• Tidak ada hasil yang ditemukan

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TABANAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TABANAN"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

KABUPATEN TABANAN

TAHUN 2019

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

KABUPATEN TABANAN

Jl. Debes Nomor 20 Tabanan Telp (0361) 814592

Email : satpolpp.tabanan@gmail.com

(2)

Tabanan, Pebruari 2020 Kepala Satuan Polisi Pamong Praja

Kabupaten Tabanan,

I Wayan Sarba, S.Sos, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 19631020 198303 1 009

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan tahun 2019 dapat dirampungkan.

Penyusunan LKjIP wajib dilakukan dalam kerangka Good Goverment sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Inpres tersebut mewajibkan instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

Rampungnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan tahun 2019 ini, tidak lepas dari kerja keras seluruh pejabat dan staf pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh Panitia Pelaksanaan LKjIP Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan serta seluruh staf.

Dengan berbagai keterbatasan yang ada, disadari LKjIP 2018 masih banyak kekurangannya. Oleh karenanya, dimohon koreksi dan masukan dari para pembaca untuk perbaikan kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan dimasa yang akan datang.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Umum ... 1

B. Dasar Hukum ... 3

C. Kewenangan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan ... 6

D. Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan ... 24

E. Gambaran Umum Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan ... 28

F. Penentuan Isu-isu Strategis ... 29

G. Sistematika Penyajian ... 29

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis ... 32

1. Visi ... 33

2. Misi ... 34

3. Tujuan dan Sasaran ... 35

4. IKU (Indikator Kinerja Utama) ... 36

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2019 ... 38

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan Tahun 2019... 47

(4)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 70 B. Saran-saran ... 71

(5)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan tahun 2019 memuat informasi tentang Capaian Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan tahun 2019. LKjIP ini merupakan realisasi dalam tahun 2019 telah dilaksanakan 16 (enam belas) kegiatan yang tercakup dalam 7 (tujuh) program. Pencapaian kinerja tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Pengukuran Kegiatan secara umum telah mencapai hasil yang cukup baik dilihat dari capaiannya terhadap indikator yang telah ditentukan;

2. Sasaran Strategis yang ingin diwujudkan Satuan Polisi Pamong Praja terdapat 4 (empat) sasaran yaitu :

a. Menurunnya Pelanggaran Peraturan Daerah

b. Meningkatkan kesiapsiagaan Perlindungan masyarakat c. Meningkatkan kesiapsiagaan Pemadam Kebakaran

d. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Polisi Pamong Praja

Keberhasilan Pencapaian Sasaran tersebut tidak terlepas dari adanya hak-hak pendukung seperti fokus / prioritas pembangunan, yang telah dirumuskan secara jelas dan terukur, kesadaran masyarakat yang tinggi dalam mendukung program pemerintah. Kondisi Pemerintah yang aman dan tertib serta daya kerja aparatur yang semakin baik dalam mengemban misi pelayanan publik.

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A.UMUM

Sejak bergulirnya otonomi daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 sebagaimana diubah menjadi Undang-Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka kemauan Pemerintah Kabupaten Tabanan untuk mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik menuju Good Governance terus dimantapkan. Kehadiran UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih serta Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), telah mendorong perkembangan sistem pemerintahan yang bersih dengan tekad melakukan reformasi pengelolaan keuangan. Pemerintah Kabupaten Tabanan beserta seluruh jajarannya, termasuk Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan bertekad mengemban amanat rakyat sesuai dengan arus reformasi dan paradigma baru yang berkembang di masyarakat. Perubahan ini mengharuskan pemerintah untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, sehingga dituntut terselenggaranya manajemen pemerintahan dan pembangunan yang berdaya guna serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Penyelenggaraan sistem pemerintahan daerah yang demokratis, desentralistik dan berorientasi pada transparansi dan akuntabilitas melalui kontrol masyarakat diyakini mampu mewujudkan tiga tujuan otonomi daerah yaitu : Layanan publik, kesejahteraan masyarakat dan daya saing daerah.

Tata kelola kepemerintahan yang baik menuju good governance, merupakan dambaan setiap warga negara. Gerakan tata kelola kepemerintahan yang baik menuju good governance telah dirintis sejak lahirnya Ketetapan MPR No. XI/MPR/1998 dan Undang – Undang No. 28 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN. Untuk mendukung gerakan tersebut, Presiden Republik Indonesia, menerbitkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999. Inpres Nomor 7 tahun 1999 mewajibkan setiap pejabat eselon 2

(7)

(dua) ke atas menyusun Perencanaan Strategis (Renstra) dan melapokan hasil pelaksanaannya dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP).

Setelah berjalan selama lima tahun, Inpres Nomor 7 Tahun 1999 dipandang belum optimal. Inpres Nomor 7 Tahun 1999 baru mampu mengubah main set birokrasi menuju good governance pada tataran wacana, belum banyak menyentuh praktek. Memperhatikan kondisi tersebut, maka Presiden Republik Indonesia menerbitkan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Implementasi dari Inpres Nomor 7 Tahun 1999 maupun Inpres Nomor 5 Tahun 2004 diterapkan dalam bentuk Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sistem AKIP merupakan sistem manajemen pemerintahan berfokus pada peningkatan akuntabilitas yang berorientasi pada hasil (Outcomes oriented). Sistem AKIP diimplementasikan secara “self assesment” oleh masing-masing instansi pemerintah. Self assesment maksudnya, instansi pemerintah membuat perencanaan dan pelaksanaan, serta mengukur/mengevaluasi kinerjanya sendiri dan melaporkannya kepada instansi yang lebih tinggi.

Sistem AKIP terus dimantapkan, seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Lahirnya peraturan perundang-undangan tersebut mengamanatkan kewajiban pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan akuntabel.

Untuk memberikan jaminan bahwa layanan pada setiap urusan pemerintah dilaksanakan dengan standar tertentu, sesuai dengan kewenangan pemerintah maupun pemerintah daerah, maka pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam menyusun SPM. SPM berisi ketentuan-ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara

(8)

minimal. Dengan adanya SPM, maka Sistem AKIP semakin mantap, pelaporan capaian kinerja semakin transparan dan menjamin pelaksanaan SPM di masyarakat. Sebagai Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan, berupaya menyusun Perencanaan Strategis (Renstra). Renstra dijabarkan dalam rencana Kinerja Tahunan (RKT), RKT yang telah mendapatkan persetujuan alokasi dana dipakai sebagai dasar menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). RKA yang telah mendapat persetujuan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) menjadi Dokumen Pelaksanaan Anggran (DPA). Kegiatan-kegiatan yang bersifat strategis ditetapkan menjadi Penetapan Kinerja.

Penetapan kinerja memuat : Pernyataan Penetapan Kinerja Aparatur beserta Lampiran yang berisi : Program-program utama, Sub Program Kerja (Kegiatan), Sasaran yang mencerminkan sesuatu yang akan dicapai secara nyata dari pelaksanaan program dalam rumusan yang spesifik, terukur, dan berorientasi pada hasil (outcome), Ukuran-ukuran kinerja yang jelas berupa (Indikator kinerja output dan atau outcome, Rencana tingkat capaian untuk masing-masing indikator dan Anggaran untuk setiap program utama). Pelaksanaan Penetapan Kinerja ini dilaporkan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP).

B.Dasar Hukum

Pembangunan ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat serta memperkuat jati diri dan kepribadian masyarakat dalam pendekatan lokal, nasional dan global yang meliputi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam perencananan pembangunan, Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan memperhatikan keseimbangan berbagai aspek dalam satu kesatuan wilayah pembangunan ekonomi, hukum, sosial, budaya, politik, pemerintahan dan lingkungan hidup untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan, dengan diikuti oleh penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel (good governance). Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan aspirasi serta cita-cita masyarakat dalam mencapai masa depan yang lebih baik. Berkaitan

(9)

jawaban yang tepat, jelas dan terukur, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bertitik tolak dari hal tersebut, maka dalam konsep Sistem AKIP, penyusunan LKjIP tentu didasari oleh peraturan perundang-undangan. Adapun dasar hukum penyusunan LKjIP Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan adalah :

1. Landasan Idiil yaitu Pancasila,

2. Landasan Konstitusional yaitu UUD 1945, 3. Landasan Operasional :

a. Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

b. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 75; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomr 47 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286 );

d. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355 );

e. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400 );

f. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

(10)

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ); sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844 );

g. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

h. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

i. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman penyusunan dan penerapan standar pelayanan minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

j. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614 );

k. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614 );

l. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

(11)

m.Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

n. Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

o. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 589/IX/6/Y/99 tanggal 20 September 1999 yang kemudian diperbaharui dengan Keputusan Nomor 239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003;

p. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tabanan Tahun 2016 Nomor 13, tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 13);

q. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Satuan Polisi Pamong Praja;

r. Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil;

s. Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2018 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2019;

t. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2019 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2018 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2019;

u. Peraturan Bupati Nomor : 52 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan (Berita Daerah Kabupaten Tabanan Tahun 2013 Nomor 53).

C.Kewenangan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan merupakan salah satu Unit Kerja Perangkat Daerah

(12)

(SKPD) Pemerintah Kabupaten Tabanan yang merupakan unsur pelaksana tekhnis di bidang ketentraman dan ketertiban masyarakat yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Bupati.

Tugas pokok Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan adalah melaksanakan urusan Pemerintahan dalam bidang penegakan hukum peraturan daerah, keamanan dan ketertiban, untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Melakukan perumusan kebijakan dalam bidang Satuan Polisi Pamong Praja.

2. Melaksanakan Operasional Penegakan Peraturan Daerah / Peraturan Kepala Daerah, Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.

3. Melaksanakan Pendataan, Pengembangan dan Pembinaan PPNS

4. Menjaga ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat di wilayah Kabupaten Tabanan.

5. Melakukan pendataan dan mengevaluasi kondisi ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di Kabupaten Tabanan.

6. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait sesuai dengan Misi keempat Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan.

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan dipimpin oleh seorang Kepala Satuan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekda dan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan dalam bidang penegakan hukum peraturan daerah, keamanan dan ketertiban. Adapun uraian tugas pokok dan fungsinya sebagai berikut :

1. Kepala Satuan mempunyai tugas :

a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintah idang ketentraman dan ketertiban umum.

b. Merumuskan kebijakan teknis dan melaksanakan penegakan Peraturan Daerah, Penyelenggaraan Ketertiban umum dan Ketentraman Masyarakat serta Perlindungan Masyarakat.

(13)

c. Merumuskan kebijakan teknis dan strategi dalam penanggulangan, pemadaman, pencegahan bahaya / bencana kebakaran serta kebijakan peningkatan sumber daya manusia lingkup kebakaran.

d. Melaksanakan koordinasi Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah dan atau aparatur lainnya.

e. Melaksanakan pengawasan terhadap masyarakat, aparatur atau badan hukum agar mematuhi dan menaati Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.

f. Mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasi tugas-tugas bawahannya sesuai dengan bidangnya masing-masing.

g. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan kepada bawahan.

h. Memeriksa hasil kerja bawahan.

i. Mengevaluasi dan mempertanggungjawabkan hasil kerja bawahan. j. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kinerja kepada Bupati. k. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh atasan.

2. Sekretaris Satuan mempunyai tugas :

a. Menyusun program kerja Satuan Polisi Pamong Praja berdasarkan recana kegiatan masing-masing bidang dan rencana kegiatan sekretariat.

b. Menyusun laporan pertanggungjawaban kinerja Satuan Polisi Pamong Praja berdasarkan laporan hasil kegiatan masing-masing bidang dan sekretariat.

c. Mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas bawahan sesuai dengan bidangnya masing-masing.

d. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan kepada bawahan.

e. Memeriksa hasil kerja bawahannya.

f. Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian.

g. Melaksanakan pengelolaan urusan umum dan perlengkapan. h. Melaksanakan pengelolaan urusan keuangan.

(14)

i. Mengevaluasi dan mempertanggungjawabkan hasil kerja bawahannya. j. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh atasan.

3. Kasubbag Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas : a. Melaksanakan urusan ketatausahaan umum.

b. Melaksanakan urusan rumah tangga dan pemeliharaan barang pada SKPD.

c. Melaksanakan administrasi kepegawaian serta mengadakan pembinaan dan peningkatan disiplin pegawai dilingkungan SKPD berdasarkan ketentuan yang berlaku.

d. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis.

e. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.

f. Membimbing mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas. g. Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier.

h. Menginventarisasi permasalahan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian serta mencari alternatif pemecahannya.

i. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan. j. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi

dan pertanggungjawaban.

4. Kasubbag Keuangan mempunyai tugas :

a. Melaksanakan pembukuan, perhitungan anggaran, verifikasi dan perbendaharaan administrasi keuangan.

b. Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran. c. Menyusun laporan keuangan SKPD secara berkala.

d. Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan, penerimaan, penyimpanan,pengeluaran, distribusi dan administrasi penghapusan barang.

(15)

f. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis.

g. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.

h. Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas. i. Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier.

j. Menginventarisasi permasalahan Sub Bagian Keuangan serta mencari alternatif pemecahannya.

k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan l. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi

dan pertanggungjawaban.

5. Kasubbag Perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas :

a. Menyusun dan merumuskan perencanaan dan program kerja pada SKPD b. Mengumpulkan / menghimpun data dari semua bidang sebagai bahan

dalam penyusunan program dan anggaran SKPD.

c. Penyusunan laporan kinerja SKPD dan laporan berkala lainnya.

d. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis.

e. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.

f. Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas. g. Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier.

h. Menginventarisasi permasalahan Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan serta mencari alternatif pemecahannya.

i. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan. j. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi

dan pertanggingjawaban.

6. Kabid Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat mempunyai tugas : a. Menyiapkan rencana kegiatan Bidang sebagai bahan penyusunan

(16)

b. Menyusun laporan hasil kegiatan Bidang sebagai bahan penyusunan laporan pertanggungjawaban kinerja Satuan Polisi Pamong Praja.

c. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, pelaksanaan pengamanan, pengawalan dan protokoler.

d. Melaksanakan pengendalian, pengawasan, dan penertiban terhadap ketentraman masyarakat.

e. Membantu pengamanan Pimpinan Daerah dan pengawalan tamu VVIP termasuk Pejabat Negara dan Tamu Negara.

f. Melaksanakan pengamanan dan penertiban aset yang belum teradministrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. g. Membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan Pemilihan

Umum dan Pemilihan Umum Kepala Daerah.

h. Membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan keramaian daerah dan atau kegiatan yang bersekala massal.

i. Mengadakan koordinasi dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan atau Aparatur lainnya.

j. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis.

k. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.

l. Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas. m.Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier.

n. Menginventarisasi permasalahan bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta mencari alternatif pemecahannya.

o. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan. p. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi

dan pertanggungjawaban.

7. Kasi Pengendalian Masyarakat mempunyai tugas :

(17)

b. Menyiapkan petunjuk teknis operasional dalam rangka ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

c. Membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan Pemilu dan Pemilukada.

d. Membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan keramaian daerah atau kegiatan yang bersekala massal.

e. Mengkoordinasikan pelaksanaan patroli dalam rangka ketentraman dan ketertiban umum.

f. Mengatur pelaksanaan pengamanan unjuk rasa dan kerusuhan massa. g. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang telah

ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis.

h. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.

i. Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas.

j. Membimbing mengarahkan bawahan sebagai bahan pengembangan karier.

k. Menginventarisasi permasalahan seksi pengendalian masyarakat serta mencari alternatif pemecahannya.

l. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan. m.Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi

dan pertanggungjawaban.

8. Kasi Kerjasama mempunyai tugas :

a. Menyiapkan rencana kegiatan seksi kerjasama dan tindak internal sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan bidang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

b. Menyusun laporan hasil kegiatan Seksi sebagai bahan penyusunan laporan hasil kegiatan bidang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

c. Mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas bawahan sesuai dengan bidangnya masing-masing.

(18)

d. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan kepada bawahan.

e. Memeriksa hasil kerja bawahan.

f. Menyiapkan petunjuk teknis kerjasama dalam rangka ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

g. Melakasanakan kerjasama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil, Instansi Terkait, Lembaga Masyarakat, LSM, dan Ormas dalam rangka mewujudkan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

h. Mengevaluasi dan mempertanggungjawabkan hasil kerja bawahan. i. Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas. j. Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier.

k. Menginventarisasi permasalahan seksi serta mencari alternatif pemecahannya.

l. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan. m.Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi

dan pertanggungjawaban.

9. Kasi Pampim dan Tamu-Tamu Daerah mempunyai tugas :

a. Menyiapkan rencana kegiatan seksi sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.

b. Menyusun laporan hasil kegiatan Seksi sebagai bahan penyusunan laporan hasil kegiatan bidang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

c. Mengatur pelaksanaan pengamanan Pimpinan Daerah dan pengawalan tamu VVIP termasuk Pejabat Megara dan Tamu Negara.

d. Mengatur pelaksanaan pengamanan Aset Daerah.

e. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tuags-tugas terbagi habis.

f. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.

(19)

h. Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier.

i. Menginventarisasi permasalahan seksi serta mencari alternatif pemecahannya.

j. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan k. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi

dan pertanggungjawaban.

10. Kabid Penegakan Perundang-Undangan Daerah mempunyai tugas :

a. Menyiapkan rencana kegiatan Bidang sebagai bahan penyusunan Program Kerja Satuan Polisi Pamong Praja.

b. Menyusun laporan hasil kegiatan Bidang sebagai bahan penyusunan laporan pertanggungjawaban kinerja Satuan Polisi Pamong Praja. c. Menyiapkan petunjuk teknis penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan

Kepala Daerah.

d. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terkait penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.

e. Menyusun kebijakan penyelidikan dan penyidikan serta penindakan non yustisial terhadap pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.

f. Melaksakan koordinasi dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil serta penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.

g. Melaksanakan pembinaan dan fasilitasi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).

h. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis.

i. Memberikan petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.

j. Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas. k. Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier. l. Menginventarisasi permasalahan bidang Penegakan

Perundang-Undangan Daerah serta mencari alternatif pemecahannya.

(20)

n. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban.

11. Kasi Pendataan dan Deteksi Dini mempunyai tugas :

a. Menyiapkan rencana kegiatan Seksi Pendataan dan Deteksi Dini sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan Bidang Penegakan Perundang-Undangan Daerah.

b. Menyusun laporan hasil kegiatan seksi sebagai bahan penyusunan laporan hasil kegiatan Bidang Penegakan Perundang-Undangan Daerah.

c. Melaksanakan pengumpulan data sebagai informasi dalam upaya deteksi dini terhadap potensi yang mungkin dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan ketentraman masyarakat potensi pelanggaran terhadap Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah serta dalam rangka perlindungan masyarakat.

d. Melakukan koordinasi dengan petugas deteksi dini dan lembaga lain untuk kepentingan data dan informasi yang lebih akurat.

e. Melakukan pengawasan dan evaluasi kinerja anggota deteksi dini. f. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang

telah ditetapkan agar tugas-tuags terbagi habis.

g. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.

h. Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas. i. Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier. j. Menginventarisasi permasalahan seksi Pendataan dan Deteksi Dini serta

mencari alternatif pemecahannya.

k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan. l. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi

(21)

12. Kasi Pembinaan dan Pengawasan mempunyai tugas :

a. Menyiapkan rencana kegiatan Seksi Pembinaan dan Pengawasan sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan Bidang Penegakan Perundang-Undangan Daerah.

b. Menyusun laporan hasil kegiatan Seksi sebagai bahan penyusunan laporan hasil kegiatan Bidang Penegakan Perundang-Undangan Daerah.

c. Menyiapkan petunjuk teknis pembinaan dan pengawasan terkait penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.

d. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap masyarakat, aparatur atau badan hokum agar mematuhi dan mentaati Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.

e. Mengadakan Koordinasi dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan dengan instansi terkait.

f. Mengadakan pencatatan dan pemantauan kembali hasil pembinaan dan pengawasan.

g. Menbagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis.

h. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.

i. Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas. j. Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier. k. Menginventarisasi permasalahan Seksi Pembinaan dan Pengawasan

serta mencari alternatif pemecahannya.

l. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan. m.Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi

dan pertanggungjawaban.

13. Kasi Lidik dan Penindakan mempunyai tugas :

a. Menyiapkan rencana kegiatan Seksi Lidik dan Penindakan sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan Bidang Penegakan Perundang-Undangan Daerah.

(22)

b. Menyusun laporan hasil kegiatan Seksi sebagai bahan penyusunan laporan hasil kegiatan Bidang Penegakan Perundang-Undangan Daerah. c. Menyiapkan petunjuk teknis Lidik dan Penindakan

d. Melaksanakan tindakan Lidik dan Penindakan terhadap warga masyarakat, aparatur atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah dan atau Peraturan Kepala Daerah. e. Menyiapkan bahan pembinaan dan fasilitas Penyidik Pegawai Negeri

Sipil (PPNS).

f. Mengadakan koordinasi pelaksanaan Lidik dan Penindakan dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, PPNS dan atau aparatur lainnya.

g. Melaksanakan kegiatan penertiban non yustisial terhadap warga masyarakat, aparatur atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah dan atau Peraturan Kepala Daerah.

h. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis.

i. Memberikan petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.

j. Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas. k. Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier. l. Menginventarisasi permasalaha Seksi Lidik dan Penindakan serta

mencari alternatif pemecahannya.

m.Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan. n. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi

dan pertanggungjawaban.

14. Kabid Perlindungan Masyarakat dan Sumber Daya Aparatur mempunyai tugas :

a. Menyiapkan rencana kegiatan Bidang Perlindungan Masyarakat dan Sumber Daya Aparatur sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan Bidang Perlindungan Masyarakat dan Sumber Daya Aparatur.

(23)

b. Menyusun laporan hasil kegiatan Bidang Perlindungan Masyarakat dan Sumber Daya Aparatur sebagai bahan penyusunan laporan hasil pertanggungjawaban kinerja Satuan Polisi Pamong Praja.

c. Mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas bawahan sesuai dengan bidangnya masing-masing.

d. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan kepada bawahan.

e. Menyiapkan petunjuk teknis penyiapan, pembekalan dan keterampilan warga masyarakat dibidang penangan bencana guna mengurangi dan memperkecil akibat bencana.

f. Melaksanakan kebijakan perlindungan masyarakat.

g. Menghimpun/Membina/Menggerakan Satuan Tugas Perlindungan Masyarakat di wilayah Kabupaten Tabanan.

h. Pembinaan dan Penyiapan Sumber Daya Aparatur Satuan Polisi Pamong Praja.

i. Memfasilitasi dan pemberdayaan kapasitas penyelenggaraan perlindungan masyarakat.

j. Menciptakan pengamanan swakarsa dan berperan aktif menjaga keamanan dan ketertiban Pemilu dan Pemilukada.

k. Mengevalusi dan mempertanggung jawabkan hasil kerja bawahan. l. Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier. m.Menginventarisasi permasalah Bidang Perlindungan Masyarakat dan

Sumber Daya Aparatur serta mencari alternatif pemecahannya. n. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan. o. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi

dan pertanggungjawaban.

15. Kasi Bina Potensi Linmas dan Pengerahan Linmas mempunyai tugas : a. Menyiapkan rencana kegiatan Seksi Bina Potensi Linmas dan

Pengerahan Linmas sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan Bidang Perlindungan Masyarakat dan Sumber Daya Aparatur.

(24)

b. Menyusun laporan hasil kegiatan Seksi sebagai bahan penyusunan laporan hasil kegiatan Bidang Perlindungan Masyarakat dan Sumber Daya Aparatur.

c. Mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas bawahan sesuai dengan bidangnya masing-masing.

d. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan kepada bawahan.

e. Memeriksa hasil kerja bawahan.

f. Menyiapkan program perlindungan masyarakat.

g. Menyiapkan dan melaksanakan bimbingan teknis untuk tenaga Linmas. h. Menyusun program fasilitas pelaksanaan perlindungan masyarakat. i. Mengerahkan kader Linmas dalam rangka ketentraman dan ketertiban

masyarakat dan tugas-tugas kemasyarakatan lainnya.

j. Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier. k. Menginventarisasi permasalah Seksi Bina Potensi Linmas dan

Pengerahan Linmas serta mencari alternatif pemecahannya.

l. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan. m.Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi

dan pertanggungjawaban.

16. Kasi Pendataan dan Monitoring mempunyai tugas :

a. Menyiapkan rencana kegiatan Seksi Pendataan dan Monitoring sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan Bidang Perlindungan Masyarakat dan Sumber Daya Aparatur.

b. Menyusun laporan hasil kegiatan Seksi sebagai bahan penyusunan laporan hasil pertanggungjawaban kinerja Satuan Polisi Pamong Praja. c. Mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas

bawahan sesuai dengan bidangnya masing -masing.

d. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan kepada bawahan.

(25)

g. Mengkordinir anggota Linmas dalam menghadapi suatu bencana. h. Membantu merehabilitasi obejek yang terkena bencana.

i. Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier. j. Menginventarisasi permasalah Seksi Pendataan dan Monitoring serta

mencari alternatif pemecahannya.

k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan. l. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi

dan pertanggungjawaban.

17. Kasi Sumber Daya Aparatur Pol PP & Tindak Internal mempunyai tugas : a. Menyiapkan rencana kegiatan Seksi Sumber Daya Aparatur Pol PP

sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan Bidang Perlindungan Masyarakat dan Sumber Daya Aparatur.

b. Menyusun laporan hasil kegiatan Seksi sebagai bahan penyusunan laporan hasil pertanggungjawaban kinerja Satuan Polisi Pamong Praja. c. Mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas

bawahan sesuai dengan bidangnya masing-masing.

d. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan kepada bawahan.

e. Meyiapkan petunjuk teknis peningkatan Sumber Daya Manusia Satuan Polisi Pamong Praja.

f. Merencanakan kebutuhan pendidikan dan pelatihan serta evaluasi dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia Satuan Polisi Pamong Praja.

g. Melaksanakan kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia.

h. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap anggota dan staf Sat Pol PP dalam melakukan oprasional di lapangan.

i. Memberikan teguran kepada anggota dan staf Sat Pol PP dalam rangka menegakan disiplin dan Kode Etik Sat Pol PP.

(26)

k. Menginventarisasi permasalah Seksi Sumber Daya Aparatur Pol PP serta mencari alternatif pemecahannya.

l. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan. m.Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi

dan pertanggungjawaban.

18. Kabid Penggulangan Kebakaran mempunyai tugas :

a. Menyiapkan rencana kegiatan Bidang Penanggulangan Pemadam Kebakaran sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan Bidang Penggulangan Pemadam Kebakaran.

b. Menyusun laporan hasil kegiatan Bidang Penanggulangan Pemadam Kebakaran sebagai bahan penyusunan laporan pertanggungjawaban kinerja Satuan Polisi Pamong Praja.

c. Menyusunan rencana program dan kegiatan di lingkup pemadaman kebakaran.

d. Melaksanakan urusan pemadam kebakaran.

e. Menyusun petunjuk teknis di Bidang Penggulangan Kebakaran. f. Melaksanakan penanggulangan dan pencegahan kebakaran.

g. Melaksanakan pelatihan dan peningkatan sumber daya manusia bidang penanggulangan kebakaran.

h. Melaksanakan monitoring dan evaluasi Bidang Pelanggulangan Kebakaran.

i. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan pedoman kerja yang telah ditetapkan agar tugas-tugas terbagi habis.

j. Memberi petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku.

k. Membimbing, mengarahkan bawahan dalam pelaksanaan tugas. l. Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier. m.Menginventarisasi permasalah Bidang Penanggulangan Kebakaran serta

mencari alternatif pemecahannya.

(27)

o. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban.

19. Kasi Pencegahan Kebakaran mempunyai tugas :

a. Menyiapkan rencana kegiatan Seksi Pencegahan Kebakaran sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan Bidang Penaggulangan Kebakaran. b. Menyusun laporan hasil kegiatan Seksi Pencegahan Kebakaran sebagai

bahan penyusunan laporan hasil pertanggungjawaban kinerja Satuan Polisi Pamong Praja.

c. Mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas bawahan sesuai dengan bidangnya masing-masing.

d. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan kepada bawahan.

e. Melaksanakan sebagaian tugas Kepala Bidang Penanggulangan Kebakaran di lingkup pelatihan dan pencegahan kebakaran.

f. Pelaksanaan pelatihan dan pencegahan kebakaran yang meliputi penyuluhan, pelatihan pemadam kebakaran, perencanaan, dan penyusunan.

g. Pelaporan pelaksanaan kegiatan di lingkup pelatihan dan pencegahan kebakaran.

h. Sosialisasi penanggulangan bencana. i. Pembinaan kesiapsiagaan masyarakat. j. Berkoordinasi dengan instansi terkait.

k. Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier. l. Menginventarisasi permasalah Seksi Pencegahan Kebakaran serta

mencari alternatif pemecahannya.

m.Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan. n. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi

(28)

20. Kasi Pemadam Kebakaran mempunyai tugas :

a. Menyiapkan rencana kegiatan Seksi Pemadaman Kebakaran sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan Bidang Penaggulangan Kebakaran. b. Menyusun laporan hasil kegiatan Seksi Pemadam Kebakaran sebagai

bahan penyusunan laporan hasil pertanggungjawaban kinerja Satuan Polisi Pamong Praja.

c. Mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas bawahan sesuai dengan bidangnya masing-masing.

d. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan kepada bawahan.

e. Memeriksa hasil kerja bawahan.

f. Melaksanakan sebagaian tugas Kepala Bidang Penanggulangan Kebakaran di lingkup pemadaman kebakaran.

g. Pengumpulan data di lingkup pemadaman dan penanggulangan kebakaran.

h. Pelaksanaan pemadaman dan penanggulangan kebakaran yang meliputi penyiapan perumusan kebijakan dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan pemadaman dan penanggulangan kebakaran.

i. Pelaporan pelaksanaan kegiatan di lingkup pemadaman dan penanggulangan kebakaran.

j. Penyelidikan sebab kebakaran.

k. Pengujian bahan dan peralatan proteksi kebakaran.

l. Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier. m.Menginventarisasi permasalah Seksi Pemadam Kebakaran serta

mencari alternatif pemecahannya.

n. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan. o. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi

(29)

21. Kasi Perawatan Sarana dan Prasarana mempunyai tugas :

a. Menyiapkan rencana kegiatan Seksi Perawatan Sarana dan Prasarana sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan Bidang Pemadam Kebakaran.

b. Menyusun laporan hasil kegiatan Seksi Perawatan Sarana dan Prasarana sebagai bahan penyusunan laporan hasil pertanggungjawaban kinerja Satuan Polisi Pamong Praja.

c. Mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas bawahan sesuai dengan bidangnya masing-masing.

d. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan kepada bawahan.

e. Memeriksa hasil kerja bawahan.

f. Melaksanakan sebagaian tugas Kepala Bidang Penanggulangan Kebakaran di lingkup perawatan sarana dan prasaran pemadam kebakaran.

g. Pemeriksaan memelihara dan menyiagakan sarana prasarana pemadam kebakaran.

h. Menyiapkan air dan bahan-bahan lain dalam rangka pemadaman dan penanggulangan kebakaran.

i. Menilai hasil kerja bawahan sebagai bahan pengembangan karier. j. Menginventarisasi permasalah Seksi Perawatan Sarana dan Prasarana

serta mencari alternatif pemecahannya.

k. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan perintah atasan. l. Membuat laporan hasil kegiatan kepada atasan sebagai bahan informasi

dan pertanggungjawaban.

D.Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan

Memiliki tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan didukung oleh 286 (dua ratus delapan puluh enam) orang pegawai terdiri dari 123 (seratus dua puluh tiga) orang Pegawi Negeri Sipil, 3 (tiga) orang Tenaga Harian Daerah, 160 (seratus enam puluh) Tenaga Kontrak.

(30)

Jumlah pegawai yang ada pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten sesuai dengan daftar urut kepangkatan adalah sebagai berikut :

No Pangkat / Golongan Jumlah

(orang) 1 2 3 4 5 6 Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I

Tenaga Harian Daerah Tenaga Kontrak 8 23 90 2 3 160 Jumlah 286

Berdasarkan daftar tersebut diatas dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (struktur organisasi) dan tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan terdiri dari 62 staf dan 124 anggota Satuan Polisi Pamong Praja dan 100 Petugas Pemadam Kebakaran. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan sebagai salah satu lembaga tekhnis daerah mewakili struktur organisasi yang terdiri dari 1 (satu) Kepala Satuan, 1 (satu) Sekretaris, 4 (empat) Kepala Bidang, 3 (tiga) Sub Bagian dan 8 (delapan) Kepala Seksi yaitu :

1. Kepala Satuan Polisi Pamog Praja 2. Sekretaris Satuan Polisi Pamog Praja

3. Kepala Bidang Penegakan Perundang-Undangan Daerah

4. Kepala Bidang Ketertiban Umum Dan Ketentraman Masyarakat 5. Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat dan SDA Pol PP 6. Kepala Bidang Penanggulangan Kebakaran

7. Kepala Subbagian umum dan Kepegawaian 8. Kepala Subbagian Keuangan

9. Kepala Subbagian Perencanaan dan Pelaporan 10. Kepala Seksi Pengendalian Masyarakat 11. Kepala Seksi Kerjasama

(31)

14. Kepala Seksi Pembinaan dan Pengawasan 15. Kepala Seksi Lidik dan Penindakan

16. Kepala Seksi Bina Potensi Linmas dan Pengerahan Linmas 17. Kepala Seksi Bina Pendataan dan Monitoring

18. Kepala Seksi Sumber Daya Aparatur Pol PP dan Tindak Internal 19. Kepala Seksi Pencegahan Kebakaran

20. Kepala Seksi Pemadam Kebakaran

(32)

Struktur organisasi pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan termasuk organisasi garis dan staf dengan bagan susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2016 dan Perbup Nomor 52 Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TABANAN

(33)

E.Gambaran Umum Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan

Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan ditetapkan dengan Perda No 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja mengalami perubahan kelembagaan menjadi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten Tabanan yang merupakan unsur pelaksana tekhnis di bidang ketentraman dan ketertiban masyarakat yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Bupati.

Adapun tugas pokok Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang Ketentraman dan Ketertiban umum dan sub urusan Kebakaran.

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan dipimpin oleh seorang Kepala Satuan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekda dan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan dalam bidang penegakan hukum peraturan daerah, keamanan, ketertiban dan perlindungan masyarakat

Dengan adanya Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan, tergambar dengan jelas pucuk pimpinan pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan dipimpin oleh seorang Kepala Satuan yang disebut Kepala Satuan Polisi Pamong Praja membawahi 1 (satu) Sekretaris, 4 (empat) Kepala Bidang, 3 (tiga) Sub Bagian dan 12 (dua belas) Kepala Seksi. Kedudukan Satuan Polisi Pamong Praja berada di Jl. Debes No. 20 Tabanan.

(34)

F.Penentuan Isu-isu Strategis

Isu-isu strategis yang dihadapi oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan tahun 2016-2021 yaitu :

1. Masih adanya potensi gangguan ketentraman dan ketertiban umum 2. Masih maraknya pelanggaran Perda dan Perkada

3. Belum optimalnya petugas Linmas

4. Kurang optimalnya pelayanan pemadam kebakaran 5. Belum optimalnya sumber daya aparatur Sat Pol PP

G.Sistematika Penyajian

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini memberikan penjelasan mengenai pencapaian kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan Tahun 2019. Capaian kinerja (Performance Result) tahun 2019 tersebut diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (Performance Agreement) tahun 2019 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan teridentifikasinya sejumlah celah kinerja (Performance Gap) bagi perbaikan kinerja dimasa datang. Sistematika Penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Satuan Polisi Pamong Praja Kabupeten Tabanan tahun 2019 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja. Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan, sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan: pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan .

Bab II : Perencanaan Kinerja: menjelaskan secara ringkas dokumen perencanaan yang menjadi dasar pelaksanaan program, kegiatan

(35)

Kabupaten Tabanan tahun 2016-2021 dan uraian ringkasan /ringkasan Perjanjian Kinerja Tahun 2019

Bab III : Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian kinerja tahun 2019, dikaitkan dengan pertanggungjawaban terhadap pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2019 yang meliputi :

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun 2019;

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2019 dengan tahun 2018;

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2019 dengan target jangka memengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan;

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun 2019 dengan standar nasional (jika ada);

5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan;

6. Analisis atas afisiensi penggunaan sumber daya;

7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

B. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan sesuai dengan Perjanjian Kinerja.

(36)

Bab IV : Penutup, menjelaskan simpulan umum atas capaian kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan serta langkah-langkan di masa mendatang yang akan dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan untuk meningkatkan kinerja

Lampiran:

1) Perjanjian Kinerja;

(37)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A.RENCANA STRATEGIS

Dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi di Negara kita yang menyangkut segala segi kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Perubahan-perubahan tersebut menyangkut segi kepatuhan kepada hukum, hidup secara berkeadilan, rasa aman, kehidupan politik, dan ekonomi serta kehidupan berbudaya.

Adanya perubahan-perubahan tersebut pada akhirnya menimbulkan desakan reformasi yang menuntut suatu kepemerintahan yang baik, akuntabel dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotis (KKN) agar bersaing dalam kompetensi global saat ini.

Perubahan yang terjadi juga berimplikasi pada struktur organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan dimana dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan, sehingga membawa perubahan pada struktur organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan dimana sebelum perda Nomor 13 Tahun 2016 dan Perbup Nomor 52 Tahun 2016 ini diterbitkan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan masih berupa Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dengan tipe “C” yang dikepalai oleh kepala kantor dengan eselon IIIa. Dengan lahirnya Perda Nomor 13 Tahun 2016 dan Perbup Nomor 52 Tahun 2016 ini Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan naik tipe menjadi tipe “A” yang dikepalai seorang Kepala Satuan dengan eselon II. Perubahan tersebut membuat struktur organisasi Satuan Polisi Pamong Praja lebih gemuk dengan satu sekretaris, empat bidang, 3 (tiga) sub bagian dan 12 (dua belas) Kepala Seksi dengan uraian tugas yang lebih luas. Dengan naiknya tipe Satuan Polisi Pamong Praja ditambah dengan uraian tugas dalam bidang Penanggulangan Kebakaran yang

(38)

sebelumnya tugas bidang Penanggulangan Kebakaran ini merupakan bagian tugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tabanan.

1. VISI

Dalam rangka melanjutkan upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kualitas pelayanan publik, dan daya saing daerah 5 (lima) tahun ke depan, penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Tabanan akan berlandaskan pada filosofi “Sehati Membangun Negeri”. Filosofi ini sebagai wujud semangat baru dari Visi Tabanan Serasi (jilid I). Adapun makna filosofi “Sehati Membangun Negeri” atau jilid II kepemimpinan Eka-Jaya adalah sebagai berikut:

1. Membangun dilandasi rasa empati, rasa memiliki (sense of belonging) sehingga pembangunan dan hasil-hasilnya adalah milik kita bersama. 2. Membangun dilakukan dengan semangat gotong royong karena diyakini

tidak ada masalah yang berat jika kita pikul bersama-sama.

3. Membangun dengan semangat persaudaraan untuk menumbuhkan rasa bangga sebagai masyarakat Tabanan.

4. Tidak ada sekat perbedaan yang mengurangi nilai persatuan dan kesatuan kita sebagai satu keluarga besar, masyarakat Tabanan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Tabanan 2017 – 2021 yang merupakan tahapan ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) 2006 – 2025 dan kelanjutan dari kepemimpinan yang sama dari periode 5 tahun sebelumnya, tetap mengusung Visi

“TABANAN SERASI”

(SEJAHTERA, AMAN, DAN BERPRESTASI)

Makna Tabanan Sejahtera, Aman, dan Berprestasi dijabarkan secara lebih luas dari makna periode sebelumnya, sehingga menjadi:

 Kata “SERASI” sendiri diartikan sebagai: keselarasan atau keseimbangan atau keharmonisan antara unsur-unsur material – spiritual, fisik – non fisik, kota – desa, intelektual - budi pakerti, laki – perempuan, dan

(39)

lain- SEJAHTERA adalah terwujudnya peningkatan kondisi ekonomi dan daya beli, derajat kesehatan, tingkat pendidikan dan life-skill masyarakat Tabanan sehingga kualitas hidup masyarakat menjadi semakin baik.  AMAN adalah terjaminnya rasa aman masyarakat dan dunia usaha yang

ditandai dengan terciptanya keamanan, ketentraman, dan ketertiban masyarakat dalam pencapaian kesejahteraannya melalui penguatan di bidang hukum, peningkatan mutu pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan (good governance).

 BERPRESTASI adalah terwujudnya rasa bangga sebagai masyarakat Tabanan melalui pencapaian prestasi oleh seluruh pelaku pembangunan di Tabanan di berbagai kencah penggalangan prestasi lingkup regional, nasional atau internasional. Pelaku pembangunan yang dimaksud adalah perempuan dan pemuda, pendidik, paramedis, petani, peternak, nelayan, pengerajin, budayawan, olahragawan, dunia usaha, penyelenggara pemerintahan, sekeha/kelompok tradisional, dan organisasi kemasyarakatan lainnya.

Mengacu pada uraian diatas Sat Pol PP memiliki tanggung jawab dalam rangka mewujudkan Visi Bupati Tabanan yaitu dari aspek AMAN dalam mewujudkan keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat.

2. MISI

Dalam mewujudkan visi Kabupaten Tabanan Satuan Polisi Pamong Praja yang mempunyai tugas untuk menegakkan Perda dan Perkada mempunyai misi :

1. Memelihara, Mengendalikan, Mengawasi Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat.

2. Menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah dengan Meningkatkan sinergitas antar instansi dan komponen masyarakat.

3. Meningkatkan profesionalisme anggota Satlinmas dalam perlindungan masyarakat, pengamanan Pemilu dan Pilkada.

(40)

4. Meningkatkan Sumber daya manusia polisi pamong praja, Damkar dan PPNS dalam upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

5. Menyiapkan regulasi, sarana dan prasarana untuk optimalisasi pelayanan kepada masyarakat.

6. Meningkatkan SDM masyarakat dan pengusaha untuk berpartisipasi dalam penanggulangan bahaya kebakaran.

3. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Tujuan merupakan penjabaran visi dan misi yang lebih spesifik dan terukur sebagai upaya mewujudkan visi dan misi pembangunan jangka menengah.

Sasaran menggambarkan hasil yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Sasaran akan memberikan fokus pada penyusunan kegiatan yang bersifat spesifik, terinci dan dapat diukur dan dicapai.

Untuk mengukur sasaran digunakan indikator sasaran. Terdapat banyak definisi mengenai indikator kinerja. Indikator kinerja ada yang didefinisikan sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang digunakan untuk mengukur input, output ataupun outcome. Indikator juga didefinisikan sebagai alat ukur yang yang digunakan untuk derajat keberhasilan pemerintah dalam mencapai tujuannya. Salah satu definisi lagi menjelaskan bahwa indikator kinerja adalah suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas.

Penetapan tujuan, sasaran dan indikator kinerja ini merupakan langkah yang mutlak agar implementasi dari setiap misi pembangunan daerah dapat dilaksanakan secara terarah, komperehensif, terukur serta efektif dan efisien.

Tujuan dari Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan ditetapkan berdasarkan Visi dan Misi dari Pemerintah Kabuapaten Tabanan. Tujuan akan dijabarkan menjadi sasaran dengan indikator-indikatornya. Tujuan dan Sasaran Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan untuk

(41)

Praja Kabupaten Tabanan tahun 2016-2021. Adapun tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam Renstra Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut :

Tujuan Sasaran

Meningkatkan Akuntabilitas Kinerja

Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Sat Pol PP

Mewujudkan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

Menurunnya gangguan ketentraman dan ketertiban umum

Menurunnya Pelanggaran Peraturan Daerah

Meningkatkan kesiapsiagaan Perlindungan masyarakat

Meningkatkan kesiapsiagaan Pemadam Kebakaran

Meningkatkan Sumber Daya Manusia Polisi Pamong Praja

4. IKU (Indikator Kinerja Utama)

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mewajibkan setiap organisasi pemerintahan menyusun laporan keuangan berbasis kinerja. Dalam penyusunan laporan keuangan berbasis kinerja diperlukan satuan dan ukuran yang disebut dengan Indikator Kinerja. Perkembangan Indikator Kinerja diawali sejak terbitnya Inpres nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas kinerja Instansi pemerintah sebagaimana telah diganti dengan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan, hingga terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaran Pemerintah Daerah.

Berbagai devinisi tentang indikator sering menyebabkan kesulitan dalam menyusun laporan keuangan daerah. Secara umum ada dua kelompok indikator kinerja. Kelompok pertama dikenal dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK), kelompok kedua dinamakan Indikator Kinerja Utama (IKU).

(42)

IKK lahir sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah nomor 6 Tahun 2008 tentang pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, sedangkan IKU lahir sebagaimana amanat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor PER/09/M.PAN/5/2008 tanggal 31 Mei 2007 tentang pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama.

Terdapat banyak devinisi mengenai Indikator Kinerja. Indikator Kinerja ada yang didevinisikan sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang digunakan untuk mengukur output atau outcome. Indikator Kinerja juga didevinisikan sebagi alat ukur yang digunakan untuk derajat keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Definisi lain menjelaskan bahwa Indikator Kinerja adalah salah satu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator Kinerja adalah ukuran yang menjelaskan mengenai kinerja, hak-hal yang direncanakan akan menjadi kinerja suatu organisasi akan diukur keberhasilannya menggunakan Indikator kinerja. Indikator Kinerja dapat terdiri dari angka dan satuannya. Angka menjelaskan mengenai nilai (berapa) dan satuannya memberikan arti dari nilai tersebut (apa).

Dalam mengukur keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan pemerintahan, perlu memperhatikan Indikator Kinerja utama (IKU). IKU yang sering pula disebut Key performance indikator. Dalam ketentuan umum Pereturan Menteri negara pendayagunaan Aparatur negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama disebutkan Kinerja Instansi pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan peraturan Menteri negara Pendayagunaan Aparatur negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 setiap unit kerja mandiri wajib menyusun Indikator Kinerja Utama.

IKU ditetapkan dan merupakan acuan ukuran kinerja yang dipergunakan oleh Pemerintah Kabupaten dan masing-masing SKPD. IKU

(43)

menyusun Rencana kerja dan Anggaran (RKA), menyusun dokumen Perjanjian Kinerja, menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) serta melakukan evalusi penyampaian kinerja sesuai dengan dokumen rencana pembangunan.

Pemilihan Indikator Kinerja pada pemerintah Kabupaten/kota menggunakan Indikator Kinerja pada tingkat outcome dan menggambarkan keberhasilan bersama dari beberapa unit kerja yang ada di lingkungan instansi pemerintah tersebut, dengan kata lain, pemilihan Indikator Kinerja pada pemerintah daerah bukan sekedar gabungan dari berbagai Indikator Kinerja pada unit kerja pendukungnya. Berikut ini Indikator Kinerja pada Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan yaitu:

SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Sat Pol PP

Persentase Administrasi Perkantoran yang Mendukung Kelancaran Tugas dan Fungsi PD

Menurunnya gangguan

ketentraman dan ketertiban umum

Persentase Menurunnya Jumlah Gangguan Kantrantibmas Menurunnya Pelanggaran

Peraturan Daerah

Persentase Jumlah pelanggaran Perda dan Perkada yang dapat ditertibkan Meningkatkan kesiapsiagaan

Perlindungan masyarakat Persentase Linmas siap siaga Meningkatkan kesiapsiagaan

Pemadam Kebakaran

Presentase pengaduan kebakaran yang dapat ditangani sesuai SOP Meningkatkan Sumber Daya

Manusia Polisi Pamong Praja

Persentase ASN yang mengikuti diklat teknis

B.Perjanjian Kinerja Tahun 2019

Perjanjian Kinerja merupakan amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan yang dijabarkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan. Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang

(44)

dikelolanya. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk : Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah, Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur dan sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.

Perjanjian Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tabanan tahun 2019 adalah sebagai berikut :

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target

Program / Kegiatan Anggaran (Rp.) Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Sat Pol PP

Nilai LKjIP Nilai A Program

Pelayanan Administrasi Perkantoran Penunjang Administrasi Perkantoran 3.499.084.200 Program Peningkatan Sarana dan Sarana Aparatur Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor 41.000.000 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan Penyusunan Renstra, Renja dan Lakip 1.939.300 Pendataan Aset 2.933.000

(45)

Menurunnya gangguan ketentraman dan ketertiban umum Persentase Menurunnya Jumlah Gangguan Kantrantibmas 100% Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Patroli Dalam Rangka Ketentraman dan Ketertiban Umum 63.510.000 Pasukan Pengamanan Pimpinan (PASPAMPIN) 156.875.250 Peringatan HUT Sat Pol PP dan Jambore Sat Pol PP tingkat Nasional 61.295.000 Operasi Sapu Jagat 32.000.000 Menurunnya Pelanggaran Peraturan Daerah Persentase Jumlah pelanggaran Perda dan Perkada yang dapat ditertibkan 100% Program Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Operasi Yustisi 30.675.500 Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan Perda dan Perkada 19.779.500 Pendataan dan Deteksi Dini 11.244.000 Meningkatkan Kesiapsiagaan Perlindungan Masyarakat Persentase

Linmas siap siaga

7,5% Program Kesiapsiagaan Masyarakat Pembinaan Hansip / Linmas 56.424.800 Mendata dan monitoring kegiatan perlindungan masyarakat 8.247.800

(46)

Meningkatkan kesiapsiagaan Pemadam Kebakaran Presentase pengaduan kebakaran yang dapat ditangani sesuai SOP 100% Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pemadam Kebakaran Beserta Kelengkapannya 104.000.000 Operasional Pemadam Kebakaran 104.093.750 Pencegahan Penanggulangan Bahaya Kebakaran 15.314.000 TOTAL 4.208.416.100

Referensi

Dokumen terkait

Tempurung lutut dibuat dari paduan CoCrMo yang dimodifikasi dengan penambahan unsur nitrogen dengan tujuan menekan pertumbuhan fasa ε dan fasa σ , yang bersifat getas

Ketika derajat dari binary relasional adalah m:n ketiga relasi ini yang diminta tersebut disimpan sebagai data, tanpa memperhatikan kelas keanggotaan dari mas- ing-masing entitas

Berdasarkan data Tabel 1, menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja pada kegiatan usahatani kentang dan kubis yang dilakukan oleh petani binaan lebih

Pada dasarnya sistem sumbangan ini merupakan suatu bentuk aktifitas tolong menolong dari masyarakat yang berupa bantuan baik berupa benda maupun biaya (uang) untuk pihak yang

Keberhasilan siswa belajar tidak hanya bergantung pada (presentasi) mengajar, tetapi juga pada susunan bahan dan aktivitas belajar siswa. Presentasi dalam pengajaran

Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “Yamaha” Di Surakarta (skripsi). Universitas

[r]

Berdasarkan hasil evaluasi kestabilan lereng menggunakan software Geostudio 2012 Slope/W, maka didapatkanlah hasil nilai faktor keamanan pada lereng untuk side wall