• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Besar Sistem Angkutan Umum Rektrans

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas Besar Sistem Angkutan Umum Rektrans"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS BESAR

TUGAS BESAR

SI-5247 SISTEM ANGKUTAN UMUM

SI-5247 SISTEM ANGKUTAN UMUM

Dosen : Dosen : 1. Ir.

1. Ir. Rudy Hermawan Rudy Hermawan K., Ph.D.K., Ph.D. 2. Ir.

2. Ir. Sony Sulaksono W., Sony Sulaksono W., M.T., Ph.D.M.T., Ph.D.

3. Dr. Eng. Widyarini Weningtyas, S.T., M.T. 3. Dr. Eng. Widyarini Weningtyas, S.T., M.T.

Disusun Oleh : Disusun Oleh :

Destri

Destri Nurhalima Nurhalima R.M. R.M. 1501311215013112 Alfisahr

Alfisahr Ferdian Ferdian 2501632725016327 Cavin

Cavin Ornando Ornando S. S. 2501601025016010 Vian

Vian Andriani Andriani 2501600425016004 Dewi

Dewi Anggraeni Anggraeni P. P. 2501601825016018 Angela

Angela Merici Merici Nilam Nilam Astari Astari 2501631125016311

REKAYASA TRANSPORTASI

REKAYASA TRANSPORTASI

PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL

PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LI

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

NGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2017

2017

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala  berkat

 berkat dan dan karunia-Nya karunia-Nya sehingga sehingga penulis penulis dapat dapat menyelesaikan menyelesaikan Laporan Laporan TugasTugas Besar Sistem Angkutan Umum. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat Besar Sistem Angkutan Umum. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah SI

kelulusan mata kuliah SI –  – 5247 Sistem Angkutan Umum bagi mahasiswa Teknik5247 Sistem Angkutan Umum bagi mahasiswa Teknik

Sipil Institut Teknologi Bandung. Sipil Institut Teknologi Bandung.

Dalam pembuatan laporan ini, tidak terlepas dari berbagai pihak yang Dalam pembuatan laporan ini, tidak terlepas dari berbagai pihak yang memberikan saran dan kritik yang membangun. Oleh karena itu penulis memberikan saran dan kritik yang membangun. Oleh karena itu penulis mengucapkan

mengucapkan terima kasih terima kasih kepada kepada :: 1.

1. Bapak Ir. Bapak Ir. Sony Sulaksono Sony Sulaksono W., M.T., PhW., M.T., Ph.D. sebagai dosen mata kuliah S.D. sebagai dosen mata kuliah Sistemistem Angkutan Umum.

Angkutan Umum. 2.

2. Teman-teman teknik sipil Teman-teman teknik sipil yang mendukung dalam penyusunan laporan ini.yang mendukung dalam penyusunan laporan ini. 3.

3. Pihak Bus Damri yang telah memberikan izin untuk melakukan survey.Pihak Bus Damri yang telah memberikan izin untuk melakukan survey. 4.

4. Semua pihak atas segala kerjasama dan Semua pihak atas segala kerjasama dan bantuan yang telah diberikan.bantuan yang telah diberikan.

Akhirnya, penulis menyadari laporan ini belum sempurna dan penulis Akhirnya, penulis menyadari laporan ini belum sempurna dan penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun bagi penulis mengenai mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun bagi penulis mengenai laporan ini. Penulis juga berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak laporan ini. Penulis juga berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca. yang membaca. Bandung, Mei 2017 Bandung, Mei 2017 Penulis Penulis

(5)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR ... ... 33 DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... ... 44 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL ... ... 66 DAFTAR GAMBAR DAFTAR GAMBAR ... ... 77 BAB

BAB 1 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN ... 8... 8 1.1

1.1 LLATARATARBBELAKANGELAKANG ... ... ... 8... 8

1.2

1.2 RRUMUSANUMUSANMMASALAHASALAH ... 9 ... 9 1.3

1.3 TTUJUANUJUANPPENELITIANENELITIAN ... 9 ... 9

1.4

1.4 MMANFAATANFAATPPENELITIANENELITIAN ... 10 ... 10 1.5

1.5 BBATASANATASANPPENELITIANENELITIAN ... ... ... 10... 10

1.6

1.6 SSISTEMATIKAISTEMATIKAPPENULISANENULISAN... ... 10... 10 BAB 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 11TINJAUAN PUSTAKA... 11 2.1

2.1 AANGKUTANNGKUTANUUMUMMUM ... ... ... 11... 11 2.2

2.2 EELEMENLEMENDDASARASARPPENGOPERASIANENGOPERASIANAANGKUTANNGKUTANUUMUMMUM ... 11 ... 11

2.2.1

2.2.1  Jalur, Jaringan, Tempat Pe Jalur, Jaringan, Tempat Pemberhentian, dan Temberhentian, dan Terminal... rminal... 1212 2.2.2

2.2.2 Kendaraan, Unit Angkutan Kendaraan, Unit Angkutan Umum, Jumlah Armada ... 12Umum, Jumlah Armada ... 12 2.2.3

2.2.3 Headway dan Headway dan frekuensi frekuensi ... ... 13... 13 2.2.4

2.2.4 Kapasitas Kendaraan ... 13Kapasitas Kendaraan ... 13 2.2.5

2.2.5 Kapasitas Jalur ...Kapasitas Jalur ... ... 14... 14 2.2.6

2.2.6  Arus atau Volume Pe Arus atau Volume Penumpang dan Produksi Penumpang dan Produksi Pelayanan Angkutan Umum layanan Angkutan Umum ... ... 1414 2.2.7 

2.2.7  Total Waktu Perjalanan Angkutan Umum ...Total Waktu Perjalanan Angkutan Umum ... ... 1... 155 2.3

2.3 PPANDUANANDUANPPENGUMPULANENGUMPULANDDATAATAAANGKUTANNGKUTANUUMUMMUMPPERKOTAANERKOTAAN ... 15 ... 15 2.3.1

2.3.1 Survei DinamisSurvei Dinamis– –  Penumpang N aik Turun  Penumpang Naik Turun di Dalam Kendaraan di Dalam Kendaraan ... 16... 16 2.3.2

2.3.2 Survei DinamisSurvei Dinamis– –  Wawancara Penumpang dalam Kendaraan ... 18 Wawancara Penumpang dalam Kendaraan ... 18 2.3.3

2.3.3 Survei Statis ...Survei Statis ... ... 19... 19 BAB 3

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... METODOLOGI PENELITIAN ... 2121 3.1

3.1 LLANGKAHANGKAHKKERJAERJA ... ... ... 21... 21 3.1.1

3.1.1 Data Primer ...Data Primer ... ... 2... 222 3.1.2

3.1.2 Data Sekunder ...Data Sekunder ... ... 2... 233 3.2

3.2 LLOKASIOKASIPPENGAMBILANENGAMBILANDDATAATA ... ... ... 2... 233

3.3

3.3 WWAKTUAKTUPPENGAMBILANENGAMBILANDDATAATA ... ... ... 2... 255

3.4

3.4 MMETODEETODEAANALISISNALISIS ... ... ... 2... 255

3.4.1

3.4.1 Loading Loading Profile Profile ... ... 25... 25 3.4.2

3.4.2 Matriks Asal-Tujuan ...Matriks Asal-Tujuan ... ... 27 ... 27  BAB 4 ANALISIS

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 2DAN PEMBAHASAN ... 288 4.1

4.1 GGAMBARANAMBARANUUMUMMUMDDAMRIAMRI ... 28 ... 28

1.

(6)

 2.

 2. RuteRute ... 28 ... 28

 3.

 3. KKapapasiasitatas buss bus ... ... ... ... ... 3030

4.

4.  J J aaddwwaal l bbusus... ... 30... 30

 5.

 5.  J J umumlalah h aarmrmaaddaa ... ... ... 3... 322

6.

6.  J J aarak rak ddaan n WaWaktu ktu TeTemmppuhuh ... ... ... 3... 322

7.

7. Tarif Tarif ... ... ... 32... 32 4.2

4.2 DDATAATANNAIKAIKTTURUNURUNPPENUMPANGENUMPANG ... 32 ... 32 4.3

4.3 PPERHITUNGANERHITUNGANLLOADINGOADINGPPROFILE ROFILE  ... 33 ... 33

4.3.1

4.3.1 Tingkat Keterisian Bus Damri ...Tingkat Keterisian Bus Damri ... ... ... ... 3939 4.3.2

4.3.2 Waktu Tempuh dan Waktu Tempuh dan Kecepatan Operasi Bus Damri ...Kecepatan Operasi Bus Damri ... ... ... 4242 4.3.3

4.3.3  Jumlah Armada yang Dibutuh Jumlah Armada yang Dibutuhkan kan ... ... ... 4444 4.4

4.4 AASALSAL – –TTUJUANUJUANPPENUMPANGENUMPANGBBUSUSDDAMRIAMRI... ... 4... 455

BAB 5

BAB 5 KESIMPULAN DAN KESIMPULAN DAN SARAN SARAN ... 4... 477 5.1 5.1 KKESIMPULANESIMPULAN... ... 47... 47 5.2 5.2 SSARANARAN... ... ... 48... 48 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA ... ... 11 LAMPIRAN LAMPIRAN ... ... 22 F

FOTOOTOKKEGIATANEGIATAN ... ... ... ... 22 F

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Rute Bus Damri Trayek Cicaheum-Leuwipanjang ... 28 Tabel 4.2 Kapasitas bus ... 30 Tabel 4.3 Jadwal Time Table Bus Damri Jalur 9 Cicaheum-Leuwipanjang PP 31 Tabel 4.4 Data Survei Naik Turun Penumpang Cicaheum  –  Leuwipanjang ... 32

Tabel 4.5 Data Survei Naik Turun Penumpang Leuwipanjang  –  Cicaheum ... 33

Tabel 4.6 Jumlah Penumpang di Dalam Bus Damri Rute Cicaheum – 

Leuwipanjang ... 34 Tabel 4.7 Jumlah Penumpang di Dalam Bus Damri Rute Leuwipanjang  – 

Cicaheum ... 34 Tabel 4.8 Tingkat Keterisian dan Faktor Muat Bus Damri Rute Cicaheum – 

Leuwipanjang ... 40 Tabel 4.9 Tingkat Keterisian dan Faktor Muat Bus Damri Rute Leuwipanjang – 

Cicaheum ... 41 Tabel 4.10 Waktu tempuh, Total Waktu berhenti tiap Segmen, dan Kecepatan

Operasi Bus Damri Rute Cicaheum  – Leuwipanjang ... 43

Tabel 4.11 Waktu tempuh, Total Waktu berhenti tiap Segmen, dan Kecepatan Operasi Bus Damri Rute Leuwipanjang –  Cicaheum ... 44

Tabel 4.12 Matris Asal Tujuan Damri Rute Cicaheum - Leuwipanjang ... 45 Tabel 4.13 Matriks Asal Tujuan Damri Rute Leuwipanjang - Cicaheum ... 46

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Rute Damri Cicaheum – Leuwipanjang ... 9

Gambar 2.1 Ilustrasi Loading Profile ... 15 Gambar 3.1  Flowchart Metodologi Penelitian Operasional ... 21 Gambar 3.2 Lokasi Survei (Trayek) Bus Damri arah Terminal Cicaheum –  Leuwi

Panjang dengan Segmentasi ... 24 Gambar 3.3 Lokasi Survei (Trayek) Bus Damri arah Terminal Leuwi Panjang

-Cicaheum dengan Segmentasi ... 24 Gambar 4.1 Rute Damri Trayek Cicaheum – Leuwipanjang ... 29

Gambar 4.2 Rute Damri Trayek Leuwipanjang – Cicaheum ... 30

Gambar 4.3 Grafik Naik Turun Penumpang di Setiap Segmen Rute Cicaheum – 

Leuwipanjang ... 35 Gambar 4.4 Grafik Naik Turun Penumpang di Setiap Segmen Rute

Leuwipanjang – Cicaheum ... 35

Gambar 4.5 Grafik Kumulatif Penumpang Naik & Turun Rute Cicaheum

-Leuwipanjang ... 37 Gambar 4.6 Grafik Kumulatif Penumpang Naik & Turun Rute Leuwipanjang – 

Cicaheum ... 37 Gambar 4.7 Grafik Loading Profile Penumpang Rute Cicaheum  –  Leuwipanjang

... 38 Gambar 4.8 Grafik Loading Profile Penumpang Rute Leuwipanjang - Cicaheum

... 39 Gambar 4.9 Grafik Tingkat Keterisian Bus Damri Rute Cicaheum

-Leuwipanjang ... 41 Gambar 4.10 Grafik Tingkat Keterisian Bus Damri Rute Leuwipanjang

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini pemerintah mulai memfokuskan diri dalam pengembangan transportasi umum sebagai solusi dari kemacetan yang semakin parah khususnya di kota-kota besar. Salah satu kota besar yang sedang memfokuskan peningkatan  pelayanan angkutan umum bagi warganya adalah Kota Bandung. Pemerintah Kota

Bandung menyediakan berbagai alternatif angkutan umum yang bisa digunakan masyarakat, contohnya: angkutan kota, bus kota, Trans Metro Bandung, dan Damri.

Banyak upaya yang dilakukan pemerintah Kota Bandung untuk meningkatkan minat warganya menggunakan angkutan umum. Beberapa contoh dapat diambil  pada Bus Damri di Kota Bandung. Bus Damri saat ini sudah memiliki rute  perjalanan yang strategis. Ini memudahkan penumpang dalam menentukan pilihan yang sesuai kebutuhannya. Fasilitas di dalam bus pun sudah memiliki standar kenyamanan yang baik. Headway antar kendaraan yang sebelumnya tidak begitu  baik, saat ini sudah dijaga sehingga frekuensinya pun meningkat. Tarif sekali  perjalanan ditetapkan dengan harga Rp5.000 untuk jarak jauh dan jarak dekat. Ini memperlihatkan bahwa sarana umum. Hal-hal tersebut memperlihatkan bahwa  pelayanan angkutan umum di Kota Bandung saat ini menargetkan pada

(10)

Gambar 1.1 Rute Damri Cicaheum –  Leuwipanjang

Usaha pemerintah Kota Bandung tersebut dapat dikatakan sukses bila didorong  pula oleh dukungan dari masyarakat. Evaluasi terhadap sistem yang sudah ada  perlu dilakukan untuk lebih meningkatkan kinerja yang optimum dari angkutan umum tersebut. Dengan pelayanan yang optimum diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih besar bagi masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan  permasalahan yang ada sebagai berikut:

1. Berapa jumlah penumpang naik dan turun pada suatu Segmen? 2. Bagaimana Loading Profile di rute Damri tersebut?

3. Bagaimana distribusi asal dan tujuan penumpang terhadap Segmen di rute tersebut?

4. Berapa besar kapasitas kendaraan?

5. Berapa headway dan frekuensi dari tiap kendaraan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya studi terhadap rute Damri Cicaheum-Leuwi Panjang adalah: 1. Mengetahui jumlah penumpang naik dan penumpang turun

(11)

3. Mengetahui pergerakan asal-tujuan penumpang 4. Mengetahui kapasitas kendaraan

5. Mengetahui headway dan frekuensi tiap kendaraan

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan terhadap rute Damri Cicaheum-Leuwi Panjang diharapkan dapat memberikan evaluasi bagi pemerintah terhadap kekurangan yang ada, sehingga pelayanan Damri khususnya rute Cicaheum-Leuwi Panjang ini dapat lebih optimum.

1.5 Batasan Penelitian

Pada tugas ini dibuat batasan agar tidak menyimpang dari permasalahan yang hendak diteliti, yaitu:

1. Angkutan umum yang ditinjau adalah Bus Damri.

2. Rute Bus Damri yang diteliti adalah Cicaheum  –  Leuwi Panjang.

3. Waktu penelitian diambil pada saat jam puncak di pagi hari.

4. Pembagian Segmen ditentukan sesuai dengan simpang besar yang ada pada rute.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tugas, akan dipaparkan secara garis besar sebanyak lima bagian dengan data dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan penulisan. Lima bagian yang dimaksud adalah:

BAB 1 Pendahuluan

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB 3 Metodologi Penelitian

BAB 4 Analisis dan Pembahasan

(12)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Angkutan Umum

Berdasarkan Urban Transit Operarations, Planning, and Economics,   angkutan umum didefinisikan sebagai layanan transportasi penumpang bersama yang tersedia untuk penggunaan umum dan menggunakan sistem pembayaran (Vuchic, 2005). Berdasarkan sistem pelayanannya, angkutan umum dapat dibagi ke dalam dua sistem yaitu transit dan paratransit. Berikut ini adalah karakteristik dari masing-masing sistem pelayanannya:

a. Transit

Angkutan umum transit memiliki karakteristik pelayanan yang mengikuti  penjadwalan yang spesifik, bergerak sesuai dengan rute yang ditentukan, memiliki tempat pemberhentian, regulasi tarif, dan perizi nan yang formal atau legal.

 b. Paratransit

Angkutan umum paratranstit memiliki beberapa karakteristik pelayanan sistem transit namun tidak secara keseluruhan. Beberapa perbedaan  paratransit dan transit misalnya, pada paratransit memiliki fitur kenyamanan yang serupa dengan kendaraan pribadi, lebih kecil skalanya dibandingkan sistem transit karena sebagian besar menggunakan kendaraan kecil, melayani dengan merespon demand (demand responsive service), tidak memiliki rute atau jadwal tetap, dan lain-lain.

2.2 Elemen Dasar Pengoperasian Angkutan Umum

Elemen dasar pengoperasian angkutan umum terdiri dari jalur, jaringan, tempat  pemberhentian, dan terminal serta komponen kinerja angkutan umum seperti  jumlah armada, kapasitas unit, kapasitas jalur, arus penumpang, dan lain-lain.

(13)

2.2.1 Jalur, Jaringan, Tempat Pemberhentian, dan Terminal

 Jalur angkutan umum adalah infrastruktur dan pelayanan yang disediakan

 pada jalan (alinyemen) yang telah ditentukan untuk jalur bus atau kereta pada  jadwal yang telah ditetapkan.

 Jaringan angkutan umum adalah sekumpulan jalur angkutan umum yang

saling berhubungan satu sama lain untuk efisiensi operasional dan pelayanan yang terintegrasi dengan baik untuk kenyamanan penumpang.

 Panjang jalur (km) adalah jarak antara dua terminal sepanjang jalur angkutan

umum.

 Panjang jaringan adalah panjang total dari semua alinemen yang dilayani oleh

satu jalur atau lebih.

 Transit stop merupakan lokasi di sepanjang jalur dimana kendaraan angkutan

umum menaikkan dan menurunkan penumpang, termasuk penggunaan rambu,  bangku, atau shelter .

 Transit station  adalah struktur dan fasilitas khusus yang disediakan untuk

naik-turun penumpang, tempat menunggu, dan transfer angkutan umum.

 Transfer station merupakan stasiun gabungan untuk dua atau lebih jalur

angkutan umum dimana penumpah dapat berpindah dari suatu jalur ke jalur angkutan umum lainnya.

 Terminal adalah stasiun akhir dari suatu jalur angkutan umum dimana terdapat

stasiun transfer besar yang menjadi tempat awal dan akhir pergerakan  penumpang atau tempat terjadinya transit dan transfer moda angkutan umum.

2.2.2 Kendaraan, Unit Angkutan Umum, Jumlah Armada

Penjadwalan dari operasional suatu jalur angkutan umum berdasarkan pada konsep unit angkutan umum yang didefinisikan sebagai sejumlah n kendaraan yang beroperasi. Jumlah armada (Nf ) adalah jumlah total kendaraan yang

diperlukan untuk operasional di suatu jalur atau di suatu jaringan secara keseluruhan. Jumlah armada terdiri dari jumlah kendaraan yang dibutuhkan untuk operasional pada umumnya (N) yang ditentukan pada saat operasional jam sibuk,

(14)

kendaraan cadangan untuk persedian jika ada kendaraan yang rusak (Nr ) dan

kendaraan yang sedang diperbaiki (Nm).

  

 



Pemanfaatan dari jumlah armada tergantung dari kondisi fisik dan efisiensi  penjadwalan yang diukur dengan faktor penggunaan armada yang dirumuskan

sebagai berikut:

    

 

2.2.3

H eadway

dan frekuensi

 Headway  (h) adalah selang waktu keberangkatan atau kedatangan antara dua armada yang melintas dari suatu titik pada suatu jalur angkutan umum pada arah yang sama. Dalam penjadwalan, headway dinyatakan dalam menit, bahkan dalam analisis kapasitas digunakan satuan detik. Penumpang angkutan umum lebih memilih angkutan umum dengan headway  yang pendek untuk meminimalisir waktu tunggu. Di sisi operator, untuk jumlah penumpang yang ada lebih baik mengoperasikan sedikit armada dengan kapasitas besar dibandingkan banyak armada dengan kapasitas sedikit. Sedangkan yang dimaksud frekuensi (f) adalah  jumlah armada yang melewati suatu titik pada suatu jalur angkutan umum pada

satu arah selama selang waktu tertentu.

2.2.4 Kapasitas Kendaraan

Kapasitas kendaraan (Cv) adalah jumlah penumpang maksimum yang dapat

diangkut oleh kendaraan tersebut. Kapasitas dalam kerangka ruang yang berarti kapasitas statis dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu:

a. Tempat duduk ditambah ruang untuk berdiri (KRL, Busway)

 b. Hanya tempat duduk (Paratransit seperti angkutan kota, Mikrolet, dll) c. Perbandingan antara tempat duduk dengan ruang untuk berdiri.

(15)

2.2.5 Kapasitas Jalur

Kapasitas jalur atau line capacity (C) adalah jumlah maksimum  penumpang yang bisa diangkut melewati titik tetap dalam satu arah selama satu  jam. Penentuan kapasitas jalur dapat ditentukan sebagai berikut:

  

  



  



 

2.2.6 Arus atau Volume Penumpang dan Produksi Pelayanan Angkutan Umum

Arus penumpang (pnp/waktu) atau volume penumpang (pnp/jam) merupakan nilai yang dapat merepresentasikan demand angkutan umum. Elemen ini dapat digunakan untuk menentukan produksi pelayanan angkutan umum. Untuk menghitung besaran total produksi pelayanan angkutan umum dengan menggunakan dimensi penumpang-kilometer ini perlu dibuat profil pengisian (loading profile) angkutan dalam satu trip. Profil pengisian ini merupakan grafik yang akan menggambarkan besar kecilnya jumlah penumpang di dalam kendaraan  pada setiap perhentian 1 (satu) trip. Sedangkan jumlah penumpang di dalam kendaraan bertambah besar apabila terdapat penumpang yang naik pada suatu  perhentian, dan akan bertambah kecil apabila ada penumpang turun.

Untuk menghitung besar produksi pelayanan angkutan umum ini dapat dilakukan dengan menghitung luas grafik yang terjadi, yaitu dengan mengalikan jumlah  penumpang yang terangkut (on board ) dengan jarak perjalanan rata-rata antar  pemberhentian.

Selain dapat dibentuk dari jumlah penumpang per jam angkutan umum dan jarak  perjalanan, profil pengisian (loading profile) ini juga dapat dibentuk dari jumlah  penumpang per jam angkutan umum pada setiap tempat pemberhentian. Berikut

(16)

Gambar 2.1 IlustrasiLoading Profile

2.2.7 Total Waktu Perjalanan Angkutan Umum

Total waktu perjalanan atau total travel time  angkutan umum merupakan durasi waktu yang dibutuhkan angkutan umum untuk melakukan perjalanan dari asal ke tujuan dan kembali lagi ke asal atau dapat dikatakan waktu perjalanan pulang dan  pergi untuk suatu trayek angkutan umum. Komponen waktu yang membentuk total travel time  ini adalah waktu naik/turun penumpang, waktu perjalanan (running time), dan waktu angkutan umum berada di terminal (terminal time).

2.3 Panduan Pengumpulan Data Angkutan Umum Perkotaan

Salah satu prinsip dasar dari pengelolaan angkutan adalah meminimalkan  penggunaan waktu, energi dan biaya dari pemakai jasa angkutan penumpang umum; serta mewujudkan angkutan umum sebagai sarana yang menarik untuk melakukan perjalanan sehari-hari.

Untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan pelayanan angkutan umum diperlukan suatu cara untuk mengevaluasi kinerja angkutan umum. Salah satu cara terbaik dalam mengevaluasi kinerja angkutan umum adalah dengan melakukan analisis terhadap indikator-indikator tertentu. Indikator-indikator tersebut di atas dapat diperoleh melalui dua jenis survei:

(17)

a. Survei dinamis

Indikator kinerja yang diperoleh dari survei ini meliputi jumlah penumpang, waktu perjalanan dan produktivitas ruas/trayek.

 b. Survei statis di terminal dan di ruas jalan

Dari survei ini dapat diperoleh keterangan mengenai jumlah armada operasi, kepenuhsesakan, frekuensi pelayanan, dan waktu pela yanan.

Panduan pengumpulan data angkutan umum perkotaan yang meliputi survei dinamis dan statis yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (2001) sebagai berikut.

2.3.1 Survei Dinamis

 – 

 Penumpang Naik Turun di Dalam Kendaraan

Survei penumpang naik turun di dalam kendaraan termasuk ke dalam survei dinamis, merupakan survei yang dilaksanakan di dalam kendaraan dengan metode  pencatatan jumlah penumpang yang naik dan turun kendaraan yang menempuh

suatu trayek, dimana penyigi mencatat jumlah penumpang yang naik dan turun dan atau waktu perjalanan pada tiap segmen. Dilaksanakannya survei dinamis adalah untuk mendapatkan data kinerja pelayanan angkutan dengan maksud mengetahui:

a. Jumlah penumpang yang diangkut pada trayek tertentu, yaitu;

Total penumpang yang naik dan turun dalam suatu trayek. Total penumpang naik/turun yang diperoleh dari survei ini dapat berupa total penumpang per hari, yang dapat digunakan untuk menghitung tarif angkutan, maupun total  penumpang pada jam-jam sibuk dan tidak sibuk, yang dapat digunakan untuk perencanaan trayek angkutan, serta untuk mengetahui tingkat kepenuh-sesakan kendaraan.

 b. Waktu perjalanan, yaitu :

Total waktu yang digunakan untuk melayani suatu trayek tertentu dalam sekali jalan, termasuk tundaan, waktu berhenti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang

(18)

c. Produktivitas ruas pada setiap trayek, yaitu:

Total penumpang yang naik dan turun per waktu pelayanan pada setiap segmen/ruas atau total penumpang naik dan turun per km pelayanan.

Survei dinamis ini bertujuan sebagai dasar evaluasi kinerja angkutan umum, mengidentifikasi permasalahan pada tiap-tiap trayek, seperti misalnya  penyimpangan trayek dan identifikasi kebutuhan jumlah armada, bisa berupa  penambahan maupun pengurangan armada.

Adapun target data yang diamati selama melakukan survei adalah : a. Waktu dan durasi survei

 b. Tanda nomor kendaraan

c. Kode dan nomor trayek serta jurusannya d. Jam keberangkatan kendaraan

e. Kapasitas kendaraan

f. Jumlah penumpang yang naik pada setiap segmen g. Jumlah penumpang yang turun pada setiap segmen h. Waktu tempuh untuk setiap segmen.

Langkah-langkah pelaksanaan survei penumpang naik turun di dalam kendaraan dapat dilakukan mengikuti panduan berikut:

a. Persiapan

1) Membagi panjang trayek dalam segmen-segmen berdasarkan;

• Tataguna lahan • Demografi

• Jarak antar halte

• Jarak antar persimpangan

Catatan: pembagian segmen yang paling praktis adalah berdasarkan jarak antar  persimpangan

2) Siapkan formulir isian

3) Koordinator membagi tugas para penyigi, misal:

• 1 (satu) orang mencatat waktu tempuh di tiap segmen, serta

(19)

 b. Pelaksanaan

1) Catat jam keberangkatan

2) Penyigi mengambil posisi strategis dalam kendaraan (sebaiknya dekat  pintu masuk dan keluar)

3) Penyigi mencatat data pada formulir isian dengan metode turus

Jumlah pengamatan dilakukan terhadap sekurang-kurangnya 6 (enam) perjalanan  pergi-pulang (pp) pada waktu sibuk pagi, 6 (enam) perjalanan pergi-pulang (pp)  pada waktu tidak sibuk dan 6 (enam) perjalanan pergipulang (pp) pada waktu

sibuk sore untuk tiap-tiap trayek yang diamati.

2.3.2 Survei Dinamis

 – 

 Wawancara Penumpang dalam Kendaraan

Survei ini dilakukan di dalam kendaraan umum dengan melakukan wawancara langsung kepada penumpang, sehingga diperoleh karakteristik perjalanan  penumpang dengan kendaraan umum pada suatu trayek.

Maksud dilaksanakannya survei ini adalah untuk mengumpulkan data yang  berkaitan dengan gambaran pelayanan angkutan umum, meliputi:

a. Asal dan tujuan penumpang pada tiap-tiap trayek

 b. Jumlah penumpang yang melakukan perpindahan dalam satu perjalanan untuk setiap trayek,

c. Moda lain yang digunakan sebelum dan sesudahnya

Adapun tujuan dari survei wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi kinerja pelayanan pada suatu trayek angkutan, yang akan digunakan untuk kegiatan perencanaan angkutan yang meliputi evaluasi tingkat pelayanan angkutan, serta penyusunan rencana dan program aksi.

Target data yang diamati selama pelaksanaan survei adalah a. Tanda nomor kendaraan

 b. Kode dan nama trayek c. Jam mulai/durasi survei

(20)

e. Perpindahan penumpang

f. Kendaraan yang digunakan sebelumnya g. Kendaraan yang digunakan sesudahnya

Tidak ada ketentuan yang pasti yang dapat diambil sebagai dasar dalam penetapan  jumlah sampel yang akan diwawancarai. Pada prinsipnya sampel yang diambil harus representatif. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan besarnya sampel :

a. Penetapan populasi yang menjadi obyek pengamatan (per hari atau per minggu)

 b. Jumlah total penumpang per trayek per hari (bila obyek pengamatan adalah  per hari)

c. Pengambilan sampel secara acak sepanjang hari (sepanjang jam pelayanan)

Pada prinsipnya besarnya sampel bisa diambil 10% dari populasi. Tetapi bila 10% dari populasi tersebut angka yang diperoleh di bawah 15, maka sampel yang diambil harus lebih besar dari 10%.

2.3.3 Survei Statis

Survei statis adalah survei yang dilakukan dari luar kendaraan dengan mengamati/menghitung/mencatat informasi dari setiap kendaraan penumpang umum yang melintas di ruas jalan pada setiap arah lalu lintas, serta di pintu masuk dan pintu keluar terminal.

Maksud pelaksanaan survei statis adalah untuk mengumpulkan data yang  berkaitan dengan gambaran pelayanan angkutan umum, meliputi:

a. Jumlah armada operasi adalah jumlah kendaraan penumpang umum dalam tiap trayek yang beroperasi selama waktu pelayanan.

 b. Kepenuhsesakan (overcrowding ) adalah indikator yang mengambarkan tingkat muatan angkutan. Bila indikatornya tinggi berarti penawaran tidak dapat memenuhi permintaan, sebaliknya bila indikator rendah berarti ada kemungkinan penawaran melebihi permintaan.

(21)

c. Frekuensi pelayanan adalah banyaknya kendaraan penumpang umum per satuan waktu. Besarannya dapat dinyatakan dalam kendaraan/jam atau kendaraan/hari.

d. Waktu pelayanan adalah waktu yang diberikan oleh setiap trayek untuk melayani rute tertentu dalam satu hari.

Tujuan pelaksanaan survei statis adalah untuk dipergunakan dalam:

a. Menilai dan menganalisis kinerja yang sesungguhnya dari setiap pelayanan angkutan umum dengan rute tetap dalam wilayah penelitian.

 b. Menilai apakah jumlah armada yang beroperasi sesuai dengan jumlah yang diizinkan

c. Menilai apakah terjadi penyimpangan trayek.

Data yang akan diamati dan dikumpulkan serta dicatat melalui formulir survei statis di luar bus, mencakup:

a.  Nomor trayek kendaraan  b. Kapasitas Kendaraan

c. Tanda Nomor Kendaraan

d. Jam kedatangan dan jam keberangkatan.

(22)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Langkah Kerja

Tahapan survei yang dilakukan dapat dilihat pada diagram alir berikut ini:

Gambar 3.1 F lowchartMetodologi Penelitian Operasional

Tahapan survei dimulai dengan melakukan studi pustaka terkait objek yang akan diamati. Kemudian dilanjutkan dengan tahap perencanaan survei yaitu merencanakan formulir yang akan digunakan, metode yang akan dilaksanakan,

(23)

lokasi yang akan disurvei serta waktu yang tepat dalam melaksanakan survei. Untuk studi kasus ini dilakukan pilot survei dimana pilot survei yang dilakukan terdiri dari pengecekan form suvei jumlah penumpang. Pengecekan dilakukan untuk mengetahui apakah form survei telah sesuai dengan desain survei yang akan digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Selain itu, dalam pilot survei juga dipastikan kesiapan surveyor baik dari segi kondisi fisik masing-masing surveyor maupun kemampuan dalam melaksanaan survei. Dalam pilot survei juga dilakukan pengamatan awal untuk mengetahui kondisi aktual dari rute Bus Damri yang dikaji.

Selanjutnya, dilakukan pelaksanaan survei, yaitu survei penumpang naik dan turun yang terdiri dari menghitung jumlah/total penumpang dalam trayek serta  penumpang masuk dan keluar pada setiap segmen yang ditetapkan. Headway juga

akan dapat diperoleh, yaitu dengan cara mencari selisih waktu tiba bus yang satu dan yang lainnya. Pada survei ini, headway didapat dari hasil pencatatan waktu kedatangan bus pada survei statis di terminal. Selain itu, dilakukan survey wawancana penumpang untuk mengetahui asal dan tujuan dari masing-masing  penumpang. Tahap berikutnya adalah mengumpulkan dan menganalisis data yang telah diperoleh. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis untuk memperoleh analisis kinerja angkutan umum.

3.1.1 Data Primer

Survei primer merupakan metode pencarian data dan informasi yang dilakukan secara langsung melalui responden di lapangan. Metode sample dalam studi kasus ini berupa observasi dan hasil kuisioner. Pada penelitian ini responden yang dipilih untuk diwawancarai adalah penumpang yang menggunakan Bus Damri. Data primer yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara langsung adalah  jumlah penumpang yang naik dan turun pada masing-masing segmen rute  perjalanan dan asal-tujuan perjalanan penumpang tersebut. Selain itu dapat juga diketahui dari hasil observasi diantaranya besarnya headway  rata-rata dan terminal time.

(24)

3.1.2 Data Sekunder

Survei sekunder merupakan metode pengumpulan data dari instansi pemerintah maupun instansi terkait. Hasil yang diharapkan dari data sekunder ini adalah  berupa uraian, data angka, atau peta mengenai keadaan wilayah studi. Data sekunder pada studi kasus ini diantaranya lokasi dari Terminal Cicaheum dan Terminal Leuwipanjang serta lokasi dari halte bis yang akan dijadikan tempat untuk menentukan nilai headway. Selain itu, data sekunder berikutnya berupa data trayek dari bus baik dari terminal Cicaheum menuju terminal Leuwi Panjang ataupun sebaliknya, karena trayek bus Damri yang berbeda pada kedua arah  perjalanan ini. Data sekunder lainnya adalah kapasitas tempat duduk dari bus

Damri tersebut.

3.2 Lokasi Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan pada rute trayek Bus Damri dari Terminal Cicaheum menuju Terminal Leuwi Panjang yang melewati Jalan Jenderal Ahmad Yani  – 

Jalan Ibrahim Adjie  –   Jalan Jakarta  –   Jalan Jenderal Ahmad Yani  –   Jalan Asia

Afrika  –   Jalan Otto Iskandar Dinata  –   Jalan Peta  –   Jalan Raya Kopo  –   Jalan

Soekarno Hatta.

 Namun, untuk arah dari Terminal Leuwi Panjang menuju Terminal Cicaheum melewati trayek yang berbeda yaitu dari Jalan Raya Kopo  –   Jalan Pasir Koja  – 

Jalan Pungkur  –  Jalan Dewi Sartika  –  Jalan Asia Afrika  –  Jalan Banceuy  –  Jalan

ABC –  Jalan Naripan –  Jalan Jenderal Ahmad Yani.

Lokasi survei beserta Terminal Cicaheum dan Terminal Leuwi Panjang dapat dilihat pada gambar berikut ini. Pembagian Segmen ditetapkan berdasarkan  potensi kantung demand  dan persimpiangan  –  persimpangan besar yang terdapat

(25)

Gambar 3.2 Lokasi Survei (Trayek) Bus Damri arah Terminal Cicaheum –  Leuwi Panjang dengan Segmentasi

Gambar 3.3 Lokasi Survei (Trayek) Bus Damri arah Terminal Leuwi Panjang - Cicaheum

Se me Se me Se me Se me Se me Se me Se me Se me Se me Se me Se me Se me Se me Segme Se me Se me Se me Se me

(26)

3.3 Waktu Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan pada hari Jumat, 21 April 2017. Keberangkatan dimulai dari Terminal Cicaheum, pada Pukul 06.31 dan tiba pada Pukul 07.20 di Terminal Leuwi Panjang. Kemudian dilanjutkan dengan berangkat dari Terminal Leuwi Panjang pada pukul 07.40 dan tiba di Terminal Cicaheum pada Pukul 08.24.

3.4 Metode Analisis

Dalam tugas besar ini akan dilakukan dua analisis yaitu analisis loading profile dan analisis matriks asal-tujuan. Dengan analisis ini diharapkan dapat mengevaluasi kinerja dan memberikan gambaran terkait operasional pelayanan Bus Damri selama ini. Metode analisis yang dilakukan yaitu analisis loading  profile dan matriks asal-tujuan akan dijelaskan pada sub-sub bab berikut.

3.4.1

Loading Profile

Dari survey naik-turun penumpang, didapatkan data jumlah penumpang naik dan  jumlah penumpang turun di setiap halte yang terdapat di sepanjang trayek. Dari

data tersebut kemudian dilakukan pengolahan berupa perhitungan jumlah  penumpang yang terdapat di dalam bus pada setiap s egmennya. Perhitungan dapat dilakukan sebagai berikut: Penumpang di dalam bus = kumulatif penumpang naik  –  kumulatif penumpang turun. Perhitungan jumlah penumpang di dalam bus

dilakukan untuk setiap segmen. Hal ini dilakukan untuk menggambarkan kondisi yang dialami penumpang di dalam bus serta akan digunakan juga untuk menganalisis tingkat keterisian bus Damri.

Data yang telah dikumpulkan akan diolah dengan dibuat dalam grafik hubungan antara jumlah penumpang yang naik dan yang turun dari bus pada setiap trayek dengan setiap Segmen/segmen jalan yang ditetapkan sebelumnya. Dari data survei tersebut dapat dilihat pula kondisi penumpang di dalam bus terkait kapasitas di dalam bus yakni total penumpang yang duduk dan yang berdiri.

(27)

 bus Damri itu sendiri pada setiap segmennya. Tingkat keterisian bus dapat dihitung dengan perhitungan:

      

 

Faktor muat (load factor ) dari bus Damri merupakan rata-rata tingkat keterisian  bus, dimana perhitungannya adalah sebagai berikut:

   ∑       



      

Selain dari faktor loading profile dan tingkat keterisian, kinerja operasional juga dapat ditinjau antara lain dari sisi waktu tempuh dan kecepatan operasi, headway, frekuensi pelayanan dan jumlah armada.

Berdasarkan hasil survey maka akan didapatkan data panjang segmen, waktu tempuh tiap segmen, lama berhenti di tiap halte, dan lama berhenti di terminal. Dari data tersebut dapat diolah dan dihitung kecepatan operasi bus pada setiap segmen serta waktu siklus dari bus. Kecepatan operasi bus setiap segmennya dihitung dengan cara sebagai berikut:



    

    

Waktu tempuh (travel time) untuk 1 rute dapat dihitung dengan cara sebagai  berikut:

 

    

    

(28)

Waktu siklus (cycle time) untuk rute Cicaheum  –   Leuwi Panjang dan arah

sebaliknya dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

      

Selain itu, dengan diketahui headway  rata-rata, maka frekuensi pelayanan bus  juga akan dapat diketahui serta dengan waktu siklus rata-rata yang diperoleh dari langkah sebelumnua, maka diperlukan jumlah armada yang beroperasi minimal dapat ditentukan dengan persamaan berikut:

       (

)

3.4.2 Matriks Asal-Tujuan

Dari hasil survei wawancara penumpang akan didapatkan asal kedatangan  penumpang dan tujuan dari perjalanan yang dilakukan. Segmen dalam pembuatan matriks asal-tujuan akan diberlakukan sama dengan segmentasi yang digunakan  pada survey untuk loading profile. Setiap penumpang yang naik dari Segmen tertentu dan turun ke Segmen tertentu lainnya, akan dimasukan hasilnya ke dalam matriks asal tujuan sesuai dengan Segmen naik dan turun yang telah disegmentasi atau ditetapkan.

(29)

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Damri

1. Trayek

Di kota Bandung terdapat 11 trayek untuk bus kota Damri, antara lain: 1. Trayek 1 : Cicaheum - Cibeureum

2. Trayek 2 : Ledeng - Leuwipanjang 3. Trayek 5 : Dipatiukur - Leuwipanjang 4. Trayek 6 : Elang  –  Jatinangor (bawah)

5. Trayek 6 : Elang  –  Jatinangor (tol)

6. Trayek 7 : Dipatiukur –  Jatinangor (tol)

7. Trayek 8 : Tanjungsari –  Kebon Kelapa

8. Trayek 9 : Cicaheum - Leuwipanjang 9. Trayek 11 : Cibiru –  Kebon Kelapa

10. Trayek 15 : Ciburuy  –  Alun-Alun

11. Trayek KBP : Kota Baru  –  Alun-Alun

Analisis ini difokuskan pada bus kota Damri jalur 9 dengan trayek Cicaheum  – 

Leuwipanjang.

2. Rute

Bus Damri dengan trayek Cicaheum  –   Leuwipanjang memiliki rute perjalanan

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Rute Bus Damri Trayek Cicaheum-Leuwipanjang

RUTE CICAHEUM - LEUWIPANJANG

Terminal Cicaheum  –  Jalan Jenderal Ahmad Yani  –  Jalan Ibrahim Adjie  –   Jalan

Jakarta  –   Jalan Jenderal Ahmad Yani  –   Jalan Asia Afrika  –   Jalan Otto Iskandar

Dinata  –   Jalan Peta  –   Jalan Raya Kopo  –   Jalan Soekarno Hatta  –   Terminal

(30)

RUTE LEUWIPANJANG - CICAHEUM

Terminal Leuwipanjang  –  Jalan Raya Kopo  –  Jalan Pasir Koja  –  Jalan Pungkur  – 

Jalan Dewi Sartika  –   Jalan Asia Afrika  –   Jalan Banceuy  –   Jalan ABC  –   Jalan

 Naripan –  Jalan Jenderal Ahmad Yani –  Terminal Cicaheum

Gambaran rute dari bus Damri trayek Cicaheum  –   Leuwipanjang dapat dilihat

 pada Gambar 4. 1.

Gambar 4.1 Rute Damri Trayek Cicaheum –  Leuwipanjang

Sedangkan, gambaran rute dari bus Damri trayek Leuwipanjang  –   Cicaheum

(31)

Gambar 4.2 Rute Damri Trayek Leuwipanjang –  Cicaheum

3. Kapasitas bus

Kapasitas bus adalah daya muat penumpang pada setiap bus angkutan umum, baik  penumpang yang duduk maupun yang berdiri. Berdasarkan hasil survei, kapasitas  bus Damri pada trayek Cicaheum

 –

 Leuwipanjang dapat dilihat pada Tabel 4. 2.

Tabel 4.2 Kapasitas bus Kapasitas Bus

Duduk 30 orang Berdiri 46 orang Total 76 orang

4. Jadwal bus

Setiap trayek Damri memiliki penjadwalan jam keberangkatan dan kedatangan untuk masing-masing bus nya, dimana jadwal tersebut yang akan dijadikan  patokan target pencapaian perjalanan dalam sehari dari setiap bus.

(32)

Tabel 4.3  merupakan jadwal time table  bus Damri untuk Jalur 9 Cicaheum  – 

Leuwipanjang dan Leuwipanjang  –  Cicaheum. Pada tabel ditunjukkan jadwal jam

keberangkatan dan kedatangan dari 22 bus Damri per RIT nya, dengan durasi waktu tempuh perjalanan setiap bus nya ditetapkan selama 60 menit per RIT dan interval waktu antar RIT selama 6 menit. Jumlah RIT yang dijadikan target  pencapaian minimal yaitu sebanyak 10 RIT per bus.

Tabel 4.3 Jadwal Time Table Bus Damri Jalur 9 Cicaheum-Leuwipanjang PP START DARI LEUWI PANJANG

BUS R I T 1 R I T 2 R I T 3 R I T 4 R I T 5 R I T 6 R I T 7 R I T 8 R I T 9 R I T 10 KE BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TI BA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA

1 5.00 6.00 6.06 7.06 7.12 8.12 8.18 9.18 9.24 10.24 10.30 11.30 11.36 12.36 12.42 13.42 13.48 14.48 14.54 15.54 2 5.06 6.06 6.12 7.12 7.18 8.18 8.24 9.24 9.30 10.30 10.36 11.36 11.42 12.42 12.48 13.48 13.54 14.54 15.00 16.00 3 5.12 6.12 6.18 7.18 7.24 8.24 8.30 9.30 9.36 10.36 10.42 11.42 11.48 12.48 12.54 13.54 14.00 15.00 15.06 16.06 4 5.18 6.18 6.24 7.24 7.30 8.30 8.36 9.36 9.42 10.42 10.48 11.48 11.54 12.54 13.00 14.00 14.06 15.06 15.12 16.12 5 5.24 6.24 6.30 7.30 7.36 8.36 8.42 9.42 9.48 10.48 10.54 11.54 12.00 13.00 13.06 14.06 14.12 15.12 15.18 16.18 6 5.30 6.30 6.36 7.36 7.42 8.42 8.48 9.48 9.54 10.54 11.00 12.00 12.06 13.06 13.12 14.12 14.18 15.18 15.24 16.24 7 5.36 6.36 6.42 7.42 7.48 8.48 8.54 9.54 10.00 11.00 11.06 12.06 12.12 13.12 13.18 14.18 14.24 15.24 15.30 16.30 8 5.42 6.42 6.48 7.48 7.54 8.54 9.00 10.00 10.06 11.06 11.12 12.12 12.18 13.18 13.24 14.24 14.30 15.30 15.36 16.36 9 5.48 6.48 6.54 7.54 8.00 9.00 9.06 10.06 10.12 11.12 11.18 12.18 12.24 13.24 13.30 14.30 14.36 15.36 15.42 16.42 10 5.54 6.54 7.00 8.00 8.06 9.06 9.12 10.12 10.18 11.18 11.24 12.24 12.30 13.30 13.36 14.36 14.42 15.42 15.48 16.48 11 6.00 7.00 7.06 8.06 8.12 9.12 9.18 10.18 10.24 11.24 11.30 12.30 12.36 13.36 13.42 14.42 14.48 15.48 15.54 16.54

START DARI CICAHEUM

BUS R I T 1 R I T 2 R I T 3 R I T 4 R I T 5 R I T 6 R I T 7 R I T 8 R I T 9 R I T 10 KE BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TI BA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA BRKT TIBA

1 5.00 6.00 6.06 7.06 7.12 8.12 8.18 9.18 9.24 10.24 10.30 11.30 11.36 12.36 12.42 13.42 13.48 14.48 14.54 15.54 2 5.06 6.06 6.12 7.12 7.18 8.18 8.24 9.24 9.30 10.30 10.36 11.36 11.42 12.42 12.48 13.48 13.54 14.54 15.00 16.00 3 5.12 6.12 6.18 7.18 7.24 8.24 8.30 9.30 9.36 10.36 10.42 11.42 11.48 12.48 12.54 13.54 14.00 15.00 15.06 16.06 4 5.18 6.18 6.24 7.24 7.30 8.30 8.36 9.36 9.42 10.42 10.48 11.48 11.54 12.54 13.00 14.00 14.06 15.06 15.12 16.12 5 5.24 6.24 6.30 7.30 7.36 8.36 8.42 9.42 9.48 10.48 10.54 11.54 12.00 13.00 13.06 14.06 14.12 15.12 15.18 16.18 6 5.30 6.30 6.36 7.36 7.42 8.42 8.48 9.48 9.54 10.54 11.00 12.00 12.06 13.06 13.12 14.12 14.18 15.18 15.24 16.24 7 5.36 6.36 6.42 7.42 7.48 8.48 8.54 9.54 10.00 11.00 11.06 12.06 12.12 13.12 13.18 14.18 14.24 15.24 15.30 16.30 8 5.42 6.42 6.48 7.48 7.54 8.54 9.00 10.00 10.06 11.06 11.12 12.12 12.18 13.18 13.24 14.24 14.30 15.30 15.36 16.36 9 5.48 6.48 6.54 7.54 8.00 9.00 9.06 10.06 10.12 11.12 11.18 12.18 12.24 13.24 13.30 14.30 14.36 15.36 15.42 16.42 10 5.54 6.54 7.00 8.00 8.06 9.06 9.12 10.12 10.18 11.18 11.24 12.24 12.30 13.30 13.36 14.36 14.42 15.42 15.48 16.48 11 6.00 7.00 7.06 8.06 8.12 9.12 9.18 10.18 10.24 11.24 11.30 12.30 12.36 13.36 13.42 14.42 14.48 15.48 15.54 16.54

(33)

5. Jumlah armada

Jumlah armada yang dioperasikan untuk trayek Cicaheum  –  Leuwipanjang yaitu

sebanyak 22 bus.

6. Jarak dan Waktu Tempuh

Untuk menempuh trayek Cicaheum  –  Leuwipanjang sepanjang 13 kilometer, bus

Damri direncanakan membutuhkan waktu tempuh selama 60 menit.

7. Tarif

Untuk perjalanan bus Damri trayek Cicaeheum  –   Leuwipanjang dikenakan tarif

sebesar Rp 5.000 per penumpang.

4.2 Data Naik Turun Penumpang

Survei naik turun penumpang dilakukan dengan cara survei dinamis dimana surveyor melakukan pencatatan data di dalam mobil Bus Damri yang sedang  beroperasi. Data yang diperoleh untuk naik turun penumpang dapat dilihat pada

Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.4 Data Survei Naik Turun Penumpang Cicaheum –  Leuwipanjang

 No. Segmen Panjang Segmen (km) Jumlah Penumpang  Naik Jumlah Penumpang Turun 1 Segmen 1 1.73 16 0 2 Segmen 2 1.67 3 0 3 Segmen 3 1.16 2 0 4 Segmen 4 0.97 0 3 5 Segmen 5 1.518 0 5 6 Segmen 6 0.718 1 5 7 Segmen 7 1.14 0 0 8 Segmen 8 0.916 0 3 9 Segmen 9 1.95 0 6

(34)

Tabel 4.5 Data Survei Naik Turun Penumpang Leuwipanjang –  Cicaheum

 No. Segmen Panjang Segmen (km) Jumlah Penumpang  Naik Jumlah Penumpang Turun 1 Segmen 1 1.73 18 0 2 Segmen 2 1.67 0 0 3 Segmen 3 1.16 2 0 4 Segmen 4 0.97 0 2 5 Segmen 5 1.518 0 6 6 Segmen 6 0.718 0 2 7 Segmen 7 1.14 0 4 8 Segmen 8 0.916 0 1 9 Segmen 9 1.95 0 5

4.3 Perhitungan

Loading Profile

Dari survei naik turun penumpang yang telah dilakukan didapatkan data jumlah  penumpang naik dan jumlah penumpang turun di setiap Segmen yang terdapat di

sepanjang trayek. Dari data –  data yang telah didapat tersebut kemudian dilakukan

 pengolahan data untuk mendapatkan berapa banyak jumlah penumpang yang terdapat di dalam bus pada setiap Segmen di sepanjang rute. Perhitungan jumlah  penumpang di dalam bus dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.

          

Perhitungan untuk jumah penumpang di dalam bus dilakukan di setiap Segmen di sepajang trayek, dengan maksud untuk mengetahui tingkat keterisian bus Damri. Berikut ini adalah Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 yang data jumlah penumpang di dalam  bus pada setiap Segmen untuk Trayek Cicaheum  –   Leuwipanjang dan Trayek

(35)

Tabel 4.6 Jumlah Penumpang di Dalam Bus Damri Rute Cicaheum –  Leuwipanjang Segmen Jumlah Penumpang  Naik Jumlah Penumpang Turun Jumlah Kumulatif Penumpang  Naik Jumlah Kumulatif Penumpang Turun Jumlah  penumpang dalam bus Segmen 1 16 0 16 0 16 Segmen 2 3 0 19 0 19 Segmen 3 2 0 21 0 21 Segmen 4 0 3 21 3 18 Segmen 5 0 5 21 8 13 Segmen 6 1 5 22 13 9 Segmen 7 0 0 22 13 9 Segmen 8 0 3 22 16 6 Segmen 9 0 6 22 22 0

Tabel 4.7 Jumlah Penumpang di Dalam Bus Damri Rute Leuwipanjang –  Cicaheum

Segmen Jumlah Penumpang  Naik Jumlah Penumpang Turun Jumlah Kumulatif Penumpang  Naik Jumlah Kumulatif Penumpang Turun Jumlah  penumpang dalam bus Segmen 1 18 0 18 0 18 Segmen 2 0 0 18 0 18 Segmen 3 2 0 20 0 20 Segmen 4 0 2 20 2 18 Segmen 5 0 6 20 8 12 Segmen 6 0 2 20 10 10 Segmen 7 0 4 20 14 6 Segmen 8 0 1 20 15 5 Segmen 9 0 5 20 20 0

(36)

Dari pengolahan data tersebut dapat dianalisis lebih lanjut lagi dengan menggunakan grafik  –  grafik sebagai berikut:

Gambar 4.3 Grafik Naik Turun Penumpang di Setiap Segmen Rute Cicaheum –  Leuwipanjang

Gambar 4.4 Grafik Naik Turun Penumpang di Setiap Segmen Rute Leuwipanjang –  Cicaheum

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Zona 7 Zona 8 Zona 9

   P    e    n    u    m    p    a    n    g

Grafik Penumpang Naik & Turun

Penumpang naik Penumpang turun

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Zona 9 Zona 8 Zona 7 Zona 6 Zona 5 Zona 4 Zona 3 Zona 2 Zona 1

   P    e    n    u    m    p    a    n    g

Grafik Penumpang Naik & Turun

(37)

Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa pada rute Cicaheum –  Leuwipanjang

 pada waktu saat dilakukan penelitian penumpang cenderung menggunakan Bus Damri untuk melakukan perjalanan jarak menengah dan jarak jauh. Terlihat dari  banyaknya penumpang yang naik di stasiun awal yaitu Terminal Cicaheum dan

mempunyai tujuan keberangkatan di Segmen yang berada di pertengahan trayek seperti di Segmen 4 (Jl. Ahmad Yani), Segmen 5 (Jl. Asia Afrika), Segmen 6 (Jl. Otto Iskandar Dinata) dan Segmen yang berada di akhir trayek seperti di Segmen 8 (Jl. Peta) dan Segmen 9 (Jl. Raya Kopo). Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa puncak penumpang naik adalah berada pada terminal awal (Terminal Cicaheum) dan puncak penumpang turun adalah berada di terminal akhir (Terminal Leuwipanjang).

Sedangkan untuk Gambar 4.2 yang menggambarkan naik turun penumpang rute Leuwipanjang  –   Cicaheum karakteristik penumpang cenderung tidak terlalu

 berbeda seperti pada rute Cicaheum  –   Leuwipanjang dimana tipe perjalanannya

adalah menengah dan jarak jauh. Dengan puncak penumpang yang naik berada di terminal awal (Terminal Leuwipanjang) sebanyak 18 penumpang dan puncak  penumpang turun berada pada di Segmen 5 (Jalan Naripan, ABC, dan Banceuy) sebanyak 6 penumpang. Pada saat perjalanan dari Leuwipanjang menuju Cicaheum hanya terjadi dua kali saja penumpang naik, yaitu pada terminal awal (Leuwipanjang) dan pada Segmen 7 (Jl. Pasir Koja) saja, selebihnya tidak ada  penumpang yang naik lagi selain di kedua Segmen yang telah disebutkan diatas.

(38)

Gambar 4.5 Grafik Kumulatif Penumpang Naik & Turun Rute Cicaheum - Leuwipanjang

Gambar 4.6 Grafik Kumulatif Penumpang Naik & Turun Rute Leuwipanjang –  Cicaheum

Dari Gambar 4.5 diatas didapat gambaran tentang data kumulatif dari jumlah  penumpang yang naik dan turun selama Damri rute Cicaheum  –   Leuwipanjang

 beroperasi. Dari grafik dilihat bahwa lonjakkan penumpang yang naik secara

0 5 10 15 20 25

Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Zona 7 Zona 8 Zona 9

   P    e    n    u    m    p    a    n    g

Grafik Kumulatif Penumpang Naik &

Turun

Kumulatif Penumpang naik Kumulatif penumpang turun

0 5 10 15 20 25

Zona 9 Zona 8 Zona 7 Zona 6 Zona 5 Zona 4 Zona 3 Zona 2 Zona 1

   P    e    n    u    m    p    a    n    g

Grafik Kumulatif Penumpang Naik &

Turun

(39)

 peningkatan angka kumulatif yang cukup signifikan. Berbeda dengan jumlah  penumpang yang turun, dimana terdapat distribusi yang lebih merata dimulai dari

Segmen ke 4 (Jl. Ahmad Yani) sampai dengan Segmen ke 9 (Jl. Raya Kopo).

Untuk Gambar 4.6 diatas menggambarkan data kumulatif dari jumlah penumpang yang naik dan turun selama Damri rute Leuwipanjang  –   Cicaheum beroperasi.

Sama seperti rute Cicaheum  –   Leuwipanjang, rute ini memiliki lonjakkan

 penumpang yang naik secara signifikan hanya pada termianal awal saja (Leuwipanjang). Sedangkan untuk kumulatif penumpang turun terjadi mulai di Segmen ke 6 (Jl. Dewi Sartika) sampai dengan Segmen ke 1 (J l. Ahmad Yani).

Gambar 4.7 GrafikLoading Pr ofi lePenumpang Rute Cicaheum –  Leuwipanjang

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Zona 7 Zona 8 Zona 9

   P    e    n    u    m    p    a    n    g

Loading Profile Cicaheum - Leuwipanjang

(40)

Gambar 4.8 GrafikLoading Profi le Penumpang Rute Leuwipanjang - Cicaheum

Berdasarkan Gambar 4.7 dan Gambar 4.8 dapat terlihat bahwa di kedua rute tersebut tidak memiliki jumlah penumpang yang cukup banyak. Semua  penumpang masih dapat dilayani dengan kursi, tidak sampai ada penumpang yang harus berdiri. Meskipun survei ini dilakukan pada hari Jumat pagi dimana seharusnya banyak penumpang yang menggunakan Damri, tetapi pada hari itu terjadi fenomena long weekend   dimana hal ini tentu saja dapat mempengaruhi karakteristik perjalanan dari pengguna bus Damri.

4.3.1 Tingkat Keterisian Bus Damri

Salah satu indikator untuk menentukan kinerja bus adalah dengan menghitung tingkat keterisian (occupancy rate). Tingkat keterisian dapat diperoleh dengan membandingkan jumlah penumpang yang terdapat di dalam bus dengan kapasitas total Bus Damri yang ditinjau pada setiap Segmen di sepanjang trayek. Tingkat keterisian di dalam bus dapat diperoleh dengan melakukan perhitungan sebagai  berikut.

      

 

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Zona 9 Zona 8 Zona 7 Zona 6 Zona 5 Zona 4 Zona 3 Zona 2 Zona 1

   P    e    n    u    m    p    a    n    g

Loading Profile Leuwipanjang - Cicaheum

(41)

Analisis selanjutnya adalah mencari nilai faktor muat (load factor ) yaitu merupakan angka yang menunjukkan tingkat rata  –   rata keterisian bus di suatu

trayek. Faktor muat (load factor ) di dalam bus dapat diperoleh dengan melakukan  perhitungan sebagai berikut.

   ∑        



      

Berikut ini adalah Tabel 4.8 dan Tabel 4.9 yang menunjukkan seberapa  besar tingkat keterisian dan faktor muat pada Bus Damri untuk masing  –  masing

rute Cicaheum –  Leuwipanjang dan Leuwipanjang  –  Cicaheum.

Tabel 4.8 Tingkat Keterisian dan Faktor Muat Bus Damri Rute Cicaheum –  Leuwipanjang

Segmen

Panjang Segmen, li

(km)

PNP Dalam Bus,

xi (orang) Faktor Muat (%) xi . li

Segmen 1 1.73 16 21.05% 27.68 Segmen 2 1.67 19 25.00% 31.73 Segmen 3 1.16 21 27.63% 24.36 Segmen 4 0.97 21 27.63% 20.37 Segmen 5 1.518 21 27.63% 31.878 Segmen 6 0.718 22 28.95% 15.796 Segmen 7 1.14 22 28.95% 25.08 Segmen 8 0.916 22 28.95% 20.152 Segmen 9 1.95 22 28.95% 42.9

(42)

Tabel 4.9 Tingkat Keterisian dan Faktor Muat Bus Damri Rute Leuwipanjang –  Cicaheum Segmen Panjang Segmen, li (km) PNP Dalam Bus,

xi (orang) Faktor Muat (%) xi . li

Segmen 1 1.73 18 23.68% 31.14 Segmen 2 1.12 18 23.68% 20.16 Segmen 3 1.16 20 26.32% 23.2 Segmen 4 0.97 20 26.32% 19.4 Segmen 5 1.78 20 26.32% 35.6 Segmen 6 0.852 20 26.32% 17.04 Segmen 7 0.857 20 26.32% 17.14 Segmen 8 1.2 20 26.32% 24 Segmen 9 1.18 20 26.32% 23.6

Faktor Muat Rata - Rata 25.73%

Gambar 4.9 Grafik Tingkat Keterisian Bus Damri Rute Cicaheum - Leuwipanjang

0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00%

Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Zona 7 Zona 8 Zona 9

Tingkat Keterisian Bus Damri Rute Cicaheum

-Leuwipanjang

(43)

Gambar 4.10 Grafik Tingkat Keterisian Bus Damri Rute Leuwipanjang - Cicaheum

Dari Gambar 4.9 dapat dilihat bahwa pada rute Damri Cicaheum  –  Leuwipanjang

titik maksimum load factor  berada pada sepanjang Segmen 6 (Jl. Otto Iskandar Dinata) sampai dengan Segmen 9 (Jl. Raya Kopo) dengan nilai sebesar 29% dan dengan faktor muat rata  –  rata sebesar 27.19%. Sedangkan untuk grafik 4.8 yang

menunjukan rute Damri Leuwipanjang  –   Cicaheum tingkat keterisiannya hanya

mencapai 27% saja dan nilai faktor muat rata  –  rata sebesar 25.73%.

4.3.2 Waktu Tempuh dan Kecepatan Operasi Bus Damri

Berdasarkan hasil survei didapat data seperti panjang segmen, waktu tempuh  perjalanan, dan lamanya waktu singgah di terminal. Dari data  –  data diatas dapat

dihitung kecepatan operasi bus pada tiap segmen dan waktu siklus dari Bus Damri. Kecepatan operasional bus setiap segmennya dapat dihitung dengan cara  berikut.



    

    

22.00% 22.50% 23.00% 23.50% 24.00% 24.50% 25.00% 25.50% 26.00% 26.50% 27.00%

Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Zona 7 Zona 8 Zona 9

Tingkat Keterisian Bus Damri Rute Leuwupanjang

- Cicaheum

(44)

Selain kecepatan operasional, dapat juga dihitung waktu tempuh ( travel time) untuk 1 rute dengan cara seperti berikut.

 

    

    

Waktu siklus (cycle time) untuk rute Cicaheum  –   Leuwipanjang dapat dihitung

seperti berikut.

        

Dari hasil survei didapat nilai untuk waktu tempuh dan kecepatan operasi seperti  pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.10 Waktu tempuh, Total Waktu berhenti tiap Segmen, dan Kecepatan Operasi Bus Damri Rute Cicaheum –  Leuwipanjang

Segmen Panjang Segmen (km) Waktu Tempuh Kecepatan Segmen 1 1.73 06:20 16.38947368 Segmen 2 1.67 08:55 11.23738318 Segmen 3 1.16 05:48 12 Segmen 4 0.97 03:34 16.31775701 Segmen 5 1.518 06:08 14.85 Segmen 6 0.718 02:35 16.67612903 Segmen 7 1.14 04:08 16.5483871 Segmen 8 0.916 04:12 13.08571429 Segmen 9 1.95 07:23 15.84650113 Total 11.772 49:03

(45)

Tabel 4.11 Waktu tempuh, Total Waktu berhenti tiap Segmen, dan Kecepatan Operasi Bus Damri Rute Leuwipanjang –  Cicaheum

Segmen Panjang Segmen (km) Waktu Tempuh Kecepatan Segmen 1 1.73 07:47 13.33618844 Segmen 2 1.12 06:24 10.5 Segmen 3 1.16 05:48 12 Segmen 4 0.97 03:22 17.28712871 Segmen 5 1.78 04:33 23.47252747 Segmen 6 0.852 04:05 12.51918367 Segmen 7 0.857 03:25 15.0497561 Segmen 8 1.2 03:52 18.62068966 Segmen 9 1.18 05:03 14.01980198 Total 10.849 44:19

Dari hasil perhitungan, didapat waktu tempuh untuk Damri Rute Cicaheum  – 

Leuwipanjang adalah selama 49 menit dan waktu terminal ( lay over time) selama 28 menit. Sedangkan untuk rute Leuwipanjang  –   Cicaheum nilai waktu

tempuhnya adalah selama 44 menit dan dengan waktu terminal ( lay over time) selama 32 menit.

    

          

Kecepatan operasi rata –  rata yang dihasilkan oleh Damri untuk rute Cicaheum  – 

Leuwipanjang adalah sebesar 14.8 km / jam dan sedangkan untuk rute Leuwipanjang –  cicaheum mempunyai kecepatan rata –  rata 15.2 km / jam.

4.3.3 Jumlah Armada yang Dibutuhkan

Dengan headway sebesar 8 menit, maka frekuensi pelayanan pelayanan bus dalam satu jam adalah sebanyak 8 bus / jam. Dengan waktu siklus sebesar 122 menit, maka diperlukan jumlah armada yang beroperasi minimal sebanyak:

(46)

          (

 )

 

        

Dari hasil perhitungan, dibutuhkan setidaknya 17 bus untuk trayek Cicaheum  – 

Leuwipanjang untuk menjaga nilai headway  yang terjadi sebesar 8 menit. Dari kondisi actual diketahui bahwa jumlah armada Damri rute Cicaheum Leuwipanjang –  Cicaheum adalah berjumlah 22 bus. Maka kondisi yang terjadi di

lapangan sudah memenuhi untuk menjaga agar headway tetap 8 menit.

4.4 Asal

 – 

 Tujuan Penumpang Bus Damri

Untuk menentukan Segmensi dalam menentukan daerah asal dan tujuan  penumpang, digunakan sistem Segmensi seperti pada pengamatan naik turun  penumpang. Berikut adalah data dari Asal Tujuan untuk masing –  masing rute.

Tabel 4.12 Matris Asal Tujuan Damri Rute Cicaheum - Leuwipanjang

Asal/Tujuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total Asal

1 - - - 2 4 2 - 1 7 16 2 - - - 3 - - - 3 3 - - - - 1 - 1 - - 2 4 - - - 0 5 - - - 0 6 - - - 1 - 1 7 - - - 0 8 - - - 0 9 - - - 0 Total Tujuan 0 0 0 2 5 5 1 2 7 22

(47)

Tabel 4.13 Matriks Asal Tujuan Damri Rute Leuwipanjang - Cicaheum

Asal/Tujuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total Asal

1 - - - 0 2 - - - 0 3 - - - 0 4 - - - 0 5 - - - 0 6 - - - 0 7 1 - - 1 - - - 2 8 - - - 0 9 4 1 4 1 7 1 - - - 18 Total Tujuan 5 1 4 2 7 1 0 0 0 20

Pada matriks yang ditunjukkan oleh Tabel 4.12 menunjukkan bahwa pola  pergerakan yang terjadi adalah pola pergerakan menengah sampai dengan  pergerakan jarak jauh karena pada matriks tersebut dapat dilihat bahwa  penumpang banyak yang turun di Segmen 4 sampai dengan 9. Hal ini juga

didukung oleh data bahwa Segmen 9 merupakan Segmen yang memiliki  penumpang turun terbanyak.

Sedangkan untuk matriks pada Tabel 4.13 menunjukkan bahwa penumpang cenderung hanya melakukan perjalanan dari terminal awal saja (terminal Leuwipanjang) dan tipe pergerakannya adalah tipe pergerakkan menengah dan  jarak jauh.

(48)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Dari data survei Naik Turun Penumpang pada Koridor Cicaheum  – 

Leuwipanjang, jumlah penumpang naik maksimum berasal dari Segmen 1 (Terminal Cicaheum  –  Persimpangan Jl. Jend Ahmad Yani) yaitu sebanyak 16

orang (73% dari jumlah penumpang naik sepanjang Koridor Cicaheum  – 

Leuwipanjang) dan jumlah penumpang turun maksimum berasal dari Segmen 9 (Persimpangan Jl. Kopo  –  Terminal Leuwipanjang) yaitu sebanyak 6 orang

(27% dari jumlah penumpang turun sepanjang Koridor Cicaheum  – 

Leuwipanjang).

2. - Tingkat keterisiian (Load Factor) Damri untuk rute cicaheum  –  leuwipanjang

 pada waktu dilaksanakan studi ini adalah sebesar 29% dengan factor muat rata-rata sebesar 27.19%, sedangkan load factor untuk rute leuwipanjang  – 

cicaheum adalah sebesar 27% dengan nilai factor muat rata-rata sebesar 25.73% Kondisi load factor ini masih tergolong rendah.

- Waktu siklus rata-rata Damri koridor 9 adalah 2 jam 1 menit 22 detik

- Kecepatan rata-rata Damri sepanjang rute Caheum-Leuwipanjang adalah sebesar 14.8 km/jam dan rute Leuwipanjang  –   Cicaheum sebesar 15.2

km/jam

3. Berdasarkan sampel penumpang pada Rute Cicaheum  –   Leuwipanjang,

diketahui bahwa pada waktu pelaksanaan studi ini sebagian besar Segmen asal penumpang didominasi dari Segmen 1 (Terminal Cicaheum), dan Segmen tujuan penumpang didominasi dengan tujuan ke Segmen 9 (Terminal Leuwipanjang). Sedangkan sampel penumpang pada Rute Leuwipanjang  – 

(49)

Leuwipanjang), dan Segmen tujuan penumpang didominasi dengan tujuan ke Segmen 5 (Jl. Asia Afrika).

4. Berdasarkan hasil survei, diperoleh kapasitas Bus Damri sebanyak 76 orang yang terdiri dari 30 kursi dan 46 handholder.

- Headway rata-rata dari Bus Damri Koridor 9 pada waktu pelaksanaan studi adalah sebesar 8 menit.

- Frekuensi Bus Damri pada waktu pelaksanaan studi ini adalah 17 keberangkatan bus dalam 1 jam.

5.2 Saran

1. Pihak Damri sebaiknya lebih memperhatikan fasilitas bagi penumpang disabilitas

2. Pihak Damri disarankan untuk membuat halte di kantung demand agar  penumpang tidak naik dan turun sembarangan

3. Pihak Damri dan Pemerintah Kota Bandung sebaiknya lebih meningkatkan ketertarikan masyarakat untuk menggunakan transportasi umum

4. Dalam melakukan survei sebaiknya dilakukan persiapan yang lebih matang terlebih dahulu sehingga hasil survei dapat lebih maksimal

5. Penentuan waktu survei mempertimbangkan beberapa hal yang mempengaruhi pengambilan data

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 2001. Panduan Pengumpulan Data Angkutan Umum Perkotaan. Jakarta : Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan  Angkutan Jalan

Vuchic, R, Vukan. 2005. Urban Transit Operarations, Planning, and Economics. John Willey & Sons Inc.

(51)

LAMPIRAN

Foto Kegiatan

Bus DAMRI Jalur 9 Trayek Cicaheum

 –

 Leuwipanjang

(52)

Jadwal Time Table Bus Kota Jalur 9 Trayek Cicaheum

 –

 Leuwipanjang PP

(53)

Form Survey

SURVEI ASAL-TUJUAN & NAIK-TURUN PENUMPANG

Hari, tanggal :

Jam Berangkat :

Jam Tiba :

Terminal Asal :

Terminal Tujuan :

(54)

SURVEI ASAL-TUJUAN & NAIK-TURUN PENUMPANG Hari, tanggal : Jam Berangkat : Jam Tiba : Terminal Asal : Terminal Tujuan : No Asal Tujuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Gambar

Gambar 1.1 Rute Damri Cicaheum  –   Leuwipanjang
Gambar 2.1 Ilustrasi Loading Profile
Gambar 3.1  F lowchart Metodologi Penelitian Operasional
Gambar 3.2 Lokasi Survei (Trayek) Bus Damri arah Terminal Cicaheum  –   Leuwi Panjang dengan Segmentasi
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Data primer yaitu data yang diperoleh dari kondisi lapangan dan data hasil kuisoner adalah: data kapasitas kendaraan umum; data jumlah penumpang naik/turun; data

Data yang digunakan dalam penelitian berjudul Evaluasi Kinerja Angkutan Umum Perkotaan di Kota Denpasar ini adalah data primer yang terdiri dari data jumlah naik turun

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan selama satu minggu diperoleh data jumlah penumpang yang menggunakan moda Mini Bus untuk rute Meulaboh – Banda Aceh dapat dilihat

Pelaksanaan penelitian ini dengan melalui tahapan-tahapan, yaitu: Studi Literatur, Pengumpulan Data Primer (data jumlah penumpang naik/turun , data waktu tempuh,