28 menit. Sedangkan untuk rute Leuwipanjang – Cicaheum nilai waktu
tempuhnya adalah selama 44 menit dan dengan waktu terminal ( lay over time) selama 32 menit.
Kecepatan operasi rata – rata yang dihasilkan oleh Damri untuk rute Cicaheum –Leuwipanjang adalah sebesar 14.8 km / jam dan sedangkan untuk rute Leuwipanjang – cicaheum mempunyai kecepatan rata – rata 15.2 km / jam.
4.3.3 Jumlah Armada yang Dibutuhkan
Dengan headway sebesar 8 menit, maka frekuensi pelayanan pelayanan bus dalam satu jam adalah sebanyak 8 bus / jam. Dengan waktu siklus sebesar 122 menit, maka diperlukan jumlah armada yang beroperasi minimal sebanyak:
(
)
Dari hasil perhitungan, dibutuhkan setidaknya 17 bus untuk trayek Cicaheum –
Leuwipanjang untuk menjaga nilai headway yang terjadi sebesar 8 menit. Dari kondisi actual diketahui bahwa jumlah armada Damri rute Cicaheum Leuwipanjang – Cicaheum adalah berjumlah 22 bus. Maka kondisi yang terjadi di
lapangan sudah memenuhi untuk menjaga agar headway tetap 8 menit.
4.4 Asal
–
Tujuan Penumpang Bus DamriUntuk menentukan Segmensi dalam menentukan daerah asal dan tujuan penumpang, digunakan sistem Segmensi seperti pada pengamatan naik turun penumpang. Berikut adalah data dari Asal Tujuan untuk masing – masing rute.
Tabel 4.12 Matris Asal Tujuan Damri Rute Cicaheum - Leuwipanjang
Asal/Tujuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total Asal
1 - - - 2 4 2 - 1 7 16 2 - - - 3 - - - 3 3 - - - - 1 - 1 - - 2 4 - - - 0 5 - - - 0 6 - - - 1 - 1 7 - - - 0 8 - - - 0 9 - - - 0 Total Tujuan 0 0 0 2 5 5 1 2 7 22
Tabel 4.13 Matriks Asal Tujuan Damri Rute Leuwipanjang - Cicaheum
Asal/Tujuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total Asal
1 - - - 0 2 - - - 0 3 - - - 0 4 - - - 0 5 - - - 0 6 - - - 0 7 1 - - 1 - - - 2 8 - - - 0 9 4 1 4 1 7 1 - - - 18 Total Tujuan 5 1 4 2 7 1 0 0 0 20
Pada matriks yang ditunjukkan oleh Tabel 4.12 menunjukkan bahwa pola pergerakan yang terjadi adalah pola pergerakan menengah sampai dengan pergerakan jarak jauh karena pada matriks tersebut dapat dilihat bahwa penumpang banyak yang turun di Segmen 4 sampai dengan 9. Hal ini juga
didukung oleh data bahwa Segmen 9 merupakan Segmen yang memiliki penumpang turun terbanyak.
Sedangkan untuk matriks pada Tabel 4.13 menunjukkan bahwa penumpang cenderung hanya melakukan perjalanan dari terminal awal saja (terminal Leuwipanjang) dan tipe pergerakannya adalah tipe pergerakkan menengah dan jarak jauh.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Dari data survei Naik Turun Penumpang pada Koridor Cicaheum –
Leuwipanjang, jumlah penumpang naik maksimum berasal dari Segmen 1 (Terminal Cicaheum – Persimpangan Jl. Jend Ahmad Yani) yaitu sebanyak 16
orang (73% dari jumlah penumpang naik sepanjang Koridor Cicaheum –
Leuwipanjang) dan jumlah penumpang turun maksimum berasal dari Segmen 9 (Persimpangan Jl. Kopo – Terminal Leuwipanjang) yaitu sebanyak 6 orang
(27% dari jumlah penumpang turun sepanjang Koridor Cicaheum –
Leuwipanjang).
2. - Tingkat keterisiian (Load Factor) Damri untuk rute cicaheum – leuwipanjang
pada waktu dilaksanakan studi ini adalah sebesar 29% dengan factor muat rata-rata sebesar 27.19%, sedangkan load factor untuk rute leuwipanjang –
cicaheum adalah sebesar 27% dengan nilai factor muat rata-rata sebesar 25.73% Kondisi load factor ini masih tergolong rendah.
- Waktu siklus rata-rata Damri koridor 9 adalah 2 jam 1 menit 22 detik
- Kecepatan rata-rata Damri sepanjang rute Caheum-Leuwipanjang adalah sebesar 14.8 km/jam dan rute Leuwipanjang – Cicaheum sebesar 15.2
km/jam
3. Berdasarkan sampel penumpang pada Rute Cicaheum – Leuwipanjang,
diketahui bahwa pada waktu pelaksanaan studi ini sebagian besar Segmen asal penumpang didominasi dari Segmen 1 (Terminal Cicaheum), dan Segmen tujuan penumpang didominasi dengan tujuan ke Segmen 9 (Terminal Leuwipanjang). Sedangkan sampel penumpang pada Rute Leuwipanjang –
Leuwipanjang), dan Segmen tujuan penumpang didominasi dengan tujuan ke Segmen 5 (Jl. Asia Afrika).
4. Berdasarkan hasil survei, diperoleh kapasitas Bus Damri sebanyak 76 orang yang terdiri dari 30 kursi dan 46 handholder.
- Headway rata-rata dari Bus Damri Koridor 9 pada waktu pelaksanaan studi adalah sebesar 8 menit.
- Frekuensi Bus Damri pada waktu pelaksanaan studi ini adalah 17 keberangkatan bus dalam 1 jam.
5.2 Saran
1. Pihak Damri sebaiknya lebih memperhatikan fasilitas bagi penumpang disabilitas
2. Pihak Damri disarankan untuk membuat halte di kantung demand agar penumpang tidak naik dan turun sembarangan
3. Pihak Damri dan Pemerintah Kota Bandung sebaiknya lebih meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk menggunakan transportasi umum
4. Dalam melakukan survei sebaiknya dilakukan persiapan yang lebih matang terlebih dahulu sehingga hasil survei dapat lebih maksimal
5. Penentuan waktu survei mempertimbangkan beberapa hal yang mempengaruhi pengambilan data
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 2001. Panduan Pengumpulan Data Angkutan Umum Perkotaan. Jakarta : Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Vuchic, R, Vukan. 2005. Urban Transit Operarations, Planning, and Economics. John Willey & Sons Inc.
LAMPIRAN
Foto Kegiatan
Bus DAMRI Jalur 9 Trayek Cicaheum
–
LeuwipanjangJadwal Time Table Bus Kota Jalur 9 Trayek Cicaheum
–
Leuwipanjang PPForm Survey
SURVEI ASAL-TUJUAN & NAIK-TURUN PENUMPANG
Hari, tanggal :
Jam Berangkat :
Jam Tiba :
Terminal Asal :
Terminal Tujuan :
SURVEI ASAL-TUJUAN & NAIK-TURUN PENUMPANG Hari, tanggal : Jam Berangkat : Jam Tiba : Terminal Asal : Terminal Tujuan : No Asal Tujuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40